Pengaruh Pemungutan Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan
Jalan Terhadap Efektifitas Penerimaan Dearah
( Studi Empiris di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah Kota Pariaman)
Fina Edy Nur1, Yunilma1, Mukhlizul2
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Email : fina_edynur31@yahoo.com
Abstract
This research aims to test the effect of Restaurant Tax, Advertisement Tax and Street Lighting Tax on Efectiveness Reception Area at DPPKAD Pariaman City. The Population in this research is on realization budget reporting for periode 2009-2013. Hypotesis tasted by a multiple regression models. Regression analysis was done using SPSS 16.0. The results showed that a variables such as Restaurant Tax and Street Lighting Tax has significantly effect on Efectiveness Local Tax Revenue. While the variables such as Advertisement Tax has significantly effect on Efectiveness Local Tax Revenue.
Keywords : Restaurant Tax, Advertisement Tax and Street Lighting Tax Efectiveness Local Tax Revenue
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pajak merupakan pendapatan
utama bagi negara yang dibayarkan oleh wajib pajak kepada negara dan digunakan untuk kebutuhan negara seperti Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang dibayarkan oleh masyarakat dan sebagai iuran pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan perundang-undangan perpajakan.
Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pajak sangat penting bagi negara dan masyarakat yang berguna untuk pembiayaan negara dan daerah-daerah yang berada dalam satu negara tersebut. Salah satu pendapatan pajak yaitu pajak daerah.
Saat diberlakukan Undang-Undang nomor No 12 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan
Dearah, maka penyelenggaraan
pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai dengan pemberian hak
dan kewajiban penyelenggaraan
pemerintahan negara bahwa pajak daerah dan retribusi daerah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting
guna membiayai pelaksanaan
pemerintahan daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, tidak
terkecuali Kota Pariaman. Sumber
penerimaan pajak daerah di Kota Pariaman berdasarkan dari pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian C, pajak parkir, pajak BPHTB dan pajak sarang burung walet.
Berdasarkan data dari Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kota Pariaman, target dan realisasi pajak daerah kota Pariaman selama 5 tahun berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1
Target dan Realisasi Pajak Restoran Daerah Kota Pariaman tahun
2009-2013
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 target dan realisasi melebihi target maka ditahun
2010 pemerintahan Kota Pariaman
menaikan target, akan tetapi pada tahun itu realisasi tidak memenuhi target. Pada tahun 2011 pemerintahan Kota Pariaman tetap memakai target 2010 dikarena pada tahun sebelumnya target dan realisasinya tidak terpenuhi maka pada tahun 2011 tetap menetapkan target yang sama pada tahun sebelumnya, selanjutnya pada tahun 2012 pemerintahan Kota Pariaman masih menggunakan ketetapan target yang sama dari tahun-tahun karna Pada tahun 2012
pemerintahan Kota Pariaman
mensosialisasikan sistem pemakaian bill akan tetapi sebagian dari pihak restoran menolak dengan alasan konsumen lari
kerestoran lain. Pada tahun 2013
pemerintahan Kota Pariaman
meningkatkan target dikarenakan pada tahun sebelumnya target dan realiasasi
telah tercapai, pada tahun itu
Tahun Target(Rp) Realisasi(Rp) Persentasi % 2009 108.000.000 55.944.750 51,80% 2010 110.000.000 64.652.375 58,77% 2011 110.000.000 84.750.000 77,05% 2012 110.000.000 144.742.480 131,58% 2013 140.000.000 164.505.525 117,50%
pemerintahan Kota Pariaman membuat sistem undian pajak restoran pada akhir tahun agar masyarakat untuk membayar pajak.
Tabel 2
Target dan Realisasi Pajak Reklame Daerah Kota Pariaman tahun
2009-2013
Dari tabel diatas dapat disimpulkan pada tahun 2009 target dan realisasi belum terpenuhi karena pemerintahan
belum mensosialisasikan pajak dan
manfaatnya. Pada tahun 2010
pemerintahan Kota Pariaman baru
mensosialisasikan surat ketetapan pajak tetapi pada tahun itu target dan realisasi belum terpenuhi karena kurang sadarnya masyarakat kota Pariaman terhadap pajak
reklame. Pada tahun 2011-2012
pemerintahan kota Pariaman tetap
memakai target tahun sebelumnya karena pada tahun itu target dan realisasi tidak terpenuhi. dari tahun 2010-2011 target dan realisasi tidak terpenuhi disebabkan karena pemerintahan kota Pariaman
belum memiliki ketegasan untuk
pemasangan reklame yang illegal. Pada tahun 2013 pemerintahan kota Pariaman meningkatkan target karena pada tahun
sebelumnya target dan realisasi telah terpenuhi.
Tabel 3
Target dan Realisasi Pajak Penerangan Jalan Daerah Kota Pariaman
Tahun 2009-2010
Dari tabel diatas dapat
disimpulkan untuk menetapkan target pajak penerangan jalan ditetapkan oleh PLN Kota Pariaman langsung dan DPPAK hanya menerima uang pajak
penerangan jalan dari PLN Kota
Pariaman. Tahun 2009 target dan realisasi belum terpenuhi karena tahun itu kota Pariaman mengalami bencana alam. Pada
tahun 2010 mengalami peningkatan
penerimaan pajak penerangan jalan dari PLN karena kota Pariaman dalam proses pembenahan tata kota. Pada tahun 2011
pemerintahan kota Pariaman tetap
memakai target tahun sebelumnya
dikarenakan pada tahun itu target dan realisasi tidak terpenuhi. Tahun 2012-2013 meningkatkan target ditingkatkan pada tahun sebelumnya target dan realisasi telah terpenuhi. Pada tahun 2013 tetap memakai target yang sama padahal Tahun Target(Rp) Realisasi(Rp) Persentas
% 2009 1.010.000.000 772.986.469 76,53% 2010 1.600.000.000 2.014.052.428 125,88% 2011 1.650.000.000 1.444.567.420 87,55% 2012 1.650.000.000 1.833.117.166 111,10% 2013 1.650.000.000 1.924.213.238 116.62%
Tahun Target(Rp) Realisasi(Rp) Persentasi % 2009 244.000.199 387.111.497 158,65% 2010 500.000.000 497.690.762 99,54% 2011 500.000.000 616.414.807 123,28% 2012 500.000.000 652.406.140 130.48% 2013 650.000.000 785.514.339 120,85%
2012 target dan realisasi telah memenuhi dikaranakan untuk pemakaian listrik stabil, jadi pemakaian dari tahun 2012 sampai 2013 sama dengan pemakaian tahun 2012.
Berdasarkan hasil data dan
wawancara dari Dinas Pendapatan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pariaman dan wawancara beberapa restoran di Kota Pariaman, Pemerintahan Kota Pariaman sudah mensosialisasikan dan mengevaluasi tentang apa arti pajak dan manfaat pajak tersebut, terutama pajak reklame, pajak restoran, pajak penerangan jalan, tetapi dari masyarakat Kota Pariaman masih belum sadar akan guna dan manfaat pajak tersebut, terutama pajak restoran, dari jumlah data yang terdaftar di DPPKAD Kota Pariaman tahun 2013 jumlah restoran yang ada di Kota Pariaman sebanyak 52 restoran, tetapi 20 restoran yang membayar pajak restoran dan 32 yang tidak membayar pajak
restoran, pihak restoran bersedia
membayar pajak tetapi berdasarkan ketetapan yang dibuat oleh pihak restoran sendiri, ada beberapa restoran menolak sistem bill yang diberikan oleh pemerintah dengan alasan konsumen lari kerestoran lain dan ada beberapa pihak yang menjalankan bill yang diberikan oleh
pemerintahan tetapi pihak restoran
memilih-milih konsumen yang akan
diberikan bill dari pemerintahan dengan alasan konsumen pindah kerestoran lain.
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
.1.Pajak
2.1.1. Pengertian pajak
Pajak menurut UU no 36 Tahun 2008, adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara lansung dan digunakan untuk keperluaan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.1.2. Fungsi Pajak
Menurut Siti Resmi (2014:8-3) fungsi pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Fungsi Budgetair (Sumber
Keuangan Negara)
2. Fungsi Regularend (pengatur)
2.1.3.Pengelompokan Pajak
Menurut Waluyo (2013), pajak dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok, adalah sebagai berikut.
1. Menurut golongan atau
pembebanan, dibagi menjadi berikut: A. Pajak langsung,.
2. Menurut sifat
A. Pajak subjektif, B. Pajak objektif
3. Menurut pemungut dan pengelolanya, adalah sebagai berikut.
A. Pajak pusat B. Pajak daerah
2.1.4.Cara Pemungutan Pajak
Menurut Waluyo (2013), cara pemungutan pajak adalah sebagai berikut:
1. Stelsel Pajak
A. Stelsel nyata (riil stelsel) B. Stelsel anggapan (fictive stelsel) C. Stelsel campuran
2. Sistem pemungutan Pajak A. Sistem Official Assessment B. Sistem Self Assessment C. Sistem Withholding
2.2 Pajak Daerah
2.2.1.Pengertiaan Pajak Daerah
Defenisi menurut UU No 28 Tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.2.2.Sistem Pemungutan Pajak Daerah
Menurut Marihot (2005), pemungutan pajak daerah saat ini
menggunakan tiga sistem
pemungutan pajak, sebagai berikut:
a.Dibayar sendiri oleh wajib pajak. Sistem ini merupakan perwujudan dari sistem self assessment.
b.Ditetapkan oleh kepala daerah. Sistem ini merupakan perwujudan dari sistem official assessment
c. Dipungut oleh pemungut pajak. Sistem ini merupakan perwujudan dari sistem with holding.
2.2.3.Jenis-jenis Pemungutan Pajak Daerah
Menurut Marihot (2005), jenis-jenis pajak propinsi terdiri atas :
a. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Pajak Balik Nama kendaraan
Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan ; dan e. Pajak Rokok.
Jenis-jenis pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: a. Pajak Hotel; b. Pajak Restoran; c. Pajak Hiburan; d. Pajak Reklame;
e. Pajak Penerangan Jalan;
f. Pajak Mineral Bukan logam dan Batuan;
g. Pajak Parkir; h. Pajak Air Tanah.
Selain yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 34 tahum 2000, dengan menetapkan sendiri jenis pajak
yang bersifat spesifik dengan
memperhatikan kriteria yang ditetapkan dalam undang-undang tersebut.
2.3. Pajak Restoran
2.3.1.Pengertian Pajak Restoran
Perda Kota Pariaman No. 9 Tahun 2012 menyatakan bahwa pajak restoran
adalah Pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh restoran.
2.3.2.Objek Pajak Restoran
Objek pajak restoran menurut Marihot (2005), ada beberapa macam, yaitu :
1. Objek Pajak Restoran
Objek Pajak Restoran adalah
pelayanan yang disediakan
restoran dengan pembayaran.
Termasuk dalam objek pajak
restoran
Bukan Objek Pajak Restoran Pada Pajak Restoran tidak semua pelayanan yang diberikan oleh restoran/rumah makan dikenakan pajak.
2.3.3.Subjek Pajak Restoran
Menurut Marihot (2005), pajak restoran yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran.
2.4.Pajak Reklame
2.4.1.Pengertin Pajak Reklame
Menurut Perda Kota Pariaman No. 12 Tahun 2012 Tentang Pajak Reklame adalah Pajak atas penyelenggaran reklame. 2.4.2.Objek Pajak Reklame
Menurut Perda Kota Pariaman No. 12 Tahun 2012 pengertian Objek Pajak Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya dirancang untuk
tujuan komersial, memperkenalkan,
menganjurkan mempromosikan atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang dan jasa, orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan atau dinikmati oleh umum.
2.4.3.Subjek Pajak Reklame
Selain itu Perda Kota Pariaman juga menyatakan ada beberapa hal yang termasuk sebagai subjek pajak reklame, adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan Reklame.
2.5.Pajak Penerangan Jalan
2.5.1.Pengertian Pajak Penerangan Jalan
Menurut Perda Kota Pariaman No. 13 Tahun 2012 Pajak Penerangan Jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain. 2.5.2.Objek Pajak Penerangan Jalan
Menurut Perda Kota Pariaman No. 13 Tahun 2012, pengertian Objek Pajak Penerangan Jalan adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum
yang rekeningnya dibayar oleh
pemerintahan daerah, Pajak Penerangan
Jalan dipungut pajak atas setiap
penggunaan tenaga listrik.
2.5.3.Subjek Pajak Penerangan Jalan
Menurut perda Kota Pariaman menyatakan subjek pajak adalah orang
pribadi atau badan yang dapat
menggunakan tenaga listrik. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang
menggunakan tenaga listrik. nilai jual tenaga listrik.
2.6.Efektifitas Pajak
Halim dalam Triantoro (2010:6)
menyatakan apabila konsep efektifitas dikaitan dengan pemungutan pajak, maka efektifitas tersebut yang dimaksudkan adalah seberapa besar realisasi penerimaan berhasil mencapai target yang seharusnya dicapai pada suatu periode tertentu.
2.7.Pengembangan Hipotesis
2.7.1.Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Efektifitas Penerimaan PajakDearah.
Pajak Restoran merupakan salah satu sumber pendapatan pajak daerah yang dipungut atas setiap pelayanan direstoran. Oleh karena itu Rizka Aprilia Khairunnisa (2012), melakukan penelitian bahwa pajak restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah baik secara simultan maupun secara parsial
Penelitian tentang pengaruh
pemungutan pajak restoran terhadap
efektifitas penerimaan pajak daerah juga dilakukan oleh Arif Suadi R (2014) yang membuktikan pemungutan pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap efektifitas
penerimaan pajak daerah sehingga
mencapai penerimaan berhasil mencapai target yang seharusnya dicapai pada suatu periode.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali pengaruh pemungutan pajak restoran terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah yang dilakukan
di Dinas Pendapatan, pengelolaan
keuangan dan Aset Daerah Kota Pariaman. Dengan demikian, hipotesis dirimusakan sebagai berikut :
H1 : Terdapat pengaruh Pemungutan Pajak Restoran Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak Dearah.
2.7.2. Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak daerah
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaran reklame benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan, menganjurkan mempromosikan atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang dan jasa, orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dan atau dinikmati oleh umum.
Penelitian tentang pengaruh
pemungutan pajak reklame terhadap
penerimaan pajak daerah telah dilakukan
oleh Rizka Aprilia Khairunnisa (2012)
menunjukan bahwa pajak reklame
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah baik secara simultan maupun secara
persial, Triantoro (2010) juga
membuktikan bahwa pemungutan pajak reklame berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak Penelitian ini bertujuan untuk menguji
kembali pengaruh penerimaan pajak
reklame terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah yang dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Dearah Kota Pariaman. Dengan demikian hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
H2 : Terdapat pengaruh pemungutan pajak reklame terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah
2.7.3. Pengaruh Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah.
Pajak penerangan jalan adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun diperoleh dari sumber lain, penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya dibayar oleh pemerintahan daerah
Rizka Aprilia Khairunnisa (2012) membuktikan bahwa pajak penerangan jalan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh pemungutan pajak penerangan jalan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah yang dilakukan
di dinas pendapatan, pengelolaan
keuangan dan Aset Daerah Kota Pariaman. Dengan demikian hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
H3 : Terdapat pengaruh pemungutan pajak penerangan jalan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah.
Metodologi
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah laporan realisasi anggaran pajak daerah di Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pariaman.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari laporan realisasi anggaran pajak restoran, pajak reklame, dan pajak penerangan jalan, di DPPKAD Kota Pariaman.Tahun 2009-2013.
Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, berdasarkan sumbernya data yang digunakan yaitu
sekunder diambil secara perbulan laporan realisasi anggaran dari tahun 2009-2013 berupa data yang telah dikumpulkan di DPPAKD Kota Pariaman.
Model penelitian ini dapat
disajikan dalam bentuk persamaan:
Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Dimana:
Y= Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah
α= Konstanta
X1= Pajak Restoran
X2= Pajak Reklame
X3= Pajak penerangan Jalan
e= atau pengganggu
Hasil dan Pembahasan A. Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1
Statistik Deskriptif Penelitian Ket N Min Maks Mean Std.
Deviasi
EPD 53 19,10 21,71 20,1749 0,76932 PRS 53 15,16 20,24 18,5157 1,00573 PRM 53 13,35 18,26 16,8268 1,03511 PPJ 53 17,03 20,69 19,4539 0,73255
B. Hasil Uji Asumsi Klasik 1.Hasil Uji Normalitas
Masing-masing variabel dikatakan normal apabila nilai Asymp. Sig (2-tailed) besar dari nilai alpha yaitu 0,05 (Ghozali, 2013) Tabel 1. Uji Normalitas Keterngan Variabel Asymp Sig (2-Tailed ) Alph a Kes Efetifitas penerimaan daerah (EPD) 0,200 0,05 Normal Pajak Restoran (PRS) 0,429 0,05 Normal Pajak Reklame (PRM) 0,328 0,05 Normal Pajak Penerangan Jalan (PPJ) 0,67 0,05 Normal
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada Tabel 1 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel terdistribusi normal.
2.Hasil Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi pada
penelitian ini menggunakan uji Uji Durbin Watson (DW) variabel dikatakan tidak
memiliki autokorelasi jika: -2 < DW < 2 (Anderson, 2001 dalam Sarwono,2013).
Tabel 2.
Hasil Uji Autokorelasi
Model DW
1 0,828
Sumber: Hasil olah data SPSS
Hasil yang diperoleh pada tabel 2. Bahwa pada tabel model 1 nilai Durbin Waston, yang diperoleh adalah sebesar 0,828 jika -2<0,828<2 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala Autokorelasi dalam model regresi.
3.Hasil Uji Multikolinearitas
Masing-masing variabel pada
penelitian ini dikatakan tidak mengalami
multikolinearitas apabila nilai
tolerance<0,10 sama nilai VIF>10 (Ghozali, 2013)
Tabel 3.
Hasil Uji Multikolinearitas
Keterangan Tolera nce VIF Kesimpul an Efektifitas Penerimaan Pajak (EPD) 0,421 2,378 Tidak Terjadi Multikol Pajak Restoran (PRS) 0,487 2,055 Tidak Terjadi Multikol Pajak Reklame (PRM) 0,597 1,674 Tidak Terjadi Multikol Pajak Peneranagan Jalan (PPJ) 0,831 1,203 Tidak Terjadi Multikol
Pada Tabel 3. Bahwa masing-masing variabel independen yangmembentuk suatu model telah memiliki nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen yang akan dibentuk kedalam sebuah model atau persamaan regersi berganda tidak teridentifikasi Multikolinaeritas.
4.Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser, dimana nilai signifikan > nilai alpha 0,05
yang memperlihatkan tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2013).
Tabel 4.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Keterangan Sig Alph
a Kes Pajak Restoran (PRS) 0,571 0,05 Tidak terjadi Heterokedas tisitas Pajak Reklame (PRM) 0,132 0,05 Tidak terjadi Heterokedas tisitas Pajak Penerangan Jalan (PPJ) 0,054 0,05 Tidak terjadi Heterokedas tisitas
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS
Pada tabel 4. Terlihat bahwa pada model persamaan regresi masing-masing variabel penelitian pada Pajak Restoran (PRS),
Pajak Reklame (PRM) dan Pajak
Penerangan Jalan (PPJ), disimpulkan bahwa model regersi absolute yang telah
dibentuk terbebas dari gejala
heterokedastisitas. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
C.Hasil Pengujian Hipotesis
Menurut Ghozali (2013), hipotesis dapat diterima apabila nilai signifikan variabel lebih kecil dari alpha 0,05.
Tabel 5
Hasil Pengujian Hipotesis
Variab el Peneliti an Koefis ien Regres i
Sig Alpha Kesimp ulanHi potesis Constan ta 3,750 0,02 0,05 - Pajak Restora n (PRS) 0,443 0,000 0,05 H1 Diterim a Pajak Reklam e (PRM) 0,108 0,77 0,05 H2 Ditolak Pajak Peneran gan Jalan (PPJ) 0,330 0,000 0,05 H3 Diterim a Adj R-square 0,837 F-Stat Sig 90,165 0,000* (*) Signifikan padaα 5%
D.Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis
1.Pengaruh Pajak Restoran Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak Dearah
Pada persamaan terlihat koefisian regresi bertanda positif yang dimiliki oleh pajak restoran dengan nilai signifikan, Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan adalah H1 Diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa pajak restoran
berpengaruh signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah tahun 2009-2013. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan Rizka Aprilia Khairunnisa (2012), melakukan penelitian bahwa pajak restoran berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah secara simultan maupun secara parsial.
2.Pengaruh Pemungutan Pajak Reklame Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah
Pada persamaan terlihat koefisian regresi berganda bertanda positif yang dimiliki oleh pajak reklame akan. Hasil
yang diperoleh menunjukan bahwa
keputusanya adalah H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah tahun 2009-2013. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizka
Aprilia Khairunnisa (2012) membuktikan bahwa pajak reklame secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah
3 Pengaruh Pajak Penerangan Jalan Terhadap Efektifitas Penerimaan Pajak Daerah
Pada persamaan terlihat regresi berganda yang bertanda positif yang diperoleh menunjukan bahwa keputusan adalah H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pajak penerangan jalan berpengaruh positif signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah tahun 2009-2013.
Hasil penelitian ini berada dengan penelitian yang dilakukan Rizka Aprilia Khairunnisa (2012) membuktikan bahwa pajak penerangan jalan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah.
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Berdasarkan kepada analisis dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Pajak restoran berpengaruh positif signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah. Hal ini diduga
karena pajak restoran telah memenuhi target dan realisasi pajak daerah. 2. Pajak reklame tidak
berpengaruh positif signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah. Hal ini diduga karena pajak reklame belum memenuhi target dan
realisasi pajak daerah. 3. Pajak penerangan jalan
berpengaruh positif signifikan terhadap efektifitas penerimaan pajak daerah. Hal ini diduga karena pajak penerangan jalan telah memenuhi target dan realisasi pajak daerah.
Saran
Berdasarkan kepada keterbatasan penelitian maka diajukan sejumlah saran yang dapat bermanfaat bagi: Penelitian
dimasa mendatang disarankan untuk
mencoba memperpanjang periode
observasi data karena semakin panjang periode observasi tentu akan mamberikan gambaran yang lebih luas tentang kondisi
pemerintahan yang sesungguhnya
sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi hasil penelitian yang lebih baik dimasa mendatang. Untuk pemerintahan,
untuk lebih mengadakan sosialisasi
tentang pentingnya pajak kepada
masyarakat memberikan bimtek dan
penelitian kepada petugas pajak khususnya
yang berkaitan langsung dengan
pemungutan pajak tersebut.
Daftar Pustaka
Aprila, Riska. 2012. Pengaruh
pemungutan Pajak Restoran , Pajak Reklame, Dan Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Efektifitas Penerimaan
Pajak Daerah. Jurnal Akuntansi.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19.Edisi 5. Badan Penerbitan Universitas Diponegoro : Semarang.
Maulida, Aidina. 2012. Efektivitas pengelolaan Pajak Restoran diDinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kota
Serang. Skripsi (S1). Fakultas
Ekonomi. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Peraturan Daerah Kota Pariaman No 12 Tahun 2012 Tentang Pajak Reklame.
Peraturan Daerah Kota Pariaman No 9 Tahun 2012 Tentang Pajak Restoran.
Peraturan Daerah Kota Pariaman No 13
Tahun 2012 Tentang Pajak
Penerangan jalan.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan
Kasus.Edisi 8.Buku 1. Salemba
Empat : Jakarta.
Siahaan, Marihot. 2006. Pajak Dearah &
Retribusi Daerah. PT
RAJAGRAFINDO PERSADA: Jakarta.
Suciadi R, Arif. 2014. AgusTingkat Kontribusi dan Efektifitas Pajak Restoran Pada Pendapatan Daerah (PAD)
Triantono, Arvian. 2010. “Efektifitas Pemungutan Pajak Reklame dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak daerah diKota Bandung”. Jurnal. Bandung.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 34 Tahun 2000 tentang
perubahan atas Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Daerah dan Retribusi daerah.
Waluyo. 2013. Perpajakan Indonesia. Buku 1.Edisi 11. Salemba: Jakarta.