• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Perhitungan Harga Pokok Produk Terhadap Penetapan Harga Jual.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Perhitungan Harga Pokok Produk Terhadap Penetapan Harga Jual."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Perkembangan teknologi dan informasi yang disertai dengan globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan dunia usaha semakin ketat. Perusahaan yang bergerak dalam sektor industri harus berupaya keras untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan cara memenuhi kebutuhan konsumen dan melakukan berbagai perbaikan sistem operasi. Perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang mampu bersaing, agar produk yang dihasilkan mampu menciptakan laba yang memadai agar kegiatan operasi perusahaan dapat terus berjalan.Agar perusahaan dapat menentukan harga jual per pesanan secara akurat, maka diperlukan system perhitungan harga pokok produksi yang tepat.

Penelitian dilakukan pada PT. X yang memproduksi berbagai macam produk konveksi berdasarkan pesanan. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui penelitian lapangan, yaitu observasi; wawancara; dan penelitian kepustakaan, yaitu dengan membaca, mempelajari literatur-literatur dan catatan perkuliahan serta sumber lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, diketahui bahwa perusahaan membebankan biaya produksi tidak langsung dengan menggunakan satu dasar alokasi saja Hal ini mengakibatkan harga pokok produk menjadi overcosted. Kemudian harga jual dihitung dengan cara menambahkan mark up 20% dari total harga pokok produk. Maka penulis menyarankan agar perusahaan menggunakan sistem biaya job order costing dengan multiple cost pool untuk mengalokasi biaya produksi tidak langsung dan mengklasifikasikan biaya produksi dengan tepat. Dengan demikian, dapat diperoleh perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat, sehingga dapat membantu manajemen dalam menentukan tingkat harga jual yang lebih akurat.

(2)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang Penelitian………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………... 4

1.4 Kegunaan Penelitian………... 5

1.5 Kerangka Pemikiran………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban………... 9

2.1.1 Pengertian Biaya………... 9

2.2 Biaya Produksi………... 10

2.2.1 Pengertian Biaya Produksi………... 10

2.2.2 Unsur – Unsur Biaya Produksi………. 11

2.2.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung………... 11

(3)

2.2.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung………. 12

2.2.2.3 Biaya Produksi Tidak Langsung………….. 13

2.3 Metode Akumulasi Biaya Produksi………... 14

2.3.1 Metode Akumulasi Biaya Proses………. 14

2.3.2 Metode Akumulasi Biaya Pesanan………... 15

2.3.3 Metode Akumulasi Biaya Operasi……… 16

2.4 Pengertian Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead Pabrik.. 17

2.4.1 Bahan Baku……….. 17

2.4.2 Tenaga Kerja……… 18

2.4.3 Overhead Pabrik……….. 18

2.5 Harga Pokok……….. 21

2.5.1 Pengertian Harga Pokok……….. 21

2.5.2 Tujuan Penetapan Harga Pokok……….. 22

2.5.3 Sistem Penetapan Harga Pokok………... 23

2.5.3.1 Sistem Penetapan Harga Pokok Dimuka……... 23

2.5.3.1.1 Sistem Harga Pokok Taksiran……... 23

2.5.3.1.2 Sistem Harga Pokok Standar………. 24

2.5.3.2 Sistem Penetapan Harga Pokok Sesungguhnya.. 26

2.6 Peranan Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Metode Job Order Costing……….. 27

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……… 29

3.2 Metode Penelitian……….. 29

(4)

3.2.1 Teknik Pengolahan Data……… 30

3.2.2 Langkah – Langkah Penelitian………... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………... 33

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan………. 33

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas PT. X…………. 34

4.1.2.1 Struktur Organisasi PT. X………. 34

4.1.2.2 Uraian Tugas……….. 37

4.1.3 Proses Produksi PT. X……… 43

4.1.4 Jenis-Jenis Biaya Produksi Pada PT. X……….. 46

4.1.5 Klasifikasi Biaya Produksi Pada PT. X……….. 48

4.1.6 Perhitungan Harga Pokok Produk Pada PT. X………… 52

4.1.6.1 Biaya Bahan Baku Langsung……….. 52

4.1.6.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung……… 53

4.1.6.3 Biaya Produksi Tidak Langsung………. 55

4.1.6.4 Harga Pokok Produksi Per Pesanan……… 58

4.2 Pembahasan………. 59

4.2.1 Perhitungan Harga Pokok Produk dengan Menggunakan Job Order Costing……… 59

4.2.1.1 Biaya Produksi Langsung………... 59

4.2.1.2 Biaya Produksi Tidak Langsung……… 59

4.2.1.2.1 Pemilihan Cost Driver……….. 60

(5)

4.2.1.2.2 Perhitungan Biaya Produksi Tidak

Langsung………... 63

4.2.1.2.3 Harga Pokok Produksi Per Pesanan... 69

4.2.2 Perhitungan Harga Jual Per Pesanan Pada PT. X……… 71

4.2.3 Peranan Perhitungan Harga Pokok Produk Dengan Metode Job Order Costing Guna Menentukan Harga Jual Per Pesanan Pada PT. X……… 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 75

5.2 Saran……….. 76

DAFTAR PUSTAKA……….. 78

RIWAYAT HIDUP………. 80

(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Pengelompokkan Biaya Produksi Pada PT X. ………. 46

4.2 Pengelompokkan Biaya – Biaya yang Terjadi Pada PT X. ……….. 51

4.3 Perhitungan Biaya Bahan Baku Langsung Pada Bulan x………….. 53

4.4 Biaya Tenaga Kerja Langsung……….. 54

4.5 Biaya Produksi Tidak Langsung Tahun 2007 Untuk 300.000 pieces 55 4.6 Harga Pokok Produk Untuk Pesanan Polo-shirt sebanyak 24.000 Pada Bulan x………. 58

4.7 Pembebanan Biaya Produksi Tidak Langsung………. 61

4.8 Cost Pool I……… 63

4.9 Cost Pool II………... 64

4.10 Jumlah Jam Tenaga Kerja Per Pesanan………. 65

4.11 Perhitungan Pengalokasian BPTL Cost Pool II Per Pesanan……… 66

4.12 Cost Pool III……….. 66

4.13 Jumlah Jam Mesin………. 67

4.14 Perhitungan Pengalokasian BPTL Cost Pool III per pesanan Polo-shirt……….. 68

4.15 Total Pengalokasian Biaya BPTL per pesanan………. 68

4.16 Harga Pokok Produk Untuk Pesanan Polo-shirt sebanyak 24.000 pieces………. 69

4.17 Perbandingan Harga Pokok Produk Menurut PT. X Dengan Harga Pokok Produk Menurut Penulis………. 70

(7)

4.18 Harga Jual Per Pesanan Menurut Perusahaan……… 72

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

4.1 Struktur Organisasi PT. X……… 36 4.2 Alir Diagram Proses Produksi……….. 45

(9)

Bab I Pendahuluan 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Begitu pesatnya perkembangan globalisasi yang sedang berlangsung pada saat ini di negara Indonesia sehingga sangat mempengaruhi kondisi perekonomian di Indonesia. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia sedang melakukan pembangunan secara terus menerus di segala bidang, terutama berfokus pada bidang perekonomiannya. Pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah Indonesia diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dalam memasuki persaingan global yang semakin ketat dan keadaan perekonomian yang tidak menentu, setiap perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain, terutama dengan perusahaan-perusahaan yang sejenis dalam industrinya, agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut.

(10)

Bab I Pendahuluan 2

meningkatkan perekonomian Indonesia yang dapat menjadikan kemajuan dalam pembangunan bangsa Indonesia.

Untuk dapat membantu perekonomian, tentunya setiap perusahaan akan berusaha dalam mencapai tingkat laba yang optimal. Laba dapat dicapai apabila pendapatan yang diterima melebihi biaya yang dikeluarkan. Harga jual merupakan faktor yang paling penting dalam merencanakan laba yang ingin dicapai. Penetapan harga jual membutuhkan perhitungan harga pokok produk yang akurat karena harga pokok produk merupakan dasar untuk menetapkan harga jual sehingga harga jual yang telah perusahaan tetapkan akan dapat diterima oleh pasar. Harga pokok yang tidak akurat akan menyebabkan perhitungan harga pokok yang terlalu besar (overcosted) atau bahkan akan terlalu kecil (undercosted).

Metode perhitungan harga pokok tergantung pada sifat produksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Pada perusahaan yang proses produksinya bedasarkan pesanan, metode yang digunakan adalah job order costing, sedangkan untuk perusahaan yang proses produksinya secara massa, metode yang digunakan oleh suatu perusahaan adalah metode process costing.

(11)

Bab I Pendahuluan 3

Perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sejenis dengan PT. X cukup banyak jumlahnya, sehingga persaingan dirasakan semakin ketat dan perusahaan harus mampu bertahan dalam lingkungan kompetitif. Untuk dapat mempertahankan posisi dalam persaingan usahanya, maka perusahaan harus mempunyai keunggulan dalam bersaing dalam segi kualitas, biaya, dan harga jual. Oleh sebab itu, perusahaan sangat membutuhkan informasi tentang harga pokok produk yang akurat, agar dapat menentapkan harga jual yang bersaing dan laba yang optimal. Karena aktivitas produksinya dilakukan bedasarkan pesanan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan metode job order costing berguna untuk menentukan harga jual yang tepat sehingga dapat menentukan tingkat profitabilitas atau laba yang ingin dicapai. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PERANAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK TERHADAP PENETAPAN HARGA JUAL”.

1.2 Identifikasi Masalah

(12)

Bab I Pendahuluan 4

Oleh karena itu, diperlukan perhitungan yang cermat dan tepat untuk menentukan harga pokok produk.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang terkait di dalamnya, antara lain :

1. Apakah perusahaan telah mengelompokkan biaya ke dalam biaya produksi dengan tepat ?

2. Bagaimana perusahaan melakukan perhitungan harga pokok produknya ? 3. Apakah perusahaan telah menggunakan perhitungan harga pokok produk

dengan tepat dan benar ?

4. Bagaimana peranan perhitungan harga pokok produk dengan metode job order costing dalam menentukan harga jual ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana peranan Job Order Costing terhadap penetapan harga jual. Sedangkan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah perusahaan telah menggolongkan biaya ke dalam biaya produksi dengan tepat.

2. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan perhitungan harga pokok produknya.

(13)

Bab I Pendahuluan 5

4. Untuk mengetahui bagaimana peranan perhitungan harga pokok produk dengan metode job order costing dalam menetapkan harga jual.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan penulis pada PT. X mengenai penetapan harga pokok produk diharapkan dapat memberikan masukan yang berguna dan bermanfaat.

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pemikiran yang dapat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, terutama di bidang akuntansi.

2. Bagi perusahaan yang menjadi subjek penelitian

- Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak manajemen perusahaan dalam menghitung harga pokok produk per pesanan.

- Sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen dalam mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan di masa yang akan datang.

3. Bagi Penulis

(14)

Bab I Pendahuluan 6

- Sebagai pembanding antara teori yang telah dipelajari selama ini dengan praktik di lapangan.

4. Bagi masyarakat umum

Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode job order costing.

5. Bagi universitas

Sebagai bahan referensi dan studi perbandingan bagi mahasiswa lain untuk penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap organisasi mempunyai tujuan dalam menjalankan usahanya. Tujuan tersebut dapat berupa pelayanan terhadap masyarakat ataupun tujuan untuk memperoleh laba. Dalam organisasi yang bertujuan untuk memperoleh laba, keberhasilan manajemen dapat diukur dari tingkat laba yang dihasilkan dari tahun ke tahun.

Laba per tahun merupakan selisih positif antara harga jual produk total yang berhasil dijual oleh perusahaan pada pelanggan selama tahun tersebut dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan produk yang berhasil terjual pada tahun tersebut. Laba merupakan salah satu indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola operasi perusahaan.

(15)

Bab I Pendahuluan 7

segi harga, biaya, dan kualitas agar dapat mendapatkan pelanggan secara optimal. Untuk itu, pihak manajemen harus dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam menjalankan suatu perusahaan. Salah satu pengambilan keputusan yang penting adalah penetapan harga pokok produksi dalam penentuan harga jual produk yang akurat agar produk mampu bersaing di pasar, sehingga dapat memperoleh tingkat profitabilitas yang maksimal.

Harga jual harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat menutup biaya yang dikorbankan dan mendapatkan laba yang maksimal. Maka harga pokok produk menjadi suatu dasar yang penting dalam penetapan harga jual dan tingkat profit yang ingin dicapai suatu perusahaan. Selain itu, perusahaan juga harus mampu memperhatikan efisiensi dalam penggunaan biaya. Biaya merupakan salah satu masalah yang penting bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan memerlukan suatu sistem akuntansi biaya yang akurat. Akuntansi biaya akan menyediakan informasi biaya bagi manajemen sehingga biaya dapat dikendalikan dan terkelola dengan baik. Dengan adanya informasi biaya yang tepat, yang nantinya menjadi bahan masukan bagi manajemen untuk menetapkan harga jual yang tepat, sehingga perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari produk yang dijualnya.

(16)

Bab I Pendahuluan 8

barang-barang yang dipesan atas dasar spesifikasi dari pelanggan, metode yang digunakan adalah metode job order costing.

Bila perusahaan melakukan kesalahan dalam pengelompokan biaya produksi atau salah dalam mengalokasikan biaya-biaya tersebut pada produk atau pesanan, maka hasil perhitungan harga pokok produk yang tidak akurat dapat menyebabkan perusahaan salah dalam mengambil keputusan dalam hal menerima atau menolak pesanan dan perusahaan akan melakukan kesalahan dalam menetapkan harga jual sehingga tidak mampu bersaing di pasaran dan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

(17)

Bab V Kesimpulan dan Saran 75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. X, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Menurut penulis, PT. X kurang tepat dalam mengelompokkan biaya-biaya ke dalam biaya produksi. Hal ini dapat dilihat bahwa PT. X mengalokasikan biaya produksi tidak langsung pada produk dengan single cost pool, dengan memakai dasar alokasi jumlah unit produksi yang dihasilkan. Jadi, seluruh biaya produksi tidak langsung dianggap berkorelasi dengan jumlah unit, namun berkorelasi dengan jumlah tenaga kerja, jumlah jam mesin, dll.

2. Dalam melakukan perhitungan harga pokok, PT. X tidak memperhatikan dan mengklasifikasikan biaya-biaya yang tidak termasuk atau berhubungan dengan biaya produksinya saja, namun menganggap semua biaya berhubungan dengan produksi yang hanya berorientasi pada jumlah unit yang dihasilkan saja pada periode tertentu.

(18)

Bab V Kesimpulan dan Saran 76

perhitungan harga pokok produk, biaya-biaya yang boleh dibebankan ke produk hanya biaya produksi.

4. Dengan adanya kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pelaksanaan job order costing, dampak yang terjadi adalah PT. X menetapkan harga pokok produk yang tidak tepat. Harga pokok yang ditetapkan oleh PT. X menjadi terlalu tinggi (overcosted) ataupun terlalu rendah (undercosted) dari harga pokok yang sesungguhnya. Diketahui bahwa fakta yang telah ditemukan oleh penulis, harga pokok polo-shirt yang telah ditetapkan tersebut mengalami overcosted. Hal ini disebabkan karena perusahaan menetapkan harga pokok yang lebih tinggi atau lebih besar daripada harga pokok menurut penulis. Dampak overcosted pada harga pokok ini mengakibatkan penetapan harga jual yang cenderung lebih tinggi pula terhadap harga yang seharusnya ditetapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mencoba memberikan beberapa saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan yang bearti bagi perusahaan. Adapun saran-saran yang ingin dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan sebaiknya menganalisis kembali pengelompokkan biaya produksi yang selama ini mereka lakukan. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang lebih tepat.

(19)

Bab V Kesimpulan dan Saran 77

listrik kantor, dan biaya-biaya lainnya tidak boleh dimasukkan ke dalam biaya produksi karena biaya tersebut tidak berhubungan langsung dengan proses produksi yang dijalankan.

3. Perusahaan sebaiknya tidak menghitung biaya produksi dengan single cost pool karena tidak semua biaya produksi tidak langsung memiliki cost driver yang sama. Untuk menghitung biaya produksi tidak langsung per pesanan, sebaiknya biaya ini dikelompokkan ke dalam cost pool, kemudian dipilih cost driver yang sesuai untuk setiap cost pool, baru kemudian dialokasikan pada setiap pesanan, sehingga perhitungan biaya produksi tidak langsung dapat menjadi lebih akurat.

(20)

Daftar Pustaka 78

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A.A. , Rajiv D. Banker; Robert S. Kaplan, and Mark S. Young. 2001. Management Accounting. 3th edition. Upper Saddle River, New Jersey. Prentice Hall Internatonal Inc.

Carter, and Usry. 2006. Akuntansi Biaya. Salemba Empat.

Garrison, R.H. , Eric W. , Noreen. 2003. Manajerial Accounting: Concepts for Planning and Decision Making. 10th edition. USA: McGraw Hill, Inc.

Garrison, and Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial. Salemba Empat.

Hansen, L.H. , William K. Carter, and Milton F Usry. 2002. Cost Accounting. 13th edition. Cincinnati, Ohio: Dame. A Division of Thompson Learning.

Hammer, Carter, Usry. 1994. Cost Accounting Planning and Control. Ninth edition. South – Western Publishing Co. Cincinnati: Ohio.

Hilton, Ronald W. 2002. 5thedition. Manajerial Accounting. Boston: Irwin McGraw – Hill, Inc.

Horngren, Charles T.; George Foster; Srikant M. Datar. 2003. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

(21)

Daftar Pustaka 79

Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen: Manfaat dan Rekayasa. Edisi ke-2, penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.

Mulyadi. 1990. Akuntansi Biaya. Edisi ke-4, penerbit BPFE. Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika penurunan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual telah diakui secara langsung dalam pendapatan komprehensif lainnya

Penggunaannya telah meluas diberbagai wilayah bidang usaha, perusahaan besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan kecil sudah menggunakan kompuer dalam menunjang

Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar yaitu, bioetanol.. Bahan berpati

Setelah jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi

4) Tahap Refleksi.. Setelah data observasi dianalisis, peneliti melakukan refleksi diri terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka, tujuan pengembangan media ini adalah: 1) Menghasilkan produk media Computer Assisted Instruction (CAI) pada

Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna yang terkandung dalam puisi jika dilihat dengan menggunakan analisis semantik yang berfokus pada penganalisisan