• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman."

Copied!
383
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

DI KELAS IV SD KANISIUS CONDONGCATUR SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Stevani Ika Pratiwi

NIM : 091134141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

ii

(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong

engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan

(Yesaya 41:10)

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

My Lord Jesus Christ yang selalu memberkati

setiap langkah hidupku

Orang tua Tarcicius Ngateno dan Yuliana

Sumarti” dan adikku “Yohana Dwi

Kurniawati” tersayang yang selalu

mendukung dan menguatkanku

Masku Yulius Eko Fitrianto tercinta yang

selalu mendukung dan menghiburku

Sahabat-sahabatku

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Juni 2013

Penulis,

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Stevani Ika Pratiwi

Nomor Mahasiswa : 091134141

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN PECAHAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN PMRI

DI KELAS IV SD KANISIUS CONDONGCATUR SLEMAN

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma baik untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu ijin dari saya atau memberi royalti kepada saya selama tetap

mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 7 Juni 2013

Yang menyatakan

Stevani Ika Pratiwi

(7)

vii ABSTRAK

Pratiwi, Stevani Ika. 2013. Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman. Yogyakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Berdasarkan observasi pembelajaran matematika di sekolah dasar menunjukkan bahwa pembelajaran belum mengaitkan konsep dengan masalah kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan beberapa siswa menganggap bahwa matematika itu sulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV dan mengetahui kemunculan indikator-indikator kelima karakteristik PMRI pada implementasi di SD Kanisius Condongcatur. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Subjek penelitian adalah 33 siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang telah dilakukan tahun lalu. Tahapan penelitian terdiri dari kegiatan mempelajari penelitian tahun lalu, revisi perangkat pembelajaran, validasi, uji keterbacaan dan implementasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi perangkat pembelajaran, hasil angket uji keterbacaan, hasil angket respon siswa dan hasil evaluasi belajar siswa. Data kualitatif diperoleh dari transkripsi video proses pembelajaran, observasi kelas dan wawacara. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk deskripsi.

Hasil penelitian ini adalah proses implemetasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di SD Kanisius Condongcatur dapat berjalan sesuai dengan rancangan dalam perangkat pembelajaran. Berdasarkan proses pembelajaran dapat dilihat kemunculan indikator-indikator karakteristik PMRI. Indikator-indikator pada karakteristik penggunaan masalah kontekstual, penggunaan model, dan penggunaan interaktivitas siswa sudah muncul maksimal dalam proses pembelajaran. Sedangkan indikator-indikator pada karakteristik penggunaan kontribusi siswa dan pemanfaatan keterkaitan muncul berbeda-beda. Ada yang muncul maksimal, ada pula yang muncul kurang maksimal dan ada yang tidak muncul dalam proses pembelajaran.

(8)

viii ABSTRACT

Pratiwi, Stevani Ika. 2013. Learning Instruments of Fractions Addition using PMRI Approach Implementation in the Fourth Grade of Kanisius Condongcatur Sleman Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher Eduaction Program Study, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

An observation of Mathematics learning in elementary school shows that the learning process has not correlate the concept with the contextual context of daily life. It causes students to consider Mathematics as a difficult subject. This research is a descriptive research. The objective of this research is (1) to figure out the process of learning instruments of fractions addition using PMRI approach implementation and (2) to figure out the emergence of the five indicators of PMRI characteristics during the learning process in the fourth grade of Kanisius Condongcatur Elementary School. The subjects of the research are 33 fourth grade students of Kanisius Condongcatur Elementary School. This research is a

follow up research of the previous year’s research. The steps of this research

include the study of previous year’s research, learning instrument revision,

learning instrument validation, readability test and implementation. The data gathered in this research are quantitative and qualitative data. The quantitative data are derived from the learning instrument validation result, readability

questionnaire result, students’ response questionnaire result, and students’ evaluation marks. The qualitative data are derived from the video transcription of the learning process, class observation and the interview. The data gathered in this research is presented descriptive.

The result of the research is that the process of learning instruments of fractions addition using PMRI approach implementation in Kanisius Condongcatur Elementary School runs according to the design in the learning instrument. The indicators of the five PMRI characteristics appear during the learning process. The indicators of three characteristics; contextual problem application, model application and student interactivity application, have optimally appeared during the learning process. Meanwhile the indicators of the two other characteristics; student contribution application and relevance utilization, appear in various levels. Some indicators appear optimally, some appear averagely and some others do not appear at all during the learning process.

Keywords: implementation, learning instrument, fraction addition, PMRI approach

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala

kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Kanisius Condongcatur

Sleman”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai

pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam proses penyusunan

skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma dan Dosen

Pembimbing Akademik.

4. Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan saran, kritik, dorongan, semangat, tenaga, pikran, dan waktu

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah

memberikan bantuan ide, saran, kritik, semangat, tenaga, pikran dan waktu

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6. R. Sutamta, S.Pd., selaku kepala SD Kanisius Condongcatur yang telah

memberikan ijin penelitian di kelas IV SD Kanisius Condongcatur.

7. Fajar Utami, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Kanisius Condongcatur yang

telah memberikan waktu, tenaga, bantuan, ijin penelitian di kelas IV SD

Kanisius Condongcatur.

8. Siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur yang telah bersedia menjadi

(10)

x

9. Bapak Tarsisius Ngateno, Ibu Yuliana Sumarti kedua orang tuaku dan adekku

Yohana Dwi Kurniawati yang tiada pernah berhenti memberikan semangat,

dukungan, doa dan kasih sayang kepada penulis sehingga skripsi ini bisa

terselesaikan.

10.Mas Yulius Eko Fitrianto yang selalu setia menemani, mendukung dan

mendoakan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

11.Sahabat-sahabat terbaikku Tika, Puspa, Ratna, Novi, Mukti, Dian, Eka

Yusniawati dan Laura yang telah mendukung dalam doa dan senantiasa

memberi semangat serta memberikan bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman seperjuangan payung PMRI (Tika, Dini, Eko, Novi, Tyas,

Kristian, Erni, Winda, Lina) yang telah memberikan bantuan dan dukungan

selama melaksanakan penelitian.

13.Teman-teman 8C angkatan 2009, terima kasih atas kebersamaan yang indah

selama ini.

14.Teman-teman kost Brojowikalpo 18A (Dessy Irawati, Desi, dan Etik) yang

telah memberikan semangat dan bantuan sehingga terselesaikan skripsi ini.

15.Terimakasih untuk teman-temanku: Vivi dan Aris yang telah meminjamkan

printernya sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik.

16.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis, yang telah

membantu, memberikan dukungan, semangat, doa, dan inspirasi hingga

terselesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Yogyakarta,

Penulis,

Stevani Ika Pratiwi

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka... 9

1. Implementasi ... 9

2. Perangkat Pembelajaran ... 10

3. Pecahan ... 14

4. Pendekatan PMRI ... 16

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Setting Penelitian ... 23

C. Rancangan Penelitian ... 24

D. Instrumen Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Paparan Penelitian Tahun Lalu ... 34

B. Paparan Revisi Perangkat Pembelajaran ... 37

C. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 66

D. Hasil Uji Keterbacaan... 67

E. Paparan Hasil Analisis dan Pembahasan Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 68

1. Deskripsi Proses Implementasi Perangkat Pembelajaran ... 68

2. Hasil Analisis Kemunculan Indikator Setiap Karakteristik PMRI. 76 3. Rangkuman Kemunculan Indikator setiap Karakteristik PMRI dalam Pembelajaran ... 143

4. Respon Siswa dan Guru ... 157

F. Refleksi Implementasi ... 163

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 166

A. KESIMPULAN ... 166

B. SARAN ... 168

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk ... 32

Tabel 4.1 Revisi Alokasi Waktu pada Silabus dan RPP ... 39

Tabel 4.2 Revisi Pembagian Kegiatan Pembelajaran pada Silabus dan RPP ... 40

Tabel 4.3 Revisi Indikator pada Silabus dan RPP ... 45

Tabel 4.4 Revisi Tujuan Pembelajaran pada Silabus dan RPP ... 49

Tabel 4.5 Revisi Kegiatan Pembelajaran pada Silabus dan RPP ... 50

Tabel 4.6 Revisi Refleksi pada Silabus dan RPP ... 52

Tabel 4.7 Revisi Aksi pada Silabus dan RPP ... 54

Tabel 4.8 Revisi Penilaian pada Silabus dan RPP ... 55

Tabel 4.9 Revisi Nilai Kemanusian pada Silabus dan RPP ... 57

Tabel 4.10 Revisi Kecakapan Hidup pada Silabus dan RPP ... 57

Tabel 4.11 Revisi Kegiatan Belajar pada Lembar Kerja Siswa... 58

Tabel 4.12 Revisi Gambar Ilustrasi pada Lembar Kerja Siswa ... 60

Tabel 4.13 Revisi Soal Latihan pada Lembar Kerja Siswa ... 61

Tabel 4.14 Revisi Permainan pada Bahan Ajar ... 63

Tabel 4.15 Revisi Soal Evaluasi ... 65

Tabel 4.16 Hasil Validasi Ahli ... 66

Tabel 4.17 Hasil Jawaban Siswa dari Angket Uji Keterbacaan ... 67

Tabel 4.18 Kriteria Kemunculan Indikator Karakteristik PMRI ... 144

Tabel 4.19 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Konteks... 145

Tabel 4.20 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Model ... 147

Tabel 4.21 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Kontribusi Siswa ... 149

Tabel 4.22 Rangkuman Kemunculan Indikator Karakteristik Penggunaan Interaktivitas ... 152

(14)

xiv

Pemanfaatan Keterkaitan ... 154

Tabel 4.24 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 157

Tabel 4.25 Hasil Jawaban Siswa dari Angket Respon Siswa ... 160

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian ... 25

Gambar 4.1 Gambaran tahu yang dipotong oleh X16 ... 79

Gambar 4.2 Siswa terlihat bersemangat ketika melakukan permainan “Papan Harga” ... 83

Gambar 4.3 Siswa bernyanyi dan menari lagu Pizza Hut ... 84

Gambar 4.4 Roti pizza sebagai media pembelajaran pada pertemuan kedua ... 87

Gambar 4.5 Roti tawar, bolu, dan tahu sebagai media pembelajaran pada pertemuan pertama ... 87

Gambar 4.6 Siswa mengambil alat peraga dan media di depan kelas ... 88

Gambar 4.7 Siswa sedang menata kartu pecahan di atas papan pecahan pada pertemuan ketiga ... 89

Gambar 4.8 Potongan bolu siswa sebagai strategi informal pngerjaan soal Latihan nomor satu pertemuan 1... 91

Gambar 4.9 Potongan tahu siswa untuk mengerjakan soal latihan nomor dua pada pertemuan 1 ... 91

Gambar 4.10 Hasil potongan tahu kelompok 1 ... 92

Gambar 4.11 Hasil potongan tahu kelompok 1 4 ... 92

Gambar 4.12 Pekerjaan X28 pada LKS pertemuan pertama ... 93

Gambar 4.13 Pekerjaan X13 pada LKS pertemuan 3 ... 95

Gambar 4.14 Pekerjaan X25 pada LKS pertemuan 3 ... 95

Gambar 4.16 Pekerjaan X25 pada LKS pertemuan 3 ... 103

Gambar 4.17 Pekerjaan X26 pada LKS pertemuan ketiga ... 103

Gambar 4.18 Perbedaan potongan tahu yang dihasilkan kelompok 1 dan kelompok 1 4 ... 104

Gambar 4.19 Variasi jawaban kelompok 1 pada saat permainan papan harga ... 105

(16)

xvi

papan harga ... 105

Gambar 4.21 X28 menuliskan kesimpulan akhir dari proses

pembelajaran ... 110

Gambar 4.22 Siswa demonstrasi menggunakan media bolu dan tahu saat

presentasi pada pertemuan pertama ... 117

Gambar 4.23 Siswa demontrasi menggunakan media papan

pecahan saat presentasi pada pertemuan ketiga ... 117

Gambar 4.24 Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan soal LKS

pada pertemuan pertama ... 119

Gambar 4.25 Siswa dalam kelompok berkerjasama menyusun potongan

kertas menjadi sebuah lingkaran ... 127

Gambar 4.26 Siswa mengangkat tangan untuk memberikan pendapat

kepada kelompok lain pada pertemuan ketiga ... 129

Gambar 4.27 Siswa memperhatikan kelompok presentasi yang sedang

menulis hasil pekerjaan di papan tulis... 131

Gambar 4.28 Hasil pekerjaan X28 pada LKS pertemuan pertama ... 134

Gambar 4.29 Siswa menyusun potongan kertas menjadi

sebuah lingkaran ... 135

Gambar 4.30 Gambar lingkaran pada hasil pekerjaan siswa ... 136

Gambar 4.31 Pekerjaan siswa yang menggunakan KPK untuk

menyamakan penyebut dua pecahan ... 138

Gambar 4.32 Arsiran X31 pada gambar bintang di LKS ... 142

Gambar 4.33 Hasil tempelan kelompok 3 untuk membentuk

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... (1)

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 ... (14)

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 ... (26)

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 3 ... (38)

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 4 ... (50)

Lampiran 6 Materi Ajar ... (62)

Lampiran 7 Bahan Ajar ... (66)

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 ... (81)

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 ... (86)

Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3 ... (91)

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Pertemuan 4 ... (95)

Lampiran 12 Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... (98)

Lampiran 13 Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... (100)

Lampiran 14 Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... (102)

Lampiran 15 Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... (104)

Lampiran 16 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 1 ... (107)

Lampiran 17 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 2 ... (107)

Lampiran 18 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 3 ... (108)

Lampiran 19 Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pertemuan 4 ... (108)

Lampiran 20 Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... (110)

Lampiran 21 Lembar Angket Uji Keterbacaan ... (113)

Lampiran 22 Lembar Indikator-indikator Karakteristik PMRI ... (114)

Lampiran 23 Lembar Angket Respon Siswa ... (117)

Lampiran 24 Lembar Pedoman Wawancara Guru ... (118)

Lampiran 25 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... (118)

Lampiran 26 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 1 ... (119)

Lampiran 27 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 2 ... (122)

Lampiran 28 Hasil Pekerjaan Siswa pada LKS Pertemuan 3 ... (125)

(18)

xviii

Lampiran 30 Hasil Validasi Ahli ... (129)

Lampiran 31 Hasil Olah Data Validasi Ahli ... (141)

Lampiran 32 Hasil Angket Uji Keterbacaan ... (145)

Lampiran 33 Hasil Angket Respon Siswa ... (146)

Lampiran 34 Transkripsi Pertemuan 1 ... (147)

Lampiran 35 Transkripsi Pertemuan 2 ... (158)

Lampiran 36 Transkripsi Pertemuan 3 ... (169)

Lampiran 37 Transkripsi Pertemuan 4 ... (179)

Lampiran 38 Hasil Penilaian Competence ... (185)

Lampiran 39 Hasil Penilaian Conscience ... (186)

Lampiran 40 Hasil Penilaian Compassion ... (187)

Lampiran 41 Foto Kegiatan Implementasi ... (188)

Lampiran 42 Lembar Izin Penelitian ... (189)

Lampiran 43 Lembar Sudah Melakukan Penelitian ... (190)

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan diuraikan lima hal, yaitu latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional

yang digunakan dalam penelitian ini. Kelima hal tersebut dipaparkan dalam

subbab-subbab berikut ini.

A. Latar Belakang

Matematika adalah ilmu yang universal yang membantu memajukan daya

pikir manusia (BNSP, 2006:127). Matematika memiliki peranan penting dalam

berbagai aspek kehidupan. Permasalahan dan kegiatan dalam kehidupan dapat

diselesaikan dengan menggunakan ilmu matematika seperti menghitung,

mengukur, dan lain-lain. Oleh karena itu matematika sangat perlu diajarkan

kepada semua siswa mulai dari pendidikan dasar.

Anak-anak pada jenjang pendidikan dasar sudah mempelajari matematika.

Tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar di antaranya adalah untuk

mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir

matematika dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini mengartikan

bahwa hasil pembelajaran matematika harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan

nyata siswa untuk menyelesaikan masalah matematika sehari-hari. Konsep-konsep

yang sudah dikuasai oleh siswa melalui pembelajaran matematika dapat

(20)

2

Pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar mempunyai peranan

yang sangat penting. Semenjak pendidikan dasar anak diberikan pendidikan

matematika agar anak dapat berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,

serta memiliki kemampuan bekerjasama (BNSP, 2006:127). Salah satu implikasi

dari hasil penelitian tentang ilmu kognitif dalam pembelajaran matematika adalah

proses pembelajaran seharusnya lebih menekankan pada makna dan pemahaman

sejak usia sekolah dasar. Pemberian tekanan pada makna dan pemahaman tersebut

untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak dengan tingkat yang lebih

tinggi (Suryadi, 2007:174).

Kenyataannya pada saat ini banyak siswa yang mengeluh bahwa matematika

itu sulit. Hal ini didukung dengan hasil wawancara informal peneliti kepada

beberapa siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur tentang mata pelajaran dan

materi yang mereka anggap sulit. Berdasarkan wawancara tersebut beberapa siswa

mengungkapkan bahwa mata pelajaran yang sulit adalah matematika pada materi

pecahan. Matematika dipandang sulit karena memiliki banyak rumus dan

langkah-langkah yang harus dihafal. Hal ini menunjukkan bahwa guru lebih banyak

mengajar matematika secara prosedural tanpa memahami konsep yang melandasi

prosedur tersebut. Padahal menurut Wijaya (2012:11) pembelajaran yang lebih

menekankan pada pemahaman konseptual daripada prosedural akan membangun

aktivitas dan kreativitas siswa.

Peneliti melakukan observasi di kelas IV Sekolah Dasar Kanisius

Condongcatur Yogyakarta ketika pembelajaran Matematika dengan materi

(21)

informasi bahwa guru menjelaskan penjumlahan pecahan dengan menuliskan

langkah-langkah penyelesaiannya di papan tulis. Pada saat guru menjelaskan

banyak siswa yang ribut dan tidak memperhatikan. Guru terkesan hanya

menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya tanpa mengaitkan penjelasan

tersebut dengan keadaan nyata di sekitar siswa sehingga siswa sulit untuk

memahami pecahan. Hal ini berdampak kepada siswa ketika mengerjakan soal

latihan. Banyak siswa yang masih mengalami kebingungan sehingga guru harus

mengulang kembali penjelasannya.

Hasil wawancara dan observasi peneliti di SD Kanisius Condongcatur

menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika

pada materi pecahan. Sebuah jurnal yang berjudul ”Helping Children Understand

Fraction Concepts Using Various Contexts and Interpretations” oleh Morge

(2011:282) menyatakan bahwa anak-anak memiliki pemahaman yang lemah

tentang konsep pecahan. Guru perlu memasukkan konteks realistik ketika

membantu siswa memahami pecahan. Supinah (2008:7) juga mengungkapkan

bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual atau realistik

memberikan peluang pada siswa untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan

matematika.

Berdasarkan kenyataan yang telah dipaparkan di atas, pembelajaran

matematika seharusnya mengaitkan konsep-konsep matematika dengan

pengalaman sehari-hari siswa. Konsep matematika yang sudah dipahami siswa

juga dapat kembali diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka agar

(22)

4

Salah satu pembelajaran matematika yang berorientasi pada pengalaman

sehari-hari atau realistik dan menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari

adalah Pendidikan Matematika Realistik. Di Indonesia terdapat pendekatan

pembelajaran yang bernama pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran matematika yang

mengadaptasi teori pendidikan matematika di Belanda yang dikenal dengan nama

”Realistic Mathematic Educations (RME)”. Supinah (2008:7) mendefinisikan

Pendekatan PMRI sebagai pendekatan pembelajaran matematika yang

menghubungkan pembelajaran dengan dunia nyata, berada dekat dengan siswa

dan relevan dengan kehidupan masyarakat agar memiliki nilai manusiawi.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti memilih untuk melakukan penelitian

tentang pembelajaran yang menerapkan pendekatan PMRI. Penelitian ini

merupakan lanjutan dari penelitian tahun lalu. Penelitian tahun lalu merupakan

penelitian pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan pendekatan

PMRI yang telah diujicobakan di kelas IV SD Negeri Adisucipto 1. Sedangkan

dalam penelitian ini akan dilihat proses implementasi perangkat pembelajaran

tersebut di sekolah lain yaitu di SD Kanisius Condongcatur. Perangkat

pembelajaran yang digunakan pada penelitian tahun lalu direvisi dan disesuaikan

dengan kondisi sekolah sebelum diimplementasikan di SD Kanisius

Condongcatur. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul

”Implementasi Perangkat Pembelajaran Penjumlahan Pecahan Menggunakan

Pendekatan PMRI di Kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman”.

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan

pecahan menggunakan pendekatan PMRI di Kelas IV SD Kanisius

Condongcatur Sleman?

2. Bagaimanakah kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada

implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan

pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui proses implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan

pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius

Condongcatur Sleman.

2. Mengetahui kemunculan indikator-indikator setiap karakteristik pada

implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan

pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius Condongcatur Sleman.

D. Manfaat Penelitian

Implementasi perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan di kelas IV SD

Kanisius Condongcatur dilaksanakan untuk mendukung pembelajaran

matematika. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai

(24)

6

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui proses pembelajaran matematika khususnya materi

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI. Penulis juga dapat

menambah wawasan untuk menggunakan pendekatan PMRI sebagai pendekatan

yang digunakan saat mengajar matematika.

2. Bagi Program Studi

Penelitian ini dapat menambah referensi skripsi yang ada di perpustakaan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak sekolah untuk

menciptakan pembelajaran inovatif dalam proses belajar. Sekolah juga dapat

terdorong untuk menggunakan pendekatan PMRI dalam pembelajaran

Matematika.

4. Bagi Guru Sekolah Dasar

Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru sekolah dasar, khususnya

guru kelas IV untuk menggunakan pendekatan PMRI pada saat mengajar

matematika.

E. Definisi Operasional

Terdapat beberapa definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini.

Definisi operasional bertujuan untuk mempermudah pemahaman istilah-istilah

yang digunakan dalam penelitian. Berikut definisi operasional dalam penelitian

ini:

(25)

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan dari rencana tindakan,

strategi dan penetapan sumber daya untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pada

penelitian ini yang dimaksud implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan

perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI di kelas

IV SD Kanisius Condongcatur.

2. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang digunakan oleh guru dan

siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari bahan ajar, silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), dan soal

evaluasi.

3. Pecahan

Pecahan adalah bilangan rasional yang dapat ditulis dalam bentuk dengan a

dan b merupakan bilangan bulat, b tidak sama dengan nol, dan bilangan b bukan

faktor bilangan a.

4. Penjumlahan pecahan

Penjumlahan pecahan adalah salah satu materi pelajaran yang dipelajari siswa

kelas IV semester 2. Materi penjumlahan pecahan dalam penelitian ini meliputi

penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut

(26)

8

5. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang guru terhadap proses

pembelajaran yang melatari metode pembelajaran untuk mengupayakan siswa

berinteraksi dengan lingkungannya.

6. Pendekatan PMRI

Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu

pendekatan pembelajaran yang diadaptasi dari Realistic Mathematic Education

(RME) dan dirancang untuk pembelajaran matematika di sekolah yang

disesuaikan dengan kondisi dan budaya Indonesia. Pendekatan PMRI mempunyai

5 karakteristik yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, penggunaan

kontribusi siswa, penggunaan interaktivitas, dan pemanfaatan keterkaitan

(intertwining).

(27)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bagian landasan teori ini dibahas beberapa hal terkait dengan teori-teori

dalam penelitian. Landasan teori ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu kajian

pustaka dan kerangka berpikir.

A. Kajian Pustaka

Berikut dipaparkan pandangan beberapa ahli tentang teori-teori yang

digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini:

1. Implementasi

Implementasi menurut Kamus Terbaru Bahasa Indonesia (2008:299) adalah

pelaksanaan, penerapan. Sedangkan Sanjaya (2008:25) menyatakan bahwa

implementasi adalah pelaksanaan dari strategi dan penetapan sumber daya.

Pengertian implementasi dari Lyer, dkk dalam Ferry dan Makhfud (2009:157)

adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Berdasarkan ketiga pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

pengertian implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan dari rencana

tindakan, strategi dan penetapan sumber daya untuk mencapai tujuan yang

(28)

10

2. Perangkat Pembelajaran

Pengertian perangkat pembelajaran menurut Trianto (2009:201) adalah

perangkat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Trianto juga

menyampaikan bahwa perangkat pembelajaran yang mengelola proses

pembelajaran dapat berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lembar Kegiatan Siswa (LKS), instrumen evaluasi atau tes hasil belajar, media

pembelajaran, serta buku ajar siswa. Berdasarkan pendapat Trianto tersebut,

peneliti menyimpulkan bahwa perangkat pembelajaran merupakan perangkat yang

digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari bahan

ajar, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa

(LKS), dan soal evaluasi. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain:

a. Silabus

Menurut Mushlic (2007:23) silabus adalah penjabaran standar kompetensi

dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan

indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber

belajar. Sedangkan menurut Rusman (2011:4) silabus sebagai acuan

pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran memuat identitas mata

pelajaran atau tema pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

pelajaran, kegiatan pembelajaran indikator pencapaian kompetensi, penilaian,

alokasi waktu, dan sumber belajar.

Berdasarkan pengertian silabus dari kedua ahli di atas, peneliti melihat

(29)

silabus yang terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok,

kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Namun ada sedikit perbedaan yaitu

pada pengertian silabus menurut Mushlich yaitu penjabaran standar kompetensi

dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok sedangkan Rusman merupakan

acuan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Dari kedua pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa silabus adalah

garis besar pembelajaran isi atau materi pembelajaran yang terdiri dari standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran

mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas

(Muslich, 2007:45). Mulyasa (2008:154) menyatakan bahwa RPP yang baik

adalah RPP yang memberikan petunjuk yang operasional tentang apa-apa yang

harus dilakukan guru dalam pembelajaran, dari awal guru masuk ke kelas sampai

akhir pembelajaran. Sedangkan menurut Gagne dan Briggs dalam Majid

(2008:96) menyatakan bahwa rencana pembelajaran yang baik hendaknya

mengandung tiga komponen yang disebut anchor point, yaitu 1) tujuan

pembelajaran, 2) materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar,

media pengajaran, dan pengalaman belajar, dan 3) evaluasi keberhasilan.

(30)

12

pembelajaran mata pelajaran per topik bahasan yang memberikan petunjuk

operasional untuk hal yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran.

c. Bahan Ajar

Menurut Majid (2008:173) bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Bahan ajar dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Haryati (2008:10) mengemukakan bahwa bahan ajar berisikan tentang

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik/life skill) dan minat atau sikap

(afektif) yang harus dipelajari dan dikuasai siswa sebagai subyek didik. Haryati

juga menyebutkan bahwa bahan ajar terdiri dari konsep, fakta, prosedural, prinsip

dan sikap atau nilai.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa pengertian bahan ajar dari

kedua ahli tersebut berbeda. Namun pengertian bahan ajar dari Haryati dapat

melengkapi pengertian bahan ajar dari Majid yang tidak menyebutkan isi dari

bahan ajar tersebut. Oleh karena itu peneliti menyimpulkan bahwa bahan ajar

adalah bahan yang berisi konsep, fakta, prosedural, dan sikap atau nilai yang

digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa atau bisa disebut Lembar Kegiatan Siswa adalah

lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa (Majid,

2009:176). Trianto (2009:223) menyatakan bahwa LKS memuat sekumpulan

(31)

pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator

pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.

Pengertian LKS dari kedua ahli tersebut memiliki perbedaan. Perbedaannya

adalah Majid menyebutkan bahwa LKS berisi tugas sedangkan Trianto

menyebutkan bahwa LKS adalah sekumpulan kegiatan mendasar. Trianto juga

menyebutkan bahwa tujuan dari kegiatan yang dilakukan dalam LKS yaitu

memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai

indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh.

Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS adalah lembar

yang berisi kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan siswa untuk memaksimalkan

pemahaman siswa berdasarkan indikator pembelajaran yang harus dicapai.

e. Soal Evaluasi

Menurut Harjanto (2008:277) menyatakan bahwa evaluasi adalah penilaian

terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa

dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan Guba dan Lincoln dalam

Sanjaya (2008:241) mendefinisikan evaluasi merupakan suatu proses memberikan

pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan (evaluation).

Evaluasi dapat diberikan kepada siswa dalam bentuk soal. Berdasarkan

pengertian kedua ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa soal evaluasi

adalah soal yang diberikan kepada siswa untuk memberikan pertimbangan

mengenai nilai dan arti terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan

(32)

14

3. Pecahan

a. Pengertian Pecahan

Heruman (2007:43) menyatakan bahwa pecahan adalah suatu bilangan

rasional yang menyatakan bagian dari suatu benda yang utuh. Dalam ilustrasi

gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatikan, yang ditandai

dengan arsiran. Bagian ini yang dimaksud pembilang dan yang utuh dianggap

sebagai satuan dan dinamakan penyebut. Sedangkan menurut Marsigit (2009:34)

pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b adalah

bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan faktor dari a. Bilangan a disebut pembilang

dan b disebut penyebut. b tidak sama dengan 0 karena b merupakan unit dasar

keutuhan, jika 0 berarti tidak ada unit lengkap yang dapat digunakan untuk

membandingkan bagian-bagian lain. Hal ini seperti yang diungkapkan Hatfield,

dkk (1993:326) ”since b represents the basic unit of wholeness, b cannot equal 0

because it would mean that there was no complete unit with which to compare

other portions” (karena b merupakan unit dasar keutuhan, b tidak bisa sama

dengan 0 karena itu berarti bahwa tidak ada unit lengkap yang dapat digunakan

untuk membandingkan bagian-bagian lain).

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bagian dari

keseluruhan bagian yang utuh yang dinyatakan dalam bentuk , dengan syarat a

dan b adalah bilangan bulat, b ≠ 0, dan b bukan faktor dari a.

(33)

b. Penjumlahan pecahan

Penjumlahan pecahan merupakan salah satu materi pelajaran yang dipelajari

siswa kelas IV semester 2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan materi

penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan berpenyebut

berbeda. Berikut pengertian dari kedua penjumlahan tersebut:

1) Penjumlahan berpenyebut sama

Sukayati (2003:20) menyatakan bahwa penjumlahan berpenyebut sama dapat

diperoleh hasilnya dengan menjumlahkan pembilangnya, sedangkan penyebutnya

tetap.

Contoh : 1

4 + 2

4= …

Jawab :1

4 + 2 4 =

1+2 4 =

3 4

2) Penjumlahan berpenyebut berbeda

Penjumlahan berpenyebut berbeda supaya dapat memperoleh hasil, maka

penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu yaitu dengan mencari pecahan

senilai atau mencari KPK dari kedua penyebut (Sukayati, 2003:12).

a) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari pecahan senilai.

Contoh : 1

4 + 1

3= …

Bentuk yang senilai dengan 1

4 adalah 2 8,

3 12, ….

Bentuk yang senilai dengan 1

3 adalah 2 6,

3 9,

4 12, ….

Pecahan yang senilai dengan 1

4 dan 1

3 yang berpenyebut sama adalah 3 12 dan

4 12

Jadi, 1

4 + 1 3 =

3 12 +

4 12 =

(34)

16

b) Penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dengan mencari KPK.

Contoh : 1

4 + 1

3= ….

Jawab : Penyebut kedua pecahan adalah 4 dan 3, maka dicari KPK dari 4

dan 3 yaitu 12.

Jadi, 1

4 + 1 3 =

3 12 +

4 12 =

7 12

4. Pendekatan PMRI

a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut

pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya

mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan

cakupan teoritis tertentu (Komalasari, 2011:54). Sedangkan menurut Gulo dalam

Siregar dan Nara (2011:75) pengertian pendekatan pembelajaran adalah suatu

cara pandang dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan

lingkungannya.

Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran dari kedua ahli tersebut,

peneliti menyimpulkan pengertian pendekatan pembelajaran adalah sudut

pandang guru terhadap proses pembelajaran yang melatari metode pembelajaran

untuk mengupayakan siswa berinteraksi dengan lingkungannya.

(35)

b. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)

1) Pengertian Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

(PMRI)

Pendekatan PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) merupakan

suatu gerakan pendekatan pembelajaran matematika yang diprakarsai oleh

seorang profesor matematika dari ITB (Institut Teknik Bandung) yaitu R.K.

Sembiring. Pendekatan pembelajaran ini mengajarkan matematika yang dapat

dibayangkan dan disenangi oleh siswa (Hadi, Majalah Pendidikan Matematika

Realistik Indonesia, 2010).

Pendekatan PMRI merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang

mengadaptasi pendekatan pembelajaran Matematika di Belanda yang

dikembangkan oleh Hans Freudenthal di Institut Freudenthal sejak tahun 1971

yang diberi nama Realistic Mathematic Education (RME) (Hadi, 2005:7). Hans

Freudenthal berpendapat bahwa matematika dianggap sebagai aktivitas insani

(mathematic as human activities) dan harus dikaitkan dengan realitas (Daryanto,

2012:149).

Wijaya (2012:21) menjelaskan bahwa dalam Pendidikan Matematika

Realistik, permasalahan realistik digunakan sebagai fondasi dalam membangun

konsep matematika atau sumber untuk pembelajaran (a source for learning).

Suryanto (2010:37) mengemukakan bahwa PMRI adalah Pendidikan Matematika

sebagai hasil adaptasi dari Realistic Mathematics Education yang diselaraskan

dengan kondisi budaya, geografi, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Marpaung

(36)

18

the differences ini context with the PMRI strategy we also tell teacher how to

communicate with student”. Berdasarkan pernyataan tersebut menjelaskan bahwa

tidak hanya meliputi perbedaan konteks dengan strategi tetapi juga bagaimana

guru berkomunikasi dengan siswa.

Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah suatu pendekatan

pembelajaran yang diadaptasi dari Realistic Mathematic Education (RME)

dirancang untuk pembelajaran matematika di sekolah yang disesuaikan dengan

kondisi dan budaya Indonesia.

2) Prinsip-prinsip PMRI

Ada beberapa prinsip yang merupakan dasar teoritis PMRI. Berikut adalah

prinsip-prinsip PMRI:

a) Guided Re-invention (Penemuan Kembali Secara Terbimbing)

Suryanto (2010:42) menyatakan bahwa prinsip guided re-invetion ialah

penekanan pada penemuan kembali secara terbimbing. Siswa diberikan

kesempatan untuk membangun dan menemukan kembali ide-ide dan konsep

matematis melalui masalah kontekstual yang realistis yang mengandung

topik-topik matematis.

b) Progressive Mathematization (Matematisasi Progresif)

Matematisasi atau pematematikaan diartikan sebagai upaya yang

mengarah ke pemikiran matematis (Suryanto, 2010:42). Menurut Wijaya

(2012:41) menyatakan bahwa arti sederhana matematisasi adalah suatu proses

(37)

sebagai memodelkan suatu fenomena secara matematis atau nenbangun suatu

konsep matematika dari suatu fenomena. Dikatakan progresif karena terdiri

atas dua langkah yaitu matematisasi horizontal (berawal dari masalah

kontekstual yang diberikan dan berakhir pada matematika formal) dan

matematisasi vertical (dari matematika formal ke matematika formal yang

lebih luas atau lebih tinggi atau lebih rumit).

c) Didactical Phenomenology (Fenomena Didaktis)

Suryanto (2010:42) menyatakan bahwa prinsip ini menekankan fenomena

pembelajaran yang bersifat mendidik dan menekankan pada pentingnya

masalah kontekstual untuk memperkenalkan topik-topik matematika kepada

siswa.

d) Self-developed model (membangun sendiri model)

Terdapat dua model dalam prinsip PMRI yaitu model of dan model for.

Model of masih dapat disebut matematika informal (Suryanto, 2010: 43).

Model ini merupakan model yang berpangkal dari masalah kontekstual dan

menuju ke matematika formal. Model kedua yaitu model for yang merupakan

model yang lebih umum yang dikembangkan melalui generalisasi atau

formalisasi.

3) Karakteristik PMRI

PMRI memiliki lima karakteristik. Berikut adalah kelima karakteristik dari

(38)

20

a) Penggunaan konteks

Suatu pengetahuan akan menjadi bermakna bagi siswa jika proses belajar

melibatkan masalah realistik atau dilaksanakan dalam dan dengan suatu

konteks (Wijaya, 2012:31). Menurut Suryanto (2010:44) yang dimaksud

konteks adalah lingkungan siswa yang nyata baik aspek budaya maupun aspek

geografis. Konteks dalam PMRI ditujukan untuk membangun ataupun

menemukan kembali suatu konsep matematisasi melalui proses matematisasi.

Proses matematisasi diartikan sebagai proses mematematikakan suatu konteks,

yaitu proses menerjemahkan suatu konteks menjadi konsep matematika

(Wijaya, 2012:32). Bentuk dari konteks tidak harus berupa masalah dunia

nyata namun bisa dalam bentuk permainan, penggunaan alat peraga, atau

situasi lain selama hal tersebut bermakna dan bisa dibayangkan dalam pikiran

siswa (Wijaya, 2012:21).

b) Penggunaan model

Penggunaan model berfungsi sebagai jembatan (bridge) dari pengetahuan

dan matematika tingkat konkret menuju pengetahuan matematika tingkat

formal (Wijaya, 2012:22). Terdapat dua macam model dalam PMRI yaitu

model of dan model for. Model of adalah model untuk menggambarkan situasi

konteks. Sedangkan model for adalah model yang dikembangkan siswa yang

mengarah pada pencarian solusi secara sistematis (Wijaya, 2012:47).

c) Penggunaan kontribusi siswa atau pemanfaatan hasil konstruksi siswa

Mengacu pada pendapat Freudenthal bahwa matematika tidak diberikan

(39)

konsep yang dibangun oleh siswa maka dalam PMRI siswa ditempatkan

sebagai subjek belajar (Wijaya, 2012:22). Siswa memiliki kebebasan untuk

mengembangkan strategi pemecahan masalah. Hasil konstruksi siswa

selanjutnya digunakan untuk landasan pengembangan konsep matematika.

d) Penggunaan interaktivitas siswa

Proses belajar siswa menjadi lebih singkat dan bermakna pada saat siswa

saling mengkomunikasikan hasil kerja dan gagasan mereka. Manfaat dari

interaksi dalam pembelajaran matematika yaitu mengambangkan kemampuan

kognitif dan afektif siswa secara simultan (Wijaya, 2012:23).

e) Pemanfaatan keterkaitan (Intertwining)

Topik-topik belajar dalam matematika dapat dikaitkan dan diintegrasikan

dengan materi lain dalam pelajaran matematika ataupun materi pelajaran yang

lain. Melalui keterkaitan, satu pembelajaran matematika diharapkan dapat

mengenalkan dan membangun lebih dari satu konsep matematika secara

bersamaan (Wijaya, 2012:23).

B. Kerangka Berpikir

Pecahan merupakan materi yang dipelajari oleh siswa kelas IV. Berdasarkan

wawancara dan observasi di sekolah diperoleh hasil bahwa materi penjumlahan

pecahan ini cukup sulit untuk dipahami karena siswa merasakan bahwa

matematika merupakan pelajaran yang menggunakan banyak rumus dan

langkah-langkah yang harus dihafal. Oleh karena itu guru perlu menyampaikan materi

penjumlahan pecahan dengan membawa pemikiran siswa ke konteks yang dekat

(40)

22

Pembelajaran yang menyampaikan materi menggunakan konteks yang dekat

dengan kehidupan sehari-hari siswa adalah pendekatan PMRI. Guru dapat

menggunakan benda konkret untuk membantu siswa dalam memahami konsep.

Siswa dapat menemukan konsep sendiri tentang suatu materi dengan bantuan

media nyata dan menggunakan masalah-masalah yang berkaitan dengan

kehidupan siswa sehari-hari. Pembelajaran yang seperti hal tersebut membuat

siswa aktif dan kreatif.

Berdasarkan hal-hal tersebut, perlu suatu perangkat pembelajaran yang

menyajikan kegiatan-kegiatan yang membuat siswa mampu menemukan konsep

penjumlahan pecahan dengan konteks yang dapat ditemui dan dibayangkan oleh

siswa. Perangkat pembelajaran dirasa sesuai untuk mengajarkan penjumlahan

pecahan adalah perangkat pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI.

Perangkat pembelajaran yang digunakan diharapkan dapat membantu siswa untuk

(41)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan menguraikan tentang metode penelitian ini yang terdiri dari

jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Berikut adalah penjelasan dari

masing-masing subbab:

A. Jenis Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proses implementasi perangkat

pembelajaran penjumlahan pecahan dan mengetahui kemunculan

indikator-indikator setiap karakteristik PMRI pada implementasi perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di Kelas IV SD Kanisius

Condongcatur. Hasil data dari penelitian ini akan disajikan dalam bentuk

deskripsi. Oleh sebab itu peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Condongcatur yang

beralamat di Jl. Tambakboyo, RT 020/14, Dero, Condongcatur, Depok, Sleman.

Sekolah ini merupakan sekolah bagian dari Yayasan Kanisius Yogyakarta.

Bangunan sekolah ini berada dekat dengan waduk buatan Tambak Boyo dan

(42)

24

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran dan

wawancara dengan guru kelas, guru belum pernah menggunakan pendekatan

Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dalam pembelajaran

matematika. Hal ini menjadi alasan peneliti memilih sekolah ini menjadi tempat

penelitian.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Condongcatur,

Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 33 orang yang terdiri dari 14

siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah implementasi perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik

Indonesia (PMRI). Pembelajaran dibatasi pada Standar Kompetensi 6.

Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah dan Kompetensi Dasar 6.3

yaitu Menjumlahkan pecahan. Materi penjumlahan pecahan yang dipelajari terdiri

dari penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan pecahan

berpenyebut berbeda.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan pengimplementasian perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI di kelas IV SD Kanisius

Condongcatur. Perangkat pembelajaran yang digunakan berupa silabus, RPP,

bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi. Berikut gambar bagan rancangan penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini:

(43)
[image:43.595.102.511.111.583.2]

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian

Berikut penjelasan bagan rancangan penelitian di atas:

1. Mempelajari penelitian tahun lalu

Pada tahap ini peneliti mempelajari penelitian tahun lalu yaitu penelitian

research and development atau R&D. Terdapat lima penelitian yang dilakukan

tahun lalu. Penelitian tahun lalu mengembangkan perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan PMRI sekaligus melakukan

ujicobakan secara terbatas di SD N Adisucipto I. Peneliti mempelajari perangkat

pembelajaran yang dikembangkan dan juga proses implementasi perangkat

tersebut. Berikut judul dan peneliti dari kelima penelitian tersebut:

a) Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Menggunakan Masalah

Kontekstual sebagai Starting Point Pembelajaran dengan Pendekatan PMRI

di Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 oleh Roimartini. Mempelajari penelitian tahun lalu

Validasi perangkat pembelajaran Uji keterbacaan

Implementasi

Revisi perangkat

(44)

26

b) Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Pemodelan

dalam Menyelesaikan Masalah Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan

PMRI Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 oleh Erni Kurniasih.

c) Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Kontribusi

Siswa Pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas IVA SD

Negeri Adisucipto 1 oleh Andrea Galuh Pusporini.

d) Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Karakteristik

Interaktivitas Siswa Pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI

Kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 oleh Elfrida Joise Wahyuningtyas.

e) Pengembangan Perangkat Pembelajaran yang Mengakomodasi Karakteristik

Intertwining Pada Penjumlahan Pecahan dengan Pendekatan PMRI Kelas

IVA SD Negeri Adisucipto 1 oleh Andreas Vetriyanto.

2. Revisi perangkat pembelajaran

Setelah mempelajari penelitian tahun lalu, peneliti merevisi perangkat

pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang direvisi adalah silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal

evaluasi. Revisi dan perubahan dilakukan dengan melihat konteks sekolah yang

digunakan untuk penelitian yaitu SD Kanisius Condongcatur.

3. Validasi perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang sudah direvisi dan diubah kemudian divalidasi

oleh 3 orang ahli. Validator perangkat pembelajaran ini adalah dua orang dosen

ahli PMRI dan satu orang guru kelas IV.

(45)

4. Uji keterbacaan

Setelah perangkat pembelajaran divalidasi, peneliti melakukan uji

keterbacaan. Uji keterbacaan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap isi bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi. Uji

keterbacaan dilakukan oleh 6 orang siswa kelas IV SD lain.

5. Implementasi

Perangkat pembelajaran yang telah diuji keterbacaannya diimplementasikan

di kelas IV SD Kanisius Condongcatur. Implementasi perangkat ini untuk melihat

proses pembelajaran dan kemunculan karakteristik PMRI dalam proses

pembelajaran. Setelah pengimplementasian, peneliti menyebarkan angket respon

siswa kepada beberapa siswa dan melakukan wawancara kepada siswa dan guru.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui respon siswa dan guru setelah

melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI.

D. Instrumen Penelitian

Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian. Berikut dijelaskan

tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini:

1. Jenis data

Penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil validasi para ahli, hasil angket uji

keterbacaan, hasil angket respon siswa, dan hasil evaluasi siswa. Sedangkan data

kualitatif diperoleh dari hasil analisis proses implementasi perangkat

pembelajaran, hasil analisis kemunculan indikator-indikator karakteristik PMRI

(46)

28

2. Instrumen pengumpulan data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen data

kuantitatif dan instrumen data kualitatif. Berikut penjelasan dari masing-masing

instrumen:

a. Instrumen data kuantitatif

Instrumen yang digunakan untuk menghasilkan data kuantitatif yaitu lembar

validasi perangkat pembelajaran, lembar angket uji keterbacaan, lembar angket

respon siswa dan lembar soal evaluasi. Berikut penjelasan dari masing-masing

instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kuantitatif:

1) Lembar validasi perangkat pembelajaran

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan lembar validasi perangkat

pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tahun lalu yaitu penelitian

Pusporini (2012:186-190). Validasi ini dilakukan untuk menilai perangkat

yang sudah direvisi layak atau tidak untuk digunakan dalam

pengimplementasian perangkat pembelajaran. Lembar validasi perangkat

pembelajaran dapat dilihat pada lampiran halaman (113).

2) Lembar angket uji keterbacaan

Angket uji keterbacaan digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap keterbacaan perangkat pembelajaran yang berupa bahan ajar, LKS,

dan soal evaluasi. Peneliti menggunakan angket uji keterbacaan yang

digunakan pada penelitian tahun lalu yaitu pada penelitian Pusporini

(2012:106). Lembar angket uji keterbacaan pada penelitian ini dapat dilihat

pada lampiran halaman (116).

(47)

3) Lembar angket respon siswa

Angket respon siswa ini digunakan untuk mengetahui respon atau

tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran. Peneliti menggunakan angket

respon siswa yang digunakan pada penelitian tahun lalu yaitu pada penelitian

Pusporini (2012:107). Lembar angket respon siswa yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada lampiran halaman (120).

4) Lembar soal evaluasi

Evaluasi ini dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa setelah mengikuti

pembelajaran menggunakan pendekatan PMRI. Peneliti menggunakan soal

evaluasi yang digunakan pada penelitian tahun lalu yaitu penelitian Pusporini

(2012:179). Soal evaluasi yang digunakan pada penelitian ini direvisi oleh

peneliti. Soal evaluasi yang diberikan berbentuk soal uraian. Lembar soal

evaluasi tersebut dapat dilihat pada lampiran halaman (99)-(107).

b. Instrumen data kualitatif

Instrumen yang digunakan untuk menghasilkan data kualitatif yaitu lembar

pedoman wawancara dan dokumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing

instrumen yang digunakan untuk memperoleh data kualitatif:

1) Lembar pedoman wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua lembar pedoman

wawancara yaitu lembar pedoman wawancara guru dan siswa. Lembar

pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian bertujuan untuk

(48)

30

Lembar pedoman wawancara guru dapat dilihat pada lampiran halaman

(121). Lembar pedoman wawancara siswa digunakan untuk mengetahui

respon siswa setelah melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan

PMRI. Lembar pedoman wawancara siswa dapat dilihat pada lampiran

halaman (122)

2) Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rekaman video

proses pembelajaran, foto-foto kegiatan dan rekaman suara pada saat

wawancara siswa dan guru.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif dan

data kualitatif. Berikut penjelasan tentang teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini:

1. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Berikut adalah teknik pengumpulan data kuantitatif:

a. Validasi

Validasi dilakukan untuk mengukur validitas dari perangkat

pembelajaran. Peneliti memilih 3 orang ahli untuk melakukan validasi

perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan pendekatan

PMRI yaitu 2 orang dosen ahli matematika dan satu orang guru kelas IV.

Para ahli diminta untuk menilai komponen-komponen yang ada dalam

perangkat pembelajaran sesuai petunjuk pada lembar validasi.

(49)

b. Angket Uji keterbacaan

Peneliti menyebarkan lembar angket uji keterbacaan kepada 6 siswa

kelas IV SD Kanisius Sengkan yang memiliki karakteristik hampir sama

dengan siswa di SD Kanisius Condongcatur. Siswa diminta untuk mengisi

angket tersebut dengan melihat kategori jawaban sesuai dengan perangkat

pembelajaran yang telah dibaca. Perangkat pembelajaran yang dibaca oleh

siswa yaitu bahan ajar, LKS, dan soal evaluasi.

c. Angket Respon siswa

Setelah kegiatan implementasi, peneliti juga menyebarkan lembar angket

yaitu lembar angket respon siswa. Siswa diminta untuk mengisi angket

tersebut dengan melihat kategori jawaban sesuai hal yang dialami oleh siswa

pada saat pembelajaran.

d. Soal Evaluasi

Teknik pengumpulan data dari instrumen lembar soal evaluasi adalah

dengan membagikan lembar soal evaluasi dan meminta setiap siswa untuk

mengerjakan soal tersebut di kegiatan akhir pembelajaran pada pertemuan

keempat.

2. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif

Berikut adalah teknik pengumpulan data kualitatif:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap 6 orang siswa dan guru kelas. Siswa yang

diwawancarai adalah 2 orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi, 2

orang siswa yang memiliki kemampuan sedang, dan 2 orang siswa yang

memiliki kemampuan rendah. Pemilihan siswa atas rekomendasi guru kelas.

(50)

32

pembelajaran penjumlahan pecahan. Peneliti menggunakan lembar pedoman

wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman

wawancara.

b. Transkripsi

Dokumentasi video proses pembelajaran kemudian ditranskripsikan oleh

peneliti. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui setiap kejadian dan kegiatan

yang dilakukan dalam proses implementasi perangkat pembelajaran

penjumlahan pecahan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari lembar validasi, lembar angket uji keterbacaan

dan lembar angket respon siswa. Skor yang diperoleh dari masing-masing

instrumen penelitian diubah dengan data skala empat. Berikut adalah kategori

hasil ubahan dengan skala empat yang mengadopsi kriteria penilaian dari Anzwar

[image:50.595.100.517.264.637.2]

dalam disertasi Fatima Setiani (2011:171).

Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk

Angka Interval skor rata-rata Kategori

4 3,25 < M ≤ 4,00 Sangat baik

3 2,50 < M ≤ 3,25 Baik

2 1,65 < M ≤ 2,50 Kurang baik

1 0,00 < M ≤ 1,75 Tidak baik

(Sumber: Setiani (2011:171))

Keterangan :

M = rerata skor untuk setiap aspek yang dinilai = ∑��.

xi = skor suatu item

ft = jumlah responden yang memilih item tertentu fn = jumlah seluruh responden

(51)

Setelah mendapat hasil pekerjaaan soal evaluasi dari siswa, peneliti

memberikan skor pada jawaban siswa. Pemberian skor ini berdasarkan pedoman

skoring yang terdapat pada lampiran RPP. Setelah memperoleh skor, peneliti

memberikan nilai berdasarkan pedoman penilaian.

2. Teknik Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara siswa dan guru serta

dokumentasi video. Data yang diperoleh tersebut kemudian disajikan dalam

bentuk transkripsi. Transkripsi dari wawancara guru dan siswa menunjukkan

respon guru dan siswa setelah melakukan penelitian. Sedangkan transkripsi dari

dokumentasi video menunjukkan proses pemberlajaran menggunakan pendekatan

PMRI.

Transkripsi digunakan untuk mendukung argumen peneliti dalam menganalis

dan membahas hasil penelitian. Melalui transkripsi tersebut peneliti dapat melihat

respon guru dan siswa, proses implementasi perangkat pembelajaran dan juga

kemunculan indikator-indikator dari setiap karakteristik PMRI.

Indikator-indikator setiap karakteristik PMRI dapat dilihat pada lampiran halaman (117).

Argumen-argumen yang disampaikan oleh peneliti didukung dengan menunjuk

pada bagian transkripsi tertentu. Selain itu argumen peneliti juga dapat didukung

(52)

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV ini peneliti akan menguraikan analisis data hasil penelitian

dan pembahasan tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I. Peneliti

akan membaginya menjadi 7 bagian yaitu paparan penelitian tahun lalu, paparan

revisi perangkat pembelajaran penelitian tahun lalu, validasi perangkat

pembelajaran, uji keterbacaan, paparan hasil analisis dan pembahasan

implementasi perangkat pembelajaran, respon siswa dan guru, serta refleksi

implementasi. Berikut penjelasan hasil penelitian dan pembahasan dalam

penelitian ini:

A. Paparan Penelitian Tahun Lalu

Penelitian ini merupakan penelitan lanjutan dari penelitian tahun lalu.

Penelitian tahun lalu merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan

produk berupa perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan dengan pendekatan

PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). Sebelum melanjutkan

penelitian terdahulu maka peneliti perlu untuk mempelajari penelitian tahun lalu.

Penelitian tahun lalu dilakukan 5 orang mahasiswa di mana setiap peneliti

meneliti satu dari

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Rancangan Penelitian
Tabel 3.1 Kriteria Tingkat Kualitas Produk  Interval skor rata-rata Kategori
Tabel 4.1 Revisi Alokasi Waktu pada Silabus dan RPP
Tabel 4.2 Revisi Pembagian Kegiatan Pembelajaran pada Silabus dan RPP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Penambahan Latihan Brain Gym Terhadap Kecakapan Berhitung Pada Anak Usia 5-6 Tahun.. Prosiding Seminar

Dari semua perubahan pada kedua bentuk antena ini diketahui bahwa lebar saluran catu yang disisipkan dibawah patch dan penyetelan stub pendek memegang peranan penting dalam

Menimbang bahwa dalam rangka penyeragaman pelaksanaan perjalanan dinas dan peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara di lingkungan Kementerian Energi dan

Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria yang digunakan

Pada penelitian ini, proses pengklasifikasian citra X-ray melalui proses fourier filter, wavelet haar filter, dan clahe filter untuk filtering, selanjutnya

Unjuk kerja suatu menara pendingin bergantung pada nilai efektifitas, bilangan NTU, dan kapasitas pendinginan yang dihasilkan.Untuk menara pendingin terbuka

Kompleksitas berbagai masalah sebagai akibat pengaruh dari pemanasan global dan perubahan iklim sudah cukup lama diteliti serta menjadi salah satu topik utama

(1) Kecuali ditentukan lain dalam Surat Perjanjian ini, maka untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mengutamakan jasa dan produksi Dalam Negeri