Emay Maelasari, 2013
Penerapan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata 001/S/PGSD_REG/8/Juli2013
PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA
MATERI BANGUN RUANG
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Emay Maelasari 0902891
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013
PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG.
(Penelitian Tindakan Kelas V SDN 1 Langensari Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Lembang Kab. Bandung Barat)
Oleh Emay Maelasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Emay Maelasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG1)
EMAY MAELASARI2) NIM. 0902891
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) yang tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari minimnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif melalui penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif sebagai hasil penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang partisipasi siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran). Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc Taggart dengan tiga siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas Vb SDN 1 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 34 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, lembar partisipasi siswa dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa prestasi belajar siswa pada ranah kognitif secara umum mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Pada siklus I skor rata-rata siswa mencapai 60,50. Pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 73,31 dan pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 81,12. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Secara umum, siswa memberikan sikap positif terhadap pembelajaran matematika metode mind mapping (peta pikiran). Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan pada tahap akhir siswa mampu mengemukakan pendapat atau mengkomunikasikan idenya. Dengan kondisi seperti ini, siswa dapat menemukan konsep matematika, memahami, dan mengaplikasikan kembali dalam kehidupan sehari-hari.
1)
Skripsi di bawah bimbingan Dr. Hj. Pupun Nuryani, M.Pd. dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. 2)
MIND MAPPING APPLICATION METHOD TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES
LESSONS IN MATH
BUILDING MATERIALS RUANG
EMAY MAELASARI NIM. 0902891
ABSTRACT
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7
E. Definisi Operasional ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Kajian Teori ... 9
1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 9
2. Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 12
3. Metode Mind Mapping (peta pikiran) ... 20
4. Hasil Belajar ... 26
B. Temuan Hasil yang Relevan ... 27
C. Kerangka Pikir ... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Metode dan Pendekatan ... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
C. Subjek Penelitian ... 32
D. Prosedur Penelitian ... 32
E. Analisis dan Interpretasi Data ... 35
2. Analisis Data Kualitatif ... 36
3. Interpretasi Data ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Hasil Penelitian ... 39
1. Hasil Tindakan Siklus I ... 39
a. Perencanaan Pembelajaran ... 39
b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 40
c. Observasi Pembelajaran ... 47
d. Refleksi Tindakan ... 49
2. Hasil Tindakan Siklus II ... 50
a. Perencanaan Pembelajaran ... 50
b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 50
c. Observasi Pembelajaran ... 56
d. Refleksi Tindakan ... 57
3. Hasil Tindakan Siklus III ... 58
a. Perencanaan Pembelajaran ... 58
b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 59
c. Observasi Pembelajaran ... 64
d. Refleksi Tindakan ... 66
B. Pembahasan ... 67
1. Perencanaan ... 67
2. Pelaksanaan ... 68
3. Hasil pembelajaran ... 70
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 72
A. Simpulan ... 72
B. Rekomendasi ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
Dengan pendidikan, manusia dapat mencapai kemajuan di berbagai bidang
yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih
baik. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru
seseorang tumbuh kearah kondisi yang sebenarnya tidak diharapkan sama
sekali. Oleh karena itu dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan
tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang
cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami
perubahan dan kemajuan seperti sekarang.
Peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk mengantipasi
perkembangan teknologi yang tidak terlepas dari perkembangan matematika.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu
dan berkembangnya daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, juga tidak terlepas dari peran
perkembangan matematika. Sehingga, untuk dapat menguasai dan mencipta
teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan penguasaan matematika
yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai
dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik
agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan
kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
menghadapi keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.
Johnson dan Rising (1972) dalam Karso (2008: 1.39) menyatakan
2
pembuktian yang logik‟. Menurut Reys (1984) dalam Karso (2008: 1.40) mengatakan bahwa „matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan,
suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat‟. Dari
kedua pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa matematika adalah suatu
ilmu yang berhubungan dengan pola berpikir dan hubungan diantara
struktur-struktur yang abstrak.
Matematika bisa dikatakan suatu alat untuk mengembangkan cara
berfikir manusia yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Matematika dapat
membentuk pola fikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir
matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan.
Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki arti penting bagi
siswa, karena melalui pembelajaran matematika inilah pertama kali
diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai matematika dalam
lingkungannya. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan
menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan dan anak mampu
memecahkan persoalan sederhana secara sistematik, oleh karena itu
pembelajaran matematika harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami,
karena matematika lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghafalan
berbagai rumus yang begitu banyak.
Menurut Heruman (2012: 2) “ Tujuan akhir pembelajaran matematika
di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep
matematika dalam kehidupan sehari-hari”. Tahap keterampilan di sini harus
melalui langkah-langkah yang benar sesuai dengan kemampuan dan
lingkungan siswa. Anak harus diajarkan terlebih dahulu dari penanaman
konsep lalu pemahaman konsep dan yang terakhir adalah pembinaan
keterampilan.
Fakta, keterampilan, konsep dan aturan adalah objek langsung dalam
matematika. Ada prasyarat untuk mempelajari objek-objek langsung dalam
matematika. Sebagai contoh, untuk memahami arti perkalian siswa harus
memahami dulu penjumlahan, karena penjumlahan harus dipelajari lebih
3
membangun sebuah rumah. Bila fondasinya tidak kuat maka rumah itu akan
ambruk. Agar rumah itu kuat dan tahan lama, selain fondasinya, juga
tiang-tiangnya harus kuat dan harus dipelihara pula.
Menurut Syamsudin dalam Alfi Sapitri pada skripsi Peningkatan
Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Mapp
(Peta Pikiran) Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Swasta Taman
Pendidikan Islam Medan T.P. 2009/2010 menyatakan bahwa „pembelajaran
merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid‟.
Dalam hal ini, peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,
melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses
belajar lebih memadai (fasilisator). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Namun, pada praktik pembelajaran peserta didik mengalami kesulitan
pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau
mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. Sebab untuk
mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya, melihatnya,
mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahas dengan orang lain. Bukan
cuma itu, siswa perlu mengerjakannnya yakni menggambarkan sesuatu degan
cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba memperaktekkan
keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah
mereka dapat.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada wali kelas Vb SDN 1
Langensari. Didapat hasil nilai ulangan matematika sebagian besar di bawah
KKM yaitu 63. Dari 34 siswa ada sekitar 58% yaitu 19 siswa yang nilainya di
bawah KKM. Menurut Bapak Jaenudin, siswa-siswi kelas Vb cenderung
kurang fokus, banyak mengobrol dan tidak konsentrasi dalam belajar serta
4
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SDN 1
Langensari, masih banyak guru sekolah dasar yang kurang menggunakan
media dan pemberian contoh dalam dalam pembelajaran matematika di SD.
Sehingga pembelajaran matematika terasa jenuh dan siswa kurang memahami
bagaimana konsep dan penerapan bangun ruang. Pelajaran matematika dalam
materi bangun ruang di kelas Vb SDN 1 Langensari masih memerlukan
perbaikan dalam model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Karena
pembelajaran yang selama ini dilakukan masih bersifat konvensional,
pembelajaran antara guru dan siswa kurang berjalan interaktif.
Pembelajaran di kelas berpusat pada guru, akibatnya banyak ditemukan
siswa-siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran matematika di kelas. Hasil
belajar yang masih di bawah KKM pada mata pelajaran matematika di kelas
Vb SDN 1 Langensari perlu mendapatkan perhatian yang lebih.
Dari hasil observasi dan wawancara, maka peneliti akan melakukan
penelitian tindakan kelas dalam mata pelajaran matematika yang melibatkan
siswa kelas Vb SDN 1 Langensari dengan menggunakan metode
pembelajaran mind mapping (peta pikiran) dalam materi bangun ruang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Agung Aji Tapantoko pada
tahun 2011 dalam skripsinya dengan judul Penggunaan Metode Mind Mapp
(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok bahwa
penggunaan mind mapping (peta pikiran) terbukti ada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika.
Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa merupakan
tantangan yang selalu dihadapi oleh pendidik. Banyak upaya yang telah
dilakukan dan banyak pula keberhasilan yang telah dicapai, meskipun
keberhasilan itu belum sepenuhnya memberikan kepuasan bagi peserta didik
dan para pendidik, sehingga sangat menuntut renungan, pemikiran dan kerja
keras orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk
5
Menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku
Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
metode mind map (peta pikiran) ini akan membantu anak: 1. Mudah mengingat sesuatu;
2. Mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah;
3. Meningkatkan motivasi dan konsentrasi
4. Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat.
Penerapan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) belum pernah dilakukan sebelumnya di kelas tersebut. Oleh karena itu, diharapkan
mind mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Langensari dalam mata pelajaran matematika.
Dryden dan Vos (2004) dalam Sugiyanto (2010: 104) “peta pikiran
diartikan sebagai teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”. Mind mapping (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan
pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya
kreativitasnya melalui kebebasan berimajinasi.
Mind mapping (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam
bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti
yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2006: 4) pembelajaran matematika
dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa
menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik,
siswa juga akan lebih termotivasi dengan pembelajaran matematika. Sehingga
dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar
matematika siswa.
Berdasarkan pengertian di atas dapat peneliti simpulkan metode
6
melalui proses pengkonsepan materi dan meringkasnya di otak dan
mengambilnya dari otak. Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul
mengenai Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika
Materi Bangun Ruang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah yang akan
diungkap dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang
dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang
di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran)? 3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran Matematika
di SDN 1 Langensari setelah menggunakan metode mind mapping (peta pikiran)?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari
rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika materi bangun
ruang dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun
ruang di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran).
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran
7
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, guru bisa
mengembangkan metode mind mapping (peta pikiran) dalam mengajar. Dalam hal ini guru juga bisa mempergunakan metode mind mapping (peta pikiran) dalam mengajar materi lainnya bahkan mata pelajaran lainnya.
Dengan penelitian ini juga dapat memperkaya gaya mengajar guru sehingga
proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.
Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan:
1. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau
pertimbangan guru dalam mengembangkan pembelajaran Matematika
sehingga dapat menjadi suatu alternatif menarik dalam upaya
meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru nantinya bisa
mengembangkan metode mind mapping (peta pikiran) lebih jauh lagi dari kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas.
2. Bagi siswa
Penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) diharapkan siswa lebih mudah dalam memahami materi
Matematika dengan adanya penggunaan metode mind mapping (peta pikiran)sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Sebagai dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode
pembelajaran matematika diantaranya dengan menggunakan metode
pembelajaran mind mapping (peta pikiran). 4. Bagi peneliti
Memperoleh ilmu dan pengalaman baru mengenai keterampilan belajar
mengajar di sekolah, khususnya pembelajaran dengan menggunakan
8
E. Definisi Operasional
Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari
masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Pembelajaran Matematika di kelas V
Pembelajaran Matematika di dalam penelitian ini adalah pembelajaran
matematika di kelas V menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bangun Ruang di Kelas V SD
Bangun ruang adalah bangun yang memiliki tiga dimensi yaitu dimensi
panjang, dimensi sisi dan dimensi ruang. Bangun ruang yang akan dibahas
pada penelitian ini adalah prisma, tabung, limas, kubus, balok dan
kerucut. Bagian-bagian bangun ruang :
a) Sisi : bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang
dengan ruangan di sekitarnya.
b) Rusuk : pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang.
c) Titik sudut : titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau
lebih.
3. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)
Mind mapping (peta pikiran) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping (peta pikiran) merupakan metode yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk dapat mengkonsepkan dan menjelaskan materi.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran melalui peningkatan kemapuan belajar, baik
kognitif, psikomotorik maupun afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Pendekatan Penelitian
Penelitian pada hakekatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan yang
menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis
menurut pemahaman manusia dan didukung oleh fakta empiris. Hakekat
penelitian dipandang sebagai suatu upaya menjawab permasalahan/persoalan
secara sistematik dengan menggunakan cara-cara tertentu melalui pengumpulan
data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban masalah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan
data dengan menggunakan metode tertentu dalam rangka mencari jawaban atas
permasalahan yang dihadapi.
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode
penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di
kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas
(PTK) lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau
pendekatan baru pembelajaran dan untuk memcahkan masalah dengan penerapan
langsung di ruang kelas.
Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian
tidakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan
meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan
melibatkan berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang
terjadi pada siswa (Hermawan, Mujono dan Suherman: 2010).
Metode penelitian pendidikan di sekolah dasar adalah salah satu cara yang
dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pendidikan
yang ada di sekolah dasar. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha
untuk memperbaiki mutu pendidikan secara langsung menyentuh masalah di
31
Menurut Carr dan Kemmis dalam Hermawan, Mujono dan Suherman
(2010) “ Penelitan Tindakan Kelas adalah salah satu bentuk refleksi diri yang
dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam
situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan
kebenaran “.
Penelitian tidakan kelas merupakan studi sistematis yang dilakukan dalam
upaya memperbaiki praktik- praktik dan kesulitan dalam pendidikan dengan
melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Model penelitian
yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan
MC Taggart. Tahapan-tahapan kegiatan dalam PTK.
1. Perencanan tindakan
2. Pelaksanaan tindakan.
3. Pengamatan tindakan.
4. Refleksi dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
PERENCANAAN
REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN
PENGAMATAN
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan kegiatan penelitian di SDN 1 Langensari yang berlokasi
di Kp. Langensari RT 05/ RW 06 Desa Langensari, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan yaitu
terhitung dari mulai Maret sampai Mei 2013.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vb Sekolah Dasar Negeri 1
Langensari kecamatan Lembang semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013.
Kelas ini berisi orang siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 18 orang
terdiri dari siswa perempuan. K arakter kelas ini adalah siswa-siswinya sulit
dikelompokkan. Jika salah seorang siswa merasa tidak cocok dengan teman
kelompoknya, maka siswa tersebut menjadi malas atau banyak bermain. Atau jika
merasa cocok dengan semua nggotanya, maka enggan untuk ditukarkan dengan
siswa lain karena merasa tidak akan cocok.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V
terhadap materi bangun ruang dengan menggunakan model siklus belajar.
Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Ruswandi, Mujono dan Ayi 2010: 139) tahap
penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada refleksi awal.
Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Tahap pendahuluan (pra penelitian)
a) Permintaan izin dari Kepala Sekolah SDN 1 Langensari.
b) Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan
gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN 1 Langensari secara
keseluruhan, terutama siswa kelas Vb yang akan dijadikan sebagai
33
2. Tahap Penelitian
Siklus 1
a) Perencanaan (planing)
1) Merumuskan rencana pembelajaran (RPP) pada pembelajaran
Matematika metode mind map (peta pikiran).
2) Membuat beberapa soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam
memahami konsep bangun ruang.
3) Membuat lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat
kondisi pembelajaran di kelas ketika menggunakan metode mind map (peta pikiran). Lembaran observasi ini meliputi : lembaran observasi kegiatan guru dan siswa.
4) Membuat alat peraga yang diperlukan untuk mengoptimalkan
kemampuan siswa dalam memamhami bangun ruang. alat peraga ini
berupa gambar bangun ruang dan contoh bangun ruang.
b) Pelaksanaan (acting)
Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan
belajar mengajar.
1) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi
pelajaran yang akan dipelajari.
2) Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari
dengan bimbingan guru.
3) Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru,
guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai
dengan tempat duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau
untuk membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari.
4) Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap sifat-sifat
bangun ruang guru menunjuk beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil peta pikiran tentang sifat-sifat bangun ruang
34
5) Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru
membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
6) Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari
kepada siswa untuk dikerjakan secara individu atau berdiskusi.
7) Diakhir pelajaran, guru mengadakan tes untuk mengetahui
pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.
c) Pengamatan (observation)
Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinu dan
dengan berbagai cara dan dilakukan secara terus menerus.
1) Situasi kegiatan belajar mengajar.
2) Keaktifan siswa.
3) Kemampuan siswa dalam menyerap materi.
4) Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.
d) Refleksi (reflecting)
Dalam tahap ini hasil yang didapat melalui kegiatan siswa, lembar
observasi, catatan lapangan dan angket dibahas dan didiskusikan. Setelah
dibahas dan didiskusikan, kemudian diidentifikasi kelemahan dan
kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Penyelesaikan tugas
kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.
Siklus 2
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a) Perencanaan (planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama.
b) Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran)
35
c) Pengamatan (observation)
Tim peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).
d) Refleksi (reflecting)
Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan
menyusun rencana untuk siklus ketiga.
Siklus 3
Siklus tiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran hasil refleksi pada
siklus kedua.
a) Perencanaan (planning)
Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus kedua.
b) Pelaksanaan (acting)
Guru melaksanakan pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran)
berdasarkan rencana pembelajaran hasil reflwksi pada siklus kedua.
c) Pengamatan (observation)
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran
metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).
d) Refleksi (reflecting)
Tim peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan metode pembelajaran
mind mapping (peta pikiran) dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang di Sekolah Dasar.
E. Analisis dan Interprestasi Data 1. Analisis Data Kuantitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setiap akhir
pembelajaran di setiap pertemuan. Hal ini dlakukan untuk mengetahui
peningkatan dan prestasi belajar siswa. Langkah-langkah dalam
menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut.
36
b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus.
Keterangan.
R : nilai rata-rata
∑ X : jumlah semua nilai siswa ∑ N : jumlah siswa
c. Menghitung persentasi ketuntasan belajar siswa secara klaksikal dengan
rumus.
Keterangan.
P : ketuntasan belajar
∑ P : jumlah semua siswa yang tuntas belajar ∑ N : jumlah seluruh siswa
100% : bilangan tetap
Menganalisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama
di lapangan. Hasil dari penelitian dideskripsikan sesuai dengan data yang
terkumpul di lapangan.
2. Analisis data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi partisipasi siswa setiap
diskusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan dan hasil
partisipasi siswa. Hasil observasi disajikan dengan nilai 0, 1, 2, 3 dan 4
berdasarkan banyaknya siswa yang melakukan aspek partisipasi. Aspek
partisipasi yang diobservasi adalah memberikan pendapat dalam diskusi
kelompok, mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok, menerima
pendapat dalam diskusi kelompok, bekerjasama dalam diskusi kelompok
dan melakukan presentasi kelompok.
R =
∑∑
P
= ∑37
3. Interpretasi Data
a. Instrumen dalam penelitian ini diantaranya :
1) Lembar Observasi
2) Lembar Kerja Siswa (LKS), dijadikan alat ukur kemampuan
kognitif siswa setelah melakukan pembelajaran dengan mind mapping (peta pikiran).
3) Lembar wawancara
b. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1) Tes, dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus.
Dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.
2) Non tes,
Teknik pengumpulan nontes dilakukan dengan :
a) Observasi, observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar
mengajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar,
tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi
siswa, dan penggunakan alat peraga dalam waktu mengajar.
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses
pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk
mengamati proses pelaksanaanpembelajaran matematika
dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) dan mengamati perilaku siswa yang tampak pada saat
pembelajaran berlangsung.
b) Dokumentasi, digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes.
Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau
arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian.
Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil
observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi
38
digunakan untuk memberikan gambaran secara visual
mengenai kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang
diambil selama proses pembelajaran dengan metode mind mapping (peta pikiran).
c) Catatan lapangan, catatan lapangan adalah catatan tertulis
tentang apa yang didengar, dialami, dan dipikirkan dalam
rangka pengumpulan data. Catatan lapangan digunakan untuk
mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di
kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah
dilaksanakan di SD Negeri 1 Langensari Kecamatan Lembang mengenai
metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang di kelas V,
yang melalui 3 siklus ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pada perencanaan penelitian terjadi perubahan tahap apersepsi dari
siklus I ke siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman
dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut
adalah guru memberikan apersepsi dengam menjelaskan materi dan
menggunakan gambar sebagai media ajar.
Pada siklus II dan III lebih difokuskan terhadap pemahaman
jaring-jaring bangun ruang dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) lebih mendetail, diskusi kelompok dan presentasi hasil
diskusi serta postest.
2. Pada tahap pelaksanaan peneliti dibantu rekan sejawat yang berperan
sebagai observer, melaksanakan pembelajran metode mind mapping
(peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
bangun ruang kelas V dengan menggunakan diskusi kelompok dan
tanya jawab membuat siswa menjadi senang dan tidak jenuh
mengikuti pembelajaran matematika, siswa lebih berani
mengungkapkan pendapatnya dan bertanya pada saat pembelajaran.
Untuk mengembangkan bakat kreatif siswa yang dimiliki mereka bisa
menuangkan kepada metode mind mapping (peta pikiran) yaitu meringkas pembelajaran yang dilakukan dengan bermain warna dan
gambar, dengan adanya metode ini dapat mengembangkan potensi
yang dimiliki siswa. Dengan melihat hasil observasi dapat dikatakan
73
aktif dan memperhatikan penjelasan guru, b) siswa juga terlihat sangat
aktif menjawab pertanyaan guru, c) rasa ingin tahu dan keberanian
siswa sudah muncul, d) kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat, e)
keaktifan dan kerjasama dalam kelompok meningkat, f) Siswa
mengerjakan tugas yang diberikan secara individu maupun kelompok
dengan baik, g) keaktifan siswa dalam bertanya meningkat, h) siswa
berani mengemukakan ide dan gagasan dengan baik, i) siswa dapat
membuat kesimpulan dengan baik.
3. Pencapaian hasil penelitian dilihat dari kenaikan rata-rata skor siswa
pada tiap siklus yang menandakan suatu proses yang menuju kearah
lebih baik. Peningkatan tersebut tidak hanya pada skor akhir siswa
mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang saja, tetapi pada proses
pembelajaran menentukan jaring-jaring bangun ruang juga. Keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini
terlihat setelah tidakan siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran. Selain keaktifan, terlihat pula peningkatan
keberanian siswa dalam bertanya kepada guru maupun keberanian
siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan
berikutnya, maka di bawah ini akan disampaikan beberapa rekomendasi
antara lain:
1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping
(peta pikiran) membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik,
sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar
penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat lebih efektif.
2. Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran
matematika di SD karena pembelajaran menggunakan metode ini dapat
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Buzan, T. (2009). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Buzan, T. (2010). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
DePorter, B dan Hernacki, M. (2011).(Terjemahan : Awaliyah Abdurrahman)
Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.
Bandung : Kaifa
Dwiwarta. (2010).Pengertian Bangun Ruang dan Contoh Soal. [Online].
Tersedia : http://www.diwarta.com/pengertian-bangun-ruang-dan-contoh-soal/586/ [3 Maret 2013]
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hendriyana, D. (2012). Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Students Team Achievment Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan
Hermawan, R., Mujono dan Suherman , A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press
Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Jensen, Eric. (2008). (Terjemahan: Narulita Yusron). Brain-Based Learning.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.
Parhan, M (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok
Bahasan Bangun Ruang Di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI . Bandung : Tidak Diterbitkan.
76
Ruseffendi, E. T (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika CBSA. Bandung : Tarsito
Sapitri, A. (2011). Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Map (peta pikiran) Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Taman Pendidikan Islam Medan T. P 2009/2010. [online]. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA UNIMED. Tersedia : http://alfimetamorfosis.blogspot.com/2011/03/skripsi-mind-map.html. [ 6 April 2013]
Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Sudarwan, D. (2002). Peran Guru dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
http://icalonlyone.weebly.com/peran-guru-dalam-pembelajaran.html
[3 Maret 2012]
Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Tapantoko, A. (2011). Penggunaan Metode Mind Map (peta pikiran) di Kelas VII-D SMP Negeri 4 Depok. [online]. Skripsi pada Program Pendidikan Matematika FPMIPA UNY. Yogyakarta : tidak diterbitkan. [download 19 Februari 2013]