• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN SIKAP TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN SIKAP TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN SIKAP TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI

SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ENI SOFIATI NIM. 8126132007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

HUBUNGAN SIKAP TENTANG SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI

SMP NEGERI KECAMATAN MEDAN KOTA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ENI SOFIATI NIM. 8126132007

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)

i ABSTRACT

Eni Sofiati. NIM. 8126132007. Attitude relationship About headmaster Academic Supervision and job Motivation Learns with job discipline Learns at SMP Field district Country City.

This perspective at this were to know attitude relationship about headmaster academic supervision and job motivation with disciplined job learns at SMP City Field district. This research utilize korelasional's statistic with respondent as much 135 SMP'S teachers Field district Countries Cities. Attitude data collecting about headmaster academic supervision, job motivation and job discipline learns to be gotten through kuesioner. dianalisis's data by use of simple correlation tech, regression, double correlation and partial correlation.

analisis's result data and hypothesis proffering, therefore gets to be interposed by that conclusion available relationship which signifikan among attitude about headmaster academic supervision with disciplined job learns at SMP Field district Country City. It can be seen of outgrows it correlation among x

1 with y. as big as 0,423. This result dikonsultasikan with r table with N=135 on

level 5% =0,168. With r y1 =0,423 acquired t computing = 5,382. This result

dikonsultasikan with N=135 level 5% acquired t computing =1,960, matter t computing

=5,382>t table =1,960.

Available relationship which signifikan and matter among motivates job with disciplined job learns at SMP Field district Country City. It can be seen of outgrows it simple correlation among x 2 with y. as big as 0,505 meanwhile r table

N= 135 on level 5% as big as 0,168. At the price r computing 0,505 acquired t computing =6,746. Price t computing to N=135 on level 5% is 1,960. This result

dikonsultasikan goes to price t table with N=135 level 5% acquired 1,960, matter

6,746>1,960.

Available positive relationship that signifikan and matter among attitude about headmaster academic supervision and job motivation with disciplined job learns at SMP Field district Country City. From analisis double correlation is gotten usufructs computing r y. ( 1,2 ) = 0,6146, meanwhile rt abel with N=135 level

5% as big as 0,168. That matter r computing >rt abel (0,6146>0,168. Correlation

significance quiz by use of quiz f at the price r computing = 0,6146 acquired f computing

= 40,071. Ft's price abel to N=135 on level 5% is 3,110, matter f computing >Ft abel

(40,071>3,110).

(6)

ii ABSTRAK

Eni Sofiati. NIM. 8126132007 Hubungan Sikap Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Kecamatan Medan Kota. Penelitian ini menggunakan statistik korelasional dengan responden sebanyak 135 guru SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. Pengumpulan data sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja dan disiplin kerja guru diperoleh melalui kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi sederhana, regresi, korelasi ganda dan korelasi parsial.

Hasil analisis data dan pengajuan hipotesis, maka dapat dikemukakan kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi antara X1

dengan Y sebesar 0,423. Hasil ini dikonsultasikan dengan rtabel dengan N=135

pada taraf 5% =0,168. Dengan ry1 =0,423 diperoleh thitung = 5,382. Hasil ini

dikonsultasikan dengan N=135 taraf 5% diperoleh thitung=1,960, berarti

thitung=5,382>ttabel=1,960.

Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara motivasi kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. Hal ini dapat dilihat dari besarnya korelasi sederhana antara X2 dengan Y sebesar 0,505

sedangkan rtabel N= 135 pada taraf 5% sebesar 0,168. Dengan harga rhitung 0,505

diperoleh thitung=6,746. Harga thitung untuk N=135 pada taraf 5% adalah 1,960.

Hasil ini dikonsultasikan ke harga ttabel dengan N=135 taraf 5% diperoleh 1,960,

berarti 6,746>1,960.

Terdapat hubungan positif yang signifikan dan berarti antara sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. Dari analisis korelasi ganda diperoleh hasil hitung Ry(1,2) = 0,6146, sedangkan rtabel dengan N=135 taraf 5% sebesar

0,168. Berarti bahwa rhitung>rtabel (0,6146>0,168. Uji keberartian korelasi dengan

menggunakan uji-F dengan harga rhitung = 0,6146 diperoleh Fhitung = 40,071. Harga

Ftabel untuk N=135 pada taraf 5% adalah 3,110, berarti Fhitung>Ftabel

(40,071>3,110).

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senatiasa penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan kasih karunia-NYa, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan judul: Hubungan Sikap Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota. Tesis ini merupakan sebahagian dari persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Tesis ini dalam proses penulisan banyak menemui hambatan dan rintangan namun dengan segala upaya maksimal yang dilakukan penulis serta bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Tesis ini dapat selesai tepat waktu. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Pd

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr. H. Saiful Sagala, M.Pd.

4. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Dr. Yasaratodu Wau, M.Pd.

5. Bapak Dr. Yasaratodo Wou, M.Pd. dan Prof. Dr. Abdul Hamid K., M.Pd selaku pembimbing Tesis yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi serta memberikan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian Tesisini.

(8)

7. Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang sangat membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikanstudi dan penulisan Tesisini.

Semoga Allah meridoi kita semua, Amin

Medan, Maret 2014 Penulis

Eni Sofiati

(9)

vi

(10)

vii

D. Variabel dan Defenisi Operasional Variabel ... 51

E. Instrumen Penelitian ... . 53

F. Uji Coba Instrumen ... 54

G. Teknik Analisis Data... 57

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... . 67

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... .. 67

1.Sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah (X1)... 68

2.Motivasi Kerja(X2)... 69

3.Disiplin kerja guru (Y)... 71

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 72

C. Pengujian Persyaratan Analisis ... 75

1.Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... 75

2.Uji Normalitas ... 77

3.Uji Homogenitas ... 78

4.Uji Independen Variabel Bebas ... 79

D. Pengujian Hipotesis ... 80

E. Temuan Penelitian ... 84

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

G. Keterbatasan Penelitian ... 89

BAB V : SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 90

A. Simpulan ... 90

B. Implikasi ... 90

C. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jumlah Populasi penelitian...44

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Berdasrkan Strata...46

Tabel 3.3 Perhitungan Besar Sampel...48

Tabel 3.4. Jumlah Sampel Penelitian Setiap Unit...50.

Tabel 3.5 Jumlah Sampel Berdasarkan, masa kerja, pendidikan , dan golongan...51

Tabel 3.6 Jumlah sampel setiap unit...51

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Disipli Kerja Guru...52

Tabel 3.8 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Sikap Tentang Supervisi Kepala Sekolah...53

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Motivasi Kerja...54

Tabel 4.1 Deskripsi data Variabel Penelitian...67

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah...68

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Motivasi kerja...70

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja guru... .. 71

Tabel 4.5 Tingkat Kecenderungan Variabel Sikap Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah ...73

Tabel 4.6 Tingakt Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja...74

Tabel 4.7 Tingakt Kecenderungan Variabel Disiplin Kerja Guru...75

Tabel 4.8 Ringkasan Analisis Varians untuk persamaan Y atas X1...76

Tabel 4.9 Ringkasan Analisis Variavs untuk Persamaan Y atas X2...77

Tabel 4.10 Rangkuman Analisis Normalitas Variabel penelitian...78

Tabel 411 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas Variabel penelitian...78

Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi X1 dengan Y dan Uji keberartiannya...80

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hubungan Sikap tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan

Motivasi Kerja dengan Displin Kerja guru... 41

Gambar 2. Histogram Variabel Sikap Tentang Supervisi kepala Sekolah... 69

Gambar 3. Histogram Variabel Motivasi Kerja... 70

Gambar 4. Histogram Variabel Disiplin kerja Guru... 72

(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Penelitian ... 97

2. Validitas dan Reabiltas Instrumen ... 107

3. Tabulasi Hasil Angket Penelitian ... 119

4. Data Hasil Penelitian ... 128

5. Deskripsi Data Penelitian ... 132

6. Kecenderungan Data Penelitian ... 138

7 Pengujian Persyaratan Analisis ... 142

8 Perhitungan Homogenitas ... 151

9 Perhitungan Persamaan Regresi Sederhana ... 161

10 Korelasi Antar Variabel ... 173

11 Korelasi Parsial ... 176

12 Korelasi Ganda ... 167

13 Kemampuan Guru PKn Menyusun Silabus Pembelajaran Pada Siklus Pertemuan 1 ... 120

14 Kemampuan Guru PKn Menyusun Silabus Pembelajaran Pada Siklus I Pertemuan 2 ... 121

15 Kemampuan Guru PKn Menyusun Silabus Pembelajaran Pada Siklus II Pertemuan 1 ... 122

16 Kemampuan Guru PKn Menyusun Silabus Pembelajaran Pada Siklus II Pertemuan 2 ... 123

17 Peningkatan Nilai Rata-Rata Kemampuan Guru Menyusun Perangkat Pembelajaran PKn Siklus I s/d Siklus II ... 124

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan bangsa Indonesia sangat ditentukan oleh peran seorang guru dalam proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, seorang guru tidak hanya dituntut menguasai bahan ajar, tetapi guru harus memiliki kepribadian dan integritas yang dapat dihandalkan sehingga menjadi sosok panutan bagi peserta didik, keluarga maupun masyarakat yang mana seharusnya dapat memberikan kontribusi didalam kemajuan pendidikan.

Peran seorang guru sangat penting sekali dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus memiliki sejumlah kompetensi dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya. undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 10 tentang guru dan dosen menyebukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi paedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Peraturan Menteri Pendidkan Nasional Nomor16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru point B disebut standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dan terintegrasi ke dalam disiplin kerja guru. Selanjutnya Peraturan Pemetintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 28 disebutkan pendidikan harus memiliki kualitas akademik dan kompetensi pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidkan nasional.

Dengan kemampuan yang dimiliki guru, seharusnya setiap guru menunjukkan disiplin yang optimal dalam melaksankan tugas sebagai tenaga pendidik. Dalam proses pembelajaran di sekolah guru harus mampu menerapkan kedisiplinannya kepada siswa-siswanya dan dapat menjadi contoh yang baik bagi yang lainnya.

(15)

2

Didalam masyarakat guru ditempatkan pada posisi yang terhormat, karena dari seorang guru diharapkan masyarakat mendapat ilmu pengetahuan yang baik dan seorang guru harus dapat menyelesaikan permasalahan, khususnya yang berkenaan pada dunia pendidikan.

Disiplin kerja guru merupakan salah satu faktor yang menjadi tolak ukur dari keberhasilan sekolah. Disiplin kerja guru yang dimaksud adalah kesadaran akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan oleh sekolah atau lembaga. Dengan adanya disiplin yang baik maka akan memudahkan guru dalam melaksanakan rutinitas yang positif yang dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Dalam lingkungan sekolah kedisiplinan juga sangat dibutuhkan, baik disiplin kerja kepala sekolah maupun disiplin kerja guru, karena mereka adalah bagian dari organisasi sekolah, maka khususunya seorang guru harus berusaha menciptakan suasan kerja yang harmonis yang nyaman bagi dirinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Martono (2002: 92) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan disiplin kerja yaitu suatu keadaan yang menunjukkan suasan tertib dan teratur yang dihasilkan oleh orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi karena peraturan-peraturan yang berlaku harus dihormati dan diikuti.

(16)

3

memungkinkan seorang siswa untuk belajar dengan kebiasaan yang positif dan dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungan.

Guru yang baik adalah guru yang berhasil menegakkan disiplin bagi dirinya dan dapat memberi contoh yang positif kepada siswa dan teman yang lain. Artinya guru harus menanamkan kesadaran dan nilai-nilai akan arti pentingnya disiplin kepada sisiwa, terlabih dahulu guru harus membiasakn dirinya taat dan patuh kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Guru menjadi contoh bagi sisiwanya dan bagi guru-guru yang lain oleh sebab itu guru yang priofesional adalah guru yang mampu memberikan contoh baik kepada siswanya. Jika disiplin ditegakkan, maka akan tercipta kerja sama dan interaksi yang baik antara guru dan siswa di kelas. Sehingga hal ini menyebabkan proses belajar akan berlangsung dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Siswanto (2001:278) menyatakan disiplin kerja adalah sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat kepada peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta mampu menjalankannya dan tidak mudah mengelak untuk menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar peraturan dan wewenang yang diberikan kepadanya.

(17)

4

Pada studi pendahuluan yang dilakukan melalui kunjungan di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota pada bulan Oktober 20013, dimana tujuan peneliti yaitu untuk melakukan observasi guna memperoleh keterangan yang pasti yang penulis teliti. Hasil observasi menunjukkan 25% guru terlambat dalam kehadiran, 20% guru masuk tanpa ijin, data diperoleh dari daftar absen tahun ajaran 2012/2013. Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah guna memperoleh keterangan yang dapat dijadikan bahan kajian dalam studi kasus ini. Dari hasil keterangan yang diberikan kepada penulis, beliau mengatakan bahwa kepatuhan dan ketaatan guru terhadap peraturan yang berlaku sangat rendah, seperti masuk dan keluar dari kelas yang tidak sesuai dengan jam yang sudah diberlakukan tidak ditaati, memperlihatkan bahwa disiplin kerja guru yang ada di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota masih rendah dan tingkat kedisiplinannya belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.

(18)

5

Kegiatan supervisi kepala sekolah berpengaruh secara psikologi terhadap disiplin kerja guru. Guru merasa puas dengan pemberian supervisi kepala sekolah dan motivasi kerjanya tinggi, maka ia akan bekerja dengan sukarela dan membuat produktifitas kerja guru meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah dan motivasi kerja rendah maka guru dalam bekerja kurang bergairah, hal ini mengakibatkan produktivitas guru menurun

Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masalah yang dihadapi guru secara bersama dan bukan mencari kesalahan guru-guru yang mempunyai persepsi yang baik terhadap supervisi pengajaran maka guru akan mengajar dengan baik, karena supervisi itu berarti pembinaan kepada guru ke arah perbaikan dalam mengajar.

Sebaiknya jika saran dan advis dari kepela sekolah diabaikan oleh guru maka bisa berdampak pada kegiatan mengajarnya yang kurang baik. Keberhasilan guru dalam mengajar karena motivasi ini sebagain pertanda apa yang dilakukan oleh guru itu telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kebutuhannya, Jika orang lain tidak minat menjadi guru, hal ini disebabkan karena kebutuhan tidak sesuai dengan kepentingan sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi.

(19)

6

kedalam suatu kegiatan yang mana target akhir untuk mencapai tujuan sekolah. Dengan adanya motivasi kerja yang baik dari guru diharapkan akan mendorong disiplin kerja guru menjadi lebih baik.

Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu, motivasi mampu mendorong sesorang untuk berbuat atau tidak berbuat, mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat melakukan sesuatu. Motivasi dapat naik dan dapat turun. Hal ini sesuai dengan pendapat Clelland dalam Robbin (2001:61) menyatakan bahwa individu yang tinggi kepada situasi yang sederhana yaitu kemungkinanan derajat mencapai keberhasilan dan kegagalan adalah sama .Sebaliknya orang-orang yang rendah motivasi kerjanya suka kepada situasi yang sangat sukar atau sangatn mudah mencapai keberhasilan dan kegagalan adalah sama. Sebaliknya orang-orang yang rendah motivasi kerjanya suka kepada situasi yang sangat sukar atau sangat mudah tidak mudah mencapai keberhasilan.

Menurut Winardi (2004:541) motivasi kerja guru merupakan salah satu indikasi dari komitmen guru. Guru dengan komitmen yang tinggi adalah yang memiliki semangat kerja yang tinggi, begitupun sebaliknya. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan adanya disiplin tinggi, minat kerja, antusiasme dan motivasi yang tinggi untuk bekerja, terpacu untuk berpikir kreatif dan imajinatif, konsekuen dan selalu berusaha mencari alternatif dalam metode pengajarannya. Guru dengan semangat kerja yang rendah akan menunjukkan perilaku indisipliner, hanya terpaku pada satu metode mengajar, kurang kreatif, kurang berusaha, dan kurang motivasi.

(20)

7

disiplin kerja guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, untuk menncapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa penting untuk mengadakan penelitian hubungan Sikap Tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dengan Disiplin Kerja Guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi faktor apa saja yang mempengruhi disiplin kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota antara lain: Apakah terdapat hubungan tingkat pendidikan guru-guru dengan disiplin kerja guru?, Apakah terdapat hubungan masa kerja guru-guru dengan disiplin kerja guru?, Apakah supervisi akademik kepala sekolah berhubungan dengan disiplin kerja guru?, Apakah supervisi akademik kepala sekolah berhubungan dengan disiplin kerja guru?, Apakah tingkat kepuasan berhubungan dengan disiplin kerja guru?, Apakah terdapat hubungan tingkat motivasi kerja dengan disiplin kerja guru ?, Apakah guru-guru mendapatkan motivasi dari kepala sekolah untuk meningkatkan disiplin kerja guru?, Apakah terdapat hubungan sikap guru-guru dengan supervisi akademik yang dilaksanakan kepala sekolah?.

C. Pembatasan Masalah

(21)

8

dominan yang diduga berhubungan langsung dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Oleh karaena itu peneliti membatasi masalah penelitian ini, pada sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja, disiplin kerja guru.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat di rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota ?

2. Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota ?

3. Apakah terdapat hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota ?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas, penelitian ini betujuan untuk

mengetahui secara jelas dan akurat mengenai:

1. Untuk mengetahi hubungan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota.

(22)

9

3. Untuk mengetahui hubungan sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan disiplin kerja guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Kota.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang dapat digunakan dalam menguji kebenaran hubungan variabel sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja sebagai variabel bebas terhadap disiplin kerja guru sebagai variabel terikat. Maka hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis,sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Menambah khasanah pengetahuan mengenai sikap tentang sipervisi akademik kepala sekolah, motivasi kerja, disiplin kerja guru.

b. Bahan acuan bagi peneliti lain tentang supervisi akademik, motivasi kerja, disiplin kerja guru.

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah terutama:

a. Kepala sekolah, hasil penelitian menjadi masukan dalam hal bagaimana upaya-upaya yang mungkin untuk dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

(23)

10

c. Dinas pendidikan, hasil pendidikan ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala sekolah guna peningkatan motivasi dan kedisiplinan kerja guru.

(24)

90

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengajuan hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di Kecamatan Medan Kota. Dengan demikian sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah mempunyai hubungan dengan disiplin kerja guru. Semakin baik sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah maka semakin baik juga disiplin kerja guru di sekolah. 2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi kerja dengan disiplin

kerja guru di Kecamatan Medan Kota. Semakin baik motivasi kerja maka semakin baik pula disiplin kerja guru di sekolah.

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap tentang supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja dengan disiplin kerja guru di sekolah Kecamatan Medan Kota. Semakin baik sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja maka semakin baik juga disiplin kerja guru di Kecamatan Medan Kota.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya:

1. Dengan diterimanya hipotesis pertama, maka upaya untuk meningkatkan disiplin kerja guru adalah dengan meningkatkan sikap guru tentang supervisi akademik

(25)

91

kepala sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk menumbuhkan sikap yang baik dari guru adalah dengan memperhatikan, memberikan arahan, pengawasan dan membuat kebijakan sesuai dengan kebutuhan guru dalam bekerja. Kepala sekolah tidak membuat keputusan yang hanya memperhatikan kebutuhan seorang guru atau kelompok guru tertentu karena hal ini akan menimbulkan pengaruh buruk dalam kepemimpinan kepala sekolah. Baiknya kepemimpinan kepala sekolah dengan memperhatikan, mengarahkan serta melakukan pengawasan secara tepat dan benar, maka guru akan memberikan sikap yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah sehingga guru akan mampu meningkatkan kedisiplinan bekerja.

Upaya yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan sikap yang baik dari guru diantaranya adalah dengan menjalin komunikasi yang baik dengan guru, selalu memperhatikan kebutuhan guru dalam mengajar di kelas, melakukan pengawasan yang baik dan melakukan kerjasama dengan guru sebelum membuat keputusan.

2. Dengan diterimanya hipotesis kedua, maka upaya meningkatkan disiplin kerja guru adalah dengan menciptakan motivasi kerja. Upaya untuk menciptakan motivasi kerja adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang saling mendukung satu sama lainnya. Oleh karena itu diperlukan peran guru dan kepala sekolah untuk membuat program kerja bersama yang dapat memberikan dukungan terhadap keharmonisan kerja sama di lingkungan sekolah.

(26)

92

3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka upaya meningkatkan disiplin kerja guru adalah dengan meningkatkan sikap terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan motivasi kerja. Kinerja yang dilakukan oleh guru tentu dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah melalui supervisi akademik yang dilaksanakannya. Semakin baik supervisi akademik yang dilaksanakan dengan melakukan kebijakan, pengarahan serta pengambilan keputusan yang tepat dan didukung oleh motivasi kerja yang baik akan dapat meningkatkan disiplin kerja guru.

Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah kepala sekolah harus mampu menjalin kerjasama dengan baik dengan sesama guru di sekolah dengan selalu memberikan perhatian, pengarahan serta pengawasan yang benar sehingga memberikan motivasi bagi guru untuk lebih meningkatkan kedisiplinan dalam bekerja.

C. Saran

Berdasarkan uraian dalam simpulan dan implikasi hasil penelitian maka dapat diberikan beberapa saran antara lain:

1. Kepala sekolah lebih meningkatkan keterampilan dan kemampuan melaksanakan tugas di sekolah termasuk dalam melaksanakan supervisi akademik sehingga lebih meningkatkan kedisiplinan kerja guru.

(27)

93

3. Bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi variabel prediktor dan responden, sehingga aspek lain yang diduga memiliki hubungan dengan penelitian ini dapat dianalisis sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih sempurna.

(28)

94

DAFTAR PUSTAKA

Azwar.S. 2002 Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi ke 2.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Agustiar. 1999. Meningkatkan Disiplin Karya Bawahan. Gelora Aksara Pratama.

Arikunto Suharsimi. 2004. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Renika Cipto

--- 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Baffadal Ibrahim. 2008. Pengelolaan Proses Pembelajaran.Alfabeta: Bandung

Blanchard, K & Hersey, P. 1986. Manajemen perilaku Organisasi Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Alih Bahasa: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.

Cochran, Wiliam. 1974. Teknik Penarikan Sampel. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Djamarah, B, Syaiful, Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas,2005 Peraturan Pemerintah RI nomor 14 tahun 2003 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Ciputat Press

_______2005 Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2003 Tentang Standar nasional Pendidikan. jakarta: Sinar Grafika

_______2005 Permen Diknas RI nomor 16 tahun 2007 Tentang standar kulifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,jakarta ,BSNP

Farida Win Sari Manurung. 2013. Hubungan Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja Guru dengan Kompetensi Profesional guru SMP Kecamatan Patumbak Deli Serdang.

Handoko,T. H. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

(29)

95

--- 2007. Organisasi dan motivasi Dasar Peningkatan. Jakarta: Bumi Aksara

Ivancevich, dkk, 2006. Perilaku dan Manajemen organisasi. Jilid I. Edisi Ke tujuh. Alih bahasa: Gina Gania. Jakarta: Erlangga

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Jakarta: Bumi Aksara Kartini, Kartono, dan gulo, D. 1997. Kamus Psikologi. Bandung: Pioner Jaya.

Luthans, F 2008. Perilaku Organisasi, edisi ke sepuluh. Alih Bahasa: Vivin Andika Yuwono,dkk.Yogyakarta: Andi.

Lili Sri Astuti. 2011. Hubungan Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri Kota Medan.

Martoyo, S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Martono, 2002. Mutu Kepemimpinan Kepala Sekolah. Andi Jogyakarta

Nawawi, Hadari. 1998. Kepemimpinan mengefektikan Organisasi. Yogyakarta: Gajamada University Perss

Pidarta, 1992. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. --- 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Prayudi, Atmosudirdjo. 1986 Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia. Purwanto, M, Ngalim. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung

: Remaja Rosda Karya.

Prijdarminto Sugeng. 1993. Kedisiplinan. Jakarta: Grafika

Pietter Samosir. 2011. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dan Kinerja Guru SMP Kecamatan Medang Deras Kabupaten Batu Bara

Rivai, H. V. 2004. Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Edisi kedua. Jakarta: PT Raja Gerafindo Persada.

(30)

96

Robin, Stephen,P. 2007 Perilaku Organisasi , edisi kesepuluh Alih Bahasa Benyamin Olan Indonesia macanan Jaya Cemerlan

Riza Asry Lubis. 2013. Hubungan antara Persepsi terhadap kepemimpinan kepala Sekolahdan Motivasi berprestasi dengan Disiplin Kerja Guru dalam Proses Pembelajaran di SMP Se-Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang.

Siswanto, Beijo. 2001. Strategi Penegakan Disiplin Kerja Guru. Yogyakarta: Andi.

Soejono, Imam.2007. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Jakarta: Jaya Sakti.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta : Alfabeta

Sahertian. 2000 Konsep Dasar dan Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful, 2006. Administrasi Pendidikan. Konta Pares Bandung: Alfabeta. _____________2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sears, R, M. 1985. Antecedents and Out Comes of Organiatioanal Comintment Atministration. Iakarta: PT Prenalindo

Sumarsono dan Paina Partama. 2002. Sosiolongistik. Ygyakarta: Puataka Pelajar. Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Uno, Hamzah, B. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di bidang Pendidikan Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi Kedua, Jakarta: Bumi Aksara..

Wahdjosumidjo, 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teori dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wursanto. 2009. Manajemen Kepegawaian I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Winardi, J. 2007. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gambar

Gambar  1. Hubungan Sikap tentang Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan

Referensi

Dokumen terkait

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 042/U/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN

Particle board is made by mixing powder 290 mesh shells into polyester resin with a catalyst added to the composition of 30:70 and methyl ethyl ketone

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang aplikasi tes Intelligency untuk mengetahui IQ seseorang, disini penulis menyajikan 3 klasifikasi tes yaitu tes Numerik, tes Vocabulary,

dijalankan. Dilihat dari aspek pasar, usaha ini memiliki peluang pasar yang cukup besar karena permintaan ikan maanvis di Vizan Farm cukup tinggi. Berdasarkan

UNAIR yang telah memberikan izin penelitian, serta Mas Eta selaku staf. laboratorium Biologi Oral UNAIR atas bantuan, saran, dan

material shall include the name of the project, name and contact details of the suppler, FSC registration code, and for full project certification, the cost and/or volume

Berdasarkan pengertian kesiapan dan mengajar diatas, dapat dikemukakan bahwa kesiapan mengajar adalah suatu titik kematangan atau keadaan yang diperlukan untuk

Evaluasi Implementasi Program Pemberdayaan Sosial Bagi Wanita Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan Trucuk Kabupaten Klaten Tahun 2016, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi