• Tidak ada hasil yang ditemukan

NALISIS PENGELUARAN ORANG TUA UNTUK BIAYA SEKOLAH PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR: Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NALISIS PENGELUARAN ORANG TUA UNTUK BIAYA SEKOLAH PESERTA DIDIK DI SEKOLAH DASAR: Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

Daftar Isi ...ii

Daftar Tabel ……...v

Daftar Gambar ...vi

Daftar Lampiran ...vii

BAB I Pendahuluan ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Fokus Penelitian ...11

C. Perumusan Masalah ...11

D. Tujuan Penelitian …......11

E. Manfaat ...12

1. Manfaat Praktis ...12

2. Manfaat Teoritis ...12

F. Metode Penelitian ...13

1. Pendekatan Penelitian ...13

2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...13

3. Teknik Mendapatkan Informan ...14

4. Teknik Analisis Data ...14

5. Pengujian Kredibilitas Data ...15

(2)

BAB II Kajian Pustaka Dan Kerangka Pemikiran ...18

A. Kajian Pustaka ...18

1. Analisis Pengeluaran Orang Tua ...18

2. Biaya Pendidikan ...24

3. Pembiayaan Pendidikan ...35

4. Dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) ...41

B. Kerangka Pemikiran ...46

BAB III Metode Penelitian ...50

A. Lokasi dan Profil Sekolah ...50

1. Lokasi ...50

2. Profil Sekolah ...50

B. Metode Penelitian ...57

1. Pendekatan Penelitian ...58

2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...59

3. Teknik Mendapatkan Informan ...60

4. Teknik Analisis Data ...61

5. Pengujian Kredibilitas Data ...64

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ...67

A. Hasil Penelitian ...68

1. Temuan Umum ...68

(3)

a. Orang Tua yang Berpenghasilan Tinggi ...73

b. Orang Tua yang Berpenghasilan Sedang ...76

c. Orang Tua yang Berpenghasilan Rendah ...80

B. Pembahasan ...83

1. Orang Tua yang Berpenghasilan Tinggi ...84

2. Orang Tua yang Berpenghasilan Sedang ...86

3. Orang Tua yang Berpenghasilan Rendah ...89

BAB V Kesimpulan dan Saran ………...102

A. Kesimpulan ...100

B. Saran ……...105

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan

instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam setiap upaya pencapaian

tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif atau yang

bersifat kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat

menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan

peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses

pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan baik.

Ada landasan hukum dalam proses pembiayaan sekolah, diantaranya

yaitu dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi

Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

(SD/MI); Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs);

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK); Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB); Sekolah Menengah

Pertama Luar Biasa (SMPLB); dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMALB), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan

(5)

Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012, dan Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 201/PMK.07/2011 tentang Pedoman

Umum dn Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012.

Pembiayaan pendidikan dijadikan sebagai modal utama untuk

membangun sebuah karakter sekolah, dari isi sampai perangkat sekolah.

Pendidikan merupakan alat yang dapat meningkatkan kualitas dan jaminan

untuk hidup dan berinteraksi. Sebagian besar dari orang tua berusaha

semampunya untuk dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah terbaik, agar

mendapatkan pendidikan yang terbaik pula. Namun, tidak bisa kita pungkiri

bahwa masih banyak masyarakat yang tingkat kesejahteraannya masih di

bawah standar kelayakan hidup, jangankan untuk memikirkan biaya

pendidikan sekolah, untuk biaya hidup sehari-hari pun susah, apalagi

dengan biaya-biaya yang saat ini sudah semakin tidak terjangkau lagi bagi

kalangan masyarakat di bawah standar kelayakan hidup.

Upaya pemerintah untuk menanggulangi biaya sekolah dengan adanya

BOS hanya pada tingkatan sekolahan, namun dalam tingkat taraf hidup

tidak terjamin oleh adanya BOS. Orang tua masih belum bisa menjangkau

biaya-biaya yang tidak ada di sekolah namun sangat diperlukan untuk

keperluan sekolah anaknya di Sekolah Dasar (SD).

Setiap ajaran baru, para orang tua akan mulai merencanakan biaya

yang akan dikeluarkan dengan jumlah yang pasti sudah berbeda dari tahun

sebelumnya. Biaya tersebut yakni seperti uang seragam, sepatu, peralatan

(6)

sebagainya), ataupun kegiatan tahunan. Pendidikan sebenarnya tidak mahal,

karena pendidikan merupakan usaha untuk penanaman nilai-nilai dari

sebuah kehidupan, dan hal itu porsinya untuk orang tua bukan untuk

sekolah.

Tanpa disadari, komponen seperti seragam, sepatu, peralatan tulis,

serta kegiatan di luar sekolah, menjadi kendala bagi para orang tua dan

peserta didiknya sendiri terutama di wilayah Indonesia. Kecenderungan

setiap sekolah mengharuskan peserta didiknya untuk memakai seragam

khusus (seperti batik dan seragam olah raga) yang akan dikenakan pada

hari-hari tertentu dan diwajibkan memakai sepatu. Selain pembelian

seragam harian seperti putih merah, orang tua harus mengeluarkan biaya

lagi untuk membeli seragam batik, seragam olah raga, sepatu, serta

peralatan sekolah (seperti; buku tulis, peralatan tulis, tas, dan lain

sebagainya). Baik dari dulu hingga sekarang, orang tua harus menyediakan

sendiri peralatan sekolah bagi anaknya. Peralatan sekolah yang sangat

dibutuhkan oleh peserta didik sangat diperlukan untuk kegiatan belajar

peserta didik di sekolah. Hal ini menjadi suatu kebutuhan yang sudah tidak

bisa dilepaskan dari peserta didik.

Satu kondisi biaya yang sangat memprihatinkan, disebabkan karena

masih banyaknya masyarakat yang hidup di bawah garis standar kelayakan

hidup. Para orang tua dari peserta didik yang sedang duduk di bangku

Sekolah Dasar (SD), biasanya akan memiliki pengeluaran yang lebih besar

(7)

sehingga walaupun sudah adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah),

orang tua akan tetap mengeluarkan biaya sebagai penunjang belajar peserta

didik dan biaya-biaya lainnya yang harus dikeluarkan oleh orang tua.

Bila kita lihat dari makalah Arifin (dalam :

http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/), mengungkapkan bahwa Bantuan

Operasional Sekolah (BOS) merupakan pengembangan lebih lanjut dari

Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, yang

dilaksanakan pemerintah tahun 1998-2003. BOS dimaksudkan sebagai

subsidi biaya operasional sekolah kepada semua peserta didik wajib belajar.

Dengan program BOS, satuan pendidikan diharapkan tidak lagi memungut

biaya operasional sekolah kepada peserta didiknya, terutama mereka yang

miskin. BOS yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan

membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didik yang tidak mampu dan

meringankan beban bagi peserta didik yang lain dalam rangka mendukung

pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Dari

seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan

sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran atau mengganti

yang telah rusak. Buku yang harus dibeli untuk tingkat SD adalah buku

mata pelajaran Pendidikan Agama, serta mata pelajaran Seni Budaya dan

Keterampilan, sedangkan tingkat SMP adalah buku mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Adapun dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai

(8)

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru,

yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi

pendaftaran, dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah

gratis, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan

tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur

dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan).

2. Pembelian buku referensi dan pengayaan untuk dikoleksi di

perpustakaan (hanya bagi sekolah yang tidak menerima DAK).

3. Pembelian buku teks pelajaran lainnya (selain yang wajib dibeli)

untuk dikoleksi di perpustakaan.

4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran

pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya

ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, unit kesehatan sekolah,

dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar

jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam

rangka mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olahraga, alat

kesenian, perlengkapan kegiatan ekstrakulikuler, dan biaya

pendaftaran mengikuti lomba).

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan

laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopy/penggandaan

soal, honor koreksi ujian, dan honor guru dalam rangka penyusunan

(9)

6. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis,

pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku

inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan

makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta

pengadaan suku cadang alat kantor.

7. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon,

internet, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan

disekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik

dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar

mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset.

8. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecetan, perbaikan atap

bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan

sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik, dan perawatan

fasilitas sekolah lainnya.

9. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga

kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk

membayar honor tenaga yang membantu administrasi BOS.

10. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan

KKKS/MKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block

grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun

anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS

(10)

11. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang

menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai

lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana

yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda,

perahu penyebrangan, dan lain-lain).

12. Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor (ATK),

penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka

penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka

mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.

13. Pembelian komputer dekstop untuk kegiatan belajar siswa, maksimum

1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP, pembelian 1 unit printer, serta

kelengkapan komputer seperti hard disk, flash disk, CD/DVD, dan

suku cadang komputer/printer.

14. Jika komponen 1 sampai dengan 13 di atas telah terpenuhi

pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana

BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media

pembelajaran, mesin ketik, mebeler sekolah, dan peralatan untuk

UKS. Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan

menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama.

Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS

diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah

selain kewajiban jam mengajar. Besaran atau satuan biaya untuk transportasi

(11)

mengikuti batas kewajaran. Pemerintah Daerah wajib mengeluarkan

peraturan tentang batas kewajaran tersebut di daerah masing-masing dengan

mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, faktor geografis dan faktor

lainnya.

Menurut Wakil Presiden Bapak Boediono, dalam tahun anggaran

2012, pemerintah menaikkan anggaran dana BOS sebebsar 43,75%, dari Rp

16 triliun menjadi Rp 23 triliun. Menurut beliau kenaikan yang cukup

drastis ini merupakan konsekuensi kenaikan biaya operasi agar sekolah

dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimum, serta pemerintah ingin

memastikan Program Wajib Belajar 9 Tahun dapat terlaksana dengan baik.

(http://cor-amorem.blogspot.com/2010/05/mengurai-masalah-pendidikan-di.html)

Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, terdapat 1.751 SD

dan SMP penerima BOS. Total dana BOS yang disalurkan pada tahun

anggaran 2008 mencapai Rp 365 miliar. Sebanyak Rp 301 miliar merupakan

dana BOS Pusat, Rp 43 miliar dana BOS yang berasal dari APBD Provinsi

Jawa Barat dan Rp 21 miliar berasal dari APBD Kabupaten Bandung.

Alokasi dana BOS per siswa SD sebesar Rp 397 ribu. Sedangkan untuk per

siswa SMA Rp 570 ribu. Setiap sekolah penerima BOS memperoleh besaran

dana BOS beragam, tergantung banyaknya siswa.

(12)

Berdasarkan uraian tersebut, di bawah ini merupakan hasil observasi

mengenai pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah anaknya di kampong

Manjahlega RT.03 RW. 013, Ciwastra-Bandung, yang ternyata masih

terbilang tinggi. Maksud dari penelitian dalam observasi ini yakni untuk

mengetahui besaran jumlah biaya atau pengeluaran orang tua yang masih

terbilang tinggi dan jumlah biaya yang dikeluarkan orang tua, sehingga

dengan adanya observasi ini, peneliti bisa melihat tingginya biaya yang

dikeluarkan orang tua. Berikut adalah hasilnya :

Tabel 1.1.

(Biaya Pengeluaran Orang Tua)

No. Narasumber Biaya Beli Seragam Biaya Beli Sepatu dan kaus Kaki Biaya Beli Peralatan Tulis Jumlah

1. Narasumber 1 Rp 46.000 Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 126.000

2. Narasumber 2 Rp 55.000 Rp 44.000 Rp 25.000 Rp 124.000

3. Narasumber 3 Rp 85.000 Rp 56.000 Rp 30.000 Rp 171.000

4. Narasumber 4 Rp 75.000 Rp 60.000 Rp 35.000 Rp170.000

5. Narasumber 5 Rp 65.000 Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 155.000

6. Narasumber 6 Rp 45.000 Rp 45.000 Rp 35.000 Rp 125.000

7. Narasumber 7 Rp 70.000 Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 160.000

8. Narasumber 8 Rp 95.000 Rp 60.000 Rp 35.000 Rp 190.000

9. Narasumber 9 Rp 86.000 Rp 55.000 Rp 30.000 Rp 171.000

10. Narasumber 10 Rp 76.000 Rp 68.000 Rp 25.000 Rp 169.000

JUMLAH Rp 698.000 Rp 538.000 Rp 325.000 Rp 1.561.000

RATA-RATA Rp 69.800 Rp 53.800 Rp 32.500 Rp 156.100 Sumber : Hasil observasi terhadap narasumber di Kampung Manjahlega

Dari hasil tersebut, bahwasannya setiap orang tua peserta didik harus

mengeluarkan biaya sebanyak Rp 156.100/peserta didik. Biaya tersebut

dikalangan masyarakat di Manjahlega sudah terbilang tinggi, yang

(13)

sekolah semakin meningkat, seiring berkembangnya zaman dan industri

modern.

Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah

tersebut, yang menggambarkan bahwa pengeluaran orang tua untuk biaya

sekolah anaknya masih terbilang tinggi sehingga sulit untuk terpenuhi

karena masih adanya perbedaan status sosial ekonomi di masyarakat,

dengan penjelasan dan beberapa masalah yang sudah disebutkan

sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam

mengenai hal tersebut, sehinggapeneliti mengambil judul penelitian

“Analisis Pengeluaran Orang Tua Untuk Biaya Sekolah Peserta Didik Di

Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan

Bojongsoang Kabupaten Bandung)”.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini difokuskan pada pengeluaran orang tua yang

digunakan untuk membiayai anaknya (peserta didik)di Sekolah Dasar(Studi

Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang

Kabupaten Bandung). Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini yaitu :

1. Jenis komponen pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua di

Sekolah Dasar Negeri Lengkong.

2. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh orang tua di Sekolah Dasar

(14)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Jenis komponen pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan oleh

orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik ?

2. Berapa besar pengeluaran orang tua untuk setiap kelas di Sekolah

Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten

Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengeluaran orang tua yang harus dikeluarkan untuk biaya sekolah anaknya

di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten

Bandung.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan

informasi yang berkaitan dengan :

1. Jenis komponen pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua di

Sekolah Dasar Negeri Lengkong.

2. Jumlah biaya (pengeluaran) yang dikeluarkan oleh orang tua di

(15)

E. Manfaat

Bila tujuan peneliti dapat tercapai, maka hasil penelitan akan memiliki

manfaat praktis dan teoritis.

1. Manfaat Praktis

a. Bila jenis komponen pengeluaran orang tua dapat ditemukan,

maka akan bermanfaat untuk mengetahui banyaknya jenis

komponen pengeluaran orang tua yang diperlukan untuk biaya

sekolah anak.

b. Bila jumlah biaya sekolah yang dikeluarkan orang tua di

Sekolah Dasar (SD) dapat diketahui, maka akan bermanfaat bagi

masyarakat untuk mengetahui besaran dan cara meminimalisir

biaya sekolah.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

banyaknya jenis komponen pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah

peserta didik, dan untuk mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan

orang tua untuk membiayai sekolah anaknya di Sekolah Dasar (SD).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian hendaknya menggunakan metode yang sesuai

dengan masalah yang akan diteliti. Mengenai metode penelitian

(16)

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian”. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif ini merupakan suatu paradigma penelitian untuk

mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada

tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.

2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian

disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif

emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana

mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti

tidak bisa memaksa kehendaknya untuk mendapatkan data yang

diinginkan. Perolehan data yang berkaitan dengan pengeluaran orang

tua untuk biaya sekolah peserta didik di Sekolah Dasar Negeri

Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, peneliti

akan menggunakan teknik penggalian data dengan :

a. Observasi terseleksi.

b. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan

acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan bersifat

(17)

c. Focus Grup Discussion. Mendiskusikan beberapa konsep yang

berkaitan dengan data yang diungkap atau dapat juga menjawab

beberapa pertanyaan penelitian.

d. Studi Dokumentasi, terutama mengenai akurasi sumber

dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan

standar kualitatif, tidak reaktif.

3. Teknik Mendapatkan Informan

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

informan yaitu dengan menggunakan teknik sampel yaitu Purposive

Sampling. Tipe-tipe penentuannya yaitu penarikan sampel variasi

maksimum (Maximum Variation Sampling). Sampling variasi

maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah strategi untuk

menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian

sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam

analisis data, yaitu :

1. Reduksi data,

2. Penyajian data, dan

3. Penarikan kesimpulan atau verivikasi.

(18)

Gambar 1.1. Komponen dalam analisis data (interactive

model)

5. Pengujian Kredibilitas Data

Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian

dilakukan dengan cara :

a. Perpanjangan pengamatan

b. Meningkatkan ketekunan

c. Triangulasi

d. Member Chek (Pengecekan anggota)

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari skripsi ini meliputi dari BAB I yaitu

Pendahuluan, di dalam pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang yang

berisikan mengenai latar belakang dari sebuah permasalahan yang akan

diteliti, kemudian Batasan dan Rumusan Masalah yang berisikan mengenai

pembatasan dari sebuah masalah yang akan diteliti sehingga pembahasan

tidak akan meluas, selanjutnya ada Tujuan Penelitian yang berisikan Koleksi Data

Reduksi Data

Penyajian Data

(19)

mengenai sebuah tujuan dari penelitian yang dilihat secara umum dan

khusus.

Pada BAB II berisikan mengenai Kajian Pustaka, Kerangka

Pemikiran, dan Hipotesis. Kajian Pustaka berisikan mengenai teori-teori

yang mendukung dari penelitian atau pun pemahaman-pemahaman yang

telah didapati. Kemudian Kerangka Pemikiran berisikan mengenai kerangka

dari sebuah pemikiran untuk penelitian. Selanjutnya Hipotesis Penelitian

yang berisikan mengenai hasil penelitian yang masih dalam praduga atau

masih dikira-kira.

Selanjutnya pada BAB III yang berisikan mengenai Metode

Penelitian. Dalam Metode Penelitian di dalamnya berisikan mengenai

Populasi dan Sampel yang berisikan mengenai populasi yang akan diteiliti

dan sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian, Desain Penelitian

merupakan sebuah desain yang akan dipergunakan untuk penelitian atau

yang lebih mendukung dari penelitian, Metode penelitian berisikan tentang

sebuah metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian, Definisi

Operasional merupakan definisi yang dinyatakan berdasarkan kepada

definisi menurut sendiri, Instrumen Penelitian berisikan mengenai

instrument baik pernyataan maupun pertanyaan yang akan digunakan pada

saat penelitian, Proses Pengembangan Instrumen berisikan mengenai

perkembangan dari sebuah instrument yang akan diolah, Teknik

(20)

kemudian akan diolah, dan Analisis Data ini berisikan mengenai data yang

telah diolah untuk dianalisis yang sesuai dengan hasil penelitian.

Kemudian pada BAB IV berisikan mengenai Hasil Penelitian dan

Pembahasan, di dalamnya juga berisikan mengenai Pengolahan atau

Analisis Data yang membahas mengenai data yang akan diolah yang

kemudian dianalisis dengan hasil yang diperoleh. Selanjutnya Pembahasan

atau Analisis Temuan berisikan mengenai hasil yang telah ditemukan yang

kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang akan diperoleh.

Pada BAB V berisikan mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi.

Kesimpulan berisikan mengenai sebuah simpulan dari sebuah hasil yang

telah diperoleh. Kemudian Rekomendasi merupakan sebuah pernyataan

yang dihasilkan untuk membenahi sebuah hasil penelitian yang akan

(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Profil Sekolah

1. Lokasi

Lokasi merupakan sebuah tempat yang paling penting dalam

melakukan sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, lokasi yang akan

dipergunakan yaitu Sekolah Dasar Negeri Lengkong yang berada di

Jalan Raya Bojongsoang, Desa Lengkong, No. 50, Kecamatan

Bojongsoang, Kabupaten Bandung 40287.

Alasan peneliti mengambil lokasi ini dikarenakan di lokasi

tersebut memiliki akreditasi yang baik dari seluruh sekolah yang

berada di Kecamatan Bojongsoang dan juga lokasi berdekatan dengan

perbatasan kota dan kabupaten, sehingga mudah dijangkau dan mudah

mencari analisis yang akan diperlukan dipenelitian ini.

2. Profil Sekolah

a. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SDN LENGKONG

Alamat : Jl. Raya Bojongsoang No. 50

Kecamatan : Bojongsoang

Kabupaten : Bandung

Kepala Sekolah : Yuliah, S. Pd, I

(22)

Status Mutu : Pra SSN

Waktu Penyelenggaraan : Kombinasi

Kategori Sekolah : SD Biasa

NPSN / NSS : 20205663 / 101020809205

Kategori Wilayah : Wilayah Perbatasan

Akreditasi : A

Akses Internet : Lainnya (ISP : Telkom)

b. Visi Sekolah (SD Negeri Lengkong)

Menciptakan Sekolah Berprestasi, Berpikir Kritis, Kreatif, Dan

Berakhlakulkarimah.

c. Misi Sekolah (SD Negeri LEngkong)

1. Peserta didik beriman, bertaqwa, dan berbudi luhur.

2. Peserta didik berwawasan masa kini dan masa depan

untuk menghadapi tuntutan jaman.

3. Peserta didik yang berkepentingan mampu menghadapi

problematika kehidupan, disiplin, dan tanggung jawab.

4. Peserta didik memiliki sikap percaya diri, mandiri, kritis,

kreatif, dan terampil.

5. Peserta didik gemar belajar, bahwa menuntut ilmu

merupakan kewajiban setiap anak adam dari buaian

sampai liang lahad.

6. sekolah sebagai pusat aktivitas untuk olah hati, olah

(23)

7. Sekolah merupakan lembaga pendidikan, mampu

berkompetensi, meningkatkan mutu dan kualitas,

membentuk siswa berprestasi, dengan sekolah lain.

8. Sekolah sebagai pusat kegiatan yang ditunjang sarana,

prasarana, agar dapat berhasil guna.

9. Memberi pembinaan kepada warga sekolah khususnya

semua guru agar dapat memberikan pelayanan secara

maksimal, tanggung jawab, disiplin, dan profesional

kepada peserta didik.

10. Menumbuhkan sikap keterbukaan, transparansi, dan

akuntabilitas sesama masyarakat sekolah, kepada sekolah,

tenaga pendidikan, komite sekolah, orang tua murid, serta

masyarakat dan peserta didik.

d. Kondisi Siswa

1) Data Rombongan Belajar (Rombel)

Tabel 3.1. Data Rombongan Belajar (Rombel)

No. Nama

Rombel Tingkat

Jumlah Siswa

Wali Kelas L P Jumlah

1. Kelas 1 A 1 13 19 32 Siti Fatimah

2. Kelas 2 A 2 15 12 27 Eli Kaliani

3. Kelas 3 A 3 21 12 33 Elsa Nurjanah

4. Kelas 4 A 4 15 20 35 Roroh Rohayati

5. Kelas 5 A 5 21 13 34 Sri Estuty

6. Kelas 6 A 6 17 14 31 Tuti Sumiyati

7. Kelas 1 B 1 17 15 32 Rohati

8. Kelas 2 B 2 12 11 23 Leni Marlina

9. Kelas 3 B 3 15 15 30 Resty Apriyani

10. Kelas 4 B 4 19 18 37 Imas Omah

11. Kelas 5 B 5 13 15 28 Ani Karyati

12. Kelas 6 B 6 16 11 27 Nining Suhaeti

(24)

2) Data Peserta Didik

Tabel 3.2. Data Peserta Didik

Jumlah Peserta Didik

L P Total

149 175 369

3) Siswa Menurut Usia

Tabel 3.3. Data Peserta Didik menurut Usia

Usia L P Total

< 7 Tahun 21 27 48

7 – 12 Tahun 171 147 318

>12 Tahun 2 1 3

Total 194 175 369

4) Siswa Menurut Agama

Tabel 3.4. Data Peserta Didik menurut Agama

Agama L P Total

Islam 189 172 361

Kristen Protestan 5 3 8

Kristen Katolik 0 0 0

Hindu 0 0 0

Budha 0 0 0

Kong Hu Chu 0 0 0

Lainnya 0 0 0

Total 194 175 369

5) Siswa Menurut Penghasilan Orang Tua (Ayah + Ibu +

Wali)

Tabel 3.5. Data Peserta Didik menurut Penghasilan

Orang Tua

Penghasilan L P Total

< Rp 1.000.000 89 88 177

Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000 74 57 131

>Rp 1.000.000 31 30 61

(25)

e. Pendidik dan Tenaga Pendidik

1) Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tabel 3.6. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan

No. Nama

Jenis

Kelamin Kepegawaian Jabatan

L P

1. Yuliah, S. Pd, I V Kepala

Sekolah Guru

2. Siti Fatimah, M.Pd V PNS Guru

3. Nining Suhaeti, S.Pd V PNS Guru

4. Rohati, S.Pd V PNS Guru

5. Tuti Sumiyati V PNS Guru

6. A. Djunaedi, M.Ag V PNS Guru

7. Sopiah, M.Ag V PNS Guru

8. Eli Kaliani, S.Pd V PNS Guru

9. Euis Hapsoh, M.Pd V PNS Guru

10. Asep Dedi, S.Pd V PNS Guru

11. Imas Omah, M.Pd V PNS Guru

12. Sri Estuty, S.Pd V PNS Guru

13. Roron Rohayati, M.Pd V PNS Guru

14. Renti Purwanti, S. Sn V Guru Honor

Sekolah Guru

15.

Mugi Putra Akhbar

V Tenaga Honor Sekolah Tenaga Administrasi

16. Resty Apriyani V Guru Honor

Sekolah Guru

17. Leni Marlina Guru Honor

Sekolah Guru

18. Maya, S.Pd V Guru Honor

Sekolah Guru

19. Ani Karyati V Guru Honor

Sekolah Guru

20. Elsa Nurjanah, S.Pd. I V Guru Honor

(26)

2) Jumlah PTK

Tabel 3.7. Data Jumlah PTK

Jumlah PTK

L P Total

5 16 21

f. Kondisi Sarana dan Prasarana

1) Data Sarana

Tabel 3.8. Data Sarana Sekolah

No. Jenis Sarana Jumlah Letak

1. Meja Guru 1 Ruang Kelas 1A

2. Kursi Guru 2 Ruang Kelas 1A

3. Meja Siswa 28 Ruang Kelas 2 A

4. Kursi Siswa 56 Ruang Kelas 2 A

5. Meja Guru 1 Ruang Kelas 2 A

6. Kursi Guru 2 Ruang Kelas 2 A

7. Meja Siswa 28 Ruang Kelas 3A

8. Kursi Siswa 56 Ruang Kelas 3A

9. Meja Guru 1 Ruang Kelas 3A

10. Kursi Guru 2 Ruang Kelas 3A

11. Meja Siswa 24 Ruang Kelas 4A

12. Kursi Siswa 48 Ruang Kelas 4A

13. Kursi Siswa 56 Ruang Kelas 1A

14. Meja Guru 1 Ruang Kelas 4A

15. Meja Siswa 28 Ruang Kelas 1A

Total 334

2) Data Prasarana

Tabel 3.9. Data Prasarana Sekolah

No Nama

Prasarana

Kondisi Prasarana Status

Kepemilikan Atap Dinding Kusen Pondasi Lantai

1

Ruang Kepala Sekolah

(27)

Kelas 1A

3 Ruang Guru baik baik baik baik baik Milik sekolah

4 Ruang TU baik baik baik baik baik Milik sekolah

5

Kamar Mandi Siswa

Laki-laki

baik baik baik baik baik Milik sekolah

6

Kamar Mandi Siswa Perempuan

baik baik baik baik baik Milik sekolah

7 Ruang

Kelas 2 A baik baik baik baik baik Milik sekolah

8 Kamar

Mandi Guru baik baik baik baik baik Milik sekolah

9 Gudang baik baik baik baik baik Milik sekolah

10 Ruang

Kelas 3A baik baik baik baik baik Milik sekolah

11 Ruang

Kelas 4A baik baik baik baik baik Milik sekolah

12 Lap IPA baik baik baik baik baik Milik sekolah

13 Ruang kelas

5A baik baik baik baik baik Milik sekolah

14 Lab

Komputer baik baik baik baik baik Milik sekolah

15 Ruang

Kelas 6A baik baik baik baik baik Milik sekolah

16

Ruang

Perpustaka-an

baik baik baik baik baik Milik sekolah

17 Ruang UKS baik baik baik baik baik Milik sekolah

18 Ruang

Kelas 1B baik baik baik baik baik Milik sekolah

19 Ruang

Kelas 2 B baik baik baik baik baik Milik sekolah

20 Ruang

Kelas 3B baik baik baik baik baik Milik sekolah

21 Ruang

Kelas 4B baik baik baik baik baik Milik sekolah

22 Ruang kelas

5B baik baik baik baik baik Milik sekolah

23 Ruang

(28)

B. Metode Penelitian

Dalam menemukan analisis pengeluaran orang tua untuk biaya

sekolah peserta didik di sekolah dasar, dengan unsur-unsur pokok yang

ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya adalah mengamati orang dalam

lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami

bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1988 : 5).

Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang, yaitu orang tua peserta

didik di sekolah dasar di Sekolah Dasar Negeri Lengkong dengan berbagai

latar belakangnya. Orang tua peserta didik sebagai narasumber bagi

penelitian ini, dikarenakan orang tua peserta didik yang memiliki

penghasilan berbeda, maka akan memiliki kebutuhan dan pengeluaran yang

berbeda juga.

Dengan digunakannya metode kualitatif, maka data yang didapat lebih

lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan

penelitian dapat dicapai. Penggunaan metode kualitatif pada penelitian ini,

dikarenakan permasalahanakan lebih tepat dicarikan jawabannya.

1. Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian hendaknya menggunakan metode yang sesuai

dengan masalah yang akan diteliti. Mengenai metode penelitian

(29)

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitian”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat,

serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi

tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap,

pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung

dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Whitney, 1960).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini

merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan

peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu

secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.

2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian

disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian

kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif

emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana

mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti

tidak bisa memaksa kehendaknya untuk mendapatkan data yang

(30)

Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang dijadikan sampel

sumber data dan teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut :

a. Untuk mendapatkan data tentang analisis pengeluaran orang tua

untuk biaya sekolah peserta didik di sekolah dasar, sumber

datanya adalah buku, referensi dari website, orang tua peserta

didik. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan membeli

buku dan membuka website dari internet, serta observasi ke

lapangan langsung yaitu dengan mewawancarai orang tua

peserta didik.

b. Untuk mendapatkan data tentang profil sekolah dan data-data

sekolah, mulai dari data pendidik dan tenaga pendidik, data

sarana dan prasarana, sampai pada data peserta didik, sumber

datanya di bagian Hubungan Masyarakat (HUMAS) di Sekolah

Dasar Negeri Lengkong. Teknik pengumpulan datanya adalah

dengan studi dokumentasi, dan wawancara dengan bagian

HUMAS.

c. Untuk mendapatkan data orang tua peserta didik, sumber

datanya adalah orang tua peserta didik yang sesuai dengan

kriteria. Teknik pengumpulan datanya adalah mewawancarai

orang tua peserta didik.

Perolehan data yang berkaitan dengan pengeluaran orang tua

(31)

Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, peneliti akan

menggunakan teknik penggalian data dengan :

a. Observasi terseleksi.

b. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan

acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan bersifat

terbuka, terstruktur dengan pedoman.

c. Focus Grup Discussion. Mendiskusikan beberapa konsep yang

berkaitan dengan data yang diungkap atau dapat juga menjawab

beberapa pertanyaan penelitian.

d. Studi Dokumentasi, terutama mengenai akurasi sumber

dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan

standar kualitatif, tidak reaktif.

3. Teknik Mendapatkan Informan

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

informan yaitu dengan menggunakan teknik sampel yaituPurposive

Sampling. Purposive sampling ini menentukan subjek/objek sesuai

dengan tujuan . Meneliti dengan pendekatan kualitatif biasanya sudah

ditetapkan tempat yang dituju. Dengan menggunakan pertimbangan

pribadi yang sesuai dengan topik penelitian, peneliti memilih

subjek/objek sebagai unit analisis. Peneliti memilih unit analisis

tersebut berdasarkan kebutuhannya dan menganggap bahwa unit

analisis tersebut representative. Tipe-tipe penentuannya yaitu

(32)

Sampling variasi maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah

strategi untuk menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah

penelitian. Dalam penelitian ini misalnya, peneliti membagi populasi

yang terdiri dari orang tua peserta didik ke dalam tiga krteria

berdasarkan penghasilannya. Kemudian dipilih yang paling dominan

untuk diteliti pengeluarannya. Ini merupakan sampel yang

representative karena peneliti kualitatif hanya menggunakan strategi

ini untuk menggambarkan secara detail pemaknaan yang berbeda

tentang pengeluaran orang tua peserta didik berdasarkan

penghasilannya.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles,

Huberman dan Spradley. Miles dan Huberman (1984),

mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada

setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai

jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitive yang

memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan

yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan

(33)

yang dipandang ahli. Melalui diskusi itu, maka wawasan peneliti

akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang

memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2. Penyajian data

Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Selanjutnya

disarankan, dalam melakukan display data, selain dengan teks

yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network (jejaring

kerja), dan chart.

3. Penarikan kesimpulan atau verivikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel.

(34)
[image:34.595.124.515.188.641.2]

Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data

(interactive model)

Selanjutnya menurut Spradley, teknik analisis data disesuaikan

dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan

teknik pengumpulan data grand tour question, analisis data dilakukan

dengan analisis domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data

dilakukan dengan analisis taksonomi. Pada tahap selection, analisis

data dilakukan dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk

sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema. Analisis

data model Miles dan Huberman, yang meliputi data reduction, data

display, dan verification dilakukan pada setiap tahapan penelitian

menurut Spradley, (penjelajahan, fokus, dan selection).

5. Pengujian Kredibilitas Data

Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian

dilakukan dengan cara :

a. Perpanjangan pengamatan

Penelitian ini diperpanjang sampai dua kali, karena pada

periode I data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum Penyajian Data Koleksi Data

Reduksi

(35)

kredibel. Belum memadai karena belum semua rumusan

masalah dan fokus terjawab melalui data, belum kredibel karena

sumber data masih ragu-ragu dalam memberikan data, sehingga

data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih belum

konsisten, masih berubah-rubah. Dengan perpanjangan

pegamatan sampai dua kali maka data yang diperoleh dirasa

telah jenuh.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan

secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara

tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat

direkam secara pasti dan sistematis.

Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini

dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil

penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan

dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan

ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang

akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan

adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun

hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait

dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini, wawasan

(36)

untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau

tidak.

c. Diskusi teman sejawat

Diskusi teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan

hasil penelitian yang masih bersifat sementara kepada

teman-teman S1 yang lebih memahami tujuan penelitian ini.

d. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik,

sumber data dan waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan

cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda,

yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.

Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal

yang sama melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber

datanya adalah orang tua peserta didik. Triangulasi waktu

artinya pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan,

pagi, siang, sore, dan malam hari. Dengan triangulasi dalam

pengumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah

narasumber memberikan data yang sama atau tidak. Jika

narasumber memberi data yang berbeda, maka datanya belum

kredibel.

e. Member Chek (Pengecekan anggota)

Pengujian kredibilitas data dengan member chek,

(37)

sumber-sumber data yang telah memberikan data, yaitu orang

tua peserta didik. Melalui diskusi ini para narasumber ada yang

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari jenis komponen untuk meminimalisir biaya agar tidak

terlalu tinggi maka hasil analisis secara keseluruhan yang dapat peneliti

analisis, yaitu bila dilihat dari jenis-jenis komponen pengeluaran orang tua

seperti : (1) Pembelian seragam sekolah putih merah; (2) Pembelian

seragam batik sekolah; (3) Pembelian seragam olah raga; (4) Pembelian

seragam pramuka; (5) Pembelian topi sekolah; (6) Pembelian dasi sekolah;

(7) Pembelian buku tulis dan alat-alat tulis; (8) Pembelian tas sekolah; (9)

Pembelian sepatu sekolah; (10) Biaya transportasi ke sekolah; (11) Biaya

tabungan peserta didik (anak) di sekolah; (12) Les (pemantapan mata

pelajaran atau mengaji); (13) Kursus di luar sekolah (kesenian, tari, musik,

olah raga, bahasa asing, IT, dan lain sebagainya); (14) Biaya karyawisata

(study tour); (15) Biaya internetan (modem); (16) Sumbangan insidental

kepada sekolah; (17) Uang saku/jajan peserta didik di sekolah; dan (18)

Biaya lainnya sebagai simpanan untuk biaya sekolah (tabungan pendidikan

dari pelayanan bank atau tabungan pribadi di rumah), untuk memenuhi

kebutuhan dan keperluan belajar peserta didik di sekolah, maka seharusnya

BOS memiliki dana untuk beberapa jenis komponen pengeluaran orang tua

seperti : seragam (putih merah, batik, olah raga, pramuka); topi sekolah, dasi

sekolah; buku tulis dan alat-alat tulis; tas sekolah; sepatu sekolah; dan

(39)

diutamakan dibandingkan dengan jenis komponen yang lainnya seperti

:tabungan peserta didik (anak) di sekolah; Les (pemantapan mata pelajaran

atau mengaji); Kursus di luar sekolah (kesenian, tari, musik, olah raga,

bahasa asing, IT, dan lain sebagainya); karyawisata (study tour); internetan

(modem); sumbangan insidental kepada sekolah; uang saku/jajan peserta

didik di sekolah; dan yang lainnya sebagai simpanan untuk biaya sekolah

(tabungan pendidikan dari pelayanan bank atau tabungan pribadi di rumah),

sehingga tidak terlalu memberatkan orang tua peserta didik. Bila jenis-jenis

komponen pengeluaran yang lebih diutamakan bisa diberikan oleh

pemerintah, ada baiknya jika pemerintah memberikan dana untuk jenis

komponen yang utama tersebut.

Tidak dapat kita pungkiri jika jenis-jenis komponen yang telah

disebutkan merupakan suatu kebutuhan hidup di jaman sekarang ini

sehingga dapat mempengaruhi biaya yang akan dikeluarkan oleh orang tua.

Jika dari jenis-jenis komponen pengeluaran tersebut tidak diminimalisir

biayanya, maka akan terjadi ketidakstabilan, karena biaya yang dikeluarkan

lebih tinggi dari yang dipersiapkan. Oleh karena itu, jenis-jenis komponen

pengeluaran harus diminimalisir biayanya, agar semua kalangan masyarakat

bisa berkecukupan dalam membiayai sekolah peserta didik (anaknnya). Cara

yang dilakukan dari setiap narasumber yang diwawancarai, mereka

melakukan berbagai cara untuk menyisihkan biaya untuk anaknya sekolah,

mulai dari menabung, menyisihkan uang, sampai mengumpulkan uang sisa

(40)

solusi dari permasalahan ini, yakni cara meminimalisirnya yaitu dengan

melakukan cara menabungkan uangnya ke bank yang memiliki pelayanan

tabungan pendidikan, hal ini dikarenakan solusi tersebut bisa dilakukan oleh

siapa saja dan dari kalangan mana saja. Orang tua peserta didik harus bisa

berkontribusi, saling menolong, saling membantu, bersosialisasi dengan

baik, dan saling bekerjasama untuk meningkatkan kualitas peserta didik,

sehingga tidak ada yang tertinggal. Kemudian jenis komponen pengeluaran

untuk biaya sekolah peserta didik, harus disesuaikan dengan kebutuhan

peserta didik, dan juga harus melihat perkembangan jaman, serta orang tua

harus tetap mengawasi keutamaannya.

Sehingga, dalam analisis pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah

peserta didik di sekolah dasar yaitu, dalam beberapa jenis komponen

pengeluaran orang tua di tingkat sekolah dasar seperti : (1) Pembelian

seragam sekolah putih merah; (2) Pembelian seragam batik sekolah; (3)

Pembelian seragam olah raga; (4) Pembelian seragam pramuka; (5)

Pembelian topi sekolah; (6) Pembelian dasi sekolah; (7) Pembelian buku

tulis dan alat-alat tulis; (8) Pembelian tas sekolah; (9) Pembelian sepatu

sekolah; (10) Biaya transportasi ke sekolah; (11) Biaya tabungan peserta

didik (anak) di sekolah; (12) Les (pemantapan mata pelajaran atau mengaji);

(13) Kursus di luar sekolah (kesenian, tari, musik, olah raga, bahasa asing,

IT, dan lain sebagainya); (14) Biaya karyawisata (study tour); (15) Biaya

internetan (modem); (16) Sumbangan insidental kepada sekolah; (17) Uang

(41)

simpanan untuk biaya sekolah (tabungan pendidikan dari pelayanan bank

atau tabungan pribadi di rumah), yakni yang harus diutamakan dan menjadi

prioritas adalah kebutuhan sekolah peserta didik itu sendiri. Kemudian jika

melihat biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua peserta didik yang

setiap tahunnya orang tua harus mengeluarkan biaya sekolah yaitu sebesar

Rp 18.526.000, sudah terlihat bahwa orang tua peserta didik setiap tahun

harus mengeluarkan biaya yang begitu tinggi, jika melakukan

peminimalisiran biaya dengan cara menabung dan menyisihkan uang yang

ada, maka orang tua tidak akan kesulitan dalam mengeluarkan biaya yang

terbilang tinggi, dengan mengutamakan yang harus diprioritaskan, sehingga

biaya yang ada tercukupi dan terpenuhi dengan baik.

Bila pemerintah bisa membiayai peserta didik dengan menggratiskan

dalam pembelian kebutuhan sekolah seperti : (1) seragam (merah putih,

batik, olah raga, pramuka); topi sekolah; dasi sekolah; sepatu sekolah; tas

sekolah; alat-alat tulis (buku, pensil, pulpen, tempat pinsil, penghapus, dan

alat tulis lainnya); dan buku-buku pelajaran yang diharuskan membeli di

luar sekolah untuk menunjang belajar peserta didik, maka orang tua bisa

mengurangi biaya sebesar Rp 731.000.

Dalam pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah peserta didik

merupakan pengeluaran yang berupa keperluan dan kebutuhan peserta didik

selama di sekolah dan di luar sekolah. Keperluan dan kebutuhan peserta

didik tersebut yaitu : (1) Pembelian seragam sekolah putih merah; (2)

(42)

Pembelian seragam pramuka; (5) Pembelian topi sekolah; (6) Pembelian

dasi sekolah; (7) Pembelian buku tulis dan alat-alat tulis; (8) Pembelian tas

sekolah; (9) Pembelian sepatu sekolah; (10) Biaya transportasi ke sekolah;

(11) Biaya tabungan peserta didik (anak) di sekolah; (12) Les (pemantapan

mata pelajaran atau mengaji); (13) Kursus di luar sekolah (kesenian, tari,

musik, olah raga, bahasa asing, IT, dan lain sebagainya); (14) Biaya

karyawisata (study tour); (15) Biaya internetan (modem); (16) Sumbangan

insidental kepada sekolah; (17) Uang saku/jajan peserta didik di sekolah;

dan (18) Biaya lainnya sebagai simpanan untuk biaya sekolah (tabungan

pendidikan dari pelayanan bank atau tabungan pribadi di rumah), dengan

jumlah keseluruhan sebesar Rp 18.526.000.

Oleh karena itu, dapat kita simpulkan secara keseluruhan

bahwasannya biaya sekolah yang harus dikeluarkan oleh orang tua peserta

didik masih terbilang tinggi, dan jenis-jenis komponen pengeluaran yang

dikeluarkan pun semakin lama semakin diperlukan oleh para peserta didik,

terutama peserta didik yang masih bersekolah di Sekolah Dasar.

B. Saran

1. Pemerintah

a. Setiap permasalahan pendidikan harus segera dilakukan

penanggulangan, karena jika terlambat akan membahayakan

pihak-pihak terkait di dalam sekolah, yaitu mulai dari isi, proses,

(43)

b. Sebaiknya untuk dana yang akan dikeluarkan oleh pemerintah,

pemerintah harus mengkaji ulang dana tersebut, karena dana

tersebut harus memberikan manfaat yang besar bagi para orang

tua peserta didik.

2. Orang tua peserta didik

a. Orang tua harus bisa meminimalisisr dan mengalokasikan biaya

untuk kebutuhan sekolah dan keluarga, karena sebagai orang tua

harus mengetahui yang dibutuhkan oleh peserta didik (anaknya).

b. Setiap orang tua harus memberikan anaknya (peserta didik)

sebuah totalitas sebagai orang tua agar anaknya berprestasi,

tanpa si anak (peserta didik) memikirkan biayanya.

c. Manfaatkan keperluan dan kebutuhan sekolah yang sudah ada,

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Kurniady. 2010. Pengelolaan Pembiayaan Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung. Disertasi. UPI.

Achmad, Kurniady. 2012. Pembiayaan. UPI. Bandung.

Anjari. 2010. Mahalnya Biaya Sekolah. Diakses pada hari Senin, 26 Maret 2012,

pada pukul : 19.00-21.00 melalui :

http://anjari.blogdetik.com/2010/07/06/mahalnya-biaya-sekolah/

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Pemerintah Provinsi Bali. 2012. Sosialisasi Pendampingan Dana BOS. Diakses pada hari Kamis, 20 Desember 2012, pada pukul : 17.30-18.00, melalui : http://www.disdikpora.baliprov.go.id/

Fattah, Nanang. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Rosda. Bandung.

Gaffar, M. Fakry. 2000. Pembiayaan Pendidikan : Permasalahan dan Kebijaksanaan dalam Perspektif Reformasi Pendidikan Nasional. IKIP Bandung. Bandung.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Juknis Penggunaan, Pengelolaan dan Alokasi Dana BOS Tahun Anggaran 2012. Diakses pada hari Kamis, 20

Desember 2012, pada pukul : 19.00-20.00, melalui :

http://www.kopertis12.or.id/2011/12/20/permendikbud-no-51-tahun-2011-juknis-penggunaan-dana-bos-t-a-2012.html

Narbuka, Cholid dan Achmadi Abu. 2004. Metodelogi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.

Nasution, S. 1987. Metode Research. Jemmars. Bandung.

Shochib, Moh.. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Rineka Cipta. Jakarta.

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung

Sugiyono. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

(45)

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Supriyadi, Dedi. 2006. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Rosda. Bandung.

Sari, Mustika. 2010. Analisis SWOT. Diakses pada hari Minggu, 2 Desember 2012, pada pukul : 19.00-21.00, melalui : http://dinnabarada.wordpress.com/skripsi-ku/

Suherman, Ade. 2010. Peranan Dana Bantuan Operasional. Diakses pada hari Senin,

24 Desember 2012, pada pukul : 08.00-09.00, melalui :

http://adesuherman.blogspot.com/2010/07/peranan-dana-bantuan-operasional.html

Sanjaya, Ade. 2011. Makalah Manajemen Pendidikan. Diakses pada hari Rabu, 26

Desember 2012, pada pukul : 20.00-21.00, melalui :

http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/makalah-manajemen-pendidikan.html

http://bos.kemdiknas.go.id/

http://www.setkab.go.id

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 1.1. Komponen dalam analisis data (interactive
Tabel 3.1. Data Rombongan Belajar (Rombel) Jumlah Siswa
Tabel 3.5. Data Peserta Didik menurut Penghasilan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan layanan jaringan selular dapat menciptakan komunikasi yang meningkat akan menyebabkan kanal-kanal di dalam sebuah sel menjadi tidak mencukupi lagi untuk

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang populer dan banyak digemari, tapi tidak semua orang mengenal taktik-taktik dalam sepakbola oleh karena itu penulis mencoba membuat

“ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Two-tier Multiple Choice yang dikembangkan pada materi pokok Organisasi

Perhitungan besar kecilnya bagi hasil berdasarkan nominal deposito, jangka waktu deposito, nisbah bagi hasil antara nasabah dan bank, rata-rata saldo deposito untuk jangka

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa setelah diterapkan levels of inquiry, literasi sains pada aspek mengidentifikasi isu yang bersifat ilmiah mengalami peningkatan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui berapa selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik standar yang ditetapkan perusahaan dengan

penerapan levels of inquiry untuk meningkatkan literasi sains siswa SMA dalam..

8 The poten sial risk factors for this study were sociodemo graphic characteristics (gender, age, education, occupation and mode of payment) and charac teristic of