• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA AL WASHLIYAH 1 MEDAN T.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA AL WASHLIYAH 1 MEDAN T.A 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Siti Chadijah N I M. 409411044

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan

hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Pendekatan

Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Di Kelas VIII SMP

Swasta Al Washliyah 1 Medan T.A 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Dr.Hasratuddin, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan pada Bapak Prof. Dr. Sahat Saragih, M.Pd, Bapak Dr.

E. Elvis Napitupulu, MS, dan Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si selaku dosen penguji

yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai

selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada

seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA

UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda

Akhirman Sikumbang dan Ibunda Yusnidar yang terus memberikan motivasi dan doa

demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini, juga kepada Kak Yulia Prima

Harani & Bang Wahyu Gunawan, Kanda Ade Trisna Wahyudi, Kak Ratna Mayang

Sari dan adinda-adinda Nuraini, Abdul Rahman, Abdul Razak yang juga selalu

memberikan dukungan dan motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Drs. Lisdianto selaku Kepala Sekolah SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan,

Ibu Fatima, Bapak Syafii, Ibu Farida, dan staff guru lainnya yang telah banyak

membantu penulis selama penelitian.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada teman seperjuangan

(4)

v

Muji, Neni, Novi dan teman-teman lainnya di jurusan matematika khususnya kelas B

Reguler 2009 yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai

menyelesaikan skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata

bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun

dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2013

Penulis,

(5)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA

POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA AL WASHLIYAH 1 MEDAN

T.A 2012/2013

SITI CHADIJAH (409411044)

ABSTRAK

(6)

vi

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika 9

2.1.2. Hasil Belajar Matematika 11

2.1.3. Model Pembelajaran 13

2.1.4. Pembelajaran Matematika Realistik 13

2.1.5. Materi Kubus dan Balok 20

2.2. Kerangka Konseptual 28

2.3. Kajian Penelitian yang Relevan 30

2.4. Hipotesis Tindakan 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(7)

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus I 42

4.1.1.1. Permasalahan I 42

4.1.1.2. Tahap Perencanaan Tindakan I 42

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 43

4.1.1.4. Analisis Data I 43

4.1.1.5. Wawancara I 48

4.1.1.6. Refleksi I 48

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Pada Siklus II 54

4.1.2.1. Permasalahan II 55

4.1.2.2. Tahap Perencanaan Tindakan II 55

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 56

4.1.2.4. Analisis Data II 56

4.1.2.5. Wawancara 60

4.1.2.6. Refleksi II 60

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 67

4.3. Temuan Penelitian 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 70

5.2 Saran 71

(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa 39

Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Observasi Guru Pada Siklus I 43

Tabel 4.2. Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I 44

Tabel 4.3. Tingkat penguasaan siswa pada tes hasil belajar I 47

Tabel 4.4. Data ketuntasan belajar siswa pada tes hasil belajar I 47

Tabel 4.5. Hasil Yang Diperoleh Pada Siklus I 52

Tabel 4.6 : Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan Pembelajaran

Pada Siklus II 56

Tabel 4.7 : Deskripsi Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II 57

Tabel 4.8. Tingkat penguasaan siswa pada tes hasil belajar II 59

Tabel 4.9. Data ketuntasan belajar siswa pada tes hasil belajar II 59

Tabel 4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Siklus I ke Siklus II 60

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kubus 20

Gambar 2.2. Diagonal-diagonal sisi kubus 21

Gambar 2.3. Bidang diagonal kubus ABCD.EFGH 22

Gambar 2.5. Balok 22

Gambar 2.6. Model Rangka Kubus dan Balok 24

Gambar 2.7. Jaring-jaring kubus 25

Gambar 2.8. Jaring-jaring balok 25

Gambar 2.9. Kubus dan jaring-Jaringnya 26

Gambar 2.10.Balok dan Jaring-Jaringnya 26

Gambar 2.11.Bentuk-Bentuk Kubus dengan Ukuran Berbeda 27

Gambar 2.12.Bentuk-Bentuk Balok dengan Ukuran Berbeda 28

(10)
(11)

Lampiran 31. Analisis Hasil Observasi Guru Siklus II 164

Lampiran 32. Analisis Hasil Observasi Siswa Siklus I 165

Lampiran 33. Analisis Hasil Observasi Siswa Siklus II 166

Lampiran 34. Hasil Wawancara Siklus I 167

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, dan matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai ilmu

dan mengembangkan daya pikir manusia. Hal ini menunjukkan bahwa

matematika merupakan salah satu pelajaran penting yang harus dipelajari dan

diketahui siswa. Penguasaan ilmu matematika akan sangat berperan dalam

penguasaan ilmu pengetahuan secara global, sebab dengan belajar matematika

siswa dilatih untuk mampu mengembangkan cara berpikir yang logis, kritis,

kreatif, sistematis, bertanggung jawab dan memiliki kepribadian yang baik serta

keterampilan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari

tingkatan SD hingga SMA dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Ada banyak

alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Menurut Cornelius dalam

Abdurrahman (2009:253) mengemukakan :

“Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya”.

Sedangkan Soedjadi (2009:2) :

“Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik secara aspek terapan maupun aspek penalarannya menpunyai peranan penting dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ini berarti bahwa sampai batas tertentu matematika perlu dikuasai oleh segenap warga bangsa Indonesia, baik penerapannya maupun pola pikirnya”.

Namun, pembelajaran terhadap Matematika bagi kebanyakan pelajar

tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,

visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini

menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan

(13)

pelajaran yang sulit dan menakutkan’.

Anggapan tersebut juga dapat disimpulkan dari hasil observasi yang

dilakukan pada tanggal 14 Maret 2013. Observasi di mulai dengan sesi

wawancara terhadap siswa kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan. Dari

30 siswa yang ada, hanya 3 orang yang menyatakan suka terhadap mata pelajaran

matematika. Selebihnya, siswa tidak menyukai matematika dengan alasan yang

beragam, mulai dari materi yang susah dipahami, membosankan, ribet,

menyebalkan, susah konsentrasi ketika belajar matematika, sampai tidak mengerti

cara dan proses mengerjakannya.

Selanjutnya observasi dilakukan lebih dalam melalui tes. Tes yang

diberikan kepada siswa yaitu siswa diminta untuk mengerjakan beberapa soal

yang berhubungan dengan materi kubus dan balok.

Hasil yang diperoleh dari tes tersebut sangatlah diluar harapan kita semua.

Banyak siswa yang salah pengertian terhadap penyelesaian soal cerita seperti:

Dodo akan memberi kado ulang tahun buat Desi. Agar nampak menarik, kotak kado itu akan dibungkus dengan kertas kado. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup, Dodo perlu mengetahui berapa cm2 luas sisi kotak kado itu. Berapakah luas sisi kotak kado itu, bila panjangnya 25 cm, lebar 20 cm, dan tingginya 15 cm?

Hampir 90% siswa tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut, bahkan

mereka bingung apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam soal cerita

tersebut. Disini tampak bahwa kemampuan siswa untuk menganalisa masalah

nyata dalam bentuk soal cerita pada pokok bahasan kubus dan balok sangatlah

lemah. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah.

Padahal materi ini sudah mulai dipelajari pada kelas V SD.

Banyak siswa beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit

dan menakutkan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:252)

bahwa:

(14)

3

Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar matematika adalah banyaknya

kendala yang dihadapi oleh guru. Salah satunya adalah kurangnya minat siswa

dalam belajar, khususnya belajar matematika. Hal ini disebabkan model

pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang bervariasi dan cenderung

monoton, sehingga siswa merasa jebuh dan bosan dalam belajar matematika,

sebagaimana yang diungakapkan Iwan ( dalam ibowo,2009 :1) mengungkapkan

bahwa:

“Penyebab siswa takut matematika diantaranya mencakup penekanan yang berlebihan pada penghafalan semata, penekanan pada kecepatan berhitung, pengajaran otoriter, kurangnya variasi pada proses belajar mengajar matematika, serta penekanan berlebihan pada prestasi individu. Karena itu untuk mengatasi masalah ini, peranan guru sangatlah penting. Sebab kesulitan dan ketakutan siswa dalam belajar matematika akan menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa”

Hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas VIII di

SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan yaitu Bapak Syafii, bahwa siswa kelas

VIIImemang sangat sulit dalam memahami dan menyelesaikan persoalan

geometri khususnya kubus dan balok. Hal ini dikarenakan kemampuan dasar

siswa yang sangat rendah, sehingga untuk lanjut ke materi selanjutnya mereka

terkendala pada pelajaran-pelajaran sebelumnya. Kemampuan matematika di

sekolah ini 80% masih rendah. Hal ini akibat kurangnya minat belajar siswa.

Berdasarkan hasil wawancara, ternyata dalam menjelaskan materi guru hanya

menggunakan metode mengajar secara konvensional yaitu ceramah dan

pemberian tugas.

Pembelajaran konvensional yang umumnya dilaksanakan di sekolah

kurang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran

yang dilaksanakan di kelas cenderung bertumpu pada aktivitas guru. Guru

berperan aktif sedangkan siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan

guru. Interaksi antara guru dan siswa tidak berjalan dengan baik. Siswa pada

umumnya bersifat individual, enggan berbagi dengan temannya dan belum

mampu bekerja sama dengan baik. Sebagian besar siswa enggan bertanya pada

(15)

mengerjakan di depan kelas atau menjawab pertanyaan guru sehingga guru harus

menunjuk siswa sebagai upaya agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

Dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pendidikan matematika

disekolah, pertama kali yang harus dilaksanakan adalah bagaimana menumbuh

kembalikan minat siswa terhadap matematika. Menurut Fathani (2007:23)

mengemukakan bahwa “Tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk mau belajar,

dan kemudian menguasai matematika secara sempurna”.

Dengan demikian selain menguasai materi, guru juga berperan sebagai

motivator yaitu guru harus harus berusaha membuat siswa terdorong dan tertarik

akan materi matematika. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan minat

dalam diri siswa sehingga siswa dapat melakukan aktifitas belajar dengan baik

adalah melakukan pengajaran penguatan. Memberi motivasi kepada siswa berarti

menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu.

Sadirman (2006:74) mengatakan “ seseorang siswa yang memiliki intelegensi

cukup tinggi, mentok (boleh jadi) gagal karena kekurangan motivasi” lebih lanjut

lagi Sardiman (2006:75) juga mengatakan bahwa “hasil belajar akan optimal jika

pada diri siswa ada motivasi yang tepat”. Jadi tugas guru adalah bagaimana

mendorong para siswa agar pada dirinya ada motivasi untuk belajar.

Padahal dalam kerangka pembelajaran matematika, siswa mesti dilibatkan

secara mental, fisik dan sosial untuk membuktikan sendiri tentang kebenaran dari

teori-teori dan hukum-hukum matematika yang telah dipelajarinya melalui proses

ilmiah. Jika hal ini tidak tercakup dalam proses pembelajaran dapat dipastikan

penguasaan konsep matematika akan kurang dan akan menyebabkan rendahnya

prestasi belajar siswa yang pada akhirnya akan mengakibatkan rendahnya mutu

pendidikan.

Sedangkan menurut Ghazali (dalam Wibowo,2009:3) bahwa “agar peserta

didik mudah mengingat, menceritakan dan melaksanakan sesuatu (pelajaran) yang

pernah diamati (dialami) di kelas, hal demikian perlu didukung dengan

(16)

5

Dengan demikian salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan pemahaman siswa pada konsep kubus dan balok adalah guru harus

menerapan model pembelajaran yang variatif, melibatkan siswa secara mental,

fisik, dan sosial.

Banyak metode pembelajaran yang ditawarkan oleh para ahli pendidikan

matematika yang bertujuan untuk membuat siswa menjadi aktif dan kreatif dalam

pembelajaran, salah satunya adalah dengan pembelajaran realistik. Pembelajaran

matematika realistik adalah atau Realistic Mathematics Education (RME) adalah

sebuah pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan Freudenthal di

Belanda. Gravemeijer (1994:08) dimana menjelaskan bahwa yang dapat

digolongkan sebagai aktivitas tersebut meliputi aktivitas pemecahan masalah,

mencari masalah dan mengorganisasi pokok persoalan. Matematika realistik yang

dimaksudkan dalam hal ini adalah matematika sekolah yang dilaksanakan dengan

menempatkan realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran.

Masalah-masalah realistik digunakan sebagai sumber munculnya konsep-konsep

matematika atau pengetahuan matematika formal.

Karakteristik Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan: konteks

“dunia nyata”, model-model, produksi dan kontruksi siswa, interaktif dan

keterkaitan. Pembelajaran matematika realistik diawali dengan masalah-masalah

yang nyata, sehingga siswa dapat menggunakan pengalaman sebelumnya secara

langsung. Dengan pembelajaran matematika realistik siswa dapat

mengembangkan konsep yang lebih komplit. Kemudian siswa juga dapat

mengaplikasikan konsep-konsep matematika ke bidang baru dan dunia nyata.

Pada pembelajaran matematika khususnya pada materi Kubus dan Balok

yang dipelajari oleh siswa kelas VIII sering ditemukan siswa yang mengalami

kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan yang disajikan mengenai materi

tersebut. Setelah penulis melakukan observasi awal ke sekolah dan mewawancarai

guru matematika di SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan, beliau mengatakan

bahwa kendala dalam memberikan materi Kubus dan Balok ini kepada siswa

(17)

tingkat aplikasi.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa

Dengan Pendekatan Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok

Di Kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan.”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika siswa di dalam kelas

masih rendah.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika.

3. Kurangnya kemampuan siswa dalam menentukan apa yang diketahui dan

yang ditanya dari soal.

1.3. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti lebih jelas dan terarah maka penulis

memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam kesempatan

ini penulis hanya membahas tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Matematika Realistik Pada Pokok

Bahasan Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan.”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan

matematika realistik di kelas VIIISMP Swasta Al Washliyah 1Medan?

2. Bagaimana pelaksanaan pendekatan matematika realistik meningkatkan hasil

(18)

7

3. Bagaimana ketuntasan belajar matematika siswa melalui pendekatan

matematika realistik di kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah :

1. Untuk meningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan

matematika realistik di kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan.

2. Untuk mengetahuipelaksanaan pendekatan matematika realistik meningkatkan

hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan.

3. Untuk mengetahuiketuntasan belajar matematika siswa melalui pendekatan

matematika realistik di kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan.

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini

diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

1. Memberi masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Memberi gambaran atau informasi hasil belajar Matematika siswa SMP

Swasta Al Washliyah 1 Medan.

b. Bagi Guru

1. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu proses belajar

mengajar dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika.

2. Memberi masukan tentang perlunya penggunaan model, media serta

strategi dalam pembelajaran matematika.

c. Bagi Siswa

1. Sebagai informasi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

2. Mempermudah dalam mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari.

d. Bagi Peneliti dan Pembaca

1. Sebagai bahan masukan sebagai bekal ilmu pengetahuan dalam

(19)

1.7Defenisi Operasional

Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika

Siswa Dengan Pendekatan Matematika Realistik Pada Pokok Bahasan Kubus dan

Balok Di Kelas VIII SMP Swasta Al Washliyah 1 Medan”. Istilah-istilah yang

memerlukan penjelasan adalah sebagai berikut :

1. Pembelajaran matematika realisitik merupakan pembelajaran matematika yang

berorientasi pada matematisasi pengalaman sehari-hari dan merupakan

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan realistik menuntut

kreatifitas guru dalam upaya memunculkan kreatifitas siswa selama

pembelajaran.

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa berupa pengetahuan,

sikap, keterampilan setelah melalui kegiatan belajar yang menyebabkan

perubahan tingkah laku dalam diri siswa tersebut dengan tujuan mendapat

hasil yang baik. Hasil belajar yang dimaksud dalam hal ini adalah hasil belajar

(20)

70

1. Peningkatan hasil belajar matematika siswa berdasarkan hasil tes siklus I

dan siklus II diperoleh sebesar 0,6 dengan kategori peningkatan sedang.

Sehingga pendekatan matematika realistik pada materi kubus dan balok

dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Swasta Swasta

Al Washliyah 1 Medan.

2. Pelaksanaan pembelajaran realistik pada materi kubus dan balok dalam

meningkatkan hasil belajar matematika siswa termasuk kategori sangat

baik. Adapun langkah – langkah yang digunakan dengan pembelajaran

realistik adalah sebagai berikut:

a. Guru memberikan masalah kontekstual yang berhubungan dengan

materi kubus dan balok yang sesuai dalam kehidupan sehari-hari.

b. Guru meminta siswa memahami masalah kontekstual tersebut secara

individu.

c. Guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan masalah / soal

yang belum dipahami, dan guru hanya memberikan petunjuk

seperlunya terhadap bagian-bagian situasi dan kondisi masalah/soal

yang belum dipahami siswa.

d. Guru meminta siswa menyelesaikan soal kontekstual yang diberikan

sesuai dengan caranya sendiri berdasarkan pengetahuan awal yang

dimilikinya, sehingga dimungkinkan adanya perbedaan penyelesaian

siswa yang satu dengan yang lainnya.

e. Guru mengamati, memotivasi, dan memberi bimbingan terbatas,

sehingga siswa dapat memperoleh penyelesaian terhadap

(21)

penyelesaian masalah-masalah yang telah diselesaikan secara

individu.

g. Guru mengamati kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberi

bantuan jika dibutuhkan.

h. Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa untuk menarik

kesimpulan suatu rumusan konsep/prinsip dari masalah yang dihadapi.

3. Pada pemberian tindakan di siklus I dari 30 siswa terdapat 18 orang

mencapai ketuntasan belajar dan 12 orang siswa yang tidak mencapai

tingkat ketuntasan belajar. Pada siklus II dari 30 siswa terdapat 26 orang

siswa mencapai ketuntasan belajar dan 4 orang siswa yang tidak mencapai

tingkat ketuntasan belajar. Ketuntasan belajar klasikal pada sklus II

sebesar 86,67%.

5.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, bahwa saran (rekomendasi) yang diajukan

adalah :

1. Bagi guru matematika khususnya guru matematika SMP Swasta Al

Washliyah 1, disaranakan memperhatikan hasil belajar siswa dan

melibatkan siswa dalam proses mengajar dan menggunakan pendekatan

pembelajaran matematika realistik sebagai salah satu alternatif pendekatan

pembelajaran.

2. Bagi siswa SMP Swasta Al Washliyah 1 disarankan lebih berani dalam

menyampaikan ide-ide, dapat mempergunakan seluruh potensi yang

dimiliki dalam pelajaran matematika.

3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti topik dan permasalahan yang

sama agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan

untuk penelitian selanjutnya dan supaya memperhatikan

kelemahan-kelemahan yang ada pada penelitian ini sehingga di harapkan kedepannya

(22)

72

DAFTAR PUSTAKA

A M Sardiman., (2006), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Abdurahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Anak Yang Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsini.,dkk.,(2008), Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara, Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, (2009), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Daryanto, (2007), Evaluasi Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Pendidikan, FMIPA Unimed, Medan.

Fathani,(2007), Matematika Realistik,

www.docstoc.com/docs/6132624/Matematika-Realistik (diakses Januari

2013)

Gravemeijer, (1994), Pembelajaran Matematika Realistik, http://zainurie. wordpress. com /2007 /04 /13 /Pembelajaran–Matematika–relistik–rme/

(diakses januari 2013).

Hamalik, Oemar, (2005), Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Penerbit Bumi aksara, Jakarta.

Harefa, Lina Marleni, (2007), Upaya Meningkatkan Minat Belajar Matematika

dengan Pendekatan Kontekstual Pada Subpokok Bahasan Perbandingan Trigonometri dalam Segitiga Siku-Siku di Kelas X SMA Gadjah Mada Medan T.A. 2006/2007, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Hudojo, Herman., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Departemen Pendidikan

Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi PPLPTK, Jakarta.

Purwanto, Ngalim., Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, PT Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Sembiring, T. Ririn, (2009), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

(23)

Tahun Ajaran 2008/2009, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Penerbit

Rineka cipta, Jakarta.

Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran. Bandung: Farah Production.

Sudjana, N., (2005), Penilaian Proses Hasil Belajar, Penerbit Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Suryanto, (2010). Sejarah PMRI, Jakarta.

Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa, Bumi Aksara, Jakarta.

Tim MKPBM UPI, (2001)., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,

Penerbit Jika-FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , Kencana, Jakarta.

Wijaya, Aryadi. (2010). Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu, Jakarta.

W.L. Sihombing, (2006), Telaah Kurikulum Matematika Sekolah, FMIPA,

Unimed, Medan

Referensi

Dokumen terkait

1 PLDV 4.1 Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variable Peserta didik dapat menyelesaikan masalah dalam

 dapat mendeteksi bagian-bagian dari skripsi mahasiswa sehingga tidak terpaut pada aturan section Microsoft Office Word 2007,.  adanya pengembangan lebih

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “ Pengaruh pemberian berbagai macam pupuk kandang dan mikoriza terhadap biodiversitas

Jika variabel terikat Y terbatas pada suatu nilai tertentu, dan variabel bebasnya hanya diobservasi jika variabel terikatnya diobservasi, maka model regresi ini disebut

Skala Pengukuran Ordinal : memungkinkan kita untuk memberikan peringkat pada item-item dalam variabel tersebut, sehingga kita bisa mengetahui item mana yang mempunyai

Untuk itu dalam penulisan ilmiah ini penulis membuat website yang dapat memberikan informasi kepada khalayak ramai yang berhubungan dengan dunia bisnis (e-commerce) yaitu

Pengembangan Program Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita di SLB C Plus Asih Manunggal.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Aplikasi mLab ini merupakan aplikasi SMS berbasis J2ME yang berdiri sendiri dan tidak terintegrasi dengan aplikasi SMS built-in pada mobile phone serta dapat