• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN MELEMPAR BOLA KE DALAM LAPANGAN DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI BOLA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN CITRASARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN MELEMPAR BOLA KE DALAM LAPANGAN DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI BOLA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN CITRASARI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

FAJAR MUHAMAD ALVIN BANGUN 0703532

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI PENJAS S1 KAMPUS SUMEDANG

(2)

Melempar Bola ke dalam Lapangan dalam Permainan Sepakbola Melalui Permainan

Modifikasi Bola Tangan pada siswa kelas V SDN Citrasari Kecamatan Lembang

Kabupaten Bandung Barat” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara tidak sesui dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya

pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klain dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 2011

Yang membuat peryataan

(3)

Oleh :

FAJAR MUHAMAD ALVIN BANGUN 0703532

Pembimbing I

Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP. 195301111980031002

Pembimbing II

Dewi Susilawati, M.Pd NIP. 197803102008122001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani

(4)

i

ABSTRAK ………. ii

PERNYATAAN ………. iii

KATA PENGANTAR ………. iv

UCAPAN TERIMAKASIH ……… v

DAFTAR ISI ……….. vii

DAFTAR TABEL ………. x

DAFTAR GRAFIK ……….. xi

DAFTAR GAMBAR ………..…….. xii

DAPTAR LAMPIRAN ………. xiii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ……….. 5

1. Rumusan Masalah ………. 5

2. Pemecahan Masalah ……… 6

C. Tujuan Penelitian ………. 9

1. Tujuan Umum ……….. 9

2. Tujuan Khusus ………. 9

D. Manfaat Penelitian ………. 9

E. Batasan Istilah ……….. 11

BAB II KAJIAN TEORITIS ……….. 12

A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ………….. 14

1. Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Jasmani……….. 16

2. Peranan Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar ……….. 17

B. Permainan Bola Tangan ………. 19

1. Sejarah Bola Tangan di Indonesia ………. 19

2. Peraturan Bola Tangan ………. 20

a. Cara Bermain Bola Tangan ……….. 20

b. Lapangan Bola Tangan ……….. 22

c. Pemain ……….. 22

(5)

ii

1. Modifikasi Bola Tangan ……… 25

2. Hubungan Pembelajaran Modifikasi Bola Tangan dengan Lemparan ke dalam Pada Permainan Sepak Bola ……… 30

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ……… 31

F. Hipotesis Tindakan ……….. 32

BAB III KAJIAN PUSTAKA ………. 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 33

1. Lokasi Penelitian ………. 33

2. Waktu Penelitian ………. 33

B. Subyek Penelitian ……… 34

C. Metode dan Desain Penelitian ………. 34

1. Metode Penelitian ……… 34

2. Desain Penelitian ……… 36

D. Prosedur Penelitian ……… 40

E. Instrumen Penelitian ……….. 46

1. Observasi ………. 46

2. Angket ……… 47

3. Catatan Lapangan ………. 47

4. Kamera Foto ……….. 47

5. Hasil Tes Melempar Bola ……… 48

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ……… 50

1. Teknik Pengumpulan Data ……… 50

2. Analisis Data ……… 51

G. Validasi Data ………. 53

BAB IV KAJIAN PUSTAKA ……… 55

A. Deskripsi Data Penelitian ……… 55

1. Paparan Data Awal ……….. 55

B. Paparan Data Tindakan Siklus I ……… 60

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ……… 60

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ……….. 61

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ………. 62

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ……….. 64

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ……… 71

C. Paparan Data Tindakan Siklus II ……….. 76

1. Paparan Data Tindakan Siklus II ……… 76

a. Paparan Data Perncanaan Siklus II ………. 78

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ……….. 78

c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ……….. 78

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ……… 84

(6)

iii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 90

A. Kesimpulan ……….. 90

B. Saran ……….. 92

DAFTAR PUSTAKA ………. 93

(7)

iv

4.1 Data Awal Rencana Pembelajaran ……….. 56

4.2 Data Awal Kinerja Guru …….………. 56

4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ….………. 57

4.4 Data Awal Pelaksanaan melempar bola Siklus I ………. 59

4.5 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus I ………. 64

4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ……… 64

4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………. 67

4.8 Hasil keterampilan melempar Siklus I ……….. 70

4.9 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ……….. 72

4.10 Rekapitulasi Hasil Melempar Bola Siklus I ……… 75

4.11 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus II ……… 78

4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ……….. 79

4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….. 81

4.14 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus II ……… 83

4.15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II ………. 85

[image:7.595.119.511.170.620.2]
(8)

v

4.1 Grafik melempar bola siklus I ………. 71

4.2 Grafik kinerja guru siklus I ……… 72

4.3 Grafik melempar bola siklus I, dan II ……….. 84

4.4 Grafik kinerja guru siklus I ……… 84

4.5 Grafik kinerja guru I dan II ……… 87

4.6 Grafik aktivitas siswa pada siklus I dan II ……… 87

[image:8.595.117.507.163.620.2]
(9)

vi

2.1 Gambar lapangan bola tangan ………. 21

3.1 Gambar Desain PTK Model Lewin ……… 36

3.2 Gambar PTK Model Jhon Elliot ……….. 37

3.3 Gambar Model Menurut Kemmis dan Taggart ……… 39

[image:9.595.125.493.255.619.2]
(10)

vii

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajara Siklus II ……... 102

3 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran …………... 108

4 Hasil Observasi Kinerja Guru………... 109

5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa….…………... 114

6 Hasil Keterampilan Melempar Bola (Throw in)………. 118

7 Jadwal Penelitian…………... 121

8 Foto-foto Kegiatan Penelitian………...……….. 122

9 Surat Keputusan Bimbingan………...……….. 128

10 Surat Izin Penelitian………..………...……….. 129

11 Surat Keterangan Penelitian dari SD………...……….. 130

(11)

1 A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari

pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek

kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan

sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan nasional.

Materi yang diberikan untuk mengembangkan aspek di atas ruang

lingkupnya meliputi aspek-aspek seperti yang tercantum dalam Standar Isi

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD walau Permainan dan olahraga

meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan

lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak

bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,

serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh,

komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.

Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,

ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Aktivitas ritmik

meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

(12)

air, dan renang serta aktivitas lainnya. Pendidikan luar kelas, meliputi:

piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki

gunung. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan

sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,

merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,

mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan

aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek

tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

Khusus untuk aspek permainan bola besar khususnya permainan

sepakbola merupakan suatu materi yang banyak disenangi oleh peserta didik

khususnya siswa sekolah dasar. Untuk mengembangan potensi peserta didik

dalam pengembangan materi sepakbola diperlukan suatu usaha yang sistimatis,

penyaluran minat dan bakat peserta didik harus dilakukan dari mereka berada di

bangku sekolah dasar sehingga pengkayaan gerak dasar sudah mulai tertanam

untuk bekal hidup kelak dalam menjalani spesialisasi minat dan bakatnya. Salah

satu aspek yang terkandung dalam permainan sepak bola yang perlu diberikan di

sekolah dasar adalah aspek melempar bola. Melempar bola dijelaskan Lutan

( 1997:74) adalah : “Melempar adalah kemampuan mendorong suatu objek melalui udara dengan menggunakan tangan. Dalam kaitan ini yang dimaksud

objek adalah bola. Keterampilan melempar dapat dilakukan dengan

menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta berbagai cara. Melempar bola

yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan, jarak dan tinggi serta putaran

(13)

Di mana aspek tersebut sangat diperlukan untuk menghidupkan jalannya

suatu pertandingan bila bola ke luar lapangan dari garis samping, bila dicermati

dalam melemparkan bola ke dalam lapangan dalam aturan tidak dibenarkan

langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam melempar bola ke dalam

tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri off side, jadi pemain penyerang

bebas berdiri di muka gawang lawan (Sukatamsi :2001:43). Mencermati pendapat

tersebut melempar bola merupakan awal serangan yang bisa mengganggu

konsentrasi pertahanan dan membahayakan gawang lawan, sehinga bila

dibiasakan dari usia sekolah dasar akan menjadi sebuah alternatif pemahaman

dalam menyusun serangan bagi mereka yang melakukannya, hal ini sering terjadi

pada kegiatan kompetisi sepak bola antar SD di Kecamatan Lembang, banyak

kejadian yang merepotkan pertahanan lawan bila lemparan ke dalam dilakukan

oleh mereka yang mempunyai aspek kekuatan. Bukti empiris kemampuan

melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan sepakbola pada siswa SDN

Citrasari perlu ditingkatkan di mana hanya 25 % siswa yang bisa melempar di

atas 7 meter, sedangkan hasil penilaian proses melemparkan bola hasilnya 17%,

kesulitan yang muncul adalah kurang biasanya peserta didik melakukan latihan

kekuatan sehingga aspek kondisi fisik yang sangat menunjang aktivitas melempar

tidak terlatih dan hasilnya seperti dijelaskan di atas sehingga perlu usaha untuk

meningkatkan hasil belajarnya bukti empiris ini penulis cantumkan dalam

penelitian ini hanya sebagai acuan bukan pembanding dan hasilnya tidak harus

seperti keterampilan seorang atlet karena dasar kemampuan manusia

(14)

kurang ini, disebabkan oleh pembelajaran kurang inovatif seperti pembelajaran

berpusat pada guru, yang terjadi siswa kurang termotivasi dalam mengikuti

pembelajaran, sedangkan menurut Usman dkk, ( 1993:8) dijelaskan bahwa

“Tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%.” Sedangkan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) mata pelajaran Penjas di SDN Citrasari Kecamatan Lembang adalah 65.

Pembelajaran lemparan ke dalam, kondisi fisik yang sangat menunjang

adalah kekuatan seperti dijelaskan Harsono (2004:177) bahwa “Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik

secara keseluruhan”. Bila aspek ini diberikan ke peserta didik dengan pendekatan

permainan akan menambah kemampuan kekuatan seseorang bahkan terbentuknya

power, di mana power adalah gabungan kekuatan dan kecepatan Mencermati

kutipan di atas, penulis memilih alternatif lain supaya siswa mau dan mampu

melakukan gerak dasar dengan baik, yaitu dengan cara memakai atau mensiasati

proses belajar yang salah satunya dengan permainan bola tangan karena

permainan bola tangan gerak yang paling dominan adalah permainan

menggunakan tangan, seperti melempar, berlari, dan menggiring sehingga aspek

kondisi fisik secara umum akan terlatih salah satunya aspek kekuatan.

Bila pembelajaran bola tangan diberikan pada siswa sekolah dasar akan

meningkatkan kekuatan juga suasana pembelajaran yang dirasakan anak akan

kondusif dan fokus untuk mencapai tujuan, karena pembelajaran melalui

permainan, sesuai apa yang dikemukakan Saputra ( 2002:63) yaitu : Untuk

(15)

siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang

bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain,

menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik

belajar sambil bermain.

Hal senada seperti yang dijelaskan Sukintaka (1992:37): Aktifitas

permainan diberikan kepada siswa sekolah dasar ikut membantu pencapaian

tujuan pendidikan seperti meningkatkan hubungan akrab dengan guru,

meningkatkan rasa kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran, terciptanya

suasana kondusif dalam pelaksanaan pendidikan serta memenuhi kebutuhan

dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sernpurna.

Mencermati kutipan di atas, penulis memilih altematif lain supaya siswa

mau dan mampu melakukan gerak dasar lebih baik, yaitu dengan cara melalui

aktivitas permainan. Dari uraian di atas maka kami tertarik untuk

mengembangkannya ke dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki

kemampuan siswa dalam pembelajaran melempar bola dengan judul penelitian

”Penerapan Pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan

sepak bola melalui permainan modifikasi bola tangan.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan

pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian

(16)

1. Bagaimana penerapan perencanaan pembelajaran melempar bola ke dalam

lapangaan dalam permainan sepak bola melalui modifikasi permainan bola

tangan?

2. Bagaimana pelaksaaan pembelajaran melempar bola ke dalam lapangaan

dalam permainan sepak bola melalui modifikasi permainan bola tangan?

3. Bagaimana hasil pembelajaran melempar bola ke dalam lapangaan dalam

permainan sepak bola melalui modifikasi permainan bola tangan?

2. Pemecahan Masalah

Melihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yaitu mencari alternatif untuk pemecahan

masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas, metode penelitian ini

digunakan karena mempunyai kelebihan seperti dijelaskan Aqib (2007:18) :

1.PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap

dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis

terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan. 2. PTK dapat meningkatkan kinerja

guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang

sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa

ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. 3.

Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di

kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual

dan faktual yang berkembang di kelasnya. 4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu

(17)

merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan

proses pembelajaran. 5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu

dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan

adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari

berbagai upaya sebagai pemecahan.”

Alternatif tindakan yang dapat di lakukan dalam pemecahan masalah

tersebut. Penulis yakin melalui penyajian pembelajaran melalui permainan

modifikasi bola tangan, maka dapat meningkatkan kemampuanm melempar bola

pada siswa kelas V SDN Ciptasari dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

melempar bola kedalam lapangan pada permainan sepakbola melalui permainan

modifikasi bola tangan, kemudian secara otomatis dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam melakukan melempar bola.

Penerapan pembelajran melempar bola ke dalam lapangan dalam

permainan sepakbola melalui permainan modifikasi bola tangan dapat di lakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Tahapan persiapan, pada tahapan ini guru mempersiapkan media dan alat

pembelajaran yang diperlukan, kemudian guru mengkondisikan siswa

karena pembelajaran serta memberikan motivasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengenai materi,

tujuan, poko-poko kegiatan dan hasil belajar yang diharapkan serta

menjelaskan kepada siswa tentang teknik melempar bola kedalam lapangan

(18)

b. Tahapan pelaksanaan, pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada

siswa mengenai teknik melempar bola kedalam lapangan dalam permainan

sepakbola melalui permainan modifikasi bola tangan serta memberikan

motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

c. Tahap evaluasi, pada tahap ini guru mengevaluasi siswa dengan

mengadakan tes, dimana setiap siswa melakukan melempar bola ke dalam

lapangan dengan jarak sejauh-jauhnya.

d. Tahapan upaya peningkatan kemampuan, pada tahapan ini guru dapat

melihat peningkatan kemampuan melempar bola siswa melalui permainan

modifikasi bola tangan yang telah dicapai oleh siswa selama pembelajaran,

yaitu apabila siswa tersebut telah mampu melakukan melempar bola dengan

jarak yang cukup jauh dan dengan benar maka suatu peningkatan, maka hal

tersebut merupakan sebuah peningkatan kemampuan dalam suatu

pembelajaran.

Indikator pembelajaran berhasil atau ada kemajuan apabila dalam aktivitas

dan hasil belajar mengandung aspek di bawah ini :

1. Aktivitas guru dan siswa mengalami kemajuan atau perbaikan dari

pembelajaran sebelumnya.

2. Hasil tes lemparan siswa yang dilakukan guru mengalami peningkatan apakah

secara individu maupun secara keseluruhan.

3. Penampilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menampakan

(19)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran melempar

bola melalui permainan modifikasi bola tangan di SDN Citrasar Citrasari

Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan pembelajaran melempar bola ke

dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan modofikasi

bola tangan.

2. Untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan pembelajaran melempar

bola ke dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan

modifikasi bola tangan.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan pembelajaran melempar bola ke

dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan modifikasi

bola tangan.

D. Manfaat Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama

ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada peningkatan

pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan Maka manfaat penelitian yang

dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, hasil penelitian tindakan kelas diharapkan berguna untuk

(20)

hasil penelitian ini dapat dijadikan dorongan untuk terus meningkatkan

latihan di luar sekolah. Pengetahuan dan keterampilan yang optimal

diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk dikembangkan di masyarakat.

2. Bagi masyarakat dan pembina olahraga hasil penelitian tindakan kelas ini

diharapkan dapat dijadikan :

a. Sumbangan pemikiran bagi kepentingan perkembangan dan kemajuan

olahraga sepakbola, penelitian yang lebih luas, dan berguna pula untuk

kegiatan yang bertujuan untuk pemanduan bakat.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada

relevansinya dengan masalah penelitian ini.

3. Bagi guru,

a. penelitian ini sangat bermanfaat, karena dapat lebih memahami tugas

berat seorang guru serta mengetahui lebih jauh permasalahan

-permasalahan pembelajaran di sekolah, yang mana hal tersebut dapat

membantu dalam meringankan tugas guru.

b. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat

pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan.

c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas

dalam menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatan pembelajaran

melempar bola ke dalam lapangan.

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran

(21)

e. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan

masalah pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan.

4. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik

dalam rangka inovasi pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Penerapan dalam Nurhasan,dkk (1992:65) dijelaskan: "Pengukuran dan

penilaian mengarah pada kemampuan siswa menggunakan apa yang sudah

diajarkan dalam situasi lain". Penerapan dalam penelitian ini adalah

pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan.

Pembelajaran dalam Saiful Sagala (2008:61) : “Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah 'Suatu proses di mana lingkungan seseorang

secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

tertentu dalamkondisi-kondisi khusus atau mengahasilkan respons terhadap

situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.”

Melempar bola dijelaskan Lutan ( 1997:74) adalah : “Melempar adalah kemampuan mendorong suatu objek melalui udara dengan mengggunakan

tangan. Dalam kaitan ini yang dimaksud objek adalah bola. Keterampilan melempar

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta

berbagai cara. Melempar bola yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan,

(22)

Permainan Menurut Framberg (dalam Berky, 1995) : “Permainan adalah merupakan aktivitas yang bersifat simbolik, yang menghadirkan kembali realitas

dalam bentuk pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh

makna. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman

menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan

secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri

siswa sendiri secara spontan.”

Sepak bola menurut Sarumpaet, dkk (1992:5) adalah : Sepakbola

merupakan permainan yang dimainkanoleh dua regu yang masing-masing regu

terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan.

Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke

dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak

kemasukan. Di dalam usaha-usaha untuk memasukkan atau mencetak gol dan

mempertahankan untuk tidak kemasukan bola ada peraturan-peraturan permainan

yang setiap pemain harus mentaatinya. Agar peraturan-peraluian permainan ditaati

oleh pemain pada saat permainan atau pertandingan berlangsung maka ada wasil

dan hakim garis yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap

pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya (hukumnya). Oleh karena

itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara

sportivitas.

Bola tangan dijelaskan (Mahendra2000:6) adalah sebagai berikut : Bola

(23)

sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan.

Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan, atau ditembakkan. Tujuan dari

permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan,

dan mencegah agar tim lawan tidak dapat memasukkan bola ke gawang sendiri.

Permainan ini lebih tepat disebut sebagai permainan kombinasi antara permainan

basket dan permainan sepak bola. Disebut demikian, karena keterampilan teknik

dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai teknik dasar

basket, yang terdiri dari passing, dribling, shooting, dll. Sedangkan lapangan

permainan serta bentuk-bentuknya lebih mirip lapangan sepak bola, terdiri dari

gawang berjaring, serta daerah-daerah yang dibatasi oleh peraturan yang

(24)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri Citrasari

Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, tempat penulis bekerja.

Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut

pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek

penelitian atau menyangkut personil yang akan membantu dalam kelancaran

kegiatan ini.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh tim peneliti

yang melibatkan kepala sekolah, guru kelas VA sebagai mitra peneliti dan

kedudukan peneliti sebagai praktisi atau pengajar juga observer. Dari tim

penelitian di atas diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam

kegiatan penelitian ini mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010.

Lamanya penelitian kurang lebih selama enam bulan.

B. Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN Citrasari Kecamatan Lembang

(25)

dari 14 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Secara umum bila

ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup

perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap

peningkatan kualitas pendidikan di SDN Citrasari walaupun hal tersebut bukan

salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor

lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan

kurikulum.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena

permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan

pembelajaran melempar bola.

Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada

peningkatan pembelajaran melempar bola, penulis mempersiapkan diri tentang

apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus

ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12)

dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

(26)

Sedangkan menurut Ebbutt (1985), dalam Hopkins, (1993:15) mengemukakan ;

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) „Melihat

penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan

memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut‟. Jadi

secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas

adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri.

Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata

dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan

model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi. Menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam Suherman (2004:3) menyatakan

bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki proses

pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisifatif, menyelesaikan masalah,

meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model

Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

(27)

terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan

di laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan

permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak

sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam

hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru

sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa

dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan.

Berikut beberapa model desain penelitian tindakan kelas:

[image:27.595.112.511.267.697.2]

1 Model Desain Kurt Lewin

Gambar 3.1

(28)

Penafsiran Kemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana

umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar

kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan

terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja.

Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung

dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan

seoptimal mungkin (Rochiati Wiriaatmadja (2006:63).

2 Model John Elliot

Model Elliot tampak lebih rinci jika dibandingkan dengan kedua model

yang telah dikemukan di atas. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus

dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima

tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa

(29)

Gambar 3.2

Desain PTK Model Jhon Elliot (Hopkins (1993:49) 3 Model Kemmis dan Mc. Taggart

Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart

tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di

dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang

dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah : (a) Perencanaan

(planning); (b) tindakan (acting); (c) Observasi (observation); dan (d) refleksi

(eflection). Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada

refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam

bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus.

Model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai

proses inkuari pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya

kepada siswa. Keputusannya timbul dari pengamatan tahap awal yang

menunjukkan bahwa siswa belajar sains dengan menghafal bukan dalam proses

inkuari. Dalam diskusi, dipikirkannya cara untuk mendorong siswa berinkuari,

apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya kepada siswa.

Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya untuk mendorong siswa

menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan.

(30)

untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami dan apa yang

[image:30.595.123.497.174.524.2]

mereka minati.

Gambar 3.3

Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart (Hopkins (1993:48) dan Zainal Aqib (2006:23)

Pada kotak observasi, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa

dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga

mencatat dalam buku hariannya. Dalam kotak refleksi, ternyata kontrol kelas yang

terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan, sehingga

tidak mencapai hasil yang baik dan perlu diperbaiki.

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan memodifikasi dalam

bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan guru yang bersifat mengontrol siswa,

agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus

(31)

pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pada tahap refleksi, ternyata siswa sulit

dikendalikan. Kemmis merenung, apakah pelajaran dilanjutkan dengan probing

atau menggunakan teknik lain. Demikian permasalahan lanjutan terjadi, dan

seterusnya harus kembali pada perencanaan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model spiral

Kemmis dan Taggrat, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang.

Satu siklus kegiatan yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan

(act), observasi (observe), dan refleksi (reflect).

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap

siklus dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,

seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat

kemampuan awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu

diadakan tes melempar bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan

observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan

diberikan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran melempar bola.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah

dengan menggunakan permainan bola tangan melalui permainan modifikasi. Dari

refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK

(32)

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :

(a)Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

(b)Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di lapangan.

(c)Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan

guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi

bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan

guru pada proses pembelajaran.

(d)Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai

proses dan hasil tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang

aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi

dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan

yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan,

yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat

fokusnya adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran

melempar bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut:

(a) Siklus I

1). Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

(33)

(c).Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum

aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

(d).Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi.

2). Kegiatan Inti ( 50 menit )

Ekplorasi

(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan

sepakbola salah satunya adalah teknik melempar bola.

(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat melempar bola.

(c).Guru memberikan pertanyaan tentang permainan bola besar yang cara

permainannya dilempar-lempar, (permainan bola basket dan bola

tangan).

(d).Dengan bimbingan guru siswa disuruh melakukan melempar bola ke

dalam lapangan sebagai proses pengalihan perhatian siswa terhadap

pembelajaran yang akan disampaikan.

(e).Guru menjelaskan cara permainan bola tangan yang dimodifikasi seperti

melempar bola dengan cara menggunakan dua tangan dan tanpa

menggunakan gawang, bola dinyatakan masuk apabila bola dapat di

masukkan ke dalam kardus (ditempat yang sudah ditentukan) oleh

lawan.

Elaborasi

(a).Guru membagi siswa 2 kelompok.

(b).Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan melempar bola

(34)

Konfirmasi

(a) Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(b) Mengadakan tes kompetensi

3). Kegiatan Penutup ( 10 menit)

(a) Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang telah dilakukan.

(b) Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.

(c) Refleksi

4). Tindak lanjut

(a) Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat

keterampilan melempar bolanya.

b. Siklus II

1). Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

(b). Berdoa

(c). Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum

aktivitas selanjutnya seperti permainan-permainan menendang bola.

(d). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

(e). Guru memberikan motivasi belajar.

2). Kegiatan Inti ( 50 menit )

(35)

(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan

sepakbola.

(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar

permainan sepakbola.

(c). Guru menjelaskan permainan modifikasi bola tangan dengan cara

melemparkan bola menggunakan 2 tangan dan menggunakan gawang

dan penjaga gawang.

Elaborasi

(a).Guru membagi siswa 2 kelompok.

(b).Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan melempar bola

dengan menggunakan dua tangan dengan sejauh-jauhnya ataw saling

berpasangan.

Konfirmasi

(a) Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian

pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(b) Mengadakan tes kompetensi

3). Kegiatan Penutup ( 10 menit)

(a) Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang telah dilakukan.

(b) Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.

(c) Refleksi

(36)

(a) Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat

keterampilan menendang bolanya.

3. Tahap Observasi

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu

mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam

pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis

dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan

dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di

lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari

hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus

selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang

memuaskan.

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan

guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis

bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan

refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah :

a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai

(37)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah :

1.Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk

mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di

kelas VA SDN Citrasari Kecamatan Lembang. Alat yang digunakan adalah

lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi

dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang

pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor

penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam

Sugiyono (2005:64) menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Artinya

melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku

tersebut. Dikemukakan pula oleh Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2002:104)

observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna

sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan

diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai

mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen

(38)

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.

3. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan

pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang

terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong

(2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam

penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan

oleh peneliti sendiri‟.

4. Hasil tes melempar bola

Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur peningkatan hasil pembelajaran

melempar bola adalah tes keterampilan sepakbola dari Rogalski dan . Degel dalam

Sukatamsi ( 2001:6.20) :

Melempar bola tanpa maupun dengan ancang-ancang ke arah yang telah ditentukan. Kesempatan melempar 3 kali. Peratuan melempar seperti peraturan permainan melempar bola ke dalam. Prestasi: Jarak lemparan dihitung dari garis batas melempar melempar pada titik jatuhnya bola diukur dalam meter. Prestasi jarak melempar yang terjauh.

Medali kelompok umur 10 -12 tahun Perunggu : 10 meter

[image:38.595.114.507.494.746.2]

Perak : 12 meter Emas : 14 meter

(39)

Cara pengetesannya adalah setelah pembelajaran selesai dari tiap-tiap siklus.

Sehingga dapat memberikan gambaran status kenaikan hasil pembelajaran

masing-masing siswa.

a. Observasi kemampuan melempar bola Aspek yang diobservasi adalah:

Keterangan:

Sikap berdiri,

1. Kedua kaki rapat atau kedua kaki kangkang ke muka belakang atau kedua kaki

kangkang ke samping kiri-kanan.

2. Kedua lutut kaki sedikit ditekuk

3. Kedua kakinya harus berada di tanah tidak boleh diangkat

4. Sebagian dari tiap kakinya harus berdiri di luar garis samping

Cara melempar

1. Kedua tangan dengan bola diangkat di atas belakang kepala,

2. Pandangan mata ke arah teman yang akan diberi operan bola atau menghadap

ke arah lapangan permainan

3. Waktu akan melemparkan bola, badan ditarik ke belakang, hingga badan

melengkung pada perut.

No Nama

Sikap berdiri, Cara Melempar Gerak lanjutan

Jmlh skor Nilai

ket

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 T BT

1

2

(40)

4. Waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot-otot perut, panggul, bahu dan

kedua tangan diayunkan ke depan, dibantu kedua lutut yang diluruskan, badan

digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan bola dilepaskan

Gerak lanjutan.

1. Setelah bola dilepaskan, gerak lanjutannya ialah tetap berdiri di atas kedua

kaki dengan ujung-ujung jari kaki tetap di atas tanah

2. Selanjutnya diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi.

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor Ideal

Keterangan :

Baik Sekali 90- 100

Baik 75- 89

Cukup 60 - 74

Kurang 50 - 59

[image:40.595.115.494.251.617.2]

Kurang sekali …≤ 50

Tabel Tes Melempar Bola.

Kriteria Penilaian

1. Setiap siswa diberi kesempatan 3 kali melakukan lemparan

2. Setiap kesempatan diberikan kriteria penilaian

3. Diambil nilai lemparan terbaik

Kesempatan Lemparan

Terbaik

Ket

(41)

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

1) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru.

2) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

(a). Hasil belajar

(b). Rencana pelaksanaan pembelajaran

(c). Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

(d). Catatan lapangan

3) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes menendang bola kepada

siswa.

4) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil

dengan menggunakan lembaran observasi.

5) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di

lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.

6) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat

dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisa Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,

pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis

(42)

didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution

dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280)

dikemukakan bahwa :

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap

orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam

Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya

model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian

berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan

diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan

keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data

menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di

tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal

(43)

“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan

keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan

melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi

data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan

dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data

adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan

naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses

pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk

penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti

luas.

G. Validasi data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik

pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan

data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 :

173).

Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan,”Pengecekan keabsahan data

dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik,

yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.

Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua teknik triangulasi yaitu

(44)

Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang

ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui Tanya jawab yang dilakukan

setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu

pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah

pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data,

yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan

ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :

a. Triangulasi digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar

dapat mencegah kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam

penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan

mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan

siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian

dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang

seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada

guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan

pembelajaran melalui diskusi balikan.

(45)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian

beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan

adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya

terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan

cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data

(46)

90

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai

penerapan pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan

sepak bola melalui permainan modifikasi bola tangan pada siswa kelas V SDN

citrasari kecamatan lembang kabupaten bandung barat.

peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran yang telah dibuat fokusnya adalah upaya

meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran melempar bola ke

dalam lapangan pada permainan sepak bola melalui permainan bola tangan

yang dimodifikasi hal yang dipersiapkan selain membuat (RPP) sesuai

dengan pembelajaran. Pada pelaksanaannya meningkatkan kemampuan anak

dalam melakukan melempar bola sejauh-jauhnya melalui permainan

modifikasi bola tangan ditentukan dengan 2 siklus. Agar proses

pembelajaran berjalan efektif sistematika tahapan gerakan dimulai dengan

tingkat kesulitan yang mudah, sampai dengan tingkat kesulitan yang tinggi.

2. Perencanaan yang dilakukan yaitu menyangkut : kinerja guru peningkatan

setiap aspek mulai dari siklus I dan II. Untuk kinerja guru pada kegiatan awal

terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I menjadi 80% dan pada siklus II

100%. Untuk kegiatan inti siklus I 60% dan pada siklus II 100% Untuk

(47)

91

siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi tujuan utama penelitian ini.

3. Hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan

pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan sepak bola

melalui permainan modifikasi bola tangan pada siswa kelas V SDN citrasari

kecamatan lembang kabupaten bandung barat. Berangkat dari hasil tes awal

sebelum diberikan tindakan, maka pembahasan akan membandingkan data

dari tes awal, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut : untuk persiapan

atau tes awal aspek lemparan terbaik mencapai 25%. Pada saat telah

diberikan tindakan siklus I kemampuan melempar meningkat menjadi 58%.

Hal ini cukup dipahami karena siswa baru mengenal teknik melempar yang

benar melalui permainan modifikasi, sehingga memerlukan waktu untuk

adaptasi. Pada siklus II kemampuan awalan meningkat menjadi 83%, akan

tetapi hal ini sudah cukup maksimal karena target maksimal 80%. Dengan

memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran

melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui

permainan modifikasi bola tangan. telah mampu meningkatkan siswa kelas

V SDN citrasari kecamatan lembang kabupaten bandung barat terhadap

(48)

92

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan

saran-saran sebagai berikut :

1.Bagi Guru

Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam

teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan

metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang.

2.Bagi Siswa

Diharapkan dengan penerapan pembelajaran melempar bola ke dalam

lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan modifikasi bola

tangan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

3.Bagi Sekolah

Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai

motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar dan peningkatan

kinerja guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga

(49)

93

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar (2011) Pedagogi Olahraga (seri : Konsep Pendekatan Pengajaran) Prodi PJKR UPI

Batesky (1987) dalam Husdarta ( 2001) Tesis Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Eksplorasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam Pembelajaran Penjas UPI Bandung

Harsono. (2007). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian tindakan Kelas (PTK). Depdikbud. Jakarta

Liswara (1992 : 33) Motorik Pengantar Teori, Rosda, Jaya Bandung.

Lutan (1996/1997) Pendididkan Jasmani dan Kesehatan. Dikbud. Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD. IBRD : LOAN 3496-IND

Lutan (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Moleong Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif, PT RemajaRosdakarya. Bandung

Mahendra (2002 : 2) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Ma’mun (2008) Skripsi Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat jauh Melalui

Pemanfaatkan Media. UPI Kampus Sumedang

Masnur dkk, (1987 : 28) Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Nurhasan,dkk1 (1992). Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Ridwan Haris (1991) Permainan Bola Tangan. Citra Aditya Bakti. Bandung

Rochiati Wiriaatmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja RosdaKarya. Bandung

(50)

94

Slameto (1991:2) Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta Jakarta

Supandi (1992 : 4) Strategi Belaiar Mengaiar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Saputra Yudha (2002) Pembelajaran Atletik Di Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Suherman, Ayi. (2004), Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.

Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung

Zaenal Aqib (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama Widya. Bandung

Gambar

Tabel   Halaman
Grafik aktivitas siswa pada siklus I dan II ……………………………
Gambar
Gambar 3.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

The first example of a family of bounded-degree graphs where the random walk exhibits cutoff in total-variation was provided only very recently, when the authors showed this for

Pada hari ini Kamis tanggal delapan belas bulan Agustus Tahun Dua Ribu Enam Belas kami selaku Kelompok Kerja III Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Barito Timur yang

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam hal terdapat keberatan atas penetapan penyedia tersebut diatas, dapat menyampaikan sanggahan terhadap penetapan dimaksud kepada Pokja

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh perilaku biaya PUA, pertanyaannya adalah apakah kompensasi akan menurun, dalam proporsi yang sama dengan kenaikan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Pembentukan,.. Pemecahan, Penyatuan dan Penghapusan Desa dan Perubahan Status

deskriptif, sesuai yang diungkapkan Sugiyono (2014, hlm.147) adalah: Bahwa penelitian deskriptif adalah “penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

Membangkitkan surface yang meliputi jalan dan cut/fill batters Magicad : APPLICATIONS > ROAD DESIGN > ROAD SURFACES > Batter

Ada beberapa jenis tuna exportable yang tertangkap dari perairan Indonesia, diantaranya adalah madidihang atau yellowfin tuna (Thunnus albacares), tuna mata besar atau bigeye