SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
FAJAR MUHAMAD ALVIN BANGUN 0703532
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR PROGRAM STUDI PENJAS S1 KAMPUS SUMEDANG
Melempar Bola ke dalam Lapangan dalam Permainan Sepakbola Melalui Permainan
Modifikasi Bola Tangan pada siswa kelas V SDN Citrasari Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara tidak sesui dengan etika keilmuan yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klain dari pihak lain
terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 2011
Yang membuat peryataan
Oleh :
FAJAR MUHAMAD ALVIN BANGUN 0703532
Pembimbing I
Dr. Nurlan Kusmaedi, M.Pd NIP. 195301111980031002
Pembimbing II
Dewi Susilawati, M.Pd NIP. 197803102008122001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani
i
ABSTRAK ………. ii
PERNYATAAN ………. iii
KATA PENGANTAR ………. iv
UCAPAN TERIMAKASIH ……… v
DAFTAR ISI ……….. vii
DAFTAR TABEL ………. x
DAFTAR GRAFIK ……….. xi
DAFTAR GAMBAR ………..…….. xii
DAPTAR LAMPIRAN ………. xiii
BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah ……….. 5
1. Rumusan Masalah ………. 5
2. Pemecahan Masalah ……… 6
C. Tujuan Penelitian ………. 9
1. Tujuan Umum ……….. 9
2. Tujuan Khusus ………. 9
D. Manfaat Penelitian ………. 9
E. Batasan Istilah ……….. 11
BAB II KAJIAN TEORITIS ……….. 12
A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ………….. 14
1. Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan Jasmani……….. 16
2. Peranan Guru dalam Interaksi Belajar Mengajar ……….. 17
B. Permainan Bola Tangan ………. 19
1. Sejarah Bola Tangan di Indonesia ………. 19
2. Peraturan Bola Tangan ………. 20
a. Cara Bermain Bola Tangan ……….. 20
b. Lapangan Bola Tangan ……….. 22
c. Pemain ……….. 22
ii
1. Modifikasi Bola Tangan ……… 25
2. Hubungan Pembelajaran Modifikasi Bola Tangan dengan Lemparan ke dalam Pada Permainan Sepak Bola ……… 30
E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ……… 31
F. Hipotesis Tindakan ……….. 32
BAB III KAJIAN PUSTAKA ………. 33
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 33
1. Lokasi Penelitian ………. 33
2. Waktu Penelitian ………. 33
B. Subyek Penelitian ……… 34
C. Metode dan Desain Penelitian ………. 34
1. Metode Penelitian ……… 34
2. Desain Penelitian ……… 36
D. Prosedur Penelitian ……… 40
E. Instrumen Penelitian ……….. 46
1. Observasi ………. 46
2. Angket ……… 47
3. Catatan Lapangan ………. 47
4. Kamera Foto ……….. 47
5. Hasil Tes Melempar Bola ……… 48
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ……… 50
1. Teknik Pengumpulan Data ……… 50
2. Analisis Data ……… 51
G. Validasi Data ………. 53
BAB IV KAJIAN PUSTAKA ……… 55
A. Deskripsi Data Penelitian ……… 55
1. Paparan Data Awal ……….. 55
B. Paparan Data Tindakan Siklus I ……… 60
1. Paparan Data Tindakan Siklus I ……… 60
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ……….. 61
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ………. 62
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus I ……….. 64
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ……… 71
C. Paparan Data Tindakan Siklus II ……….. 76
1. Paparan Data Tindakan Siklus II ……… 76
a. Paparan Data Perncanaan Siklus II ………. 78
b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ……….. 78
c. Paparan Data Hasil Observasi Siklus II ……….. 78
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ……… 84
iii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 90
A. Kesimpulan ……….. 90
B. Saran ……….. 92
DAFTAR PUSTAKA ………. 93
iv
4.1 Data Awal Rencana Pembelajaran ……….. 56
4.2 Data Awal Kinerja Guru …….………. 56
4.3 Data Awal Aktivitas Siswa ….………. 57
4.4 Data Awal Pelaksanaan melempar bola Siklus I ………. 59
4.5 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus I ………. 64
4.6 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ……… 64
4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ………. 67
4.8 Hasil keterampilan melempar Siklus I ……….. 70
4.9 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus I ……….. 72
4.10 Rekapitulasi Hasil Melempar Bola Siklus I ……… 75
4.11 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran Siklus II ……… 78
4.12 Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ……….. 79
4.13 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….. 81
4.14 Hasil keterampilan Tolakan Spike Siklus II ……… 83
4.15 Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus II ………. 85
[image:7.595.119.511.170.620.2]v
4.1 Grafik melempar bola siklus I ………. 71
4.2 Grafik kinerja guru siklus I ……… 72
4.3 Grafik melempar bola siklus I, dan II ……….. 84
4.4 Grafik kinerja guru siklus I ……… 84
4.5 Grafik kinerja guru I dan II ……… 87
4.6 Grafik aktivitas siswa pada siklus I dan II ……… 87
[image:8.595.117.507.163.620.2]vi
2.1 Gambar lapangan bola tangan ………. 21
3.1 Gambar Desain PTK Model Lewin ……… 36
3.2 Gambar PTK Model Jhon Elliot ……….. 37
3.3 Gambar Model Menurut Kemmis dan Taggart ……… 39
[image:9.595.125.493.255.619.2]vii
2 Rencana Pelaksanaan Pembelajara Siklus II ……... 102
3 Hasil Observasi Rencana Pembelajaran …………... 108
4 Hasil Observasi Kinerja Guru………... 109
5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa….…………... 114
6 Hasil Keterampilan Melempar Bola (Throw in)………. 118
7 Jadwal Penelitian…………... 121
8 Foto-foto Kegiatan Penelitian………...……….. 122
9 Surat Keputusan Bimbingan………...……….. 128
10 Surat Izin Penelitian………..………...……….. 129
11 Surat Keterangan Penelitian dari SD………...……….. 130
1 A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Materi yang diberikan untuk mengembangkan aspek di atas ruang
lingkupnya meliputi aspek-aspek seperti yang tercantum dalam Standar Isi
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di SD walau Permainan dan olahraga
meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan
lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak
bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,
serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Aktivitas ritmik
meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.
air, dan renang serta aktivitas lainnya. Pendidikan luar kelas, meliputi:
piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki
gunung. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,
mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan
aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek
tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Khusus untuk aspek permainan bola besar khususnya permainan
sepakbola merupakan suatu materi yang banyak disenangi oleh peserta didik
khususnya siswa sekolah dasar. Untuk mengembangan potensi peserta didik
dalam pengembangan materi sepakbola diperlukan suatu usaha yang sistimatis,
penyaluran minat dan bakat peserta didik harus dilakukan dari mereka berada di
bangku sekolah dasar sehingga pengkayaan gerak dasar sudah mulai tertanam
untuk bekal hidup kelak dalam menjalani spesialisasi minat dan bakatnya. Salah
satu aspek yang terkandung dalam permainan sepak bola yang perlu diberikan di
sekolah dasar adalah aspek melempar bola. Melempar bola dijelaskan Lutan
( 1997:74) adalah : “Melempar adalah kemampuan mendorong suatu objek melalui udara dengan menggunakan tangan. Dalam kaitan ini yang dimaksud
objek adalah bola. Keterampilan melempar dapat dilakukan dengan
menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta berbagai cara. Melempar bola
yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan, jarak dan tinggi serta putaran
Di mana aspek tersebut sangat diperlukan untuk menghidupkan jalannya
suatu pertandingan bila bola ke luar lapangan dari garis samping, bila dicermati
dalam melemparkan bola ke dalam lapangan dalam aturan tidak dibenarkan
langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam melempar bola ke dalam
tidak ada hukuman bagi pemain yang berdiri off side, jadi pemain penyerang
bebas berdiri di muka gawang lawan (Sukatamsi :2001:43). Mencermati pendapat
tersebut melempar bola merupakan awal serangan yang bisa mengganggu
konsentrasi pertahanan dan membahayakan gawang lawan, sehinga bila
dibiasakan dari usia sekolah dasar akan menjadi sebuah alternatif pemahaman
dalam menyusun serangan bagi mereka yang melakukannya, hal ini sering terjadi
pada kegiatan kompetisi sepak bola antar SD di Kecamatan Lembang, banyak
kejadian yang merepotkan pertahanan lawan bila lemparan ke dalam dilakukan
oleh mereka yang mempunyai aspek kekuatan. Bukti empiris kemampuan
melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan sepakbola pada siswa SDN
Citrasari perlu ditingkatkan di mana hanya 25 % siswa yang bisa melempar di
atas 7 meter, sedangkan hasil penilaian proses melemparkan bola hasilnya 17%,
kesulitan yang muncul adalah kurang biasanya peserta didik melakukan latihan
kekuatan sehingga aspek kondisi fisik yang sangat menunjang aktivitas melempar
tidak terlatih dan hasilnya seperti dijelaskan di atas sehingga perlu usaha untuk
meningkatkan hasil belajarnya bukti empiris ini penulis cantumkan dalam
penelitian ini hanya sebagai acuan bukan pembanding dan hasilnya tidak harus
seperti keterampilan seorang atlet karena dasar kemampuan manusia
kurang ini, disebabkan oleh pembelajaran kurang inovatif seperti pembelajaran
berpusat pada guru, yang terjadi siswa kurang termotivasi dalam mengikuti
pembelajaran, sedangkan menurut Usman dkk, ( 1993:8) dijelaskan bahwa
“Tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%.” Sedangkan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) mata pelajaran Penjas di SDN Citrasari Kecamatan Lembang adalah 65.
Pembelajaran lemparan ke dalam, kondisi fisik yang sangat menunjang
adalah kekuatan seperti dijelaskan Harsono (2004:177) bahwa “Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik
secara keseluruhan”. Bila aspek ini diberikan ke peserta didik dengan pendekatan
permainan akan menambah kemampuan kekuatan seseorang bahkan terbentuknya
power, di mana power adalah gabungan kekuatan dan kecepatan Mencermati
kutipan di atas, penulis memilih alternatif lain supaya siswa mau dan mampu
melakukan gerak dasar dengan baik, yaitu dengan cara memakai atau mensiasati
proses belajar yang salah satunya dengan permainan bola tangan karena
permainan bola tangan gerak yang paling dominan adalah permainan
menggunakan tangan, seperti melempar, berlari, dan menggiring sehingga aspek
kondisi fisik secara umum akan terlatih salah satunya aspek kekuatan.
Bila pembelajaran bola tangan diberikan pada siswa sekolah dasar akan
meningkatkan kekuatan juga suasana pembelajaran yang dirasakan anak akan
kondusif dan fokus untuk mencapai tujuan, karena pembelajaran melalui
permainan, sesuai apa yang dikemukakan Saputra ( 2002:63) yaitu : Untuk
siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang
bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain,
menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik
belajar sambil bermain.
Hal senada seperti yang dijelaskan Sukintaka (1992:37): Aktifitas
permainan diberikan kepada siswa sekolah dasar ikut membantu pencapaian
tujuan pendidikan seperti meningkatkan hubungan akrab dengan guru,
meningkatkan rasa kemauan siswa untuk mengikuti pembelajaran, terciptanya
suasana kondusif dalam pelaksanaan pendidikan serta memenuhi kebutuhan
dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa ke arah yang sernpurna.
Mencermati kutipan di atas, penulis memilih altematif lain supaya siswa
mau dan mampu melakukan gerak dasar lebih baik, yaitu dengan cara melalui
aktivitas permainan. Dari uraian di atas maka kami tertarik untuk
mengembangkannya ke dalam Penelitian Tindakan Kelas untuk memperbaiki
kemampuan siswa dalam pembelajaran melempar bola dengan judul penelitian
”Penerapan Pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan
sepak bola melalui permainan modifikasi bola tangan.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah
Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian
1. Bagaimana penerapan perencanaan pembelajaran melempar bola ke dalam
lapangaan dalam permainan sepak bola melalui modifikasi permainan bola
tangan?
2. Bagaimana pelaksaaan pembelajaran melempar bola ke dalam lapangaan
dalam permainan sepak bola melalui modifikasi permainan bola tangan?
3. Bagaimana hasil pembelajaran melempar bola ke dalam lapangaan dalam
permainan sepak bola melalui modifikasi permainan bola tangan?
2. Pemecahan Masalah
Melihat dari permasalahan yang ada dalam penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan, maka langkah selanjutnya yaitu mencari alternatif untuk pemecahan
masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas, metode penelitian ini
digunakan karena mempunyai kelebihan seperti dijelaskan Aqib (2007:18) :
1.PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis
terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan. 2. PTK dapat meningkatkan kinerja
guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang
sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa
ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. 3.
Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di
kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual
dan faktual yang berkembang di kelasnya. 4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu
merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan
proses pembelajaran. 5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu
dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan
adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.
Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari
berbagai upaya sebagai pemecahan.”
Alternatif tindakan yang dapat di lakukan dalam pemecahan masalah
tersebut. Penulis yakin melalui penyajian pembelajaran melalui permainan
modifikasi bola tangan, maka dapat meningkatkan kemampuanm melempar bola
pada siswa kelas V SDN Ciptasari dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
melempar bola kedalam lapangan pada permainan sepakbola melalui permainan
modifikasi bola tangan, kemudian secara otomatis dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan melempar bola.
Penerapan pembelajran melempar bola ke dalam lapangan dalam
permainan sepakbola melalui permainan modifikasi bola tangan dapat di lakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Tahapan persiapan, pada tahapan ini guru mempersiapkan media dan alat
pembelajaran yang diperlukan, kemudian guru mengkondisikan siswa
karena pembelajaran serta memberikan motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Guru dapat menjelaskan kepada siswa mengenai materi,
tujuan, poko-poko kegiatan dan hasil belajar yang diharapkan serta
menjelaskan kepada siswa tentang teknik melempar bola kedalam lapangan
b. Tahapan pelaksanaan, pada tahap ini guru memberikan bimbingan kepada
siswa mengenai teknik melempar bola kedalam lapangan dalam permainan
sepakbola melalui permainan modifikasi bola tangan serta memberikan
motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Tahap evaluasi, pada tahap ini guru mengevaluasi siswa dengan
mengadakan tes, dimana setiap siswa melakukan melempar bola ke dalam
lapangan dengan jarak sejauh-jauhnya.
d. Tahapan upaya peningkatan kemampuan, pada tahapan ini guru dapat
melihat peningkatan kemampuan melempar bola siswa melalui permainan
modifikasi bola tangan yang telah dicapai oleh siswa selama pembelajaran,
yaitu apabila siswa tersebut telah mampu melakukan melempar bola dengan
jarak yang cukup jauh dan dengan benar maka suatu peningkatan, maka hal
tersebut merupakan sebuah peningkatan kemampuan dalam suatu
pembelajaran.
Indikator pembelajaran berhasil atau ada kemajuan apabila dalam aktivitas
dan hasil belajar mengandung aspek di bawah ini :
1. Aktivitas guru dan siswa mengalami kemajuan atau perbaikan dari
pembelajaran sebelumnya.
2. Hasil tes lemparan siswa yang dilakukan guru mengalami peningkatan apakah
secara individu maupun secara keseluruhan.
3. Penampilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menampakan
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan pembelajaran melempar
bola melalui permainan modifikasi bola tangan di SDN Citrasar Citrasari
Lembang Kabupaten Bandung Barat.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan pembelajaran melempar bola ke
dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan modofikasi
bola tangan.
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak penerapan pembelajaran melempar
bola ke dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan
modifikasi bola tangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana hasil penerapan pembelajaran melempar bola ke
dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan modifikasi
bola tangan.
D. Manfaat Penelitian
Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama
ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada peningkatan
pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan Maka manfaat penelitian yang
dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa, hasil penelitian tindakan kelas diharapkan berguna untuk
hasil penelitian ini dapat dijadikan dorongan untuk terus meningkatkan
latihan di luar sekolah. Pengetahuan dan keterampilan yang optimal
diperlukan oleh siswa sebagai bekal untuk dikembangkan di masyarakat.
2. Bagi masyarakat dan pembina olahraga hasil penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat dijadikan :
a. Sumbangan pemikiran bagi kepentingan perkembangan dan kemajuan
olahraga sepakbola, penelitian yang lebih luas, dan berguna pula untuk
kegiatan yang bertujuan untuk pemanduan bakat.
b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada
relevansinya dengan masalah penelitian ini.
3. Bagi guru,
a. penelitian ini sangat bermanfaat, karena dapat lebih memahami tugas
berat seorang guru serta mengetahui lebih jauh permasalahan
-permasalahan pembelajaran di sekolah, yang mana hal tersebut dapat
membantu dalam meringankan tugas guru.
b. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat
pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan.
c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas
dalam menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatan pembelajaran
melempar bola ke dalam lapangan.
d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran
e. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan
masalah pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan.
4. Bagi lembaga, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik
dalam rangka inovasi pembelajaran.
E. Batasan Istilah
Penerapan dalam Nurhasan,dkk (1992:65) dijelaskan: "Pengukuran dan
penilaian mengarah pada kemampuan siswa menggunakan apa yang sudah
diajarkan dalam situasi lain". Penerapan dalam penelitian ini adalah
pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan.
Pembelajaran dalam Saiful Sagala (2008:61) : “Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah 'Suatu proses di mana lingkungan seseorang
secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu dalamkondisi-kondisi khusus atau mengahasilkan respons terhadap
situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.”
Melempar bola dijelaskan Lutan ( 1997:74) adalah : “Melempar adalah kemampuan mendorong suatu objek melalui udara dengan mengggunakan
tangan. Dalam kaitan ini yang dimaksud objek adalah bola. Keterampilan melempar
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta
berbagai cara. Melempar bola yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan,
Permainan Menurut Framberg (dalam Berky, 1995) : “Permainan adalah merupakan aktivitas yang bersifat simbolik, yang menghadirkan kembali realitas
dalam bentuk pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh
makna. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman
menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan
secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri
siswa sendiri secara spontan.”
Sepak bola menurut Sarumpaet, dkk (1992:5) adalah : Sepakbola
merupakan permainan yang dimainkanoleh dua regu yang masing-masing regu
terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan.
Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke
dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak
kemasukan. Di dalam usaha-usaha untuk memasukkan atau mencetak gol dan
mempertahankan untuk tidak kemasukan bola ada peraturan-peraturan permainan
yang setiap pemain harus mentaatinya. Agar peraturan-peraluian permainan ditaati
oleh pemain pada saat permainan atau pertandingan berlangsung maka ada wasil
dan hakim garis yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap
pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya (hukumnya). Oleh karena
itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara
sportivitas.
Bola tangan dijelaskan (Mahendra2000:6) adalah sebagai berikut : Bola
sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan.
Bola tersebut boleh dilempar, dipantulkan, atau ditembakkan. Tujuan dari
permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan,
dan mencegah agar tim lawan tidak dapat memasukkan bola ke gawang sendiri.
Permainan ini lebih tepat disebut sebagai permainan kombinasi antara permainan
basket dan permainan sepak bola. Disebut demikian, karena keterampilan teknik
dasar ketika memainkan bola dengan tangan lebih menyerupai teknik dasar
basket, yang terdiri dari passing, dribling, shooting, dll. Sedangkan lapangan
permainan serta bentuk-bentuknya lebih mirip lapangan sepak bola, terdiri dari
gawang berjaring, serta daerah-daerah yang dibatasi oleh peraturan yang
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SD Negeri Citrasari
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, tempat penulis bekerja.
Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan, khususnya menyangkut
pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek
penelitian atau menyangkut personil yang akan membantu dalam kelancaran
kegiatan ini.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan oleh tim peneliti
yang melibatkan kepala sekolah, guru kelas VA sebagai mitra peneliti dan
kedudukan peneliti sebagai praktisi atau pengajar juga observer. Dari tim
penelitian di atas diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam
kegiatan penelitian ini mulai dari perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2010.
Lamanya penelitian kurang lebih selama enam bulan.
B. Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Citrasari Kecamatan Lembang
dari 14 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Secara umum bila
ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik tergolong cukup
perhatiannya terhadap pendidikan dan ini salah satu pendorong terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di SDN Citrasari walaupun hal tersebut bukan
salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor
lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan
kurikulum.
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena
permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan
pembelajaran melempar bola.
Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada
peningkatan pembelajaran melempar bola, penulis mempersiapkan diri tentang
apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus
ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12)
dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :
Sedangkan menurut Ebbutt (1985), dalam Hopkins, (1993:15) mengemukakan ;
Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
Sedangkan Elliott (1991) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) „Melihat
penelitian tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan
memungkinkan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut‟. Jadi
secara ringkas dari pernyataan-pernyataan di atas adalah penelitian tindakan kelas
adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri.
Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata
dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan
model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Menurut Wiriaatmaja dan Wahab dalam Suherman (2004:3) menyatakan
bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki proses
pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisifatif, menyelesaikan masalah,
meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.
Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model
Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :
terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
2. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas bukan penelitian eksperimental yang dilakukan
di laboratorium, tetapi merupakan penelitian yang bersifat praktis dan berdasarkan
permasalahan keseharian di Sekolah Dasar. Dalam PTK, peneliti tidak bertindak
sebagai penonton mengenai apa yang dilakukan guru terhadap siswanya. Dalam
hal ini siswa tidak diperlakukan sebagai obyek yang dikenai tindakan dan guru
sebagai pelaku dan pengumpul informasi atau data, akan tetapi siswa
dimungkinkan secara aktif berperan dalam melaksanakan tindakan.
Berikut beberapa model desain penelitian tindakan kelas:
[image:27.595.112.511.267.697.2]1 Model Desain Kurt Lewin
Gambar 3.1
Penafsiran Kemmis meliputi bahwa penyusunan gagasan atau rencana
umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. Reconnaissen, bukan hanya sekadar
kegiatan menemukan fakta di lapangan, akan tetapi juga mencakup analisis, dan
terus berlanjut pada siklus berikutnya dan bukan hanya pada siklus awal saja.
Implementasi tindakan bukan pekerjaan mudah, karenanya jangan langsung
dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan
seoptimal mungkin (Rochiati Wiriaatmadja (2006:63).
2 Model John Elliot
Model Elliot tampak lebih rinci jika dibandingkan dengan kedua model
yang telah dikemukan di atas. Dikatakan lebih rinci, karena di dalam setiap siklus
dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima
tindakan. Sementara itu setiap tindakan kemungkinan terdiri atas beberapa
Gambar 3.2
Desain PTK Model Jhon Elliot (Hopkins (1993:49) 3 Model Kemmis dan Mc. Taggart
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart
tidak terlalu berbeda dengan model Kurt Lewin. Dikatakan demikian karena di
dalam satu siklus atau putaran terdiri atas empat komponen seperti yang
dilaksanakan Lewin. Keempat komponen tersebut adalah : (a) Perencanaan
(planning); (b) tindakan (acting); (c) Observasi (observation); dan (d) refleksi
(eflection). Sesudah satu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah ada
refleksi, diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam
bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya atau dengan beberapa kali siklus.
Model Kemmis dan Taggart dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Kemmis dan Taggart telah melakukan penelitian tindakan kelas, mengenai
proses inkuari pada pelajaran sains. Ia memfokuskan pada strategi bertanya
kepada siswa. Keputusannya timbul dari pengamatan tahap awal yang
menunjukkan bahwa siswa belajar sains dengan menghafal bukan dalam proses
inkuari. Dalam diskusi, dipikirkannya cara untuk mendorong siswa berinkuari,
apakah dengan mengubah kurikulum atau mengubah cara bertanya kepada siswa.
Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya untuk mendorong siswa
menjawab pertanyaan. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap perencanaan.
untuk mendorong mereka mengatakan apa yang mereka pahami dan apa yang
[image:30.595.123.497.174.524.2]mereka minati.
Gambar 3.3
Desain PTK Model Menurut Kemmis dan Taggart (Hopkins (1993:48) dan Zainal Aqib (2006:23)
Pada kotak observasi, pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa
dicatat atau direkam untuk melihat apa yang sedang terjadi. Pengamat juga
mencatat dalam buku hariannya. Dalam kotak refleksi, ternyata kontrol kelas yang
terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan, sehingga
tidak mencapai hasil yang baik dan perlu diperbaiki.
Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan memodifikasi dalam
bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan guru yang bersifat mengontrol siswa,
agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik. Pada tahap tindakan siklus
pengaruhnya terhadap perilaku siswa. Pada tahap refleksi, ternyata siswa sulit
dikendalikan. Kemmis merenung, apakah pelajaran dilanjutkan dengan probing
atau menggunakan teknik lain. Demikian permasalahan lanjutan terjadi, dan
seterusnya harus kembali pada perencanaan.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model spiral
Kemmis dan Taggrat, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang.
Satu siklus kegiatan yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan
(act), observasi (observe), dan refleksi (reflect).
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap
siklus dilaksanakan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai,
seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat
kemampuan awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu
diadakan tes melempar bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan
observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan
diberikan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran melempar bola.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa
tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah
dengan menggunakan permainan bola tangan melalui permainan modifikasi. Dari
refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah :
(a)Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
(b)Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di lapangan.
(c)Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan
guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi
bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan
guru pada proses pembelajaran.
(d)Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai
proses dan hasil tindakan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang
aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi
dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan
yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan,
yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat
fokusnya adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran
melempar bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut:
(a) Siklus I
1). Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
(c).Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum
aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.
(d).Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi.
2). Kegiatan Inti ( 50 menit )
Ekplorasi
(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan
sepakbola salah satunya adalah teknik melempar bola.
(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat melempar bola.
(c).Guru memberikan pertanyaan tentang permainan bola besar yang cara
permainannya dilempar-lempar, (permainan bola basket dan bola
tangan).
(d).Dengan bimbingan guru siswa disuruh melakukan melempar bola ke
dalam lapangan sebagai proses pengalihan perhatian siswa terhadap
pembelajaran yang akan disampaikan.
(e).Guru menjelaskan cara permainan bola tangan yang dimodifikasi seperti
melempar bola dengan cara menggunakan dua tangan dan tanpa
menggunakan gawang, bola dinyatakan masuk apabila bola dapat di
masukkan ke dalam kardus (ditempat yang sudah ditentukan) oleh
lawan.
Elaborasi
(a).Guru membagi siswa 2 kelompok.
(b).Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan melempar bola
Konfirmasi
(a) Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian
pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.
(b) Mengadakan tes kompetensi
3). Kegiatan Penutup ( 10 menit)
(a) Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi
yang telah dilakukan.
(b) Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.
(c) Refleksi
4). Tindak lanjut
(a) Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat
keterampilan melempar bolanya.
b. Siklus II
1). Kegiatan Pendahuluan ( 10 menit)
(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
(b). Berdoa
(c). Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum
aktivitas selanjutnya seperti permainan-permainan menendang bola.
(d). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
(e). Guru memberikan motivasi belajar.
2). Kegiatan Inti ( 50 menit )
(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan
sepakbola.
(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar
permainan sepakbola.
(c). Guru menjelaskan permainan modifikasi bola tangan dengan cara
melemparkan bola menggunakan 2 tangan dan menggunakan gawang
dan penjaga gawang.
Elaborasi
(a).Guru membagi siswa 2 kelompok.
(b).Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan melempar bola
dengan menggunakan dua tangan dengan sejauh-jauhnya ataw saling
berpasangan.
Konfirmasi
(a) Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian
pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.
(b) Mengadakan tes kompetensi
3). Kegiatan Penutup ( 10 menit)
(a) Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi
yang telah dilakukan.
(b) Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab.
(c) Refleksi
(a) Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat
keterampilan menendang bolanya.
3. Tahap Observasi
Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu
mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam
pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.
4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)
Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis
dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan
dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di
lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari
hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus
selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang
memuaskan.
5. Re Planning (Perencanaan Ulang)
Berdasarkan hasil observasi mengenai KBM di mana meliputi penampilan
guru dan siswa, maka dari data-data yang telah dikumpulkan dianalisis
bersama-sama dengan mitra peneliti untuk mencari keabsahan data sehingga dapat jadikan
refleksi untuk kegiatan selanjutnya . Re planning dalam penelitian ini adalah :
a. Membuat perbaikan skenerio pembelajaran.
b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.
c. Mempersiapkam instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah :
1.Observasi
Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk
mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di
kelas VA SDN Citrasari Kecamatan Lembang. Alat yang digunakan adalah
lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi
dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor
penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam
Sugiyono (2005:64) menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Artinya
melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku
tersebut. Dikemukakan pula oleh Karl Popper dalam Wiriaatmadja (2002:104)
observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan alat penting, karena akan membahas dan berguna
sebagai alat perantara, yaitu apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, dan
diraba dengan catatan sebenarnya. Proses pelaksanaan dilakukan setiap selesai
mengadakan penelitian. Hal ini selaras dengan pendapat Bogdan dan Biklen
tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka
pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.
3. Kamera Foto
Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan
pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang
terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong
(2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam
penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan
oleh peneliti sendiri‟.
4. Hasil tes melempar bola
Dalam penelitian ini yang menjadi alat ukur peningkatan hasil pembelajaran
melempar bola adalah tes keterampilan sepakbola dari Rogalski dan . Degel dalam
Sukatamsi ( 2001:6.20) :
Melempar bola tanpa maupun dengan ancang-ancang ke arah yang telah ditentukan. Kesempatan melempar 3 kali. Peratuan melempar seperti peraturan permainan melempar bola ke dalam. Prestasi: Jarak lemparan dihitung dari garis batas melempar melempar pada titik jatuhnya bola diukur dalam meter. Prestasi jarak melempar yang terjauh.
Medali kelompok umur 10 -12 tahun Perunggu : 10 meter
[image:38.595.114.507.494.746.2]Perak : 12 meter Emas : 14 meter
Cara pengetesannya adalah setelah pembelajaran selesai dari tiap-tiap siklus.
Sehingga dapat memberikan gambaran status kenaikan hasil pembelajaran
masing-masing siswa.
a. Observasi kemampuan melempar bola Aspek yang diobservasi adalah:
Keterangan:
Sikap berdiri,
1. Kedua kaki rapat atau kedua kaki kangkang ke muka belakang atau kedua kaki
kangkang ke samping kiri-kanan.
2. Kedua lutut kaki sedikit ditekuk
3. Kedua kakinya harus berada di tanah tidak boleh diangkat
4. Sebagian dari tiap kakinya harus berdiri di luar garis samping
Cara melempar
1. Kedua tangan dengan bola diangkat di atas belakang kepala,
2. Pandangan mata ke arah teman yang akan diberi operan bola atau menghadap
ke arah lapangan permainan
3. Waktu akan melemparkan bola, badan ditarik ke belakang, hingga badan
melengkung pada perut.
No Nama
Sikap berdiri, Cara Melempar Gerak lanjutan
Jmlh skor Nilai
ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 T BT
1
2
4. Waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot-otot perut, panggul, bahu dan
kedua tangan diayunkan ke depan, dibantu kedua lutut yang diluruskan, badan
digerakkan seolah-olah dijatuhkan ke depan bersamaan bola dilepaskan
Gerak lanjutan.
1. Setelah bola dilepaskan, gerak lanjutannya ialah tetap berdiri di atas kedua
kaki dengan ujung-ujung jari kaki tetap di atas tanah
2. Selanjutnya diteruskan dengan gerakan lari untuk mencari posisi.
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor Ideal
Keterangan :
Baik Sekali 90- 100
Baik 75- 89
Cukup 60 - 74
Kurang 50 - 59
[image:40.595.115.494.251.617.2]Kurang sekali …≤ 50
Tabel Tes Melempar Bola.
Kriteria Penilaian
1. Setiap siswa diberi kesempatan 3 kali melakukan lemparan
2. Setiap kesempatan diberikan kriteria penilaian
3. Diambil nilai lemparan terbaik
Kesempatan Lemparan
Terbaik
Ket
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data 1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data dan Cara pengambilannya
1) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan
guru.
2) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :
(a). Hasil belajar
(b). Rencana pelaksanaan pembelajaran
(c). Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
(d). Catatan lapangan
3) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes menendang bola kepada
siswa.
4) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil
dengan menggunakan lembaran observasi.
5) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di
lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.
6) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat
dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
2. Analisa Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian,
pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga dapat langsung menganalisis
didik dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution
dalam Sugiyono (2005:88) menyatakan bahwa :
Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.
Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280)
dikemukakan bahwa :
Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap
orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman (dalam
Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya
model ideal dari pengumpulan data dan analisis data adalah secara bergantian
berlangsung sejak awal. Pada tahap ini data ditelaah, direnungkan, dimaknai, dan
diberi penjelasan supaya data yang telah didapat dicek untuk menentukan
keabsahan data tersebut. Dalam penelitian ini pengecekan keabsahan data
menggunakan ketekunan pengamatan. Data yang terjaring lewat observasi di
tringulasi kepada guru dan siswa. Ini dilakukan setelah selesai pembelajaran. Hal
“Pengecekan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa teknik, misalnya ketekunan pengamatan, perpanjangan
keikutsertaan, tringulasi dan pengecekan teman sejawat”. Analisis data dilakukan
melalui tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan. Reduksi
data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan
dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data
adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan
naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses
pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk
penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti
luas.
G. Validasi data
Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik
pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan
data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 :
173).
Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan,”Pengecekan keabsahan data
dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik,
yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.
Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua teknik triangulasi yaitu
Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang
ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui Tanya jawab yang dilakukan
setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu
pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah
pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.
Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data,
yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan
ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :
a. Triangulasi digunakan untuk membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda untuk melihat hubungan antar berbagai data hasil pembelajaran agar
dapat mencegah kesalahan dalam analisis data. Kegiatan triangulasi dalam
penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan
mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan
siswa.
b. Member cek
Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian
dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang
seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada
guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan
pembelajaran melalui diskusi balikan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengecek hasil penelitian
beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan menginformasikan
adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek keabsahannya
terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan peneliti dengan
cara mendiskusikan kebenaran data beserta prosedur pengumpulan data
90
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai
penerapan pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan
sepak bola melalui permainan modifikasi bola tangan pada siswa kelas V SDN
citrasari kecamatan lembang kabupaten bandung barat.
peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran yang telah dibuat fokusnya adalah upaya
meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran melempar bola ke
dalam lapangan pada permainan sepak bola melalui permainan bola tangan
yang dimodifikasi hal yang dipersiapkan selain membuat (RPP) sesuai
dengan pembelajaran. Pada pelaksanaannya meningkatkan kemampuan anak
dalam melakukan melempar bola sejauh-jauhnya melalui permainan
modifikasi bola tangan ditentukan dengan 2 siklus. Agar proses
pembelajaran berjalan efektif sistematika tahapan gerakan dimulai dengan
tingkat kesulitan yang mudah, sampai dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
2. Perencanaan yang dilakukan yaitu menyangkut : kinerja guru peningkatan
setiap aspek mulai dari siklus I dan II. Untuk kinerja guru pada kegiatan awal
terlihat dengan jelas pada grafik pada siklus I menjadi 80% dan pada siklus II
100%. Untuk kegiatan inti siklus I 60% dan pada siklus II 100% Untuk
91
siswa dan hasil belajar siswa yang menjadi tujuan utama penelitian ini.
3. Hasil pembahasan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan
pembelajaran melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan sepak bola
melalui permainan modifikasi bola tangan pada siswa kelas V SDN citrasari
kecamatan lembang kabupaten bandung barat. Berangkat dari hasil tes awal
sebelum diberikan tindakan, maka pembahasan akan membandingkan data
dari tes awal, siklus I, dan siklus II adalah sebagai berikut : untuk persiapan
atau tes awal aspek lemparan terbaik mencapai 25%. Pada saat telah
diberikan tindakan siklus I kemampuan melempar meningkat menjadi 58%.
Hal ini cukup dipahami karena siswa baru mengenal teknik melempar yang
benar melalui permainan modifikasi, sehingga memerlukan waktu untuk
adaptasi. Pada siklus II kemampuan awalan meningkat menjadi 83%, akan
tetapi hal ini sudah cukup maksimal karena target maksimal 80%. Dengan
memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran
melempar bola ke dalam lapangan dalam permainan sepak bola melalui
permainan modifikasi bola tangan. telah mampu meningkatkan siswa kelas
V SDN citrasari kecamatan lembang kabupaten bandung barat terhadap
92
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh penulis selama peneliti ini diajukan
saran-saran sebagai berikut :
1.Bagi Guru
Diharapkan para guru pendidikan jasmani mencoba berbagai macam
teknik pendekatan yang sesuai dengan karakter materi ajar, agar wawasan
metodologi pembelajaran pendidikan jasmani menjadi berkembang.
2.Bagi Siswa
Diharapkan dengan penerapan pembelajaran melempar bola ke dalam
lapangan dalam permainan sepak bola melalui permainan modifikasi bola
tangan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3.Bagi Sekolah
Mudah-mudahan pembelajaran ini dapat menjadi masukan sebagai
motivasi belajar siswa dalam proses belajar mengajar dan peningkatan
kinerja guru dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga
93
DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar (2011) Pedagogi Olahraga (seri : Konsep Pendekatan Pengajaran) Prodi PJKR UPI
Batesky (1987) dalam Husdarta ( 2001) Tesis Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Eksplorasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam Pembelajaran Penjas UPI Bandung
Harsono. (2007). Teori dan Metodologi Pelatihan. Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indinesia, Bandung
Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian tindakan Kelas (PTK). Depdikbud. Jakarta
Liswara (1992 : 33) Motorik Pengantar Teori, Rosda, Jaya Bandung.
Lutan (1996/1997) Pendididkan Jasmani dan Kesehatan. Dikbud. Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD. IBRD : LOAN 3496-IND
Lutan (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Moleong Lexy J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif, PT RemajaRosdakarya. Bandung
Mahendra (2002 : 2) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Ma’mun (2008) Skripsi Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat jauh Melalui
Pemanfaatkan Media. UPI Kampus Sumedang
Masnur dkk, (1987 : 28) Strategi Belajar Mengajar, Depdikbud Dirjen Dikdasmen, Jakarta
Nurhasan,dkk1 (1992). Evaluasi Pengajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Depdikbud Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Ridwan Haris (1991) Permainan Bola Tangan. Citra Aditya Bakti. Bandung
Rochiati Wiriaatmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas, PT Remaja RosdaKarya. Bandung
94
Slameto (1991:2) Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta Jakarta
Supandi (1992 : 4) Strategi Belaiar Mengaiar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Saputra Yudha (2002) Pembelajaran Atletik Di Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Suherman, Ayi. (2004), Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas, Bandung.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif, CV. Alfabeta. Bandung
Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung
Zaenal Aqib (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Yrama Widya. Bandung