i
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagaian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Prndidikan Geografi
Diajukan Oleh :
SUSI APRIANA A 610 100 106
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
iv
PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI
DI KABUPATEN SUKOHARJO Susi Apriana, A 610 100 106
Program Studi Pendidikan Geografi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi di MTs Muhammadiyah Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan perhitungan presentase untuk mengetahui pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel secara undian (acak). Populasi siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari adalah 171 siswa dan jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 108 siswa dari kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIIIA, VIIIB, IXA, dan IXB yang ada pada tabel penentuan jumlah sampel dari populasi dengan taraf kesalahan 10% (Sugiono, 2010). Pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan angeket/kuesioner yang harus diisi oleh responden yang telah ditetapkan oleh undian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pengetahuan siswa kelas VII terhadap bencana gempa bumi cenderung baik. Pengetahuan siswa kelas VIII terhadap bencana gempa bumi cenderung baik. Pengetahuan siswa kelas IX terhadap bencana gempa bumi cenderung baik. Sedangkan untuk hasil kesiapsiagaan siswa kelas VII dalam menghadapi bencana gempa bumi memiliki indeks 46,42 termasuk dalam ketogori kurang siap. Kesiapsiagaan siswa VIII dalam menghadapi bencana gempa bumi memiliki indeks 48,48 termasuk dalam ketegori kurang siap. Kesiapsiagaan siswa IX dalam menghadapi bencana gempa bumi memiliki indeks 61,97 termasuk dalam ketegori hampir siap.
PENDAHULUAN
Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak diantara 110o42’6,79” - 110o57’33,7” BT dan 7o 32’17” – 7o 49’32” LS. (Sunyoto, 2007:7). Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu Kabupaten yang terkena akibat dari gempa bumi yang terjadi di Yogyakarta, dari adanya bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Yogyakarta pada Tahun 2006 dari adanya gempa tersebut menimbulkan beberapa dampak di Kabupaten Sukoharjo diantaranya 3 korban meninggal dunia, 67 korban luka-luka, 16302 korban mengungsi, 644 rumah rusak berat, 885 rumah rusak ringan, dan 72 fasilitas pendidikan.(sumber: http ://dibi.bnpbm.go.id/DesInventar/dash board.jsp).
Kecamatan Tawangsari merupakan salah satu kecamatan yang terkena dampak dari gempa bumi yang terjadi di Jogjakarta berakibat juga pada rusaknya beberapa sekolah yang terdapat di Kecamatan Tawangsari. MTs Muhammadiyah Tawangsari merupakan salah satu sekolah yang
terkena dampak dari bencana gempa bumi di Kecamatan Tawangsari. Gempa bumi tersebut merusak sarana dan prasarana yang ada di MTs Muhammidiyah Tawangsari diantaranya genting atap sekolah berjatuhan, lantai yang berada di sekolah pada terangkat dengan sendirinya, dan bangungunan sekolah pada retak. (sumber: Bpk Nardi, S.Pd.Wakil Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Tawangsari).
2
kesiapsiagaan bencana gempa bumi di sekolah sangatlah penting guna mengurangi resiko bencana gempa bumi yang bertujuan untuk meminimalisir korban jiwa.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian terhadap tersebut dengan mengambil judul PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH
TAWANGSARI DALAM
KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO.
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari terhadap bencana gempa bumi?
2. Bagaimana kesiapsiagaan siswaMTs Muhammadiyah Tawangsaridalam menghadapi bencana gempa bumi?
LANDASAN TEORI
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. (Wiji Suwarno, 2006:36)
Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam atau faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, maupun dampak psikologis. (Krisna S. Pribadi, dkk, 2008).
Macam-macam Bencana
Pertama bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
modernisasi, epidemic dan wabah penyakit.
Ketiga bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok dan antar komunitas masyarakat serta terror. (Lilik Kurniawan, 2001: 2)
Gempa bumi adalah getaran dalam bumi yang terjadi sebagai akibat dari terlepasnya energy yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang mengalami deformasi. (Djauhari Noor, 2006: 136).
Kesiapsiagaan merupakan tindakan yang dilakukan dalam rangka mengantisipasi suatu bencana untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan dapat dilaksananakan secara tepat dan efektif.
Kesiapsiagaan lebih ditujukan untuk menghadapi kondisi sesaat setelah bencana dan upaya pemulihan kembali kekondisi normal.Upaya-upaya yang dapat dilakukan pada tahapan kesiapsiagaan ini diantaranya membersiapkan diri untuk melalukan pertolongan pertama setelah terjadi
bencana, bagaiman melalukan koordinasi dalam kondisi tanggap darurat, serta bagaimana melakukan evakuasi dari daerah yang terkena bencana ke daerah yang aman.
LIPI-UNESCO/ISDR (2006), terdapat 5 (lima) faktor kritis yang disepakati sebagai parameter untuk mengukur kesiapsiagaan individu untuk mengantisipasi bencana alam khususnya gempa bumi, adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan dan sikap terhadap resiko bencana
Pengetahuan yang dimiliki menjadi faktor utama dalam kesiapsiagaan, biasanya dapat mempengaruhi sikap dan kepedulian masyarakat untuk siap dan siaga dalam mengantisipasi bencana.
b. Kebijakan dan Panduan
Kebijakan dan panduan sangat berkaitan dengan kesiapsiagaan untukmengantisipasi bencana alam sangat penting dan merupakan upaya konkrit untuk melaksanakan kegiatan siaga bencana.
4
Rencana ini menjadibagian yang penting dalam kesiapsiagaan, terutama berkaitan dengan evakuasi, pertolongan dan penyelamatan, agar korban bencana dapat diminimalkan. Upaya ini sangat krusial, terutamapada saat terjadi bencana dan hari-hari pertama setelah bencana sebelum bantuan dari pemerintahdan dari pihak luar datang.
d. Sistim Peringatan Bencana
Sistim inimeliputi tanda peringatan dan distribusi informasi akan terjadinya bencana. Dengan peringatanbencana ini, masyarakat dapat melakukan tindakan yang tepat untuk mengurangi korban jiwa,harta benda dan kerusakan lingkungan. Untuk itu diperlukan latihan dan simulasi, apa yang harus dilakukan apabila mendengarperingatan, kemana dan bagaimana harus menyelamatkan diri dalam waktu tertentu, sesuai dengan lokasi dimana masyarakat sedang berada saat terjadinya peringatan.
e. Kemampuan untuk Memobilisasi Sumber Daya.
Sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia (SDM), maupun pendanaan dan sarana – prasarana penting untuk keadaan darurat merupakan potensi yang dapat mendukung atau sebaliknya menjadi kendala dalam kesiapsiagaan bencana alam.Karena itu, mobilisasi sumber daya menjadi faktor yang penting (LIPI – UNESCO/ISDR, 2006:13-14).
Berdasarkan ketetapan dalam buku Pendidikan Siaga Bencana oleh Krishna S. Pribadi, dkk, mengenai pengukuran tingkat pengetahuan bencana gempa bumi maka indikator yang digunakan adalah:
1. Pengertian gempa bumi
2. Fenomena dan Karakteristik Gempa
3. Penyebab Gempa Bumi 4. Kekuatan Gempa Bumi 5. Bahaya Susulan Gempa Bumi
terhadap resiko bencana, Kebijakan dan Panduan, Rencana untuk keadaan darurat bencana, Sistim peringatan bencana, Kemampuan untuk memobilisasi
sumber daya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu dengan menggunakan perhitungan presentase. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling
yaitu teknik pengambilan sampel menggunakan undian (acak). Populasi siswa MTs Muahammadiyah Tawangsari adalah 171 siswa dan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 108 siswa dengan taraf kesalahan 10% (Sugiono, 2013).
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket/kuesioner. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesiapsiaagaan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari menggunkan deskriptif kuantitatif yang berupa angket yang dibagikan
kepada 108 siswa yang terdiri dari kelas VII terdiri dari 3 kelas yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIII terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VIIIA, VIIIB, dan IX terdiiri dari 2 kelas yaitu kelas IXA, IXB.
Tabel 1 Nilai Indeks Kesiapsiagaan
No Nilai Indeks
Kategori
1 80-100 Sangat siap 2 65-79 Siap 3 55-64 Hampir
siap 4 40-54 Kurang
siap 5 Kurang
dari 40
Belum siap
Sumber: Jan Sopaheluan dalam buku
Lipi Unesco/ISDR (2006)
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Pengetahuan Siswa
MTs Muhammadiyah Tawangsari Terhadap Bencana Gempa Bumi
[image:9.595.325.512.120.540.2]6
Pengetahuan siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Tawangsari tentang bencana gempa bumi pada parameter pengertian gempa bumi yang menggunakan responden 47 siswa dengan alternatif jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 38%, S (setuju) 28%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 21%, TS (tidak setuju) 13% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 0%. Pada parameter fenomena dan karakteristik gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 6%, S (setuju) 9%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 38%, TS (tidak setuju) 32% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 15%.Pada parameter penyebab gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 77%, S (setuju) 23%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 0%, TS (tidak setuju) 0% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 0%.Pada parameter kekuatan gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 34%, S (setuju) 28%, TT (ragu-ragu/tidak tahu)
23%, TS (tidak setuju) 11% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 4%.Pada parameter bahaya susulan gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 51%, S (setuju) 38%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 0%, TS (tidak setuju) 4% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 6%.
b. Pengetahuan Siswa Kelas VIII Terhadap Bencana Gempa Bumi
dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 1%.Pada parameter penyebab gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 90%, S (setuju) 3%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 7%, TS (tidak setuju) 0% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 0%.Pada parameter kekuatan gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 30%, S (setuju) 57%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 10%, TS (tidak setuju) 3% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 0%.Pada parameter bahaya susulan gempa bumi dengan jawaban siswa yang menjawab SS (sangat setuju) 87%, S (setuju) 13%, TT (ragu-ragu/tidak tahu) 0%, TS (tidak setuju) 0% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 0%.
c. Pengetahuan Siswa Kelas IX Terhadap Bencana Gempa Bumi
Pengetahuan siswa kelas IX MTs Muhammadiyah Tawangsari tentang bencana gempa bumi pada parameter pengertian gempa bumi yang menggunakan responden 31 siswa dengan alternatif jawaban siswa yang
8
setuju) 0% dan siswa yang menjawab STS (sangat tidak setuju) 0%.
2. Analisis Kesiapsiagaan Siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi
a. Kesiapsiagaan Siswa Kelas VII dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Berdasarkan analisis data yang digunakan peneliti untuk mengkaji kesiapsiagaan siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Tawangsari dalam menghadapi bencana gempa bumi dengan menggukan hasil indeks.Berikut indeks siswa kelas VII MTs Muhammadiyah Tawangsari.
Indeks=
=
x 100
=
x100 = 46.42 (kurang
siap)
Hasil dari perhitungan indeks di atas, diketahui indeks kesiapsiagaan siswa kelas VII adalah 46.42 (kurang siap).
b. Kesiapsiagaan Siswa Kelas VIII dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Berdasarkan analisis data yang digunakan peneliti untuk mengkaji kesiapsiagaan siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Tawangsari dalam menghadapi bencana gempa bumi dengan menggukan hasil indeks.
Berikut indeks siswa kelas VIII MTs Muhammadiyah Tawangsari. Indeks
=
x 100
=
x100 = 48.48 (kurang
siap)
Hasil dari perhitungan indeks di atas, diketahui indeks kesiapsiagaan siswa kelas VIII adalah 48.48 (kurang siap).
c. Kesiapsiagaan Siswa Kelas IX dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Berdasarkan analisis data yang digunakan peneliti untuk mengkaji kesiapsiagaan siswa kelas XI MTs Muhammadiyah Tawangsari dalam menghadapi bencana gempa bumi dengan menggukan hasil indeks.
Berikut indeks siswa kelas IX MTs Muhammadiyah Tawangsari Indeks
=
x 100
=
x100 = 61,97 (hampir siap)
Hasil dari perhitungan indeks di atas, diketahui indeks kesiapsiagaan siswa kelas IX adalah 61,97 (hampir siap).
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan data, maka diperoleh kesimpulan dari penelitian pengetahuan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari dalam menghadapi bencana gempa bumi dan Kesiapsiagaan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari tentang bencana gempa bumi di Kabupaten Sukoharjo dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari terhadap bencana gempa bumi dikategorikan relatif.
a. Kelas VII
Nilai pengetahuan siswa kelas VII pada parameter 1 yaitu pengertian gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan
jawaban alternatif SS (sangat setuju) sebanyak 38%, pada parameter 2 yaitu fenomena dan karakteristik gempa bumi siswa cenderung menjawab sedang dengan jawaban alternatif TT (ragu-ragu/tidak tahu) sebanyak 38%, pada parameter 3 yaitu penyebab gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) 77%, pada parameter 4 yaitu kekuatan gempa bumi siswa cenderung mejawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) 34%, pada parameter 5 yaitu bahaya susulan gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) sebanyak 51%
b. Kelas VIII
10
yaitu penyebab gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) 90%, pada parameter 4 yaitu kekuatan gempa bumi siswa cenderung mejawab baik dengan jawaban alternatif S (setuju) 57%, pada parameter 5 yaitu bahaya susulan gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) sebanyak 87%.
c. Kelas IX
Nilai pengetahuan siswa kelas IX pada parameter 1 yaitu pengertian gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif S (setuju) sebanyak 68%, pada parameter 2 yaitu fenomena dan karakteristik gempa bumi siswa cenderung menjawab sedang dengan jawaban alternatif TT (ragu-ragu/tidak tahu) sebanyak 48%, pada parameter 3 yaitu penyebab gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) 65%, pada parameter 4 yaitu kekuatan gempa bumi siswa cenderung mejawab baik dengan jawaban alternatif S (setuju) 52%, pada parameter 5 yaitu bahaya
susulan gempa bumi siswa cenderung menjawab baik dengan jawaban alternatif SS (sangat setuju) sebanyak 52%.
2. Tingkat kesiapsiagaan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari dalam menghadapi bencana gempa bumi. a. Tingkat kesiapsiagaan siswa
MTs Muhammadiyah Tawangsari kelas VII dalam menghadapi bencana gempa bumi masih dikategorikan kurang siap dengan nilai indeks (46,42).
b. Tingkat kesiapsiagaan siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari kelas VIII dalam menghadapi bencana gempa bumi masih dikategorikan kurang siap dengan nilai indeks (48,48).
menghadapi bencana gempa bumi masih dikategorikan hampir siap dengan nilai indeks (61,97).
IMPLIKASI
Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana gempa bumi.perlu dilakukan juga adanya tambahan materi pelajaran mengenai bencana alam, non alam, dan bencana sosial supaya siswa memahami tentang bencana. Diharapakan pembuatan jalaur evakuasi dilaksanakan di sekolah supaya dapat digunakan sebagai pemberian arah untuk siswa sehingga dapat meminimalisir korban jiwa yang berjatuhan.
SARAN
1. Bagi Pihak Sekolah MTs Muhammadiyah Tawangsari
a. Sekolah diharapkam dapat memberikan materi tentang pendidikan kesiapsiagaan dalam matapelajaran di sekolah bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa sehingga dapat meminimalisir banyaknya korban jiwa di kalangan siswa dan membuat jalur evakuasi untuk mempermudah siswa untuk mengikuti prosedur yang ada sehingga meminimalisir korban jiwa.
12
meminimalisir banyaknya korban jiwa.
2. Saran untuk Siswa MTs Muhammadiyah Tawangsari
Siswa diharapkan lebih memperluas serta memperdalam tentang pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi, siswa ikut berpartisipasi dalam melakukan simulasi/pelatihan di sekolah agar meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana gempa bumi di sekolah, rumah maupun lingkungan sekitar serta agar menjadi seorang individu yang sudah siap dalam menghadapi bencana gempa bumi.
3. Saran untuk Peneliti lain Hendaknya penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan memperdalam dan memperluas lingkup penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan ini sifatnya sangat terbatas baik subyek penelitian maupun pokok bahasan.Populasi penelitian ini hanya peserta didik di MTs
Muhmmadiyah Tawangsari. Pada penelitian ini yang diteliti adalah pengetahuan dan kesiapsiagaan bencana gempa bumi sehingga diharapkan selanjutkan dapat diteliti kesiapsiagaan bencana yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Anonim, 2009. Sukoharjo Dalam
Angka 2008/2009.
Sukoharjo: Badan Pusat Statistik Sukoharjo.
Anonom, 2012. Tawangsari Dalam Angka 2012. Tawangsari: Badan Pusat Statistik Sukoharjo.
Anonim, 2012. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Christanto, Joko. 2011. Gempa Bumi, Kerusakan Lingkungan,
Kebijakan dan Strategi
Pengelolaan. Yogyakarta: Liberty.
Wibowo, Agung Edy. Aplikasi Praktis SPSS Dalam
Penelitian. Yogyakarta: Gava Media
Harjadi, Prih. dkk. 2007. Pengenalan Karakteristik Bencana Dan
Upaya Mitigasinya Di
Indonesia. Jakarta: Direktorat Mitigasi.
Irsyam, Masyhur. Pengantar Rekayasa Gempa. Jakarta: ITB. Kurniawan, Lilik. dkk. 2001. Indeks
Rawan Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.
Marsudi, Saring. 2008.
Perkembangan Peserta
Didik. Surakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nurjanah, dkk. 2011. Manajemen Bencana. Jakarta: Alfabeta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007.
Promosi Kesehatan & Ilmu
Perilaku. Jakarta: PT Reneka Cipta.
Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Pribadi, Krishna. dkk. 2008. Buku Pegangan Guru Sekolah
Siaga Bencana. Bandung: ITB.
Suwarno, Wiji. 2006. Dasar-Dasar
Ilmu Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Sopaheluwakan, Jan. dkk. 2006.
14
Masyarakat dalam
Mengantisipasi Bencana
Gempa Bumi & Tsunami. Jakarta: Unesco.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009.
Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sunyoto, dkk. 2007. Study Potensi Pengembangan Pariwisata
Di Kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo: Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Yunus, Ahmad. 2006. Penyebab
Gempa Adanya Patahan
Aktif, Tidak Akan Ada