• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan yaitu kajian teori-teori dari disiplin ilmu yang relevan. Berikut road

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI. digunakan yaitu kajian teori-teori dari disiplin ilmu yang relevan. Berikut road"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk menganalisis suatu penelitian diperlukan suatu alat atau kajian yang digunakan yaitu kajian teori-teori dari disiplin ilmu yang relevan. Berikut road mapping dari landasan atau kajian teori yang digunakan pada penelitian ini :

Bagan 2.1 Road mapping kajian teori penelitian Pembelajaran Gitar Akustik di Sekolah Musik Musicaisha Kota Tasikmalaya.

(Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019)

Pembelajaran seni Pembelajaran Musik Pembelajaran Gitar Pembelajaran gitar akustik Pedagogik Musikologi Pedagogik

(2)

A. Kajian Teori 1. Analisis

Analisis merupakan penguraian dari keseluruhan sesuatu hal secara mendetail. Hal ini sesuai dengan pendapat Komaruddin (2001:53), bahwa analisis adalah aktifitas berfikir untuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen-komponen kecil sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen-komponen, hubungan masing-masing komponen dan fungsi setiap komponen dalam satu keseluruhan yang terpadu.

2. Pembelajaran

a. Konseptual pembelajaran

Pembelajaran merupakan perangkat penting yang dapat menunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Pendidikan akan dapat mencapai tujuan jika pembelajaran dilaksanakan dengan pengajaran yang tepat. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses komunikatif dan interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran itu sendiri merupakan pembahasan pengetahuan dari proses belajar mengajar, sedangkan yang menerima ilmu disebut sebagai pembelajar.

Menurut Sardiman (2004:125), pembelajaran adalah hubungan interaksi guru dan murid dalam belajar mengajar. Pernyataan tersebut sebagai penafsiran pemaknaan konsep pembelajaran dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

(3)

Seorang pendidik saat memeberikan pembelajaran harus mencapai suatu objektif yang meliputi pengetahuan (aspek kognitif). Dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif). Serta keterampilan (aspek psikomotor) peserta didik. Sutikno (2009:28) mengemukakan bahwa, pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi progres belajar pada peserta didik.

Sehubungan dengan pernyataan diatas menurut Poerwadarminta dalam kamus Bahasa Indonesia (2003:17) diungkapkan pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau mahluk hidup belajar. Belajar adalah suatu aktivitas manusia yang tidak pernah berhenti dilakukan sampai akhir hayat. Manusia harus terus belajar untuk memenuhikebutuhan hidupnya yang tiap waktu selalu berubah. Dengan belajar, manusia bisa mengembangkan potensi yang dimiliki . Kebutuhan akan belajar manusia tidak akan berhenti selama manusia ada dimuka bumi ini. Hal itu disebabkan dunia dan isinya termasuk manusia yang selalu akan mengalami perubahan.

Berdasarkan beberapa pengertian belajar, dapat dirumuskan bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh ilmu pengetahuan secara berjenjang yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, ada beberapa orang yang dituntut mampu mengkoordinasi proses belajar, salah satunya ialah guru. Kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh guru dalam mengkoordinasi proses belajar disebut pembelajaran. Pembelajaran lebih dari sekedar pengajaran, yaitu guru dan murid sama-sama belajar.

(4)

b. Komponen-komponen pembelajaran

Komponen-komponen utama dalam pembelajaran seni terdiri dari tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi yang dalam pelakasanaannya menjadi suatu kegiatan sistemik, karena anatara satu komponen dengan komponen yang lainnya merupakan suatu kesatuan yang utuh, saling keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

Gambar 2.1 Pemetaan Komponen pembelajaran seni yang diadaptasi dari Budiwati dan Milyartini (2011)

(Sumber : Komalasari, 2011:23)

Pemetaan Komponen pembelajaran seni tersebut diawali dengan aspek kompetensi sebagai masukan, kemudian dilakukan proses pembelajaran yang menerapkan kelima komponen-komponen pembelajaran seni dan diakhiri dengan output sebagai keluaran kompetensi yang dihasilkan oleh peserta didik (afektif, psikomotorik, kognitif).

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sutikno (2009:35-40) yang mengemukakan bahwa, komponen-komponen pembelajaran terbagi menjadi tujuh aspek yaitu : tujuan, materi, metode, kegiatan, media, sumber belajar dan

(5)

evaluasi pembelajaran. Penjelasan masing-masing komponen pembelajaran tersebut dirinci sebagai berikut :

1) Tujuan pembelajaran

Pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sudjana (2000:35), kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor). Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan.

Tujuan pembelajaran itu harus memenuhi kriteria yang ditentukan, seperti yang diungkapkan oleh Hamalik (2010:77), bahwa suatu tujuan pembelajaran seyogyanya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya dalam situasi bermain peran;

b) Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati;

c) Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau Jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

Pada penjelasan di atas, dengan tujuan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sebagaimana dikemukakan oleh Sutikno (2009:80), bahwa tujuan pembelajaran adalah

(6)

kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar.

2) Materi pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pembelajaran merupakan media untuk mencapai tujuan pembelajaran yang di “konsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran harus berdasarkan tujuan yang akan dicapai, misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pengalaman lainnya.

Berdasarkan konsep yang diungkap Budiwati, materi pembelajaran merupakan salah satu komponen utama yang dapat menjadi penentu di dalam pencapaian suatu keberhasilan tujuan pembelajaran seni musik. Materi pelajaran yang diterima siswa harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap perkembangan yang akan terjadi di masa depan. Sebagaimana yang diungkapkan Sudjana (2000:37) menjelaskan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran, diantaranya:

a) Materi pelajaran harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan.

b) Materi pelajaran yang ditulis dalam perencanaan pembelajaran terbatas pada konsep saja, atau berbentuk garis besar bahan tidak pula diuraikan terinci. c) Menetapkan materi pelajaran harus serasi dengan urutan tujuan.

d) Urutan materi pelajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan.

e) Materi pelajaran disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang konkrit menuju yang abstrak. Dengan cara ini siswa akan mudah memahaminya.

(7)

f) Sifat materi pelajaran, ada yang faktual dan ada yang konseptual.

Begitu pula hal yang terjadi dalam pembelajaran seni musik, dalam penentuan materi agar diusahakan merujuk pada hal-hal yang dikutip di atas. Salah satu materi yang diberikan dalam pembelajaran musik adalah pembelajaran instrumen (bermain alat musik).

3) Metode pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Budiwati dan Milyartini (2011:79) mengungkapkan bahwa metode pembelajaran adalah salah satu komponen utama yang memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, bahkan metode ini dapat merupakan titik sentral dalam belajar mengajar yang dilakukan oleh pengajar atau pelatih seni.

Metode bersifat prosedural, maksudnya penerapan dalam pembelajaran dikerjakan melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap yang dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar. Metode yang berhubungan dengan pembelajaran gitar akustik adalah sebagai berikut :

a) Metode ceramah

Metode pengajaran ini terdiri dari beberapa jenis, yang nantinya dapat dieksploitasi atau dikreasikan menjadi suatu metode ceramah yang menyenangkan, tidak seperti pada metode ceramah klasik yang terkesan mendongeng. Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar

(8)

mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kekurangannya yaitu siswa cenderung pasif dan mudah membuat bosan. Sedangkan kelebihannnya, guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik dan dapat menguatkan bacaan dan belajar siswa dari beberapa sumber lain.

b) Metode Tanya Jawab

Dalam metode tanya jawab, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawabnya, atau sebaliknya siswa bertanya guru menjelaskan. Dalam proses tanya jawab, terjadilah interaksi dua arah. Dengan metode tanya jawab tidak hanya terjadi interaksi dua arah tetapi juga banyak arah. Ketika anak menanyakan tentang bilangan prima, sebagai misal, guru yang demokratis tidak akan menjelaskan sampai tuntas tentang apa itu definisi bilangan prima, dan kemudian memberikan contoh bilangan prima. Dari pertanyaan ini akan muncul beberap orang yang akan berinteraksi di dalam pertanyaan tersebut. Dalam penggunaan metode mengajar di dalam kelas, tidak hanya guru saja yang berbicara seperti halnya dengan metode ceramah. melainkan mencakup pertanyaan pertanyaan dan penyumbang ide-ide dari pihak siswa, yaitu 5W+1H. c) Metode Diskusi

Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali utama. Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu : diskusi kelompok kecil (small group discussion) dengan kegiatan kelompok kecil dan diskusi kelas, yang melibatkan semua siswa di dalam kelas, baik dipimpin langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau beberapa pemimpin

(9)

diskusi yang dipilih langsung oleh siswa dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan informasi yang telah dimiliki dan mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang rasa terhadap keragaman pendapat orang lain, dalam rangka mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.

d) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan suatu cara penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau kegiatan. Metode ini sangat efektif diterapkan untuk menunjukkan proses suatu kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan dengan metodeh ceramah dan tanya.

e) Metode drill/latihan

Metode drill/latihan merupakan metode mengajar dimana siswa melaksanakan kegiatan latihan agar siswa memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Metode mengajar dengan latihan ini biasanya digunkan untuk tujuan agar siswa :

(1) Memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat-alat dalam olah raga atau yang lainnya.

(2) Dalam mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi dan lain-lainya

(3) Membentuk siswa memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan keadaan yang lain, seperti mnghubungkan hubungan sebab akibat hujan dengan banjir dan lain-lain.

(10)

Dalam strategi pembelajaran, metode drill dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan pembelajaran karena metode drill akan memberikan keterampilan tertentu secara nyata melalui latihan yang dilakukan, dibandingkan melalui penuturan (verbalisme)

4) Kegiatan pembelajaran

Dalam kegiatan pembelajran, terdapat berbagai model pembelajaran yang bisa digunakan sebagai alternatif untuk melaksanakan interaksi dan komunikasi anatara guru dan siswa sebagai medianya. Oleh karena itu interaksi dan komunikasi dikatakan maksimal bila terjadi hubungan anatara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri. Namun tetap dalam kerangka mencapapai tujuan yang telah ditetapkan bersama.

5) Strategi pembelajaran

Menurut Hatimah (2014:16-17), bahwa strategi itu merupakan cara penetapan keseluruhan aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan belajar, termasuk dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan penilaian proses serta hasil pembelajaran. Strategi dalam pembelajaran dapat ditinjau dari segi ilmu, seni dan/atau keterampilan yang digunakan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik, sehingga peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Menurut J R David dalam Wina (2008:18) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Dengan demikian, bahwa pada dasarnya strategi pembelajaran bersifat konseptual terkait keputusan yang

(11)

akan di ambil dalam pelaksanaan pembelajaran. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran sebagai perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan belajar termasuk penggunaan metode, materi, peserta didik, bahan ajar maupun waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan prosedur yang direncanakan oleh guru dan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk dapat memberikan kemudahan pada peserta didik sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk menerapkan suatu metode pembelajaran diperlukan strategi agar metode itu benar-benar efektif.

Penggunaan strategi yang tepat oleh guru dapat memperbesar minat belajar peserta didik dan karenanya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian, strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru melaksanakan pengajaran melalui metode tertentu yang di nilai lebih efektif dan lebih efesien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah taktik yang digunakan guru dalam melaksanakan praktek mengajar secara sistematis (langkah-langkah yang dilakukan guru terorganisir).

6) Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab medoe yang artinya perantara antara pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Hamidjojo dan Latuheru (dalam Arsyad 2011:4) mengemukakan bahwa, media sebagai bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk

(12)

menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai pada penerima yang dituju.

Media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Menurut Komalasari (2013:233), media berfungsi membantu siswa dan pengajar dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa dan karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif. Dengan demikian, proses pembelajaran ataupun hasilnya menjadi lebih berkualitas, karena tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri peserta didik. a) Kedudukan media dalam sistem pembelajaran

Menurut Komalasari (2011:31), sistem adalah suatu totalitas yang terdiri sejumlah komponen atau bagian yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikaitkan sebagai suatu sistem karena di dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi.

Kedudukan media sebagai salah satu komponen dalam sistem pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dalam menyampaikan pesan atau informasi

(13)

terkait materi pembelajaran kepada peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran sebagai proses komunikasi dapat berlangsung secara optimal.

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran akan sangat membantu proses penyampaian informasi yang tertuang dalam materi dan disampaikan melalui suatu metode, sehingga hasil akhir atau kegiatan evaluasi dari kegiatan pembelajaran tersebut dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, proses pembelajaran sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen didalamnya akan berjalan secara optimal.

b) Fungsi dan manfaat media pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (2013:2), manfaat media pembelajaran dalam suatu proses belajar antara lain :

(1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

(2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami oleh para peserta didik dan memungkinkan peserta didik menguasai tujuan pengajaran lebih baik.

(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga peserta didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.

(4) Peserta didik lebih aktif dalam kegiatan belajar, seperti mengamati atau melakukan demonstrasi.

(14)

Menurut Heinich dan molenda (dalam Komalasari 2011:63), media pembelajaran terbagi menjadi enam macam yaitu :

(1) Teks

Teks merupakan elemen dasar untuk menyampaikan informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik penyampaian informasi.

(2) Media audio

Audio merupakan suatu media yang mampu membantu dalam menyampaikan materi lebih berkesan dan membantu meningkatkan daya tarik materi tersebut. Adapun yang termasuk media audio diantaranya yaitu suara latar, musik, rekaman suara dan lainnya.

(3) Media visual

Media visual merupakan media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar, foto, sketsa, diagram, bahan, grafik, kartun, poster, papan bulletin dan lain sebagainya.

(4) Media proyeksi gerak

Beberapa media yang termasuk ke dalam kelompok media ini diantaranya yaitu film gerak, program TV, video kaset (CD, VCD, dan DVD).

(5) Benda-benda tiruan

Media ini untuk mengatasi keterbatasan, baik objek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Adapun yang termasuk ke dalam kelompok media ini yaitu seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba oleh peserta didik.

(15)

(6) Manusia

Termasuk didalamnya guru, peserta didik dan pakar/ahli di bidang atau materi tertentu.

Menurut Anderson (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007:26), media pembelajaran dapat dikelompokan menjadi sepuluh golongan seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Klasifikasi media menurut Anderson (Sumber : Solihatin dan Raharjo, 2007:26)

No Golongan media Contoh media

1. Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon

2. Cetak

Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet dan gambar

3. Audio cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis

4. Proyeksi visual diam

Overhead Tranparancy (OHP), film bingkai (slide)

5. Proyeksi audio visual diam Film bingkai (slide) bersuara 6. Visual gerak Film bisu

7. Audio visual gerak Film gerak bersuara, video, TV 8. Objek fisik Benda nyata, model, specimen 9. Manusia dan lingkungan Guru, pustakawan, laboran

10. Komputer

CAI (Pembelajaran Berbantuan Komputer), CBI (Pembelajaran Berbasis Komputer)

(16)

d) Prinsip-prinsip dan penggunaan media pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai (2013:4), dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

(1) Ketepatannya dengan tujuan pengajaran (2) Dukungan terhadap isi bahan pengajaran (3) Kemudahan memperoleh media

(4) Keterampilan guru dalam menggunakannya (5) Tersedia waktu untuk menggunakannya (6) Sesuai dengan taraf berfikir siswa 7) Sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat di pergunakan sebagai tepat dimana bahan pengajaran terhadap atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber itu merupakan bahan atau materi untuk menabah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi sipelajar.menurut Nasution (2007:39) sumber belajar berasal dari masyarakat dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan siswa.

Sumber belajar itu banyak jenisnya. AECT (Associaton for Education Corporation and Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi enam, yaitu :

a) Pesan (message), adalah informasi pembelajaran yang akan disampaikan yang dapat berupa ide, fakta, ajaran, nilai, dan data. Dalam sistem persekolahan,

(17)

pesan ini berupa seluruh mata pelajaran yang disampaikan kepada seluruh peserta didik.

b) Orang (people), adalah manusia yang berperan sebagai pencari, penyimpan, pengolah, dan penyaji pesan. Contohnya guru, dosen, tutor, pustakawan, laboran, instruktur,, peserta didik, tokoh masyarakat dan sebagainya.

c) Bahan (materials/software), dalah perangkat lunak yang mengandung pesan-pesan pembelajaran yang biasanya disajikan melalui peralatan tertentu ataupun oleh dirinya sendiri. Contohnya buku teks, modul,transparansi (OHT), slide, film, audio, video, modul, buku, majalah dan sebagainya. d) Alat (devices/hardware), adalah perangkat keras yang digunakan untuk

menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan. Contohnya OHP, proyektor slide, tape recorder, video, komputer, proyektor film, dan sebagainya.

e) Teknik (technique), adalah prosedur atau langkah-langkah tertentuyang disiapkan dalam menggunakan bahan, alat, lingkungan dan orang yang menyampaikan pesan. Misalnya demonstrasi, diskusi, praktikum, pembelajaran mandiri, tutorial tatap muka dan sebagainya.

f) Lingkungan (setting) adalah situasi disekitar terjadinya proses pembelajaran tempat peserta didik menerima pesan pembelajaran. Lingkungan dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik contohnya gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, aula, bengkel, dan lain-lain.

(18)

8) Evaluasi

Menurut Sudirman N, Arifin dan Fathoni (1991:251) mengungkapkan bahwa dalam evaluasi pembelajaran, tujuan penilaian dalam proses pembelajaran adalah: a) Mengambil keputusan tentang hasil belajar.

b) Memahami siswa,

c) Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.

Selanjutnya, mengatakan bahwa pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupakan suatu keharusan bagi seorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya siswa dalam proses pembelajaran. Ketidakberhasilan proses pembelajaran itu disebabkan antara lain sebagai berikut:

a) Kemampuan siswa yang rendah.

b) Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak.

c) Jumlah bahan pelajaran terlalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan.

d) Komponen proses belajar dan mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan oleh guru itu sendiri.

c. Langkah-langkah pembelajaran

Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya harus dipikirkan langkah-langkah pembelajaran yang baik dan sistematis sehingga tujuan pembelajran dapat tercapai. Johari (2013:55-56) mengungkapkan dalam langkah-langkah pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir. Berikut masing-masing penjelasannya :

(19)

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas- batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukan hubungan anatar pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa

Pada saat siswa memasuki pelajaran, pikiran siswa masih terkait dengan pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang dialami sebelumnya. Agar pikaran siswa terfokus pada apa yang akan dibahas dalam pembelajaran, guru perlu menyiasatinya untuk menarik perhatian siswa dan menimbulkan motivasi siswa pada pelajaran yanga akan dilakukan.

Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatian pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukan gambar atau alat peraga. Pengajuan atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. dengan tumbuhnya motivasi belajar pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

(20)

b) Memberikan acuan

Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung.

2) Kegiatan Inti

Proses kegiatan inti pembelajaran akan menggambarkan penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan pengaplikasian strategi dan pendekatan belajar. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi dari pertemuan tersebut sesuai dengan metode yang digunakan.

3) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir merupakan kegiatan penutup dari pertemuan. Pada kegiatan ibi, guru dan siswa menyimpulkan hasil dari materi pada pertemuan tersebut dan guru mengevaluasi serta menilai dari masing-masing siswa. Kemudian, guru memberikan tugas lalu menghentikan kegiatan pembelajaran dan berdo’a.

3. Pembelajaran Gitar Akustik

Pembelajaran musik khususnya gitar akustik, materi pembelajaran bukanlah hal yang mudah untuk diberikan kepada peserta didik. Guru sebagai pengajar diharapkan bisa merancang pembelajaran, sehingga memberi kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran baik mandiri maupun bersama-sama. Menurut Depdiknas (2011:7), bahwa pendidikan seni meliputi semua bentuk tentang aktifitas dan cita rasa. Berdasarkan hasil

(21)

wawancara dengan Andri Dinuth pada tanggal 30 November 2019, pembelajaran gitar akustik terbagi menjadi beberapa komponen, diantaranya yaitu :

a. Kurikulum

Secara umum kurikulum pembelajaran gitar akustik di sekolah-sekolah musik sama saja, yaitu dibagi menjadi beberapa tingkatan (grade). Untuk melangkah dari grade satu ke grade selanjutnya atau yang lebih tinggi biasanya dilakukan ujian yang materinya sudah dipelajari di grade sebelumnya.

b. Media

Dalam pembelajaran gitar akustik media yang digunakan yaitu gitar akustik, buku panduan atau partitur tergantung grade pencapaian peserta didik.

c. Metode

Metode yang digunakan dalam pembelajaran gitar akustik adalah metode drill, metode demonstrasi, metode latihan dan metode ceramah.

d. Materi

Materi awal dalam pembelajaran gitar akustik biasanya pengenalan tentang gitar akustik, setelah itu mempelajari teknik-teknik dan scale bermain gitar akustik, hal tersebut dapat diterapkan pada sebuah lagu.

e. Guru dan peserta didik

Guru sebagai pengajar atau instruktur dan peserta didik sebagai subjek yang belajar. Bakat dan minat peserta didik sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran.

(22)

f. Evaluasi

Evaluasi dalam pembelajaran gitar akustik biasanya dilakukan oleh instruktur gitar akustik disekolah musik itu sendiri dan materinya sudah dipelajari sebelumnya.

Proses pembelajaran gitar akustik secara umum biasanya menggunakan sistem privat, dimana setiap peserta didik diajarkan langsung oleh instruktur di sekolah musik tersebut. Secara umum, proses pembelajarannya terbagi menjadi tiga tahap yaitu tahap awal, tahap isi dan tahap akhir. materi yang diajarkan lebih cenderung membahas tentang permainan gitar akustik. Waktu yang yang digunakan untuk pembelajaran gitar akustik biasanya 1 jam untuk satu kali pertemuan. Faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran gitar akustik yaitu faktor internal (bakat dan minat peserta didik dalam bermain musik khususnya gitar akustik, motivasi dari diri peserta didik) dan faktor eksternal (sarana prasarana dalam pembelajaran gitar akustik, kualitas guru dalam mengajar).

Pembelajaran gitar akustik perlu memperhatikan beberapa tahapan pembelajaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Berikut tahapan-tahapan pembelajaran gitar akustik :

a. Tahapan Dasar

Pada tahapan ini, peserta didik minimal harus memiliki pengetahuan akor dasar seperti C, Dm, Em, G, Am. Pelajari cara menggunakan gitar dan kegunaannya, setelah itu memainkan gitar dan padukan akor sehingga membentuk sebuah progresi akor yang enak didengar.

(23)

b. Tahapan Menengah

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap dasar, jadi peserta didik harus menambah pengetahuan seputar akor. memainkan akor lain seperti D, A, B serta memainkan kurs (#) dan mol (b). Peserta didik juga memperhatikan peletakan jari kanan dan kiri, hal ini berkaitan dengan bagaimana menekan akor dan petikan senar gitar. Selanjutnya peserta didik mempelajari pola dan skala dasar mulai dari major scale dan minor scale.

c. Tahapan Mahir

Pada tingkat ini, terbagi menjadi dua kelompok yaitu teori dan teknik bermain gitar akustik. Keduanya saling berkaitan dan tidak terpisahkan. Dalam tahap ini peserta didik mempelajari teori dan teknik atau cara bermain gitar akustik.

Selain akor dan teknik bermain gitar akustik, pada sekolah-sekolah musik mengajarkan teori membaca dalam dunia musik dikenal dalam istilah “not” untuk menunjukan tinggi rendahnya nada, sehingga nada atau lagu akan terdengar harmonis. Notasi ada yang berupa notasi balok, adapula yang berupa notasi angka. Notasi angka lebih mudah di pahami untuk seorang pemula, sedangkan notasi balok biasanya digunakan untuk seniman atau orang-orang yang mahir. Namun, untuk pembelajaran tidak ada salahnya apabila mengenal atau bahkan memperdalam notasi balok untuk pemula.

(24)

Gambar 2.2 Contoh notasi angka pada lagu (Sumber : google.com) Keterangan : Angka 1 dibaca do Angka 2 dibaca re Angka 3 dibaca mi Angka 4 dibaca fa Angka 5 dibaca sol Angka 6 dibaca la Angka 7 dibaca si

(25)

Gambar 2.3 Contoh notasi balok pada lagu (Sumber : google.com)

4. Aspek Musikalitas

Jamalus (1988:7-38) mengungkapkan bahwa aspek-aspek musikalitas terbagi menjadi lima bagian yaitu sebagai berikut :

a. Irama

Irama adalah urutan rangkaian gerak yang teratur dimana irama selalu mengikuti jalan melodi yang menjadi unsur dasar musik dan tari. Irama merupakan gerak musik yang berjalan teratur yang tidak tampak dalam lagu, tetapi dapat dirasakan sesudah lagu dialunkan. Irama berkaitan erat dengan panjang pendeknya not dan berat ringannya aksen (tekanan) pada not.

(26)

b. Melodi

Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.Penggarapan melodi, yaitu : perangkaian bunyi nada menjadi suatu rangkaian yang mewakili ide musik, selanjutnya akan menjadi sajian yang mantap dan teratur jika di lengkapi unsur irama.

c. Harmoni

Harmoni yaitu paduan bunyi nyanyian atau permainan musik yang menggunakan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya dan dibunyikan secara serentak. Atau susunan gabungan dua nada atau lebih yang berbeda tinggi nadanya yang kita dengar serentak. Dasar dan harmoni adalah tri nada atau akor. Akor adalah bunyi gabungan tiga nada yang terbentuk dari salah satu nada pokok tangga nada dengan nada ters dan kuinnya, atau dari salah satu nada dengan tersnya dan berikutnya ters dari nada yang baru, sehingga dikatakan juga ters tersususun.

d. Bentuk/Struktur Lagu

Bentuk/struktur lagu ialah susunan serta hubungan antara unsur-unsur musik dalam suatu lagu sehingga menghasilkan suatu komposisi atau lagu yang bermakna. Dasar pembentukan lagu ini mencakup pengulangan suatu bagian (repetisi), pengulangan dengan macam-macam perubahan (variasi, sekuensi), atau penambahan bagianbaru yang berlainan atau berlawanan (kontras), dengan selalu memperhatikan keseimbangan antara pengulangan dan perubahanya. Untuk

(27)

memudahkan pengertian kita, struktur musik ini dapat diperbandingkan dengan struktur bahasa yang sudah kita kenal.

e. Ekspresi

Ekspresi dalam musik ialah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa tempo, dinamik, dan warna nada/unsur-unsur pokok musik, dalam pengelompokan frase (phrasering) yang diwujudkan oleh seniman musik atau penyanyi, disampaikan kepada pendengarnya.

5. Teori Dasar Bermain Gitar

Gitar merupakan alat musik yang praktis dan tergolong mudah dibawa kemanapun sehingga banyak orang yang memainkan gitar sebagai hiburan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Selain berbicara kemampuan seseorang terhadap bermain gitar, terdapat pula teori-teori dasar yang harus ditempuh diantaranya yang paling mendasar adalah dengan mengetahui tangga nada.

Menurut Allen Winold dan Jhon Rehn (1971 206), bahwa tangga nada merupakan susunan titi nada yang berturut turut dari urutan nada rendah ke nada tinggi atau nada tinggi ke nada rendah. Ada dua jenis tangga nada diantaranya tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.

a. Tangga Nada Diatonis

Istilah diatonis berasal dari kata dia yang berarti dua tonis yang berarti hal yang berhubungan dengan nada Disebut demikian karena dalam sistem tangga nada diatonis terdapat tujuh nada yang berinterval satu dan setengah nada Tangga

(28)

nada diatonis terbagi menjadi dua, yaitu tangga nada mayor dan tangga nada minor.

Gambar 2.4 Tangga nada diatonis mayor dan minor (Sumber : static.z-dn.net)

Ada dua cara mengubah nada dasar, yaitu dengan menaikkan ½ nada pada nada yang berinterval ½ pada tangga nada natural. Sering juga disebut dengan memberikan 1 (satu) tanda kres (#) dan dengan menurunkan nada dengan memakai tanda mol (b).

Urutan tangga nada dasar 1 = C yang artinya do = C tidak ada kresnya. Untuk kres (#), pada nada dasar selanjutnya dipakai patokan nada kelima dari urutan nada tersebut. Maka, nada dasar berikutnya adalah 1 = G dengan satu kres (#). Adapun urutannya sebagai berikut :

(29)

Tabel 2.2 Susunan nada dengan kres (Sumber:2.bp.blogspot.com)

Hampir sama dengan kres, cara menentukan nada dengan mol juga berdasarkan urutan tangga nada natural. Urutan tangga nada natural dianggap bernada dasar 1 = C artinya do = C tidak ada molnya. Untuk mol, pada nada dasar selanjutnya dipakai patokan 1 = F dengan 1 (satu) mol. Adapun urutannya sebagai berikut :

(30)

Tabel 2.3 Susunan nada dengan mol (Sumber:2.bp.blogspot.com)

b. Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada pentatonis banyak digunakan pada musik tradisional atau musik etnik. Pentatonis berasal dari kata penta yang berarti lima nada, walaupun dalam gamelan pelog terdapat tujuh nada. Dalam gamelan, susunan nada dengan interval tertentu dalam satu oktafnya disebut sebagai laras.

Di Indonesia, tangga nada pentatonis terdapat pada musik gamelan, baik gamelan Jawa, gamelan Bali, maupun gamelan Sunda. Gamelan memiliki dua sistem laras, yaitu laras Salendro dan laras pelog.

(31)

Gambar 2.5 Interval 1 sistem nada pentatonis (Sumber : 4.bp.blogspot.com)

Selain teori tangga nada, yang wajib ditempuh dalam mempelajari cara bermain gitar adalah dengan mengetahui akor gitar. Akor merupakan susunan nada yang terdiri dari tiga nada atau lebih secara vertikal yang dibunyikan secara bersamaan sekaligus dan akan menghasilkan nada yang harmonis. Akor juga sering disebut dengan trinada. Nada-nada yang dijadikan sebuah akor dimulai dari nada utama sebagai dasar akor, kemudian nada kedua berupa nada terts (nada ketiga dari nada dasar) dan nada ketiga berupa nada kuint (nada kelima dari nada dasar). Adapun susunan akor sebagai berikut :

(32)

Tabel 2.4 Susunan akor (Sumber : Cecep Saepul Anwar 2019)

Tingkat I : C-E-G disebut tonika diberi nama C mayor Tingkat II : D-F-A disebut supertonika diberi nama D minor Tingkat III: E-G-B disebut median diberi nama E minor Tingkat IV: F-A-C1 disebut subdominan diberi nama F mayor Tingkat V : G-B-D1 disebut dominan diberi nama G mayor Tingkat VI: A-C1-E1 disebut submedian diberi nama A minor Tingkat VII:B-D1-F1 disebut introduktor diberi nama B dim

Akor tingkat I, IV dan V memiliki jarak interval nada dasar dengan nada tertsnya adalah 2 yang disebut sebagai terts besar (mayor). Misalnya, dari nada C ke E berjarak 2. Maka, akor tersebut sebagai akor mayor. Akor ini digunakan dalam gerak akor utama. Oleh karena itu, disebut juga sebagai akor utama atau mayor.

Nada dasar pada akor II, III dan VI memiliki interval terts kecil (minor) terhadap nada kedua. Misalnya, nada D ke F berjarak 1 ½. Maka akor-akor tersebut disebut sebagai akor minor. Akor VII disebut juga dengan akor diminished karena jarak antara nada dasar dengan nada ketiganya hanya 3 atau berupa interval kuint kurang (diminished). Adapun diagram akor sebagai panduan bermain gitar sebagai berikut :

(33)

Gambar 2.6 Diagram akor untuk gitar (Sumber : 4.bp.blogspot.com)

(34)

6. Gitar Akustik

Gitar merupakan instrumen musik yang termasuk dalam kategori alat musik kordofon. Menurut Kennedy (1985:305) Guitar. Stinged instruments, plucked and fretted, of ancient otigin, its 16th century, ancestor being the viheula de mano. Not unlike the lute but whit flat or sightly rounded back. Now has 6 course, tuned E-A-d-g-b-e.

Hal serupa juga dinyatakan oleh Scholes (1980:43)

“Guitar.An instrument somewhat of the lute type (cf. Mandoline)with fretted fingerboard like the lute, played, as the lute is by plucking the strings with the fingers:unlike the lute, however, it was flat (or, in some old guitars, slightly rounded) back and surface of its resonance-chamber is curved inward on each side somewhat like that of the violin family. The normal modern guitar has six strings: the early guitar was double stings, like the lute”

Dari dua pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa gitar yang ada saat ini merupakan perkembangan dari dua instrumen terdahulu pada abad ke 16, yaitu vihuela dan lute. Pada umumnya, instrumen gitar mempunyai enam buah senar yang masing-masing senarnya menghasilkan nada yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Sumber suara atau bunyi pada gitar dihasilkan oleh getaran gelombang dari dawai-dawainya melalui badan gitar sebagai ruang resoansinya.

Pada umumnya, gitar akustik terbuat dari kayu yang body atau badan gitarnya dibentuk menyerupai angka delapan. Selain itu juga ada body gitar yang dibentuk menyerupai angka delapan tetapi pada bagian samping (side) nya dipotong sehingga membentuk satu lekukan, model gitar yang seperti itu disebut cutaway guitar. Model gitar cutaway ini banyak digunakan pada jenis gitar akustik.

(35)

Gambar 2.7 Gitar akustik produksi Martin (Sumber : guitarmusician.co.id)

Gambar 2.8 Gitar akustik produksi Martin (cutaway) (Sumber : www.americansongwriter.com)

(36)

7. Bagian-bagian Gitar Akustik dan Fungsinya

Gitar akustik jika dilihat bentuknya hampir sama dengan gitar klasik, yaitu sebuah gitar yang mempunyai badan (body) yang berfungsi sebagai ruang resonansi sumber suara dari gitar, sehingga tanpa amplifier atau penguat suara lainnya, gitar akustik dapat bersuara dengan agak keras. Namun jika diperhatikan lebih detail terdapat perbedaan, salah satunya pada senar yang digunakan. Senar yang digunakan pada gitar akustik pada umumnya berbahan baja (steel), sedangkan gitar klasik senarnya berbahan nilon.

Menurut Widodo dan Daud Achroni (2013:23-24) gitar memiliki bagian-bagiannya sendiri dan fungsinya, diantaranya :

a. Tunning machines atau tuning pegs, berfungsi sebagai alat untuk menyetem/menyetel/menstem (tunning) senar gitar.

b. Headstock, yaitu bagian yang berfungsi menahan senar dan tunning machines.

c. Nut, berfungsi untuk mengatur penempatan senar agar tetap konsisten pada tempatnya.

d. Neck, berfungsi untuk meletakan fret board, tunners (tunning machines) dan headstock.

e. Fretboard, yaitu kayu dengan pematang (fret) logam melintang untuk membagi wilayah nada.

f. Fret atau fretwire, logam melintang yang terletak disepanjang fingerboard dalam jarak tertentu untuk membagi wilayah nada. Gitar akustik pada umumnya memiliki fret dengan jumlah fret sebanyak 20 sampai 22 fret.

(37)

g. Body, yaitu badan gitar berfungsi sebagai ruang resonansi. Bagian body gitar terdiri dari :

1) Top Body (badan depan) 2) Slide Body (badan samping) 3) Back Body (badan belakang)

h. Bridge, berfungsi sebagai pengikat/penahan senar ke badan gitar

i. String, dawai atau senar berfungsi sebagai pemicu gelombang/getaran yang menghasilkan nada.

j. Sound hole, berfungsi mengeluarkan suara getaran senar dan sebagai tempat sirkulasi udara (resonansi) di dalam badan gitar.

k. Sadle, bagian gitar yang menempel pada bridge berfungsi menopang atau tempat bersandarnya senar sebelum diikatkan pada bridge.

(38)

Gambar 2.9 Bagian-bagian gitar akustik (Sumber : www.leregines.com)

(39)

8. Postur dan Posisi Badan (sikap) Saat Memainkan Gitar

Menurut Nusantara dalam Mustofa (2015:24), bahwa posisi duduk pada dasarnya disesuaikan dengan kebutuhan, bila anda ingin bermain gitar dengan cara berdiripun tidak menjadi masalah, yang harus kita perhatikan adalah jenis karya yang akan dimainkan dan bentuk penyajian dan pementasan.

Adapun menurut Irawan dalam Musthofa (2015:24-25), bahwa untuk mendapatkan hasil permainan gitar yang baik maka haruslah diperhatikan juga sikap duduk dan memegang gitar dengan baik.

Gambar 2.10 Postur dan posisi (sikap) badan saat memainkan gitar klasik (Sumber : data:image/jpeg)

(40)

Bermain gitar dengan gaya berdiripun tidak jadi masalah, yang harus kita perhatikan adalah jenis karya yang dimainkan dalam bentuk penyajian atau pemenatasan.

Gambar 2.11 Postur dan posisi (sikap) badan saat memainkan gitar akustik sambil berdiri

(Sumber :google.com) 9. Teknik Bermain Gitar

a. Teknik petikan (untuk tangan kanan)

1) Apoyando : teknik memetik dengan menggunakan jari tangan kanan dengan petikan yang bersandar pada dawai di atasnya setelah memetik.

(41)

Gambar 2.12 Teknik apoyando dalam petikan gitar akustik (Sumber :google.com)

2) Tirando : teknik memetik dengan menggunakan jari tangan kanan dengan petikan yang tidak bersandar di atas dawai dan diakhiri mendekati telapak tangan. Teknik petikan tirando sering digunakan untuk memainkan akor, arpeggio, dan tremolo. Menurut Sri Mudjilah (2004 : 56) “Akor dapat terdiri dari 4 (empat) buah nada, atau bahkan lebih”. Untuk memainkan akor pada instrumen gitar, jari tangan kiri yang berfungsi menekan nada-nada di senar gitar. Sedangkan jari tangan kanan memetik ( p, i, m, dan a) senar secara bersamaan. Menurut Banoe (2003:31), arpeggio merupakan teknik permainan suatu rangkaian nada atau akord terurai secara berurutan, mirip petikan harpa.

Untuk memainkan arpeggio pada instrumen gitar, dapat menggunakan petikan tirando pada jari tangan kanan secara bergantian. Tremolo merupakan

(42)

“gesekan pendek bolak-balik pada posisi nada tertentu dengan kecepatan tinggi”(Banoe, 2003:419). Tremolo yang dimaksud untuk instrumen gitar yaitu petikan tirando dengan tempo yang cepat dengan membunyikan not yang sama. Umumnya petikan ini menggunakan a, m, dan i pada not yang sama, sedangkan p untuk bass pada not atau senar yang berbeda.

Gambar 2.13 Teknik tirando dalam petikan gitar akustik (Sumber :google.com)

(43)

3) Strumming (teknik genjrengan)

Menurut kristanto (2007:103) strumming yaitu membunyikan beberapa senar sekaligus secara serentak dengan menggunakan jari atau pletkrum. Ada yang menyebutnya teknik genjrengan atau kocokan. Strumming merupakan teknik pokok bagi gitaris pengiring atau rhytm guitarist. Gerakan dasarnya hanya ada dua yaitu : kearah bawah dawai gitar (down stroke). Teknik ini bisa dengan mudah dipelajari oleh mereka yang baru pertama kali mencoba bermain gitar. Dengan demikian, ditangan gitaris yang ahli, strumming bisa menjadi teknik yang rumit terutama bila sudah melibatkan berbagai pola ritme yang kompleks, dimana diperlukan gerak ayun lengan dengan pergelangan tangan dengan cepat dan akurat, dikombinasikan dengan teknik menghentikan bunyi senar oleh tangan kiri maupun tangan kanan. Perhatikan foto dalam posisi jari saat memainkan teknik strumming di bawah ini :

Gambar 2.14 Teknik strumming dalam gitar akustik (Sumber:google.com)

(44)

b. Teknik penjarian (untuk tangan kiri)

Untuk bermain gitar, hal dasar yang perlu dibutuhkan sebenarnya adalah keterampilan jari kiri dalam memainkan nada-nada yang dihasilkan oleh senar gitar. Maka dari itu sebelum memulai belajar nada-nada pada gitar, sebaiknya perlu dilatih pelemasan jari kiri untuk memudahkan dalam bermain/ belajar gitar. Hal ini lah yang biasanya sangat sering dilupakan oleh pemain gitar pemula. Pada kali ini kita akan mengenalkan tips untuk pelemasan jari kiri, yaitu dengan senam jari (bisa disebut apa saja). Perhatikan gambar di bawah :

Gambar 2.15 Senar gitar (Sumber:google.com)

Sekarang posisi gitar membelakangi kita/saat tangan kiri kita sudah memegang leher gitar. Berurutan dari bawah ke atas adalah senar 6 – 5 – 4 – 3 – 2 – 1. Posisikan jari telunjuk pada senar 6 fret 1, lalu bunyikan/ petik dengan jari kanan (boleh menggunakan pick). Selanjutnya perhatikan gambar di bawah :

(45)

Keterangan 1 = Jari telunjuk 2 = Jari tengah 3 = Jari manis 4 = Jari kelingking

Selanjutnya posisikan jari tengah pada senar 6 fret 2 tanpa mengubah posisi jari telunjuk, lalu bunyikan lagi/ petik. Dilanjutkan dengan jari manis pada senar 6 fret 3 tanpa mengubah posisi jari telunjuk dan jari tengah, lalu petik.

Gambar 2.17 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari dan jari tengah (Sumber:google.com)

Gambar 2.18 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari, jari tengah dan jari manis

(46)

Dilanjutkan kembali dengan jari kelingking pada senar 6 fret 4 tanpa mengubah posisi jari telunjuk, tengah dan kelingking, lalu petik.

Gambar 2.19 Senar gitar nomor 6 yang di pegang oleh jari, jari tengah, jari manis dan jari kelingking

(Sumber:google.com)

Kemudian ulangi langkah diatas tetapi dimulai pada senar 5 fret 1 hingga fret 4.

Gambar 2.20 Pengulangan penjarian dimulai dari senar 5 fret 1 (Sumber:google.com)

Ulangi langkah di atas pada senar 4, senar 3, senar 2 hingga berakhir pada senar 1 fret 4.

(47)

Lakukan senam jari ini pelan-pelan, dimulai dari tempo lagu Syukur, jika dirasa sudah bisa menaikkan tempo, mulailah menaikkan tempo secara perlahan. Jika latihan ini sering dilakukan dalam waktu 1 atau 2 minggu saja, maka saat berlatih kord gitar atau bahkan bermain melodi gitar, akan terasa lebih mudah. Posisi tangan kiri pada fingerboard, ujung-ujung jari menekan pada senar kecuali ibu jari ditempatkan tepat dibelakang fret. Perhatikan foto dibawah ini :

Gambar 2.22 Posisi tangan kiri tampak dari depan (Sumber:google.com)

Gambar 2.23 Posisi tangan kiri saat menerapkan jari jempol tangan yang benar (Sumber:google.com)

(48)

10. Sistem Penalaan Gitar (Tunning)

Gelombang bunyi dapat diukur dalam satuan panjang gelombang, salah satunya panjang gelombang, frekuensi dan kecepatan rambat. Frekuensi adalah jumlah atau banyaknya getaran yang terjadi dalam setiap detik.

Menurut Yusreza (2015) perhitungan jarak antar fret yang dibuat pada fretboard gitar akustik menggunakan teori yang dibuat oleh Pythagoras yang disebut pythagorean scale. Adapun perhitungan jarak antar fret dengan menggunakan teori pythagorean scale adalah sebagai berikut :

Skala = Nut Sadle Nut F1 = Skala 12 F1 F2 = Skala – (Nut – F1) 12 F2 F3 = Skala – (Nut – F1) – (F1 - F2) 12

Untuk fret-fret selanjutnya

Fx Fy = Skala – (Nut – F1) – (F1 - F2) - (F2 – F1) - (F... - F..) ... 12

F = Fret

Fx = Fret sebelum Fy

Fy = Fret yang akan dihitung jaraknya

Untuk aturan frekuensi nada musik, baik vokal maupun instrumen musik lainnya sebenarnya sudah mengikuti standar yang berlaku secara internasional. Adapun nada yang dijadikan standar internasional adalah untuk nada A dengan

(49)

frekuensi 440 Hz (hertz), sehingga alat modern dimanapun di dunia akan mengikuti standar tersebut.

Menurut Kristianto (2007:107) tunning merupakan proses menentukan frekuensi standar dan menyelaraskan frekuensi antar senar pada alat musik berdawai. Pada gitar, penalaan dilakukan dengan mengatur ketegangan tiap senar melalui bagian pemutar (tunning machines) pada bagian kepala gitar (head stock).

Urutan penalaan standar pada gitar (standard tunning) dari senar terbesar maupun senar dengan nada terendah adalah E (82,4 Hz), A (110, Hz), d (146,8 Hz), g (196 Hz), b (246,9 Hz), e (329,6 Hz).

Ada berbagai cara metode tunning. Cara yang bisa dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan digital guitar tunner. Digital guitar tunner adalah alat untuk menentukan frekuensi pada alat musik, salah satunya alat musik gitar. Alat ini mempunyai layar digital yang menampilkan nada serta frekuensi suatu bunyi dan alat ini pun bisa dijepitkan pada alat musik. Langkah dalam menggunakan alat ini pada alat musik yaitu dengan cara mendekatkan alat tersebut pada gitar atau dengan cara menjepit alat tersebut pada head stock (bagian kepala gitar). Setelah itu, bunyikan gitar tanpa menekan senar pada fret lalu sesuaikan dengan frekuensi yang terdapat pada layar digitar guitar tunner satu persatu sampai sesuai dengan frekuensi standar.

Selain menggunakan digitar guitar tunner, cara selanjutnya adalah menggunakan garpu tala nada A yang berfrekuensi 440 Hz (hertz) atau menggunakan alat musik lain seperti keyboard atau piano yang sudah di tunning dengan benar dengan membunyikan nada A oktaf dua yang sama dengan garpu

(50)

tala berfrekuensi 440 Hz. Langkahnya yaitu, bunyikan garpu tala ataupun piano di nada A oktaf dua lalu tekan fret kelima pada senar satu (senar terkecil), kemudian dipetik. Bila nadanya belum sama, ada kemungkinan senar dikencangkan bila nadanya terdengar lebih rendah dari nada A 440 Hz atau di kendurkan bila nadanya terdengar lebih tinggi. Pastikan senar satu pada fret kelima sudah sesuai dengan nada A oktaf dua 440 Hz Setelah sesuai proses tunning, dapat dilanjutkan pada senar yang lainnya. Adapun tahapannya sebagai berikut :

a. Petik senar I tanpa ditekan (open string), tekan fret kelima pada senar dua, lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar satu, sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.

b. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar dua tanpa ditekan (open string), lalu tekan fret keempat pada senar tiga lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar dua, maka sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.

c. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar tiga tanpa ditekan (open string), lalu tekan fret kelima pada senar empat lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar tiga, maka sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.

d. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar empat tanpa ditekan (open string), lalu tekan fret kelima pada senar lima lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar empat, maka sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.

(51)

e. Bila bunyinya sudah sama, bunyikan senar lima tanpa ditekan (open string), lalu tekan fret kelima pada senar enam lalu dibunyikan. Bila bunyinya belum sama dengan nada senar lima, maka sesuaikan dengan cara senar dikencangkan atau dikendurkan.

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa senar yang berada pada gitar bila ditekan mulai dari open string (tanpa menekan senar pada fret) kemudian diteruskan melalui satu fret ke fret lain yang berbeda akan menghasilkan nada yang berbeda pula. Jarak satu fret pada gitar menghasilkan perbedaan satu semi-tone. Enam buah senar bila dalam keadaan sudah standard tunning akan mempunyai nada yang berurutan baik dari senar terbesar dengan nada terendah ke senar terkecil dengan nada tertinggi begitupun sebaliknya, yang nantinya akan bertemu di satu titik fret yang memiliki nada sama dengan senar seterusnya dalam keadaan open string (tanpa menekan senar pada fret).

Selanjutnya, cara yang paling praktis adalah menggunakan feeling dan menggunakan keyboard. Untuk pembelajaran, biasanya menggunakan cara ini. Teknik men-tunning atau menyetem dengan feeling awalnya peserta didik diberikan pengarahan oleh pengajar agar peserta didik melatih pendengarannya tentang nada senar 1 (satu) sampai dengan senar 6 (enam) agar peserta didik terbiasa dengan nada nada yang dipetiknya. Hal ini berfungsi agar peserta didik membiasakan dengan nada-nada yang pas dalam setiap menyetem senar gitar. Peserta didik pun dianjurkan untuk melakukannya langsung.

(52)

Gambar 2.24 Cara Menyetem gitar dengan feeling (Sumber : google.com)

Tentukan dahulu suara senar no 1 pada gitar yang belum di tunning. Selanjutnya no 2 pada kolom ke lima, suaranya harus sama dengan suara senar 1, senar no 3 harus sama dengan senar no 2, senar no 4 kolom 5 harus sama dengan senar no.3, senar no 5 harus sama dengan senar 4 kolom 5 dan senar no 6 kolom 5 harus sama dengan suara senar no.5.

Gambar 2.25 Cara Menyetem gitar dengan keyboard (Sumber : google.com)

(53)

Senar ke-1 disamakan dengan nada E pada keyboard, senar ke-2 disamakan nada nya dengan B , senar ke-3 disamakan nada nya dengan G, senar ke-4 disamakan nadanya dengan D, senar ke-5 disamakan dengan A dan senar ke-6 disamakan nadanya dengan nada E pada keyboard.

Adapun standard tunning gitar bila digambarkan secara notasi balok adalah sebagai berikut :

6 5 4 3 2 1

E A d g b e

Gambar 2.26 standard tunning guitar (open string) (Dokumentasi Cecep 2019)

Senar 1 = e’ (oktaf 2) Senar 2 = b (oktaf 1) Senar 3 = g (oktaf 1) Senar 4 = d (oktaf 1) Senar 5 = A (oktaf kecil) Senar 6 = E (oktaf kecil)

(54)

Gambar 2.27 Diagram fretboard guitar (Sumber : www.ultimate-guitar.com) B. Penelitan yang Relevan

Peneliti melihat empat kajian penelitian teradahulu yang dianggap relevan. Penelitian pertama, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya Agil Ismail tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian “Pembelajaran Gitar Dalam Kegiatan Ekstrakulikuler di SMP Al-Azhar Syifa Budi Parahyangan Padalarang”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil temuannya adalah strategi yang digunakan pelatih dalam memberikan pembelajaran gitar, yaitu melalui model pembelajaran langsung dan kooperatif yang dibantu dengan metode ceramah. Langkah-langkah yang dilakukan ada tiga langkah yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir Kegiatan pembelajarannya kondusif. Penelitian ini membantu peneliti dalam menyusun tahapan penelitian serta membantu dalam segi kajian teori.

(55)

Penelitian kedua, yaitu skripsi mahasiswa S1 seni musik Institut Seni Indonesia Yogyakarta., karya Jaka Saputra tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian “Metode Gitar Elektrik Dengan Tangan Kidal Pada Tangan Normal (Kanan)”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil temuannya adalah konsep dari tulisan ini memberikan gambaran bahwa tangan kidal dengan tangan kanan yang normal bisa memainkan alat musik gitar elektrik seperti halnya orang memainkan dengan tangan kanan.

Penelitian ketiga, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya Derry Azizi Rokhman tahun 2015 dengan mengangkat judul penelitian “Organologi Gitar Akustik Produksi Secco Bandung”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil temuannya adalah gitar akustik dapat dikatakan baik dan berkualitas dilihat dari beberapa aspek, seperti bunyi yang dihasilkan, kualitas bahan baku, estetika bentuk gitar akustik, pemilihan senar, kerapihan dalam proses pembuatan dan ketahanan gitar. Dalam penelitian tersebut diperoleh proses pembuatan gitar akustik yang memperhatikan struktur pada gitar, sumber bunyi yang dihasilkan, serta sistem penalaan yang tepat. Penelitian ini, membantu peneliti dari segi teori-teori gitar akustik yang lebih mendalam.

Penelitian keempat, yaitu skripsi mahasiswa Pendidikan Seni Musik, Fakultas Pendidikan Seni dan Desain, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, karya Rifqi Fathurrahman tahun 2019 dengan mengangkat judul penelitian “Pembelajaran Gitar Elektrik Grade 1 Melalui Penggunaan Minus One di Sanggar

(56)

Musik Deddy Dores”. Peneliti dalam menggunakan metode analisis data kualitatif, hasil temuannya adalah materi yang digunakan pada pembelajaran gitar elektrik grade 1 sudah sesuai dengan tingkatan dalam awal pembelajaran gitar elektrik, seperti tangga nada dan pengenalan teknik kemudian dengan adanya iringan minus one siswa mampu melatih kemampuan dalam memainkan sebuah iringan lagu, selain itu dengan adanya minus one siswa bisa melatih kemampuan dalam berimprovisasi. Penelitian ini, membantu peneliti dari segi teori-teori pembelajaran gitar.

Gambar

Gambar 2.1  Pemetaan Komponen pembelajaran seni yang diadaptasi dari  Budiwati dan Milyartini (2011)
Tabel 2.1 Klasifikasi media menurut Anderson  (Sumber : Solihatin dan Raharjo, 2007:26)  No  Golongan media  Contoh media
Gambar 2.2  Contoh notasi angka pada lagu  (Sumber : google.com)  Keterangan :  Angka 1 dibaca do  Angka 2 dibaca re  Angka 3 dibaca mi  Angka 4 dibaca fa  Angka 5 dibaca sol  Angka 6 dibaca la  Angka 7 dibaca si
Gambar 2.3  Contoh notasi balok pada lagu  (Sumber : google.com)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu pulsa yang dihasilkan mempunyai tinggi yang sama sehingga detektor Geiger muller tidak bisa digunakan untuk mengitung energi dari zarah radiasi

2 Ubah data Data Transaksi Penerimaan Kas yang akan dirubah di dalam database, klik simpan maka Data pada server Database akan berubah. Data Transaksi Penerimaan Kas yang

Oleh karena -ttabel<thitung< ttabel maka dapat disimpulkan bahwa terima Ho, artinya rata-rata nilai pretest kemampuan berpikir orisinil siswa pada materi larutan

Penjualan merupakan salah satu kegiatan paling penting dalam setiap usaha terutama yang bergerak dibidang perdagangan. Untuk membantu dan mengawasi kegiatan penjualan maka

Pengubahan bentuk: Langkah ini dilakukan terhadap beberapa nilai atribut yang perlu diubah seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya dan juga penyesuaian bentuk

” Proses yang dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan ”. Dari pengertian diatas maka penulis dapat menyimpulkan pengertian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam perencanaan Bangunan Fasilitas Road Race Game Center adalah untuk mendesain suatu bangunan sirkuit bertaraf nasional dengan mengutamakan

Seperti terlihat pada menu utama diatas terdapat lima button yang dapat digunakan untuk menampilkan halaman-halaman yang lain pada multimedia pembelajaran grafik