• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRIORITAS NASIONAL 9: LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRIORITAS NASIONAL 9: LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

Musrenbangnas RKP Tahun 2011

Jakarta 28 April – 1 Mei 2010

PRIORITAS NASIONAL 9:

LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN

BENCANA

(2)

1. Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana

Dalam RPJMN 2010-2014

2. Arah Kebijakan dan Sasaran RKP 2011

3. Kondisi dan Target 2011

4. Persandingan UPPD dan Renja K/L

OUTLINE

(3)

KERANGKA PIKIR PRIORITAS 9

BAPPENAS

Lingkungan

Hidup

• Perubahan Iklim

• Perbaikan Kualitas

Lingkungan

Pengelolaan

Bencana

• Sistem Peringatan Dini

• Peningkatan Kapasitas

Pengelolaan Bencana

Pembangunan

Nasional

(4)

1. Prioritas 9:

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana dalam RPJMN 2010-2014

(5)

Konservasi dan pemanfaatan lingkungan

hidup mendukung pertumbuhan ekonomi

dan kesejahteraan yang keberlanjutan;

serta

Penguasaan dan pengelolaan risiko

bencana untuk mengantisipasi perubahan

iklim

Tema Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana Dalam RPJMN 2010-2014

(6)

Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana Dalam RPJMN 2010-2014

BAPPENAS

No.

SUBSTANSI INTI:

LINGKUNGAN HIDUP DAN

PENGELOLAAN

BENCANA

DUKUNGAN

DAERAH YANG

DIHARAPKAN

1.

Perubahan iklim:

Peningkatan keberdayaan pengelolaan

lahan gambut,

Peningkatan hasil rehabilitasi seluas

500,000 ha per tahun,

Penekanan laju deforestasi secara

sungguh-sungguh diantaranya melalui kerjasama

lintas kementerian terkait serta optimalisasi

dan efisiensi sumber pendanaan seperti

dana Iuran Hak Pemanfaatan Hutan

(IHPH), Provisi Sumber Daya Hutan

(PSDH), dan Dana Reboisasi

Penyediaan Data dan

Informasi

Pemeliharaan tanaman

di luar kawasan hutan

Penegakan Hukum

Daerah (Perda) terkait

Tata Ruang dan Lahan

Hijau

(7)

Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana Dalam RPJMN 2010-2014

BAPPENAS

No.

SUBSTANSI INTI:

LINGKUNGAN HIDUP DAN

PENGELOLAAN

BENCANA

DUKUNGAN

DAERAH YANG

DIHARAPKAN

2.

Pengendalian Kerusakan Lingkungan:

Penurunan beban pencemaran lingkungan

melalui pengawasan ketaatan

pengendalian pencemaran air limbah dan

emisi di 680 kegiatan industri dan jasa

pada 2010 dan terus berlanjut;

Penurunan jumlah hotspot kebakaran

hutan sebesar 20% per tahun

Penurunan tingkat polusi keseluruhan

sebesar 50% pada 2014;

Penghentian kerusakan lingkungan di 11

Daerah Aliran Sungai yang rawan bencana

mulai 2010 dan seterusnya

Penyediaan Data dan

Informasi Kualitas

Lingkungan

Pelaksanaan SPM

Bidang LH di daerah

(Pemantauan Kualitas

Air dan Udara)

Pencegahan Kebakaran

Penegakan Hukum

Daerah (Perda) Tata

Ruang dan Tata Guna

Lahan

(8)

Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana Dalam RPJMN 2010-2014

BAPPENAS

No.

SUBSTANSI INTI:

LINGKUNGAN HIDUP DAN

PENGELOLAAN

BENCANA

DUKUNGAN

DAERAH YANG

DIHARAPKAN

3.

Sistem Peringatan Dini:

Penjaminan berjalannya fungsi Sistem

Peringatan Dini Tsunami (TEWS) dan

Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS)

mulai 2010 dan seterusnya, serta Sistem

Peringatan Dini Iklim (CEWS) pada 2013

Dukungan pelaksanaan

Sistem Peringatan Dini

Bencana (Tsunami,

Cuaca, Gempa Bumi)

(9)

Prioritas 9: Lingkungan Hidup dan Pengelolaan

Bencana Dalam RPJMN 2010-2014

BAPPENAS

No.

SUBSTANSI INTI:

LINGKUNGAN HIDUP DAN

PENGELOLAAN

BENCANA

DUKUNGAN

DAERAH YANG

DIHARAPKAN

4.

Kapasitas :

Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah

dan masyarakat dalam usaha pengurangan

risiko, mitigasi dan penanganan bencana

dan bahaya kebakaran hutan di 33 propinsi

Pembentukan BPBD

Pengintegrasian

pengurangan risiko

bencana kedalam

kebijakan

pembangunan daerah

Peningkatan kapasitas

penanggulangan

bencana di daerah

(10)

2. Arah Kebijakan dan Sasaran

RKP 2011

(11)

1.Perubahan Iklim

Upaya yang terus menerus untuk pengurangan lahan

kritis melalui:

rehabilitasi dan reklamasi hutan,

peningkatan pengelolaan kualitas ekosistem lahan gambut.

Peningkatan kualitas kebijakan konservasi dan

pengendalian kerusakan hutan dan lahan yang terpadu,

Evaluasi pemanfaatan ruang berdasarkan daya dukung

dan daya tampung lingkungan yang bersifat lintas K/L,

serta

Dukungan terhadap penelitian dan pengembangan untuk

penurunan gas rumah kaca dan adaptasi perubahan

iklim.

2. 1 BUKU I PRIORITAS NASIONAL

(12)

2.

Pengendalian Kerusakan Lingkungan

Pelestarian daya dukung dan pemulihan kualitas daya

tampung lingkungan hidup

Terkendalinya pencemaran dan perusakan lingkungan

hidup

Terjaganya kelestarian SDA dan LH dan kemampuan SDA

dalam mendukung pembangunan berkelanjutan

Penguatan kelembagaan dan peningkatan kesadaran

masyarakat yang ditandai dengan berkembangnya proses

rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan

lingkungan hidup

Terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan

yang didukung oleh semua sektor.

2. 1 BUKU I PRIORITAS NASIONAL

(13)

3. Sistem Peringatan Dini

• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan

penguatan kelembagaan.

• Peningkatan

akurasi

jangkauan

dan

kecepatan

penyampaian informasi dengan menambah dan

membangun jaringan observasi, telekomunikasi dan

sistem kalibrasi, dan pendirian Pusat Basis Data dan

informasi yang terintegrasi.

2. 1 BUKU I PRIORITAS NASIONAL

(14)

4. Penanggulangan Bencana

Terlaksananya penyelamatan dan evakuasi korban bencana

yang cepat efektif dan terpadu.

Terbentuknya tim gerak cepat (unit khusus penanganan

bencana) dengan dukungan alat transportasi yang

memadai dengan basis 2 lokasi strategis (Jakarta-Malang)

yang dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia.

Terlaksananya peningkatan kapasitas aparatur pemerintah

dan masyarakat dalam usaha pengurangan risiko, mitigasi

dan penanganan bencana dan bahaya kebakaran hutan di

33 propinsi,

Penyusunan

dan

sosialisasi

panduan

kesiapsiagaan

masyarakat pendayagunaan teknologi mitigasi bencana.

Tersedianya peta rawan bencana bagi keperluan mitigasi

bencana.

2. 1 BUKU I PRIORITAS NASIONAL

14

(15)

Lintas Bidang Perubahan

Iklim Global

Lintas Bidang Pembangunan

Kelautan Berdimensi Kelautan

BIDANG SDA DAN LH DALAM

BAB 1. KEBIJAKAN

PENGARUSUTAMAAN DAN

LINTAS BIDANG

15

Pengarusutamaan

Pembangunan Berkelanjutan

RKP 2011: BUKU 2 BAB 1

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(16)

LATAR BELAKANG

 Pencemaran dan penurunan kualitas daya dukung lingkungan hidup terus

terjadi

 Perlunya integrasi pembangunan berkelanjutan ke dalam pembangunan

sektoral dan koordinasi antarberbagai pihak SASARAN

 Teradopsinya pertimbangan

ekonomi, sosial, lingkungan dalam perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan

 Terpeliharanya kualitas LH

(membaiknya indeks kualitas LH)

 Disepakati dan disusunnya

indeks kualitas LH sebagai alat mengukur pembangunan

berkelanjutan

PENGARUSUTAMAAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

ARAH KEBIJAKAN

 Kegiatannya merupakan upaya

integral dalam pembangunan sektoral dan kewilayahan

 Mempertimbangkan kondisi sosial

kemasyarakatan, daya dukung dan daya tampung lingkungan

 Pengarusutamaan dilakukan pada

sektor yang memberikan dampak besar terhadap kualitas lingkungan

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(17)

INDIKATOR KINERJA

PENGARUSUTAMAAN PEMBANGUNAN

Lanjutan pengarusutamaan…..

EKONOMI

Indikator ekonomi makro: pertumbuhan ekonomi dan

dampak ekonomi

SOSIAL

Tingkat partisipasi masyarakat pelaku pembangunan

Partisipasi masyarakat marginal

Dampak terhadap struktur sosial masyarakat

Tatanan/nilai sosial

LINGKUNGAN HIDUP

Dampak terhadap kualitas air, udara, lahan, dan

ekosistem (keanekaragaman hayati)

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(18)

KONDISI SAAT INI

 Meningkatnya bencana terkait iklim seperti banjir, kekeringan, kebakaran

hutan dan perubahan keanekaragaman hayati.

 Kenaikan muka air laut telah mempengaruhi pola perhubungan

antarpulau, kerusakan sarana dan prasarana pesisir, intrusi air laut yang makin tinggi, dan kemampuan nelayan untuk melaut.

LINTAS BIDANG : PERUBAHAN IKLIM

PERMASALAHAN/ISU

 Rendahnya kapasitas

sumber daya manusia dan institusi pengelola

 Masih terbatasnya

ketersediaan data dan informasi

 Masih kurangnya

kesadaran masyarakat

SASARAN

 Meningkatnya kapasitas adaptasi perubahan

iklim, pertanian, kelautan dan perikanan, sarpras, kesehatan

 Meningkatnya kapasitas mitigasi di sektor

pertanian, kehutanan, lahan, gambut, energi, transportasi, industri dan pengolahan limbah

 Menurunnya emisi GRK … juta ton CO2  Tersusunnya MRV nasional

 Tersusunnya Sistem Inventory GRK nasional

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(19)

ARAH KEBIJAKAN

Peningkatan kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di

berbagai sektor pembangunan dan penguatan kelembagaan;

Tersedianya pendanaan alternatif untuk pelaksanaan kegiatan

dalam rangka pengendalian perubahan iklim;

Pengurangan emisi di sektor energi, kehutanan dan limbah;

Peningkatan kapasitas adaptasi sektor dan daerah terutama dalam

bidang pertanian, kelautan dan perikanan, kesehatan dan sumber

daya air;

Pengembangan kebijakan dan peraturan perundangan mengenai

perubahan iklim.

19

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(20)

KONDISI SAAT INI

Tata kelola wilayah lautan masih partial dan bias ke daratan

sehingga kebijakan yang ada tidak utuh dan terintegrasi

LINTAS BIDANG : PEMBANGUNAN KELAUTAN

BERDIMENSI KEPULAUAN

PERMASALAHAN/ISU

 Minimnya infrastruktur pendukung  Wilayah perbatasan dan terpencil

kondisinya masih terbelakang, terutama di pulau kecil perbatasan

 Belum terselesaikannya batas wilayah laut

dengan negara tetangga

 Masih lemahnya pengendalian dan

pengawasan SD kelautan

 Habitat ekosistem pesisir dan laut

semakin rusak  menurunnya

ketersediaan SD plasma nutfah dan meluasnya abrasi pantai

 Minimnya riset teknologi kelautan dan

penerapannya

SASARAN

 Pengembangan data dan informasi serta

riset SD kelautan non konvensional

 Pengembangan infrastruktur dasar di

pulau-pulau kecil terluar dan fasilitas perintis

 Peningkatan kerja sama dan tata batas

wilayah laut

 Peningkatan pengawasan

 Penataan ruang dan zonasi di pesiisr dan

lautan

 Rehabilitasi, konservasi SD kelautan dan

perikanan

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(21)

 Meningkatkan sinergitas antar sektor/daerah/pemangku kepentingan

dalam pemanfaatan dan pengelolaan SD kelautan dan pulau-pulau kecil melalui penyusunan tata ruang/zonasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil;

 Meningkatkan pemahaman tehadap konsep negara kepulauan bagi

generasi muda dan masyarakat luas melalui peningkatan modul di sekolah dan peningkatan public awareness;

 Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pelanggaran di laut;

 Meningkatkan pengamanan, menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah

NKRI:

 Pembangunan ekonomi kelautan yang terfokus dan terintegrasi untuk

sektor-sektor strategis untuk pendorong peningkatan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, termasuk membangun industri maritim.;

 Meningkatkan sarana dan prasarana penghubung antarpulau dalam

rangka menjadikan laut sebagai perekat NKRI;

 Meningkatkan upaya pelestarian lingkungan pesisir dan laut dalam rangka

menjaga dan mempertahankan fungsinya sebagai pendukung kehidupan. 21

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN

BERDIMENSI KEPULAUAN

2.2 PENGARUSUTAMAAN DAN LINTAS BIDANG

(22)

3.3. Dukungan Program dari K/L

BAPPENAS

Kementerian/Lembaga Program Terkait

Kementerian Lingkungan Hidup Program Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Kementerian Kehutanan • Program Peningkatan Fungsi Dan Daya Dukung DAS Berbasis

Pemberdayaan Masyarakat

• Program Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Perlindungan Hutan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Program Pengembangan dan Pembinaan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika

Kementerian Kelautan dan Perikanan

• Program Pengelolaan Sumber Daya Laut, Pesisir dan Pulau-pulau

Kecil

• Program Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan • Program Penelitian dan Pengembangan IPTEK Kelautan dan

Perikanan Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia

Program Penelitian , Penguasaan dan Pemanfaatan IPTEK BAKOSURTANAL Program Survei dan Pemetaan Nasional

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Program Penanggulangan Bencana

Kementerian Ristek Program Peningkatan Kemampuan IPTEK dan Penguatan Sistem Inovasi Nasional

(23)

Keberlanjutan Pelaksanaan Inpres 1/2010

Penyiapan penetapan kelas air di tingkat kab/kota untuk 13 sungai

prioritas dari 119 kab/kota

Penyelesaian pemetaan kesatuan hidrologi gambut di 8 provinsi

Berkurangnya volume sampah melalui 3R dalam skala kota untuk

kota besar dan metropolitan

Pembangunan TPA regional dan sanitary landfill

Keberlanjutan Pelaksanaan Inpres 3/2010

Pengembangan kawasan konservasi dan ekosistem esensial (Sumut,

Sumbar, Jambi, Kaltim, Sulut, Sulsel, NTT, Papua Barat, Papua,

Sulteng)

Pengembangan Hutan Rakyat, Kemitraan, Kebun Bibit Rakyat

(KBR)

Penetapan kelembagaan KPHP dan KPHL

Pengelolaan dan Pengembangan Konservasi Kawasan dan Jenis

(NTT, Sumbar, Sulsel, Maluku, NTB)

PERHATIAN KHUSUS

(24)

3. Kondisi dan Target 2011

(25)

1. Perubahan Iklim

BAPPENAS

Peningkatan keberdayaan pengelolaan lahan gambut dan

peningkatan hasil rehabilitasi seluas 500,000 ha per tahun

NO

PROPINSI

LUAS LAHAN SASARAN

REHABILITASI (Ha)

1

Kalimantan Selatan

507,4

2

Kalimantan Tengah

294,1

3

Kalimantan Selatan

61,2

4

Kalimantan Timur

194,7

TOTAL INDONESIA

2,500,000

WILAYAH KALIMANTAN

(26)

Penurunan beban pencemaran lingkungan melalui pengawasan

ketaatan pengendalian pencemaran air limbah dan emisi di 680

kegiatan industri dan jasa

2. Pengendalian Kerusakan Lingkungan

BAPPENAS

Jenis industri dan jasa: pertambangan, energi, migas,

agro industri, manufaktur dan jasa (termasuk rumah

sakit)

Kegiatan yang dilakukan :

Pengendalian Pencemaran Air

Pengendalian Pencemaran Udara

Pengelolaan B3 dan Limbah B3

Kegiatan Pertambangan, Energi,

Minyak dan Gas

Pengelolaan B3 dan Limbah B3

manufaktur, Agroindustri dan Jasa

Administrasi Pengelolaan B3 dan

Limbah B3

Penanganan Kasus Lingkungan

Wilayah

Jumlah

Sumatera

202

Jawa

348

Kalimantan

89

Bali Nusa Tenggara

6

Sulawesi, Maluku dan

Papua

(27)

Penghentian kerusakan lingkungan di 13 Daerah Aliran Sungai

(DAS) yang rawan bencana

2. Pengendalian Kerusakan Lingkungan

BAPPENAS

WILAYAH/PROVINSI

DAS ‘Sangat’ Prioritas

1. Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah 2. Jambi, Sumatera Barat

3. Jawa Timur

4. Jawa Barat, DKI Jakarta 5. Jawa Barat, Banten 6. Jawa Barat

7. Jawa Barat

8. Riau, Sumatera Barat

9. Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu 10. DIY, Jawa Tengah

11. Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat 12. Lampung

13. DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur

1. DAS Barito

2. DAS Batang Hari 3. DAS Brantas 4. DAS Ciliwung 5. DAS Cisadane 6. DAS Citanduy 7. DAS Citarum 8. DAS Kampar 9. DAS Musi 10. DAS Progo 11. DAS Saddang 12. DAS Sekampung 13. DAS Solo

(28)

2. Pengendalian Kerusakan Lingkungan

BAPPENAS

No Kawasan Konservasi Jumlah Kawasan Luas (Ha) A Inisiasi Dephut 40 5,418,931.55

- Taman Nasional Laut 7 4,043,541.30

- Taman Wisata Alam Laut 18 767,102.00

- Suaka Margasatwa 7 337,308.25

- Cagar Alam Laut 8 270,980.00

B Inisiasi Pemda dan DKP 83 11,633,805.25

- Kawasan Konservasi Perairan Nasional 18 3,521,130.01 - Kawasan Konservasi Laut Daerah 36 8,110,136.11

- Suaka Perikanan 3 453.23

- DPL dan DPM 26 2,085.90

Jumlah Total 123 17,052,736.80

(29)

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD)

BAPPENAS

PROVINSI LUAS (HA)

NAD 50,000 SUMUT 111,483 SUMBAR 51,276 KEP. RIAU 682,769 BENGKULU 50,308 LAMPUNG 14,867 JABAR 32,315 JATENG 6,800 KALBAR 15,300 KALSEL 22,099 KALTIM 1,271,949 SULTRA 27,936 SULTRA 3,000 GORONTALO 2,460 SULSEL 21,486 NTB 49,557 NTT 3,921,138 PAPUA 1,177,646 PAPUA BARAT 597,747 TOTAL 8,110,136

(30)

2. Pengendalian Kerusakan Lingkungan

BAPPENAS

penurunan tingkat

hotspot

kebakaran hutan sebesar 20% per

tahun

Berupa : Kebijakan dan Penerapan Mekanisme Pencegahan Kebakaran Hutan

dan Lahan , serta Penanganan Kasus Lingkungan terkait kebakaran hutan

No

Wilayah Prioritas

Provinsi

1.

Kalimantan

Kalimantan Tengah

Kalimantan Selatan

Kalimantan Timur

Tersedianya data sebaran

hotspot di 7 Provinsi rawan

kebakaran hutan dan lahan

sebagai indikator

keberhasilan pelaksanaan

mekanisme pencegahan

kebakaran hutan

(31)

2. Pengendalian Kerusakan Lingkungan

BAPPENAS

penurunan tingkat polusi keseluruhan

Kegiatan yang dilakukan,diantaranya :

• Pengendalian Pencemaran Udara

• Pengendalian Pencemaran Udara dari Emisi dan Kebisingan

Kendaraan Bermotor

• Kebijakan Instrumen Ekonomi dalam Pengelolaan LH (Insentif

Pendanaan)

No.

Wilayah

Kota Besar

(32)

3. Sistem Peringatan Dini :

BAPPENAS

Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini

Tsunami (TEWS) dan Sistem Peringatan Dini Cuaca

(MEWS)

Sistem

Wilayah

Provinsi

TEWS

Regional Center 1. Medan (9 lok)

Regional Center 2. Bandung (18 lok)

Regional Center 3. Denpasar (6 lok)

Regional Center 4. Makassar (15 lok)

Regional Center 5. Jayapura (4 lok)

Regional Center 6. Padang (13 lok)

Regional Center 7. Jogyakarta (24 lok)

Regional Center 8. Kupang (4 lok)

Regional Center 9. Ambon (5 lok)

Regional Center 10. Manado (7 lok)

(33)

3. Sistem Peringatan Dini :

33

BAPPENAS

Penjaminan berjalannya fungsi Sistem Peringatan Dini Tsunami (TEWS)

dan Sistem Peringatan Dini Cuaca (MEWS)

Sistem Wilayah Provinsi

MEWS 1. Aceh 2. Medan 3. Padang Sidempuan 4. Pekanbaru 5. Padang 6. Sungai Penuh 7. Jambi 8. Palembang 9. Bengkulu 10.Lampung 11.Jakarta 12.Bandung 13.Semarang 14.Surabaya 15.Denpasar 16.Sumbawa Besar 17.Dompu 18.Ruteng 19.Alor 20.Kupang 21.Saumlaki 22.Ambon 23.Buru 24.Labuha 25.Masifo 26.Pontianak 27.Sintang 28.Pangkalanbun 29.Palangkaraya 30.Sungai Pinang 31.Banjarmasin 32.Samarinda 33.Longwai 34.Tarakan 35.Longnawan 36.Makassar 37.Polewali 38.Baubau 39.Palu 40.Luwuk 41.Gorontalo 42.Manado 43.Sorong 44.Nabire 45.Fak Fak 46.Pamdai 47.Timika 48.Jayapura 49.Merauke 50.Wamena 51.Tanah Merah 33 Provinsi

(34)

4. Penanggulangan Bencana

BAPPENAS

No.

Wilayah

Jenis Bencana

1.

Wilayah Kalimantan

Gempa Bumi, Tsunami, Letusan

Gunung Api, Gerakan Tanah, Banjir,

Gelombang Pasang, Kebakaran

Hutan, Banjir - Longsor, Kekeringan

No.

Strategi Pembangunan Wilayah

Lokasi Sasaran

1.

Pemenuhan Kebutuhan dan

Pendistribusian Peralatan dan

Logistik di Kawasan Rawan Bencana

Kalimantan Barat; Kalimantan

Timur

(35)

4. Persandingan UPPD dan Renja K/L

(36)

REPUBLIK INDONESIA

Referensi

Dokumen terkait

Garis Anggaran (Budget Line) B. Garis Anggaran Garis anggaran adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu,

Berdasarkan Tabel 14 lahan gambut pada wilayah penelitian yang memiliki tingkat kehijauan vegetasi sangat rendah (NDVI 0,051 – 0,1) memiliki peluang yang paling besar

Sejauh ini dalam proses desain, anda telah mengidentifikasi kebutuhan target audiens anda dan menentukan beberapa tujuan dan sasaran untuk pelatihan. Isi utama dari pendidikan

harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata, dan seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai

Sejarah yang ditulis pada masa Orde Baru dapat dikatakan adalah sejarah orang-orang yang berkuasa pada masa itu.. Maka tak salah bila hampir tidak ada satupun buku sejarah resmi

Penelitian ini dilakukan untuk menentukan komposisi terbaik dari kombinasi polimer hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dan Carbopol terhadap % moisture content (MC)

The average request size of Financial1 (4.5KB) is just a little larger than the page size of the simulated SSD (4KB); and we also find that 90% of its requests are 4KB or smaller.

Mata kuliah ini membahas dasar-dasar sistem informasi berbasis komputer, menggunakan teknologi informasi untuk keunggulan bersaing dan ikut serta dalam perdagangan