SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Diajukan Oleh :
Anike Dwi Noviantaka 0713010078/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Pada Koperasi Kelompok Tani (Studi Kasus Pada Koperasi Kelompok Tani Di Kabupaten Nganjuk- Jawa Timur)” dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur.
diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.
6. Kedua Orang tua, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas semua do’a, dukungan baik dalam hal materil ataupun non materil yang diberikan kepada saya.
7. Orang yang sangat spesial Angga Mulia yang telah memberikan waktu, perhatian, kasih sayang dan kesabaran nya sehingga skripsi ini bisa selesai tepat pada waktunya.
8. Teman-teman kuliah, kost yg tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan yang sangat besar untuk saya.
Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surabaya, Mei 2011
DAFTAR ISI... iii
DAFTAR GAMBAR... .. vii
DAFTAR TABEL... . viii
DAFTAR LAMPIRAN... . ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 13
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi ... 13
2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 13
2.2.1.2. Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi 15 2.2.1.3. Model Sistem Informasi Akuntansi ... 18
2.2.1.4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... 20
2.2.1.8. Para Pemakai Informasi Akuntansi ... 25
2.2.1.9. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi ... 28
2.2.2. Komunikasi Pemakai ... 30
2.2.2.1. Pengertian Komunikasi ... 30
2.2.2.2. Pentingnya Komunikasi ... 31
2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi ... 32
2.2.3. Partisipasi Pemakai ... 34
2.2.3.1. Pengertian Partisipasi ... 35
2.2.3.2. Cara Meningkatkan Partisipasi ... 35
2.2.4. Kompleksitas Sistem ... 36
2.2.4.1. Definisi Kompleksitas Sistem ... 36
2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem ... 37
2.2.5. Struktur Organisasi ... 38
2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi ... 38
2.2.5.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi ... 38
2.2.6. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 40
2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi .... 40
2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi ... 41
3.1.1. Definisi Operasional ... 46
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 49
3.2. Teknik Pengukuran Sampel ... 50
3.2.1. Populasi ... 50
3.2.2. Sampel... 50
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 51
3.3.1. Jenis Data dan Sumber Data ... 51
3.3.2. Metode Pengumpulan Data ... 51
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 52
3.4.1. Uji Validitas ... 52
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 53
3.4.3. Uji Normalitas ... 53
3.5. Teknik Analisis ... 54
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 54
3.5.2. Uji Hipotesis ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 59
4.1.1. Sejarah Singkat ... 59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
4.2.4. Tabulasi Jawaban Responden Variabel
Kompleksitas Sistem (X3) ... 65
4.2.5. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Struktur Organisasi (X4) ... 66
4.2.6. Tabulasi Jawaban Responden Variabel Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 68
4.3. Analisis dan Uji Hipotesis ... 69
4.3.1. Uji Validitas ... 69
4.3.2. Uji Reliabilitas ... 73
4.3.3. Uji Normalitas ... 73
4.3.4. Uji Asumsi Klasik ... 75
4.3.5. Analisis dan Uji Hipotesis ... 78
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82
4.4.1. Pembahasan dan Implikasi ... 82
4.4.2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan ... 84
4.4.3. Keterbatasan Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 87
5.2. Saran ... 88
TABEL 4.3. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X1) ... 62
TABEL 4.4. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X2) ... 64
TABEL 4.5. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X3) ... 65
TABEL 4.6. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (X4) ... 67
TABEL 4.7. : Tabulasi jawaban responden pada indikator (Y) ... 68
TABEL 4.8. : Hasil uji validitas (X1) ... 70
TABEL 4.9. : Hasil uji validitas (X2) ... 70
TABEL 4.10. : Hasil uji validitas (X3) ... 71
TABEL 4.11. : Hasil uji validitas (X4) ... 72
TABEL 4.12. : Hasil uji validitas (Y) ... 72
TABEL 4.13. : Hasil uji Reliabilitas ... 73
TABEL 4.14. : Hasil uji Normalitas ... 74
TABEL 4.15. : Hasil Nilai VIF (Variance Inflation Factor) ... 76
TABEL 4.16. : Uji Heteroskedasitas dengan Korelasi Rank Spearman ... 77
TABEL 4.17. : Hasil Uji F ... 79
Pemakai (X1), Partisipasi Pemakai (X2), Kompleksitas Sistem (X3), Struktur Organisasi (X4), dan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
LAMPIRAN 3 : Hasil Uji Validitas LAMPIRAN 4 : Hasil Uji Reliabilitas LAMPIRAN 5 : Hasil Uji Normalitas
LAMPIRAN 6 : Hasil Regresi Linear Berganda dengan Asumsi Klasik dan Uji Heteroskedastisitas
Oleh :
Anike Dwi Noviantaka
Abstraksi
Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk. Fenomena yang terjadi pada saat ini di Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk adalah bahwa sistem informasi akuntansi yang ada Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk sudah terkomputerisasi namun belum secara maksimal penggunaanya. Dalam aktivitas tertentu masih menggunanakan proses manual. Sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi pemakai,partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur organisasi berpengaruh terhadap pengguanaan Sistem Informasi Akuntansi
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu 39 koperasi kelompok tani di Kabupaten Nganjuk. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik pengukuran semantic differential scale dengan jenjang 1 - 7. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling
adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh Komunikasi pemakai (X1), Partisipasi pemakai (X2), Kompleksitas sistem (X3) dan Struktur Organisasi (X4) terhadap Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) koperasi kelompok tani di Kabupaten Nganjuk, yang akan diuji dengan menggunakan program SPSS 13.0, dengan analisis persamaan regresi linier berganda dan tingkat signifikansi 5%.
Perekonomian di Jawa Timur mempunyai andil yang cukup besar
terhadap perkembangan ekspor nasional rata-rata berkisar USD 5 milyar dengan
kontribusi 11 % - 12 % dari ekspor nasional. Melalui kapasitas industri besar,
menengah dan kecil yang tersedia cukup besar maka suatu saat Jawa Timur
menjadi bias jaringan inter provinsi yang bisa memberikan sumbangan terbesar
setelah ekspor non migas. Tidak berlebihan Jawa Timur bisa memberi akses ke
seluruh provinsi terhadap barang-barang yang dihasilkan pelaku bisnis sektor riil
dan non formal (seperti : sektor hortikultura, perikanan, pertanian, perkebunan
dan kerajinan). Perubahan-perubahan dalam masyarakat sebagian disebabkan
pengaruh pembangunan nasional. Pada hakekatnya pembangunan nasional
merupakan pembangunan manusia indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat indonesia. Hal ini berarti harus ada keselarasan, keserasian,
keseimbangan, dan kebulatan yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan
dan menuntut perusahaan untuk berubah dengan cepat,misalnya sistem
informasi di suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menetukan
kinerja sistem informasi akuntansi tersebut. Suatu sistem informasi akan
berkembang selama masa hidup suatu perusahaan, artinya suatu informasi yang
baru (atau paling tidak telah ditingkatkan mutu secara besar-besaran) akan
Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan nama
sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan
(data) menjadi keluaran (informasi) untuk mencapai sasaran perusahaan dan
fungsi sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat
bantu pencapai tujuan melalui penyediaan informasi. Sebagian besar manajer
saat ini menyadari bahwa mereka membutuhkan informasi yang relevan dan
tepat waktu untuk mengambil keputusan yang tepat, namun di beberapa
perusahaan merasa suatu informasi keuangan yang disediakan oleh sistem
informasi akuntansi perusahaanya tidak lagi memadai untuk memenuhi
kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa suatu sistem informasi
akuntansi adalah komoditas vital yang harus dimiliki oleh perusahaan. Oleh
sebab itu kesuksesan suatu sistem informasi akuntansi perusahaan sangat
tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem informasi akuntansi, pemakai,
sponsor, dan customer.
Secara umum, SIA mencakup elemen-elemen pengolahan komputer
dimana kompleksitas pengolahan dengan komputer yang selalu meningkat.
Misalnya : pada tahun 1960-an awal dikenalkanya komputer, banyak perusahaan
yang menggantikan sistem manual sengan sistem pengolahan batch (batch
processing system). Selanjutnya pada tahun 1970-an, banyak perusahaan yang
menggantikan sistem batch ini dengan sistem yang lebih kompleks, yang dikenal
dengan on-line processing system dan real time processing, atau dengan
kebijakan pengurangan biaya peralatan secara terus-menerus hampir semua
perusahaan menggunakan mikro komputer. Sampai sekarang penerapan dari
berbagai peralatan canggih tersebut telah menjadi hal yang wajar dalam sistem
informasi akuntansi semua perusahaan.
Revolusi ini juga disebabkan oleh adanya perubahan secara radikal
dalam rancangan aktivitas produksi dari berbagai organisasi, misalnya metode
produksi dengan bantuan komputer (computer aided Manufacturing = CAM).
Teknologi komputer juga mempengaruhi sistem pengendalian atas
bekerjanya sebuah sistem. Mungkin banyak orang menduga bahwa manipulasi
tidak akan terjadi dalam perusahaan yang menggunakan komputer sebagai alat
bantu dalam pemrosesan data. Namun beberapa sumber mengatakan manipulasi
komputer merupakan industri baru yang berkembang pesat bagaikan jamur di
musim hujan. Dengan alasan ini secara umum diperlukan suatu tambahan
pertimbangan dalam menentukan risiko pengendalian. Pertimbangan yang
patutu diperhatikan adalah pengendalian komputer, yang meliputi; pengendalian
umum dan pengendalian aplikasi.
Ada beberapa alasan mengapa pengendalian merupakan hal pokok dalam
sistem informasi yang mengandalkan komputer. Pertama, terdapat gejala bahwa
manajemen semakin sadar sepenuhnya terhadap informasi dari sistem yang
diolah dengan komputer, kecermatan dan kehandalan laporan merupakan fungsi
pengendalian dalam pengolahan data. Kedua, meningkatnya sumber daya yang
demikian proses pengendalian semakin diperlukan untuk memperoleh kepastian
bahwa sumber daya-sumberdaya tersebut telah digunakan secara efektif. Ketiga,
kemungkinan timbulnya permasalahan pengendalian dalam sistem yang
menggunakan komputer demikian besar. Di samping itu banyak bukti yang
menunjukan kelemahan sistem pengendalian dalam perusahaan dewasa ini.
Kemajuan teknologi mempunyai pengaruh yang berarti terhadap
akuntan (external auditor). Misalnya: dengan sistem informasi akuntansi yang
semakin kompleks ini, proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang
dahulu (dalam sistem manual) memerlukan waktu yang lebih lama, dalam sistem
yang baru (yang menggunakan komputer) pekerjaan pemeriksaan menjadi lebih
singkat dan mudah, karena telah terkonsentrasi dalam program komputer.
Berkas (file) yang dahulu disimpan dalam file cabinet, sekarang telah
dikomputerisasikan dan tidak mudah dibaca oleh sembarang orang (tidak kasat
mata). Akibatnya perubahan lingkungan yang mengikutsertakan penggunaan
komputer ini menimbulkan lingkungan yang asing bagi akuntan, profesi akuntan
telah mengantisipasi untuk mengadakan perkembangan peraltan dan
teknik-teknik pemeriksaan dalam lingkungan sistem yang menggunakan komputer.
Perkembangan koperasi saat ini belum seperti yang diharapkan. Hal ini
karena ada berbagai macam kendala yang dihadapi koperasi. Diantaranya ada
yang bersumber dari luar koperasi antara lain yaitu lingkungan yang
bersangkutan dalam melakukan kegiatan usaha, seperti persaingan dari badan
oleh pengurus koperasi. Badan usaha yang bukan koperasi dengan skala luas
karena mempunyai modal-modal yang besar kualitas daya manusia yang baik.
Sedangkan yang bersumber dari koperasi itu sendiri antara lain kurangnya
tenaga ahli dalam mengelola koperasi, tingkat partisipasi anggota, modal usaha
koperasi yang relatif rendah serta pemasaran hasil usaha.
Pengembangan sistem informasi akuntansi menjadi suatu hal yang sangat
penting. Perkembangan dunia usaha saat ini sudah berkembang pesat di bidang
industri dagang, maupun jasa, telah menimbulkan berbagai macam masalah
yang dihadapi dan harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Dalam hal ini
manajemen dituntut mampu mengelola serta menjalankan perusahaan seefektif
mungkin agar dapat bertahan dalam persaingan dunia usaha, lebih-lebih dalam
menghadapi era globalisasi dewasa ini.
Obyek dalam penelitian ini adalah beberapa Koperasi di desa di
Kabupaten Nganjuk. Koperasi di Kecamatan Bagor di Kabupaten Nganjuk
adalah koperasi yang bergerak di bidang pertanian mempunyai usaha simpan
pinjam dan usaha dagang yang beranggotakan sekelompok orang tani. Sejak
pertama kali didirikan koperasi ini telah memfokuskan dalam bidang usaha
simpan pinjam, dimana hasil dari simpanan para anggota koperasi selain
dipinjamkan kembali juga digunakan untuk usaha dagang atau disebut ”usaha
toko”. Selain itu kegiatan koperasi ini juga menimbun hasil panen dan apabila
dibutuhkan bisa dipinjamkan. Dari hasil observasi diketahui bahwa sistem
maksimal penggunaanya. Dalam aktivitas tertentu masih menggunanakan proses
manual. Sehingga kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi tidak terwujud
selain itu juga kurang diperhatikan faktor lain seperti komunikasi
pemakai,partisipasi pemakai,kompleksitas sistem dan struktur organisasi.
Kurangnya partisipasi pemakai dalam hal ini adalah karyawan koperasi
nampak dari minimnya penguasaan para karyawan akan sistem informasi
akuntansi yang ada dalam koperasi, sehingga hal tersebut menyebabkan para
karyawan enggan untuk menggunakan sistem informasi akuntansi yang tersedia.
Selain itu kurangnya komunikasi antara pemakai yaitu karyawan dengan
pengembang yaitu pengelola sistem informasi akuntansi dari pihak manajemen
koperasi tersebut. Selain itu kurangnya komunikasi antara pemakai yaitu para
karyawan dengan pengembang sebagai pengelola sistem informasi akuntansi
dari pihak manajemen koperasi menyebabkan pemakai tidak mampu menguasai
dengan baik sistem informasi akuntansi yang telah tersedia sehingga berakibat
menurunya kepuasan pengguna sistem informasi akuntansi. Faktor yang lain
adalah kompleksitas sistem yang disusun oleh pihak pengembang terlalu rumit
untuk dipahami para karyawan sebagai pengguna sehingga berakibat pada
menurunya kepuasan para pengguna sehingga berakibat pada menurunya
kepuasan para pengguna sistem informasi akuntansi di Koperasi tersebut.
Adanya komunikasi pemakai dan partisipsi pemakai dalam
pengembangan sistem informasi akuntansi diharapkan dapat mendesain suatu
(user), selain itu suatu sistem informasi akuntansi yang dipakai harus sesuai
struktur organisasi suatu perusahaan, kesesuaian tersebut dapat mengurangi
kompleksitas sistem sehingga tidak terjadi hambatan dalam pemakaian sistem
informasi akuntansi, maka diusahakan agar sistem tersebut mudah digunakan
dan lebih flexsibel. Karena secanggih apapun sistem yang dibuat, namun dalam
perencanaan sistemnya tidak memperhatikan faktor yang berpengaruh terhadap
kepuasan pemakai, maka dapat dipastikan akan terjadi hambatan-hambatan yang
disebabkan karena ketidaksesuaian antara teknologi yang digunakan dengan
pemakainya.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh komunikasi
pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur organisasi pada Koperasi
desa di Kabupaten Nganjuk, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan masukan dan sebagai pertimbangan untuk meningkatkan usahanya.
Dari latar belakang tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTASI PADA KOPERASI
1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan
masalah yang diajukan adalah sebagai berikut :
“Apakah komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem dan struktur
organisasi berpengaruh terhadap penggunaan Sistem Informasi Akuntansi pada
Koperasi Kelompok Tani di Kabupaten Nganjuk ?”
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan rumusan
masalah adalah sebagai berikut :
Untuk menguji variabel komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas, sistem
dan struktur organisasi berpengaruh terhadap pengguanaan Sistem Informasi
Akuntansi ?
1.3. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat
mengambil manfaat, antara lain :
1. Bagi Koperasi
Sebagai sumber informasi bagi pengurus Koperasi, sehingga dapat
mengupayakan jalan keluarnya serta dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan di masa yang akan datang.
2. Bagi Universitas
Untuk menambah koleksi perbendhaharan pada perpustakaan Universitas
sehingga dapat dipergunakan sebagai tambahan referensi ilmiah bagi peneliti
dengan topik yang berbeda.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan dapat
memecahkan masalah yang ada dalam koperasi dengan berpedoman pada
teori yang diterima di bangku kuliah.
4. Bagi Pembaca
Diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan informasi untuk
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang telah dilakukan oleh pihak terdahulu yang berhubungan
dengan permasalahan dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
masukan antara lain sebagai berikut :
A. Prasid Junaedi (2009)
Judul penelitian :
“Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi
pada koperasi SETIA BHAKTI WANITA “JAWA TIMUR”.
Rumusan masalah :
Apakah keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan
dan pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi
akuntansi.
Hipotesis :
1. Diduga keterlibatan pamakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,
dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan
pendidikan pemakai berpengaruh terhadap kinerja Sistem Informasi
2. Diduga keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi, kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi,
dukungan manajemen puncak, keberadaan program pelatihan dan
pendidikan pemakai berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
Sistem Informasi Akuntansi
Alat uji :
Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian :
1. Terdapat pengaruh secara parsial antara faktor keberadaan program
pelatihan dan pendidikan terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi
2. Adanya pengaruh keberadaan program pelatihan dan pendidikan
pemakai. Terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan
keberadaan program pelatihan dan pendidikan pemakai berdampak
positif bagi perkembangan kualitas karyawan.
B. Vonny ria hartawati (2009)
Judul penelitian :
“Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi
berbasis teknologi pada usaha kecil (UKM)”
Apakah ada pengaruh antara tingkat pendidikan pemilik, pelatihhan yang
diikuti oleh pemilik dan tingkat pemahaman pemilik di bidang informasi
akuntansi berbasis teknologi pada Usaha kecil dan Menengah (UKM)
Alat Uji :
Regresi Linear Berganda dan Asumsi klasik
Hasil penelitian :
1. Terdapat pengaruh secara simultan dan antara variabel Tingkat
Pendidikan Pemilik(X1), pelatihan yang diikuti oleh pemilik(X2) dan
tingkat pemahaman pemilik(X3) di bidang Informasi Akuntansi
berbasis teknologi terhadap penggunaan Informasi Akuntansi
berbasis teknologi (Y)
2. Terdapat pengaruh secara parsial pada variabel Tingkat Pendidikan
Pemilik (X1) dan pelatihan yang diikuti oleh pemilik(X2) tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap Penggunaan Informasi
Akuntansi berbasis Teknologi (Y)
C. Widda Ratna Anggarawati (2009)
Hasil Penelitian :
Faktor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pengembangan sistem
informasi akuntansi pada koperasi “BINA TANI BAMBU RUNCING” di
Rumusan masalah :
Apakah komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas sistem dan struktur
organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap efektifitas
pemakai pada koperasi Bina Tani Bambu Runcing di Probolinggo
Alat uji :
Metode persamaan Regresi Linear Berganda
Hasil penelitian :
1. Hipotesis yang dilakukan dapat diketahui bahwa komunikasi
pemakai-pengembang berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap
efektivitas.
2. Partisipasi pemakai berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap
keefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Richard F.Neuschel yang dikutip oleh Cecil Gillespie (1971 : 2)
dalam buku nya, Accounting System, Procedure and Methods, sistem akuntansi
didefinisikan dalam dua pengertian pokok yaitu ; sistem dan prosedur.
“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan dikembangkan sesua dengan suatu kerangka yang terpadu untuk
“Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan
untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang.
Sementara menurut Mulyadi (2001: 3), bahwa sistem akuntansi adalah
salah satu sistem informasi di antara diantara berbagai sistem informasi yang
digunakan oleh manajemen dalam mengelola perushaan. Setiap sistem informasi
terdiri dari blok-blok bangunan yang membentuk suatu sistem tersebut. Seperti
halnya bangunan rumah sistem informasi memiliki komponen utama yang
membentuk struktur bangunan sistem informasi. Komponen bangunan sistem
informasi terdiri dari enam blok (disebut dengan information system building
block) : masukan, model, keluaran, teknologi, basis data, dan pengendalian.
Dari dua pengertian sistem akuntansi yang telah dikemukakan di atas
terlihat dua titik pandang yang berbeda. Pada pendapat pertama sistem akuntansi
dibagi dalam dua elemen pokok yaitu menyangkut sistem dan prosedur yang
merupakan kerangka terpadu untuk mengurutkan kegiatan tulis-menulis
(klerikal) melalui prosedur yang sama. Sedangkan pada pendapat yang kedua
penekanan diberikan pada kata-kata koordinasi, yang mencakup catatan,formulir
dan laporan dengan sasaran untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
manajemen. Kedua pendapat tersebut diatas, secara prinsip dan konsep tidaklah
Menurut Jogiyanto (2000:54), sistem informasi akuntansi adalah sistem
akuntansi dengan pengembangan informasi lebih luas dengan menekankan
informasi lebih luas dengan menekankan informasi kepada manajemen tanpa
mengurangi informasi kepada pihak luar.
Menurut Moscove (1994:4) sistem informasi akuntansi adalah suatu
komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah,
menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan mengambil
keputusan yang relevan kepada pihak luar perusahaan (seperti kantor pajak,
investor, dan kreditor) dan pihak intern (terutama manajemen)
Menurut Widjajanto (2001:4), bahwa sistem informasi akuntansi adlah
susunan berbagai formulir, catatan, peralatan, termasuk komputer dan
perlengkapanya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang
terkoordinasi secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data
keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan oloeh manajemen.
2.2.1.2. Perkembangan Sistem Informasi Akuntansi
Perkembangan sistem informasi akuntansi dapat dikelompokan menjadi
perkembangan yang bersifat mikro dan makro. Perkembangan yang bersifat
mikro merupakan perkembangan sistem yang ada dan terjadi dalam perusahaan
itu sendiri. Perkembangan ini sebagai akibat berkembangnya perusahaan, apakah
karena adanya produk baru (diversifikasi produk), perluasan usaha atau
bertambahnya jenis usaha, jenis laporan yang dibutuhkan manajemen serta
Perkembangan yang bersifat makro merupakan perkembangan sistem
informasi akuntansi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal, seperti :
perkembangan ekonomi dan politik. Yang paling penting adalah adanya
perkembangan dalam teknologi komputer yang luar biasa cepatnya. Sistem
akuntansi dalam berbagai dimensi waktu meliputi: Hal ink dikemukakan oleh
Peter L.Mc.Mickle (1989 1-3) :
1. Sistem akuntansi masa lalu (past). Hal ini ditandai dengan text book
sistem akuntansi yang ditulis oleh William Thompson’s dengan
menawarkan mata kuliah mata kuliah dengan subyek sebagai bagian
dari program pengembangan akuntansi.
Pada tahun 1930 mulai ditawarkan oleh Tabulating Machine
Company,suatu mesin yang dapat membantu memudahkan
perhitungan-perhitungan yang rumit dengan hasil yang akurat, dalam
waktu yang cepat,sehingga mesin ini mulai digunakan oleh para
pengawas perusahaan dalam menjalankan tugasnya.
Pada tahun 1950an semuanya telah berubah. Akuntansi hanya
disibukkan dengan tugasnya untuk menyiapakan laporan keuangan.
Dengan kata lain perhatian akuntan hanya tertuju pada profesinya
yaitu bagaimana menyiapkan laporan keuangan. Perkembangan
sistem akuntansi itu sendiri luput dari perhatian akuntan. Beberapa
ahli teknik (khusus nya ahli komputer) melihat adanya peluang untuk
bergabung dengan membentuk asosiasi yang mereka namakan
National Machine Accountants Association.
Pada tahun 1962 National Machine Accountants Association
mengubah namanya menjadi Data Processing Management
Assosiation, dan selanjutnya dikenal beberapa nama seperti :
Electronic Data Processing (EDP), Automated data Processing
(ADP), Computerized Information System (CIS), dan Management
Information Systems (MIS).
Dampak yang paling besar terjadi sebelum tahun 1960-an, saat
dihapuskan kurikulum sistem akuntansi di berbagai perguruan tinggi
akuntansi di Amerika Serikat, dan mengubahnya menjadi
Management Information Systems (MIS).
2. Sistem akuntansi sekarang (present)
Tahun 1970-an, merupakan masa suram bagi sistem akuntansi.
Sistem akuntansi mulai bangkit dengan tantangan baru yaitu adanya
permintaan masyarakat (khususnya masyarakat pengusaha) kepada
akuntan untuk dapat mengembangkan sistem akuntansi
menggunakan komputer. Hal ini disebabkan oleh karena masyarakat
percaya penuh terhadapa penyusunan sistem akuntansi yang
dilakukan oleh akuntan daripada sistem akuntansi yang disusun oleh
Pada masa selanjutya terjadi perkembangan ilmu pengetahuan dalam
pengetahuan akuntansi dan bisnis, dengan memasukan komponen
komputer dan sistem dalam kurikulum akuntansi pada mata kuliah
sistem akuntansi.
Pada kantor akuntan yang besar dan telah berkembang telah berhasil
dikembangkan sistem akuntansi yang memanfaatkan komputer dalam
mengoperasikan sistem akuntansi tersebut, dan di lingkungan
akademis, Management Information Systems (MIS) betul-betul
merupakan bagian mata kuliah tersendiri.
3. Sistem Akuntansi Masa Datang (future)
Sistem akuntansi masa yang akan datang memamng masih menjadi
tanda tanya, apakah dia masih ada atau hilang sama sekali, atau
masih ada tapi mungkin dalam bentuk dan nama yang lain. Namun
demikian menurut hemat penulis kiranya prinsip dan ide dasarnya
tidak akan hilang begitu saja.
Abdul Halim dalam makalahnya yang berjudul, Dampak Komputer
Pada Sistem Akuntansi, mengelompokan sistem akuntansi berupa :
sistem akuntansi sebelum komputer, sistem akuntansi setelah
komputer, dan sistem akuntansi menggunakan komputer.
2.2.1.3. Model Sistem Informasi Akuntansi
Sebuah sistem informasi akuntansi tentu juga menerapkan model sistem
Transaksi
informasi akuntansi adalah transaksi keuangan dari suatu kesatuan usaha.
Kemudian data ini diproses menjadi output yang disajikan dalam bentuk
laporan. Output sistem informasi akuntansi adalah laporan akuntansi.
Pengelolaan transaksi dapat dikerjakan secara manual atau menggunakan
komputer. Penggunaan komputer tidak mengubah hakikat dari sistem informasi
akuntansi, tetapi hanya mengubah cara pemrosesan transaksi menjadi laporan.
Pengolahan data dengan bantuan komputer dapat lebih mudah dan tuntutan
kebutuhan informasi dapat segera dipenuhi, terlihat dalam gambar dibawah
(Bodnar dan Hopword : 1987)
1. Gambar sistem informasi manual
2. Gambar Sistem Informasi Akuntansi dengan komputer Dokumen
- Prosedur Penr. Kas
2.2.1.4. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi
akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi
penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam
aktivitas-aktivitasnya diantara banyak golongan masyarakat. Golongan masyarakat yang
langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan leveransir (supplier),
pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman pemegang saham dan berbagai
instansi pemerintahan yang berkepentingan dalam hal tersebut. Dan akan sangat
berguna bila peninjau sistem informasi akuntansi dari sudut pandang para
pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkanya sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Hal tersebut dikemukakn oleh Chusing (1991:5)
tentang peranan sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
2.2.1.5. Implikasi Sistem Informasi Akuntansi
Implementasi dan pengaruh sistem informasi akuntansi pada beberapa
bidang, yang meliputi: dunia usaha, profesi akuntan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan akuntansi di Indonesia.
Pertanyaan pertama yang muncul adalah, apakah semua perusahaan
sudah menggunakan komputer dalam mengolah data keuanganya? Jawabnya
adalah masih sangat sedikit, dalam arti semua proses pengolahan datanya
Hanya beberapa perusahaan besar saja yang menggunakan komputer
untuk mengakses datanya, tanpa diselingi dengan proses yang dilakukan secara
manual. Namun untuk pemakaian semi komputer dengan sistem manual cukup
banyak. Pada kombinasi ini mungkin komputer hanya digunakan untuk
mengakses data tertentu saja, biasanya untuk transaksi yang frekuensi terjadinya
tinggi, dan datanya harus diakses dalam waktu yang tepat dan cepat.
Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan untuk
menggunakan komputer dalam mengolah data keuangan. Faktor-faktor tersebut
antara lain meliputi: banyaknya transaksi yang terjadi dalam waktu yang
bersamaan ataupun berurutan, biaya untuk pemasangan dan pengoperasianya,
dan ketersidiaan tenaga pelaksana operasional.
Faktor-faktor tersebut pada dasarnya adalah sama saja dengan kriteria
penyusunan suatu sistem, seperti yang telah dikemukakan pada halaman
terdahulu, yaitu: cepat, aman dan murah. Namun di sini penekanan lebih tertuju
pada dua kriteria, yaitu kriteria aman dan murah. Dari segi kecepatan, jelas
komputer jauh lebih cepat daripada bila dilakukan secara manual.
Akan lebih baik dan efektif, bila dalam melakukan penyusunan atau
perubahan suatu sistem, dari sistem akuntansi manual menjadi sistem akuntansi
menggunakan komputer, ataupun dari sistem akuntansi yang sudah
menggunakan komputer diubah ke dalam sistem yang lebih canggih, dilakukan
studi kelayakan (feasibility studies). Studi kelayakan meliputi 4 jenis studi
Selanjutnya kalau dilihat pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap
profesi akuntan, secara sederhana dapat dikatakan bahwa sistem informasi
akuntansi belum mempunyai pengaruh yang berarti terhadap profesi akuntan.
Hal ini tidak berarti tidak ada dampaknya sama sekali. Kalau akuntan tidak
tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan khususnya komputer, tentu
akan mengalami kesulitan untuk memberikan jasanya, bilamana klien meminta
jasa penyusunan sistem akuntansi yang menggunakan komputer.
Selain itu akibat lainya adalah terhadap pelaksanaan pemeriksaan (audit)
ikhtisar keuangan, bila mana akuntan mempunyai klien dan ataupun klien baru
yang telah menggunakan komputer dalam mengakses data akuntansinya.
Keadaan ini merupakan tantangan dan peluang bagi profesi akuntan di
masa akan datang, dan bagi Ikatan Akuntan Indonesia, yakni bagaimana
menyusun tuntunan resmi berupa Norma Pemeriksaan Akuntan dalam
lingkungan perusahaan yang menggunakan komputer.
2.2.1.6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sistem Informasi Akuntansi
Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam menyusun
sistem informassi akuntansi. Faktor-faktor itu merupakan hal di luar sistem
akuntansi, tetapi menentukan keberhasilan dari suatu sistem. Faktor-faktor itu
antara lain adalah perilaku manusia dalam organisasi, penggunaan metode
kuantitatif, dan juga penggunaan komputer sebagai alat bantu.
Perilaku manusia dalam organisasi perlu dipertimbangkan dalam
mungkin berjalan tanpa manusia. Faktor psikologis karyawan, baik yang
melaksanakan proses data dalam sistem itu, maupun pihak-pihak yang menerima
keluaran (output) dari proses itu perlu dipertimbangkan. Metode kuantitatif,
seperti analisa regresi, metode-metode statistik lainya merupakan alat bantu
yang penting bagi manajemen dalam rangka melaksanakan tugasnya dan
mengambil keputusan.metode ini akan lebih nampak manfaatnya bila proses
data menggunakan komputer. Hal ini terjadi karena kemampuan komputer yang
tinngi untuk memanipulasi data (Baridwan, 1994 :7) .
2.2.1.7. Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi berkembang selama masa hidup suatu perusahaan.
Artinya, suatu sistem informasi yang baru (atau paling tidak yang akan
dikembangkan besar-besaran) akan menggantikan sistem yang sengaja
digunakan jika tidak memadai lagi.
Menurut Mulyadi (2001 : 19-20) terdapat tujuan umum penggunaan
sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Untuk Menyediakan Informasi bagi Pengelola Kegiatan Usaha Baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan
baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang
berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini. Perusahaan
manufaktur baru biasanya memerlukan pengembangan sistem
akuntansi lengkap, sejak dari sistem akuntansi putang, sistem
akuntansi biaya, sistem akuntansi kas, sistem akuntansi persediaan,
sistem akuntansi aktiva tetap, dan sistem akuntansi pokok.
Sedangkan perusahaan yang membuka usaha baru yang selama ini
belum dijalankan biasanya memerlukan pengembangan sistem
akuntansi yang tidak selengkap yang diperlukan oleh perusahaan
baru.
2. Untuk Memperbaiki Informasi yang Dihasilkan oleh Sistem yang
Sudah Ada.
Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu. Ketepatan penyajian
maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan,
sehingga menuntut sistem akuntansi untuk dapat menghasilkan
laporan dengan mutu informasi yang lebih baik dan tepat
penyajianya, dengan struktur informasi yang sesuai dengan tumtutan
kebutuhan manajemen.
3. Untuk Memperbaiki Pengendalian Akuntansi dan Pengecekan Intern.
Akuntansi merupakan alat pertanggungjawaban kekayaan suatu
organisasi. Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan
untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi
sehingga pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan
akuntansi dapat pula ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern
agar informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya.
4. Untuk Mengurangi Biaya Klerikal dalam Penyelenggaran Catatan
Akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan
untuk menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomi.
Untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi
yang lain. Oleh karena itu dalam menghasilkan informasi perlu
dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan
pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh
informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dibanding dengan
manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang
kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi
penyediaan informasi tersebut.
2.2.1.8. Para Pemakai Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2000: 6-9) pihak-pihak yang membutuhkan
informasi akuntansi terdiri atas berbagai kalangan. Pada umumnya para pemakai
laopran keunagan dapat dibagi kedalam golongan antara lain, para pemakai
internal dan para pemakai eksternal.
1. Pemakai Internal.
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis.
Manajer- manajer perusahaan memakai informasi akuntansi
mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran tersebut dan mengambil
tindakan korektif manakala dibutuhkan.
2. Pemakai Eksternal.
a. Pemilik perusahaan. Para pemilik (owners) telah menamkan
dana mereka yang berharga ke dalam sebuah organisasi
bisnis. Orang-orang ini menghendaki wawasan keinginan
pendapatan masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu
yang akan datang dan prospek arus kas.
b. Karyawan. Para karyawan biasanya berkepentingan dengan
penilaian positif finansial perusahaan mereka guna
menunjukan suatu indikasi keselamatan kerja mereka. Selain
itu kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang
memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan
dalam memberikan balas jasa, tunjangan, pensiun, dan
kesempatan kerja.
c. Investor. Para investor pemasok dana yang dibutuhkan untuk
memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah akan
membantu permodalan suatu perusahaan, pemodal-pemodal
potensial biasanya mengevaluasi besarnya pendapatan yanhg
diperkirakan dapat diperoleh dari investasi mereka
d. Kreditor. Kreditor adalah pihak yang menyediakan
baik dengan memberikan kredit usaha maupun memberikan
pinjaman. Kreditor berminat untuk mengetahui kesanggupan
sebuah perusahaan melunasi kewajiban-lewajibannya secara
waktu dan terjadwal.
e. Badan Pemerintahan. Pemerintahan membutuhkan informasi
dalam upaya mengatur kegiatan-kegiatan perusahaan dan
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional
dan statistik lainya. Pemerintah pusat dan daerah menarik
pajak dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi. Besarnya
pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan
berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.
f. Organisasi Nirlaba. Organisasi Nirlaba (nonprofit
organization), seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti
asuhan pemakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan
mengelola aktivitas-aktivitasnya. Mereka ini perlu pula
menyusun anggaran, menggaji pegawainya, membeli
peralatan dan semuanya itu membutuhkan informasi
akuntansi.
Masyarakat pada umunya sering sekali tergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan-laporan keuangan untuk mengevaluasi
informasi finansial dalam menilai kebutuhan ekonomi perusahaan-perusahaan di
tengah masyarakat.
2.2.1.9. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi yang baik harus mempunyai pengendalian.
Suatu sistem merupakan subyek salah kelola, kecurangan dan penyelewengan.
Oleh karena itu agar sistem dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuanya
maka sistem tersebut harus dikendalikan. Pengendalian adalah alat untuk
menjamin tersedianya informasi terbaik untuk keputusan dan keputusan tersebut
adalah keputusan yang sesuai dengan wewenang pembuat keputusan.
Menurut Nash F,Jhon (1988:396) Pengendalian berasal dari pihak-pihak
di dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Pengendalian dari pihak luar
perusahaan disebut dengan pengendalian ekstern, misalnya lingkungan hukum,
undang-undang, kode etik, dan kondisi sosial.
Menurut ANICPA (1989 :74) Pengendalian yang berasal dari pihak
dalam perusahaan disebut dengan pengendalian intern. Pengendalian intern
suatu sistem informasi terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur yang
ditetapkan oleh suatu organisasi untuk memberikan jaminan yang layak bahwa
tujuan organisasi tercapai. Oleh karena itu aspek terpenting suatu sistem
informasi akuntansi adalah peran yang dimainkanya dalam struktur
pengendalian intern perusahaan.
Perusahaan tidak dapat melakukan pengendalian ekstern karena hal
mengupayakan pengendalian intern yang memadai untuk sistem yang diterapkan
dalam perusahaan, seperti yang dinyatakan dalam SAS no. 1 bahwa tujuan
pengendalian intern suatu perusahaan adalah :
1. Melindungi kekayaan dari pemborosan, kecurangan dan kerugian
lainya,
2. Menyediakan informasi akuntansi dan informasi operasi lainya yang
akurat dan dapat diandalkan,
3. Meningkatkan efisiensi operasi dan
4. Mendorong ditaatinya kebijakan operasi.
Menurut Nash, F.Jhon 1988 Pengendalian secara tradisional dibagi
menjadi pengendalian umum (administrasi). Pengendalian akuntansi dirancang
sedemikian rupa untuk memberi jaminan yang layak bahwa :
1. Transaksi telah diselesaikan sesuai dengan otorisasi,
2. Transaksi telah dicatat secara akurat,
3. Akses ke aktiva dibatasi hanya untuk yang telah diotorisasi saja,
4. Catatan kekayaan telah dibandingkan dengan kekayaan yang ada
secara periodik, dan tindakan yang sesuai telah diambil untuk setiap
perbedaan yang ada.
Pengendalian administrasi meliputi struktur organisasi, semua prosedur,
dan catatan yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan yang
mengarah pada dikeluarkanya otorisasi manajemen mengenai transaksi-
secara langsung berhubungan dengan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan
organisasi dan merupakan titik pangkal untuk menetapkan pengendalian
akuntansi terhadap transaksi-transaksi.
Pengendalian intern ditetapkan untuk memberikan jaminan bahwa tujuan
organisasi akan tercapai. Sebagai konsukuensinya pengendalian intern harus
diaplikasikan pada sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Penggunaan
komputer dalam pemrosesan data akuntansi telah mengubah sifat pengendalian.
Selain itu penggunaan komputer juga akan berpengaruh pada elemen
pengendalian lain yaitu bidang pembagian tugas, penyelesaian transaksi,
pencatatan transaksi, akses ke aktiva, dan perbandingan antara akuntabilitas
catatan dan fisik aktiva.
Pengendalian umum dibagi menjadi lima bagian yaitu pengendalian
organisasi, pengendalian pengembangan sistem, pengendalian perangkat keras
dan perangkat lunak, pengendalian keamanan, dan prosedur-prosedur
pengendalian lainya. Pengendalian aplikasi meliputi pengendalian masukan,
pengendalian pemrosesan, dan pengamanan sistem informasi berbasis komputer.
2.2.2. Komunikasi Pemakai
2.2.2.1. Pengertian Komunikasi
Menurut Gitosudarmo (1996: 195) komunikasi adalah suatu proses
penyampaian ide, konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si
Menurut Davis dan Newstorm (1996 : 150) komunikasi merupakan ccara
penyampaian gagasan, fakta, pikiran, perasaan dan nilai kepada orang lain.
Dari beberapa beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi pemakai adalah proses penyampaian ide, gagasan, atau informasi
yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi.
2.2.2.2. Pentingnya Komunikasi.
Organisasi tidak mungkin ada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada
komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan
sekerjanya, pemimpin tidak dapat meneria masukan informasi, dan para penyelia
tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan
dan organisasi akan runtuh karena tidak ada komunikasi.kerja sama juga
menjadi sulit karena orang-orang tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan
dan perasaan mereka kepada orang lain.
Menurut Gitosudarmo (1996: 203) komunikasi yang efektif dan
komunikatif merupakan hal yang penting karena :
1. Komunikasi merupakan alat bagi manajer untuk melaksanskan fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi kepemimpinan dan
fungsi pengendalian.
2. Komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap manajer
di setiap hari dan memakan waktu yang paling banyak dari waktu
kerja yang tersedia.kita maklumi bersama bahwa jarang sekali
perencanaan semata atau merenungkan alternatif-alternatif. Sebagian
besar waktunya akan dihabiskan untuk mengadakan komunikasi
dengan bawahanya, rekan kerja setingkat, pemasok atau pelanggan
atau membaca laporan-laporan, memo, surat dan sebagainya.
2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi.
Menurut Gitosudarmo (1996:202) ada beberapa unsur dalam
komunikasi, antara lain :
1. Komunikator atau pengirim
Komunikasi adalah orang atau pihak yang melakukan dan
memberikan pesan ataupun berita serta perintah-perintah kepada
orang lain atau pihak lain.
2. Pesan.
Pesan adalah suatu yang akan disimpulkan oleh komunikator kepada
orang lain atau komunikan.
3. Perumusan ide atau konsep.
Perumusan ide secara teknis sering disebut sebagai proses
penyandaian atau pengkodean. Oleh karena itu, maka penyandian
merupakan usaha atau proses yang dilakukan oleh komunikator
untuk menterjemahkan atau menjabarkan gagasan, ide, konsep, atau
informasi yang dimilikinya dan yang akan disampaikan kepada orang
4. Media atau perantara.
Media atau perantara adalah sarana untuk digunakan dalam
penyampaian pesan.
5. Penangkapan pesan.
Penangkapan pesan adalah proses untuk menerima pesan yang
dikirimkan.
6. Penerima pesan atau sandi.
Komunikasi adalah orang yang menerima pesan atau message yang
datang daei si penngirim pesan atau komunikator.
7. Noise atau gangguan komunikasi.
Suasana yang gaduh, juga dapat menjadi faktor yang menggangu
proses penyampaian pesan yang dikehendaki.
8. Umpan balik atau balikan (feed back).
Umpan balik merupakan arus balik dari komunikasi yaitu yang
berupa komunikasi balik dari komunikasi kepada komunikator atas
tanggapan yang diterima oleh komunikasi terhadap ide atau pesan
yang ditangkapnya.
Supaya komunikasi yang disampaikan mudah dimengerti, dalam
komunikasi tersebut diperlukan bahasa yang mudah dimengerti oleh
penerima komunikasi. Oleh karena itu, pemberi komunikasi harus tau
kepada siapa komunikasi tersebut disampaikan, dalam arti singkat
2.2.3. Partisipasi Pemakai
2.2.3.1. Pengertian Partisipasi
Menurut Nitisemito (1996:156) mengemukakan bahwa partisipasi adalah
salah satu cara memotivasi yang mempunyai ciri khas lain daripada yang lain.
Hal ini disebabkan peningkatan partisipasi lebih ditekankan pada segi psikologi
daripada segi materi, dimana dengan melibatkan seseorang maka orang tersebut
akan merasa ikut bertanggung jawab.
Menurut Davis (1996:171) menyatakan bahwa “ participation is mental
and emotional of persons in group situations that them to contribute to group
goals and share responbilitiy for them” (partisipasi adalah keterlibatan emosi
dan mental pegawai dalam situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk
menyumbang pada tujuan kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal
tersebut).
Menurut Restuningdiah dan Indriantoro (2000: 121-122) partisipasi
pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh
pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Dan membedakan
definisi user involment dengan user participation perbedaan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Istilah “ user participation” sebaiknya lebih digunakan dibanding
“user involvement” apabila berkaitan dengan perilaku dan aktivitas
yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem.
aktivitas harus dipertimbangkan sebagai pengukuran user
participation bukan user involment.
2. Konsisten dengan disiplin ilmu yang lain, maka “user involvement”
digunakan berkaitan dengan pernyataan psychological dari individu
dan didefinisikan sebagai pentingnya, serta relevansi personal sistem
kepada pemakai.
3. Mencatat adanya hubungan implisit antara participation dengan
involvement, dan berpendapat bahwa user participation merupakan
penyebab penting bagi user involvement.
Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi pemakai dalam
penelitian ini adalah perilaku atau aktivitas pemakai untuk ikut serta dalam
keseluruhan proses pengembangan sistem informasi dalam rangka mencapai
tujuan organisasi.
2.2.3.2. Cara Meningkatkan Partisipasi
Cara meningkatkan partisipasi adalah dengan mengikutsertakan bawahan
terutama dalam proses pengambilan keputusan dan penyusunan perencanaan.
Menurut Nitisemito (1996:156) cara-cara meningkatkan partisipasi
antara lain :
1. Mengikutsertakan mereka secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan dan perencanaan.
2. Menjelaskan maksud dan tujuan keputusan dan perencanaan yang
3. Meminta tanggapan dan saran tentang keputusan dan perencanaan
yang dikeluarkan.
4. Meminta informasi tentang segala sesuatu kepada mereka dalam
usaha membuat keputusan dan perencanaan.
5. Memberikan kesempatan untuk ikut memiliki saham.
6. Meningkatkan pendelegasian wewenang.
2.2.4. Kompleksitas Sistem
2.2.4.1. Definisi Kompleksitas Sistem
Kompleksitas menurut Robbins (1996:91-100) merujuk pada tingkat
differensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi. Dimana diferensiasi terbagi
menjadi :
1. Diferensiasi Horisontal
Merujuk pada tingkatan differensiasi antara unit-unit berdasarkan
orientasi para anggotanya, sifat, dari tugas yang mereka laksanakan
dan tingkat pendidikan serta pelatihanya.
2. Differensiasi Vertikal
Merujuk pada kedalaman struktur organisasi, dimana semakin
meningkat differensiasi yang ada pada sebuah perusahaan maka akan
semakin meningkat pula kompleksitasnya karena jumlah tingkatan
3. Diferensiasi Spasial
Merujuk pada sejauh mana lokasi fasilitas dan pegawai organisasi
tersebar secara geografis.
2.2.4.2. Pentingnya Kompleksitas Sistem
Organisasi terdiri dari sub sistem yang membutuhkan koordinasi,
komunikasi dan kontrol agar dapat efektif. Maka makin kompleks sebuah
organisasi, makin besar kebutuhan akan alat komunikasi, koordinasi dan kontrol
yang efektif. Dengan kata lain, jika kompeksitas meningkat maka akan demikian
juga halnya dengan tuntutan terhadap manajemen untuk memastikan bahwa
aktivitas-aktivitasyang didiferensiasi dan disebarkan bekerja dengan mulus dan
secara bersama ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Jadi arti kompleksitas bagi manajer adalah ia mencitakan permintaan
kebutuhan yang berbeda-beda dari waktu manajer. Makin tinggi kompleksitas
makin besar pula jumlah perhatian yang harus mereka berikan untuk
menghadapi masalah komunikasi, koordinasi dan kontrol.
2.2.5. Struktur Organisasi
2.2.5.1. Pengertian Struktur Organisasi
Pengertian struktur organisasi menurut Arifin (2003:177) adalah suatu
sistem atau jaringan kerja terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan
komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan
penetapan cara tugas pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasi secara
formal.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi
adalah suatu sistem atau kerangka kerja yang menjelaskan penetapan cara tugas
pekerjaan dibagi, dikelompokan, dan dikoordinasi secara formal.
2.2.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Organisasi
Cara organisasi di dalam menyusun strateginya akan tergantung kepada
banyaknya faktor. Beberapa yang menentukan perancangan suatu struktur
organissi dapat dijelaskan sebagai berikut (Arifin, 2003:179) :
1. Besar Kecil Organisasi
Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan kerja akan
sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar ukuran
organisasi maka struktur organisasinya akan semakin kompleks.
2. Strategi Organisasi
Dari hasil peneltian pada perusahaan-perusahaan di Amerika
menunjukan bahwa terdapat hubungan antara strategi dan struktur
organisasi.
3. Teknologi
Perbedaan teknologi yang digunakan untuk menghasilkan barang
4. Manusia atau Karyawan
Tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan
juga mempengaruhi bentuk struktur dari organisasi.
5. Sejarah Organisasi
Apa yang telah dilakukan oleh perusahaan di masa lalu mungkin
tidak sesuai lagi diterapkan pada masa kini. Perubahan yang begitu
cepat mengharuskan organisasi untuk menyesuaikan diri.
6. Produk dan Jasa
Jenis produk dan jasa yang disediakan oleh organisasi akan
mempengaruhi stuktur organisasi
7. Pelanggan dan Pasar
Apakah organisasi menyediakan jasa kepada jajaran pelanggan yang
luas di sejumlah besar lokasi, organisasi ini mungkin memerlukan
banyak kantor cabang.
8. Geografi
Penyebaran sebuah organisasi secara geografis yang mungkin
disebabkan perlunya dekat dengan bahan baku pelanggan akan
2.2.6. Teori yang Melandasi Pengaruh Komunikasi Pemakai Terhadap
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi adalah Balance Theory oleh Newcom pada tahun
1961. Teori ini menyatakan bahwa orang-orang tertarik satu sama lain pada
dasar sikap-sikap yang serupa terhadap obyek dan tujuan-tujuan yang relevan
secara umum. Suatu kelompok akan produktif bila anggotanya memiliki
keterampilan, pribadi yang baik serta mendapat dukungan dari manajemen dan
dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Komunikasi pemakai adalah suatu proses penyampaian ide, konsep,
gagasan atau informasi dari si pengirim si penerima informasi.dari keterangan di
atas dapat disimpulkan dalam mencapai tujuan perusahaan, begitu juga dengan
komunikasi pemakai dalam mengembangkan sistem informasi sehingga hasil
dari penggunaan sistem informasi dapat dipakai oleh pemakai sistem informasi
yang pada akhirnya tujuan dapat terwujud.
2.2.7. Teori yang Melandasi Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Penggunaan
Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi adalah teori harapan expectancy theory
dikemukakan oleh Victor H.Vroom dalam Hasibuan (1999:116) yang
menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seorang untuk bekerja giat dalam
mengerjakan pekerjaanya tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang
Partisipasi pemakai merupakan perilaku pemakai, pekerjaan dari
pemakai dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses penggunaan
sistem informasi akuntansi sehingga sistem informasi yang dihasilkan dapat
diterima dan diigunakan sehingga kepuasan pemakai dapat tercapai karena
apabila sistem yang digunakan oleh sebuah perusahaan tidak melibatkan
pemakai sistem informasi akan terjadi penolakan sehingga sistem yang dibuat
akan sia-sia karena pemakai tidak mengerti atau tidak sesuai dengan kebutuhan
pemakai.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan pemakai melalui
partisipasi pemakai sistem informasi dengan harapan bahwa sistem yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pemakai hasil dari partisipasi tersebut.
2.2.8. Teori yang Melandasi Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi adalah teori sikap dan perilaku (theory of attitude
and behaviour) yang dikembangkan oleh Triandis (1980) dalam Jurnali dan
Supomo (2002:219) yang menyatakan bahwa pemanfaatan komputer personal
atau PC (personal computer) oleh pemakai yang memiliki pengetahuan di
lingkungan yang dapat memilih (optional) dipengaruhi oleh afeksinya (affect)
terhadap pemanfaatan PC.
Menurut Robbins yang memandang organisasi terediri dari sub sistem
yang membutuhkan koordinasi, komunikasi dan kontrol agar dapat efektif.
komplek sehingga memerlukan sistem informasi yang sesuai dengan
kebutuhanya karena apabila tidak didukung oleh sistem informasi yang baik
maka manajer tersebut tidak dapat mengambil keputusan yang akurat.
Kesimpulan dari penjelasan di atas adalah pemanfaatan sistem informasi
tergantung kebutuhan akan informasi tersebut, semakin tinggi jabatan seseorang
maka membutuhkan informasi yang semakin kompleks itu diperlukan sistem
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, karena apabila didukung oleh sistem
informasi yang baik maka manajer tersebut dapat mengambil keputusan yang
akurat.
2.2.9. Teori yang Melandasi Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi
Teori yang melandasi adalah teori kelompok yang dikembangkan oleh
Filey, House dan Kerr pada tahun 1976 dalam Thoha (1992:182) yang
menyatakan bahwa suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan maka harus
terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengokutnya
mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan kerja dan
pelaksanaan kerja.
Setiap perusahaan memiliki struktur yang mengatur tugas dan
wewenang, seorang pemimpin atau manajer bertanggung jawab atas semua
aktivitas perusahaan sedangkan bawahan atau karyawan bertanggung jawab
terhadap tugas masing-masing dimana dia berada, kesemua bagian tersebut
yang sama yaitu tujuan perusahaan maka dari itu hendaknya dapat membuat
sistem informasi yang dapat mendukung terciptanya komunikasi antara
pimpinan dan bawahan yang ada dalam struktur organisasi.
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah agar suatu kelompok bisa
mencapai tujuan-tujuan yang hendak dicapai, maka harus terdapat suatu
pertukaran positif diantara pimpinan dan pengikut nya, komunikasi antar bagian
yang ada dalam struktur organisasi dapat tercipta apabila sistem informasi yang
digunakan mendukung komunikasi tersebut.
2.3. Kerangka Pikir
Teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis
yang berfungsi untuk membuat kerangka pikir penelitian. Berikut ini adalah
premis-premis yang disusun dari penelitian terdahulu dan teori-teori yang
dikemukakan sebelumnya :
Teori dan hasil penelitian terdahulu, maka dapat dibuat premis-premis
yang berfungsi untuk membuat kerangka pikir penelitian.
Berikut ini adalah premis-premis yang disusun dari penelitian terdahulu
dan teori-teori yang dikemukakan sebelumnya :
Premis 1 : Orang-orang tertarik satu sama lain pada dasar sikap-sikap yang
serupa terhadap obbjek dan tujuan-tujuan yang relevan secara umum
(balance theory).
Premis 2 : Kekuatan dan kecenderungan untuk bertindak dengan cara tertentu
tersebut akan diikuti dengan hasil tertentu serta pada daya tarik hasil
tersebut bagi individu (Teori ekspektasi).
Premis 3 : Pemanfaatan komputer dan (personal computer) oleh pemakai yang
memiliki pengethauan di lingkungan yang dapat memilih (optional)
dipengaruhi oleh afeksinya (affect) terhadap pemanfaatan PC (theory
of attiude and behaviour)
Premis 4 : suatu kelompok bisa mencapai tujuan-tujuan, maka harus terdapat
suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan
pengikut-pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap dan
pelaksanaan kerja (teori kelompok).
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Uji statistik Regresi Linear Berganda
Partisipasi pemakai (X2)
Kompleksitas sistem (X3)
Struktur organisasi (X4) Komunikasi pemakai (X1)
2.4. Hipotesis
Perumusan Hipotesis yang telah dikemukakan di atas maka dapat
disusun sebuah hipotesis yang dapat menyelesaikan perumusan masalah dalam
penelitian ini. Hipotesis dari penelitian ini adalah :
Diduga bahwa komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas sistem dan
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan sistem informasi akuntansi sebagai variabel terikat (Y).sedangkan variabel bebasnya adalah komunikasi pemakai (X1), partisipasi pemakai (X2), kompleksitas sistem (X3), dan struktur organisasi (X4).
Konsep dan definisi operasional setiap variabel dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terikat
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi (Y) adalah hubungan antara suatu pusat pertanggung jawaban dengan sasaran yang harus dicapainya. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin baik pula unit tersebut.
Variabel ini diukur dengan 4 item pertanyaan (Murniati, 2002) yaitu : 1. Setiap kegiatan koperasi dicatat dengan sistem komputerisasi 2. Hasil pencatatan dengan sistem terkomputerisasi lebih akurat 3. Informasi yang disajikan dapat dioperasikan tepat waktu
b. Variabel Bebas
1. Komunikasi pemakai (X1) adalah suatu proses penyampaian ide,
konsep, gagasan atau informasi dari si pengirim kepada si penerima informasi.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Kettinger (1990) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 12 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval, yaitu : a. Tutur bahasa yang baik
b. Sensitif terhadap kebutuhan orang lain c. Ingin meraih yang terbaik
d. Memperhatikan kata orang lain
e. Berhubungan dengan orang lain secara efektif f. Seorang pendengar yang baik
g. Memiliki karya yang mudah dipahami h. Mengekspresikan idenya dengan jelas i. Pembicaraan mudah dipahami
j. Mengatakan sesuatu yang tepat pada waktu yang tepat k. Sangat komunikatif
l. Menanggapi pesan (memo, telepon, laporan) dengan cepat.
2. Partisipasi pemakai (X2) adalah keterlibatan emosi dan mental
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh McKeen (1994) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 10 item pertanyaan yaitu:
a. Studi dan analisa pengembangan sistem informasi b. Pembiayaaan
c. Informasi
d.
Prosedur pengendalian sistem e. Penentuan bentukf. Pengujian g. Evaluasi h. Pelatihan i. Perencanaan j. Laporan
3. Kompleksitas sistem (X3) adalah tingkat differensiasi yang ada di
dalam sebuah organisasi.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo (1970) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 3 item pertanyaan yaitu:
4. Struktur Organisasi (X4) adalah suatu sistem atau jaringan kerja
terhadap tugas-tugas, sistem pelaporan dan komunikasi yang menghubungkan secara bersama pekerjaan individual dan kelompok.
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh McKeen (1994) dalam Purnamasari (2004) sebanyak 8 item pertanyaan :
a. Pengembangan produk
b. Penerimaan dan pemutusan karyawan c. Pemilihan investasi
d. Penjelasan yang rinci e. Informasi
f. Tugas dan hak karyawan g. Keterlibatan karyawan h. Gaya-gaya manajerial
3.1.2. Pengukuran Variabel
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 Sangat setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju dan nilai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
3.2. Teknik Pengukuran Sampel
3.2.1. Populasi
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah 66 koperasi kelompok tani yang ada di kabupaten Nganjuk.
3.2.2.Sampel
Menurut (Sugiyono2003:56) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel probability sampling dengan teknik simple random sampling adalah teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel (Sugiyono,2003: 61)
Penentuan sampel didasarkan pada pedoman ukuran sampel rumus Slovin sebagai berikut :