• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Upaya Berwirausaha Pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA

PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Akuntansi

Oleh

SETYA NUR HANIFAH A 210 100 060

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

1

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP UPAYA BERWIRAUSAHA

PADA SISWA SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

Setya Nur Hanifah A210100060

Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 2) adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 3) adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunkan adalah kuantitatif asosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 180 siswa dengan sampel 119 siswa yang diambil yaitu probability sampling dengan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi dan metode angket yang telah diuji cobakan dengan uji validitas dan uji reabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda, uji t, uji F, sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Hasil dari analisis data diperoleh persamaan garis linier Y= 4,569+ 0,540X1+ 0,309X2. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini

adalah: 1) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu

0,000; 2) ada pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji t yang memperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 (α = 5%) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu

0,011; 3) ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hal ini terbukti dari hasil uji F yang memperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 pada taraf

signifikansi 5%. 4) variabel X1 memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68%

dan sumbangan efektif sebesar 14,80%, variabel X2 memberikan sumbangan

relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Hasil perhitungan untuk nilai R2 diperoleh 0,240 yang berarti 24% upaya berwirausaha dipengaruhi oleh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua, sisanya sebesar 76% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(5)

2 PENDAHULUAN

Pengangguran adalah salah satu permasalahan yang cukup besar yang kini dihadapi bangsa Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah pengangguran pada Agustus 2013 sebanyak 7,39 juta orang. Sekitar 11,19% dari total tersebut atau sekitar 814 ribu orang, merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kepala BPS Suryamin "Tingkat penggangguran terbuka pada Agustus 2013 untuk pendidikan, SMK menempati posisi tertinggi yaitu sebesar 11,19%, sementara posisi kedua terbanyak adalah tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan 9,74% dari total pengangguran. Kemudian pengangguran terbanyak selanjutnya adalah tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi terendah adalah 3,51% tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah” ungkapnya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (6/11/2013). Artinya tamatan SMK lebih banyak menjadi pengangguran dibanding lainnya. Hal itu dapat terjadi karena kurangnya upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kebanyakan siswa memilih bekerja sesuai dengan jurusan yang mereka pilih ketika di SMK atau bekerja kepada orang lain tanpa mereka melihat jumlah lapangan kerja yang tersedia. Sempitnya lapangan kerja tidak bisa memuat tenaga kerja yang terlalu banyak sehingga menimbulkan pengangguran. Meskipun mereka mempunyai minat serta motivasi untuk menjadi wirausaha setelah lulus nanti, namun perlu adanya upaya yang dilakukan karena menjadi wirausaha tidak cukup hanya dengan adanya minat dan motivasi saja, melainkan harus ada upaya berwirausaha dari diri siswa itu sendiri.

(6)

3

wirausahawan Indonesia masih jauh dari harapan. “Di Indonesia, jumlah penduduk yang menjadi wirausahawan masih di bawah 2 persen". Menurut dia, hingga kini jumlah wirausahawan di Indonesia, baru sekitar 0,18 persen. "Jumlah itu tetap saja masih belum memadai untuk menggerakkan perekonomian nasional ke tingkat perkembangan yang optimal" tegasnya. Untuk itu Ciputra berharap agar berbagai pihak terus mendorong upaya untuk meningkatkan minat, bakat serta kemauan masyarakat Indonesia akan wirausaha, khususnya dikalangan anak-anak muda. Pernyataan Ciputra ini berkaitan dengan akan digelarnya pameran produk-produk hasil karya dan kreasi siswa dari berbagai Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diseluruh Indonesia. Pameran dengan tema “Kreatif, Inovatif, Mandiri, dan Berdayasaing” ini dilakukan sebagai upaya untuk menyemai benih wirausahawan dikalangan muda, khususnya siswa SMK.

(sumber : http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-smk-jadi-penyelamat-ekonomi-indonesia)

Berdasarkan fakta dan harapan tersebut tampak masalah berupa rendahnya upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dengan demikian upaya berwirausaha siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menunjukkan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Seharusnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai upaya berwirausaha yang besar untuk mengurangi adanya pengangguran setelah lulus nanti. Kurangnya upaya berwirausaha pada siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) perlu diatasi supaya tidak terjadi pengangguran yang terlalu banyak. Untuk mengurangi pengangguran tersebut minimal harus ada perubahan pola pikir siswa dari mencari kerja menjadi menciptakan lapangan kerja. Pembangunan akan semakin berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangatlah terbatas. Untuk itu siswa SMK perlu dibekali dengan ketrampilan yang mengarah pada ketrampilan kerja dan mandiri (berwirausaha).

(7)

4

rendah, bila dibandingkan dengan di negara-negara lain, seperti di Amerika Serikat sekitar 11%, di Singapura sekitar 7%, sedangkan di Indonesia hanya 0,24% saja yang memiliki kompetensi kewirausahaan dari sekitar 237,6 juta orang penduduk Indonesia. Padahal penguasaan kompetensi kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting dalam memajukan negara, karena kewirausahaan memiliki kekuatan yang diperlukan untuk menghasilkan kreativitas dan inovasi dalam upaya mencapai kehidupan masyarakat.

(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

Memperhatikan pandangan di atas dapat dikatakan bahwa, untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Untuk itu Haris (2000), dalam Suryana, (2006:5) mengingatkan bahwa, ”Seorang wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu; memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi; sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan atau kegiatan”. Selanjutnya dijelaskan bahwa, pengetahuan saja tidaklah cukup bagi wirausaha, tetapi juga harus disertai dengan keterampilan seperti; keterampilan manajerial, keterampilan konseptual, keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi, keterampilan merumuskan masalah dan cara bertindak, keterampilan mengatur dan menggunakan waktu, serta keterampilan teknik lainnya secara spesifik. Dijelaskan juga bahwa, hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan tidaklah cukup, untuk itu seorang wirausaha juga harus memiliki sikap, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan yang sedang dihadapinya.

(sumber : http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html)

(8)

5

dia memperoleh pengetahuan yang matang dan pengalaman yang cukup menjadi wirausaha.

Selain kompetensi kewirausahaan terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi upaya berwirausaha siswa yaitu kondisi keluarga karena keluarga merupakan media pertama dan utama yang berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak. Peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan minat dan motivasi berwirausaha bagi para siswa, begitu juga dengan status sosial ekonomi yang terdiri dari status sosial ekonomi rendah, menengah, dan tinggi yang dimiliki orang tua.

(9)

6

lebih banyak dan kemungkinan keuntungan yang akan diperoleh pun akan besar pula.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi orang tua memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap upaya berwirausaha siswa, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa akan mengetahui bahwa tujuan sebagian besar orang tua menyekolahkan anaknya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) supaya anaknya setelah lulus nanti dapat langsung bekerja karena sudah mendapat pengetahuan dan pengalaman kerja yang didapatkan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tanpa harus melanjutkan ke Perguruan Tinggi dengan biaya yang cukup mahal. Karena alasan tersebut, siswa akan memiliki upaya berwirausaha yang besar.

Dalam penelitian ini dipilih sebagai penduga yaitu kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua dengan alasan, kompetensi kewiausahaan berkontribusi banyak dibandingkan kompetensi mata pelajaran lainnya. Dalam mata pelajaran kewirausahaan siswa tidak hanya diberi pengetahuan tentang berwirausaha namun siswa juga akan melaksanakan berbagai praktik berwirausaha. Kemudian status sosial ekonomi orang tua yang akan mendorong minat serta motivasi siswa sehingga siswa memiliki upaya yang besar untuk berwirausaha.

Tujuan diadakannya penelitian ini 1) Untuk mengetahui adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 2) Untuk mengetahui adanya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014, 3) Untuk mengetahui adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014.

METODE PENELITIAN

(10)

7

Menurut Sugiyono (2010:1), “Metode Penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif asosaitif, dimana data yang diperoleh berasal dari angket atau data dan dokumentasi untuk mengetahui pengaruh atau hubungan variabel peneliti.

Penelitian ini dilakukan terhadap siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2013 sampai dengan selesai. Pengambilan sampel menurut Sugiyono (2010:115-126) dengan taraf kesalahan 5% sejumlah 119 siswa dan menggunakan simple random sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Variabel dalam penelitan ini terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu upaya berwirausaha (Y), sedangkan variabel bebasnya yaitu kompetensi kewirausahaan (X1) dan status sosial ekonomi orang tua (X2). Dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa item-item pernyataan dalam bentuk angket yang sebelumnya diujicobakan pada subjek uji coba yang berjumlah 30 siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014 di luar sampel dalam populasi yang sama. Hasil uji coba instrumen dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji realibilitas. Hasil dari pengumpulan data kemudian diuji dengan menggunakan uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier ganda kemudian dilakukan pengujian hipotesis dari hipotesis yang telah diajukan.

HASIL PENELITIAN

(11)

8

Tanggal 9 November 2010 SMK Muhammadiyah 2 Surakarta jenjang akreditasinya berubah menjadi DIAKUI “Terakreditasi B”. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta mempunyai ruangan kelas sebanyak 9 kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Tiga ruang kelas untuk kelas X, tiga ruang kelas untuk kelas XI, dan tiga ruang kelas untuk kelas XII. SMK Muhammadiyah 2 Surakarta mempunyai tiga jurusan yaitu : Akuntansi (AK), Pemasaran (PJ/PM) danAdministrasi Perkantoran (AP). Jumlah siswa pada saat ini adalah 180 siswa, diantaranya 48 siswa kelas X, 52 siswa kelas XI, dan 80 siswa kelas XII.

Visi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu mewujudkan SMK Muhammadiyah 2 Surakarta sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan kompetitif dalam prestasi, dedikasi dan religi untuk terciptanya sumber daya manusia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Sedangkan miisi SMK Muhammadiyah 2 Surakarta yaitu : 1) Menyelenggarakan pendidikan yang islami, efektif, kreatif dan efisien untuk menumbuhkan jiwa akhlaqul karimah dan semangat global dilingkungan sekolah, 2) Meningkatkan kualitas organisasi dan manajemen sekolah dalam menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif, 3) Mengembangkan kwalitas dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dalam mewujudkan pelayanan yang optimal di berbagai bidang, 4) Memberdayakan secara optimal sarana dan prasarana pendidikan dalam mendukung penguasaan IPTEK, 5) Mewujudkan lulusan yang memiliki prestasi, dedikasi dan ketrampilan yang unggul dan berkarakter kuat.

(12)

9

jenjang pendidikan yang lebih tinggi, 4) Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program keahlian yang dipilih.

Data upaya berwirausaha (Y) yang diperoleh melalui angket, hasil dari analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 51,14 dengan standar error of mean sebesar 0,409, Median sebesar 52,00, Modus sebesar 52, Skor maksimal diperoleh angka 60, skor minimal diperoleh angka 38, Standar deviasi sebesar 4,467 yang merupakan akar dari variance yaitu 19,954. Skewness sebesar -0,228 yang diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -1,027. Kurtosis sebesar -0,229 dan diubah ke nilai rasio dengan cara memebagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan diperoleh hasil -0,520.

Data kompetensi kewirausahaan (X1) yang diperoleh melalui dokumentasi, hasil analisis output SPSS For Windows 16.0 diperoleh : Mean sebesar 77,31 dengan standar error of mean sebesar 0,253, Median sebesar 77,00, Modus sebesar 77, Skor maksimal diperoleh angka 84, Skor minimal diperoleh angka 70, Standar deviasi sebesar 2,761 yang merupakan akar dari variance yaitu 7,623. Skewness sebesar -0,038 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Skewness sebesar 0,222 dan diperoleh hasil -0,171. Kurtosis diperoleh sebesar -0,207 dan diubah ke angka rasio dengan cara membagi dengan Std.Error Kurtosis sebesar 0,440 dan memperoleh angka -0,470.

(13)

10

Berdasarkan uji validitas diketahui bahwa semua item pernyataan baik dari variabel upaya berwirausaha maupun status sosial ekonomi orang tua dinyatakan valid. Dapat dinyatakan valid karena memiliki nilai rhitung > rtabel dan nilai signifikansi < 0,05. Berdasarkan uji uji reliabilitas (r11) dari kompetensi kewirausahaan sebesar 0,854 dan status sosial ekonomi orang tua sebesar 0,381.

Hasil uji prasyarat analisis dari uji normalitas yang dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal yang menggunakan teknik uji Liliefors atau dalam program SPSS disebut juga dengan Kolmogorov-Smirnov menyimpulkan bahwa data dari upaya berwirausaha, kompetensi kewirausahaan, dan status sosial ekonomi orang tua, dengan nilai Lhitung < Ltabel. Untuk variabel upaya berwirausaha yaitu 0,080 < 0,081 atau nilai signifikansi sebesar 0,057. Variabel kompetensi kewirausahaan yaitu sebesar 0,077 < 0,081 atau nilai signifikansi sebesar 0,080. Variabel status sosial ekonomi orang tua yaitu sebesar 0,078 < 0,081 atau signifikansi sebesar 0,069.

Hasil uji prasyarat analisis dari uji linearitas yang digunakan untuk mengetahui apakah model hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat merupakan hubungan garis lurus ( hubungan linier) atau untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak yang menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0 antara variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,928 < 1,815 dan nilai signifikansi 0,527 > 0,05. Sedangkan untuk variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha menunjukkan bahwa mempunyai hubungan yang linier dengan Fhitung < Ftabel yaitu 0,806 < 1,745 dengan nilai signifikansi 0,676 > 0,05.

(14)

11

ekonomi orang tua mempunyai pengaruh terhadap upaya berwirausaha. Hal itu dapat dilihat dari persamaan regresi linier yaitu Y= 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2, berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Nilai 4,659 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan, maka upaya berwirausaha akan sama dengan 4,659. Nilai 0,540 menyatakan jika kompetensi kewirausahaan meningkat satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,540 (dengan asumsi variabel kompetensi kewirausahaan dianggap konstan), sedangkan nilai 0,309 menyatakan jika status sosial ekonomi orang tua meningkat satu poin maka skor upaya berwirausaha akan meningkat sebesar 0,309 (dengan asumsi variabel status sosial ekonomi orang tua dianggap konstan).

Variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji hipotesis pertama diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha sebesar 0,540 atau positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Kemudian berdasarkan uji keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan efektif sebesar 14,80%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik kompetensi kewirausahaan akan semakin tinggi upaya berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin buruk kompetensi kewirausahaan maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.

(15)

12

keberartian koefisien regresi linier berganda untuk variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 dan nilai signifikan 0,011 < 0,05. Sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua akan semakin tinggi upaya berwirausaha, begitu juga sebaliknya semakin rendah status sosial ekonomi orang tua maka semakin rendah pula upaya berwirausaha.

Variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Hasil uji F atau uji keberartian regresi linier berganda diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap upaya berwirausaha. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik kompetensi kewirausahaan dan semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua akan meningkatkan upaya berwirausaha. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk kompetensi kewirausahaan dan semakin rendah status sosial ekonomi orang tua akan menurunkan upaya berwirausaha. Kemudian koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,240 yang berarti bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 24%. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha memberikan sumbangan relatif 61,68% dan sumbangan efektif sebesar 14,80%. Variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Dengan melihat dari sumbangan relatif dan sumbangan efektif, hal ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang dominan terhadap upaya berwirausaha.

PEMBAHASAN

(16)

13

Tahun Ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel kompetensi kewirausahaan (b1) diperoleh thitung > ttabel yaitu 3,648 > 1,981 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000 dengan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan efektif sebesar 14,80%. Kesimpulannya semakin baik kompetensi kewirausahaan, maka semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Penelitian yang dilakukan I Ketut Arwana (2012) yang berjudul “Determinasi Latihan Kerja, Kompetensi Kewirausahaan, dan Bimbingan Karier Terhadap Kesiapan Kerja Siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa Di Kabupaten Buleleng” dapat disimpulkan bahwa latihan kerja, kompetensi kewirausahaan, dan bimbingan karier memiliki determinasi yang sangat tinggi terhadap kesiapan kerja siswa SMK Negeri Kelompok Teknologi dan Rekayasa di Kabupaten Buleleng. Hasil Penelitian menunjukkan determinasi yang signifikan dari latihan kerja, kompetensi kewirausahaan, dan bimbingan karier terhadap kesiapan kerja siswa dengan masing-masing sumbangan efektifnya adalah 18,47%, 16,85%, dan 18,35%. Apabila kompetensi kewirausahaan memberikan determinasi yang signifikan terhadap kesiapan kerja siswa, berati siswa juga siap untuk menjadi wirausaha dengan upaya yang dimiliki serta pengetahuan dan latihan keterampilan yang dia dapat. Sehingga kompetensi dapat mempengaruhi upaya berwirausaha siswa.

(17)

14

memiliki kompetensi kewirausahaan yang baik begitu juga sebaliknya. Namun disisi lain penelitian yang saya lakukan juga mempunyai kekurangan dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena sumbangan efektif yang dihasilkan variabel kompetensi pada penelitian saya lebih kecil dibandingkan dengan hasil sumbangan efektif yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, selain itu juga jumlah sampel pada penelitian saya jauh lebih sedikit jumlahnya sehingga kurang mewakili apabila terdapat pertanyaan yang diajukan.

Hasil uji hipotesis kedua yaitu “ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014”. Berdasarkan uji t untuk variabel status sosial ekonomi orang tua (b2) diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,575 > 1,981 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,011 dengan sumbangan relatif sebesar 38,32% dan sumbangan efektif sebesar 9,20%. Kesimpulannya bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka, akan semakin tinggi pula upaya berwirausaha atau sebaliknya.

(18)

15

Berkaitan dengan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dengan penelitian yang saya lakukan, yaitu mengukur besarnya pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha. Akan tetapi peneliti terdahulu menggunakan sampel yang berjumlah 24 siswa jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sampel yang saya gunakan pada penelitian ini yaitu berjumlah 119. Sehingga hasil penelitian yang saya lakukan lebih memuaskan dibandingkan dengan penelitian terdahulu karena karena jumlah sampel yang saya gunakan lebih banyak, sehingga hasil penelitian lebih mewakili pertanyaan yang diajukan. Namun disisi lain, penelitian yang saya lakukan juga memiliki kekurangan dibandingkan dengan penelitian yang terdahulu. Pengaruh variabel status ekonomi orang tua sangat kecil dengan sumbangan efektif 9,20% dibandingkan dengan pengaruh status sosial ekonomi orang tua yang ada padapenelitian terdahulu. Kenyataan ini disadari oleh peneliti obyek penelitian, yaitu sebagian besar siswa orang tuanya memiliki status sosial ekonomi yang sedang bahkan rendah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua masing-masing berpengaruh terhadap upaya berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresi linier ganda sebagai berikut Y = 4,659+ 0,540X1 + 0,309X2. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dilihat bahwa koefisien regresi masing-masing variabel bernilai positif yang artinya kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap Y.

Dilihat dari uji hipotesis pertama yang diajukan adalah “ada pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap upaya berwirausaha pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014” diketahui bahwa, koefisien arah regresi dari variable kompetensi kewirausahaan (b1) sebesar 0,540 bernilai positif sehingga variabel kompetensi kewirausahaan semakin baik digunakan maka akan semakin baik upaya berwirausaha atau sebaliknya.

(19)

16

ekonomi orang tua berpengaruh terhadap upaya berwirausaha. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua maka akan semakin tinggi upaya berwirausaha atau sebaliknya.

Berdasarkan uji regresi linier ganda atau uji F diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel yaitu 18,286 > 3,074 dengan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Hal ini menujukkan bahwa kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua memiliki kecenderungan yang sama dengan adanya kombinasi yang diikuti oleh peningkatan upaya berwirausaha. Koefisien determinasi sebesar 0,240 yang artinya bahwa ada pengaruh yang diberikan oleh kombinasi variabel kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha 24% sedangkan 76% dipengaruh oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis.

Hasil perhitungan dapat diketahui bahwa variabel kompetensi kewirausahaan memberikan sumbangan relatif sebesar 61,68% dan sumbangan efetif sebesar 14,80%. Sedangkan status sosial ekonomi orang tua memberikan sumbangan relatif 38,32% dan subangan efektif sebesar 9,20%. Sehingga, dari hasil tersebut dibandingkan bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap upaya berwirausaha dibandingkan variabel status sosial ekonomi orang tua.

(20)

17

sekolah. Sehingga dengan hasil belajar yang baik maka ia akan mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang lebih sehingga dapat menjadi bekal untuk berwirausaha di kemudian hari.

Orang tua yang memiliki status sosial ekonomi tinggi akan lebih mampu memenuhi kebutuhan anak dari pada orang tua yang memiliki status sosial ekonomi rendah. Hal ini berhubungan pula dengan sumber permodalan, dimana orang tua yang berstatus sosial ekonomi tinggi mampu menyediakan modal yang cukup bagi anaknya untuk berwirausaha. Sedangkan orang tua yang berstatus sosial ekonomi rendah kurang bahkan tidak mampu menyediakan modal yang cukup bagi anaknya untuk berwirausaha.

SIMPULAN

(21)

18

sosial ekonomi orang tua memberikan kontribusi terhadap upaya berwirausaha sebesar 9,20% sehingga total sumbangan efektif kompetensi kewirausahaan dan status sosial ekonomi orang tua terhadap upaya berwirausaha sebesar 24%.

DAFTAR PUSTAKA

Andreas Adi Nugroho. 2010. PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA SISWA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XII PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF SMK GANESHA TAMA BOYOLALI.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hermansyah. 2013. HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Universitas Jambi.

http://ikdrardiana.blogspot.com/2013/09/kajian-teori.html. Dikutip pada tanggal 10 Desember 2013 ( pukul 10.22)

http://jaringnews.com/ekonomi/ukm/13475/ciputra-berharap-siswa-smk-jadi-penyelamat-ekonomi-indonesia/ Dikutip pada tanggal 11 Desember 2013 (pukul 17.31)

https://www.facebook.com/notes/herdiana-mulyono/pengangguran-lulusan-smk-semakin-banyak-semakin-baik-bagi-indonesia/10151822771626848/ Dikutip pada tanggal 11 Desember 2013 (pukul 18.20)

I Ketut Arnawa (2012) yang berjudul “DETERMINASI LATIHAN KERJA,

KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN, DAN BIMBINGAN KARIER

TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI KELOMPOK

TEKNOLOGI DAN REKAYASA DI KABUPATEN BULELENG. Universitas

Pendidikan Ganesha.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Alloy Mas Oilfield Services dilakukan untuk setiap jenis koneksi yang dihasilkan.Sehingga biaya-biaya yang diperhitungkan merupakan biaya-biaya yang terjadi pada

meningkatkan keamanan karena hanya dapat diakses oleh pengguna yang telah terdaftar, dapat diakses dengan fleksibel karena bersifat on line, lebih mudah dalam pencatatan

pemilhan kata atau diksi, dalam penggunaan tanda baca, pembentukan kata, penggunaan ejaan dan penguasaan kalimat efektif, sebagai salah satu faktor kebahasaan yang

Judul : Pelatihan bolavoli mini bagi guru-guru penjas

Oleh karena itu, penting kiranya untuk mengukur kepuasan pelanggan bagi travel haji dan umroh di Banjarmasin dengan menggunakan strategi yang sesuai karena hasilnya

Gambar 4.15 menunjukkan bahwa penilaian postur kerja sisi kanan operator pada saat membawa batako dari stasiun pencetakan menuju stasiun pengeringan menghasilkan

Berdasarkan pada paparan tersebut maka wilayah kajian manajemen dakwah secara keseluruhan adalah : 80 format dilihat pada aspek unsur-unsur dakwah dikombinasikan

Jika dianggap semua eksperimen untuk mendapatkan berbagai besaran termodinamika bagi sistem zarah identik (dengan berbagai macam je- nis statistika) telah dapat dilakukan, dan