DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...i
Daftar Isi ...ii
Daftar Tabel ……...v
Daftar Gambar ...vi
Daftar Lampiran ...vii
BAB I Pendahuluan ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Fokus Penelitian ...11
C. Perumusan Masalah ...11
D. Tujuan Penelitian …......11
E. Manfaat ...12
1. Manfaat Praktis ...12
2. Manfaat Teoritis ...12
F. Metode Penelitian ...13
1. Pendekatan Penelitian ...13
2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...13
3. Teknik Mendapatkan Informan ...14
4. Teknik Analisis Data ...14
5. Pengujian Kredibilitas Data ...15
BAB II Kajian Pustaka Dan Kerangka Pemikiran ...18
A. Kajian Pustaka ...18
1. Analisis Pengeluaran Orang Tua ...18
2. Biaya Pendidikan ...24
3. Pembiayaan Pendidikan ...35
4. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) ...41
B. Kerangka Pemikiran ...46
BAB III Metode Penelitian ...50
A. Lokasi dan Profil Sekolah ...50
1. Lokasi ...50
2. Profil Sekolah ...50
B. Metode Penelitian ...57
1. Pendekatan Penelitian ...58
2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...59
3. Teknik Mendapatkan Informan ...60
4. Teknik Analisis Data ...61
5. Pengujian Kredibilitas Data ...64
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ...67
A. Hasil Penelitian ...68
1. Temuan Umum ...68
a. Orang Tua yang Berpenghasilan Tinggi ...73
b. Orang Tua yang Berpenghasilan Sedang ...76
c. Orang Tua yang Berpenghasilan Rendah ...80
B. Pembahasan ...83
1. Orang Tua yang Berpenghasilan Tinggi ...84
2. Orang Tua yang Berpenghasilan Sedang ...86
3. Orang Tua yang Berpenghasilan Rendah ...89
BAB V Kesimpulan dan Saran ………...102
A. Kesimpulan ...100
B. Saran ……...105
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam setiap upaya pencapaian
tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif atau yang
bersifat kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat
menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan
peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses
pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan baik.
Ada landasan hukum dalam proses pembiayaan sekolah, diantaranya
yaitu dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi
Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI); Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs);
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK); Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB); Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB); dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa
(SMALB), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan
Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012, dan Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 201/PMK.07/2011 tentang Pedoman
Umum dn Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012.
Pembiayaan pendidikan dijadikan sebagai modal utama untuk
membangun sebuah karakter sekolah, dari isi sampai perangkat sekolah.
Pendidikan merupakan alat yang dapat meningkatkan kualitas dan jaminan
untuk hidup dan berinteraksi. Sebagian besar dari orang tua berusaha
semampunya untuk dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah terbaik, agar
mendapatkan pendidikan yang terbaik pula. Namun, tidak bisa kita pungkiri
bahwa masih banyak masyarakat yang tingkat kesejahteraannya masih di
bawah standar kelayakan hidup, jangankan untuk memikirkan biaya
pendidikan sekolah, untuk biaya hidup sehari-hari pun susah, apalagi
dengan biaya-biaya yang saat ini sudah semakin tidak terjangkau lagi bagi
kalangan masyarakat di bawah standar kelayakan hidup.
Upaya pemerintah untuk menanggulangi biaya sekolah dengan adanya
BOS hanya pada tingkatan sekolahan, namun dalam tingkat taraf hidup
tidak terjamin oleh adanya BOS. Orang tua masih belum bisa menjangkau
biaya-biaya yang tidak ada di sekolah namun sangat diperlukan untuk
keperluan sekolah anaknya di Sekolah Dasar (SD).
Setiap ajaran baru, para orang tua akan mulai merencanakan biaya
yang akan dikeluarkan dengan jumlah yang pasti sudah berbeda dari tahun
sebelumnya. Biaya tersebut yakni seperti uang seragam, sepatu, peralatan
sebagainya), ataupun kegiatan tahunan. Pendidikan sebenarnya tidak mahal,
karena pendidikan merupakan usaha untuk penanaman nilai-nilai dari
sebuah kehidupan, dan hal itu porsinya untuk orang tua bukan untuk
sekolah.
Tanpa disadari, komponen seperti seragam, sepatu, peralatan tulis,
serta kegiatan di luar sekolah, menjadi kendala bagi para orang tua dan
peserta didiknya sendiri terutama di wilayah Indonesia. Kecenderungan
setiap sekolah mengharuskan peserta didiknya untuk memakai seragam
khusus (seperti batik dan seragam olah raga) yang akan dikenakan pada
hari-hari tertentu dan diwajibkan memakai sepatu. Selain pembelian
seragam harian seperti putih merah, orang tua harus mengeluarkan biaya
lagi untuk membeli seragam batik, seragam olah raga, sepatu, serta
peralatan sekolah (seperti; buku tulis, peralatan tulis, tas, dan lain
sebagainya). Baik dari dulu hingga sekarang, orang tua harus menyediakan
sendiri peralatan sekolah bagi anaknya. Peralatan sekolah yang sangat
dibutuhkan oleh peserta didik sangat diperlukan untuk kegiatan belajar
peserta didik di sekolah. Hal ini menjadi suatu kebutuhan yang sudah tidak
bisa dilepaskan dari peserta didik.
Satu kondisi biaya yang sangat memprihatinkan, disebabkan karena
masih banyaknya masyarakat yang hidup di bawah garis standar kelayakan
hidup. Para orang tua dari peserta didik yang sedang duduk di bangku
Sekolah Dasar (SD), biasanya akan memiliki pengeluaran yang lebih besar
sehingga walaupun sudah adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah),
orang tua akan tetap mengeluarkan biaya sebagai penunjang belajar peserta
didik dan biaya-biaya lainnya yang harus dikeluarkan oleh orang tua.
Bila kita lihat dari makalah Arifin (dalam :
http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/), mengungkapkan bahwa Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) merupakan pengembangan lebih lanjut dari
Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, yang
dilaksanakan pemerintah tahun 1998-2003. BOS dimaksudkan sebagai
subsidi biaya operasional sekolah kepada semua peserta didik wajib belajar.
Dengan program BOS, satuan pendidikan diharapkan tidak lagi memungut
biaya operasional sekolah kepada peserta didiknya, terutama mereka yang
miskin. BOS yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan
membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didik yang tidak mampu dan
meringankan beban bagi peserta didik yang lain dalam rangka mendukung
pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Dari
seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan
sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran atau mengganti
yang telah rusak. Buku yang harus dibeli untuk tingkat SD adalah buku
mata pelajaran Pendidikan Agama, serta mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan, sedangkan tingkat SMP adalah buku mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Adapun dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai
1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru,
yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi
pendaftaran, dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah
gratis, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan
tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur
dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan).
2. Pembelian buku referensi dan pengayaan untuk dikoleksi di
perpustakaan (hanya bagi sekolah yang tidak menerima DAK).
3. Pembelian buku teks pelajaran lainnya (selain yang wajib dibeli)
untuk dikoleksi di perpustakaan.
4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran
pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya
ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, unit kesehatan sekolah,
dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar
jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam
rangka mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olahraga, alat
kesenian, perlengkapan kegiatan ekstrakulikuler, dan biaya
pendaftaran mengikuti lomba).
5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan
laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopy/penggandaan
soal, honor koreksi ujian, dan honor guru dalam rangka penyusunan
6. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis,
pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku
inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan
makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta
pengadaan suku cadang alat kantor.
7. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon,
internet, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan
disekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik
dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar
mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset.
8. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecetan, perbaikan atap
bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan
sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik, dan perawatan
fasilitas sekolah lainnya.
9. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk
membayar honor tenaga yang membantu administrasi BOS.
10. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan
KKKS/MKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block
grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun
anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS
11. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai
lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana
yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda,
perahu penyebrangan, dan lain-lain).
12. Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor (ATK),
penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka
penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka
mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.
13. Pembelian komputer dekstop untuk kegiatan belajar siswa, maksimum
1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP, pembelian 1 unit printer, serta
kelengkapan komputer seperti hard disk, flash disk, CD/DVD, dan
suku cadang komputer/printer.
14. Jika komponen 1 sampai dengan 13 di atas telah terpenuhi
pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana
BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media
pembelajaran, mesin ketik, mebeler sekolah, dan peralatan untuk
UKS. Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan
menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama.
Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS
diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah
selain kewajiban jam mengajar. Besaran atau satuan biaya untuk transportasi
mengikuti batas kewajaran. Pemerintah Daerah wajib mengeluarkan
peraturan tentang batas kewajaran tersebut di daerah masing-masing dengan
mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, faktor geografis dan faktor
lainnya.
Menurut Wakil Presiden Bapak Boediono, dalam tahun anggaran
2012, pemerintah menaikkan anggaran dana BOS sebebsar 43,75%, dari Rp
16 triliun menjadi Rp 23 triliun. Menurut beliau kenaikan yang cukup
drastis ini merupakan konsekuensi kenaikan biaya operasi agar sekolah
dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimum, serta pemerintah ingin
memastikan Program Wajib Belajar 9 Tahun dapat terlaksana dengan baik.
(http://cor-amorem.blogspot.com/2010/05/mengurai-masalah-pendidikan-di.html)
Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, terdapat 1.751 SD
dan SMP penerima BOS. Total dana BOS yang disalurkan pada tahun
anggaran 2008 mencapai Rp 365 miliar. Sebanyak Rp 301 miliar merupakan
dana BOS Pusat, Rp 43 miliar dana BOS yang berasal dari APBD Provinsi
Jawa Barat dan Rp 21 miliar berasal dari APBD Kabupaten Bandung.
Alokasi dana BOS per siswa SD sebesar Rp 397 ribu. Sedangkan untuk per
siswa SMA Rp 570 ribu. Setiap sekolah penerima BOS memperoleh besaran
dana BOS beragam, tergantung banyaknya siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, di bawah ini merupakan hasil observasi
mengenai pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah anaknya di kampong
Manjahlega RT.03 RW. 013, Ciwastra-Bandung, yang ternyata masih
terbilang tinggi. Maksud dari penelitian dalam observasi ini yakni untuk
mengetahui besaran jumlah biaya atau pengeluaran orang tua yang masih
terbilang tinggi dan jumlah biaya yang dikeluarkan orang tua, sehingga
dengan adanya observasi ini, peneliti bisa melihat tingginya biaya yang
dikeluarkan orang tua. Berikut adalah hasilnya :
Tabel 1.1.
(Biaya Pengeluaran Orang Tua)
No. Narasumber Biaya Beli Seragam Biaya Beli Sepatu dan kaus Kaki Biaya Beli Peralatan Tulis Jumlah
1. Narasumber 1 Rp 46.000 Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 126.000
2. Narasumber 2 Rp 55.000 Rp 44.000 Rp 25.000 Rp 124.000
3. Narasumber 3 Rp 85.000 Rp 56.000 Rp 30.000 Rp 171.000
4. Narasumber 4 Rp 75.000 Rp 60.000 Rp 35.000 Rp170.000
5. Narasumber 5 Rp 65.000 Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 155.000
6. Narasumber 6 Rp 45.000 Rp 45.000 Rp 35.000 Rp 125.000
7. Narasumber 7 Rp 70.000 Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 160.000
8. Narasumber 8 Rp 95.000 Rp 60.000 Rp 35.000 Rp 190.000
9. Narasumber 9 Rp 86.000 Rp 55.000 Rp 30.000 Rp 171.000
10. Narasumber 10 Rp 76.000 Rp 68.000 Rp 25.000 Rp 169.000
JUMLAH Rp 698.000 Rp 538.000 Rp 325.000 Rp 1.561.000
RATA-RATA Rp 69.800 Rp 53.800 Rp 32.500 Rp 156.100 Sumber : Hasil observasi terhadap narasumber di Kampung Manjahlega
Dari hasil tersebut, bahwasannya setiap orang tua peserta didik harus
mengeluarkan biaya sebanyak Rp 156.100/peserta didik. Biaya tersebut
dikalangan masyarakat di Manjahlega sudah terbilang tinggi, yang
sekolah semakin meningkat, seiring berkembangnya zaman dan industri
modern.
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah
tersebut, yang menggambarkan bahwa pengeluaran orang tua untuk biaya
sekolah anaknya masih terbilang tinggi sehingga sulit untuk terpenuhi
karena masih adanya perbedaan status sosial ekonomi di masyarakat,
dengan penjelasan dan beberapa masalah yang sudah disebutkan
sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam
mengenai hal tersebut, sehinggapeneliti mengambil judul penelitian
“Analisis Pengeluaran Orang Tua Untuk Biaya Sekolah Peserta Didik Di
Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan
Bojongsoang Kabupaten Bandung)”.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini difokuskan pada pengeluaran orang tua yang
digunakan untuk membiayai anaknya (peserta didik)di Sekolah Dasar(Studi
Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang
Kabupaten Bandung). Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini yaitu :
1. Jenis komponen pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua di
Sekolah Dasar Negeri Lengkong.
2. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh orang tua di Sekolah Dasar
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Jenis komponen pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan oleh
orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik ?
2. Berapa besar pengeluaran orang tua untuk setiap kelas di Sekolah
Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten
Bandung?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengeluaran orang tua yang harus dikeluarkan untuk biaya sekolah anaknya
di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten
Bandung.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan
informasi yang berkaitan dengan :
1. Jenis komponen pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua di
Sekolah Dasar Negeri Lengkong.
2. Jumlah biaya (pengeluaran) yang dikeluarkan oleh orang tua di
E. Manfaat
Bila tujuan peneliti dapat tercapai, maka hasil penelitan akan memiliki
manfaat praktis dan teoritis.
1. Manfaat Praktis
a. Bila jenis komponen pengeluaran orang tua dapat ditemukan,
maka akan bermanfaat untuk mengetahui banyaknya jenis
komponen pengeluaran orang tua yang diperlukan untuk biaya
sekolah anak.
b. Bila jumlah biaya sekolah yang dikeluarkan orang tua di
Sekolah Dasar (SD) dapat diketahui, maka akan bermanfaat bagi
masyarakat untuk mengetahui besaran dan cara meminimalisir
biaya sekolah.
2. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui
banyaknya jenis komponen pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah
peserta didik, dan untuk mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan
orang tua untuk membiayai sekolah anaknya di Sekolah Dasar (SD).
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Suatu penelitian hendaknya menggunakan metode yang sesuai
dengan masalah yang akan diteliti. Mengenai metode penelitian
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif ini merupakan suatu paradigma penelitian untuk
mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada
tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.
2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian
disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian
kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif
emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana
mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti
tidak bisa memaksa kehendaknya untuk mendapatkan data yang
diinginkan. Perolehan data yang berkaitan dengan pengeluaran orang
tua untuk biaya sekolah peserta didik di Sekolah Dasar Negeri
Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, peneliti
akan menggunakan teknik penggalian data dengan :
a. Observasi terseleksi.
b. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan
acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan bersifat
c. Focus Grup Discussion. Mendiskusikan beberapa konsep yang
berkaitan dengan data yang diungkap atau dapat juga menjawab
beberapa pertanyaan penelitian.
d. Studi Dokumentasi, terutama mengenai akurasi sumber
dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan
standar kualitatif, tidak reaktif.
3. Teknik Mendapatkan Informan
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
informan yaitu dengan menggunakan teknik sampel yaitu Purposive
Sampling. Tipe-tipe penentuannya yaitu penarikan sampel variasi
maksimum (Maximum Variation Sampling). Sampling variasi
maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah strategi untuk
menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian
sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam
analisis data, yaitu :
1. Reduksi data,
2. Penyajian data, dan
3. Penarikan kesimpulan atau verivikasi.
Gambar 1.1. Komponen dalam analisis data (interactive
model)
5. Pengujian Kredibilitas Data
Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian
dilakukan dengan cara :
a. Perpanjangan pengamatan
b. Meningkatkan ketekunan
c. Triangulasi
d. Member Chek (Pengecekan anggota)
G. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dari skripsi ini meliputi dari BAB I yaitu
Pendahuluan, di dalam pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang yang
berisikan mengenai latar belakang dari sebuah permasalahan yang akan
diteliti, kemudian Batasan dan Rumusan Masalah yang berisikan mengenai
pembatasan dari sebuah masalah yang akan diteliti sehingga pembahasan
tidak akan meluas, selanjutnya ada Tujuan Penelitian yang berisikan Koleksi Data
Reduksi Data
Penyajian Data
mengenai sebuah tujuan dari penelitian yang dilihat secara umum dan
khusus.
Pada BAB II berisikan mengenai Kajian Pustaka, Kerangka
Pemikiran, dan Hipotesis. Kajian Pustaka berisikan mengenai teori-teori
yang mendukung dari penelitian atau pun pemahaman-pemahaman yang
telah didapati. Kemudian Kerangka Pemikiran berisikan mengenai kerangka
dari sebuah pemikiran untuk penelitian. Selanjutnya Hipotesis Penelitian
yang berisikan mengenai hasil penelitian yang masih dalam praduga atau
masih dikira-kira.
Selanjutnya pada BAB III yang berisikan mengenai Metode
Penelitian. Dalam Metode Penelitian di dalamnya berisikan mengenai
Populasi dan Sampel yang berisikan mengenai populasi yang akan diteiliti
dan sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian, Desain Penelitian
merupakan sebuah desain yang akan dipergunakan untuk penelitian atau
yang lebih mendukung dari penelitian, Metode penelitian berisikan tentang
sebuah metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian, Definisi
Operasional merupakan definisi yang dinyatakan berdasarkan kepada
definisi menurut sendiri, Instrumen Penelitian berisikan mengenai
instrument baik pernyataan maupun pertanyaan yang akan digunakan pada
saat penelitian, Proses Pengembangan Instrumen berisikan mengenai
perkembangan dari sebuah instrument yang akan diolah, Teknik
kemudian akan diolah, dan Analisis Data ini berisikan mengenai data yang
telah diolah untuk dianalisis yang sesuai dengan hasil penelitian.
Kemudian pada BAB IV berisikan mengenai Hasil Penelitian dan
Pembahasan, di dalamnya juga berisikan mengenai Pengolahan atau
Analisis Data yang membahas mengenai data yang akan diolah yang
kemudian dianalisis dengan hasil yang diperoleh. Selanjutnya Pembahasan
atau Analisis Temuan berisikan mengenai hasil yang telah ditemukan yang
kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang akan diperoleh.
Pada BAB V berisikan mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi.
Kesimpulan berisikan mengenai sebuah simpulan dari sebuah hasil yang
telah diperoleh. Kemudian Rekomendasi merupakan sebuah pernyataan
yang dihasilkan untuk membenahi sebuah hasil penelitian yang akan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Profil Sekolah
1. Lokasi
Lokasi merupakan sebuah tempat yang paling penting dalam
melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, lokasi yang akan
dipergunakan yaitu Sekolah Dasar Negeri Lengkong yang berada di
Jalan Raya Bojongsoang, Desa Lengkong, No. 50, Kecamatan
Bojongsoang, Kabupaten Bandung 40287.
Alasan peneliti mengambil lokasi ini dikarenakan di lokasi
tersebut memiliki akreditasi yang baik dari seluruh sekolah yang
berada di Kecamatan Bojongsoang dan juga lokasi berdekatan dengan
perbatasan kota dan kabupaten, sehingga mudah dijangkau dan mudah
mencari analisis yang akan diperlukan dipenelitian ini.
2. Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SDN LENGKONG
Alamat : Jl. Raya Bojongsoang No. 50
Kecamatan : Bojongsoang
Kabupaten : Bandung
Kepala Sekolah : Yuliah, S. Pd, I
Status Mutu : Pra SSN
Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi
Kategori Sekolah : SD Biasa
NPSN / NSS : 20205663 / 101020809205
Kategori Wilayah : Wilayah Perbatasan
Akreditasi : A
Akses Internet : Lainnya (ISP : Telkom)
b. Visi Sekolah (SD Negeri Lengkong)
Menciptakan Sekolah Berprestasi, Berpikir Kritis, Kreatif, Dan
Berakhlakulkarimah.
c. Misi Sekolah (SD Negeri LEngkong)
1. Peserta didik beriman, bertaqwa, dan berbudi luhur.
2. Peserta didik berwawasan masa kini dan masa depan
untuk menghadapi tuntutan jaman.
3. Peserta didik yang berkepentingan mampu menghadapi
problematika kehidupan, disiplin, dan tanggung jawab.
4. Peserta didik memiliki sikap percaya diri, mandiri, kritis,
kreatif, dan terampil.
5. Peserta didik gemar belajar, bahwa menuntut ilmu
merupakan kewajiban setiap anak adam dari buaian
sampai liang lahad.
6. sekolah sebagai pusat aktivitas untuk olah hati, olah
7. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, mampu
berkompetensi, meningkatkan mutu dan kualitas,
membentuk siswa berprestasi, dengan sekolah lain.
8. Sekolah sebagai pusat kegiatan yang ditunjang sarana,
prasarana, agar dapat berhasil guna.
9. Memberi pembinaan kepada warga sekolah khususnya
semua guru agar dapat memberikan pelayanan secara
maksimal, tanggung jawab, disiplin, dan profesional
kepada peserta didik.
10. Menumbuhkan sikap keterbukaan, transparansi, dan
akuntabilitas sesama masyarakat sekolah, kepada sekolah,
tenaga pendidikan, komite sekolah, orang tua murid, serta
masyarakat dan peserta didik.
d. Kondisi Siswa
1) Data Rombongan Belajar (Rombel)
Tabel 3.1. Data Rombongan Belajar (Rombel)
No. Nama
Rombel Tingkat
Jumlah Siswa
Wali Kelas L P Jumlah
1. Kelas 1 A 1 13 19 32 Siti Fatimah
2. Kelas 2 A 2 15 12 27 Eli Kaliani
3. Kelas 3 A 3 21 12 33 Elsa Nurjanah
4. Kelas 4 A 4 15 20 35 Roroh Rohayati
5. Kelas 5 A 5 21 13 34 Sri Estuty
6. Kelas 6 A 6 17 14 31 Tuti Sumiyati
7. Kelas 1 B 1 17 15 32 Rohati
8. Kelas 2 B 2 12 11 23 Leni Marlina
9. Kelas 3 B 3 15 15 30 Resty Apriyani
10. Kelas 4 B 4 19 18 37 Imas Omah
11. Kelas 5 B 5 13 15 28 Ani Karyati
12. Kelas 6 B 6 16 11 27 Nining Suhaeti
2) Data Peserta Didik
Tabel 3.2. Data Peserta Didik
Jumlah Peserta Didik
L P Total
149 175 369
3) Siswa Menurut Usia
Tabel 3.3. Data Peserta Didik menurut Usia
Usia L P Total
< 7 Tahun 21 27 48
7 – 12 Tahun 171 147 318
>12 Tahun 2 1 3
Total 194 175 369
4) Siswa Menurut Agama
Tabel 3.4. Data Peserta Didik menurut Agama
Agama L P Total
Islam 189 172 361
Kristen Protestan 5 3 8
Kristen Katolik 0 0 0
Hindu 0 0 0
Budha 0 0 0
Kong Hu Chu 0 0 0
Lainnya 0 0 0
Total 194 175 369
5) Siswa Menurut Penghasilan Orang Tua (Ayah + Ibu +
Wali)
Tabel 3.5. Data Peserta Didik menurut Penghasilan
Orang Tua
Penghasilan L P Total
< Rp 1.000.000 89 88 177
Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 74 57 131
>Rp 1.000.000 31 30 61
e. Pendidik dan Tenaga Pendidik
1) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tabel 3.6. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
No. Nama
Jenis
Kelamin Kepegawaian Jabatan
L P
1. Yuliah, S. Pd, I V Kepala
Sekolah Guru
2. Siti Fatimah, M.Pd V PNS Guru
3. Nining Suhaeti, S.Pd V PNS Guru
4. Rohati, S.Pd V PNS Guru
5. Tuti Sumiyati V PNS Guru
6. A. Djunaedi, M.Ag V PNS Guru
7. Sopiah, M.Ag V PNS Guru
8. Eli Kaliani, S.Pd V PNS Guru
9. Euis Hapsoh, M.Pd V PNS Guru
10. Asep Dedi, S.Pd V PNS Guru
11. Imas Omah, M.Pd V PNS Guru
12. Sri Estuty, S.Pd V PNS Guru
13. Roron Rohayati, M.Pd V PNS Guru
14. Renti Purwanti, S. Sn V Guru Honor
Sekolah Guru
15.
Mugi Putra Akhbar
V Tenaga Honor Sekolah Tenaga Administrasi
16. Resty Apriyani V Guru Honor
Sekolah Guru
17. Leni Marlina Guru Honor
Sekolah Guru
18. Maya, S.Pd V Guru Honor
Sekolah Guru
19. Ani Karyati V Guru Honor
Sekolah Guru
20. Elsa Nurjanah, S.Pd. I V Guru Honor
2) Jumlah PTK
Tabel 3.7. Data Jumlah PTK
Jumlah PTK
L P Total
5 16 21
f. Kondisi Sarana dan Prasarana
1) Data Sarana
Tabel 3.8. Data Sarana Sekolah
No. Jenis Sarana Jumlah Letak
1. Meja Guru 1 Ruang Kelas 1A
2. Kursi Guru 2 Ruang Kelas 1A
3. Meja Siswa 28 Ruang Kelas 2 A
4. Kursi Siswa 56 Ruang Kelas 2 A
5. Meja Guru 1 Ruang Kelas 2 A
6. Kursi Guru 2 Ruang Kelas 2 A
7. Meja Siswa 28 Ruang Kelas 3A
8. Kursi Siswa 56 Ruang Kelas 3A
9. Meja Guru 1 Ruang Kelas 3A
10. Kursi Guru 2 Ruang Kelas 3A
11. Meja Siswa 24 Ruang Kelas 4A
12. Kursi Siswa 48 Ruang Kelas 4A
13. Kursi Siswa 56 Ruang Kelas 1A
14. Meja Guru 1 Ruang Kelas 4A
15. Meja Siswa 28 Ruang Kelas 1A
Total 334
2) Data Prasarana
Tabel 3.9. Data Prasarana Sekolah
No Nama
Prasarana
Kondisi Prasarana Status
Kepemilikan Atap Dinding Kusen Pondasi Lantai
1
Ruang Kepala Sekolah
Kelas 1A
3 Ruang Guru baik baik baik baik baik Milik sekolah
4 Ruang TU baik baik baik baik baik Milik sekolah
5
Kamar Mandi Siswa
Laki-laki
baik baik baik baik baik Milik sekolah
6
Kamar Mandi Siswa Perempuan
baik baik baik baik baik Milik sekolah
7 Ruang
Kelas 2 A baik baik baik baik baik Milik sekolah
8 Kamar
Mandi Guru baik baik baik baik baik Milik sekolah
9 Gudang baik baik baik baik baik Milik sekolah
10 Ruang
Kelas 3A baik baik baik baik baik Milik sekolah
11 Ruang
Kelas 4A baik baik baik baik baik Milik sekolah
12 Lap IPA baik baik baik baik baik Milik sekolah
13 Ruang kelas
5A baik baik baik baik baik Milik sekolah
14 Lab
Komputer baik baik baik baik baik Milik sekolah
15 Ruang
Kelas 6A baik baik baik baik baik Milik sekolah
16
Ruang
Perpustaka-an
baik baik baik baik baik Milik sekolah
17 Ruang UKS baik baik baik baik baik Milik sekolah
18 Ruang
Kelas 1B baik baik baik baik baik Milik sekolah
19 Ruang
Kelas 2 B baik baik baik baik baik Milik sekolah
20 Ruang
Kelas 3B baik baik baik baik baik Milik sekolah
21 Ruang
Kelas 4B baik baik baik baik baik Milik sekolah
22 Ruang kelas
5B baik baik baik baik baik Milik sekolah
23 Ruang
B. Metode Penelitian
Dalam menemukan analisis pengeluaran orang tua untuk biaya
sekolah peserta didik di sekolah dasar, dengan unsur-unsur pokok yang
ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1988 : 5).
Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang, yaitu orang tua peserta
didik di sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Lengkong dengan berbagai
latar belakangnya. Orang tua peserta didik sebagai narasumber bagi
penelitian ini, dikarenakan orang tua peserta didik yang memiliki
penghasilan berbeda, maka akan memiliki kebutuhan dan pengeluaran yang
berbeda juga.
Dengan digunakannya metode kualitatif, maka data yang didapat lebih
lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan
penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif pada penelitian ini,
dikarenakan permasalahanakan lebih tepat dicarikan jawabannya.
1. Pendekatan Penelitian
Suatu penelitian hendaknya menggunakan metode yang sesuai
dengan masalah yang akan diteliti. Mengenai metode penelitian
penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,
serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,
pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung
dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Whitney, 1960).
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini
merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan
peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu
secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.
2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian
disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian
kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif
emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana
mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti
tidak bisa memaksa kehendaknya untuk mendapatkan data yang
Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang dijadikan sampel
sumber data dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendapatkan data tentang analisis pengeluaran orang tua
untuk biaya sekolah peserta didik di sekolah dasar, sumber
datanya adalah buku, referensi dari website, orang tua peserta
didik. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan membeli
buku dan membuka website dari internet, serta observasi ke
lapangan langsung yaitu dengan mewawancarai orang tua
peserta didik.
b. Untuk mendapatkan data tentang profil sekolah dan data-data
sekolah, mulai dari data pendidik dan tenaga pendidik, data
sarana dan prasarana, sampai pada data peserta didik, sumber
datanya di bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) di Sekolah
Dasar Negeri Lengkong. Teknik pengumpulan datanya adalah
dengan studi dokumentasi, dan wawancara dengan bagian
HUMAS.
c. Untuk mendapatkan data orang tua peserta didik, sumber
datanya adalah orang tua peserta didik yang sesuai dengan
kriteria. Teknik pengumpulan datanya adalah mewawancarai
orang tua peserta didik.
Perolehan data yang berkaitan dengan pengeluaran orang tua
Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, peneliti akan
menggunakan teknik penggalian data dengan :
a. Observasi terseleksi.
b. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan
acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan bersifat
terbuka, terstruktur dengan pedoman.
c. Focus Grup Discussion. Mendiskusikan beberapa konsep yang
berkaitan dengan data yang diungkap atau dapat juga menjawab
beberapa pertanyaan penelitian.
d. Studi Dokumentasi, terutama mengenai akurasi sumber
dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan
standar kualitatif, tidak reaktif.
3. Teknik Mendapatkan Informan
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan
informan yaitu dengan menggunakan teknik sampel yaituPurposive
Sampling. Purposive sampling ini menentukan subjek/objek sesuai
dengan tujuan . Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah
ditetapkan tempat yang dituju. Dengan menggunakan pertimbangan
pribadi yang sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih
subjek/objek sebagai unit analisis. Peneliti memilih unit analisis
tersebut berdasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit
analisis tersebut representative. Tipe-tipe penentuannya yaitu
Sampling variasi maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah
strategi untuk menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah
penelitian. Dalam penelitian ini misalnya, peneliti membagi populasi
yang terdiri dari orang tua peserta didik ke dalam tiga krteria
berdasarkan penghasilannya. Kemudian dipilih yang paling dominan
untuk diteliti pengeluarannya. Ini merupakan sampel yang
representative karena peneliti kualitatif hanya menggunakan strategi
ini untuk menggambarkan secara detail pemaknaan yang berbeda
tentang pengeluaran orang tua peserta didik berdasarkan
penghasilannya.
4. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles,
Huberman dan Spradley. Miles dan Huberman (1984),
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada
setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu :
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan
yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan
yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti
akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang
memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.
2. Penyajian data
Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Selanjutnya
disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks
yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring
kerja), dan chart.
3. Penarikan kesimpulan atau verivikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten
saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data
(interactive model)
Selanjutnya menurut Spradley, teknik analisis data disesuaikan
dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan
teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan
dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data
dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection, analisis
data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk
sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema. Analisis
data model Miles dan Huberman, yang meliputi data reduction, data
display, dan verification dilakukan pada setiap tahapan penelitian
menurut Spradley, (penjelajahan, fokus, dan selection).
5. Pengujian Kredibilitas Data
Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian
dilakukan dengan cara :
a. Perpanjangan pengamatan
Penelitian ini diperpanjang sampai dua kali, karena pada
periode I data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum Penyajian Data Koleksi Data
Reduksi
kredibel. Belum memadai karena belum semua rumusan
masalah dan fokus terjawab melalui data, belum kredibel karena
sumber data masih ragu-ragu dalam memberikan data, sehingga
data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih belum
konsisten, masih berubah-rubah. Dengan perpanjangan
pegamatan sampai dua kali maka data yang diperoleh dirasa
telah jenuh.
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara
tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat
direkam secara pasti dan sistematis.
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini
dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil
penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan
dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan
ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan
adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun
hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait
dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini, wawasan
untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau
tidak.
c. Diskusi teman sejawat
Diskusi teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan
hasil penelitian yang masih bersifat sementara kepada
teman-teman S1 yang lebih memahami tujuan penelitian ini.
d. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik,
sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan
cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda,
yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal
yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber
datanya adalah orang tua peserta didik. Triangulasi waktu
artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan,
pagi, siang, sore, dan malam hari. Dengan triangulasi dalam
pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah
narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Jika
narasumber memberi data yang berbeda, maka datanya belum
kredibel.
e. Member Chek (Pengecekan anggota)
Pengujian kredibilitas data dengan member chek,
sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu orang
tua peserta didik. Melalui diskusi ini para narasumber ada yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil dari jenis komponen untuk meminimalisir biaya agar tidak
terlalu tinggi maka hasil analisis secara keseluruhan yang dapat peneliti
analisis, yaitu bila dilihat dari jenis-jenis komponen pengeluaran orang tua
seperti : (1) Pembelian seragam sekolah putih merah; (2) Pembelian
seragam batik sekolah; (3) Pembelian seragam olah raga; (4) Pembelian
seragam pramuka; (5) Pembelian topi sekolah; (6) Pembelian dasi sekolah;
(7) Pembelian buku tulis dan alat-alat tulis; (8) Pembelian tas sekolah; (9)
Pembelian sepatu sekolah; (10) Biaya transportasi ke sekolah; (11) Biaya
tabungan peserta didik (anak) di sekolah; (12) Les (pemantapan mata
pelajaran atau mengaji); (13) Kursus di luar sekolah (kesenian, tari, musik,
olah raga, bahasa asing, IT, dan lain sebagainya); (14) Biaya karyawisata
(study tour); (15) Biaya internetan (modem); (16) Sumbangan insidental
kepada sekolah; (17) Uang saku/jajan peserta didik di sekolah; dan (18)
Biaya lainnya sebagai simpanan untuk biaya sekolah (tabungan pendidikan
dari pelayanan bank atau tabungan pribadi di rumah), untuk memenuhi
kebutuhan dan keperluan belajar peserta didik di sekolah, maka seharusnya
BOS memiliki dana untuk beberapa jenis komponen pengeluaran orang tua
seperti : seragam (putih merah, batik, olah raga, pramuka); topi sekolah, dasi
sekolah; buku tulis dan alat-alat tulis; tas sekolah; sepatu sekolah; dan
diutamakan dibandingkan dengan jenis komponen yang lainnya seperti
:tabungan peserta didik (anak) di sekolah; Les (pemantapan mata pelajaran
atau mengaji); Kursus di luar sekolah (kesenian, tari, musik, olah raga,
bahasa asing, IT, dan lain sebagainya); karyawisata (study tour); internetan
(modem); sumbangan insidental kepada sekolah; uang saku/jajan peserta
didik di sekolah; dan yang lainnya sebagai simpanan untuk biaya sekolah
(tabungan pendidikan dari pelayanan bank atau tabungan pribadi di rumah),
sehingga tidak terlalu memberatkan orang tua peserta didik. Bila jenis-jenis
komponen pengeluaran yang lebih diutamakan bisa diberikan oleh
pemerintah, ada baiknya jika pemerintah memberikan dana untuk jenis
komponen yang utama tersebut.
Tidak dapat kita pungkiri jika jenis-jenis komponen yang telah
disebutkan merupakan suatu kebutuhan hidup di jaman sekarang ini
sehingga dapat mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan oleh orang tua.
Jika dari jenis-jenis komponen pengeluaran tersebut tidak diminimalisir
biayanya, maka akan terjadi ketidakstabilan, karena biaya yang dikeluarkan
lebih tinggi dari yang dipersiapkan. Oleh karena itu, jenis-jenis komponen
pengeluaran harus diminimalisir biayanya, agar semua kalangan masyarakat
bisa berkecukupan dalam membiayai sekolah peserta didik (anaknnya). Cara
yang dilakukan dari setiap narasumber yang diwawancarai, mereka
melakukan berbagai cara untuk menyisihkan biaya untuk anaknya sekolah,
mulai dari menabung, menyisihkan uang, sampai mengumpulkan uang sisa
solusi dari permasalahan ini, yakni cara meminimalisirnya yaitu dengan
melakukan cara menabungkan uangnya ke bank yang memiliki pelayanan
tabungan pendidikan, hal ini dikarenakan solusi tersebut bisa dilakukan oleh
siapa saja dan dari kalangan mana saja. Orang tua peserta didik harus bisa
berkontribusi, saling menolong, saling membantu, bersosialisasi dengan
baik, dan saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas peserta didik,
sehingga tidak ada yang tertinggal. Kemudian jenis komponen pengeluaran
untuk biaya sekolah peserta didik, harus disesuaikan dengan kebutuhan
peserta didik, dan juga harus melihat perkembangan jaman, serta orang tua
harus tetap mengawasi keutamaannya.
Sehingga, dalam analisis pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah
peserta didik di sekolah dasar yaitu, dalam beberapa jenis komponen
pengeluaran orang tua di tingkat sekolah dasar seperti : (1) Pembelian
seragam sekolah putih merah; (2) Pembelian seragam batik sekolah; (3)
Pembelian seragam olah raga; (4) Pembelian seragam pramuka; (5)
Pembelian topi sekolah; (6) Pembelian dasi sekolah; (7) Pembelian buku
tulis dan alat-alat tulis; (8) Pembelian tas sekolah; (9) Pembelian sepatu
sekolah; (10) Biaya transportasi ke sekolah; (11) Biaya tabungan peserta
didik (anak) di sekolah; (12) Les (pemantapan mata pelajaran atau mengaji);
(13) Kursus di luar sekolah (kesenian, tari, musik, olah raga, bahasa asing,
IT, dan lain sebagainya); (14) Biaya karyawisata (study tour); (15) Biaya
internetan (modem); (16) Sumbangan insidental kepada sekolah; (17) Uang
simpanan untuk biaya sekolah (tabungan pendidikan dari pelayanan bank
atau tabungan pribadi di rumah), yakni yang harus diutamakan dan menjadi
prioritas adalah kebutuhan sekolah peserta didik itu sendiri. Kemudian jika
melihat biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua peserta didik yang
setiap tahunnya orang tua harus mengeluarkan biaya sekolah yaitu sebesar
Rp 18.526.000, sudah terlihat bahwa orang tua peserta didik setiap tahun
harus mengeluarkan biaya yang begitu tinggi, jika melakukan
peminimalisiran biaya dengan cara menabung dan menyisihkan uang yang
ada, maka orang tua tidak akan kesulitan dalam mengeluarkan biaya yang
terbilang tinggi, dengan mengutamakan yang harus diprioritaskan, sehingga
biaya yang ada tercukupi dan terpenuhi dengan baik.
Bila pemerintah bisa membiayai peserta didik dengan menggratiskan
dalam pembelian kebutuhan sekolah seperti : (1) seragam (merah putih,
batik, olah raga, pramuka); topi sekolah; dasi sekolah; sepatu sekolah; tas
sekolah; alat-alat tulis (buku, pensil, pulpen, tempat pinsil, penghapus, dan
alat tulis lainnya); dan buku-buku pelajaran yang diharuskan membeli di
luar sekolah untuk menunjang belajar peserta didik, maka orang tua bisa
mengurangi biaya sebesar Rp 731.000.
Dalam pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah peserta didik
merupakan pengeluaran yang berupa keperluan dan kebutuhan peserta didik
selama di sekolah dan di luar sekolah. Keperluan dan kebutuhan peserta
didik tersebut yaitu : (1) Pembelian seragam sekolah putih merah; (2)
Pembelian seragam pramuka; (5) Pembelian topi sekolah; (6) Pembelian
dasi sekolah; (7) Pembelian buku tulis dan alat-alat tulis; (8) Pembelian tas
sekolah; (9) Pembelian sepatu sekolah; (10) Biaya transportasi ke sekolah;
(11) Biaya tabungan peserta didik (anak) di sekolah; (12) Les (pemantapan
mata pelajaran atau mengaji); (13) Kursus di luar sekolah (kesenian, tari,
musik, olah raga, bahasa asing, IT, dan lain sebagainya); (14) Biaya
karyawisata (study tour); (15) Biaya internetan (modem); (16) Sumbangan
insidental kepada sekolah; (17) Uang saku/jajan peserta didik di sekolah;
dan (18) Biaya lainnya sebagai simpanan untuk biaya sekolah (tabungan
pendidikan dari pelayanan bank atau tabungan pribadi di rumah), dengan
jumlah keseluruhan sebesar Rp 18.526.000.
Oleh karena itu, dapat kita simpulkan secara keseluruhan
bahwasannya biaya sekolah yang harus dikeluarkan oleh orang tua peserta
didik masih terbilang tinggi, dan jenis-jenis komponen pengeluaran yang
dikeluarkan pun semakin lama semakin diperlukan oleh para peserta didik,
terutama peserta didik yang masih bersekolah di Sekolah Dasar.
B. Saran
1. Pemerintah
a. Setiap permasalahan pendidikan harus segera dilakukan
penanggulangan, karena jika terlambat akan membahayakan
pihak-pihak terkait di dalam sekolah, yaitu mulai dari isi, proses,
b. Sebaiknya untuk dana yang akan dikeluarkan oleh pemerintah,
pemerintah harus mengkaji ulang dana tersebut, karena dana
tersebut harus memberikan manfaat yang besar bagi para orang
tua peserta didik.
2. Orang tua peserta didik
a. Orang tua harus bisa meminimalisisr dan mengalokasikan biaya
untuk kebutuhan sekolah dan keluarga, karena sebagai orang tua
harus mengetahui yang dibutuhkan oleh peserta didik (anaknya).
b. Setiap orang tua harus memberikan anaknya (peserta didik)
sebuah totalitas sebagai orang tua agar anaknya berprestasi,
tanpa si anak (peserta didik) memikirkan biayanya.
c. Manfaatkan keperluan dan kebutuhan sekolah yang sudah ada,
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Kurniady. 2010. Pengelolaan Pembiayaan Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung. Disertasi. UPI.
Achmad, Kurniady. 2012. Pembiayaan. UPI. Bandung.
Anjari. 2010. Mahalnya Biaya Sekolah. Diakses pada hari Senin, 26 Maret 2012,
pada pukul : 19.00-21.00 melalui :
http://anjari.blogdetik.com/2010/07/06/mahalnya-biaya-sekolah/
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemerintah Provinsi Bali. 2012. Sosialisasi Pendampingan Dana BOS. Diakses pada hari Kamis, 20 Desember 2012, pada pukul : 17.30-18.00, melalui : http://www.disdikpora.baliprov.go.id/
Fattah, Nanang. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Rosda. Bandung.
Gaffar, M. Fakry. 2000. Pembiayaan Pendidikan : Permasalahan dan Kebijaksanaan dalam Perspektif Reformasi Pendidikan Nasional. IKIP Bandung. Bandung.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Juknis Penggunaan, Pengelolaan dan Alokasi Dana BOS Tahun Anggaran 2012. Diakses pada hari Kamis, 20
Desember 2012, pada pukul : 19.00-20.00, melalui :
http://www.kopertis12.or.id/2011/12/20/permendikbud-no-51-tahun-2011-juknis-penggunaan-dana-bos-t-a-2012.html
Narbuka, Cholid dan Achmadi Abu. 2004. Metodelogi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.
Nasution, S. 1987. Metode Research. Jemmars. Bandung.
Shochib, Moh.. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Rineka Cipta. Jakarta.
Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung
Sugiyono. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Supriyadi, Dedi. 2006. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Rosda. Bandung.
Sari, Mustika. 2010. Analisis SWOT. Diakses pada hari Minggu, 2 Desember 2012, pada pukul : 19.00-21.00, melalui : http://dinnabarada.wordpress.com/skripsi-ku/
Suherman, Ade. 2010. Peranan Dana Bantuan Operasional. Diakses pada hari Senin,
24 Desember 2012, pada pukul : 08.00-09.00, melalui :
http://adesuherman.blogspot.com/2010/07/peranan-dana-bantuan-operasional.html
Sanjaya, Ade. 2011. Makalah Manajemen Pendidikan. Diakses pada hari Rabu, 26
Desember 2012, pada pukul : 20.00-21.00, melalui :
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/makalah-manajemen-pendidikan.html
http://bos.kemdiknas.go.id/
http://www.setkab.go.id