• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan berkaitan tentang disiplin pasar (market

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penelitian yang akan dilakukan berkaitan tentang disiplin pasar (market"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bagian ini akan diuraikan tentang latar belakang yang mendasari penelitian yang akan dilakukan berkaitan tentang disiplin pasar (market discipline), moral hazard dan penjaminan simpanan, perbankan yang ada di emerging markets. Selain itu, pada bab ini juga akan di diuraikan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan yang ingin dicapai dan manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian.

1.1. Latar Belakang

Bank adalah sebuah badan usaha yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan kepada masyarakat yang memerlukan tambahan dana dalam bentuk kredit. Karena fungsi bank sebagai lembaga intermediasi maka industri perbankan merupakan salah satu industri yang paling berperan dalam memajukan dan menjaga kestabilan sistem perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, aset bank dalam bentuk kepercayaan masyarakat sangat penting dijaga untuk mencegah terjadinya bank run1.

Untuk itu Basel Commitee (2001) membangun tiga pilar yang diyakini akan memperkuat kestabilan sistem keuangan di suatu negara. Ketiga pilar

1 Bank run adalah kondisi dimana bank mengalami kerugian dari penarikan deposito yang dilakukan oleh masyarakat yang dipicu oleh rasa takut masyarakat bahwa bank akan mengalami kegagalan finansial sehingga masyarakat akan menarik dananya untuk menghindari kerugian (Diamond dan Dybvig, 1983).

(2)

2 tersebut yaitu persyaratan kecukupan modal minimun bank, tinjauan pengawasan dan disiplin pasar. Pilar ketiga yaitu disiplin pasar (market discipline) mendorong untuk menguatkan kebijakan modal dan adanya usaha-usaha pemerintah di suatu negara, baik untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bank maupun dalam menjaga sistem stabilisasi keuangan. Disiplin pasar telah menjadi topik penelitian dalam sektor keuangan sejak tahun 1970an (Flannery, 2001). Beberapa yang telah meneliti kemampuan disiplin pasar dalam mengatur layanan keuangan dengan fokus pada perbankan diantaranya yaitu Mertinez-Peria dan Schmukler (2001) dan King (2008).

Ada beberapa definisi disiplin pasar yang saat ini digunakan. Contohnya dalam literatur perbankan, ada kesepakatan luas bahwa disiplin pasar mencakup dua komponen (Flannery, 2001; Bliss & Flannery, 2002: Forssbaeck, 2009; Eling, 2011). Komponen yang pertama yaitu kemampuan dari pelaku-pelaku pasar untuk menilai secara tepat kondisi sebuah perusahaan (pengawasan) dan yang kedua yaitu kemampuan pelaku pasar untuk mempengaruhi tindakan-tindakan dari manajemen perusahaan sebagai sebuah cara yang mencerminkan penilaian (influencing). Disiplin pasar dalam perbankan merupakan tindakan yang dilakukan baik oleh pemegang saham, depositor maupun debt holder.

Disiplin pasar merupakan cara yang paling efektif dalam mengurangi moral hazard yang dilakukan oleh perbankan (IADI, 2013). Depositor, debt holder dan pemegang saham akan memaksa bank untuk menjalankan bisnisnya dengan cara yang aman, sehat dan efisien. Tujuan dari disiplin pasar ini adalah untuk memastikan bahwa bank-bank memberikan informasi yang jelas dan akurat tentang status keuangan mereka kepada pasar (Caldwell, 2007), sehingga pelaku

(3)

3 pasar atau depositor akan mengambil langkah pendisiplinan terhadap bank yang memiliki status keuangan yang buruk yang disebabkan salah satunya karena adanya pengambilan risiko yang berlebih oleh bank pada aktivitas bisnisnya.

Penelitian ini akan menguji bagaimana pengaruh disiplin pasar pada moral hazard perbankan. Disiplin pasar dibutuhkan untuk mengawasi bank dari perilaku moral hazard bank yang tercermin dalam pengambilan risiko yang berlebihan.

Penelitian yang dilakukan oleh Nier dan Bauman (2006) yang menguji tentang keefektifan disiplin pasar dalam membatasi pengambilan risiko berlebihan oleh bank, menemukan hasil bahwa moral hazard ada pada 729 bank yang dijadikan sampel dan disiplin pasar memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kebangkrutan bank. Park dan Peristiani (2007) membangun kerangka dasar penelitian empiris untuk menguji apakah depositor merespon pengambilan risiko bank yang tinggi dengan menarik depositonya atau dengan meminta kenaikan suku bunga. Dengan menggunakan sampel perbankan di A.S, Park dan Peristiani (2007) menemukan fakta bahwa disiplin pasar bisa dilihat dari jumlah deposito, dimana depositor akan menarik simpanannya dari bank yang memiliki risiko berlebih dan permintaan kenaikan suku bunga simpanan. Hasil yang sama juga ditemukan oleh Taswan et al. (2012) yang menguji pengaruh disiplin pasar terhadap risiko bank, menemukan hasil yaitu depositor akan meminta suku bunga yang tinggi atau menarik depositonya pada bank dengan risiko tinggi. Temuan ini menurut Taswan et al. (2012) menunjukkan pentingnya mempunyai depositor yang selalu sadar dengan pengambilan risiko oleh bank dan menghukum bank yang tidak sehat. Selain itu, Mertinez-Peria dan Schmukler (2001) yang melakukan penelitian tentang disiplin pasar dan pengambilan risiko bank

(4)

4 menemukan bahwa depositor akan memberikan hukuman bagi bank yang mengambil risiko berlebihan baik dengan cara menarik dananya dari bank maupun meminta peningkatan suku bunga simpanan.

Selain dengan melihat jumlah deposito dan permintaan kenaikan suku bunga oleh deposan pada bank memiliki risiko berlebihan sebagai tindakan pendisiplinan yang dilakukan oleh deposan, disiplin pasar juga bisa dilakukan antar bank, melalui hubungan simpan-pinjam (Distinguin et al., 2013). Disiplin pasar yang dilakukan oleh suatu bank (misalnya Bank A) terhadap bank lain (misalnya Bank B) bisa dilihat dari jumlah simpanan antar bank (interbank deposits) yang dilakukan oleh Bank A. Bank A (lending bank) akan melakukan pendisiplinan kepada bank peminjam (borrowing bank) dengan menarik simpanannya dari bank peminjam (Bank B). Pendisiplinan yang dilakukan oleh lending bank sangat efektif dalam mengurangi dorongan moral hazard yang dilakukan oleh bank peminjam karena lending bank memiliki akses informasi yang lebih baik terhadap kondisi bank peminjam. Artinya bahwa lending bank sangat baik dalam mengidentifikasi risiko dari bank lain (Calomiris, 1998).

Dinger dan Hagen (2007) dalam penelitiannya yang menguji apakah bank- bank yang meminjam dari bank lain mempunyai risiko yang rendah, menemukan hasil bahwa pinjam antar bank dikaitkan dengan pengambilan risiko yang lebih rendah oleh bank peminjam. Artinya bahwa bank yang memberikan pinjaman akan melakukan pendisiplinan pada bank yang memiliki risiko tinggi. Distinguin et al. (2013) yang menguji tentang peran peran pendisiplinan dari interbank deposits pada bank-bank di 10 negara Eropa, menemukan hasil bahwa interbank

(5)

5 deposits memainkan peran yang penting dalam menahan bank dari pengambilan risiko yang berlebih.

Pemegang subordinated debt juga efektif dalam melakukan pendisiplinan bagi bank yang mempunyai risiko berlebih. Dana yang dimiliki oleh subordinated debt holder di bank tidak dijamin (uninsured) oleh lembaga penjaminan simpanan. Oleh karena itu, subordinated debt holder sangat sensitif terhadap risiko bank, sehingga subordinated debt holder akan mempunyai dorongan yang lebih untuk meminta pengungkapan informasi yang jelas dari risiko perbankan (Kwast et al., 1999). Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat disiplin pasar dari tiga aspek yaitu jumlah deposito, interbank deposits dan subordinated debt.

Moral hazard2 perbankan menjadi isu yang sangat penting dalam penelitian di ranah perbankan karena perilaku tersebut dapat membuat sebuah bank mengalami kebangkrutan dan berdampak pada ketidakstabilan sistem keuangan suatu negara karena berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi perbankan. Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada institusi perbankan maka pemerintah membuat sebuah kebijakan untuk melindungi dana para depositor dari risiko gagal bayar. Kebijakan tersebut yaitu penerapan sistem penjaminan simpanan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Demirguc- Kunt, et al. (2014), hampir semua negara telah menerapkan sistem penjaminan simpanan3 dengan tujuan untuk melindungi perbankan dari kehancuran yang

2 Moral hazard is the assymetric information problem that occurs after the financial transaction take place, when seller of a security may incentives to hide information and engage in activities that are underisable for purchaser of the security (Mishkin, 2004)

3Lihat www.iadi.org yang menyediakan informasi tentang lembaga penjaminan simpanan di seluruh negara. International association of deposit insurers (iadi) adalah sebuah forum untuk lembaga penjaminan simpanan dari seluruh dunia untuk berkumpul dan berbagai pengalaman tentang sisetm penjaminan simpanan.

(6)

6 disebabkan oleh ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank dengan menarik dananya secara besar-besaran terutama pada kondisi krisis.

Beberapa kajian literatur dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan penjaminan simpanan yang diterapkan di seluruh dunia pada dasarnya bertujuan untuk melindungi kepentingan para deposan dan menjaga kestabilan serta keselamatan perbankan dari bahaya krisis (Diamond & Dybvig, 1983;

Demirguc-Kunt & Detragiache, 2002). Namun, penerapan kebijakan penjaminan simpanan ini bukan tanpa masalah karena dengan adanya penjaminan simpanan akan berpengaruh terhadap moral hazard yang akan dilakukan oleh perbankan yang pada akhirnya perilaku moral hazard tersebut dapat diperparah dengan kurangnya tingkat disiplin yang dilakukan oleh deposan. Dengan kata lain, lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh para deposan disebabkan karena adanya penjaminan simpanan dan kurangnya informasi yang didapatkan oleh deposan tentang aktivitas bisnis yang dilakukan oleh perbankan. Penelitian yang dilakukan oleh McCoy (2007) menyatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi moral hazard adalah dengan adanya disiplin pasar dari para deposan.

Penelitian mengenai penjaminan simpanan terhadap pengambilan risiko bank telah banyak dilakukan di negara maju (Alston & Wheelock, 1994; Karels &

Mc Clatchey, 1999; Martines-Peria & Schmukler, 2001; Demirguc-Kunt &

Detriagache, 2002). Walaupun hasil dari beberapa penelitian tersebut memberikan kesimpulan yang beragam tentang dampak dari adanya penjaminan simpanan.

Beberapa penelitian seperti yang telah dilakukan oleh Demirguc-Kunt dan Detriagache (2002) menemukan hasil bahwa penjaminan simpanan eksplisit meningkatkan probabilitas terjadinya krisis perbankan dalam lingkungan institutsi

(7)

7 yang lemah. Laeven (2002) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa keberadaan skema penjaminan simpanan menciptakan moral hazard bagi bank.

Sebaliknya beberapa penelitian lain gagal menemukan hubungan yang positif antara penjaminan simpanan dan pengambilan risiko oleh bank (Alston &

Wheelock, 1994; Karels & Mc Clatchey, 1999).

Secara umum, moral hazard didefinisikan sebagai kecenderungan individu atau lembaga untuk mengambil risiko yang besar atau kurang berhati-hati dalam melakukan tindakan dan membebankan konsekuensinya terhadap pihak lain.

Dalam konteks penjaminan simpanan, moral hazard perspective4 dapat dilihat dari dua sisi yaitu pertama, penjaminan simpanan dapat mendorong bank untuk mengambil risiko yang besar pada aktivitas investasinya sehingga mampu menghasilkan profit yang besar tetapi membebankan kerugian pada lembaga penjamin. Kedua, adanya penjaminan simpanan dapat mengurangi dorongan para deposan untuk memonitor kinerja dari bank atau kurangnya dorongan dari para deposan untuk mendisiplinkan perilaku bank. Demirguc-Kunt dan Detragiache (2002) menyatakan bahwa desain penjaminan simpanan akan berpengaruh pada disiplin pasar. Jadi, sistem penjaminan simpanan dapat berkontribusi untuk masalah besar perbankan (kegagalan bank yang berdampak sistemik yang didesain untuk mengurangi masalah tersebut) atau dengan kata lain dapat menimbulkan masalah moral hazard. Dorongan dan keberadaan moral hazard akan sangat bergantung dari tipe sistem penjaminan simpanan (implisit, eksplisit atau blanket guarantee) yang diterapkan di suatu negara. Besarnya nilai

4Moral hazard muncul karena individu atau institusi bertindak kurang hati-hati dari tindakan yang diambilnya, dimana konsekuensi dari tindakan tersebut di alihkan kepada pihak lain. Dalam kasus, penjaminan simpanan, moral hazard terjadi ketika depositor dan pemangku kepentingan lainnya mengabaikan perilaku pengambilan risiko oleh bank dengan menggunakan deposito dan hutang yang telah dijamin oleh lembaga penjaminan simpanan untuk mengambil proyek-proyek yang berisiko tinggi (IADI, 2013).

(8)

8 penjaminan simpanan (coverage rate) yang diberikan oleh pemerintah, berbeda- beda di semua negara. Coverage rate yang diberikan akan bergantung pada kondisi perekonomian di suatu negara.

Beberapa penelitian telah mengaitkan keberadaan penjaminan simpanan dan disiplin pasar diantaranya yaitu Ioannidou & Dreu, (2006), Imai (2005) dan Karas (2010). Disiplin pasar dianggap penting dalam mengurangi moral hazard bank. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa adanya penjaminan simpanan akan mengurangi pendisiplinan yang dilakukan oleh deposan.

Penelitian ini akan berfokus pada perbankan di emerging markets karena krisis keuangan global pada tahun 1998 telah mengubah sistem kebijakan perbankan di hamipr semua negara di dunia khususnya negara-negara di emerging markets. Menurut World Bank (2014), emerging markets adalah negara-negara yang mempunyai tingkat pendapatan (Growth Domestic Product) perkapita sebesar $975-$11900. Secara umum emerging markets dapat dikategorikan sebagai negara-negara yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi dan industri yang cepat. Namun disisi lain, sistem perbankan di emerging markets sangat rentan terkena dampak dari krisis global. Hal ini disebabkan karena karakteristik dari perekonomian negara-negara yang berada dalam emerging markets (emerging markets economic) sangat tidak menentu, peluang untuk kemungkinan terjadinya krisis keuangan dan mata uang sangat terbuka, bank mempunyai peran yang paling dominan, struktur pengawasan yang lemah sehingga mengarahkan pada kesimpulan bahwa kebijakan strategi harus disesuaikan dengan kondisi negara tersebut dan untuk melindungi peran utama dari perbankan.

(9)

9 Selain itu, sistem perbankan di emerging markets telah mengalami perubahan setelah krisis 1997/19985. Perubahan tersebut mencakup meningkatnya kepemilikan asing, bank-bank memasuki lini bisnis yang baru dan bergesernya pembiayaan bank dari rumah tangga ke real estate (Adams, 2008). Bergesernya pembiayaan tersebut akan meningkatkan risiko yang akan ditanggung oleh bank.

Selain perubahan tersebut, masalah yang menarik mengapa penelitian ini berfokus pada pengujian moral hazard di emerging markets karena di emerging markets terdapat permasalahan asymmetric information yang sangat akut. Produksi informasi menjadi masalah yang sangat besar di emerging markets. Kerapuhan sistem perbankan yang melekat di emerging markets di perparah dengan adanya asymmetric information menyebabkan kegagalan institusi perbankan, kepanikan dari para deposan dan mengakibatkan terjadinya krisis sistemik yang mempunyai pengaruh yang sangat kuat pada perekonomian sebuah negara (Vives, 2006).

Permasalahan asymmetric information juga akan menyebabkan terjadi moral hazard bank. Padahal informasi sangat dibutuhkan oleh pasar untuk melakukan pengawasan sehingga dapat mengurangi perilaku moral hazard.

Penelitian ini juga berfokus pada beberapa negara di emerging markets karena skema penjaminan simpanan yang berbeda-beda di ketujuh negara yang dijadikan sampel. Coverage rate yang diberikan oleh pemerintah di masing- masing negara berbeda-beda jumlahnya6. Beberapa kajian literatur dan hasil penelitian banyak mengaitkan antara penjaminan simpanan yang diberikan oleh

5 Beberapa artikel telah meneliti tentang dampak krisis yang terjadi pada tahun 1997/1998 terhadap sistem perbankan. Salah satu diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Adam, 2008. Emerging East Asia Banking System after the 1997/1998.

6 Berdasarkan hasil pengamatan di ketujuh negara (China, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam). Perbebedaan jumlah coverage rate ini juga bisa dilihat di penelitian yang dilakukan oleh Demirguc-Kunt et al. (2014).

(10)

10 pemerintah kepada perbankan dengan masalah moral hazard yang dilakukan oleh perbankan (Forssbæck, 2010; Groop & Vesala, 2004; Hooks & Robinson, 2002;

Grossman, 1992). Hal ini selalu diinterpretasikan bahwa pemilik bank akan terdorong meningkatkan risiko untuk mendapatkan profit yang besar, kondisi tersebut terjadi karena lembaga penjaminan simpanan akan menjamin sebagian besar utang bank (dalam hal ini deposito) jika bank mengalami kebangkrutan (Forssbæck, 2010). Artinya bahwa dengan adanya penjaminan simpanan pemilik bank akan membebankan sebagian besar risiko bisnisnya kepada lembaga penjamin simpanan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pada penelitian ini akan menguji pengaruh disiplin pasar pada moral hazard dan melihat bagaimana efektivitas dari disiplin pasar pada saat kebijakan penjaminan simpanan diterapkan, khususnya pada perbankan yang ada di emerging markets. Negara-negara di emerging markets memiliki sistem perbankan yang terus berkembang dengan karakteristik yang cukup bervairasi dan peraturan mengenai skema penjaminan simpanan yang tentung berbeda-beda di emerging markets. Selain itu, motivasi yang mendasari penelitian ini adalah karena dari beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan disiplin pasar, moral hazard dan penjaminan simpanan menemukan hasil mixed tentang keberadaan penjaminan simpanan pada suatu negara. Serta masih jarangnya penelitian yang berfokus pada konteks emerging markets dalam melihat pengaruh dari keberadaan penjaminan simpanan.

(11)

11 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan diskusi yang telah dipaparkan di atas, maka ada dua permasalahan penting terkait disiplin pasar, moral hazard dan penjaminan simpanan khususnya pada perbankan di emerging markets yaitu:

1. Apakah disiplin pasar berpengaruh pada moral hazard bank di emerging markets?

2. Apakah penjaminan simpanan memoderasi pengaruh disiplin pasar pada moral hazard bank di emerging markets pada level coverage rate yang berbeda-beda?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menguji:

1. Menguji pengaruh disiplin pasar terhadap moral hazard bank di emerging markets.

2. Menguji peranpenjaminan simpanan dalam memoderasi pengaruh disiplin pasar pada moral hazard bank pada level coverage rate yang berbeda-beda.

1.4. Manfaat Penelitian

Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

(12)

12 1.4.1. Manfaat Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengujian empiris tentang disiplin pasar, moral hazard dan penjaminan simpanan khususnya perbankan di emerging markets yang sebelumnya masih jarang diteliti. Selain itu, penelitian ini juga memberikan manfaat empiris dalam pengujian dampak kebijakan penerapan sistem penjaminan simpanan yang di lakukan oleh pemerintah melalui Lembaga Penjaminan Simpanan7 terhadap disiplin pasar dan masalah moral hazard yang kemungkinan terjadi pada perbankan yang ada di emerging markets.

1.4.2. Manfaat Kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi untuk dasar pengambilan kebijakan baik oleh pemerintah, pihak bank dan para pihak yang terkait dengan perbankan khususnya para deposan bank. Secara spesifik, pihak-pihak pengambil kebijakan yang terkait langsung dengan penelitian ini adalah:

a. Bank; hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi bank untuk mendorong pengelolaan bank agar lebih memperhatikan faktor risiko dalam setiap aktivitas bisnisnya sehingga masalah moral hazard dapat diminimalisir, tingkat kesehatan bank terus stabil dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

7Berikut adalah nama-nama lembaga penjaminan simpanan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:

Indonesia Deposit Insurance Corporation http://www.lps.go.id Perbadanan Insurans Deposit Malaysia (http://www.pidm.gov.my).

Deposit Protection Agency (Thailand) http://www.dpa.or.th

Central Deposits Insurance Corporation (China) http://www.cdic.gov.tw Philippine Deposit Insurance Corporation http://www.pdic.gov.ph Deposits Insurance of Vietnam http://www.div.gov.vn

(13)

13 b. Lembaga Penjaminan Simpanan; penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian LPS dalam merumuskan sistem kebijakan penjaminan simpanan yang lebih efektif dan efisien. Apalagi salah satu fokus utama dari penelitian ini terkait penjaminan simpanan.

c. Otoritas/regulator perbankan, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pemerintah, khususnya yang mengawasi masalah perbankan dalam membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengurangi risiko terjadinya moral hazard dan kebijakan tersebut bisa mendorong disiplin pasar.

Referensi

Dokumen terkait

Di satu sisi produk berbahan eceng gondok ini menghasilkan kertas dengan nilai seni yang relatif lebih indah dan di sisi lain adalah upaya pengendalian gulma eceng gondok di

Hasil penelitian ini juga menggambarkan bahwa BBLR dinyatakan berhubungan secara statistik dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan yang ditunjukkan dengan hasil uji

Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dan dihubungkan dengan amanat pasal 6 ayat (2) Undang-undang nomor 17 tahun 2003, Gubernur juga berwenang mengajukan usul untuk

aureus resisten terhadap antibiotik ciprofloxacin (15%), cefotaxime (31%), dan cefadroxil (8%), sedangkan bakteri Gram negatif yang mengalami resistensi tertinggi

Analisis kebutuhan dalam rancang bangu media pembelajaran pada materi pengolahan dilakukan melalui observasi dan teknik wawancara. Proses perancangan media

Untuk itu secara garis besar, dengan menggunakan training framing dan self-leadership sebagai variabel independen, kinerja karyawan sebagai variabel dependen dan

Manajemen risiko pedagang buah di Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru terdapat beberapa masalah dengan cara manajemen risiko dalam

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)