ABSTRAK
PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA
Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi
Pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja pada karyawan bagian produksi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kuesioner.
Hipotesis pertama adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hipotesis kedua adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja dan hipotesis ketiga adalah ada perbedaan prestasi kerja kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut maka dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Analisis data yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yaitu analisis Chi – Square ( X2 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tidak ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 1,292 ) < X2 tabel ( 3,481 ); 2) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 8, 199 ) > X2 tabel ( 5, 591 ); 3 ) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 15, 565 ) > X2 tabel ( 3,481 ).
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF WORKERS’ WORK ACHIEVEMENT VIEWED FROM EDUCATIONAL LEVEL, YEARS OF JOB EXPERIENCE,
AND MOTIVATION
A Case Study at Production Employee of Weaving Company of “ATBM Santa Maria “ Boro
Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of this research were to find out the differences of : 1) workers’ work achievement viewed from their educational level, 2) workers’ work achievement viewd from their number of years of job experience, 3) workers’ work achievement viewed from their motivation.
This research was conducted at Weaving Company of “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo, in March 2007. The population and samples in this research were employees at weaving department as many as 40 people. The data collecting techniques applied were observation, questionnaire, interview and documentation. The technique analysis data used was Chi – Square (
x
2) analysis.The results of the study showed that: 1) There was no significant difference in workers’ work achievement viewed from their educational level (
x
2 count 1,292 <x
2 table 3,481 ); 2 ) There was significant difference in workers’ work achievement viewed from their years of job experience (x
2 count 8, 199 >x
2
table 5, 591 ); 3 ) There was significant difference in workers’ work achievement viewed from their motivation (
x
2count 15, 565 >x
2
table 3, 481 ).
i
PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA
Studi Kasus :
Karyawan Bagian Produksi
Pertenunan ATBM “Santa Maria” Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
TITUS EKO JANU SIHGIHARJO NIM : 011334071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ABSTRAK
PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN
DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA
Studi Kasus : Karyawan Bagian Produksi
Pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja pada karyawan bagian produksi. Adapun yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi yang berjumlah 40 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan kuesioner.
Hipotesis pertama adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hipotesis kedua adalah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja dan hipotesis ketiga adalah ada perbedaan prestasi kerja kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja. Untuk menguji kebenaran dari hipotesis tersebut maka dianalisis dengan menggunakan metode statistik. Analisis data yang digunakan untuk menguji ketiga hipotesis yaitu analisis Chi – Square ( X2 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Tidak ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 1,292 ) < X2 tabel ( 3,481 ); 2) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 8, 199 ) > X2 tabel ( 5, 591 ); 3 ) Ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerja, hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data dan pengujian yaitu nilai X2 hitung ( 15, 565 ) > X2 tabel ( 3,481 ).
ABSTRACT
THE DIFFERENCE OF WORKERS’ WORK ACHIEVEMENT VIEWED FROM EDUCATIONAL LEVEL, YEARS OF JOB EXPERIENCE,
AND MOTIVATION
A Case Study at Production Employee of Weaving Company of “ATBM Santa Maria “ Boro
Kalibawang, Kulon Progo Titus Eko Janu Sihgiharjo Sanata Dharma University
Yogyakarta 2007
The purpose of this research were to find out the differences of : 1) workers’ work achievement viewed from their educational level, 2) workers’ work achievement viewd from their number of years of job experience, 3) workers’ work achievement viewed from their motivation.
This research was conducted at Weaving Company of “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo, in March 2007. The population and samples in this research were employees at weaving department as many as 40 people. The data collecting techniques applied were observation, questionnaire, interview and documentation. The technique analysis data used was Chi – Square (
x
2) analysis.The results of the study showed that: 1) There was no significant difference in workers’ work achievement viewed from their educational level (
x
2 count 1,292 <x
2 table 3,481 ); 2 ) There was significant difference in workers’ work achievement viewed from their years of job experience (x
2 count 8, 199 >x
2
table 5, 591 ); 3 ) There was significant difference in workers’ work achievement viewed from their motivation (
x
2count 15, 565 >x
2
table 3, 481 ).
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO :
Ø Mintalah pasti kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat ketuklah pintu maka kamu pasti akan dibukakan. ( Matius 7 : 7 )
Ø Segala sesuatu akan indah pada waktunya
PERSEMBAHAN :
De ng a n p e nuh ra sa c inta , skrip si ini kup e rse m b a hka n ke p a d a :
1. Ye sus X’ tus Ra ja d a n Pe no lo ng ku.
2. Bund a Ma ria , Rm Pre ntha le r ya ng se na ntia sa m e nd a m p ing i d a n
m e no lo ng ku.
3. Ba p a k d a n ib u ya ng se na ntia sa m e nd o a ka n d a n m e nd o ro ng ku
4. Yo ha na Nulik Kukuh A rfiya nti d a n G re g o rius A g ung Sa tria
Pra ta m a Nug ra ha , istri d a n a na kku ya ng kuka sihi d a n
kusa ya ng i.
5. A d ikku : Mika e l Yud o Ta m to m o
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa universitas Sanata Dharma : Nama : Titus Eko Janu Sihgiharjo
Nomor Mahasiswa : 011334071
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA
beserta perangkat yang diperlukan ( bila ada ). Denagan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dealam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internat atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 13 Juni 2008
Yang menyatakan
( Titus Eko Janu Sihgiharjo )
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan atas rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Perbedaan Prestasi Kerja Karyawan Ditinjau dari Tingkat pendidikan, Masa Kerja dan Motivasi Kerja pada Perusahaan Pertenunan ATBM Santa Maria Boro.
Skripsi yang diajukan penulis merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dorongan akan perhatian yang tak ternilai harganya dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si, selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi.
4. Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar memberikan pengarahan, koreksi dan saran selama penulisan skripsi.
5. Bruder Thomas, FIC, selaku Pimpinan Pertenunan Santa Maria Boro yang telah memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di perusahaan tersebut.
6. Mas Antok dan Mbak Anik yang telah memberikan bantuan kepada penulis untuk mendapatkan data.
7. Seluruh karyawan bagian produksi yang telah bersedia membantu penulis dengan mengisi kuesioner demi tersusunnya skripsi.
8. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan semuanya lewat kasih sayang, kesabaran, lantunan doa, motivasi dan juga materi
9. Istriku Yohana Nulik Kukuh Arfiyanti yang senantiasa mendampingi dan memotivasi dengan penuh kesabaran.
10.Anakku Gregorius Agung S.P.N yang menjadi motivasi sehingga aku harus segera menyelesaikan studiku.
11.Adikku Mikael Yudo Tamtomo yang membantuku mengolah data
12.Teman – temanku PAK angkatan 2001. Terimakasih atas persahabatannya. Bendot dkk lek ndang lulus.
13.Mas Duex PAK 2001 yang membantuku dalam penyusunan skripsi ini. Terimakasih untuk Flashdisknya.
14.Panitia APP Kevikepan Yogyakarta, yang telah memberi bantuan dana untuk penyusunan skripsi ini karena keterbatasan penulis.
15.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oeh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat memberikan kesempurnaan pada skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang membacanya.
Penulis
Titus Eko Janu Sihgiharjo
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………..i
HALAMAN PERSETUJUAN……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN...iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………...iv
ABSTRAK ………..v
ABSTRACT ...………...vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..………..vii
KATA PENGANTAR …..………..viii
DAFTAR ISI ……...………..xi
DAFTAR LAMPIRAN ………. xiii
DAFTAR TABEL ………. xiv
DAFTAR GAMBAR ………. xv
BAB I PENDAHULUAN ...…….. 1
A. Latar Belakang Masalah...…………... 1
B. Batasan Masalah...……… 3
C. Rumusan Masalah……...……. 3
D. Tujuan Penelitian………. 4
E. Manfaat Penelitian...……… 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……….……... 6
Landasan Teori….. ...………….. 6
A. Prestasi Kerja 1. Pengertian Prestasi kerja……….. 6
2. Pengukuran Prestasi Kerja……… 7
3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi KerjaKaryawan……… 10
4. Tolok Ukur Prestasi Kerja Karyawan………. 13
B. Pendidikan...……… 14
C. Masa Kerja...…………. 16
D. Motivasi Kerja……….……… 17
1. Pengertian Motivasi Kerja………. 17
2. Faktor – Faktor Motivasi Kerja………. 18
3. Usaha – Usaha Meningkatkan Motivasi Kerja………….. 19
4. Teori Motivasi...……… 20
E. Kerangka Berpikir………... …….. 21
F. Hipotesis ...………. .. 23
BAB III METODE PENELITIAN ………...24
A. Jenis Penelitian……… 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian………. 24
C. Subyek dan Objek Penelitian……….. 24
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ………. 25
E. Populasi Pene;litian……….. 29
F. Teknik Pengumpulan Data……….. 29
G. Pengujian Instrumen Penelitian……… 31
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN……… 37
A. Sejarah Singkat Perusahaan ……… 37
B. Lokasi Perusahaan……….41
C. Deskripsi Perusahaan ………...41
D. Struktur Organisasi ……….43
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN ………....84
A. Kesimpulan ………... 84
B. Keterbatasan ………... 85
C. Saran ………. 86
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner ……… 92
Lampiran 2 Data Induk Penelitian ……….. 97
Lampiran 3 Uji Validitas dan Realibilitas ………..100
Lampiran 4 Tabel nilai Chi Kuadrat, Uji r ……….104
Lampiran 5 Surat Rekomendasi Perusahaan ………..107
Daftar Tabel
Halaman
Tabel 1 Skala Pengukuran 26
Tabel 2 Skor Pertanyaaan Prestasi Kerja 27
Tabel 3 Skor Tingkat Pendidikan 27
Tabel 4 Skor Masa Kerja 28
Tabel 5 Skor Pertanyaan Motivasi Kerja 29 Tabel 6 Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja 32 Tabel 7 Hasil Pengujian Validitas Variabel Prestasi Kerja 33 Tabel 8 Hasil Pengujian Reliabilitas 35 Tabel 9 Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian 35
Tabel 10 Kisi – Kisi kuesioner 36
Tabel 11 Deskripsi Responden Menurut Tingkat Pendidikan 66 Tabel 12 Deskripsi Responden Menurut Masa Kerja 66 Tabel 13 Klasifikasi Prestasi Kerja Karyawan 68 Tabel 14 Interpretasi Data Prestasi Kerja 69 Tabel 15 Interpretasi Data Motivasi Kerja 71
Daftar Gambar
Ganbar 1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan ………..44
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini banyak bermunculan perusahaan yang bergerak di bidang industri baik yang berskala kecil, menengah maupun yang berskala besar. Jadi sektor industri mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. Usaha untuk mencapai industrialisasi sangat tergantung pada sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling penting dalam setiap organisasi perusahaan. Menyadari pentingnya faktor tenaga kerja atau sumber daya manusia dalam operasi perusahaan, maka sudah selayaknya faktor tersebut dikelola dengan baik.
mereka. Mereka yang lebih berprestasi tentu akan mendapat kesejahteraan yang cukup atas hasil kerja mereka, disamping faktor yang lainnya. Perusahaan tentunya sangat menginginkan karyawannya memiliki prestasi yang baik untuk meningkatkan produktifitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu dalam perekrutan tenaga kerja perlu mempertimbangkan faktor- faktor yang dapat berpengaruh terhadap hasil kerja karyawan. Kemampuan seorang karyawan banyak atau sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan karyawan, dalam hal ini adalah pendidikan formal karyawan tersebut. Perusahaan cenderung memilih karyawan yang berpendidikan, karena dengan bekal yang dimiliki karyawan tersebut, karyawan dapat bekerja lebih produktif daripada karyawan yang belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
Setiap perusahaan cenderung menginginkan karyawannya untuk terus bekerja pada perusahaannya sampai masa kerjanya habis. Di samping itu, perusahaan juga menginginkan karyawannya bekerja dan berprestasi lebih baik sesuai dengan masa kerjanya.
perbuatan-perbuatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Apabila motivasi kuat, maka aktifitas akan menjadi kuat pula. Dengan demikian, motivasi merupakan rangsangan yang kuat pula. Di samping itu perusahaan hendaknya juga harus meberikan penghargaan atau perhatian yang lebih atas keberhasilan seorang karyawannya, sehingga mereka terpacu untuk meningkatkan produktifitas mereka
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai: “PERBEDAAN PRESTASI KERJA KARYAWAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN, MASA KERJA, DAN MOTIVASI KERJA”
B. Batasan Masalah
C. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti oleh penulis adalah prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan, masa kerja dan motivasi kerja karyawan bagian produksi Pertenunan ATBM “Santa Maria” Boro, Bannjarasri, Kalibawang, Kulon Progo. Sesuai latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikan?
2. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerjanya?
3. Apakah ada perbedaan prestasi kerja karyawan ditinjau dari motivasi kerjanya ?
D. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah:
1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi kerja para karyawan ditinjau dari tingkat pendidikannya.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi kerja para karyawan ditinjau dari masa kerjanya.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi beberapa pihak, yaitu bagi perusahaan, Universitas Sanata Dharma dan bagi penulis.
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukkan yang dapat digunakan perusahaan sebagai bahan pertimbangan, baha n perbandingan maupun sebagai pelengkap dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan studi yang bermanfaat bagi Universitas Sanata Dharma khususnya Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan dan dapat memperkaya karya ilmiah Universitas Sanata Dharma.
3. Bagi Penulis
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pembahasan masalah penelitian. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengertian prestasi kerja, pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja.
Landasan Teori
A. Prestasi kerja
Prestasi kerja merupakan salah satu unsur yang dinilai terhadap pekerjaan seorang karyawan. Prestasi kerja karyawan akan menunjukkan sejauh mana hasil kerja dari seorang karyawan yang bisa digunakan oleh pimpinan untuk mengukur atau menilai pelaksanaan pekerjaan karyawan untuk menetapkan upah dan gaji, selain kenaikan pangkat. Oleh sebab itu, maka prestasi kerja akan sangat berarti bagi karyawan dalam perusahaan.
1. Pengertian Prestasi Kerja
Banyak pakar mengemukakan definisi prestasi kerja, semua berpandangan sama, hanya penyampaiannya saja yang berbeda.
Boentaran ( 1969 : 12 ) mendefinisikan prestasi kerja adalah suatu hasil kerja dari seorang karyawan yang saling melakukan pekerjaan tertentu sesuai dengan tugasnya.
Mangkunegara ( 2000 : 67 ) mendefinisikan prestasi kerja adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Berdasarkan pendapat diatas prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Pemimpin perusahaanlah yang menilai prestasi kerja karyawan yaitu atasan langsung maupun atasan tak langsung. Disamping itu, kepala personalia juga berhak pula memberikan penilaian prestasi kerja terhadap semua pegawai sesuai apa yang ada di bagiannya. Oleh sebab itu para karyawan hendaknya memiliki semangat kerja yang tinggi dan kegairahan kerja yang tinggi, sehingga hasil kerja atau prestasi kerja dapat dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan dengan semaksimal mungkin.
2. Pengukuran Prestasi Kerja
a. Production Job
Yaitu pekerjaan yang hasilnya dapat dinikmati dan dapat dihitung secara langsung. Dengan demikian pengukuran prestasi kerja cukup dengan menghitung jumlah produk yang dihasilkan oleh karyawan atau pegawai.
b. Non Production Job
Yaitu jenis pekerjaan yang hasil produksinya tidak dapat dihitung secara langsung.Untuk menghitung prestasi kerja karyawan sulit dilakukan, hal ini disebabkan faktor – faktor yang mendukung prestasi kerja lebih kompleks.
Pengukuran prestasi kerja yang dilakukan menurut Saud Husnan (1990 : 22 ) adalah sebagai berikut :
1. Ranking
2. Perbandingan karyawan dengan karyawan
Suatu cara untuk memisahkan penilaian ke dalam berbagai faktor dengan menggunakan perbandingan karyawan dengan karyawan.
3. Grading
Pada metode ini suatu definisi yang jelas untuk setiap kategori telah dibuat dengan seksama. Kategori untuk prestasi karyawan misalnya baik sekali, memuaskan, yang masing – masing mempunyai definisi yang jelas.
4. Skala Grafis
Pada metode ini baik tidaknya pekerjaan seorang karyawan dinilai berdasarkan faktor – faktor yang dianggap penting bagi pelaksaan pekerjaan tersebut. Kemudian masing – masing faktor tersebut seperti kualitas kerja, kuantitas pekerjaan, sikap dan dapat tidaknya diandalkan, dibagi dalam berbagai kategori seperti misalnya baik sekali, cukup, kurang dan sebagainya yang disertai dengan definisi yang jelas untuk masing –masing kategori. Jadi di sini penilai membandingkan prestasi kerja seorang karyawan dengan definisi untuk masing – masing faktor dan masing – masing kategori.
5. Checklist
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja Karyawan
Prestasi kerja karyawan, dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor- faktor lainnya ( J. Ravianto, 1985:32 ) adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan
Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan mempunyai prestasi kerja yang lebih baik. Dengan demikian pendidikan merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan.
b. Ketrampilan
Ketrampilan juga sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan selain pendidikan formal. Ketrampilan ini dapat ditingkatkan melalui kursus-kursus, pelatihan, dan sebagainya.
c. Disiplin
d. Sikap dan Etika Kerja
Sikap orang atau sekelompok orang dalam membina hubungan yang selaras, serasi dan seimbang sangat penting artinya, karena dengan hubungan baik itulah suasana yang diidamkan akan tercapai dan akan berpengaruh juga dengan prestasi kerja karyawan.
e. Motivasi
Pimpinan perusaha an perlu mengetahui dan memahami motivasi kerja dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi, maka pimpinan dapat membimbing karyawan agar dapat lebih berprestasi.
f. Gizi dan Kesehatan
Daya tahan tubuh seseorang dalam bekerja biasanya juga dipengaruhi oleh gizi dan makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan setiap karyawan. Dan itu semua mempengaruhi prestasi kerja karyawan.
g. Tingkat Penghasilan
h. Jaminan Sosial
Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan akan menunjang keselamatan dan kesehatan karyawan. Dengan jaminan yang diberian perusahaan, diharapkan karyawan akan semangat bekerja.
i. Lingkungan dan Iklim Kerja
Lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan perusahaan, suhu, penerangan, lingkungan kerja, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapat perhatian dari perusahaan, karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada kekompakan dalam kelompok kerja dan juga bisa disebabkan ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal ini akan mengganggu kerja karyawan.
j. Sarana Produksi
Faktor-faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam proses produksi, oleh karena itu penyediaan sarana dan prasarana sangat penting untuk menunjang kelancaran proses produksi.
k. Manajemen
l. Kesempatan berprestasi
Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya dengan diberikan kesempatan untuk berprestasi maka karyawan akan dapat meningkatkan prestasinya.
4. Tolok Ukur Prestasi Kerja Karyawan
Menurut Hasibuan ( 2000 : 93 ) tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur prestasi karyawan adalah sebagai berikut :
1. Kedisiplinan, yaitu disiplin karyawan dalammematuhi peraturan yang ada dan melakukan pekerjaannya sesuai dengan instruksi yang diberikan kepadanya.
2. Kecakapan, yaitu kecakapan kayawan dalam menyatukan dan menyelaraskan bermacam- macam elemen yang semuanya terlibat di dalam penyusun kebijaksanaan di dalam situasi manajemen.
3. Tanggung jawab,yaitu kesediaan karyawan dalam mempertanggungjawabkan kebijaksanaannya, pekerjaan, dan hasil kerjanya, sarana dan prasarana yang dipergunakannya serta perilaku kerjanya.
5. Kreativitas, yaitu kemampuan karyawan dalam mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdayaguna dan berhasil.
6. Kepribadian, yaitu sikap perilaku, kesopanan, periang, disukai, memberi kesan menyenangkan, memperlihatkan sikap baik, serta berpenampilan simpatik dan wajar.
7. Prakarsa, yaitu kemapuan berpikir orisinal dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk menganalisis, menilai, menciptakan, memberi alasan, mendapat kesimpulan dan membuat keputusan masalah yang dihadapinya.
8. Kejujuran, yaitu kejujuran dalam melaksanakan tugas-tugasnya, memenuhi perjanjian baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
9. Kesetiaan, yaitu kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaannya dari dorongan orang yang tidak bertanggungjawab.
B. Pendidikan
Philip H Coombe, seorang ahli perencanaan pendidikan mengklasifikasikan bentuk pendidikan menjadi tiga golongan yaitu ( Vembrianto, 1981 : 22 – 23 ) :
1. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari – hari dengan sadar sejak dari lahir sampai mati, di dalam pekerjaan atau pergaulan sehari – hari.
2. Pendidikan formal adalah yang dikenal dengan pendidikan sekolah yang teratur, bertingkat, dan mengikuti syarat yang lebih ketat dan jelas.
3. Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang dengan teratur dan sadar dilakukan tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat.
Dari hal tersebut di atas dapat diketahui bahwa pendidikan tidak hanya diperoleh dalam waktu tertentu saja melainkan berlangsung setiap saat. Pendidikan tidak hanya dalam lingkungan sekolah, melainkan dapat diperoleh dari pergaulan dan pengalaman sehari – hari.
1. Lulusan SD ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah : statis, monolistik, dan cenderung dogmatis ( sangat menjunjung tinggi peraturan yang ada ) 2. Lulusan SLTP ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah sedikit punya
inisiatif, kritis, tetapi cenderung skeptis dan birokratis.
3. Lulusan SLTA ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah keras, kreatif, rasional, memilki inisiatif dan cenderung otonom.
4. Lulusan Perguruan Tinggi ; sifat dan kepribadian yang dimiliki adalah terbuka terhadp kritik, kritis, dinamis, kosmopolitan, tidak fanatik, dan cenderung demokratis.
Sifat dan kepribadian yang dikelompokkan dari jenjang pendidikan formal ini bersifat umum, tidak berlaku pada kasus – kasus tertentu. Dari sifat dan kepribadian yang terbentuk tersebut akan diketahui mutu dari setiap lulusan.
C. Masa Kerja
Kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh tena ga kerja. Dapat dikatakan bahwa setiap organisasi atau perusahaan menginginkan pegawai atau karyawannya terus berkarya pada organisasi atau perusahaan selama masa kerjanya. Apabila tenaga kerja dapat bekerja dengan baik maka kinerja perusahaan secara keseluruhan akan optimal.
Masa kerja dipandang berpengaruh terhadap perusahaan karena semakin lama ia bekerja dalam perusahaan tentunya seorang karyawan kualitas kerjanya akan lebih baik, karena pengalaman ang lebih banyak.
Menurut Tulus ( 1993 : 113 ) masa kerja seorang karyawan diukur dengan satuan waktu, misalnya tahun atau bulan. Masa kerja berhubungan dengan waktu kerja seseorang yaitu segi kualitas seseorang dalam menjalani pekerjaannya.
D. Motivasi Kerja
1. Pengertian Motivasi kerja
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerakan jiwa dan jasmani untuk berperilaku. Motif tersebut merupakan driving force yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku yang mempunai tujuan tertentu di dalam perbuatannya.
Pengertian motivasi menurut Moh As’ad (1978 : 31 ) adalah pemberian atau penimbulan motif. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu ang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Chung dan Megginson ( Gomes, 1997 ) mengatakan bahwa “ motivation is definied as goal-directed behaviour. It concerns the level of effor one exerts in pirsuing a goal ... it is
dengan tingkat usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar suatu tujuan. Motivasi berkaitan erat dengan kepuasan kerja dan performasi pekerjaan ).
Tugas seorang pemimpin adalah memberi motivasi pada bawahannya agar bisa bekerja sesuai dengan arahan yang diberikan. Motivasi merupakan proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan.
Motivasi prestasi ( achievment motivation ) adalah dorongan dalam diri orang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai tujuan.
2. Faktor-faktor motivasi kerja
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu sebagai berikut ( Bedjo Siswanto, 1987 : 244 ) :
a. Keinginan berprestasi
Seorang karyawan mempunyai harapan besar, dapat berprestasi tinggi dan jika ia menduga bahwa tercapainya prestasi yang tinggi akan mempunyai motivasi tinggi untuk bekerja.
b. Penghargaan
berprestasi. Penghargaan merupakan pengakuan atas keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
c. Tantangan
Adanya tantangan yang dihadapi dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan dalam melaksanakan tugasnya, tantangan demi tantangan akan menimbulkan kegairahan kerja yang dapat mengatasi kebosanan dalam bekerja. Tantangan berarti pekerjaan itu sendiri.
d. Tanggung jawab
Adanya rasa ikut memiliki akan menimbulkan motivasi untuk merasa bertanggungjawab secara benar terhadap kelangsungan hidup perusahaan tempat ia bekerja. Jadi tanggung jawab diartikan kewajiban melaksanakan suatu tugas sesuai dengan syarat yang telah ditentukan pihak lain.
e. Pengembangan
Pengembangan kemampuan seseorang dapat merupakan motivator terkuat bagi tenaga kerja untuk lebih giat dalam bekerja.
f. Keterlibatan
g. Kesempatan
Adanya kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang terbuka akan merupakan motivator kuat bagi tenaga kerja. Bekerja tanpa harapan akan mengendorkan semangat dalam bekerja.
3. Usaha-Usaha untuk Meningkatkan Motivasi
Banyak hal yang harus dilakukan untuk meninggkatkan motivasi seorang karyawan antara lain :
a. Faktor lingkungan tenaga kerja, seperti : aturan, kebijakan, hubungan atasan dengan bawahan yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan.
b. Pemberian gaji
c. Pelatihan dalam bekerja
d. Untuk mengembangkan motivasi internal perlu diusahakan pemerkaya pekerjaan, yang intinya pandangan tenaga kerja terhadap pekerjaannya, memberi peluang untuk pengembangan kemampuan dan tanggung jawab yang sebanding.
4. Teori Motivasi
ketiga adalah Reinforcemnt theory yang menekankan bagaimana perilaku dipelajar (Ranupandojo 1984 : 198 ).
a. Content Theory
Teori ini diajukan oleh Maslow, yang menekankan arti pentingnya pemahaman faktor – faktor yang ada dalam individu yang menyebabkan mereka bertingkah laku tertentu. Teori ini mencoba menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti kebutuhan apa yang dicoba dipuaskan oleh seseorang ? Apa yang menyebabkan mereka melakukan sesuatu ? Dalam pandangan ini, setiap individu mempunyai kebutuhan yang ada di dalam ( inner needs ) yang menyebabkan mereka didorong, ditekan, atau dimotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan tertentu yang mereka rasakan akan menentukan tindakan yang mereka lakukan, yaitu para individu akan bertindak untuk memuaskan kebutuhan mereka.
b. Process Theory
c. Reinforcement Theory
Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku dimasa yang lalu akan mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam suatu siklus proses belajar. Jadi bisa dikatakan belajar dari pengalaman yang lalu.
E. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Pendidikan dan Prestasi Kerja
Setiap karyawan akan diketahui mutunya dilihat dari tingkat pendidikan yang pernah ditempuhnya. Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai prestasi kerja yang lebih baik. Tingkat pendidikan yang diperhitungkan perusahaan adalah ijasah terakhir yang dimiliki karyawan.
2. Hubungan antara Masa Kerja Dengan Prestasi Kerja
3. Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Prestasi Kerja
Dalam bekerja seseorang mebutuhkan dorongan atau motivasi, sebab tanpa motivasi seseorang tidak dapat bekerja dengan baik. Dalam bekerja setiap karyawan membutuhkan bimbingan atau pengarahan untuk mendorong karyawan tersebut melakukan suatu pekerjaan. Jika karyawan sudah mendapat pengarahan yang baik maka karyawan akan meras bersemangat dan puas bekerja sehingga prestasi kerja yang diharapkan akan terwujud.
F. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Kesimpulan tentang benar atau tidaknay hipotesis akan dapat ditarik setelah mengadakan penelitian. Hipotesis yang dirumuskan penulis dalam penelitian dalah sebagai berikut :
1. Ada perbedaan yang signifikan pada prestasi kerja karyawan ditinjau dari tingkat pendidikannya.
2. Ada perbedaan yang signifikan pada prestasi kerja karyawan ditinjau dari masa kerjanya.
24 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Dalam studi kasus kesimpulan yang diambil hanya berlaku bagi obyek yang diselidiki saja dan tidak berlaku untuk kasus yang lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Pertenunan Santa Maria Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo; pada bulan Maret 2007.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek penelitian , yang menjadi subyek penelitian adalah karyawan bagian produksi pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo. 2. Obyek Penelitian, Yang menjadi obyek penelitian adalah tingkat pendidikan,
D. Variabel Penelitian dan Pengukuran 1. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yaitu tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel – variabel tersebut adalah ( Suprianto, 1979; 2004 ) :
a. Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan variabel terikat.
1 ) Tingkat pendidikan adalah pendidikan yang pernah di tempuh karyawan, yaitu pendidikan formal dengan ijasah terakhir ( X 1 ).
2 ) Masa kerja adalah lamanya karyawan bekerja dalam perusahaan yang dihitung dalam satuan tahun (X 2 ).
3 ) Motivasi kerja adalah segala sesuatu yang mendorong tiap – tiap karyawan untuk melakukan suatu tindakan ke arah tujuan tertentu sehingga dapat menimbulkan dorongan dalam bekerja (X 3 ).
b. Variabel terikat adalah variabel yang akan dijelaskan oleh variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi kerja yaitu sejauh mana tingkat keberhasilan atau efektivitas karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab (Y )
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel penelitian dibutuhkan untuk mendukung analisis data. Variabel yang diukur adalah variabel prestasi kerja, tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja.
a. Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah sejauh mana tingkat keberhasilan atau efektifitas karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan baik secara kualitas maupun kuantitas, di Pertenunan Santa Maria Boro.
Indikator yang digunakan untuk mengukur adalah kualitas kerja yang meliputi : kesetiaan, kecakapan, kejujuran, kerjasama, hasil kerja
Untuk menentukan skor digunakan skala Likert yang dimodifikasi mendekati skala interval. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang, yang dinyatakan dalam bentuk skor, dengan memberikan skor 1 – 4 pada setiap pertanyaan. ( Sugiyono, 1999 : 86 ), sedangkan alat pengukur yang digunakan yaitu kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilh jawaban yang telah disediakan. Adapun cara menentukan skor dari kuesioner dengan menggunakan skala Likert sbagai berikut :
Tabel 1 Skala Pengukuran
Alternatiff jawaban Selalu Sering Kadang- Kadang
Tidak Pernah
Pernyataan Positf 4 3 2 1
Sedangkan untuk mengukur tingkat prestasi kerja karywan digunakan skala pengukuran sebagai berikut :
Tabel 2 Skor Pertanyaan
Pertanyaan Skor A Skor B Skor C Skor D
Pertanyaan sikap 4 3 2 1
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan diukur dari pendidikan yang pernah ditempuh oleh karyawan, yaitu pendidikan formal dengan ijasah terakhir. Untuk pemberian skornya adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Skor SD
SMP SMU Diploma
Sarjana
c. Masa Kerja
Masa kerja diukur dari lamanya karyawan bekerja dalam perusahaan yang dihitung dalam satuan tahun. Apabila terdapat kelebihan waktu dalam bentuk bulan maka akan dilakukan pembulatan ke atas atau ke bawah. Untuk kelebihan di atas lima bulan akan di bulatkan ke atas, sedangkan bila ada kelebihan di bawah lima bulan akan dibulatkan ke bawah. Masa kerja karyawan terentang antara 1 – 30 tahun. Untuk pemberian skornya adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Masa Kerja
Masa Kerja Skor
1 – 5 tahun 6 – 10 tahun 11 - 15 tahun 16 – 20 tahun 21 – 25 tahun 26 – 30 tahun
1 2 3 4 5 6
d. Motivasi kerja
Sedangkan untuk mengukur motivasi kerja karyawan digunakan skala pengukuran sebagai berikut :
Tabel 5 Skor Pertanyaan
Pertanyaan Skor A Skor B Skor C Skor D
Pertanyaan sikap 4 3 2 1
E. Populasi Penelitian
Populasi ( Singarimbun dan Effendi, 1982 : 108 ) adalah keseluruhan subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan bagian produksi pada pertenunan ATBM “ Santa Maria “ Boro, Kalibawang, Kulon Progo yang berjumlah 40 orang.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Anto Dajan ( 1986 : 32 ) cara pengumpulan data kuantitatif dapat dibagi menjadi beberapa macam. Adapaun teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi
kegiatan yang dilakukan perusahaan. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung keadaan perusahaan dan untuk mendapatkan data mengenai proses produksi.
2. Kuesioner
Kuesioner merupakann teknik pengambilan data dengan cara mengajukan pertannyaan secara tertulis kepada Responden, dimana setiap responden diminta memeilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai prestasi kerja karyawan, tingkat pendidikan, masa kerja, dan motivasi kerja.
3. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pimpinan atau pihak yang mewakili untuk memperoleh data yang diperlukan, khususnya mengenai gambaran umum perusahaan, dan data lain yang digunakan sebagai pelengkap.
4. Dokumentasi
G. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka untuk mengukur kevalidan dan keandalan, dilakukan pengujian terlebih dahulu. Adapun alat pengujian tersebut meliputi :
1. Uji Validitas
Untuk mengukur validitas kuesioner yang dibagikan kepada responden digunakan teknik Korelasi product moment dari Karl Pearson
( Suharsimi Arikunto, 1989; 138 ) yaitu :
XY = Koefisien korelasi setiap item X = Nilai dari setiap item
Y = Nilai total semua item N = Banyaknya Sampel
Versi 11.5. Hasil perhitungan kemudian dibandingkan dengan nilai r tab yaitu sebesar 0, 207 pada taraf signifikansi 5 %, N = 40, dan dk = N – 2 ( dk = 40 – 2 = 38 ), sehingga r tab ( 0, 05 ; 38 ) = 0, 207. Berdasarkan hasil pengukuran validitas dari setiap item dapat
Dikatakan bahwa tidak semua item pertanyaan dalam kuesioner valid. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6
Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Kerja
Tabel 7
Hasil Pengujian Validitas Variabel Prestasi Kerja
No Item r hit r tab Keterangan
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik.Instrumen yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya ( Arikunto, 1989 : 142-143 )
realibilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 ( jawaban “ya” dan “tidak” ), misalnya angket dan kuesioner. Ada dua syarat dalam teknik Alpha Cronbach, yaitu :
a. Yang dianalisis adalah tes kemampuan, bukan tes kecepatan. b. Tingkat kesulitannya sama atau hampir seimbang.
Rumus Alpha Cronbach : 2 (rxy )
r
xx= 1+ ( rxy )
Keterangan :
rxx = reliabilitas instrumen yang dicari
rxy = koefisien korelasi antara belahan x dengan belahan y
Bila r hit > r tab maka reliabel pada taraf signifikansi 5 % dan bila r hit < r tab makatidak reliabel pada taraf signifikansi 5 %.
Pengujian reliabilitas dikerjakan dengan menggunakan bantuan Program SPSS Versi 11.5 pada taraf signifikansi 5 % , N= 40, dengan dk = N – 2 (dk = 40 – 2 = 38 ) sehingga r tab = 0, 207 ( 0, 05 ; 38 ). Dalam
Tabel 8
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel r hit r tab Keterangan
Motivasi kerja 0, 755 0, 207 Reliabel
Prestasi kerja 0,797 0, 207 Reliabel
Hasil uji reliabilitas dari tabel di atas kemudian dibandingkan dengan tingkat keterandalan variabel penelitian yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto ( 1989; 167 ) :
Tabel 9
Tingkat Keterandalan Variabel Penelitian
No Koefisien Alpha Interpretasi Tingkat Keterandalan
1 0.800 s.d 1.000 Sangat Tinggi
2 0.600 s.d 0.800 Tinggi
3 0.400 s.d 0.600 Cukup
4 0.200 s.d 0.400 Rendah
5 0.000 s.d 0.200 Sangat Rendah
Tabel Kisi – Kisi Kuesioner
Variabel Indikator No Butir Jumlah
37 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada operasinya yang pertama, Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempekerjakan 20 orang karyawan dan menggunakan 10 buah Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang terdiri atas:
1. dua buah mesin jakar
Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain satin.
2. empat buah mesin karenrole
Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa serbet, handuk dan seragam.
3. dua buah mesin waville
Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain popok dan kain wastafel.
4. dua buah mesin karohnaik
Alat ini digunakan untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain pel dan serbet.
hidup perusahaan dan memungkinkan perusahaan guna mengadakan pembelanjaan intern sebagai usaha ekspansi.
Pimpinan Perusahaan Pertenunan Santa Maria saat ini dipegang oleh seorang Bruder. Bruder pimpinan ini bertanggung jawab penuh pada yayasan. Kepemimpinan di perusahaan ini sepintas mirip dengan perusahaan perseroan, karena pimpinan bertanggung jawab penuh atas jalannya perusahaan dan bawahan bertanggung jawab pada pimpinan. Perbedaannya dengan perusahaan perseorangan hanyalah pada pimpinan yang masih harus bertanggung jawab pada yayasan.
dan sampai sekarang masih ada yaitu SLTP Pangudi Luhur. Pada tahun 1985 terjadi pergantian pimpinan yaitu dari Bruder Pachomeus kepada Bruder Marcellinus. Bruder Marcellinus pada tahun 1993 dalam tugasnya dibantu oleh Bruder Thomas selama dua tahun. Kemudian karena kesehatan Bruder Macellinus agak terganggu, maka Bruder Thomas kembali lagi pada tahun 1998 sebagai pelaksana segala kegiatan yang berkaitan dengan perusahaan sampai sekarang
Sampai saat ini perusahaan sudah memiliki 26 alat tenun bukan mesin yang terdiri dari :
1. satu buah mesin jakar 2. dua buah mesin wavile 3. tiga buah alat besar ( role ) 4. delapan buah mesin karohnaik
5. dua belas buah mesin mesin karon role Selain mesin utama perusahaan juga memiliki : 1. tiga buah mesin kelos
B. Lokasi Perusahaan
Perusahaan Tenun Santa Maria berlokasi di daerah Boro, Kelurahan Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dibangun di atas area tanah seluas 25 x 40 meter. Perusahaan ini terletak dalam kompleks Bruderan yang meliputi :
1. Biara Bruder – bruder FIC
2. Asrama Panti Asuhan Santa Maria 3. SMP Pangudi Luhur Boro I 4. SMP Pangudi Luhur Boro II
C. Deskripsi Perusahaan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, Perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro memiliki bentuk lingkungan kerja antara lain:
1. Satu ruang Showroom
2. Beberapa ruang pembantu proses produksi yaitu :
a. Ruang Streng, yaitu ruang untuk menggulung benang koin
menjadi benang pakan dengan menggunakan alat yang disebut streng.
b. Ruang Palet, yaitu ruang untuk menggulung benang pakan
ke dalam teropong yang nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun dengan menggunakan alat yang disebut
mesin pal.
c. Ruang Kelos, yaitu ruang untuk menggulung benang lusi
pada kelos, kemudian gulungan ini disebut sebagai benang kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya dengan menggunakan alat yang disebut mesin kelos.
d. Ruang Skeren / Skir, yaitu ruang untuk menggulung benang
kelos ke silinder hani dengan menggunakan alat yang disebut
mesin hani.
e. Ruang Boom, yaitu ruang untuk menggulungdan mentimpan gulungan hani dengansuatu alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun yang disebut
boom hani.
3. Dua buah taman
4. Ruang pimpinan dan ruang tamu
5. Tiga kamarmandi; satu khusus untuk pimpinan dan dua untuk tamu 6. Jemuran, yaitu tempat untuk menjemur benang yang telah dicuci dan
diberi warna
8. Ruang utama proses produksi yaitu; ruang tenun yang digunakan untuk menenun benang menjadi kain yang diinginkan
9. Dua buah gudang
10.Empat kamar mandi untuk karyawan; dua untuk karyawan pria dan dua untuk karyawan wanita
11.Ruang administrasi
12.Satu dapur dan satu kantin
13.Ruang wenter, ruang untuk memberi warna pada benang yang akan diproses menjadi kain yang diinginkan
D. Struktur Organisasi
Gambar 1
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN TENUN SANTA MARIA
Adapun tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian dalam struktur organisasi adalah:
1. Kongregasi FIC
Kongregasi FIC ini sebagai pelindung dan tumpuan apabila perusahaan mengalami permasalahan-permasalahan yang tidak dapat ditanggung perusahaan.
2. Pimpinan Perusahaan
Pimpinan perusahaan adalah orang yang dipercaya penuh oleh kongregasi untuk mengelola perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan bertanggung jawab langsung kepada kongregasi. Pimpinan perusahaan memberikan pedoman umum yang dipakai dalam penyusunan anggaran perusahaan, memeriksa seluruh teknik perusahaan khususnya proses produksi, administrasi, dan pemasaran. Pimpinan perusahaan juga menentukan tujuan yang akan dicapai dan strategi yang akan dipakai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3. Mandor (kepala bagian personalia)
a. Melaksanakan pengadaan karyawan.
b. Mengadakan pengawasan terhadap karyawan. c. Membagi tugas / pekerjaan karyawan.
4. Kepala Bagian Administrasi Tugasnya:
a. Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan kebijaksanaan perusahaan.
b. Membuat catatan dan laporan kegiatan bulanan.
c. Menentukan penyediaan, penerimaan, dan pengeluaran uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahan.
d. Menyusun anggaran perusahaan yang berhubungan dengan posisi keuangan perusahaan.
e. Bertanggungjawab atas laporan keuangan yang dibuat oleh bagian pembukuan.
f. Melaporkan jumlah persediaan berdasarkan informasi dari bagian gudang.
g. Menerima daftar pesanan dari pelanggan yang dibuat oleh bagian penjualan dan kemudian membuat desain.
5. Kepala Bagian Produksi Tugasnya:
a. Memelihara kelancaran alat, memperbaiki alat bila terjadi kerusakan.
d. Mengadakan penyelidikan terhadap perkembangan produk, seperti kemungkinan dipakainya bahan-bahan baru tanpa mengurangi kualitas produk.
6. Kepala Bagian Gudang Tugasnya:
a. Mengawasi persediaan barang, baik barang jadi, barabg setengah jadi, maupun bahan baku.
b. Mengukur dan menyimpan hasil produksi dalam gudang. c. Menghitung dan mempersiapkan pengiriman barang. d. Melaporkan jumlah persediaan barang.
e. Mengawasi barang hasil produksi. 7. Bagian Pembukuan
Tugasnya adalah membantu bagian administrasi dan umum dalam menyelesaikan seluruh administrasi perusahaan.
8. Bagian Pembelian
Tugasnya adalah menentukan dan melakukan pembelian bahan baku dan barang-barang lain yang dibutuhkan perusahaan baik itu keperluan produksi maupun operasi perusahaan.
9. Bagian Penjualan Tugasnya:
a. Menerima pesanan pembelian.
c. Melakukan pengiriman barang.
d. Mengenalkan barang hasil produksi kepada calon konsumen. 10.Bagian Jahit
Tugasnya:
a. Memotong kain sesuai kebutuhan pembeli.
b. Menjahit bagian tepi dari kain yang telah dipotong. 11.Bagian Pengepakan
Tugasnya:
a. Mengepak kain-kain yang telah siap untuk dikirim kepada pembeli.
b. Menyerahkan kain yang telah dipak ke bagian penjualan. 12.Bagian Wenter
Tugasnya:
a. Mencuci dan merebus benang.
b. Memberi kaporit supaya benang sesuai dengan pesanan bagian produksi.
c. Menjemur benang yang telah selesai diwenter. 13.Bagian Sekir
14.Bagian Tenun Tugasnya:
a. Menenun benang yang telah didesain oleh bagian sekir dengan proses mencocokkan motif yang akan dibuat dari bagian sekir dengan alat yang dibuat untuk menenun.
b. Memasang benang ke dalam alat yang disebut nucuk, nucuk yaitu memasukkan benang yang akan ditenun ke dalam gun.
15.Bagian Pintal
Tugasnya adalah menggulung benang yang telah diolah oleh bagian wenter dengan menggunakan alat yang disebut kelos dan palet. Benang hasil penggulungan pada kelos dan palet digunakan untuk pemberian kombinasi warna pada kain yang akan ditenun.
E. Personalia
Seperti jumlah aspek-aspek yang lain, aspek personalia perlu direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dikoordinasikan dan diawasi dengan baik. Aspek personalia itu terdiri dari pengadaan karyawan, pelatihan, dan pengembangan karyawan. Bila aspek-aspek tersebut dikelola dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat dicapai sesuai yang diharapkan.
karyawannya sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan maupun tujuan dari perusahaan, hal tersebut berguna untuk mengelola konflik yang terjadi pada karyawan sehingga tidak akan mengganggu pencapaian tujuan perusahaan.
1. Jumlah Tenaga Kerja
Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja perusahaan memperoleh dan mempergunakan tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitarnya. Perusahaan ini mempunyai tenaga kerja sebanyak 66 orang, terdiri dari:
a. Pimpinan perusahaan : 1 orang
b. Mandor : 1 orang c. Kepala Bagian Produksi : 1 orang
d. Kepala Bagian Administrasi : 1 orang e. Kepala Bagian Gudang : 1 orang f. Bagian Pembukuan : 1 orang g. Bagian Pembelian : 1 orang h. Bagian Penjualan : 1 orang
i. Bagian Jahit : 2 orang
j. Bagian Pengepakan : 4 orang
k. Bagian Wenter : 5 orang
l. Bagian Sekir : 4 orang
m. Bagian Tenun : 30 orang
Tenaga kerja yang bekerja di perusahaan Pertenunan Santa Maria Boro dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
a. Karyawan tetap
Yaitu karyawan yang telah diangkat oleh perusahaan dan memiliki hak atas segala fasilitas yang diberikan oleh perusahaan yang berupa: tunjangan kesehatan, pensiunan, asuransi tenaga kerja untuk kematian dan kecelakaan kerja dan juga gaji pokok untuk setiap bulannya. b. Karyawan tidak tetap
Yaitu karyawan yang dipekerjakan oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Tenaga kerja ini hanya mendapat gaji yang berupa upah harian berdasarkan hasil produksi.
2. Proses Penerimaan Tenaga Kerja
Perusahaan Tenun Santa Maria sebagai perusahaan manufaktu yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi, membutuhkan adanya tenaga kerja untuk menjalankan proses produksi yaitu mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Proses penerimaan tenaga kerja pada perusahaan tersebut tidak menuntut persyaratan berat, misalnya: pendidikan harus tinggi, nilai yang tinggi, karena lulusan sekolah dasarpun dapat diterima sebagai karyawan dan diprioritaskan yang masih lajang. Hal ini berkaitan dengan salah satu misi Perusahaan Tenun Santa Maria, yaitu menolong tenaga drop out
karyawan baru tersebut diberikan pelatihan dan pengarahan yang langsung diberikan di tempat kerja / di lapangan. Pengarahan dan pelatihan ini dilakukan oleh mandor yang juga sekaligus bertindak sebagai pengawas.
3. Jam Kerja Karyawan
Perusahaan di dalam melakukan aktivitasnya, menetapkan peraturan jam kerja bagi karyawannya sebagai berikut:
a. Untuk hari Senin s.d Jumat para karyawan bekerja dari jam 07.00 s.d jam 14.00 WIB, khusus hari Sabtu para karyawan bekerja dari jam 07.00 s.d 13.00 WIB
b. Perusahaan memberikan kesempatan pada para karyawan beristirahat untuk makan pagi bersama antara jam 09.45 s.d 10.00 WIB
4. Fasilitas- fasilitas Perusahaan
Selain memberi upah, perusahaan juga memberikan jaminan sosial kepada para karyawan berupa:
a. Tunjangan kesehatan sebesar 100% untuk karyawan dan 50% untuk keluarganya. Tunjangan ini diberikan jika ada kuitansinya dari dokter atau rumah sakit.
b. Asuransi tenaga kerja/astek (kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua yang dapat diambil setelah umur 55 tahun) c. Beras untuk karyawan 10 kg, untuk istri 6 kg, untuk anak @ 3 kg
maksimal 3 anak dan beras ini diterima karyawan setiap tanggal 15.
d. Rekreasi dan retret setiap 2 tahun. e. Satu stel pakaian kerja setiap tahun.
f. Disediakan alat kesehatan yaitu: 38 buah masker;untuk karyawan bagian tenun sebanyak 30 buah, untuk karyawan bagian palet sebanyak 4 buah, dan untuk bagian kelos sebanyak 4 buah.
5. Sistem Administrasi
penerimaan pesanan, pembelian, penjualan, laporan pajak, dan laporan tahunan kepada yayasan. Sedangkan karyawan bagian administrasi tersebut hanya menangani hal- hal yang berhubungan dengan administrasi dalam perusahaan, seperti: mencatat hasil produksi karyawan, membuat surat-surat dan nota-nota, mencatat transaksi-transaksi dalam perusahaan, melakukan pembayaran terhadap gaji karyawan, membuat desain kain yang akan dibuat, membuat berbagai macam laporan kepada pimpinan, dan lain- lain.
6. Sistem Pengupahan
Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai kebijakan tersendiri dalam sistem pengupahan karyawannya. Sistem upah yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Upah bulanan diberikan pada karyawan bagian kantor / administrasi, mandor, bagian gudang, bagian penjualan, bagian pembelian, kepala bagian produksi dan pemimpin perusahaan. b. Upah harian adalah upah yang diberikan kepada karyawan setiap
hari. Upah ini diberikan kepada karyawan bagian produksi khususnya karyawan bagian sekir dan bagian wenter.
1) Streng, standar pemberian upah disesuaikan dengan jumlah pak benang yang dihasilkan berdasarkan tingkat harga per pak yang diterapkan perusahaan.
2) Palet, standar pemberian upah disesuaikan dengan jumlah kilogram benang yang dihasilkan berdasarkan tingkat harga per kilogram yang diterapkan perusahaan. 3) Kelos, standar pemberian upah disesuaikan dengan
jumlah kilogram benang yang dihasilkan berdasarkan tingkat harga per kilogram yang diterapkan perusahaan. 4) Tenun, standar pemberian upah disesuaikan dengan
tingkat kesulitan jenis kain yang dibuat berdasarkan tingkat harga per meternya yang ditetapkan perusahaan dikali jumlah hasil yang diperoleh karyawan.
d. Upah lembur adalah upah yang diberikan kepada karyawan apabila terjadi kerja lembur. Adanya kerja lembur ini terjadi apabila banyak pesanan, pesanan belum jadi dan sudah mendekati tenggang waktu penyerahan.
7. Pemberhentian Karyawan
Kesehatan karyawan merupakan hal yang paling pokok, karena kondisi kesehatan yang kurang baik akan menghambat proses pekerjaan. Ada juga pemberhentian karyawan yang terjadi apabila karyawan tersebut meminta sendiri atau mengundurkan diri karena suatu alasan tertentu.
F. Produksi
1. Produksi yang Dihasilkan
Hasil produksi Perusahaan Pertenunan Santa Maria mempunyai jenis yang beragam. Produk-produk yang dapat dihasilkan perusahaan ini antara lain adalah: kain seragam, selimut, kain sprei, kain pel dan kain sarung. Akan tetapi, barang yang paling banyak mendapat pesanan adalah kain seragam dan selimut.
2. Bahan Baku yang Digunakan
Perusahan dalam membuat sebuah produk akan membutuhkan bahan baku dan bahan-bahan pembantu lainnya. Adapun bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:
a. Bahan Baku
1) Benang tenun ukuran 20/ s 2) Benang tenun ukuran 42/ s b. Bahan Penolong
3) Larutan TRO (Turkey Red Oil) 4) Kanji
5) Garam 6) ZN
7) Sulfur Hitam 8) Bahan bakar
Semua bahan-bahan yang digunakan tersebut dibeli di dalam negeri. Untuk bahan baku khususnya benang tenun dibeli dari berbagai daerah seperti: Ngijon (Godean) Yogyakarta; Ungaran, Secang Jawa Tengah.
Produksi yang dapat dicapai perusahaan pada kapasitas normal adalah sebanyak 875 buah selimut untuk setiap bulannya. Adapun standar ukuran untuk produk selimut adalah 200 x 120 cm.
Proses produksi dilaksanakan secara terus- menerus, meskipun produksinya biasanya dilakukan berdasarkan pesanan. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk melayani pembelian yang terjadi sewaktu-waktu dan mengisi persediaan barang jadi di gudang.
3. Proses Produksi
a. Tahap Pemutihan
Proses awal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum benang dipintal adalah proses pemutihan. Proses pemutihan ini berlangsung di dapur. Mula- mula benang direndam dalam larutan TRO (Turkey Red Oil) kurang lebih selama 15 menit. Larutan ini berguna sebagai pelumas yang akan membuat proses pewarnaan menjadi lebih rata pada seluruh bagian benang. Setelah direndam dalam larutan TRO
benang kemudian dicuci. Selanjutnya, benang akan dibuat putih maka benang harus direndam lagi dalam larutan pemutih selama kurang lebih 30 menit.
Apabila benang akan dibuat berwarna maka benang harus direndam dalam larutan pewarna sesuai dengan yang diinginkan. Selanjutnya, benang dimasukkan dalam larutan kanji dan kemudian dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Maksud dari pengkanjian ini adalah agar benang menjadi liat, sehingga pada waktu proses pemintalan dilakukan benang tidak mudah putus. Setelah dikanji biasanya benang disimpan di gudang sebelum melalui tahap berikutnya.
b. Tahap Penenunan
memerlukan dua jenis benang yaitu benang pakan yang berposisi melintang pada kain dan benang lusi yang berposisi membujur pada kain. Adapun perincian bahan yang dibutuhkan adalan sebagai berikut:
1) Benang Pakan
Benang Pakan yang dibutuhkan adalah benang pakan dengan ukuran 20/ s. Akan tetapi, benang ukuran 20/ s dapat juga digunakan benang lusi. Benang pakan yang digulung pada alat yang dinamakan palet. Penggulungan benang pakan pada palet dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dimasukkan dalam teropong dan pada gilirannya nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun.
2) Benang Lusi
Benang Lusi adalah benang yang berposisi membujur pada kain tenun. Benang yang digunakan pada benang lusi adalah benang yang berukuran 20/ s juga. Adapun langkah- langkah dalam mempersiapkan benang lusi adalah:
a) Benang lusi digulung pada kelos, gulungan ini disebut sebagai benang kelos yang berbentuk silinder yang membesar pada bagian tengahnya.
c) Selanjutnya gulungan hani dipindahkan ke boom hani yaitu suatu alat yang berbentuk silinder besar yang merupakan bagian dari alat tenun.
d) Pencucukan
Boom lusi yang sudah terisi benang tersebut dipasang pada alat tenun. Ujung setiap helai benang dari boom lusi dimasukkan pada alat yang disebut gunatau sisir (suri). Proses ini disebut pencucukan, dan selanjutnya memasang benang pakan, dengn melalui beberapa proses di atas maka penenun sudah bisa dilakukan.
c. Tahap Finishing
Setelah melalui proses penenunan, produk yang sudah jadi kemudian diserahkan kepada mandor untuk diteliti dan diukur sesuai degan standar yang telah ditentukan. Proses akhir memotong selimut sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan kemudian menjahitnya di setiapujung seliut tersebut. Setelah melalui tahapan menjahit maka produk sudah menjadi 100% produk jadi dan siap untuk dipasarkan.
Alat-alat yang digunakan untuk melakukan proses produksi merupakan alat tenun bukan mesin (ATBM) yang terdri dari:
1. Mesin Karohnaik
Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain pel dan serbet.
2. Mesin Karenrole
Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa serbet dan handuk dan seragam.
3. Mesin Jakar
Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain satin.
4. Mesin Wavile
Alat ini untuk menenun dari benang menjadi kain yang hasilnya berupa kain popok dan kain wastafel.
b. Mesin pembantu yang digunakan 1. Mesin Pal
MesinPal adalah suatu alat yang fungsinya untuk menggulung benang pakan dan dibentuk dengan ukuran tertentu, kemudian dapat dimasukkanke dalam teropong yang nanti akan bertemu dengan benang lusi pada alat tenun.
2. Mesin Kelos
3. Mesin Hani
Mesin Hani adalah suatu alat untuk menggulung benang lusi hasil dari pengelosan.
G. Pemasaran
Pemasaran merupakan tahap akhir dari suatu proses produksi barang. Pemasarn adalah kegiatan untuk memasarkan atau menjual hasil produksi suatu perusahaan. Pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting guna membantu kelangsungan proses produksi suatu perusahaan agar tidak berhenti. Keberhasilan suatu kegiatan pemasaran harus menjadi prioritas yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan, karena berhasil tidaknya suatu pemasran akan mene ntukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Keberhasilan suatu pemasaran dapat berarti laba perusahaan dan laba perusahaan berarti pemasukan, dengan adanya pemasukan pengadaan bahan baku dapat diteruskan sehingga proses produksi dapat terus berjalan, dengan terus berjalannya proses produksi maka tujuan perusahaan dapat tercapai.
modern dan juga badai krisis moneter yang melanda Indonesia sekitar awal tahun 1997. 90 % dari hasil produksi kebanyakan dikonsumsi oleh pelanggan tetap perusahaan. Adapaun saluran distribusi yang digunakan adalah saluran distribusi pendek, yaitu saluran distribusi yang langsung dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini produsen memasarkan produknya tanpa perantara. Saluran distribusi ini dianggap paling cocok karena jumlah pelanggan yang menjadi langganan pada perusahaan tersebut jumlahnya terbatas dan tertentu sehingga tidak memerlukan perantara perdagangan. Sedangkan untuk konsumen yang bukan merupakan langganan tetap biasanya langsung datang ke perusahaan.
Daerah pemasaran perusahaan ini meliputi hampir seluruh kota besar di Jawa dan sebagian kota – kota di luar Pulau Jawa yang terdapat karya misi ; seperti : Bandar Lampung, Palembang, Ujung Pandang, Denpasar, Jakarta, Semarang, Magelang, Yogyakarta, Malang.
Adapun hal – hal yang berhubungan dengan prosedur pemasaran yang perlu diketahui adalah :
1. Pemesanan
2. Perencanaan Produksi
Tahap selanjutnya setelah kartu pesanan diterima, perusahaan akan mempelajari dan membuat perhitungan atas semua barang yang dipesan, sebelum pesanan tersebut dikerjakan.
3. Pengiriman barang
Setelah jadi kemudian barang dikirim kepada pelanggan, apabila tempat pelanggan tersebut jauh maka pengiriman dilakukan melallui pos paket ELTEHA atau bus malam disertakan faktur dan surat pengantar yang berisi spesifikasi barang sesuai dengan yang sudah dipesan oleh pelanggan, namun apabila tempat pelanggan tersebut dekat dan mudah untuk dijangkau, maka barang cukup diantar dengan menggunakan jasa angkut mobil. Barang akan dikirim 3 bulan setelah surat pemesanan diterima oleh perusahaan atau sesuai dengan keinginan pelanggan.
4. Pembayaran