• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey pada Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey pada Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Skripsi Sarjana Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh Iin Maelina h

0901065

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN M ANAJEM EN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOM I DAN BISNIS

(2)

Oleh Iin Maelinah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Iin Maelinah

Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey Pada Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

(4)

Mengetahui,

Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Prof. Dr. H. Disman, M.S. NIP. 19590404 199903 1 001

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M. NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(5)

Iin Maelinah (0901065), Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus pada Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon) dibawah bimbingan Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si.

Sektor industri kecil dan menengah merupakan sektor industri yang memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan perekonomian daerah. Keberhasilan usaha dapat dinilai ketika suatu usaha berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan. Sebagian besar keberhasilan usaha ditentukan oleh kompetensi kewirauahaan. Keberhasilan usaha pada industri emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan dalam tiga tahun terakhir.

Penelitian ini disusun untuk memperoleh temuan mengenai 1) bagaimana gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon 2) bagaimana gambaran tingkat keberhasilan usaha pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon 3) bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Objek dalam penelitian ini adalah pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan (X) dan variabel terikat adalah keberhasilan usaha (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan tekhnik simple random sampling dan jumlah responden sebanyak 57 orang. Tekhnik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana, dengan alat bantu software computer SPSS 21.0 for windows. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh sebesar 83,2% terhadap keberhasilan usaha. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Penulis merekomendasikan upaya yang harus dilakukan pengusaha emping melinjo untuk mencapai keberhasilan usaha dengan memperhatikan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha dan memaksimalkan keberhasilan usahanya.

(6)

Iin Maelinah (0901065), Influence of Entrepreneurship Competence for Business Success (Case Study on Entrepreneur Emping Melinjo in Kabupaten Cirebon) Under the guidance of Dr. H. Hari Mulyadi, M. Si.

Small and medium industrial sector is a sector which has a major contribution in improving the local economy. Business success can be judged as an attempt successfully achieve the goals or objectives set. Much of the success of a business is determined by kewirauahaan competence. The success of the venture industry in Cirebon melinjo decreased in the last three years.

This study is structured to obtain findings regarding 1) how is the level of entrepreneurial competencies employers melinjo in Cirebon 2) how is the success rate of business entrepreneurs melinjo in Cirebon 3) the influence of entrepreneurial competence to business success businessman melinjo in Cirebon. The object of this research is the entrepreneur melinjo in Cirebon. The independent variable in this study is the entrepreneurial competence (X) and the dependent variable is the success of the business (Y). This type of research is descriptive and verification, the method used is explanatory survey with simple random sampling technique and the number of respondents as many as 57 people. Data analysis technique used is a simple linear regression, with the tools of computer software SPSS 21.0 for windows. The results obtained in the study stated that the entrepreneurial competence has the effect of 83.2% to the success of the business. From research to test the hypothesis can be seen that the entrepreneurial competence has a significant influence on the success of the business.

The author recommends that efforts should be made businessman melinjo to achieve business success by taking into account the entrepreneurial competencies owned by businessman and maximize their business success.

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI………... viii

DAFTAR TABEL………... xii

DAFTAR GAMBAR………... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

1.1. Latar Belakang Penelitian……… 1

1.2. Identifikasi Masalah………. 12

1.3. Rumusan Masalah………...………. 15

1.4. Tujuan Penelitian………... 16

1.5. Kegunaan Penelitian……… 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PENILITIAN DAN HIPOTESIS………... 17

2.1. Kajian Pustaka………... 17

2.1.1Konsep Kewirausahaan....………...…….…... 17

2.1.1.1Kompetensi Kewirausahaan dalam Kewirausahaan.……... 17

2.1.1.2Definisi Kompetensi………...………... 25

2.1.1.3Definisi Kompetensi Kewirausahaan …...………... 26

2.1.1.4Karakteristik Kompetensi Kewirausahaan……….. 28

2.1.2Konsep Keberhasilan Usaha………... 37

2.1.2.1Definisi Keberhasilan Usaha………... 37

2.1.2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha……… 42

(8)

2.1.3Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha.. 49

2.1.4Orisinalitas Penelitian………...……… 52

2.2. Kerangka Pemikiran………... 55

2.3. Hipotesis………... 59

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN………... 60

3.1 Objek Penelitian………... 60

3.2 Metode Penelitian……… 61

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan……… 61

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian……… 62

3.2.3 Jenis dan Sumber Data………... 67

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel………... 69

3.2.4.1Populasi………. 69

3.2.4.2Sampel………... 70

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel……….. 71

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data……… 72

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Realibilitas………... 73

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas………... 74

3.2.6.2Hasil Pengujian Realibilitas………... 78

3.2.7 Teknik Analisis Data………...……….. 80

3.2.7.1Analisis Deskriptif………. 82

3.2.7.2Analisis Verifikatif …….…...….... 83

3.2.8 Pengujian Hipotesis………...………... 90

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 92

4.1 Gambaran Umun Objek Penelitian... 92

4.1.1 Sejarah Industri Emping Melinjo Kabupaten Cirebon... 92

4.1.2 Identitas Sentra Industri Emping Melinjo... 93

4.2 Karakteristik Responden... 94

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 94

(9)

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 95

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha... 96

4.3 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan... 97

4.3.1 Pengetahuan………….... 97

4.3.2 Keterampilan... 99

4.3.3 Kemampuan Individu…………...... 101

4.4 Tanggapan Responden terhadap Keberhasilan Usaha... 102

4.4.1 Laba (Profitability)... 102

4.4.2 Produktivitas dan Efisiensi…………... 104

4.4.3 Daya Saing... 106

4.4.4 Etika Usaha... 108

4.4.5 Terbangunnya Citra yang Baik... 109

4.5 Pengujian Hipotesis Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 111

4.5.1 Hasil Uji Asumsi Regresi... 111

4.5.1.1 Hasil Uji Normalitas... 111

4.5.1.2 Hasil Uji Linieritas Data... 112

4.5.1.3 Diagram Pencar... 113

4.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana... 114

4.5.3 Analisis Korelasi... 116

4.5.4 Analisis Koefisien Determinasi... 118

4.6 Pembahasan Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha... 119

4.6.1 Pembahasan Kompetensi Kewirausahaan... 119

4.6.2 Pembahasan Keberhasilan Usaha... 124

4.6.3 Pembahasan Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha... 128

4.7 Implikasi Hasil Penelitian... 130

4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis... 130

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI... 134

5.1 Kesimpulan... 134

5.2 Rekomendasi... 135

DAFTAR PUSTAKA... 137

(11)

DAFTAR TABEL

No.

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas…..………. 2

1.2 Jumlah Industri Kecil, Menengah dan Besar di Indonesia...…... 3

1.3 Tabel Potensi Wilayah di Jawa Barat………... 4

1.4 Komoditi Unggulan Kabupaten Cirebon………... 5

1.5 Perkembangan Sentra Industri Emping Melinjo Kabupaten Cirebon……….... 6

1.6 Data Perkembangan Emping Melinjo Kabupaten Cirebon……. 7

1.7 Gambaran Masalah Keberhasilan Usaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon………... 11

2.1 Ciri-ciri Entrepreneurship….......……….... 29

2.2 Orisinalitas Penelitian……….. 52

3.1 Operasional Variabel Penelitian……….. 63

3.2 Jenis dan Sumber Data………... 68

3.3 Jumlah Pengusaha Emping Melinjo... 69

3.4 Proporsi Sampel Emping Melinjo………... 71

3.5 Hasil Uji Validitas Kompetensi Kewirausahaan (X)... 76

3.6 Hasil Uji Validitas Keberhasilan Usaha (Y)…………... 77

3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas………... 80

3.8 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ………. 83

3.9 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi... 88

3.10 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisiensi Determinasi………... 89

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 94

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia…... 95

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 95

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Kepemilikan Usaha... 96

(12)

4.7 Tanggapan Responden Terhadap Kemampuan

Individu………...…………. 101

4.8 Tanggapan Responden Terhadap Laba (Profitability)………..... 102

4.9 Tanggapan Responden Terhadap Pencapaian Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan………... 105

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Daya Saing…... 106

4.11 Tanggapan Responden Terhadap Etika Usaha... 108

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Terbangunnya Citra Baik…... 110

4.13 Hasil Pengujian Normalitas Model Kolmogrov-Smirnov... 112

4.14 Output Uji Linearitas... 113

4.15 Output Koefisien Regresi..……..………....……... 115

4.16 Output Koefisien Korelasi..……..………..…... 117

4.17 Model Summary..……..………...……… 117

4.18 Descriptive Statistics..……..………...…... 117

4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kompetensi Kewirausahaan... 119

(13)

DAFTAR GAMBAR

No.

Gambar Judul Gambar Hal

1.1 Persentase Produktivitas Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

Tahun 2012-2014... 7

1.2 Rata-rata Laba Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon…... 8

2.1 Entrepreneurial Process... 23

2.2 Skema Keberhasilan SuHubungan atu Usaha………Faktor-faktor yang Mempengaruhi ... 43

2.3 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha 58 2.4 Paradigma Penelitian..………... 59

3.1 Garis Normal Probability Port... 85

3.2 Diagram Pencar... 86

4.1 Diagram Pencar………... 114

4.2 Diagram Garis Linier Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha………... 116

4.3 Hasil Kontinum Kompetensi Kewirausahaan………... 121

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Lampiran

1 Kuisioner 2 Koding X 3 Koding Y

4 Uji Validitas dan Reliabilitas Vaiabel X dan Y 5 Analisis Regresi Linier Sederhana

6 Tabel distribusi F 7 Tabel distribusi t 8 r Product Moment

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik akan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih lambat tahun ini, namun kecepatan pertumbuhan akan naik tahun depan, termasuk di Tiongkok, seiring mulai pulihnya ekonomi negara-negara maju yang akan meningkatkan permintaan ekspor dari kawasan ini. Demikian ulasan East Asia Pacific Economic Update yang dirilis Bank Dunia hari ini. Tetapi di Indonesia, yang masih mengandalkan ekspor komoditas, pertumbuhan akan turun menjadi 5,2 persen tahun ini, dibandingkan 5,8 persen pada tahun 2013. Hal ini disebabkan turunnya harga komoditas, belanja pemerintah yang lebih rendah dari yang diperkirakan dan ekspansi kredit yang lebih lambat.

Sektor industri khususnya Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian pemerintah dalam usaha membangkitkan kembali perekonomian nasional yang terpuruk. Usaha kecil memegang peranan penting dalam perekonomian di hampir semua Negara yang sedang berkembang. Di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS, 2013) sekitar 94,53% dari usaha yang ada di Indonesia merupakan usaha kecil yaitu sebanyak 41 juta lebih.

(16)

perekonomian nasional, maka maju mundurnya industri di Indonesia turut pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Maka pemerintah terus berusaha meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

TABEL 1.1

LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS

No. Lapangan Usaha 2012 2013 2014

Pertumbuhan Produk Domestik Bruto

20,87 20,76 20,45

Sumber: Badan Pusat Statistik (2014)

(17)

berupaya untuk meningkatkan kembali industri pengolahan sehingga industri pengolahan non migas mampu untuk mengalami pertumbuhan positif.

Keberadaan IKM memang harus tetap dipertahankan dan dikembangkan agar dapat terus berperan dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Kedudukan IKM di tengah-tengah kehidupan masyarakat telah mendapat tempat yang sesuai, banyak menyerap tenaga kerja, mampu berdampingan dengan perusahaan besar dan ikut memperlancar kegiatan perekonomian negara. Untuk mengetahui pertumbuhan IMKM dibandingkan dengan jenis usaha besar dapat dilihat melalui Tabel 1.2 berikut:

TABEL 1.2

JUMLAH INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN BESAR DI INDONESIA

Usaha Kecil 3.627.164 3.919.992 4.031.772 Usaha

Menengah

2.759.852 2.844.669 2.988.546

Usaha Besar 2.839.711 2.891.224 2.905.145

(18)

meningkat. Salah satu penyumbang pembangunan ekonomi di Indonesia adalah provinsi Jawa Barat.

Jumlah IKM yang terdapat di Jawa Barat menurut Badan Pusat Statistik mencapai 8.214.262 unit dengan jumlah sentra UMKM di Jawa Barat mencapai 138 sentra yang tersebar di beberapa wilayah dan setiap wilayah mempunyai potensi yang berbeda. Adapun potensi yang dimiliki Jawa Barat sebagai berikut:

TABEL 1.3

Pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa, pertambangan, agribisnis dan agrowisata

2 Purwakarta, Subang, Karawang

Pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata dan pertambangan.

3 Sukabumi, dsk Agribisnis, peternakan, pariwisata, dan kelautan 4 Cirebon, Indramayu,

Majalengka,

Kuningan, Sumedang

Agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan dan pariwisata.

5 Priangan Timur-Pangandaran

Pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan,

6 Sukabumi dan sekitarnya

Peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral.

7 Kawasan khusus cekungan Bandung

pertanian, hortikultura, industri nonpolutif,

(19)

Tabel 1.3 dapat dilihat potensi wilayah di Jawa Barat bermacam-macam, dalam pertanian, agribisnis, agroindustri hingga industri kreatif. Salah satu wilayah yang memiliki potensi dan turut serta dalam perekenonomian di Jawa Barat adalah Cirebon. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon, komoditi yang dihasilkan industri Kabupaten Cirebon lebih dari 100 jenis yang sebagian besar dipasarkan di dalam negeri. Terdapat 19 jenis komoditi yang telah dipasarkan ke luar negeri, diantaranya meubeler (kerajinan rotan), udang beku, sumpit kayu, daging rajungan, paha kodok, ikan teri, minyak kenanga, bawang goreng, manisan kolang kaling, batu alam, arak, emping melinjo, batik, sandal karet, ubin keramik, kerajinan kulit kerang, driver kanvas. Emping melinjo merupakan salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Cirebon. Berikut ini adalah data beberapa komoditi unggulan di Kabupaten Cirebon.

TABEL 1.4

KOMODITI UNGGULAN KABUPATEN CIREBON N

1.260 54.291 209.003.612 66.123 Ton 1.514.244.78

(20)

7

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (2014)

Pada Tabel 1.4 dari sembilan sentra kerajinan yang ada di Kabupaten Cirebon, salah satunya yang dapat dikembangkan dan memiliki potensi adalah Industri Kecil Menengah (IKM) Emping Melinjo. Sentra IKM Emping Melinjo tersebar pada tiga wilayah di Kabupaten Cirebon diantaranya ada di desa Tuk, Astana, dan Gintung Ranjeng. Berikut daftar industri emping melinjo di Kabupaten Cirebon.

TABEL 1.5

PERKEMBANGAN SENTRA INDUSTRI EMPING MELINJO KABUPATEN CIREBON

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (2014)

(21)

melinjo Kabupaten Cirebon sehingga mampu menjadi sektor industri unggulan untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Cirebon dan mampu menjadi unggulan untuk sektor industri makanan di Indonesia.

TABEL 1.6

DATA PERKEMBANGAN EMPING MELINJO KABUPATEN CIREBON

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Cirebon (2014)

Berdasarkan Tabel 1.6 menunjukkan penurunan industri emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Penurunan tersebut terjadi pada berbagai sektor di industri emping tersebut. Tenaga kerja pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 730 tenaga kerja dibandingkan tahun 2013. Hal ini dikarenakan citra baik akan industri emping melinjo semakin menurun sehingga minat kerja pada kalangan usia remaja untuk bekerja di pabrik emping semakin menurun. Hal tersebut menyebabkan pengusaha kesulitan untuk mencari tenaga kerja dan mempertahankan tenaga kerja yang ada pada perusahaan.

(22)

GAMBAR 1.1

PERSENTASE PRODUKTIVITAS EMPING MELINJO DI KABUPATEN CIREBON TAHUN 2012-2014

Berdasarkan Tabel 1.6 jumlah produksi pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 570 ton dibandingkan tahun 2012 yang mecapai 1.012 ton, dan pada Gambar 1.1 menunjukan tingkat produktivitas pada industri emping melinjo mengalami penurunan. Penurunan produktivitas terjadi dikarenakan pengusaha kurang memperhatikan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menyebabkan penurunan pada produktivitas perusahaan emping melinjo. Nilai produksi mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2014. Pengusaha menyatakan penurunan nilai produksi tersebut dapat mempengaruhi pencapaian pendapatan pengusaha yang didapatkan oleh perusahaan emping melinjo di Kabupaten Cirebon.

Adapun grafik perkembangan total laba pengusaha emping melinjo Di Kabupaten Cirebon dapat dilihat di bawah ini:

0 5.000.000.000 10.000.000.000 15.000.000.000 20.000.000.000 25.000.000.000

(23)

Sumber: Disperindag Kabupaten Cirebon, Data diolah (2014) GAMBAR 1.2

LABA PENGUSAHA EMPING MELINJO DI KABUPATEN CIREBON

Berdasarkan Gambar 1.2 rata-rata laba setiap pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan, pada tahun 2012 mencapai Rp. 2.197.470.000,- sedangkan pencapaian pendapatan pengusaha pada tahun 2013 hanya mencapai Rp. 1.350.900.000,- dan pada tahun 2014 mencapai Rp. 752.820.000,- setiap tahunnya. Hal ini menunjukan keberhasilan usaha dalam hal pencapaian laba pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon mengalami penurunan.

Penurunan pendapatan ini merupakan salah satu hal yang mengindikasikan terjadinya penurunan keberhasilan usaha. Henry Faizal Noor (2008:397), mengungkapkan “Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari

bisnis dalam mencapai tujuannya”. Pendapat tersebut mengatakan bahwa tujuan

utama dari sebuah perusahaan di mana segala aktivitas yang ada didalamnya ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan usaha yaitu meningkatnya laba perusahaan, produktivitas usaha yang bertambah, daya saing yang tinggi dengan perusahaan lain serta citra yang baik.

2012 2013

2014 Rp.

2.197.470.000

Rp.

1.350.900.000

Rp.

(24)

Menurut Zimmerer yang dikutip oleh Tunchalong Rungwitoo (2012:247) menyatakan bahwa:

Entrepreneurs should posses the knowledge with respect to these six guidelines: (1) knowing the business in depth,(2) developing a solid business plan, (3) managing financial resources, (4) understanding financial statement, (5) learning to manage people effectively, (6) monitoring constantly.”seorang wirausaha harus memiliki 6 kompetensi yaitu: (1) mengetahui bisnis, (2) membuat rencana bisnis, (3) mengendalikan keuangan perusahaan, (4) memahami pengelolaan keuangan, (5) mengetahui cara mengorganisasikan manajemen sumber daya manusia, (6) mampu mengontrol perusahaan.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas menunjukan suatu hambatan dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu menurunnya tenaga kerja, menurunnya jumlah produksi, menurunnya nilai produksi pada industri serta menurunnya pendapatan yang dihasilkan pengusaha. Kompetensi kewirausahaan berkaitan erat dengan kemampuan wirausaha mempertahankan usahanya untuk mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan usaha para pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon harus menerapkan kompetensi-kompetensi kewirausahaan

yang ada. Menurut Porter dalam Suryana (2011:173) mengungkapkan bahwa:

Untuk mencapai keberhasilan usaha perusahaan harus menciptakan daya saing khusus sebagai bargaining power dalam persaingan untuk menciptakan nilai tambah yang tinggi melalui potensi sumber daya (resources) yang terdiri atas 5 kategori yaitu Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Teknologi, Sumber Daya Modal dan Sumber Daya Infrastuktur. Selain itu sebagai perusahaan yang berkenaan dengan struktur organisasi dan modal perusahaan, serta kondisi persaingan/rivalry akan mempengaruhi competitive strategy. Hal tersebut harus didukung pula oleh kondisi permintaan dan industri pendukung lainnya seperti koordinasi dengan supplier.

(25)

pekerjaan/kegiatan. Suryana (2003:64) mengungkapkan, dalam beberapa penelitian terhadap usaha kecil menunjukan bahwa sebagian besar wirausaha yang berhasil cenderung memilki tingkat keterampilan khusus yang cukup. Oleh karena itu, keterampilan diperlukan seorang pengusaha. Adapun gambaran masalah keberhasilan usaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon sebagai berikut:

TABEL 1.7

GAMBARAN MASALAH KEBERHASILAN USAHA EMPING MELINJO DI KABUPATEN CIREBON

No Indikator Masalah yang terjadi

1 Laba Pertumbuhan laba pada emping melinjo di Kabupaten Cirebon semakin tahun semakin menurun, jika terus terjadi penurunan laba maka pengusaha emping melinjo akan mengalami kebangkrutan.

2 Produktivitas dan Efisiensi

Produktivitas emping melinjo mengalami penurunan selama tiga tahun terakhir. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan yang dilakukan dan akhirnya akan mempengaruhi laba perusahaan.

3 Daya Saing Selain emping melinjo ada juga kerupuk kulit dan roti sebagai makanan ringan. Oleh karena itu, persaingan industri makanan ringan sangat ketat. Jika emping melinjo tidak bisa mempertahankan pelanggannya maka sulit untuk bertahan ditengah persaingan.

4 Etika Usaha Etika usaha pengusaha emping melinjo harus disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi sehingga dapat menghasilkan inovasi yang sesuai dengan jaman. Agar perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya.

5 Terbangunnya Citra Baik

Industri emping melinjo yang besar dan sudah lama berdiri di nilai pelanggan memiliki citra yang baik karena tumbuhnya rasa kepercayaan terhadap produk ataupun merk tersebut. Ini sangat tidak menguntungkan untuk industri emping melinjo yang kecil dan baru berdiri.

Sumber: Hasil wawancara, 2014

(26)

masih banyak pengusaha yang dalam perusahaannya tidak terdapat struktur organisasi dan pembagian kerja yang jelas, serta tidak adanya semangat bersaing dari para pengusaha dimana dalam hal ini mereka banyak yang membuka usaha hanya untuk memenuhi kebutuhan makan saja sehingga menghambat terhadap perkembangan usahanya.

Penulis beranggapan permasalah tersebut penting untuk dikaji dan dicari solusi pemecahannya mengingat fungsi dan peran dari sektor Industri Kecil Menengah terhadap perekonomian. Mengingat pentingnya permasalahan tersebut berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis tertarik mengkaji permasalahan tersebut dalam penelitian ini dengan judul “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon”.

1.2Identifikasi Masalah

Dalam kegiatan wirausaha terdapat satu tujuan yang semua orang inginkan. Tujuan tersebut adalah dapat tercapainya keberhasilan dalam kegiatan usahanya. Tidak ada seorang wirausaha pun yang tidak menginginkan keberhasilan dalam bisnis yang dijalaninya. Untuk mencapai tujuan keberhasilan usaha tersebut dapat diraih oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha adalah dengan dimilikinya kompetensi kewirausahaan. Tetapi, pada kenyataannya sangat banyak pelaku wirausaha yang tidak memiliki kompetensi dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Kebanyakan wirausaha hanya memiliki modal “nekat” dalam kegiatan bisnisnya, dalam kata

(27)

kewirausahaan itu sendiri meliputi pengetahuan, keterampilan, serta kemampuan seorang wirausaha atas kegiatan bisnis yang sedang atau akan dilakukannya. Wirausaha yang tidak memiliki kompetensi biasanya tidak memiliki pemikiran kreatif dan inovatif akan produk-produk yang akan dihasilkannya. Biasanya mereka hanya meniru produk orang lain yang dirasa sudah dikenal di pasaran. Sehingga produk yang dihasilkannya pun terkesan seragam dan tidak memiliki suatu nilai yang baru serta nilai ekonomis pada produk tersebut karena para konsumen lebih baik memilih untuk membeli produk tersebut kepada orang yang lebih dahulu memproduksi barang atau produk tersebut.

(28)

memiliki modal yang besar. Selain itu, kompetensi wirausaha mereka pun bisa dikatakan rendah karena mereka terkesan banyak yang memaksakan kegiatan bisnisnya yang telah menjadi budaya di daerah tersebut khususnya di Kabupaten Cirebon.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha kecil, dimana menurut Tulus Tambunan (2002:14), bahwa keberhasilan usaha atau kegagalan usaha suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kekuatan dari dalam perusahaan sendiri untuk tumbuh berkembang mandiri secara berkesinambungan.

Menurut Tulus Tambunan (2002:11), bahwa keberhasilan usaha atau kegagalan usaha suatu perusahaan pada umumnya ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah kekuatan dari dalam perusahaan sendiri untuk tumbuh berkembang mandiri secara berkesinambungan dan faktor eksternal adalah kekuatan dari luar perusahaan yang dapat membantu perusahaan dapat berkembang secara berkesinambungan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan wirausaha menurut Tulus Tambunan (2002: 11) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

(29)

Faktor ekternal itu sendiri yaitu: kebijakan ekonomi, birokrat, politik, tingkat demokrasi, sistem perekonomian, sosio-kultur masyarakat, sistem pemburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi lingkungan, dan tingkat pendidikan masyarakat.

Dalam penelitian ini permasalahan hanya terbatas pada faktor-faktor dominan saja, hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan disiplin ilmu yang penulis miliki. Maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasikan masalah ke dalam tema sentral

Industri kecil emping melinjo di Kabupaten Cirebon merupakan salah satu industri unggulan yang memiliki peranan penting terhadap pendapatan daerah Kabupaten Cirebon. Keberhasilan usaha pada pengusaha emping melinjo Kabupaten Cirebon mengalami penurunan hingga 50% dari tahun 2011 hingga 2014 yang ditandai dengan penurunan produktivitas dan penurunan pendapatan pengusaha. Pada tahun 2011 pendapatan emping melinjo di Kabupaten Cirebon Rp 2.197.470.000 dan pada tahun 2014 penurunannya mencapai 50% dari tahun 2011 yaitu hanya Rp 752.820.000. Sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan usaha, pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon diperlukan perbaikan pada kompetensi yang dimiliki pengusaha emping melinjo. Maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi kewirausahaan dalam kaitannya mencapai keberhasilan usaha.

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penulis menetapkan masalah yang ingin dijawab adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

(30)

3. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah untuk mengetahui:

1. Gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon

1.5Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dan akademis bagi beberapa pihak diantaranya:

1. Kegunaan Akademis

Diharapkan hasil penelitian ini akan menambah khasanah kepustakaan dan bahan referensi bagi penelitian yang akan datang khususnya mengenai kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi penambah masukan-masukan kepada pengusaha dalam menjelaskan dan mendeskripsikan tentang meningkatkan

(31)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah tanggapan responden tentang kompetensi kewirausahaan, sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu kurang dari satu tahun, maka metode pengembangan yang dipergunakan adalah cross sectional. Menurut Uma Sekaran dalam Mulyadi (2011:141) menjelaskan penelitian cross sectional adalah penelitian dimana data dikumpulkan hanya sekali (yang dilakukan selama periode hari, minggu, atau bulan) untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Menurut Sugiyono (2009:61), pengertian Independen variable (variabel bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah Kompetensi Kewirausahaan (X) yang memiliki dimensi 1. Pengetahuan; 2. Keterampilan; 3. Kemampuan Individu.

Variabel dependen (Variabel Terikat) Menurut Sugiyono (2009:61), pengertian variabel dependen (variabel terikat) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Adapun variabel terikat (dependent variable) adalah Keberhasilan Usaha (Y), yang terdiri dari dimensi Laba

(32)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2009:11) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Berdasarkan keterangan para ahli diatas, maka penelitian deskriptif dapat disimpulkan sebagai penelitian yang dirancang untuk mendeskripsikan karakteristik dari sebuah populasi atau fenomena apa adanya. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai Kompetensi Kewirausahaan (X) yang memiliki dimensi 1. Pengetahuan; 2. Keterampilan; 3. Kemampuan Individu. Bagaimana gambaran Keberhasilan Usaha (Y) Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon.

Adapun penelitian verifikatif menurut Suharsimi Arikunto (2008:8) adalah sebagai berikut: “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran

melalui pengumpulan data di lapangan.” Dalam penelitian ini akan diuji

(33)

Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory survey. Sugiyono (2012:11) menyatakan bahwa:

Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya (perlakuan tidak seperti dalam eksperimen)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 31) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.

Sesuai dengan judul skripsi yaitu : “ Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon“, maka terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel Independent adalah suatu variabel tidak terikat atau bebas dimana keberadaannya tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, bahkan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Kompetensi Kewirausahaan diindentifikasi sebagai variabel yang independent (X) dengan dimensi 1. Pengetahuan; 2. Keterampilan; 3.

Kemampuan Individu.

(34)

dimensi Laba (profitability), Produktivitas dan Efisiensi, Daya Saing, Etika Usaha, Terbangunnya Citra Baik.

TABEL 3.1

(35)
(36)
(37)
(38)

Variabel /

Sumber : merujuk pada berbagai sumber

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam dua kelompok data yaitu:

1. Data primer

(39)

2. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2011:193) menjelaskan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data yang diperoleh dari sumber-sumber informasi yang mendukung dalam penelitian ini adalah jurnal, artikel, situs internet, buku-buku dan literatur-literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti serta dokumen-dokumen, laporan-laporan yang ada di dalam lembaga yang bersangkutan.

Badan Pusat Statistik Sekunder

3 Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas

Badan Pusat Statistik Sekunder

4 Pertumbuhan Industri Kecil, Menengah dan Besar

Badan Pusat Statistik Sekunder

5 Potensi Wilayah Di

Jawa Barat

LPPD Provinsi Jawa Barat Sekunder

6 Komoditi unggulan Kabupaten Cirebon

Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon Sekunder

7 Perkembangan Sentra industri emping melinjo Kabupaten Cirebon

Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon Sekunder

(40)

No. Jenis Data Sumber Data Kategori Data Kabupaten Cirebon

9 Data Produktivitas Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon

Dinas Perindustrian Kabupaten Cirebon Sekunder

10 Tanggapan responden tentang kompetensi kewirausahaan

Responden Primer

11 Tanggapan responden tentang keberhasilan usaha

Responden Primer

Sumber: Berdasarkan Hasil Pengolahan Data 2013-2014

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1 Populasi

Sugiyono (2012:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah 132 orang pengusaha di Kabupaten Cirebon (sumber: http://www.bisnis-jabar.com diakses 20:37, 19 Agustus 2014).

TABEL 3.3

JUMLAH PENGUSAHA EMPING MELINJO

No. Wilayah Jumlah

1 Kecamatan Kedawung 55

2 Kecamatan Gunungjati 37

3 Kecamatan Ciwaringin 40

(41)

3.2.4.2Sampel .

Penulis tidak mungkin meneliti semua populasi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya. Oleh karena itu penulis melakukan penarikan sampel yang dianggap mewakili. (Sugiyono, 2011:81).

Adapun pengertian dari sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Husein Umar (2008:141), mengemukakan bahwa ukuran sampel dari suatu populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan teknik Slovin dengan rumus sebagai berikut:

2

1 Ne N n

 

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi e = presisi yang ditetapkan

(42)

TABEL 3.4

PROPORSI SAMPEL EMPING MELINJO

No. Wilayah Jumlah

1 Kecamatan Kedawung 19

2 Kecamatan Gunungjati 19

3 Kecamatan Ciwaringin 19

Jumlah 57

Dari setiap Kecamatan di Kabupaten Cirebon sampel yang diambil 19 responden hal tersebut sudah mewakili Kecamatannya masing-masing. Dari 19 responden tersebut pada umumnya masalah yang terjadi karena laba yang didapat tiap tahun menurun cukup drastis dan kurangnya inovasi produk yang dihasilkan dari 19 responden di tiap Kecamatan.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel

Sugiyono (2011:116) menyatakan bahwa, “Teknik sampling adalah teknik

pengambilan sampel”. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini penulis

menggunakan teknik Simple Random Sampling. Menurut Riduwan (2012:58) Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dan anggota populasi

dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling sebagai berikut :

1. Menentukan populasi dengan menginventarisasi pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon. Dalam penelitian ini, populasi berjumlah 132 pengusaha.

(43)

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sugiyono, 2011:224).

Sumber data dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai teknik, meliputi :

1. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, makalah, jurnal asing maupun nasional, situs web-site dan majalah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti.

2. Kuesioner dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran dari indikator variable X dan variable Y. Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan kuesioner sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan

(44)

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval

3. Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti. Studi literatur ini tersebut diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: 1) perpustakaan, 2) skripsi, tesis 3) buku asing maupun Indonesia, 4) internet, serta 5) artikel dan lain sebagainya.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011:121). Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2011:122).

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti (Suharsimi Arikunto, 2009:86).

(45)

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 21.0. for windows.

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Validitas adalah ukuran mengenai tingkat ketepatan suatu data yang sesungguhnya dengan data hasil penelitian. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mengungkapkan data dari variabel ayng diteliti sudah tepat.

Suharsimi Arikunto (2010:168) mengemukakan bahwa:

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berati memiliki validitas yang rendah.

Menurut Sherri L. Jackson (2012:85) “Validity is an indication of whether

the instrument measuring what it claims to measure”. Validitas adalah indikasi

apakah instrumen mengukur apa yang dikatakannya untuk diukur.

Adapun untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor keseluruhan yang merupakan jumlah setiap skor butir.

(46)

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung ≥ rtabel).

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung < rtabel).

Perhitungan validitas instrumen dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows. Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.5 di bawah ini:

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasional biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf kesalahan tertentu, artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji dengan rumus statistik t sebagai berikut:

(Riduwan, 2012:98) Keterangan:

= nilai t hitung

r = koefisien korelasi

=

kuadrat koefisien korelasi n = banyaknya responden

Dengan keputusan pengujian validitas menggunakan kriteria sebagai berikut:

1. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan α = 0,05 dan dk = n-2.

(47)

3. Jika maka, pertanyaan tersebut tidak valid.

Hasil uji coba intrumen penelitian untuk variabel Keterampilan Wirausaha berdasarkan hail perhitungan validitas item intrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 for windows menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel

yang bernilai 0,374. Sepertidapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.

TABEL 3.5

HASIL UJI VALIDITAS KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

No Pernyataan rhitung rtabe l Ket.

Kompetensi Kewirausahaan (X) 1. Pengetahuan

1 Pengetahuan tentang industri emping melinjo 0.597 0.374 Valid 2 Pengetahuan akan kelebihan pesaing 0.761 0.374 Valid 3 Pengetahuan akan kekurangan pesaing 0.586 0.374 Valid 4 Pengetahuan tentang memasarkan produk 0.743 0.374 Valid 5 Pencatatan/pembukuan keuangan 0.745 0.374 Valid

2. Keterampilan

6 Keterampilan dalam mengatur strategi usaha 0.786 0.374 Valid 7 Keterampilan dalam memperhitungkan resiko 0.753 0.374 Valid 8 Keterampilan dalam menciptakan inovasi produk 0.712 0.374 Valid 9 Keunggulan inovasi produk dengan pesaing 0.818 0.374 Valid 10 Keterampilan dalam mengatur usaha 0.729 0.374 Valid 11 Keterampilan dalam mengatur karyawan 0.779 0.374 Valid 12 Keterampilan berkomunikasi dengan karyawan 0.858 0.374 Valid

13 Kedekatan dengan karyawan 0.823 0.374 Valid

14 Keterampilan berkomunikasi dengan konsumen 0.801 0.374 Valid 15 Penguasaan alat dalam produksi 0.784 0.374 Valid

(48)

No Pernyataan rhitung rtabe l Ket.

kedepan 0.738 Valid

17 Mengaplikasikan ide-ide baru 0.786 0.374 Valid 18 Kemampuan untuk memajukan usaha 0.873 0.374 Valid 19 Keteladanan yang ditunjukkan pada karyawan 0.803 0.374 Valid 20 Kemampuan meminimalkan resiko dalam

pengambilan keputusan 0.819 0.374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows) Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel kompetensi kewirausahaan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi kemampuan individu dengan item pernyataan kemampuan untuk memajukan usaha yang bernilai 0,873. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi pengetahuan dengan item pernyataan pengetahuan akan kekurangan pesaing yang bernilai 0.586.

Hasil uji validitas dari instrumen keberhasilan usaha sebagai variabel Y dapat dilihat pada Tabel 3.6 yang disampaikan sebagai berikut.

TABEL 3.6

HASIL UJI VALIDITAS KEBERHASILAN USAHA

No Pernyataan rhitung rtabe l Ket.

Keberhasilan Usaha (Y) 1. Laba

1 Pertumbuhan laba dalam 4 bulan terakhir 0.418 0.374 Valid

2 Penjualan usaha 0.568 0.374 Valid

2. Produktivitas dan Efisiensi

3 Produksi barang yang dihasilkan 0.471 0.374 Valid 4 Kemampuan memanfaatkan bahan baku usaha

dengan optimal 0.509 0.374 Valid

5 Kemampuan membatasi pengeluaran yang tidak

perlu 0.483 0.374

Valid 3. Daya Saing

6 Kemampuan bersaing dengan kompetitor 0.424 0.374 Valid 7 Kemampuan dalam meningkatkan jumlah konsumen 0.425 0.374 Valid 8 Kemampuan dalam berinovasi 0.441 0.374 Valid

4. Etika Usaha

(49)

perusahaan dengan kompetensi dan etika yang

dimiliki perusahaan 0.470 Valid

10 Kemampuan membina hubungan baik dengan

pelanggan 0.583 0.374

Valid 11 Penerimaan masyarakat mengenai etika usaha yang

dimiliki 0.521 0.374 Valid

5. Terbangunnya citra yang baik

12 Kemampuan membangun citra baik perusahaan 0.492 0.374 Valid

13 Komplain dari konsumen 0.470 0.374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows) Hasil perhitungan menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang

bernilai 0.374. Berdasarkan Tabel 3.3 pada instrumen keberhasilan usaha dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi etika usaha dengan item pernyataan kemampuan membina hubungan baik dengan pelanggan yang bernilai 0,583. Sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi laba dengan item pernyataan pertumbuhan laba dalam 4 bulan terakhir yang bernilai 0.418.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178), Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan Sugiyono (2010:172) menyatakan, Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

(50)

menghasilkan data yang sama. Sherri L. Jackson (2012:81) “Reliability is

indication of consistency or stability of a measuring instrument”. Reliabilitas

adalah indikasi dari konsistensi atau stabilitas dari sebuah alat ukur.

Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunaan rumus Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.

[ ] [ ∑ ] (suharsimi arikunto, 2010:196) Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal σt2 = Varian total

∑ σb2 = Jumlah varian butir soal

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap

butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini:

∑ ∑

(suharsimi arikunto, 2010:184)

Keterangan:

N = Jumlah sampel N = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih σ2

= Nilai varians

Hasil uji reliabilitas ditentukan oleh ketentuan sebagai berikut:

1. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikasi

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2. Jika koefisien internal seluruh item dengan tingkat signifikasi

5% maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.

(51)

reliabilitas dilakukan dengan membandingkan nilai hasil dengan tabel metode yang digunakan yaitu Cronbach’s Alpha. Menurut Sarjono (2011:45) kuesioner yang dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.7 berikut:

TABEL 3.7

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

Variabel rhitung rtabe l Keterangan

Kompetensi Kewirausahaan 0.873 0,374 Reliabel

Keberhasilan Usaha 0.583 0,374 Reliabel

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 21.0 For Windows)

3.2.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam proposal penelitian. Menurut Bogdan yang dikutip oleh Sugiyono (2011:244).

Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others. Analisis data adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

(52)

1. Menyusun data

Kegiatan menyusun data dilakukan untuk memeriksa kelengkapan data, kelengkapan identitas responden, dan isian data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Menyeleksi data untuk memeriksa kesempurnaan dan kebenaran data yang terkumpul.

3. Tabulasi data

Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Memberi skor pada tiap item

Dalam penelitian ini, pernyataan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai berikut:

b. Menjumlahkan skor pada setiap item

c. Menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian

4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari perhitungan statistik.

5. Tabulasi data

Penelitian ini melakukan tabulasi data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

d. Memberi skor pada tiap item

e. Menjumlahkan skor pada setiap item

(53)

Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistik, menginterprestasi data agar diperoleh suatu kesimpulan.

7. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah metode analisis analytical (explanatory), maka dilakukan analisis regresi linier.Karena penelitian ini menganalisis dua variabel, yaitu kompetensi kewirausahaan (X) dan keberhasilan usaha (Y), maka teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier sederhana

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala semantic differential. Skala ini dikembangkan oleh Osgood dan digunakan untuk mengukur

sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya’ terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau

sebaliknya (Sugiyono, 2011:97).

3.2.7.1 Analisis Deskriptif

(54)

Variabel X terfokus pada penelitian Kompetensi Kewirausahaan yang terdiri dari Pengetahuan, Keterampilan dan Kemampuan Individu.

2. Analisis Deskriptif Keberhasilan Usaha (Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap Keberhasilan Usaha yang meliputi komponen Laba (profitability), Produktivitas dan Efisiensi, Daya Saing, Etika Usaha, Terbangunnya Citra Baik.

Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai berikut:

TABEL 3.8

KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN

NO KRITERIA PENAFSIRAN KETERANGAN

1 0% Tidak Seorangpun

2 1%-25% Sebagian Kecil

3 26%-49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51%-75% Sebagian Besar

6 76%-99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch Ali (1985:184)

3.2.7.2 Analisis Verifikatif

Teknik analisis data yang digunkan untuk melihat pengaruh Kompetensi Kewirausahaan (X) terhadap Keberhasilan Usaha (Y) yaitu menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel.

(55)

digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel independen (X) yaitu Kompetensi Kewirausahaan terhadap variabel dependen (Y) yaitu Keberhasilan Usaha.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan kausal dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi sederhana. Analisis ini digunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh variabel independen (X) yaitu kompetensi kewirausahaan terhadap variabel dependen (Y) keberhasilan usaha. Sebelum melakukan analisis menggunakan regresi sederhana terlebih dahulu uji asumsi klasik normalitas dan linieritas.

a. Uji Asumsi Regresi 1. Uji Normalitas

Salah satu syarat untuk melakukan analisis regresi ialah normalitas. Data yang mengandung data ekstrim biasanya tidak memenuhi normalitas. Jika sebaran data mengikuti sebaran normal, maka populasi dari mana data diambil berdistribusi normal dan akan dianalisis menggunakan analisis prametik. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak akan dilakukan dengan menggunakan Normal Propability Port.

(56)

GAMBAR 3.1

GARIS NORMAL PROPABILITY PORT 2. Uji Linieritas

Uji linearitas regresi variabel X atas variabel Y, dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan linear antara variabel X dan variabel Y. Pengujian linearitas data dapat dibuktikan melalui test Ftest. Berdasarkan tabel

ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung melalui uji ANOVA atau Ftest

sedangkan besarnya Ftabel diperoleh dengan melihat tabel F melalui DK pembilang

(dk tuna cocok, k-2) dan dk penyebut (dk kesalahan, n-k) dengan taraf kesalahan (a) = 0,10. Dengan kriteria, tolak hipotesis model regresi linear jika Fhitung ≤ F tabel

maka Ho diterima Hi ditolak artinya data tidak linear. Jika sebaliknya Fhitung >

Ftabel maka Ho ditolak Hi diterima artinya data linear.

3. Diagram Pencar

(57)

adalah pola hubungan yang linear maka, dapat dijadikan alasan bahwa model hubungan ini adalah model regresi linear sederhana yaitu, Y = a + bX.

Positive Correlation Negative Correlation No Correlation GAMBAR 3.2

MODEL DIAGRAM PENCAR

Gambar 3.1 menunjukan model dari diagram pencar, jika titik-titik penyebaran berada pada arah kiri bawah ke kanan atas maka hubungan antara X dan Y adalah positif, jika titik-titik penyebaran ada pada kiri atas ke kanan bawah maka hubungan X dan Y adalah negative, dan jika titik-titik penyebaran berada pada posisi yang sembarangan maka tidak ada hubungan antara X dan Y.

b. Analisis Regresi Linier Sederhana

Regresi sederhana merupakan hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel eksogen dengan satu variabel endogen. Persamaan umum regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2012:261) adalah sebagai berikut:

Keterangan :

(58)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu Nilai dari a dan b pada persamaan regresi linier dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan :

X = nilai kompetensi kewirausahaan Y = nilai taksiran keberhasilan usaha a = Konstanta

b = koefisien korelasi n = banyaknya responden

(59)

c. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara variabel yang diteliti. Untuk perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi Pearson.

Pearson bertujuan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh kompetensi kewirausahaan dengan keberhasilan usaha. Semakin tinggi tingkat signifikansi hubungan antara kedua variabel ini, maka diidentifikasikan adanya pengaruh kompetensi kewirausahaan dengan keberhasilan usaha Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon. Perhitungan analisis korelasi Pearson akan menghasilkan koefisien korelasi dengan rumus sebagai berikut:

 

 

x = variabel kompetensi kewirausahaan y = variabel keberhasilan usaha

Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi kuat rendahnya hubungan pengaruh antara kompetensi kewirausahaan (X) terhadap keberhasilan usaha (Y), digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada tabel 3.9 di bawah ini

TABEL 3.9

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI

Koefisien Korelasi Klasifikasi 0,00 – 0,199 Sangat Rendah

(60)

Koefisien Korelasi Klasifikasi 0,20 – 0, 399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0, 799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber : Sugiyono (2012:231)

d. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh kompetensi kewirausahaan (variabel X) terhadap keberhasilan usaha (variabel Y).Hasil dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas prosentase dari determinasi.

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh dapat diklasifikasikan pada Tabel 3.10 sebagai berikut:

TABEL 3.10

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIENSI DETERMINASI

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

0-20% Sangat Lemah

21%-40% Lemah

41%-60% Sedang

61%-80% Kuat

KD = r2 x 100%

Keterangan :

(61)

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

81%-100% Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2012:89)

3.2.8 Pengujian Hipotesis

Untuk menguji signifikasi koefisien korelasi antara variabel X dan Y dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel yaitu dengan menggunakan

rumus distribusi student (tstudent). Rumus dari distribusi Student adalah sebagai

berikut :

t = r√n-2 √1-r2

(Sugiyono, 2008 :250) Keterangan :

t = distribusi student

r = koefisien korelasi product moment n = banyaknya sampel

Kriteria pengambilan keputusan pengujian hipotesis secara statistik dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis menurut Sugiyono (2010:188) ialah:

1. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

(62)

artinya tidak terdapat pengaruh dari kompetensi kewirausahaan

terhadap keberhasilan usaha

artinya terdapat pengaruh dari kompetensi kewirausahaan

terhadap keberhasilan usaha

(63)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran mengenai kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha emping melinjo di Kabupaten Cirebon menunjukkan bahwa pengusaha emping melinjo berada pada kategori sedang. Nilai tertinggi terdapat pada indikator keterampilan pada kompetensi kewirausahaan, sedangkan indikator kemampuan individu memiliki nilai terendah dalam kompetensi kewirausahaan pada Pengusaha Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon.

Gambar

Tabel
Judul Gambar Gambar 1.1 Persentase Produktivitas Emping Melinjo di Kabupaten Cirebon
TABEL 1.2 JUMLAH INDUSTRI KECIL, MENENGAH DAN BESAR DI
TABEL 1.3 TABEL POTENSI WILAYAH DI JAWA BARAT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakuakn penelitian terhadap siswa serta orang tua diperoleh temuan bahwa peran orang tua sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian anak yang terhindar

Jenis pertanggungan yang dapat diperjanjikan dalam kontrak kerja konstruksi mencakup jaminan uang muka, jaminan pelaksanaan, jaminan atas mutu hasil pekerjaan, jaminan

Analisis Perbandingan Algoritma Zero Compresion Dengan Difference Coding Pada Kompresi File Audio.. Universitas

d. Ketika anda mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas, apa yang akan anda.. Jika anda diberikan tugas/pekerjaan rumah dan pengumpulan tugasnya masih lama, apa yang

Mengenai tingkat imbal hasil (return) yang diharapkan terhadap sebuah proyek.. yang akan

Gemareksa Mekarsari, selain kewajibannya sebagai mahasiswa juga ingin berkontribusi pada perusahaan dengan membuat suatu sistem persediaan barang jadi yang telah

penggunaan media pembelajaran berbicara. Media tersebut yaitu.. menggunakan media rekaman register penyiar Radio Republik Indonesia Pro 1. Bandung di dalam menjelaskan teori

Lampiran VII Tabel Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Penerapan IFRS.