• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas berhak diperoleh setiap masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, pelbagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas berhak diperoleh setiap masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, pelbagai"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang berkualitas berhak diperoleh setiap masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu, pelbagai upaya terus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Namun realitasnya, kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih rendah dan memprihatinkan. World Bank (2018) melalui Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia menyatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, meskipun diyakini perluasan akses masyarakat terhadap pendidikan dianggap sudah meningkat pesat.

Indonesia berada di bawah rata-rata negara lain di kawasan Asia Tenggara. Menurut laporan PISA (Programme for International Students Assessment) tahun 2018, kualitas pendidikan di Indonesia menduduki peringkat 74 dari 79 negara yang diteliti. Selain itu, skor HDI (Human Development Index) Indonesia tahun 2015 sebesar 0,689, menempatkan Indonesia pada peringkat 113 dari 188 negara dan wilayah yang diakui PBB. Fakta tersebut membuat Indonesia harus mengakui bahwa kualitas sumber daya manusia Indonesia masih tertinggal.

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari nilai rata-rata Ujian Nasional di setiap jenjang pendidikan formal, salah satunya adalah pendidikan menengah. Penelitian ini akan meneliti lebih jauh pada salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada disiplin ilmu sosial di SMA/MA yakni mata pelajaran Ekonomi. Data dari Kemdikbud menunjukkan nilai rata-rata Ujian Nasional SMA se-Indonesia pada mata pelajaran Ekonomi sebesar 54,92. Hasil ini diikuti oleh nilai rata-rata Ujian Nasional SMA salah satu provinsi di Indonesia, yaitu Sumatera Utara sebesar 66,46 pada mata pelajaran Ekonomi (Satu Data Indonesia, 2016).

Rendahnya hasil Ujian Nasional pada jenjang pendidikan SMA/MA Negeri

di Provinsi Sumatera Utara, diikuti oleh SMA Negeri Kota Pematangsiantar, yang

merupakan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah yang berada di bawah

Departemen Pendidikan Nasional pada jenjang pendidikan menengah di

Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar memiliki 7 SMA/MA Negeri, dari 7

SMA/MA Negeri tersebut terdapat 5 SMA Negeri yang telah melaksanakan UNBK commit to user

(2)

(Ujian Nasional Berbasis Komputer). Nilai UNBK khususnya pada mata pelajaran Ekonomi di Kota Pematangsiantar pada tahun 2017 masih tergolong rendah. Hal tersebut dibuktikan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nilai UNBK Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri di Pematangsiantar

No. Nama Sekolah Nilai

1 2 3 4 5

SMA Negeri 1 SMA Negeri 2 SMA Negeri 3 SMA Negeri 4 SMA Negeri 6

48,70 53,64 51,00 53,35 43,54 Sumber: Kemdikbud (2017)

Tabel 1.1 menunjukkan SMA Negeri 6 Pematangsiantar merupakan SMA Negeri yang mendapatkan nilai Ekonomi paling rendah. Dengan alasan di atas, maka penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Pematangsiantar agar dapat menjadi salah satu alternatif solusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Ekonomi.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMA Negeri 6 Pematangsiantar, bahan ajar dalam bentuk media cetak berupa textbook Ekonomi yang digunakan masih kurang dapat dicerna oleh siswa kelas X, dikarenakan cenderung hanya berupa kumpulan deskripsi pengetahuan yang berukuran tebal dan materi dalam buku teks sulit untuk dimengerti secara mandiri tanpa adanya bimbingan guru terlebih dahulu. Kalaupun ada beberapa permasalahan yang diangkat dalam buku, hal itu tidak pernah dialami atau diketahui oleh siswa, sehingga cenderung masih asing untuk dikonsumsi siswa kelas X SMA Negeri 6 Pematangsiantar.

Hasil wawancara dengan 4 orang siswa kelas X yang mengikuti pelajaran Ekonomi mengemukakan bahwa penggunaan buku teks terbitan Erlangga menjadi satu-satunya bahan ajar yang digunakan guru Ekonomi, selain itu sesekali power point digunakan sebagai media pembelajaran dalam menyampaikan materi, sehingga lama kelamaan siswa merasa kurang menarik dan monoton. Semua siswa mengaku merasa senang dan termotivasi apabila materi ajar disampaikan dengan gambar atau video yang lebih interaktif. Semua siswa juga lebih menyukai media yang mengikuti perkembangan jaman. Selain itu, guru juga sepakat dan antusias

commit to user

(3)

jika ada media pembelajaran yang memudahkan guru menyampaikan materi Ekonomi, namun mereka menyarankan penggunaannya juga harus mudah.

Masalah lain terdapat pada ketidakterkaitan bahan ajar yang digunakan dengan kondisi nyata di lapangan. Hal ini membuat siswa masih belum dapat memahami materi konsep ilmu Ekonomi dengan baik. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan kurang berkembangnya potensi dan kemampuan siswa, karena teori saja tidak cukup untuk memahami materi Ekonomi (Prahara, dkk., 2016: 2266). Hal ini jelas tidak sesuai dengan salah satu tujuan mata pelajaran Ekonomi yang disyaratkan dalam Permendiknas No. 23 tahun 2006, yakni “memahami sejumlah konsep untuk mengaitkan peristiwa dan masalah yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat dan negara. Dampak dari ketidaksesuaian tersebut membuat siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep ilmu Ekonomi, sehingga cara yang mereka pakai adalah harus menghafal apa yang ada di dalam buku pelajaran”. Padahal jika dilihat dari segi lokasi, SMA Negeri 6 Pematangsiantar cukup strategis terletak berdekatan dengan pusat kegiatan masyarakat, seperti bank, pasar, dan tempat umum lainnya. Pusat-pusat kegiatan masyarakat tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang pembelajaran agar siswa lebih memahami pelajaran Ekonomi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Masalah-masalah ini sejalan dengan penelitian Prahara, dkk. (2016: 2266) yang mengemukakan bahwa pelajaran Ekonomi masih didominasi dengan konsep- konsep yang ada pada textbook, dan belum dikaitkan dengan kondisi nyata di lapangan, yang biasa ditemui dan dialami oleh siswa pada kehidupan sehari-hari.

Kendala penggunaan bahan ajar dapat diatasi dengan mengembangkan media pembelajaran berupa modul. Modul di sini memerhatikan perbedaan kemampuan siswa, mendukung pembelajaran individu dan mandiri, serta dapat memudahkan dan memotivasi siswa untuk belajar. Modul adalah media pembelajaran yang berisi materi ajar, uraian kegiatan pembelajaran, latihan dan evaluasi yang dirancang sistematis, menarik, dan mudah dipahami, agar siswa dapat belajar secara mandiri atau (minimal) dengan bantuan dan bimbingan guru (Prastowo, 2015:106; Hamdani 2011:219).

commit to user

(4)

Mengurangi kejenuhan siswa belajar dengan modul konvensional (cetak) dapat dilakukan dengan mengombinasikan modul cetak dengan media elektronik, yang sering disebut e-module (electronic module). E-module dapat menjadi salah satu jawaban atas tantangan bagi para guru, pakar teknologi, pustakawan, dan perancang instruksional untuk merancang media pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan era digital. Seiring dengan kebutuhan aktivitas manusia yang semakin kompleks, salah satu tantangan yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah adanya hidup praktis (Sharpe, 2014:141-142).

Tingkat melek teknologi Indonesia yang tinggi, mendukung penggunaan media digital dalam proses pembelajaran. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Emarketer (2017), jumlah pengguna smartphone di Indonesia selalu bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2017 pengguna smartphone di Indonesia sebanyak 86,6 juta jiwa dan diprediksi meningkat menjadi 103 juta jiwa pada tahun 2018. Data tersebut dijelaskan pada gambar 1.1.

Gambar 1.1 Jumlah Pengguna Smartphone di Indonesia

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan media elektronik, khususnya smartphone. Pemanfaatan dan penggunaan smartphone merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bidang pendidikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi telah membawa

perubahan dan paradigma baru pada learning material dan media instructional di commit to user

(5)

dunia pendidikan. Perubahan ini telah memengaruhi instansi sekolah dan hubungan yang terjalin antara guru dengan siswa kini melibatkan aspek kognitif dan interaksi sosial lainnya yang dimungkinkan dengan teknologi digital (Gilakjani, dkk. 2011:

1321).

Produk dari teknologi dan informasi menyediakan media pembelajaran yang dapat dipilih siswa, dan siswa dapat menggunakan serta mengaksesnya dalam bentuk digital, seperti e-module interaktif. Pembelajaran interaktif berorientasi media elektronik dapat merangsang motivasi belajar siswa karena ketertarikannya dengan teknologi. Thieman (2008:361-362) menambahkan, pembelajaran yang menggunakan teknologi dapat membantu guru untuk 1) merencanakan dan merancang pelajaran yang efektif, 2) memaksimalkan pembelajaran, 3) memfasilitasi penilaian, dan 4) meningkatkan produktivitas dan praktik profesional.

Dengan media pembelajaran berupa e-module interaktif, maka materi dapat dimodifikasi menjadi lebih menarik, sehingga dapat membantu guru menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Pembelajaran yang mendalam (deep learning) akan terwujud apabila diintegrasikan dengan e-module interaktif (Abidin, 2017: 198). Inovasi dalam media pembelajaran seperti pengembangan e-module interaktif berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan media pembelajaran inovatif yang membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari–hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya (Zuldafiral, 2012: 133).

CTL menjadi pilihan karena selama ini pembelajaran masih didominasi oleh persepsi bahwa pengetahuan merupakan sekumpulan fakta atau yang harus diingat.

Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang inovatif diperlukan agar lebih

memberdayakan siswa dengan pengalaman, bukan hafalan. Maka pengetahuan

adalah ‘sesuatu’ yang harus dikonstruksikan sendiri oleh siswa, bukan seperangkat

konsep dan fakta yang siap diterima (Susanto, 2016:95). Sejalan dengan hasil

penelitian John Dewey (dalam Hosnan, 2014: 267) yang menyimpulkan bahwa, jika commit to user

(6)

yang dipelajari siswa berkaitan dengan apa yang diketahui dan aktivitas atau peristiwa yang terjadi di sekitarnya, maka siswa akan belajar dengan baik. Siswa dalam penelitian Kamaruddin, dkk (2011:306) berkomentar bahwa ia masih akan tetap memahami materi ajar dengan suatu metode tertentu, namun lebih cepat mengerti dan memahami jika menggunakan CTL dalam proses pembelajaran.

Johnson (2014:57); Komalasari (2013:6); Berns dan Erickson (2001:2) mengemukakan bahwa CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki siswa, dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (kontekstual), dengan melibatkan tujuh komponen utama yang menjadi karakteristik CTL, yaitu konstruktivisme, inquiry, questioning, learning community, modeling, reflection, dan authentic assessment. Selanjutnya, Hudson dan Whisler (2008:58) menekankan bahwa landasan teoritis CTL berfokus pada koneksi, konstruksi, dan pembelajaran aktif. Oleh karena itu, Contextual Teaching and Learning memungkinkan siswa mengaitkan materi ajar dengan situasi sehari-hari untuk menemukan ‘makna’, salah satunya adalah ilmu Ekonomi yang juga dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Ilmu Ekonomi sebagai disiplin ilmu, mempelajari aspek ekonomi, perilaku manusia, dan mempelajari peristiwa ekonomi (termasuk masalah) yang terjadi di masyarakat. Ekonomi dipelajari agar siswa dapat hidup bermakna dalam dunia perekonomian yang terus berubah dan berkembang. Adu, Galloway, dan Olaoye (2014: 456), mengemukakan tujuan atau hasil yang dapat dicapai dari pembelajaran Ekonomi, yaitu 1) untuk membekali siswa dengan prinsip-prinsip dasar Ekonomi yang diperlukan untuk hidup yang bermartabat dan pendidikan tinggi, 2) untuk mempersiapkan dan mendorong siswa agar efektif dalam pengelolaan sumber daya yang langka, 3) untuk meningkatkan rasa hormat siswa kepada nilai-nilai ekonomi, budaya, sosial masyarakat sendiri, dan 4) untuk memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan untuk solusi praktis dari masalah ekonomi di masyarakat.

Tujuan pembelajaran Ekonomi memberikan arti bahwa mata pelajaran

Ekonomi sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,

tugas belajar utama siswa adalah memahami seluruh peristiwa ekonomi commit to user

(7)

lingkungannya, diikuti peran aktif sekolah dan guru dalam memberikan materi kontekstual. Media yang tepat dalam pembelajaran Ekonomi adalah modul pembelajaran yang dapat menyediakan materi secara kontekstual yaitu dengan Contextual Teaching and Learning (CTL).

CTL merupakan salah satu model pembelajaran Ekonomi yang diamanatkan oleh kurikulum 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013 mengemukakan prinsip-prinsip yang perlu dilakukan dalam proses pembelajaran, antara lain 1) berpusat pada siswa, 2) mengembangkan kreativitas siswa, 3) menyenangkan dan menantang, 4) mengandung nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan 5) penerapan strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna.

Wolfensberger, dkk. menekankan bahwa CTL tidak hanya menguntungkan siswa, tetapi juga membantu guru untuk membuat refleksi pada desain media pembelajaran mereka (Sung, dkk. 2015:301). Lebih lanjut, Hwang, dkk. (2013:338) melaporkan bahwa CTL membantu mengurangi beban kognitif siswa dan meningkatkan prestasi akademik mereka dalam mata pelajaran ilmu sosial. Hal ini mendukung pemilihan CTL untuk diintegrasikan dengan pengembangan media pembelajaran berupa e-module interaktif pada mata pelajaran Ekonomi, selain itu CTL juga memiliki karakteristik dan tujuan yang hampir sama dengan ilmu Ekonomi. Oleh karena itu, E-module interaktif mata pelajaran Ekonomi berorientasi Contextual Teaching and Learning diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk media pembelajaran yang dapat membantu meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa.

Beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian Ilham (2016) yang mengembangkan modul Ekonomi berbasis

pendekatan kontekstual untuk siswa semester 1 kelas X SMA DDI Masalembu

diklaim valid dan efektif. Raharjo, dkk. (2017) menunjukkan hasil yang sangat

layak dan efektif melakukan pengembangan e-module interaktif menggunakan

adobe flash untuk mendorong literasi sains siswa. Chaerunisa (2017) membuktikan

kelayakan pengembangan e-module berbasis multimedia interaktif dengan

pendekatan CTL untuk siswa kelas X SMA pada pokok bahasan statistika. commit to user

(8)

Penelitian Maemunah dan Pramesti (2018) membuktikan kelayakan pengembangan modul jaringan tumbuhan berorientasi pendekatan CTL untuk digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran biologi.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan memiliki kesamaan dan perbedaan dengan yang dilakukan. Persamaan dan perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang dilakukan adalah, penelitian oleh Ilham (2016), Chaerunisa (2017), Maemunah dan Pramesti (2018), sama-sama termasuk jenis penelitian dan pengembangan modul pembelajaran berorientasi pendekatan kontekstual, namun berbeda jenis modul yang dikembangkan dan objek kajiannya pun berbeda, sedangkan Raharjo, dkk. (2017) sama-sama mengembangkan e- module interaktif, namun tidak berorientasi pada salah satu metode atau model pembelajaran dan objek kajiannya pun berbeda. Persamaan dengan penelitian terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengangkat judul, sedangkan perbedaan dengan penelitian sebelumnya/ terdahulu dapat dijadikan sebagai kebaharuan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, berdasarkan penelitian terdahulu dapat dilihat bahwa dalam lima tahun terakhir penelitian dan pengembangan modul Ekonomi belum ada yang bersifat elektronic module yang interaktif, dan pengembangan e-module interaktif masih sangat didominasi oleh penelitian- penelitian yang bersifat eksak. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Pengembangan E- Module Interaktif Berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 6 Kota Pematangsiantar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Kota Pematangsiantar?

commit to user

(9)

2. Apakah e-module interaktif berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) layak digunakan pada pembelajaran Ekonomi kelas X SMA Negeri 6 Pematangsiantar?

3. Apakah e-module interaktif berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) efektif untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 6 Pematangsiantar?

C. Tujuan Pengembangan

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah untuk

1. Menganalisis kondisi pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Kota Pematangsiantar.

2. Menguji kelayakan e-module interaktif berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran Ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 6 Pematangsiantar.

3. Menguji keefektifan e-module interaktif berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 6 Pematangsiantar.

D. Manfaat Pengembangan

Penelitian dan pengembangan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

a. Meningkatkan pengetahuan tentang inovasi media pembelajaran Ekonomi yang interaktif.

b. Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan produk.

2. Manfaat Praktis

a. Menambah pilihan media pembelajaran Ekonomi.

b. Mempermudah siswa untuk memahami materi Ekonomi.

c. Menjadi sarana untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa.

commit to user

(10)

E. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan 1. Identitas produk

Nama : E-module Interaktif Berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL)

Mata Pelajaran : Ekonomi

Manfaat : Sebagai media pembelajaran 2. Spesifikasi produk

a. Produk yang dikembangkan adalah e-module interaktif berisikan materi pelajaran Ekonomi kelas X SMA.

b. Kompetensi dasar yang dibahas dalam e-module interaktif Ekonomi adalah Konsep Dasar Ilmu Ekonomi.

c. Penyampaian materi dalam e-module interaktif Ekonomi berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL), yang mengandung hakikat dasar CTL dan komponen-komponen CTL.

d. Produk e-module interaktif Ekonomi berupa software Unity yang dapat digunakan secara offline, dilengkapi teks, gambar, audio dan video agar siswa mudah dalam memahami dan tertarik dalam mempelajari Ekonomi. E-module interaktif berorientasi CTL adalah e-module yang interaktif menanggapi setiap aksi siswa yang disusun sesuai dengan hakikat CTL, yang dapat digunakan dengan komputer/laptop atau smartphone/tablet.

e. Bagian pada E-module interaktif meliputi: a) Tampilan awal, b) Pengantar, c) Petunjuk, d) Informasi e) Informasi (e-module, profil, peta konsep, kompetensi, dan referensi), d) Menu materi, e) Video pembelajaran, f) Kuis interaktif, g) Contextual Teaching and Learning, h) Soal latihan, i) Kunci Jawaban, j) Glosarium, dan k) Rangkuman.

F. Pentingnya Pengembangan

Modul merupakan media yang digunakan siswa untuk belajar mandiri

karena di dalam modul terdapat petunjuk belajar yang memungkinkan siswa dapat

belajar sendiri tanpa bantuan guru. Kenyataan yang sering terjadi menunjukkan commit to user

(11)

bahwa tidak sedikit siswa menjadikan modul pembelajaran hanya sebagai buku pelengkap dan sampingan dalam kegiatan pembelajaran. Siswa hanya membuka serta mempelajari modul pembelajaran jika diminta oleh guru atau mendapatkan tugas yang ada di dalam modul pembelajaran tersebut. Hal tersebut dapat terjadi karena siswa tidak tertarik untuk mempelajari materi yang ada di dalam modul pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan e-module yang interaktif, untuk mendorong minat belajar dan memotivasi siswa untuk belajar.

Pengembangan e-module interaktif perlu dibuat menarik dan merangsang rasa ingin tahu siswa dengan tujuan agar siswa bersemangat dan termotivasi untuk mempelajari materi yang ada dalam e-module. Terkait dengan hal tersebut, pengembangan e-module Ekonomi berorientasi CTL dipandang sangat strategis untuk dikembangkan, demi pembelajaran Ekonomi yang lebih menarik dan terarah pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga maupun masyarakat. Melalui e-module interaktif tersebut akan memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran Ekonomi. Selain itu, siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran dan tidak bosan dengan adanya pengembangan e-module karena diintegrasikan dengan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang membuat suatu pembelajaran baru bagi siswa namun dekat dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pengembangan e-module interaktif ini juga akan memudahkan guru Ekonomi dalam mengajar di kelas, karena peran guru dalam pembelajaran ini hanya sebagai motivator dan fasilitator sehingga pembelajaran akan berorientasi pada siswa dan selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa itu sendiri.

G. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dan keterbatasan pengembangan produk e-module interaktif

berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan hasil

belajar Ekonomi siswa SMA di Kota Pematangsiantar adalah sebagai berikut: commit to user

(12)

1. Asumsi Pengembangan

Beberapa asumsi dalam pengembangan media pembelajaran dalam mata pelajaran Ekonomi adalah:

a. E-module Interaktif Pembelajaran Berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang dapat digunakan di dalam maupun di luar kelas.

b. Belum adanya modul berbentuk software dalam mata pelajaran Ekonomi dengan berorientasi model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) sesuai dengan kurikulum 2013.

c. Sebagian besar siswa memiliki perangkat smartphone/tablet atau komputer/laptop yang dapat digunakan untuk membuka e-module interaktif yang dikembangkan.

d. Siswa mendapat pengalaman pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan e-module interaktif

e. E-module Interaktif Berorientasi Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat membuat siswa membangun konsep berdasarkan lingkungan sekitar secara mandiri dan guru sebagai fasilitator sehingga dapat menciptakan pembelajaran student centered learning.

2. Keterbatasan Pengembangan

Keterbatasan-keterbatasan pengembangan dari produk yang dihasilkan adalah:

a. Pengembangan e-module interaktif untuk mata pelajaran Ekonomi berorientasi CTL terbatas dengan memanfaatkan software, yang memerlukan ruang penyimpanan data yang cukup besar, yang dapat dijalankan pada perangkat komputer, laptop, smartphone atau tablet.

b. Pengembangan media pembelajaran e-module interaktif berorientasi contextual teaching and learning terbatas pada cakupan materi konsep dasar ilmu ekonomi pada mata pelajaran Ekonomi untuk kelas X SMA.

c. Penelitian hanya dilakukan di kelas X-IS SMA Negeri 6 Kota

Pematangsiantar. commit to user

(13)

H. Definisi Istilah

Istilah-istilah operasional yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk melalui beberapa tahapan, yaitu perencanaan, pembuatan produk, dan evaluasi.

2. E-module Interaktif

Media pembelajaran e-module interaktif adalah modul pembelajaran interaktif berorientasi elektronik yang dilengkapi dengan pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, dan pengguna dapat memilih apa yang diinginkan untuk langkah berikutnya.

3. Contextual Teaching and Learning (CTL)

CTL merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya kepada konteks kehidupan sehari-hari (pribadi, sosial, dan budaya), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk membangun sendiri pemahamannya dan mengaplikasikan pengetahuan/keterampilan yang dimilikinya.

4. Hasil Belajar Ekonomi

Hasil belajar Ekonomi merupakan pernyataan yang secara khusus digunakan untuk menggambarkan ekspektasi dari seorang siswa berupa pemahaman pengetahuan, sikap, dan keterampilan, yang diketahui pada akhir periode tertentu pada mata pelajaran Ekonomi. Hasil belajar Ekonomi pada aspek kognitif diperoleh dari hasil data prates dan pascates, pada aspek kognitif diperoleh dari lembar observasi penilaian sikap siswa, dan aspek psikomotorik diperoleh dari penilaian portofolio kelompok.

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Pernahkah Anda mengalami masalah dengan produk, seperti cacat produk, pencatatan pesanan yang salah sehingga produk tidak sesuai, dsb.?. Pernahkah Anda mengalami masalah

This chapter and Chapter 5 describe the process involved in this fi rst box under the headings ‘The customer and market audit’ and ‘The product audit’, both being integral to

Berdasarkan hasil sidik ragam dapat diketahui bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif,

Untuk penyelesaian yang bersifat antisipatif telah diundangkan berbagai peraturan yang mengatur adanya perangkat hubungan industrial ini yaitu minimal adanya

Dari pembahasan di atas, dapat ditegaskan bahwa rendahnya partisipasi siswa putri dalam olahraga futsal karena faktor minat yang rendah, padatnya kegiatan akademik

1) Bagi pihak investor, perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi investasi asing langsung seperti petumbuhan ekonomi, suku bunga, dan nilai tukar untuk menjadi

Pemahaman konsep matematis siswa yang meng- ikuti pembelajaran dengan meng- gunakan pendekatan RME tidak jauh berbeda namun masih lebih baik daripada pemahaman konsep

Untuk meraih gelar sarjana S1, Dianing menulis skripsi dengan judul Gaya Hidup Posmodern Tokoh- Tokoh Dalam Novel Mata Matahari Karya Ana Maryam Sebuah Tinjauan