• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI. untuk menjawab permasalahan permasalahan yang ada. Teori ini dari narasumber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI. untuk menjawab permasalahan permasalahan yang ada. Teori ini dari narasumber"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

7 A. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka membahas tentang teori-teori yang relevan dan digunakan untuk menjawab permasalahan – permasalahan yang ada. Teori ini dari narasumber dan jurnal penelitian, maupun text book. Berikut ini adalah pemabahasan lebih lanjut:

1. Niat Beli Ulang

Niat beli ulang adalah perilaku pelanggan dimana pelenaggan merespon positif terhadap produk yang diberikan oleh perusahaan dan konsumen tersebut berniat untuk melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut (Kurniawati 2009). Sedangan menurut (Jannatin 2017) Niat pembelian adalah sikap perilaku konsumen yang membeli sebuah produk secara berulang ulang tanpa menyertakan aspek perasaan didalamnya. Niat beli ulang merupakan kecenderungan bahwa konsumen akan membeli barang atau jasa di toko yang sama dan membagikan pengalaman penggunanya kepada teman dan kerabat (Kuo et al, 2009).

Dapat disimpulkan bahwa niat beli ulang merupakan suatu penilaian pelanggan setelah melakukan pembelian, selanjutnya berdasarkan penelitian tersebut digunakan untuk pedoman pembelian dimasa depan.

a. Faktor yang mempengaruhi niat beli ulang

Menurut Kotler dan keller (2009) ada dua faktor yang mempengaruhi niat beli pembelian ulang yakni sikap atau pendirian dan faktor situasi individu yang tidak teratasi. Laurensia (2016). Faktor yang mempengaruhi niat beli ulang oleh

(2)

kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan, preferensi merk, kualitas produk, perceived value dan harga.

1) Kepuasan pelanggan adalah Pelanggan yang merasa puas dapat membantu terwujudnya konsumen yang loyal. Dampak dari loyalitas tersebut dapat berupa kecenderungan dalam melakukan pembelian ulang, memberikan rekomendasi kepada orang lain, dan menunjukkan minat untuk bisa terlibat di masa yang akan datang

2) Kualitas layanan Kualitas layanan adalah hasil dari apa yang diterima secara nyata oleh pelanggan dan bagaimana cara layanan tersebut disampaikan kepadanya. Pada dasarnya, kualitas layanan yang baik akan berdampak pada kepuasan konsumen dan menghasilkan pembelian ulang yang lebih sering 3) Preferensi merek merupakan kecenderungan konsumen untuk membeli

produk dari suatu merek tertentu karena menyukai merek tersebut dibandingkan merek yang lain. Perusahaan dapat mengembangkan preferensi merek yang baik akan mampu bertahan dari serangan para pesaing.

4) Kualitas produk adalah karakteristik produk yang dapat diterima konsumen, sehingga sangat logis untuk mengatakan bahwa ada hubungan antara kualitas produk dan nilai yang dirasakan oleh konsumen.

5) Perceived value merupakan nilai yang dapat dirasakan oleh pelanggan dan dianggap sebagai hasil yang dibandingkan sendiri oleh pelanggan tersebut antara manfaat yang dirasakan dan pengorbanan yang dapat dilakukan oleh biaya yang dikeluarkan. konsumen tersebut.

(3)

6) Harga adalah nilai suatu barang yang dapat dinyatakan dengan uang”. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

Selain itu faktor yang mempengaruhi niat beli ulang menurut Sri Suryoko dan Sarahnadia (2017)

1. Store Atmosphere proses penciptaan atas atmosphere adalah kegiatan merancang lingkungan pembelian dalam suatu toko dengan menentukan karakter fisik dan aktivitas barang dagangan.

2. Lokasi merupakan berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya.

3. Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat yang dimiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

b. Indikator niat beli ulang

Hellier et al (2003) niat beli ulang dapat diidentifikasi melalui indikator- indikator sebagai berikut :

1) Niat membeli dengan jumlah yang sama, yaitu keinginan untuk menggunakan suatu layanan dengan jumlah yang sama seperti ketika pertama kali menggunakan.

2) Niat membeli dengan menambah jumlah, yaitu keinginan untuk menambah kuantitas atau jumlah pemakaian pada pembelian selanjutnya.

3) Niat membeli dengan penambahan frekuensi atau intensitas, yaitu keinginan untuk menambah frekuensi atau intensitas pembelian.

(4)

2. Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2008) kualitas adalah karakteristik dari produk dalam kemampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan dan bersifat paten. Sedangkan menurut Kotler (2009), kualitas dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari ciri serta sifat barang dan jasa yang berpengaruh pada kemampuan memenuhi kebutuhan yang dinyatakan maupun yang tersirat.

Produk merupakan objek yang berwujud, maupun yang tidak berwujud yang dapat dibeli orang Harjanto, (2009). Pengertian kualitas produk menurut Kotler and Armstrong (2008) adalah sekumpulan ciri-ciri karakteristik dari barang dan jasa yang mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang merupakan suatu pengertian antara daya tahan, keandalan, kemudahan, ketepatan, pemeliharaan serta atribut-atribut yang terdapat pada produk tersebut.

Kotler dan Keller (2009) produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kualitas produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen, Jurnal dalam (Nasution, 2005).

Nasution (2005) kualitas produk adalah suatu kondisi dinamis dimana hubungan antara produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan Konsumen atau konsumen.

(5)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk adalah suatu keadaan dimana konsumen merasa cocok dengan suatu produk atau sesuai dengan keinganan yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan.

a. Faktor yang mempengaruhi kualitas produk

Kualitas produk secara langsung dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M. Pada masa sekarang ini industri disetiap bidang bergantung pada sejumlah besar kondisi yang membebani produksi melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya. Menurut (Sofjan Assauri, 2009: 362) faktor yang mempengaruhi kualitas mengatakan bahwa:

1) Market (Pasar) Jumlah produk baru dan baik yang ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia. Akhirnya bisnis harus lebih fleksibel dan mampu berubah arah dengan cepat.

2) Money (Uang) Meningkatnya persaingan dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin) laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomatisasi dan pemekanisan mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses dan perlengkapan yang baru.

Penambahan investasi pabrik, harus dibayar melalui naiknya

(6)

produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalam 21 memproduksi disebabkan oleh barang afkiran dan pengulangkerjaan yang sangat serius. Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer pada bidang biaya kualitas sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biaya operasi dan kerugian dapat diturunkan untuk memperbaiki laba.

3) Management (Manajemen). Tanggung jawab kualitas telah didistribusikan antara beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran melalui fungsi perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian perancangan bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi persyaratan itu. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali proses untuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi rancangan.

4) Men (Manusia) Pertumbuhan yang cepat dalam pengetahuan teknis dan penciptaan seluruh bidang baru seperti elektronika komputer m 22 memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas tercapainya sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing ke arah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.

5) Material (Bahan) dapat disebabkan oleh adanya biaya produksi dan persyaratan kualitas, para ahli teknik memilih bahan dengan batasan yang lebih ketat dari pada sebelumnya. Spesifikasi bahan dapat menjadi

(7)

lebih ketat dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.

6) Machine and Mecanization (Mesin dan Mekanik) Permintaan perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung pada kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yang baik menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya dapat digunakan sepenuhnya.

7) Modern Information Metode (Metode Informasi Modern) Evolusi teknologi komputer membuka kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin 23 dan proses selama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah produk sampai ke konsumen.

8) Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi) Kemajuan yang pesat dalam perancangan produk, memerlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses pembuatan produk.

Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk menekankan pentingnya keamanan dan kehandalan produk.

b. Dimensi kualitas produk

Kotler dan keller (2009) ada sembilan dimensi kualitas produk diantaranya

(8)

1) Bentuk (form), meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk.

Bentuk juga berkaitan dengan aspek fungsional dan karakteristik utama yang mempertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

2) Fitur (feature), merupaka karakteritistik dari produk yang menjadi pelengkap fungsi dasar suatu produk. Sebagian produk ditawaran memiliki keistimewaan tersediri untuk melengkapi fungsi dasar produk 3) Kualitas kinerja (performance quality) . adalah tingkat kualitas produk

tersebut dalam beroprasi

4) Kesan kualitas (perceived quality) . merupakan hasil penggunaan pengukuran yang dilakunan secara langsung maupun tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi dari produk itu sendiri.

5) Ketahanan (durability), merupaka ukuran umur operasi produk dalam dua kondisi antara normal atau penuh tekanan.

6) Keandalan (reability), ukuran probalbilitas bahwa produk tidak mengalami malfungsi atau gagal dalam waktu tertentu

7) Kemudahan perbaikan (reparability) ukuran kemudahan bahwa produk tersebut dapat diperbaiki ketika produk tersebut gagal

8) Gaya (style) , menggambarkan penampilan dan rasa produk

9) Desain (design) merupakan suatu fitur tampilan yang diberikan dari produk tersebut.

c. Indikator Kualitas Produk

(9)

Menurut Fiani dan Japarianto (2012:1), terdapat 9 indikator untuk mengukur kualitas produk :

1) Warna, warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan agar tampak serasi.

2) Penampilan, makanan harus terlihat baik pada saat disajikan, dimana hal tersebut merupakan factor untuk menarik konsumen.

3) Porsi, memiliki porsi standart dalam penyajian makanan.

4) Bentuk, bentuk makanan merupakan peranan penting dalam daya tarik konsumen. Bentuk makanan yang menarik dapat di peroleh melalui inovasi dan variasi.

5) Temperatur, mampu mempengaruhi rasa makanan, misalnya rasa manis pada sebuah makanan akan lebih terasa pada saat makanan dalam keadaan masih hangat, sementara rasa asin pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.

6) Tekstur, ada banyak jenis tekstur dalam makanan seperti cair atau padat ,halus atau tidak, kering atau lembab dan keras atau lembut

7) Aroma, merupakan reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum konsumen menikmati makanan tersebut.

8) Tingkat Kematangan, tekstur dari makanan dapat dipengaruhi oleh tingkat kematangan.

9) Rasa, terdapat berbagai macam rasa, yaitu asam ,manis,asin dan pahit..

3. Harga

Menurut Kotler dan Armstrong (2013:151), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu barang atau jasa atau jumlah dari nilai uang yang dapat

(10)

ditukar oleh konsumen atas manfaat – manfaat yang dimiliki produk dan jasa atau konsumen menggunakan produk dan jasa tersebut. Menurut Philip Kotler (2012:132): Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk produk itu

Buchari Alma (2011:169) mendefinisikan bahwa : “Harga sebagai nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang”. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi.

a. Faktor yang mempengaruhi harga

Stanton (2004) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga, antara lain:

1) Permintaan produk, yaitu permintaan total terhadap produk adalah langkah yang penting dalam penetapan harga sebuah produk. Ada dua langkah yang dapat dilakukan dalam memperkirakan permintaan produk, yaitu menentukan apakah ada harga tertentu yang diharapkan oleh pasar dan memperkirakan volume penjualan atas dasar harga yang berbeda-beda.

2) Target pangsa pasar, yaitu perusahaan berupaya untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan dapat menetapkan haraga dengan yang lebih agresif dengan harga yang lebih rendah dibandingkan perusahaan lain yang hanya ingin mempertahankan pangsa pasarnya. Pangsa pasar dipengaruhi oleh kapasitas produksi perusahaan dan kemudahan untuk masuk dalam persaingan pasar.

3) Reaksi pesaing, yaitu adanya persaingan baik yang sudah ada maupun yang masih potensial, merupakan faktor yang mempunyai pengaruh

(11)

penting dalam menetukan harga dasar suatu produk. Persaingan biasanya dapat terjadi oleh adanya pengaruh produk serupa, produk pengganti atau substitusi, dan adanya produk yang tidak serupa namun mecari konsumen atau pangsa pasar yang sama.

4) Penggunaan strategi penetapan harga: yaitu menggunakan penetrasi ratai saringan untuk produk baru, biasanya dalam menggunakan strategi penetapan harga saringan. Strategi ini berupa penetapan harga yang tinggi dalam lingkup harga-harga yang diharapkan atau harga yang menjadi harapan konsumen. Sedangkan strategi berikutnya yaitu strategi penetapan harga penetrasi. Strategi ini untuk menetapkan harga awal yang rendah untuk suatu produk dengan tujuan memperoleh konsumen dalam jumlah banyak dan dalam waktu yang cepat.

5) Saluran distribusi dan promosi yaitu beberapa jenis produk, konsumen lebih memilih membeli produk dengan harga yang lebih terjangkau dengan kriteria dan kualitas produk yang mereka inginkan. Sebuah perusahaan yang menjual produknya langsung kepada konsumen dan melalui distribusi melakukan penetapan harga yang berbeda. Sedangkan untuk promosi, harga produk akan lebih murahapabila biaya promosi produk tidak hanya dibebankan kepada perusahaan, tetapi juga kepada pengecer.

6) Biaya memproduksi atau membeli produk, yaitu Seorang pengusaha perlu mempertimbangkan biaya-biaya dalam produksi dan perubahan yang terjadi dalam kuantitas produksi apabila ingin dapat menetapkan harga secara efektif.

(12)

b. Indikator harga

Menururt Rosvita. (2010), indikator harga dapat diidentifkasikan sebagai berikut yaitu :

1) Keterjangkauan harga, yaitu Penetapan harga yang ditetapkan oleh produsen atau penjual yang disesuaikan dengan kemampuan pembeli.

2) Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga, yaitu Penawaran harga yang diberikan oleh produsen atau penjual berbeda dan memiliki daya saing yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk maupun berbeda.

3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, merupakan aspek dalam penetapan harga yang dilakukan oleh prudusen atau penjual yang sesuai dengan kualitas produk tersebut.

4) Kesesuaian dengan manfaat, yaitu penetapan harga yang dilakuan oleh produsen atau penjual yang menyesuai dengan manfaat yang didapatkan oleh konsumen dari produk tersebut.

4. Lokasi

Menurut Kotler dan Amstrong (2012:92) menyatakan bahwa place (tempat) atau lokasi, yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan dan dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Lokasi atau tempat merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian kepada para pelanggan dan

(13)

dimana lokasi yang strategis. Lokasi itu sendiri merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang tepat (Levy:2007:213). Lopiyoadi (2001:61) place dalam service merupakan gabungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis.

Menurut Heizer & Render (2015) lokasi merupakan pendorong biaya dan pendapatan, maka lokasi memiliki suatu kekuasanaan membentuk strategi bisnis perusahaan. Lokasi yang strategis bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dari lokasi bari perusahaan.

Menurut Kotler (2008) Salah satu kunci menuju sukses dari lokasi dimulai dengan memilih komunitas. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya.

Sebelum perusahaan mendirikan suatu pabrik, biasanya merencanakan sebaik mungkin lokasi produksi sehingga dapat mempengaruhi antara lain harga jual, serta kemampuan perusahaan dalam persaingan di pasar (Subagyo, 2000).

a. Indikator Lokasi

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut. Ariani (2009).

a. Akses, lokasi yang dilalui atau mudah dijangkau dengan sarana transportasi umum.

b. Visibilitas yaitu lokasi yang mudah dilihat dengan jelas lebih dari jarak pandang normal.

(14)

c. Lalu lintas (traffic,) antara lain kemacetan dan kepadatan d. Tempat parkir yang luas, nyaman, aman dan bersih

e. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan untu pengembangan usaha dikemudian hari.

B. Kerangka pikir

Kerangka pikir merupakan konseptual mengenai bagaimana suatu teori berhubungan antara berbagai faktor yang telah diindetifikasikan penting terhadap masalah penelitian. Berdasarakan tinjauan pustaka yang telah dipaparkan maka konsep yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu menggabarkan pengaruh kualitas produk, harga dan lokasi terhadap niat beli ulang pelanggan maka model konsep pada penelitian ini disajikan dalam gambar sebagai berikut.

C. Hipotesis

Berdasarkan teori pendukung dan kerangka berfikir dalam penelitian ini maka dapat di hipotesikan:

a. Pengaruh kualitas produk terhadap niat beli ulang

Penelitian sebelumnya menurut Novita sari (2015) yang menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap niat beli ulang cosmetic

Kualitas Produk (X1)

Lokasi (X3) Harga

(X2)

Niat beli ulang (Y)

(15)

wardah. Namun pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Aryadhe (2016) kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang PT Agung Toyota.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh herawati (2012) ditemukan bahwa kualtitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang private label Carrefour. Mardhiastina putra (2014) menyatakan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang motor matic honda produk . Adapun penelitian yang dilakukan oleh Indrayani (2014) kualitas produk berpengaruh terhadap niat beli produk hp Samsung.

H1: kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang

b. Pengaruh Harga terhadap niat Beli ulang

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kartika rustmat (2013) harga berpengaruh positif tehadap niat beli ulang hp Samsung galaxi tab . Pitra (2014) menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan abel harga terhadap niat beli ulang pizza star. Dhea junika (2015) menyatakan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk pakaian. Adapun penelitian yang dilakukan oleh Decidiana (2016) menunjukkan bahwa harga berpengaruh terhadap niat beli smartphone samsung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nusarika (2015) harga berpen garuh positif terhadap niat beli ulang produk fashion online.

H2 : Harga berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang.

c. Pengaruh Lokasi terhadap niat Beli ulang

Penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa lokasi berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang Ari Apriliani dan I Gusti Ayu Ketut Giantari

(16)

(2015). Asfarina (2017) menyatakan dalam penelitiannya bahwa lokasi berpengaruh siginifkan terhadap niat beli ulang konsumen. Adapun penelitian Sarahnadia dan Sri Suryoko (2017) menunjukkan lokasi berpengaruh positif dan siginifikan terhadap niat beli ulang (repurchase intention). Hasil penelitan yang dilakukan putra (2011) lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang

H3: Lokasi berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang

d. Pengaruh kualitas produk, harga dan lokasi terhadap niat beli ulang

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Faradiba (2013) menyatakan bahwa kualitas produk, harga dan lokasi berpengaruh positif secara simultan terhadap niat beli produk bebek goreng. Penelitian yang dilakukan oleh Achmad Zainul Arif (2018) menunjukkan bahwa kualitas produk, harga dan lokasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang pasar pabean. Penelitian yang dilakukan oleh Rosita rahmi (2014) menyatakan bahwa kualitas produk, harga dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli Lotte mart. Eko purnomo(2016) menyatakan kualitas produk, harga dan lokasi bepengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli ulang beras lokal.

H4: kualitas produk, harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap niat beli ulang

Referensi

Dokumen terkait

Menurut DePorter (2010) terdapat enam fase dari model pembelajaran Quantum Teaching yang kemudian dikenal dengan istilah TANDUR dengan rincian sebagai berikut: (1)

Produk yang diharapkan akan dihasilkan melalui penelitian pengembangan berupa model sarana pembelajaran atletik alat lempar cakram melalui modifikasi ukuran berat,

Ya, anda layak sekiranya memenuhi kriteria yang dinyatakan dalam Perkara 1.. Page 7 Soalan lazim ini tertakluk kepada perubahan dari pihak bank. Jika terdapat sebarang

Kemudian hasil interpolasi Bicubic dengan masing-masing sub-band frekuensi DWT ditambahkan dengan sub-band frekuensi LH, HL, dan HH pada ekstraksi SWT yang telah dilakukan pada

Tidak terdapat hubungan antara frekuensi makan sehari, kebiasaan sarapan pagi, dan kesukaan jajan dengan status gizi (p >0.05), namun demikian frekuensi makan pada contoh

(2) Fasilitas parkir di tepi jalan umum sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan pada badan jalan dan atau pada daerah milik jalan, daerah pengawasan jalan yang

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi industri dan pengembangan daerah sebelumnya antara lain : Rachmawati dan Amir (2003) meneliti mengenai

Setelah dilakukan analisis data penelitian variabel UTAUT yang mempengaruhi minat mahasiswa melakukan akses ke dalam sistem informasi Akper Alkautsar dan variabel