• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak mempunyai kedudukan yang tinggi dan istimewa dalam Islam. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok risalah Islam. Kata akhlak (bahasa Arab), secara etimologis adalah bentuk jamak dari kata khuluq. Khuluq di dalam Kamus al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, dan tabiat. Akhlak berakar dari kata kha-la-qa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata khaliq yang berarti pencipta, makhluq berarti yang diciptakan dan khalq

berarti penciptaan. Berdasarkan pengertian etimologis tersebut, akhlak tidak hanya merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara sesama manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta (Ismail, 2014 : 155).

Akhlak merupakan perangai atau perilaku yang diwujudkan dengan tuntutan dan dorongan dari hati. Meskipun akhlak sudah dimiliki setiap manusia dari lahir, akan tetapi akhlak juga harus dibentuk. Lingkungan akan sangat mempengaruhi akhlak seseorang. Ketika seseorang tidak memiliki keinginan yang kuat dari dalam hatinya untuk berakhlak baik, maka akan sangat mudah sekali tergoyahkan oleh hal-hal yang ada disekitarnya.

(2)

Banyak sekali orang yang mempunyai pengetahuan yang luas, akan tetapi penanaman akhlak dalam dirinya sangatlah kurang.

Etika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang kebaikan dan keburukan dalam kehidupan manusia. Etika menempati posisi luar biasa di antara disiplin yang lainnya, disebabkan etika merupakan subjek yang signifikan dan mempunyai prinsip yang tinggi. Sedangkan moral merupakan prinsip yang berkenaan membedakan tingkah laku benar atau salah, serta baik atau buruk. Akhlak, etika dan moral sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu ataupun kelompok. Manusia yang mempunyai akhlak yang baik akan dapat membedakan perilaku yang benar atau salah. Etika dan moral tidak hanya berpengaruh terhadap individu manusia, akan tetap dapat mempengaruhi tingkat kemajuan dan kemunduran suatu bangsa.

Apabila bangsa tersebut menanamkan akhlak yang baik kepada rakyatnya dan pimpinannya, maka akan tercipta etika dan moral yang baik. Beberapa peristiwa sejarah telah membuktikan bahwa kerusakan moral merupakan faktor destruktif yang meruntuhkan peradaban-peradaban. Sebagai bukti betapa pentingnya moralitas adalah bahwa Rasulullah saw. menganggap akhlak sebagai tujuan misi Ilahiahnya. Beliau saw. bersabda, “Aku diutus sebagai nabi untuk menyempurnakan akhlak mulia.” Akhlak, melalui aturan-aturan dan standar-standarnya, ditujukkan untuk dapat mendisiplinkan kesadaran-kesadaran individual, memperbaiki akhlak manusia, dan menuntun mereka menuju perilaku yang baik dan ideal (Mahdi as Sadr, 2003 : xvii).

(3)

Semakin berkembangnya zaman, teknologi yang canggih, manusia semakin malas untuk mengetahui bahkan berinteraksi langsung dengan manusia lainnya. Mereka selalu menginginkan segala sesuatu dengan cepat tanpa memikirkan baik dan buruknya. Pendidikan akhlak itu sangat penting.

Setiap anak harus diberikan pendidikan akhlak sedini mungkin. Terutama anak-anak yang beranjak remaja. Pergaulan mereka pun akan semakin meluas, dan akan banyak sekali menemukan hal-hal baru yang baik ataupun yang buruk. Pendidikan akhlak tidak hanya diberikan di rumah oleh orang tua, akan tetapi di sekolah pun harus tetap ditanamkan pendidikan akhlak kepada setiap peserta didik. Akhlak sangat berkaitan dengan pola pikir, sikap hidup dan perilaku manusia. Keburukan akhlak sangat berpotensi memicu timbulnya perilaku negatif. Jika akhlak dari seorang individu buruk, maka sangat mungkin seseorang akan melahirkan berbagai perilaku yang dampaknya dapat merugikan dirinya dan orang lain. Sementara itu, imam al-Ghazali, mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga harus dibentuk (Nata, 2007 : 154).

Melihat dari pernyataan-pernyataan tersebut, maka pembinaan akhlak terutama untuk remaja sangatlah penting, mengingat secara psikologis usia remaja adalah usia yang berada dalam goncangan dan mudah terpengaruh sebagai akibat dari keadaan dirinya yang masih belum memiliki bekal pengetahuan, mental, dan pengalaman yang cukup.

(4)

Pembinaan akhlak tidak cukup apabila hanya di dapat dari pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas saja, tetapi peserta didik juga harus mendapatkan pembinaan akhlak lebih mendalam. Salah satu caranya adalah dengan dibentuknya sebuah organisasi di sekolah yang di dalamnya membahas dan mendiskusikan segala hal yang mencakup tentang keislaman secara menyeluruh khususnya tentang akhlak terpuji yang harus diterapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Setiap sekolah, khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki organisasi tersebut.

Organisasi ini didirikan sebagai salah satu sarana pembinaan peserta didik untuk lebih memahami tentang Keislaman, dan organisasi ini tentunya ada dalam bimbingan Guru PAI. Organisasi Keislaman ini dijadikan sebagai salah satu ekstrakurikuler bagi peserta didik di sekolah, yang dinamakan dengan Organisasi Kerohanian Islam (ROHIS). Kegiatan rohis pun diselaraskan dengan misinya. Menurut Koesmarwanti (2002 : 47),

“Kegiatan-kegiatan dakwah di Sekolah dibagi menjadi dua, yaitu : Dakwah Umum, dilakukan dengan cara yang umum. Dakwah Khusus, yaitu proses pembinaan dalam rangka pembentukan kader-kader dakwah di lingkungan sekolah.”

Organisasi Rohis di SMA Negeri 3 Tasikmalaya dinamakan HARISMA (Himpunan Remaja Islam Mesjid) mendapat respon dan dukungan yang baik dari sekolah. Apapun kegiatan yang dilakukan harisma selalu mendapat dukungan yang baik. Berbeda dengan respon dari para siswa, mereka tidak semua senang dengan kegiatan yang dilaksanakan oleh

(5)

harisma tersebut. Tidak sedikit siswa yang bermalas-malasan ketika ada kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh harisma. Akan tetapi ada juga siswa yang mengikuti kegiatan harisma, namun tidak sepenuh hati dikarenakan hanya ingin mendapat nilai saja, jadi apabila tidak mengikuti kegiatan tersebut akan menyebabkan nilainya jelek. Sedangkan Harisma merupakan salah satu organisasi yang memfasilitasi siswa untuk memperdalam ilmu pengetahuan tentang agama selain di dalam kelas.

Beberapa pengurus harisma merasakan dampak yang baik dari kegiatan yang diadakan oleh organisasi harisma tersebut. Mereka pun yang menjadi pengurus awalnya tidak semua paham dengan agama, namun mereka memiliki keinginan untuk sama-sama belajar. Yang pertama mereka lakukan adalah menjaga pergaulan terutama antara lawan jenis. Karena ketika masa SMA merupakan masa dimana banyak sekali godaan yang akan menjerumuskan kepada hal yang tidak baik atau bahkan membawa kepada hal yang baik. Tetapi ketika masuk di harisma, setidaknya bisa meminimalisir hal-hal yang kurang baik, bisa lebih mengatur diri dan menjauhkan diri juga dari kemungkinan ajakan-ajakan negatif. Ilmu-ilmu agama yang mereka pelajari selalu dihubungkan dengan ilmu modern pada saat ini agar lebih menarik.

Harisma tidak hanya memiliki kegiatan yang umum atau rutin yang diikuti oleh seluruh siswa di sekolah, akan tetapi pengurus harisma pun memiliki kegiatan internal seperti Jumsih (Jum’at bersih), Harkom (Hari Komunikasi) dengan guru pembimbing, dan Kajian Keputrian setiap Jum’at.

(6)

Dan untuk kegiatan rutinnya yang harus diikuti oleh seluruh siswa yaitu Mentoring. Mentoring ini dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari Jum’at ke setiap kelas. Harisma mengutus beberapa anggotanya untuk menyampaikan materi mentoring yang sebelumnya sudah di diskusikan terlebih dahulu oleh seluruh pengurus dan anggota harisma. Materi mentoring biasanya seputar remaja seperti tata cara menggunakan hijab yang baik dan benar untuk muslimah, nasihat islami dan manfaat shalat sunnah. Kegiatan ini dilaksanakan sekitar dua puluh menit sebelum pelajaran di mulai.

Tidak mudah mengajak para siswa untuk aktif mengikuti kegiatan harisma tersebut. Para siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya lebih semangat mengikuti kegiatan-kegiatan yang umum, bukan yang islami. Kurang sekali minat siswa untuk mengikuti organisasi Harisma. Padahal, organisasi Harisma ini merupakan salah satu jembatan untuk membimbing akhlak siswa menjadi lebih baik lagi selain pemberian materi Islam di kelas bersama guru PAI. Para siswa bisa bersama-sama mempelajari Islam dan saling mengingatkan kepada hal-hal yang baik dan mengaplikasikan yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan itu baru bisa dirasakan oleh para pengurus harisma dan siswa yang suka mengikuti kegiatan harisma.

Mengingat pentingnya pendidikan akhlak dan penanamannya dalam kehidupan sehari-hari terutama di sekolah, tidak mungkin kalau guru PAI mengambil alih semuanya, membimbing seluruh siswa yang ada di

(7)

sekolah, maka dari itu keberadaan organisasi harisma sangat penting untuk membantu para guru terutama guru PAI dalam memberi pengetahuan dan bimbingan Islam khususunya akhlak kepada seluruh siswa melalui kegiatan- kegiatan yang disusun pengurus harisma, untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penulis merasa bahwa penting sekali untuk melakukan penelitian ini agar dapat membantu dan memudahkan guru PAI juga pengurus harisma untuk mengetahui betapa pentingnya peran harisma dalam penanaman akhlak bagi siswa dan siswi di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pembatas terhadap masalah agar penulisan tidak meluas dan lebih terfokus pada masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan-kegiatan Organisasi Rohis di SMA Negeri 3 Tasikmalaya?

2. Bagaimana keberhasilan program Organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya?

3. Sejauh mana peran Organisasi Rohis mampu membentuk akhlak yang baik kepada siswa SMA Negeri 3 Tasikmalaya?

4. Apa saja faktor penghambat Organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada seluruh siswa agar di terapkan dalam kehidupan sehari-hari?

(8)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian akan sangat membantu terhadap pencapaian hasil yang optimal dan dapat memberikan arah terhadap kegiatan yang dijalankan dalam penelitin tersebut. Maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk :

1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya.

2. Mengetahui keberhasilan dari program kegiatan yang dilaksanakan oleh Organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik kepada siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya.

3. Mengetahui peran Rohis di SMA Negeri 3 Tasikmalaya dalam membantu siswa menanamkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

4. Mengetahui hambatan dalam pelaksanaan kegiatan-kegitan Rohis yang ditujukkan kepada seluruh siswa.

D. Kegunaan penelitian 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam pada bidang penerapan pendidikan akhlak dalam kehidupan sehari-hari terhadap para remaja.

(9)

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat berguna bagi organisasi kerohanian Islam untuk meningkatkan peran organisasi Rohis dalam menanamkan akhlak yang baik terhadap siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya.

b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat berguna untuk selalu menumbuhkan dan berusaha menerapkan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan organisasi kerohanian Islam.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan didalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah atau pokok, dan bagian akhir.

Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.

Bagian pokok, berisi uraian penelitian mulai dari bagian pendahuluan sampai bagian penutup yang tertuang dalam bentuk bab-bab sebagai satu kesatuan. Pada skripsi ini penulis menuangkan hasil penelitian dalam empat bab. Pada setiap bab terdapat sub-sub bab yang menjelaskan pokok-pokok bahasan dari bab yang bersangkutan.

Bab I yaitu Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika pembahasan.

(10)

Bab II yaitu Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, berisi uraian tentang tinjauan pustaka terdahulu dan kerangka teori relevan terkait dengan skripsi.

Bab III Metode penelitian, memuat secara rinci metode penelitian ; jenis penelitian, lokasi, subjek, metode pengumpulan data, Kredibilitas dan Analisis Data.

Bab IV yaitu Hasil dan Pembahasan, berisi gambaran umum tentang SMA Negeri 3 Tasikmalaya, difokuskan pada letak geografis, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, sarana dan prasarana. Selain gambaran umum sekolah, dipaparkan juga tentang sejarah Organisasi Rohis, Struktur Organisasi Rohis, Program Kerja Rohis dan Kegiatan Rohis. Kemudian analisis kritis tentang peran Rohis dalam penanaman akhlak terhadap siswa di SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Pada bagian analisis difokuskan pada bentuk peran Rohis, pelaksanaan program Rohis dan faktor pendukung serta penghambat organisasi rohis dalam melaksanakan setiap kegiatan.

Adapun bagian terakhir dari bagian pokok ini adalah bab V. Bagian ini disebut penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Bagian terakhir skripsi, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran- lampiran untuk memperjelas proses penelitian. Lampiran terdiri dari : instrumen pengumpulan data atau ruang lingkup penelitian, misalnya panduan wawancara, panduan observasi atau dokumen. Lampiran juga memuat jadwal penelitian dan curriculum vitae (CV) peneliti.

Referensi

Dokumen terkait

Dari wawancara diatas dapat kita simpulkan bahwa kelemahan yang dimiliki Dinas Pendidikan Provinsi Riau yaitu kurang memadai nya tenaga pendidik khusus di Sekolah

Pada setiap pencarian satu dokumen teratas yang didapatkan, dapat dipastikan bahwa dokumen tersebut merupakan dokumen yang relevan dengan kueri, sedangkan untuk

Guru melakukan refleksi dengan menanyakan pada siswa terkait materi apa yang telah dipelajari, apakah pembelajaran hari ini menyenangkan, apakah ada yang ingin ditanyakan Waktu yang

Disamping Buku Log Latihan Industri, Pelajar seperti program di atas di kehendaki menyediakan Buku Log Latihan Industri (sepertimana yang ditetapkan oleh pihak

Hasil penelitian pada tabel 6 hasil diagnosa keperawatan pada kedua klien bahwa mengalami ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan keletihan otot pernafasan,

Ini berarti bahwa : variabel kredibilitas pegawai dapat menjelaskan setiap variasi perubahan kepuasan masyarakat sebesar 0,147 dengan asumsi bahwa variabel lainnya

Dosen memperkenalkan media mendongeng botaoja (boneka tangan tokoh jogja).. Dosen juga memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa dongeng memiliki peranan yang

Batasan Masalah Dalam penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat kompetensi guru yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi