• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten "

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

Emay Maelasari, 2013

Penerapan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata 001/S/PGSD_REG/8/Juli2013

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA

MATERI BANGUN RUANG

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 1 Langensari Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Emay Maelasari 0902891

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

(2)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG.

(Penelitian Tindakan Kelas V SDN 1 Langensari Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kec. Lembang Kab. Bandung Barat)

Oleh Emay Maelasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Emay Maelasari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

PENERAPAN METODE MIND MAPPING (PETA PIKIRAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG1)

EMAY MAELASARI2) NIM. 0902891

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai rata-rata Ujian Tengah Semester (UTS) yang tidak memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari minimnya keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini difokuskan pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif melalui penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan prestasi belajar siswa pada ranah kognitif sebagai hasil penerapan metode mind mapping (peta pikiran). Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang partisipasi siswa terhadap pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran). Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis dan Mc Taggart dengan tiga siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas Vb SDN 1 Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 34 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui tes, lembar partisipasi siswa dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa prestasi belajar siswa pada ranah kognitif secara umum mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Pada siklus I skor rata-rata siswa mencapai 60,50. Pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 73,31 dan pada siklus II skor rata-rata siswa mencapai 81,12. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada aspek kognitif mengalami peningkatan setelah diterapkannya mind mapping (peta pikiran). Secara umum, siswa memberikan sikap positif terhadap pembelajaran matematika metode mind mapping (peta pikiran). Hal ini ditunjukkan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan pada tahap akhir siswa mampu mengemukakan pendapat atau mengkomunikasikan idenya. Dengan kondisi seperti ini, siswa dapat menemukan konsep matematika, memahami, dan mengaplikasikan kembali dalam kehidupan sehari-hari.

1)

Skripsi di bawah bimbingan Dr. Hj. Pupun Nuryani, M.Pd. dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. 2)

(6)

MIND MAPPING APPLICATION METHOD TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES

LESSONS IN MATH

BUILDING MATERIALS RUANG

EMAY MAELASARI NIM. 0902891

ABSTRACT

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 9

2. Bangun Ruang dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 12

3. Metode Mind Mapping (peta pikiran) ... 20

4. Hasil Belajar ... 26

B. Temuan Hasil yang Relevan ... 27

C. Kerangka Pikir ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30

A. Metode dan Pendekatan ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Prosedur Penelitian ... 32

E. Analisis dan Interpretasi Data ... 35

(8)

2. Analisis Data Kualitatif ... 36

3. Interpretasi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

1. Hasil Tindakan Siklus I ... 39

a. Perencanaan Pembelajaran ... 39

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 40

c. Observasi Pembelajaran ... 47

d. Refleksi Tindakan ... 49

2. Hasil Tindakan Siklus II ... 50

a. Perencanaan Pembelajaran ... 50

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 50

c. Observasi Pembelajaran ... 56

d. Refleksi Tindakan ... 57

3. Hasil Tindakan Siklus III ... 58

a. Perencanaan Pembelajaran ... 58

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

c. Observasi Pembelajaran ... 64

d. Refleksi Tindakan ... 66

B. Pembahasan ... 67

1. Perencanaan ... 67

2. Pelaksanaan ... 68

3. Hasil pembelajaran ... 70

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Rekomendasi ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Dengan pendidikan, manusia dapat mencapai kemajuan di berbagai bidang

yang pada akhirnya akan menempatkan seseorang pada derajat yang lebih

baik. Harus diakui bahwa tidak setiap manusia dapat tumbuh dan

berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Bisa saja yang terjadi justru

seseorang tumbuh kearah kondisi yang sebenarnya tidak diharapkan sama

sekali. Oleh karena itu dalam perkembangan pendidikan sangat dibutuhkan

tuntunan, dan kebutuhan akan pendidikan menjadi satu kebutuhan yang

cukup penting. Apalagi hidup di zaman modern yang banyak mengalami

perubahan dan kemajuan seperti sekarang.

Peningkatan mutu pendidikan sangat penting untuk mengantipasi

perkembangan teknologi yang tidak terlepas dari perkembangan matematika.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

dan berkembangnya daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang

teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, juga tidak terlepas dari peran

perkembangan matematika. Sehingga, untuk dapat menguasai dan mencipta

teknologi serta bertahan di masa depan diperlukan penguasaan matematika

yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran matematika diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi untuk membekali peserta didik

agar memiliki kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

menghadapi keadaan yang selalu berubah dan tidak pasti.

Johnson dan Rising (1972) dalam Karso (2008: 1.39) menyatakan

(10)

2

pembuktian yang logik‟. Menurut Reys (1984) dalam Karso (2008: 1.40) mengatakan bahwa „matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan,

suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat‟. Dari

kedua pengertian tersebut bisa dikatakan bahwa matematika adalah suatu

ilmu yang berhubungan dengan pola berpikir dan hubungan diantara

struktur-struktur yang abstrak.

Matematika bisa dikatakan suatu alat untuk mengembangkan cara

berfikir manusia yang sangat diperlukan dalam kehidupan. Matematika dapat

membentuk pola fikir orang yang mempelajarinya menjadi pola pikir

matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan.

Pembelajaran matematika di sekolah dasar memiliki arti penting bagi

siswa, karena melalui pembelajaran matematika inilah pertama kali

diletakkan berbagai ilmu kemampuan dasar mengenai matematika dalam

lingkungannya. Pembelajaran matematika di sekolah dasar bertujuan

menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan dan anak mampu

memecahkan persoalan sederhana secara sistematik, oleh karena itu

pembelajaran matematika harus dibuat lebih menarik dan mudah dipahami,

karena matematika lebih membutuhkan pemahaman dari pada penghafalan

berbagai rumus yang begitu banyak.

Menurut Heruman (2012: 2) “ Tujuan akhir pembelajaran matematika

di SD ini yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep

matematika dalam kehidupan sehari-hari”. Tahap keterampilan di sini harus

melalui langkah-langkah yang benar sesuai dengan kemampuan dan

lingkungan siswa. Anak harus diajarkan terlebih dahulu dari penanaman

konsep lalu pemahaman konsep dan yang terakhir adalah pembinaan

keterampilan.

Fakta, keterampilan, konsep dan aturan adalah objek langsung dalam

matematika. Ada prasyarat untuk mempelajari objek-objek langsung dalam

matematika. Sebagai contoh, untuk memahami arti perkalian siswa harus

memahami dulu penjumlahan, karena penjumlahan harus dipelajari lebih

(11)

3

membangun sebuah rumah. Bila fondasinya tidak kuat maka rumah itu akan

ambruk. Agar rumah itu kuat dan tahan lama, selain fondasinya, juga

tiang-tiangnya harus kuat dan harus dipelihara pula.

Menurut Syamsudin dalam Alfi Sapitri pada skripsi Peningkatan

Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Mapp

(Peta Pikiran) Pada Siswa Kelas VII Semester II SMP Swasta Taman

Pendidikan Islam Medan T.P. 2009/2010 menyatakan bahwa „pembelajaran

merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru

sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid‟.

Dalam hal ini, peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses

belajar lebih memadai (fasilisator). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan

penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Namun, pada praktik pembelajaran peserta didik mengalami kesulitan

pada pembelajaran seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian atau

mengingat, yang berujung pada rendahnya hasil pembelajaran. Sebab untuk

mempelajari sesuatu dengan baik, kita perlu mendengarnya, melihatnya,

mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahas dengan orang lain. Bukan

cuma itu, siswa perlu mengerjakannnya yakni menggambarkan sesuatu degan

cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya, mencoba memperaktekkan

keterampilan, dan mengerjakan tugas yang menuntut pengetahuan yang telah

mereka dapat.

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada wali kelas Vb SDN 1

Langensari. Didapat hasil nilai ulangan matematika sebagian besar di bawah

KKM yaitu 63. Dari 34 siswa ada sekitar 58% yaitu 19 siswa yang nilainya di

bawah KKM. Menurut Bapak Jaenudin, siswa-siswi kelas Vb cenderung

kurang fokus, banyak mengobrol dan tidak konsentrasi dalam belajar serta

(12)

4

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama mengajar di SDN 1

Langensari, masih banyak guru sekolah dasar yang kurang menggunakan

media dan pemberian contoh dalam dalam pembelajaran matematika di SD.

Sehingga pembelajaran matematika terasa jenuh dan siswa kurang memahami

bagaimana konsep dan penerapan bangun ruang. Pelajaran matematika dalam

materi bangun ruang di kelas Vb SDN 1 Langensari masih memerlukan

perbaikan dalam model pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Karena

pembelajaran yang selama ini dilakukan masih bersifat konvensional,

pembelajaran antara guru dan siswa kurang berjalan interaktif.

Pembelajaran di kelas berpusat pada guru, akibatnya banyak ditemukan

siswa-siswa yang pasif dalam setiap pembelajaran matematika di kelas. Hasil

belajar yang masih di bawah KKM pada mata pelajaran matematika di kelas

Vb SDN 1 Langensari perlu mendapatkan perhatian yang lebih.

Dari hasil observasi dan wawancara, maka peneliti akan melakukan

penelitian tindakan kelas dalam mata pelajaran matematika yang melibatkan

siswa kelas Vb SDN 1 Langensari dengan menggunakan metode

pembelajaran mind mapping (peta pikiran) dalam materi bangun ruang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Agung Aji Tapantoko pada

tahun 2011 dalam skripsinya dengan judul Penggunaan Metode Mind Mapp

(Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok bahwa

penggunaan mind mapping (peta pikiran) terbukti ada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pembelajaran matematika.

Dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa merupakan

tantangan yang selalu dihadapi oleh pendidik. Banyak upaya yang telah

dilakukan dan banyak pula keberhasilan yang telah dicapai, meskipun

keberhasilan itu belum sepenuhnya memberikan kepuasan bagi peserta didik

dan para pendidik, sehingga sangat menuntut renungan, pemikiran dan kerja

keras orang-orang yang berkecimpung di dunia pendidikan untuk

(13)

5

Menurut Tony Buzan (2008: 171) dalam bukunya yang berjudul “Buku

Pintar Mind Map” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

metode mind map (peta pikiran) ini akan membantu anak: 1. Mudah mengingat sesuatu;

2. Mengingat fakta, angka, dan rumus dengan mudah;

3. Meningkatkan motivasi dan konsentrasi

4. Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat.

Penerapan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) belum pernah dilakukan sebelumnya di kelas tersebut. Oleh karena itu, diharapkan

mind mapping (peta pikiran) dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar siswa kelas V SDN 1 Langensari dalam mata pelajaran matematika.

Dryden dan Vos (2004) dalam Sugiyanto (2010: 104) “peta pikiran

diartikan sebagai teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan

citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan”. Mind mapping (peta pikiran) merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat baik digunakan oleh guru untuk meningkatkan daya hafal siswa dan

pemahaman konsep siswa yang kuat, siswa juga dapat meningkat daya

kreativitasnya melalui kebebasan berimajinasi.

Mind mapping (peta pikiran) juga merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam

bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya. Seperti

yang diungkapkan oleh Tony Buzan (2006: 4) pembelajaran matematika

dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) akan meningkatkan daya hafal dan motivasi belajar siswa yang kuat, serta siswa

menjadi lebih kreatif. Selain kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik,

siswa juga akan lebih termotivasi dengan pembelajaran matematika. Sehingga

dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) dalam pembelajaran matematika, diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

matematika siswa.

Berdasarkan pengertian di atas dapat peneliti simpulkan metode

(14)

6

melalui proses pengkonsepan materi dan meringkasnya di otak dan

mengambilnya dari otak. Oleh karena itu, peneliti mengajukan judul

mengenai Penerapan Metode Pembelajaran Mind Mapping (Peta Pikiran) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Materi Bangun Ruang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah yang akan

diungkap dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang

dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang

di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran)? 3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran Matematika

di SDN 1 Langensari setelah menggunakan metode mind mapping (peta pikiran)?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan dari

rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran matematika materi bangun

ruang dengan metode mind mapping (peta pikiran) di kelas Vb SDN 1 Langensari.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun

ruang di kelas Vb dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran).

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas Vb dalam pembelajaran

(15)

7

D. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, guru bisa

mengembangkan metode mind mapping (peta pikiran) dalam mengajar. Dalam hal ini guru juga bisa mempergunakan metode mind mapping (peta pikiran) dalam mengajar materi lainnya bahkan mata pelajaran lainnya.

Dengan penelitian ini juga dapat memperkaya gaya mengajar guru sehingga

proses belajar mengajar menjadi lebih bermakna dan menyenangkan.

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan:

1. Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau

pertimbangan guru dalam mengembangkan pembelajaran Matematika

sehingga dapat menjadi suatu alternatif menarik dalam upaya

meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru nantinya bisa

mengembangkan metode mind mapping (peta pikiran) lebih jauh lagi dari kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas.

2. Bagi siswa

Penelitian dengan menerapkan metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran) diharapkan siswa lebih mudah dalam memahami materi

Matematika dengan adanya penggunaan metode mind mapping (peta pikiran)sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah

Sebagai dasar pemikiran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di

sekolah dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Metode

pembelajaran matematika diantaranya dengan menggunakan metode

pembelajaran mind mapping (peta pikiran). 4. Bagi peneliti

Memperoleh ilmu dan pengalaman baru mengenai keterampilan belajar

mengajar di sekolah, khususnya pembelajaran dengan menggunakan

(16)

8

E. Definisi Operasional

Dalam bagian ini, akan dijelaskan mengenai definisi dari

masing-masing variabel yang dijadikan kata kunci penelitian ini. Adapun kata kunci

yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran Matematika di kelas V

Pembelajaran Matematika di dalam penelitian ini adalah pembelajaran

matematika di kelas V menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bangun Ruang di Kelas V SD

Bangun ruang adalah bangun yang memiliki tiga dimensi yaitu dimensi

panjang, dimensi sisi dan dimensi ruang. Bangun ruang yang akan dibahas

pada penelitian ini adalah prisma, tabung, limas, kubus, balok dan

kerucut. Bagian-bagian bangun ruang :

a) Sisi : bidang pada bangun ruang yang membatasi antara bangun ruang

dengan ruangan di sekitarnya.

b) Rusuk : pertemuan dua sisi yang berupa ruas garis pada bangun ruang.

c) Titik sudut : titik hasil pertemuan rusuk yang berjumlah tiga atau

lebih.

3. Metode Mind Mapping (Peta Pikiran)

Mind mapping (peta pikiran) adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping (peta pikiran) merupakan metode yang melibatkan siswa dalam pembelajaran untuk dapat mengkonsepkan dan menjelaskan materi.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran melalui peningkatan kemapuan belajar, baik

kognitif, psikomotorik maupun afektif. Hasil belajar dalam penelitian ini

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian pada hakekatnya adalah mencari jawaban atas permasalahan yang

menuntut jawaban yang benar, setidak-tidaknya mendekati kebenaran yang logis

menurut pemahaman manusia dan didukung oleh fakta empiris. Hakekat

penelitian dipandang sebagai suatu upaya menjawab permasalahan/persoalan

secara sistematik dengan menggunakan cara-cara tertentu melalui pengumpulan

data empiris, mengolah dan menarik kesimpulan atas jawaban masalah tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, penelitian diartikan sebagai kegiatan yang

dilakukan secara sistematis untuk mengumpulkan, mengolah dan menyimpulkan

data dengan menggunakan metode tertentu dalam rangka mencari jawaban atas

permasalahan yang dihadapi.

Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode

penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di

kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran. Penelitian tindakan kelas

(PTK) lazimnya dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau

pendekatan baru pembelajaran dan untuk memcahkan masalah dengan penerapan

langsung di ruang kelas.

Pemilihan pendekatan ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian

tidakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan

meningkatkan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan

melibatkan berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang

terjadi pada siswa (Hermawan, Mujono dan Suherman: 2010).

Metode penelitian pendidikan di sekolah dasar adalah salah satu cara yang

dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan pendidikan

yang ada di sekolah dasar. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu usaha

untuk memperbaiki mutu pendidikan secara langsung menyentuh masalah di

(18)

31

Menurut Carr dan Kemmis dalam Hermawan, Mujono dan Suherman

(2010) “ Penelitan Tindakan Kelas adalah salah satu bentuk refleksi diri yang

dilakukan oleh para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam

situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan

kebenaran “.

Penelitian tidakan kelas merupakan studi sistematis yang dilakukan dalam

upaya memperbaiki praktik- praktik dan kesulitan dalam pendidikan dengan

melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Model penelitian

yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas model Kemmis dan

MC Taggart. Tahapan-tahapan kegiatan dalam PTK.

1. Perencanan tindakan

2. Pelaksanaan tindakan.

3. Pengamatan tindakan.

4. Refleksi dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart

Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN

REFLEKSI SIKLUS II PELAKSANAAN

PENGAMATAN

(19)

32

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Peneliti melakukan kegiatan penelitian di SDN 1 Langensari yang berlokasi

di Kp. Langensari RT 05/ RW 06 Desa Langensari, Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat. Penelitian dilakukan dalam waktu 3 bulan yaitu

terhitung dari mulai Maret sampai Mei 2013.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas Vb Sekolah Dasar Negeri 1

Langensari kecamatan Lembang semester 2 (genap) tahun pelajaran 2012/2013.

Kelas ini berisi orang siswa, 16 orang terdiri dari siswa laki-laki dan 18 orang

terdiri dari siswa perempuan. K arakter kelas ini adalah siswa-siswinya sulit

dikelompokkan. Jika salah seorang siswa merasa tidak cocok dengan teman

kelompoknya, maka siswa tersebut menjadi malas atau banyak bermain. Atau jika

merasa cocok dengan semua nggotanya, maka enggan untuk ditukarkan dengan

siswa lain karena merasa tidak akan cocok.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V

terhadap materi bangun ruang dengan menggunakan model siklus belajar.

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Ruswandi, Mujono dan Ayi 2010: 139) tahap

penelitian tindakan kelas terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan refleksi dalam setiap tindakan, dengan berpatokan pada refleksi awal.

Tahap tindakan penelitian yang akan dilaksanakan dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Tahap pendahuluan (pra penelitian)

a) Permintaan izin dari Kepala Sekolah SDN 1 Langensari.

b) Observasi dan wawancara

Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan

gambaran awal mengenai kondisi dan situasi SDN 1 Langensari secara

keseluruhan, terutama siswa kelas Vb yang akan dijadikan sebagai

(20)

33

2. Tahap Penelitian

Siklus 1

a) Perencanaan (planing)

1) Merumuskan rencana pembelajaran (RPP) pada pembelajaran

Matematika metode mind map (peta pikiran).

2) Membuat beberapa soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam

memahami konsep bangun ruang.

3) Membuat lembar observasi. Hal ini dimaksudkan untuk melihat

kondisi pembelajaran di kelas ketika menggunakan metode mind map (peta pikiran). Lembaran observasi ini meliputi : lembaran observasi kegiatan guru dan siswa.

4) Membuat alat peraga yang diperlukan untuk mengoptimalkan

kemampuan siswa dalam memamhami bangun ruang. alat peraga ini

berupa gambar bangun ruang dan contoh bangun ruang.

b) Pelaksanaan (acting)

Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan rencana yang telah dibuat

sebelumnya. Pelaksanaan tindakan terdiri dari proses atau kegiatan

belajar mengajar.

1) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran tentang materi

pelajaran yang akan dipelajari.

2) Siswa mempelajari konsep tentang materi pelajaran yang dipelajari

dengan bimbingan guru.

3) Setelah siswa memahami materi yang telah diterangkan oleh guru,

guru mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai

dengan tempat duduk yang berdekatan. Kemudian siswa dihimbau

untuk membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari.

4) Untuk mengevaluasi siswa tentang pemahaman terhadap sifat-sifat

bangun ruang guru menunjuk beberapa siswa untuk

mempresentasikan hasil peta pikiran tentang sifat-sifat bangun ruang

(21)

34

5) Dari hasil presentasi yang ditulis oleh siswa di papan tulis, guru

membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.

6) Guru memberikan soal latihan tentang materi yang telah dipelajari

kepada siswa untuk dikerjakan secara individu atau berdiskusi.

7) Diakhir pelajaran, guru mengadakan tes untuk mengetahui

pemahaman konsep dan kemampuan akademis siswa.

c) Pengamatan (observation)

Observasi terhadap dampak tindakan dilakukan secara kontinu dan

dengan berbagai cara dan dilakukan secara terus menerus.

1) Situasi kegiatan belajar mengajar.

2) Keaktifan siswa.

3) Kemampuan siswa dalam menyerap materi.

4) Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok.

d) Refleksi (reflecting)

Dalam tahap ini hasil yang didapat melalui kegiatan siswa, lembar

observasi, catatan lapangan dan angket dibahas dan didiskusikan. Setelah

dibahas dan didiskusikan, kemudian diidentifikasi kelemahan dan

kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Penyelesaikan tugas

kelompok sesuai dengan waktu yang disediakan.

Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a) Perencanaan (planning)

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama.

b) Pelaksanaan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran)

(22)

35

c) Pengamatan (observation)

Tim peneliti (guru) melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).

d) Refleksi (reflecting)

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan

menyusun rencana untuk siklus ketiga.

Siklus 3

Siklus tiga merupakan putaran ketiga dari pembelajaran hasil refleksi pada

siklus kedua.

a) Perencanaan (planning)

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus kedua.

b) Pelaksanaan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran metode mind mapping (peta pikiran)

berdasarkan rencana pembelajaran hasil reflwksi pada siklus kedua.

c) Pengamatan (observation)

Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

metode pembelajaran mind mapping (peta pikiran).

d) Refleksi (reflecting)

Tim peneliti membuat kesimpulan atas pelaksanaan metode pembelajaran

mind mapping (peta pikiran) dalam meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran matematika materi bangun ruang di Sekolah Dasar.

E. Analisis dan Interprestasi Data 1. Analisis Data Kuantitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setiap akhir

pembelajaran di setiap pertemuan. Hal ini dlakukan untuk mengetahui

peningkatan dan prestasi belajar siswa. Langkah-langkah dalam

menganalisis data kuantitatif yaitu sebagai berikut.

(23)

36

b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa melalui rumus.

Keterangan.

R : nilai rata-rata

∑ X : jumlah semua nilai siswa ∑ N : jumlah siswa

c. Menghitung persentasi ketuntasan belajar siswa secara klaksikal dengan

rumus.

Keterangan.

P : ketuntasan belajar

∑ P : jumlah semua siswa yang tuntas belajar ∑ N : jumlah seluruh siswa

100% : bilangan tetap

Menganalisis data dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama

di lapangan. Hasil dari penelitian dideskripsikan sesuai dengan data yang

terkumpul di lapangan.

2. Analisis data kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi partisipasi siswa setiap

diskusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan dan hasil

partisipasi siswa. Hasil observasi disajikan dengan nilai 0, 1, 2, 3 dan 4

berdasarkan banyaknya siswa yang melakukan aspek partisipasi. Aspek

partisipasi yang diobservasi adalah memberikan pendapat dalam diskusi

kelompok, mendengarkan pendapat dalam diskusi kelompok, menerima

pendapat dalam diskusi kelompok, bekerjasama dalam diskusi kelompok

dan melakukan presentasi kelompok.

R =

P

= ∑

(24)

37

3. Interpretasi Data

a. Instrumen dalam penelitian ini diantaranya :

1) Lembar Observasi

2) Lembar Kerja Siswa (LKS), dijadikan alat ukur kemampuan

kognitif siswa setelah melakukan pembelajaran dengan mind mapping (peta pikiran).

3) Lembar wawancara

b. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

1) Tes, dilaksanakan pada akhir pembelajaran dari setiap siklus.

Dengan memberikan soal kepada siswa untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.

2) Non tes,

Teknik pengumpulan nontes dilakukan dengan :

a) Observasi, observasi yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu untuk mengukur atau menilai hasil dan proses belajar

mengajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar,

tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi

siswa, dan penggunakan alat peraga dalam waktu mengajar.

Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses

pembelajaran berlangsung. Observasi bertujuan untuk

mengamati proses pelaksanaanpembelajaran matematika

dengan menggunakan metode mind mapping (peta pikiran) dan mengamati perilaku siswa yang tampak pada saat

pembelajaran berlangsung.

b) Dokumentasi, digunakan untuk memperkuat data yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes.

Dokumentasi dilakukan untuk melihat catatan-catatan atau

arsip-arsip yang dilakukan dalam penelitian.

Dokumen-dokumen tersebut antara lain berupa arsip RPP, hasil

observasi, hasil pekerjan siswa yang dapat memberi

(25)

38

digunakan untuk memberikan gambaran secara visual

mengenai kegiatan siswa. Dokumen berupa foto-foto yang

diambil selama proses pembelajaran dengan metode mind mapping (peta pikiran).

c) Catatan lapangan, catatan lapangan adalah catatan tertulis

tentang apa yang didengar, dialami, dan dipikirkan dalam

rangka pengumpulan data. Catatan lapangan digunakan untuk

mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran di

kelas berlangsung ketika peneliti melakukan observasi serta

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah

dilaksanakan di SD Negeri 1 Langensari Kecamatan Lembang mengenai

metode mind mapping (peta pikiran) untuk meningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika materi Bangun Ruang di kelas V,

yang melalui 3 siklus ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pada perencanaan penelitian terjadi perubahan tahap apersepsi dari

siklus I ke siklus II yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman

dan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut

adalah guru memberikan apersepsi dengam menjelaskan materi dan

menggunakan gambar sebagai media ajar.

Pada siklus II dan III lebih difokuskan terhadap pemahaman

jaring-jaring bangun ruang dengan penerapan metode mind mapping (peta pikiran) lebih mendetail, diskusi kelompok dan presentasi hasil

diskusi serta postest.

2. Pada tahap pelaksanaan peneliti dibantu rekan sejawat yang berperan

sebagai observer, melaksanakan pembelajran metode mind mapping

(peta pikiran) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

bangun ruang kelas V dengan menggunakan diskusi kelompok dan

tanya jawab membuat siswa menjadi senang dan tidak jenuh

mengikuti pembelajaran matematika, siswa lebih berani

mengungkapkan pendapatnya dan bertanya pada saat pembelajaran.

Untuk mengembangkan bakat kreatif siswa yang dimiliki mereka bisa

menuangkan kepada metode mind mapping (peta pikiran) yaitu meringkas pembelajaran yang dilakukan dengan bermain warna dan

gambar, dengan adanya metode ini dapat mengembangkan potensi

yang dimiliki siswa. Dengan melihat hasil observasi dapat dikatakan

(27)

73

aktif dan memperhatikan penjelasan guru, b) siswa juga terlihat sangat

aktif menjawab pertanyaan guru, c) rasa ingin tahu dan keberanian

siswa sudah muncul, d) kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat, e)

keaktifan dan kerjasama dalam kelompok meningkat, f) Siswa

mengerjakan tugas yang diberikan secara individu maupun kelompok

dengan baik, g) keaktifan siswa dalam bertanya meningkat, h) siswa

berani mengemukakan ide dan gagasan dengan baik, i) siswa dapat

membuat kesimpulan dengan baik.

3. Pencapaian hasil penelitian dilihat dari kenaikan rata-rata skor siswa

pada tiap siklus yang menandakan suatu proses yang menuju kearah

lebih baik. Peningkatan tersebut tidak hanya pada skor akhir siswa

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang saja, tetapi pada proses

pembelajaran menentukan jaring-jaring bangun ruang juga. Keaktifan

siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, peningkatan ini

terlihat setelah tidakan siklus pertama hingga siklus ketiga. Hal ini

dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran. Selain keaktifan, terlihat pula peningkatan

keberanian siswa dalam bertanya kepada guru maupun keberanian

siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam rangka perbaikan tindakan

berikutnya, maka di bawah ini akan disampaikan beberapa rekomendasi

antara lain:

1. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan metode mind mapping

(peta pikiran) membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik,

sehingga diperlukan perencanaan kegiatan pembelajaran agar

penggunaan waktu dalam pembelajaran dapat lebih efektif.

2. Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping (peta pikiran) dapat digunakan sebagai salah satu alternatif kegiatan pembelajaran

matematika di SD karena pembelajaran menggunakan metode ini dapat

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Buzan, T. (2009). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, T. (2010). (Terjemahan : Susi Purwoko). Buku Pintar Mind Map Untuk Anak. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

DePorter, B dan Hernacki, M. (2011).(Terjemahan : Awaliyah Abdurrahman)

Quantum Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

Bandung : Kaifa

Dwiwarta. (2010).Pengertian Bangun Ruang dan Contoh Soal. [Online].

Tersedia : http://www.diwarta.com/pengertian-bangun-ruang-dan-contoh-soal/586/ [3 Maret 2013]

Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hendriyana, D. (2012). Penerapan Pendekatan Kooperatif Tipe Students Team Achievment Divisions (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Matematika Tentang Bangun Ruang. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hermawan, R., Mujono dan Suherman , A. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung: UPI Press

Heruman. (2012). Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Jensen, Eric. (2008). (Terjemahan: Narulita Yusron). Brain-Based Learning.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Karso, dkk. (2008). Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka.

Parhan, M (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Siswa Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Matematika Pokok

Bahasan Bangun Ruang Di Kelas V SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI . Bandung : Tidak Diterbitkan.

(29)

76

Ruseffendi, E. T (2006). Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika CBSA. Bandung : Tarsito

Sapitri, A. (2011). Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Penggunaan Strategi Belajar Mind Map (peta pikiran) Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Taman Pendidikan Islam Medan T. P 2009/2010. [online]. Skripsi pada Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA UNIMED. Tersedia : http://alfimetamorfosis.blogspot.com/2011/03/skripsi-mind-map.html. [ 6 April 2013]

Soedjadi, R. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Sudarwan, D. (2002). Peran Guru dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://icalonlyone.weebly.com/peran-guru-dalam-pembelajaran.html

[3 Maret 2012]

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyanto. (2010). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka

Tapantoko, A. (2011). Penggunaan Metode Mind Map (peta pikiran) di Kelas VII-D SMP Negeri 4 Depok. [online]. Skripsi pada Program Pendidikan Matematika FPMIPA UNY. Yogyakarta : tidak diterbitkan. [download 19 Februari 2013]

Gambar

Gambar 3.1 Model Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup akibat dari kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel penghasil insulin atau juga

Begitu pentingnya pembelajaran bahasa Arab, maka penelitian ini menggunakan judul Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta yang mengajarkan bahasa

[r]

Hasil penelitian ini menujukan bahwa pemerintah dalam rangka mewujudkan pembangunan nasional dan khususnya dalam upaya pencegahan serta penanggulangan tindak pidana

Gambaran tingkat kepercayaan diri subjek yang diberi layanan bimbingan.. kelompok berada pada kategori rendah pada semua

Dengan adanya komputerisasi, maka kemudahan dalam pencarian dan penambahan data dapat dirasakan sehingga setiap orang akan menggunakan waktu dengan efektif dan efisien.

Nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.494 yang berarti 49,4% faktor-faktor keputusan pembelian secara online pada ibu muda kelas menengah di Perumahan Johor Indah Permai 1

Penetapan kadar triklosan yang di lakukan secara kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) memperoleh hasil bahwa triklosan yang terdapat dalam pasta gigi ini memenuhi