ABSTRAK
Analisis Bentuk Kohesi dan Koherensi dalam Wacana pada Buku Teks Jokyuu Dokkai I JPBJ UPI
Ami Nurul Hidayah 1207115
Penelitian ini berjudul “Analisis Bentuk Kohesi dan Koherensi dalam Wacana Pada Buku Teks Jokyuu Dokkai I JPBJ UPI”. Penelitian ini mengkaji tentang upaya-upaya pertautan wacana yang terdiri dari aspek kohesi yang berhubungan dengan bentuk bahasa dan aspek koherensi yang berhubungan dengan makna bahasa. Permasalahan dalam penelitian ini diformulasikan ke dalam tiga pertanyaan penelitian: (1) Bagaimana wujud dan fungsi penanda kohesi yang tampak dalam wacana buku teks Jokyuu Dokkai I?; (2) Bagaimana wujud dan fungsi penanda koherensi yang tampak dalam wacana buku teks Jokyuu Dokkai 1?; (3) Bagaimana peranan penanda kohesi-koherensi wacana sebagai bahan ajar Jokyuu Dokkai I?
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan, penulis menggunakan teori pendekatan analisis wacana. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana-wacana yang ada dalam buku teks Jokyuu Dokkai I. Buku teks ini merupakan bahan ajar membaca pemahaman untuk mahasiswa JPBJ UPI Semester V.
Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Dari keseluruhan jumlah wacana yang dianalisis ditemukan empat bentuk kohesi gramatikal (pengacuan, substitusi, elipsis, dan perangkaian) dan empat bentuk kohesi leksikal (pengulangan, sinonim, hiponim, dan meronim). (2) Dari keseluruhan jumlah wacana yang dianalisis ditemukan tujuh jenis penanda koherensi, yaitu kausalitas, kontras, aditif, rincian, temporal, perian, dan kronologis. (3) Secara keseluruhan, unsur-unsur kohesi dan koherensi yang ditemukan dalam wacana dipahami sebagai upaya untuk mempermudah pemahaman wacana.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa wacana-wacana Jokyuu Dokkai I cenderung banyak mengandung unsur pengacuan (referensi), pengulangan (repetisi), serta hubungan makna kontras dan temporal. Unsur-unsur tersebut digunakan sebagai upaya penulis untuk mengkonstruksi wacana yang mudah dipahami oleh pembaca (pembelajar).
ABSTRACT
Analysis of Cohesion and Coherence within Texts in JokyuuDokkai I of Japanese Language of Education Program appear in the text from Jokyuu Dokkai I?; (3) How are the roles of the sign of cohesion and coherence as JokyuuDokkai I teaching media?
This study uses qualitative-descriptive approach. To answer the research questions, the researcher uses theory of text analysis approach (Halliday and Hasan, 1976). The data used in this study is the texts from Jokyuu Dokkai I textbook. This textbook is the teaching media of comprehensive reading for students of JPBJ UPI in the fifth semester.
The results of the analysis show that: (1) From all the texts that have been analyzed, there are four forms of grammatical cohesion (reference, substitution, ellipsis, and conjunction) and four forms of lexical cohesion (repetition, synonymy, hyponymy, and meronymy); (2) There are seven types of coherence signs found from all the texts that have been analyzed: causality, contrast, additive, detail, temporal, description, and chronology; (3) In total, the elements of cohesion and coherence found from the texts mean to make them easier to comprehend.
It can be concluded that the texts in Jokyuu Dokkai I tend to have reference element, repetition, and contrast and temporal as meaning connection. The elements are used by the researcher to construct the texts to become easier for the readers (students) to comprehend.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat
keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Demikian pula dengan bahasa Jepang – sebagai bahasa
asing – yang dipelajari dalam lingkungan akademis. Dalam keterampilan
membaca terdapat jenis membaca pemahaman. Membaca pemahaman pada
hakikatnya adalah kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna
yang terkandung dalam suatu teks/wacana. Pemahaman suatu wacana sangat
bergantung pada berbagai hal. Tinggi rendahnya penguasaan bahasa yang dimiliki
pembaca akan sangat berpengaruh pada tingkat pemahaman teks yang
bersangkutan. Hal ini dikarenakan adanya pelibatan penguasaan kosakata, pola
kalimat, dan ungkapan-ungkapan yang muncul di dalam wacana. Sebagai sebuah
keterampilan berbahasa yang ada dalam konteks pengajaran, keterampilan
membaca pemahaman perlu dilatihkan tidak hanya kepada pembelajar, tetapi juga
pengajar, agar terampil untuk mengembangkan cara mengajarkan membaca
pemahaman.
J.S. Badudu (Wacana Harian Kompas, 20 Maret 2000 dalam Eriyanto,
2001:2) mengemukakan bahwa “wacana merupakan unsur bahasa yang berupa
rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu
dengan proposisi lainnya, membentuk satu kesatuan, sehingga terbentuklah makna
yang serasi di antara kalimat-kalimat itu”. Di dalam sebuah wacana, keberadaan
kalimat tidak begitu saja disandingkan secara berturut-turut. Kalimat-kalimat
sebagai bagian dari wacana memerlukan wujud penanda keterpautan yang
bermakna (berfungsi semantis). Penanda keterpautan antar kalimat tersebut terdiri
dari kohesi dan koherensi.
Halliday dan Hasan (1976:6) mengelompokkan kohesi menjadi dua jenis,
pandangan bahwa bahasa terdiri dari bentuk dan makna. Dalam analisis wacana,
bentuk berkaitan dengan gramatikal wacana, sedangkan makna berkaitan dengan
leksikal wacana. Ketika sebuah wacana mengandung hubungan keterpautan, maka
hal ini akan memperjelas hubungan antara satuan bentuk yang satu dengan bentuk
yang lain, sehingga pesan yang ingin disampaikan melalui wacana menjadi jelas
dan utuh. Berbeda dengan kohesi yang merujuk pada perpautan bentuk, koherensi
merujuk pada perpautan makna (Djajasudarma, 2010:44). Suatu wacana dikatakan
memiliki bentuk koherensi jika memiliki sifat serasi, runtut (sistematis), dan logis
pada setiap proposisi (kalimat) yang dikandungnya.
Keberadaan unsur-unsur di atas akan membuat wacana menjadi padu.
Sebuah wacana dapat dikatakan padu apabila dilihat dari segi hubungan bentuk
bersifat kohesif dan dilihat dari segi hubungan makna bersifat koheren. Dengan
kata lain, mengkaji unsur kohesi dan koherensi dalam wacana bertujuan untuk
memahami bentuk bahasa dalam wacana itu sendiri. Hal ini dikarenakan bahwa
pengkajian unsur-unsur tersebut merupakan langkah kerja dalam analisis wacana.
Berikut ini contoh analisis keterpautan dalam wacana berbahasa Jepang.
今年 春 地元 大学 卒業し 大阪 デ ザイン会社 就職
す こ 決 た (1) そ 引越し す こ 押入
中 も 整理し いた (2) ほう あ た箱 ふた あけ
小学校 卒業文章 入 いた (3) 題名 将来 たい職業
(4) 私 懐 し 作業 少し 休 よ こ
した (5)
(上級読解1, 2013: 2)
Kutipan wacana di atas diambil dari salah satu wacana pada buku teks
Jokyuu Dokkai 1. Alinea tersebut terdiri dari lima kalimat. Jika dianalisis
hubungan keterpautannya, dalam satu alinea di atas terdapat 4 wujud penanda
kohesi. Berikut ini diuraikan deskripsi dari penanda kohesi yang tampak pada
a) そ : kata sambung yang terdapat pada kalimat (2) ini merupakan
wujud penanda kohesi gramatikal. Secara spesifik, termasuk dalam
kategori 語 dengan jenis 原 因 ・ 理 由. Kata sambung ini
menunjukkan hubungan kausalitas dengan kalimat sebelumnya.
b) ほ う: bagian kalimat nomor (3) ini merupakan penanda kohesi
gramatikal pada kategori 省略 (elipsis). Jadi, ada bagian yang dilesapkan
oleh penulis. Penulis bermaksud menyebutkan 押 入 ほ う,
tetapi nomina 押入 dilesapkan karena meskipun tidak disertakan tidak
akan memengaruhi makna dari kalimat tersebut.
c) 題 名: sejalan dengan data b), kata 題 名 ini berfungsi sebagai penanda
kohesi gramatikal pada kategori 省略 (elipsis). Kata tersebut merujuk pada
小 学 校 卒 業 文 章 題 名, tetapi pada kalimat berikutnya tidak
disertakan karena telah diwakili oleh kata 題名.
d) よ : predikat yang ada pada kalimat (5) ini merupakan wujud
penanda kohesi gramatikal pada kategori 省略 (elipsis). よ pada
kalimat (5) mewakili aktivitas 卒業文章 よ . Akan tetapi,
pada kalimat tidak disebutkan objek yang dikenai pekerjaan (predikat)
tersebut.
Dilihat dari unsur koherensi, alinea di atas menunjukkan beberapa wujud
penanda koherensi. Pada kalimat (2) terdapat koherensi sebab-akibat dengan
adanya kata sambung そ . Selain itu, terdapat pula penanda koherensi
perturutan yang tampak pada kalimat (5). Hal tersebut ditandai dengan
penggunaan verba bentuk ~ , sehingga menunjukkan urutan aktivitas dalam
kalimat yang bersangkutan.
Penggunaan unsur-unsur di atas merupakan upaya penulis wacana/teks
untuk menciptakan tulisan yang kohesif dan atau koheren. Oleh karena itu, apabila
kita tidak memahami unsur-unsur kebahasaan – dalam hal ini bahasa Jepang –
dengan baik, maka memungkinkan timbulnya kesulitan pada saat membaca
wacana/teks yang terdiri dari kalimat-kalimat majemuk bahkan kompleks dengan
dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman terhadap wacana, terutama
wacana berbahasa Jepang. Ketika berbicara tentang kegiatan menganalisis wacana,
ini berarti bahwa penulis seyogianya turut memikirkan posisi pembaca. Maka dari
itu, hasil akhir dari suatu teks/wacana diharapkan mampu dibaca dan dipahami
dengan baik dan menyeluruh oleh pembaca nantinya.
Asai (1999) mengemukakan bahwa kesulitan memahami suatu tulisan
terletak pada struktur kalimat, hubungan antar kalimat, hubungan kontinuitas,
komposisi tulisan, dan lain-lain. Asai (1999) dalam penelitiannya berjudul 日本語
作 文 け 文 構 造 分 析mengemukakan bahwa panjangnya kalimat dalam
tulisan cenderung menjadi bagian yang sulit dipahami. Pesan dan maknanya tidak
begitu tersampaikan dengan baik. Hal ini dikarenakan kekurangpahaman
pembelajar berkenaan dengan penerapan pola kalimat serta wujud penanda
hubungan/konjungsi yang berfungsi untuk membuat isi tulisan tetap sinambung.
Masih dalam ranah yang sama, Ali (2010) dalam tesisnya yang berjudul Penanda
Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam Cerpen “The Killers” Karya Ernest
Hemingway, mengemukakan bahwa terdapat bentuk-bentuk kohesi gramatikal dan
leksikal yang telah diidentifikasi fungsinya sebagai upaya perwujudan variasi
penggunaan bahasa agar membuat wacana lebih menarik dan tidak monoton.
Sejalan dengan penelitian terdahulu tersebut, penelitian yang akan dilakukan ini
menekankan pada unsur-unsur keterpautan dalam suatu wacana, yaitu kohesi dan
koherensi dalam buku teks yang menjadi bahan ajar mata kuliah membaca
pemahaman.
Mata kuliah membaca pemahaman ini dikenal dengan sebutan Jokyuu
Dokkai 1 yang diikuti oleh mahasiswa semester V di lingkungan Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Sebagai mata kuliah,
keterampilan membaca pemahaman ditunjang oleh pengadaan bahan ajar berisi
wacana-wacana dengan berbagai tema. Demikian pula pada Jurusan Pendidikan
Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia, yang menggunakan buku teks
yang disusun oleh staf-staf pengajar yang bersangkutan. Buku teks Jokyuu Dokkai
I terdiri dari 14 wacana dengan berbagai tema. Sesuai dengan tujuan yang
tercantum dalam silabus, Jokyuu Dokkai I bertujuan agar pembelajar mampu
pertanyaan-pertanyaan, merangkumnya, dan menceritakan kembali dengan kalimat sendiri.
Maka dari itu, diperlukan penguasaan tata bahasa tingkat lanjut untuk menghadapi
bentuk bahasa yang lebih kompleks.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti bermaksud menganalisis wacana
pada buku teks Jokyuu Dokkai I dengan mengidentifikasi bentuk-bentuk dan
fungsi dari penanda kohesi dan koherensi, serta mengidentifikasi bentuk struktur
informasi yang tampak dalam wacana yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
Dalam suatu kegiatan penelitian, masalah yang akan diteliti perlu
dirumuskan terlebih dahulu. Sebuah masalah dirumuskan dengan jelas untuk
mengarahkan kegiatan penelitian agar tersusun secara sistematis dan guna
menggambarkan hal apa saja yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut
ini diuraikan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang hendak dijawab
dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana wujud dan fungsi penanda kohesi yang tampak dalam wacana
buku teks Jokyuu Dokkai I?
2. Bagaimana wujud dan fungsi penanda koherensi yang tampak dalam
wacana buku teks Jokyuu Dokkai 1?
3. Bagaimana peranan kohesi-koherensi wacana sebagai bahan ajar Jokyuu
Dokkai I?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan pada
bagian sebelumnya, penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan
1. Wujud penanda kohesi yang tampak dalam wacana dan fungsi dari
penanda kohesi tersebut.
2. Wujud penanda koherensi yang tampak dalam wacana dan fungsi dari
penanda koherensi tersebut.
3. Peranan kohesi-koherensi yang ditemukan dalam wacana yang dilihat
sebagai bahan ajar.
D. Manfaat Penelitian
Pada dasarnya kegiatan penelitian – dalam hal ini penelitian kebahasaan –
memiliki manfaat yang bersifat teoretis dan praktis. Setiap kegiatan penelitian
tentunya memiliki manfaat yang diharapkan dapat tercapai setelah semua
rangkaian kegiatan meneliti selesai dilaksanakan. Berikut ini diuraikan
manfaat-manfaat tersebut.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengayaan teori
dalam bidang linguistik, terutama berkenaan dengan analisis wacana.
Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah teori
tentang kohesi dan koherensi dalam wacana.
2. Manfaat Praktis
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa
khususnya pembelajar bahasa Jepang, sebagai masukan dan
sumbangan dalam pengetahuan bahasa (linguistik).
2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi
referensi bagi peneliti lain untuk mengkaji tentang analisis wacana
E. Penjelasan Istilah
Berikut ini merupakan penjelasan dari istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini.
1. Wacana; satuan bahasa tertinggi yang terdiri dari unsur-unsur kata, frase,
klausa, kalimat, dan alinea yang membentuk satu kesatuan utuh. Pada
penelitian ini, objek yang akan dikaji adalah wacana tertulis.
2. Analisis Wacana; suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alamiah baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Penelitian ini ada pada ranah analisis wacana yang akan menganalisis
unsur-unsur keterpautan wacana, seperti kohesi, koherensi, dan struktur
informasi.
3. Kohesi; upaya perpautan secara leksikal dan gramatikal dalam kalimat atau
teks sehingga tercipta hubungan makna (connectedness) di dalamnya.
Dalam penelitian ini akan dikaji unsur kohesi dalam wacana, mulai dari
bentuknya sampai fungsi yang menopangnya.
4. Koherensi; upaya perpautan dalam teks yang membuatnya bermakna
secara semantis (kepaduan makna). Penelitian ini akan mengidentifikasi
bentuk-bentuk penanda koherensi disertai dengan fungsinya, apakah
sebagai penambahan, perlawanan, penekanan, perturutan, sebab-akibat,
pertalian waktu, atau penjelasan.
5. Jokyuu Dokkai; sebuah mata kuliah membaca pemahaman yang dipelajari
oleh pembelajar Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI pada semester V,
setelah mengikuti perkuliahan Chukyuu Dokkai II.
F. Sistematika Penulisan
Penelitian ini disusun berdasarkan sistematika berikut ini.
Bagian ini meliputi pemaparan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah-istilah dalam penelitian terkait,
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini penulis akan mengemukakan hasil kajian literatur tentang hasil
penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian terkait, analisis
wacana, upaya-upaya perpautan (kohesi dan koherensi), dan perihal wacana pada
buku teks.
BAB III METODE PENELITIAN
Bagian ini mencakup penjelasan berkenaan dengan objek dan sumber data
penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis menjelaskan tentang hasil analisis data yang bersumber dari
wacana yang terdapat pada buku teks dalam mata kuliah Jokyuu Dokkai 1.
Pembahasan disesuaikan dengan cakupan/batasan yang dikaji dalam penelitian
terkait.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bagian ini merupakan bagian akhir dari laporan penelitian. Penulis
mengemukakan tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian disertai
dengan poin-poin yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan secara berturut-turut tentang metode
penelitian, objek penelitian dan sumber data, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, dan alur penelitian. Secara rinci, keenam
hal tersebut dikemukakan sebagai berikut:
A. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat agar tujuan
penelitian dapat tercapai. Sebagaimana diungkapkan oleh Alwasilah (2009:85)
bahwa metode adalah cara yang disiapkan peneliti untuk sampai pada tujuan
penelitian. Metode akan memperjelas arah penelitian sehingga peneliti
mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh, sumber data yang digunakan,
bagaimana data tersebut dikumpulkan, dan bagaimana cara menganalisis data
tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan
Taylor (dalam Maleong, 2011:4), pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Selain itu, menurut Sugiyono (2009:21),
pengertian pendekatan kualitatif deskriptif adalah sebagai berikut:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Dengan merujuk pada pernyataan di atas, penulis akan menjelaskan secara
deskriptif mengenai data penelitian yang telah dikumpulkan. Dalam hal ini, yang
dimaksud data penelitian adalah mengenai bentuk-bentuk kohesi dan koherensi
ingin menjabarkan secara apa adanya tentang hasil yang diperoleh dari data-data
penelitian tanpa merujuk pada hipotesis tertentu layaknya penelitian kuantitatif.
B. Objek Penelitian dan Sumber Data
Menurut Sugiyono (2009:38), pengertian objek penelitian adalah sebagai
berikut :
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Dengan kata lain, objek penelitian menjelaskan tentang apa dan siapa yang
hendak diteliti dalam kegiatan penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah
wacana-wacana pada buku teks yang digunakan oleh pembelajar Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Buku teks ini
dipergunakan oleh mahasiswa UPI tingkat III yang mengikuti perkuliahan Jokyuu
Dokkai I. Bagian yang dijadikan data penelitian adalah kalimat-kalimat yang
mengandung penanda kohesi (gramatikal dan leksikal) dan koherensi yang akan
ditelaah dan dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu.
Data merupakan bahan penelitian, dan bahan yang dimaksud adalah bukan
bahan mentah, melainkan bahan jadi. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data kualitatif, yaitu berupa data tulisan. Data tulisan
ini akan dikelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Pemilihan data tulisan
sebagai sumber data didasarkan pada pertimbangan akan keberagaman bentuk
kohesi dan koherensi dalam bahasa Jepang, di antaranya penggunaan kata
sambung (konjungsi), dan lain-lain.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
penulis merupakan instrumen utama. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian
kualitatif yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (dalam Alwasilah, 2011:36)
bahwa peneliti merupakan instrumen pengumpul data primer (utama). Peneliti –
sebagai instrumen – menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data
seperti tape recorder, video kaset, kamera, dan lain-lain. Akan tetapi, kegunaan
atau pemanfaatan alat-alat tersebut sangat tergantung pada peneliti itu sendiri.
Sebagai instrumen utama, dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan
data secara langsung, menganalisisnya dan melakukan refleksi terhadap hasil
analisis data secara berkesinambungan. Selain itu, penulis membangun
pemahaman secara mendalam dan tuntas terhadap objek yang diteliti. Kemudian,
di akhir kegiatan penelitian, penulis menyusun laporan hasil penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini diperoleh melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Pemilahan Bentuk Kohesi dan Koherensi
Pemilahan ini dilakukan pada satu buku teks pada mata kuliah Jokyuu
Dokkai I, yaitu bahan ajar yang disusun oleh staf-staf pengajar Jurusan
Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Buku ini
dipergunakan oleh mahasiswa JPBJ UPI tingkat III (semester V). Penanda
kohesi dan koherensi akan diberi tanda garis bawah untuk kemudian
dikelompokkan ke dalam kategori-kategori tertentu. Setelah itu, dijabarkan
melalui penjelasan deskriptif dan diperjelas melalui bentuk persentase
(frekuensi kemunculan).
2) Penelusuran Pustaka
Penelusuran pustaka ditempuh untuk mencari teori-teori yang berkaitan
dengan fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
sehingga penulis menggunakan dokumentasi berupa buku-buku yang
jurnal-jurnal penelitian, dan hasil karya ilmiah (tesis). Data yang diperoleh
melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang dipaparkan oleh
para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing, sehingga sesuai
dengan pokok permasalahan yang sedang diteliti.
3) Penelusuran Sumber Online
Penelusuran online digunakan untuk memperoleh data-data yang
diperlukan dalam proses analisis data, baik yang berhubungan dengan
penelitian terdahulu maupun data-data yang sesuai dengan fokus penelitian.
Untuk memperkuat validitas sumber, penulis mengambil data hasil
penelitian terdahulu dari laman yang jelas dan terpercaya, seperti laman
jurnal penelitian dan laman perguruan tinggi.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan model analisis data yang dikembangkan oleh
Spradley (dalam Ali, 2010:51). Model analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:
1) Analisis Domain (Domain Analysis)
Tahap ini ditempuh oleh penulis dengan cara membaca naskah (data)
secara umum dan menyeluruh untuk mengetahui domain (ranah) apa saja yang
tampak dalam data tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Pada tahap ini, penulis
membuat catatan mengenai hal-hal penting yang diperoleh dari satuan-satuan
lingual terkait kohesi dan koherensi, baik secara gramatikal maupun leksikal.
Jadi, penulis belum membaca dan memahami data secara mendetail karena
tahap ini hanya bertujuan untuk memperoleh domain/ranah dari data saja. Dari
hasil pembacaan tersebut diperoleh hal-hal penting dari satuan-satuan lingual
yang kemudian akan ditandai oleh catatan pinggir.
Pada tahap ini, sumber data yang berupa wacana pada buku teks
domain apa saja yang terdapat dalam wacana tersebut. Kemudian, disusun
suatu catatan mengenai hal-hal penting terkait kohesi dan koherensi dari
domain yang diperoleh.
2) Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis)
Analisis taksonomi dilakukan melalui upaya memahami
domain-domain yang ditemukan sesuai dengan fokus masalah atau sasaran penelitian.
Domain-domain tersebut dipahami secara mendalam, sehingga terbentuk lagi
sub-domain yang akan dirinci menjadi bagian yang lebih spesifik lagi. Tahap
ini ditunjang oleh kajian-kajian literasi terhadap bahan-bahan pustaka yang
terkait dengan fokus penelitian.
Bentuk realisasi dari tahap analisis taksonomi terhadap data berupa
wacana pada buku teks Jokyuu Dokkai I adalah dengan mengidentifikasi dan
memahami domain-domain yang telah diperoleh secara lebih mendalam dan
mendetail. Dalam hal ini, fokus penelitian adalah satuan-satuan lingual yang
merupakan penanda kohesi (baik gramatikal maupun leksikal) dan penanda
koherensi. Kemudian, dilakukan pembagian domain-domain tersebut menjadi
sub-domain. Sub-domain akan dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih
khusus dan kecil hingga tidak ada lagi data yang tersisa.
3) Analisis Komponensial (Componential Analysis)
Analisis ini dilakukan dengan cara membentuk kategorisasi yang
relevan dari pemerolehan domain dan sub-domain tersebut. Wacana yang
telah dikelompokkan sesuai domain akan dikontraskan berdasarkan ranah
masing-masing untuk kemudian dibentuk kategorisasi. Dari sinilah akan
diperoleh pengertian menyeluruh tentang karakteristik yang dimiliki
Dalam analisis komponensial, penulis mengidentifikasi ciri spesifik
pada setiap struktur internal dengan cara mengkontraskan antar elemen.
Berbeda dengan kedua analisis sebelumnya, analisis komponensial tidak
mengorganisasikan kesamaan elemen dalam domain, melainkan kontras antar
elemen dalam domain yang diperoleh. Dari tahap ini akan diperoleh
pengertian menyeluruh dan mendalam mengenai fokus permasalahan dari
penelitian ini.
F. Alur Penelitian
Secara lebih konkret, langkah-langkah dalam menganalisis bentuk
kohesi dan koherensi yang ditemukan pada data-data penelitian akan
dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Menginventaris jumlah penanda kohesi dan koherensi kemudian
memilahnya sesuai dengan ragam kohesi dan koherensi yang telah
diuraikan dalam kajian teori.
Tabel 3.1
Contoh Inventarisasi penanda kohesi gramatikal dan kategorisasinya
Penanda Kohesi Gramatikal Wacana
ke-
Jenis
そ 5 語
お ほう 1 省略
題名 1 省略
Tabel 3.2
Contoh Inventarisasi penanda koherensi dan kategorisasinya
Penanda Koherensi Wacana ke- Jenis
そ 4 Koherensi Sebab Akibat
b. Melakukan koding pada penanda kohesi dan koherensi yang ditemukan
pada kalimat-kalimat dalam wacana. Koding dilakukan untuk
mempermudah proses kategorisasi temuan.
c. Menganalisis dan mengklasifikasikan data sesuai jenis kohesi dan
koherensi.
d. Menyusun uraian deskriptif dari masing-masing temuan secara detail dan
mendalam.
e. Menyimpulkan hasil penelitian dari data-data yang maknanya telah
diinterpretasikan. Penarikan kesimpulan diambil berdasarkan kategorisasi
ini, akan disampaikan pula persentase kemunculan penanda kohesi dan
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sri Widyarti. (2010). Penanda Kohesi Gramatikal dan Leksikal dalam
Cerpen “The Killers” Karya Ernest Hemingway. Tesis. Tidak
dipublikasikan. Surakarta: Program Studi Linguistik Universitas Sebelas Maret.
Alwasilah, A. Chaedar. (2011). POKOKNYA Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.
Arikunto, Suharsimi. (2000). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Brown, G and Yule, G. (1983). Discourse Analysis. Cambridge: Cambridge University Press.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djajasudarma, T. Fatimah. (1994). WACANA: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Refika Aditama
Djajasudarma, T. Fatimah. (2010). Sintaksis: Sebuah Panduan Praktis. Surakarta: Yuma Pustaka.
Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS.
Halliday, M.A.K., Hasan, Ruqaiyah. (1976). Cohesion in English. London: Routledge.
Judiasri, Melia D. (2004). Forum Pendidikan Bahasa Jepang UPI. Bandung: Program Pendidikan Bahasa Jepang.
Kridalaksana, Harimurti. (1982). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Maleong, Lexy J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Moeliono, Anton M. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Mulyana. (2005). Kajian Wacana : Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-prinsip
Analisis Wacana. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Pei, M., Gaynor, F. (1980). A Dictionary of Linguistics. Littlefield: Adams & Company.
Purwoko, Herudjati. (2008). Discourse Analysis (Kajian Wacana bagi Semua Orang). Jakarta: Indeks.
Richards, Jack., Platt, John., Heidi Weber. (1985). Longman Dictionary of Applied Linguistics. London: Longman Group UK Ltd.
Silabus Jokyuu Dokkai I(JP 302). (2011). Bandung: JPBJ Universitas Pendidikan Indonesia.
Sparingga, Daniel. (1997). Discourse, Democracy and Intellectuals in New Order Indonesia. Tesis. Tidak dipublikasikan. Australia: Flinders University.
Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Tugiati. (2004). Wacana Bahasa Indonesia. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
浅井、美恵子.(1999). 日本語作文に け 文の構造分析: 日本語母語話者
と中国母語の 級日本語学習者の作文比較 . Nihongo Kyouiku. 115
号.51-60.
橋内、武. (1999). スコース:談話の織 成す世界. 東京.くろし 出版.
林、宅男. (2008). 談話分析の プ ーチ. Japan: Kenkyusha.
野田、尚史. (2002). 複文と談話. Japan: Iwanami.
梅棹、忠男. (1995). 日本語大辞典. Japan: Kodansha.
木 、是雄.(1994). ポー の組 立て方 ちく 学芸文庫.
黒岩、浩美.(1993). 作文指導に け 文章の結束性―文の連接関係