• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT RENCANA STRATEGIS DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT RENCANA STRATEGIS DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT

RENCANA STRATEGIS

DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

TAHUN 2011-2015

DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Jl. Mahoni Komplek Pertanian Sukomananti Kec. Pasaman Kab. Pasaman Barat Prop. Sumatera Barat

(2)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 i

(3)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar belakang ... 1

I.2. Maksud dan tujuan ... 2

I.3. Landasan hukum... 2

I.4. Hubungan renstra dengan dokumen perencanaan lainnya ... 3

I.5. Sistematika penulisan ... 3

BAB II. KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD Kedudukan, tugas pokok dan fungsi SKPD ... 4

BAB III. GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAAN PELAYANAN SKPD III.1. Kondisi penyelenggaraan pelayanan SKPD ... 5

III.2. Pengembangan perkebunan Kabupaten Pasaman Barat ... 10

III.3. Kondisi yang diinginkankedepan ... 14

III.4. Issu strategis berdasarkan tupoksi ... 15

BAB IV. VISI, MISI,TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI IV.1. Visi ... 16

IV.2. Misi ... 16

IV.3. Tujuan dan sasaran ... 17

IV.4. Kebijakan dan strategi ... 19

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana program dan kegiatan ... 21

BAB VI. PENUTUP Penutup ... 23 LAMPIRAN

(4)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 iii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Luas areal dan produksi komoditi perkebunan ... 5

Tabel 2. Luas arel dan produksi perkebunan kelapa sawit ... 6

Tabel 3. Luas arel dan produksi perkebunan kakao ... 7

Tabel 4. Luas arel dan produksi perkebunan karet ... 8

Tabel 5. Luas arel dan produksi perkebunan nilam ... 9

Tabel 6. Data potensi / cadangan areal komoditi perkebunan ... 10

Tabel 7. Data pabrik pengolahan TBS kelapa sawit (PKS) ... 11

Tabel 8. Data alat dan mesin pasca panen kakao ... 12

(5)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 1 BAB I

PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Otonomi Daerah membawa implikasi yang sangat luas terhadap perkembangan Daerah. Artinya daerah diberi kesempatan dan keleluasan untuk menyelenggarakan Otonomi Daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000.

Dalam Penyelenggaraan otonomi daerah perlu lebih mengutamakan pelayanan masyarakat, pemerataan dan keadilan dengan mempertimbangkan serta memperhatikan potensi daerah.

Untuk menghadapi perkembangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri dengan tantangan persaingan yang semakin mengglobal, maka Otonomi Daerah bertujuan menciptakan kreatifitas daerah dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, maka melalui UU Otonomi Daerah dimaksud dan Peraturan Pemerintah Nomor : 38 tahun 2007, tentang pembagian kewenangan antara pemerintah, pemerintah propinsi dan pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat telah memberi kewenangan yang luas kepada Daerah untuk mengurus rumahtangganya sendiri. Hal ini berarti terbuka peluang yang lebih besar bagi daerah untuk mengatur, mengolah dan mengembangkan potensi yang ada di daerah. Daerah tidak hanya sebagai pelaksana pembangunan tetapi juga melaksanakan fungsi mengurus rumahtagganya sendiri.

Sebagai esensi dari keberadaan Pemerintah Daerah, maka kabupaten Pasaman Barat mempunyai “Visi” yaitu “Membangun Pasaman Barat di atas Tadah Agama untuk Kesejahteraan Umat Dunia dan Akhirat” Sebagai upaya dalam mencapai visi tersebut maka di tetapkan “5 (lima) Misi yang sekaligus sebagai Agenda Pokok” Kabupaten Pasaman Barat 2011-2015.

Salah satu Bidang dari 5 misi tersebut terkait bidang Perkebunan yang meliputi: Menggali dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dalam pembangunan yang berwawasan lingkungan. Berdasarkan misi ini maka Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat Menjabarkan dalam bentuk Visi dan Misi SKPD Dinas Perkebunan. yang mengacu kepada Visi dan Misi Pimpinan Daerah yaitu :

”Terwujudnya agroindustri perkebunan yang produktif, dan berkelanjutan dalam Pensejahteraan masyarakat perkebunan

serta pelaku usaha lainnya, Untuk meningkatkan nilai tambah dan berdaya saing di tingkat Nasional maupun Global”

Untuk pencapaian visi tersebut maka ditetapkan 6 (enam) Misi yang merupakan menjadi program dan kegiatan pokok dinas perkebunan Kabupaten Pasaman Barat dalam kurun waktu 2011-2015.

(6)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 2 I.2. Maksud dan Tujuan

a. Maksud :

Penyusunan Perencanaan Strategis (RENSTRA) Dinas Perkebunan Kabupaten Pasam Barat Tahun 2011-2015, dimaksudkan untuk mengarahkan unit kerja ini dalam mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga unit kerja benar-benar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan.

b. Tujuan :

Rencana Strategis 2011 – 2015 disusun bertujuan untuk mengarahkan satuan kerja dalam melaksanakan program dan kegiatan pokok sesuai dengan Visi dan Misi SKPD Dinas Perkebunan dengan berpedoman pada Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat. Rencana menengah untuk lima tahun (2011-2015) Dinas Perkebunan dijabarkan dalam bentuk program dan kegiatan pokok tahunan yang disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan (Renja).

Renstra SKPD penyusunannya berdasarkan RPJM Daerah, sehingga program dan kegiatan yang dilaksanakan diharapkan akan mencapai sasaran yang diinginkan, mendukung Rencana strategis daerah.

I.3. Landasan Hukum

Untuk menyusun Rencana Strategis ini berdasarkan kepada : a. Landasan Formil

1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Darmasraya, Solok Selatan dan Kabupaten Pasaman Barat.

2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 3) Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

4) Undang-undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.

5) Peraturan Daerah Nomor 03 tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat.

b. Landasan Materil

1) Masukan, saran, pendapat unit kerja Dinas Perkebunan di Kecamatan dan Dinas Perkebunan di Kabupaten serta pelaku agribisnis perkebunan yang ada di Kabupaten Pasaman Barat.

2) Rencana Strategis (Renstra) Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2011-2015.

(7)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 3 I.4. Hubungan Renstra SKPD dengan Dokumen Perencanaan lainnya

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah harus mempedomani Dokumen Perencanaan Nasional, Propinsi dan Daerah, sehingga perencanaan SKPD tersebut dapat sejalan dengan Perencanaan yang telah disusun pada tingkat yang lebih tinggi.

Penyusunan Renstra SKPD dibuat sesuai dengan Visi dan Misi SKPD yang mengacu kepada Visi dan Misi Pimpinan Daerah dan Visi Misi Daerah, sehingga Renstra SKPD dapat disusun sesuai dengan harapan daerah.

I.5. Sistematika Penulisan

Rencana Srategis (RENSTRA) Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat disusun secara sistematis yang merupakan kompilasi dari berbagai permasalahan bidang Perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat. Dokumen ini disusun atas beberapa BAB yaitu:

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini akan dibahas tentang Latar Belakang Permasalahan, Maksud dan Tujuan disusn Rensra ini, Landasan Huklumnya dan Hubungan Renstra dengan Dokumen Perencanaan lainnya serta dilengkap dengan Sistematika Penulisan. Bab II, Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi SKPD

Dalam Bab ini akan digambarkan tentang Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi SKPD beserta dilengkapi dengan dukungan aparatur, sarana parasarana dan struktur organisasi Dinas.

Bab III, Gambaran Umum Penyelenggaraan Pelayanan Pelayanan SKPD

Bab ini akan mengupas tentang kondisi daerah dan pelayanan SKPD saat ini setelah RPJM lima tahun sebelumnya (2006-2010) dan bagaimana kondisi yang diharapkan selama RPJM 2011-2015.

Bab IV, Issu Strategis Berdasarkan Tupoksi

Dalam bab ibi digambarkan berbagai issu yang berkembang saat ini, terutama dikaitkan dengan kewenangan dan tugas pokok dinas.

Bab V, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Strategi

Dalam bab ini akan dikupas tentang review terhadap Visi, Misi daerah, perumusan visi misi SKPD Tujuan dan Sasasran SKPD serta Kebijakan dan Strategi Dinas. Bab VI, Rencana Program dan Strategi.

Bab ini menguraikan rencana program-program kegiatan pendukung terwujudnya visi misi dan kegiatan yang akan direalisasikan mendukung program-program kegiatan tersebut.

Bab VII, Penutup.

(8)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 4 BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SKPD

Dinas Perkebunan merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah di bidang Pengelolaan Perkebunan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Salah satu tugas pokok dari dinas ini adalah melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas pembantuan di Bidang Perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya agar dapat berjalan secara efektif harus berpedoman kepada Peraturan Daerah Kabupaten Pasaman Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah.

Dalam menjalankan tugas pokok tersebut Dinas Perkebunan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyusunan kebijakan teknis di bidang Perkebunan. 2. Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan prima

di bidang Perkebunan.

3. Pembinaan teknis di bidang Perkebunan. 4. Pembinaan unit pelaksana teknis.

5. Pelaksanaan urusan tata usaha dinas.

Susunan Organisasi Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat terdiri dari : 1. Kepala Dinas.

2. Bagian Sekretariat. 3. Bidang Perencanaan.

4. Bidang Sarana dan Prasarana. 5. Bidang Produksi.

6. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil. 7. UPTD.

Tugas Pokok dan Fungsi Masing-Masing Bidang : 1. Kepala Dinas

Tugas Pokok dan Uraian Tugas

2. Bagian Sekretariat

Tugas Pokok dan Uraian Tugas

3. Bidang Perencanaan

Tugas Pokok dan Uraian Tugas

4. Bidang Sarana dan Prasarana

Tugas Pokok dan Uraian Tugas

5. Bidang Produksi

Tugas Pokok dan Uraian Tugas

6. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil

Tugas Pokok dan Uraian Tugas

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

(9)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 5 BAB III

GAMBARAN UMUM PENYELENGGARAN PELAYANAN SKPD

III. 1. Kondisi Penyelenggaraan Pelayanan SKPD

Luas areal dan produksi komoditi perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 1. Luas Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

Produksi Rata-Rata

TBM TM Jumlah (Ton) Ton / Ha

1 Kelapa Sawit 20.846,70 129.937,89 150.784,59 2.600.222,03 20,01 2 Kakao 5.113 5.981 11.094 7.296,82 1,22 3 Karet 1.758 5.858 7.616 5.272,20 0,90 4 Nilam 860 1.091 1.951 136,38 0,125 5 Kelapa Dalam 792 1.991 2.783 2.030,82 1,02 6 Kopi 624 347 971 229,02 0,66 7 Pinang 204 337 541 226,46 0,672 8 Gambir 74 66 140 42,77 0,648 9 Enau 41 97 138 140,65 1,45 10 Cassia Vera 37 57 94 117,65 2,064 11 Gardamunggu 69 66 135 18,22 0,276 12 Lada 18 61 79 21,96 0,36 13 Cengkeh - 8 8 1,92 0,24 14 Pala - 3 3 2,25 0,75 Jumlah 30.437 145.901 176.338 - -No Komoditi Luas Areal (Ha)

Dilihat dari tabel di atas dan potensi yang sangat besar dapat ditetapkan beberapa komoditi unggulan yang dapat meningkatkan pendapatan petani secara nyata dan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah Kelapa Sawit, Kakao, Karet, dan Nilam.

a. Komoditi Kelapa Sawit

Komoditi kelapa sawit selain diusahakan oleh Perusahaan Besar Negara dan Perusahaan Besar Swasta Nasional juga diusahakan oleh petani pekebun sebagai kebun plasma, plasma swadaya dan perkebunan rakyat, dengan kisaran + 80 % Kepala Keluarga (KK) mengusahakannya. Luas areal kelapa sawit tahun 2010 adalah 150.784,59 hektar terdiri dari kebun inti perusahaan besar seluas 54.176,25 hektar dan perkebunan rakyat seluas 96.608,34 hektar yang merupakan kebun plasma / perusahaan seluas 20.195,34 plasma KUD / CV seluas 14.353 hektar dan kebun rakyat seluas 62.060 hektar. Untuk lebih jelasnya data luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :

(10)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 6 Tabel 2. Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kelapa Sawit

Perusahaan dan Kebun Rakyat Tahun 2010

Nama Perusahaan / Jml Produksi

Kebun Rakyat Inti Plasma Rakyat Jumlah / Tahun (ton)

1 PT. Bintara Tani Nusantara 7.000,00 1.050,00 - 8.050,00 193.200,00 2 PT. Laras Internusa 4.950,00 - - 4.950,00 118.800,00 3 PT. Gersindo Minang Plantation 5.698,00 2.400,00 - 8.098,00 194.352,00 4 PT. Perk. Anak Nagari Pasaman 977,35 - - 977,35 22.283,58 5 PT. Permata Hijau Pasaman 2.362,60 1.748,24 - 4.110,84 98.660,16 6 PT. Bakri Pasaman Plantation 9.063,00 4.171,00 - 13.234,00 317.616,00 7 PT. Anam Koto 2.798,00 1.300,00 - 4.098,00 98.352,00 8 PT. Agrowiratama 7.990,00 1.524,00 - 9.514,00 228.336,00 9 PT. Perkebunan Nusantara VI 5.010,00 4.800,00 - 9.810,00 211.896,00 10 PT. Inkud Agritama 1.509,32 - - 1.509,32 36.223,68 11 PT. Pasaman Marama Sejahtera 3.967,00 1.855,00 - 5.822,00 139.728,00 12 PT. Primatama Mulia Jaya 1.387,28 1.347,10 - 2.734,38 59.062,61 13 PT. Tulas Sakti Jaya 563,70 - - 563,70 -14 PT. Tunas Rimba 900,00 - - 900,00

-Jumlah Kebun Perusahaan 54.176,25 20.195,34 20.195,34 74.371,59 1.718.510,03

15 KEBUN PLASMA / KUD / CV - - 14.353,00 14.353,00 241.920,00 16 KEBUN RAKYAT - - 62.060,00 62.060,00 639.792,00

Jumlah Kebun PT dan Rakyat 54.176,25 20.195,34 96.608,34 150.784,59 2.600.222,03

Catatan : Kebun Plasma Perusahaan dikategorikan sebagai Kebun Rakyat

No

Luas Kebun (Ha)

Peluang investasi pada sub sektor agro industri yang bisa dikelola / diusahakan dengan adanya jaminan bahan baku yang tersedia. Saat ini produksi kelapa sawit di ekspor dan belum dimanfaatkan untuk bahan baku industri hilirnya. Produksi komoditi tersebut dapat menjamin kebutuhan bahan baku refeneri atau minyak goreng. Dengan adanya bahan baku yang tersedia membuka peluang untuk mendirikan berbagai peluang investasi industri yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pasaman Barat. Pabrik / Unit Pengolahan Hasil (UPH) yang menghasilkan produksi barang jadi seperti minyak goreng, sabun belum ada di Pasaman Barat.

b. Komoditi Kakao

Kakao merupakan salah satu komoditi andalan perkebunan sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja petani, mendorong agribisnis dan agroindustri serta pengembangan wilayah.

(11)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 7

Pengembangan kakao di Indonesia terus diikuti dengan berkembangnya Industri pengolahan kakao dimana sampai dengan tahun 2005 sebanyak 16 perusahaan dengan kapasitas 325.000 ton / tahun. Pengembangan pasar baru seperti di Asia terutama China, India dan Timur Tengah serta mengintensifkan pasar tradisional seperti Eropa dan Amerika melalui promosi yang efektif, serta kerjasama bilateral / multilateral.

Pengembangan produk sesuai dengan perkembangan iptek seperti produk farmasi/obat-obatan, serta pengembangan pasar dalam negeri dan peningkatan mutu produk kakao antara lain melalui penyempurnaan / revisi SNI kakao.

Pembangunan perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat diprioritaskan kepada komoditi unggulan Dinas Perkebunan yaitu Komoditi Kakao. Pada tahun 2007 Sumatera Barat dicanangkan sebagai sentra produksi kakao untuk Wilayah Indonesia bagian barat, dengan target pengembangan seluas 100.000 Hektar tanaman Kakao. Tahun 2010 tanaman Kakao di Kabupaten Pasaman Barat seluas 11.094 Hektar dengan produksi 7.296,82 Kg.

Sedangkan tantangan dalam pengembangan kakao antara lain belum berkembangnya Industri hilir kakao di dalam negeri, kakao diekspor dalam bentuk primer sehingga proses nilai tambah tidak terjadi di dalam negeri. Berbagai kelembagaan petani yang ada belum mandiri dan berfungsi secara optimal, sehingga belum mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada. Belum diterapkannya SNI dan sistem jaminan mutu secara optimal. Peluang pengembangan kakao antara lain peningkatan pasar dalam negeri, peningkatan produksi dan pasar kakao. Data luas areal dan produksi kakao Tahun 2010 dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :

Tabel 3. Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kakao Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

Produksi Rata-Rata TBM TM Jumlah (Ton) Ton / Ha

1 Kinali 375 313 688 381,86 1,22

2 Luhak Nan Duo 178 441 619 538,02 1,22

3 Sasak Ranah Pasisie 236 303 539 369,66 1,22

4 Pasaman 224 485 709 591,70 1,22 5 Talamau 759 492 1.251 600,24 1,22 6 Gunuang Tuleh 232 492 724 600,24 1,22 7 Sungai Aua 408 417 825 508,74 1,22 8 Lembah Melintang 159 816 975 995,52 1,22 9 Koto Balingka 987 682 1.669 832,04 1,22 10 Ranah Batahan 1.024 1.051 2.075 1.282,22 1,22 11 Sungai Beremas 531 489 1.020 596,58 1,22 Jumlah 5.113 5.981 11.094 7.296,82 -Luas Areal (Ha)

(12)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 8

c. Komoditi Karet

Indonesia merupakan salah satu negara dengan perkebunan karet teluas di dunia, dengan luas areal mencapai 3.262.291 hektar. Dari luas areal perkebunan tersebut 84,5 % diantaranya merupakan kebun milik rakyat, 8,4 % milik swasta dan 7,1 % merupakan milik negara.

Beberapa tahun terakhir produksi karet di Indonesia menurun, salah satu penyebabnya adalah karena tidak dilakukannya peremajaan tanaman dan beralihnya petani menanam komoditi lain seperti kelapa sawit dan kakao. Sementara itu kebutuhan dunia terhadap karet terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan berkembangnya industri yang menggunakan bahan baku karet di negara-negara maju. Negara-negara konsumen karet terbesar adalah Ameraika Serikat, Cina, Jepang dan negara-negara Eropa. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Universitas Free, Belanda, pada tahun 2020 mendatang kebutuhan karet dunia mencapai lebih dari 25 juta ton dan 13,472 juta ton diantaranya karet alam. Padahal, kemampuan negara-negara produsen karet alam untuk memenuhinya hanya sekitar 7,8 juta ton, sehingga masih mengalami kekurangan 5, 654 juta ton.

Bagi Indonesia, meningkatnya kebutuhan dunia terhadap karet alam memberikan harapan cerah karena peluang untuk mengisi pasar internasional terbuka lebar. Pengembangan tanaman karet di Indonesia, salah satunya di Kabupaten Pasaman Barat harus dibenahi melalui berbagai usaha seperti pembangunan kebun induk karet dengan teknik budidaya dan pembibitan yang dilakukan secara baik dan benar sehingga produktivitas dan kualitas bibit yang dihasilkan bermutu baik. Data luas areal dan produksi karet Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4. Data Luas Areal dan Produksi Komoditi Karet Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

Produksi Rata-Rata TBM TM Jumlah (Ton) Ton / Ha

1 Kinali 6 25 31 23 0,9 2 Luhak Nan Duo 15 27 42 24 0,9 3 Sasak Ranah Pasisie - - - - -4 Pasaman 49 111 160 100 0,9 5 Talamau 803 146 949 131 0,9 6 Gunuang Tuleh 112 1.154 1.266 1.039 0,9 7 Sungai Aua 135 1.785 1.920 1.607 0,9 8 Lembah Melintang 107 558 665 502 0,9 9 Koto Balingka 242 1.081 1.323 973 0,9 10 Ranah Batahan 248 849 1.097 764 0,9 11 Sungai Beremas 41 122 163 110 0,9 Jumlah 1.758 5.858 7.616 5.272,2 -Luas Areal (Ha)

(13)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 9

Tanaman karet berupa pohon yang tingginya bisa mencapai 25 meter dengan diameter batang cukup besar. Di batang inilah terkandung getah yang lebih terkenal dengan nama Lateks. Karet termasuk tanaman dataran rendah, yaitu bisa tumbuh baik di dataran dengan ketinggian 0 - 400 meter dari permukaan laut (dpl), suhu harian 25 - 30o C. Curah hujan 2.000 - 2.500 mm/tahun, membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimal 5 - 7 jam/hari dan pH tanah yang sesuai untuk tanaman karet adalah mendekati normal yaitu (4 - 9) dan untuk pertumbuhan optimalnya adalah 5 - 6.

Potensi areal pengembangan karet di Kabupaten Pasaman Barat saat ini mencapai 10.142 hektar yang tersebar di beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Talamau, Sungai Aua, Gunuang Tuleh, Pasaman dan Kecamatan Ranah Batahan.

Pemerintah Daerah Kabupaten Pasaman Barat senantiasa berusaha mengembangkan usaha komoditi ini baik dengan mencari / memfasilitasi investor, maupun dengan pelayanan penyuluhan kepada masyarakat.

d. Komoditi Nilam

Komoditi unggulan yang dapat meningkatkan pendapatan petani secara nyata dan penyerapan tenaga kerja terbesar salah satunya adalah nilam. Untuk lebih jelasnya data luas areal dan produksi tanaman nilam di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5. Data Luas Areal dan Produksi Komoditi Nilam Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

Produksi Rata-Rata TBM TM Jumlah (Kg) Kg / Ha

1 Kinali 97 98 195 12.253,92 125,04

2 Luhak Nan Duo 17 13 30 1.625,52 125,04

3 Sasak Ranah Pasisie - - - -

-4 Pasaman 202 143 345 17.880,72 125,04 5 Talamau 198 189 387 23.632,56 125,04 6 Gunuang Tuleh 97 231 328 28.884,24 125,04 7 Sungai Aua 85 13 98 1.625,52 125,04 8 Lembah Melintang 42 141 183 17.630,64 125,04 9 Koto Balingka 76 163 239 20.381,52 125,04 10 Ranah Batahan 34 93 127 11.628,72 125,04 11 Sungai Beremas 12 7 19 875,28 125,04 Jumlah 860 1.091 1.951 136.418,64 -Luas Areal (Ha)

(14)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 10

Produksi nilam Sumatera Barat 75 % diantaranya berasal dari Kabupaten Pasaman Barat. Nilam kebanyakan diolah dengan cara tradisional dengan menggunakan alat suling nilam konvensional, sedangkan dengan alat modern menggunakan alat suling nilam stainlesss steel terdapat 6 (enam) unit pengolahan.

Untuk mendapatkan produktivitas nilam yang tinggi sehingga mencapai potensi produksi optimal perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Penggunaan bibit unggul.

- Teknik budidaya yang sesuai anjuran.

- Teknik pemupukan, pemangkasan dan pemanenan sesuai anjuran.

- Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

- Penerapan teknologi pasca panen penggunaan alat suling stainless steel.

III.2. Pengembangan Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat

Tabel 6. Data Potensi / Cadangan Areal Komoditi Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

Kelapa

Sawit Kakao Karet Nilam

1 Talamau 1.625 2.000 815 510

2 Pasaman 180 420 60 150

3 Luhak Nan Duo 370 610 - 20

4 Sasak Ranah Pasisie 800 830 - 20

5 Kinali 700 1.350 100 70 6 Sungai Aua 1.500 1.400 125 100 7 Gunuang Tuleh 2.500 1.650 250 125 8 Lembah Melintang 1.346 1.940 500 35 9 Koto Balingka 1.750 2.000 100 35 10 Sungai Beremas 11.923 2.207 200 - 11 Ranah Batahan 4.000 2.100 7.992 60 Total 26.694 16.507 10.142 1.125 No Kecamatan

Potensi Cadangan Areal (Ha)

a. Industri Pengolahan

- Kelapa Sawit, Produksi kelapa sawit (TBS) perkebunan rakyat tahun 2010 sebagian besar dipasarkan dan diolah pada unit pengolahan kelapa sawit (PKS) yang terdapat di Kabupaten Pasaman Barat. Jumlah unit PKS tahun 2010 ada 10 (sepuluh) unit dengan total kapasitas terpasang 625 ton/jam dan kapasitas terpakai 490 ton/jam seperti dapat terlihat pada Tabel di bawah ini :

(15)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 11 Tabel 7. Data Pabrik Pengolahan TBS Kelapa Sawit (PKS)

Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

No Nama Pabrik / Perusahaan Kapasitas Terpasang Kapasitas Terpakai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. PT. Perkebunan Nusantara VI PT. Pasaman Marama Sejahtera PT. Agrowiratama

PT. Bakrie Pasaman Plantation PT. Gersindo Minang Plantation PT. Andalas Agro Industri PT. Sari Buah Sawit PT. Sawita Pasaman Jaya PT. Inkud Agritama

PT. Bintara Tani Nusantara

50 Ton / Jam 60 Ton / Jam 60 Ton / Jam 75 Ton / Jam 80 Ton / Jam 60 Ton / Jam 60 Ton / Jam 120 Ton / Jam 30 Ton / Jam 30 Ton / Jam 50 Ton / Jam 60 Ton / Jam 40 Ton / Jam 40 Ton / Jam 80 Ton / Jam 60 Ton / Jam 60 Ton / Jam 40 Ton / Jam 30 Ton / Jam 30 Ton / Jam

Total 625 Ton / Jam 490n / Jam

- Kakao, Pasca panen dan pengolahan kakao masih bersifat tradisional yaitu dengan pengeringan biasa (dryer), sedangkan pengolahan terpadu (industri hilir) mengolah biji kakao menjadi bubuk / pasta belum ada dan sangat terbuka adanya peluang investasi industri hilirnya.

Pengembangan kakao melalui perluasan areal di Kabupaten Pasaman Barat belum mendapat dukungan dari sub sistem pengadaan sarana produksi dan pengembangan industri hilirnya, akibatnya kebun yang berhasil dibangun produksinya relatif masih rendah dan produksinya dipasarkan dalam bentuk produk primer berupa biji kakao kering atau basah. Kondisi ini membuka peluang bagi investor untuk berperan dalam upaya peningkatan potensi kebun dan pengembangan industri hilir kakao.

Upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam peningkatan Produksi dan Mutu hasil diantaranya :

1. Penggunaan bibit unggul yang bermutu tinggi. 2. Perbaikan teknologi budidaya.

3. Penumbuhan dan pembinaan kelembagaan petani dengan pembenahan kelompok tani dan asosiasi kakao.

4. Perbaikan teknologi pasca panen dari tidak difermentasi menjadi difermentasi.

5. Pendirian alat-alat pengolahan hasil terpadu dari biji menjadi bubuk/pasta kakao.

6. Penumbuhan pasar lelang komoditi kakao. 7. Kemitraan dengan pengusaha dan eksportir.

(16)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 12

Data alat pasca panen kakao di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010 dapat dilihat seperti tabel di bawah ini :

Tabel 8. Data Alat dan Mesin Pasca Panen Kakao Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

1 Alat Penggilingan Kakao 2006 1 UPTD Pasaman

2 Alat Sortasi Kakao 2006 1 UPTD Pasaman

3 Alat Fermentasi Kakao 2007 52 Keltan Se-Pasbar

4 Alat Pemeras Lendir Kakao 2008 1 Keltan Ranah

Batahan

5 Alat Pemeras Lendir Kakao 2008 1 UPTD Ranah

Batahan

6 Alat Pencacah Kulit Kakao 2008 1 UPTD Pasaman

7 Alat Uji Kadar Air Kakao 2008 2 UPTD Pasaman

8 Alat Uji Belah Kakao 2008 2 UPTD Pasaman

9 Alat Fermentasi Kako 2009 70 Keltan Pasaman

10 Alat Fermentasi Kakao 2009 30 Keltan Ranah

Batahan

11 Alat Pengering Drayer 2009 1 Keltan Pasaman

12 Alat Pengering Drayer 2009 1 Keltan Ranah

Batahan

13 Alat Sortasi Biji Kakao 2009 1 Keltan Pasaman

14 Alat Sortasi Biji Kakao 2009 1 Keltan Ranah

Batahan

15 Alat Uji Kadar Air Kakao 2009 1 Keltan Ranah

Batahan

16 Alat Uji Kadar Air Kakao 2009 1 Keltan Pasaman

Pengguna

Alsin Kecamatan

No Nama Alat Tahun

Pengadaan

Jumlah (Unit)

- Karet, dalam bentuk ojol, SIR dan belum diolah mengikuti Standar Nasional Indoneia hampir 95 % masih diolah secara tradisional umumnya pabrik pengolahan karet bertempat di Kota Padang, sementara bahan bakunya dibawa dari Pasaman Barat dan daerah lain di Sumatera Barat.

- Nilam, kebanyakan diolah dengan cara tradisional menggunakan alat suling nilam konvensional sebanyak 588 unit , sedangkan dengan menggunanakan alat modern menggunakan alat suling nilam stainless steel terdapat 6 (enam) Unit pengolahan.

Minyak nilam merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki permintaan cukup cerah. Penggunaan terbesar minyak nilam sebagai bahan kosmetik pengikat wangi parfum. Pasar dunia saat ini membutuhkan sebesar 1.200-1.400 ton minyak nilam rata-rata setahun dengan kecenderungan yang terus meningkat. Kebutuhan tersebut 80-90 % dipasok Indonesia.

(17)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 13

Importir minyak nilam terbesar saat ini adalah Amerika Serikat dengan tidak kurang dari 210 ton minyak nilam dibutuhkan rata-rata per tahun. Negara pengimpor lainnya antara lain Inggris, Prancis, Swiss, Jerman dan Belanda.

Data alat pengolahan nilam Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 9. Data Alat dan Mesin Pasca Panen Nilam Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010

1 Alat Suling Nilam

Konvensional - 588 Petani Se-Pasbar

2 Alat Suling Nilam Stainless

Steel 2003 1 Keltan Talamau

3 Alat Suling Nilam Stainless

Steel 2006 1 Keltan

Gunuang Tuleh

4 Alat Suling Nilam Stainless

Steel 2006 1 Keltan Pasaman

5 Alat Suling Nilam Stainless

Steel 2010 3 Keltan Pasaman

Pengguna

Alsin Kecamatan

No Nama Alat Tahun

Pengadaan

Jumlah (Unit)

b. Peranan Hasil Produksi Perkebunan Terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto

Berkembangnya komoditas perkebunan secara otomatis akan mempengaruhi tingkat pendapatan masyarakat suatu daerah dan juga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Sumbangan PDRB dari tanaman perkebunan dapat diandalkan dan secara realita pembangunan perkebunan mempunyai dampak yang jelas terhadap peningkatan petani dan pertumbuhan ekonomi masyarakat Pasaman Barat.

c. Perkembangan Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan

Komoditas perkebunan merupakan komoditas yang utama untuk di ekspor ke luar negeri, dan merupakan sumber devisa utama yaitu lebih kurang 65% dari total ekspor Pasaman Barat. Perkembangan ekspor tanaman komoditas perkebunan setiap tahunnya mengalami peningkatan, apalagi pada saat krisis ekonomi komoditas perkebunan dapat menjadi penyelamat dari defisiensi penerimaan keuangan negara. Volume nilai ekspor tanaman perkebunan asal Pasaman Barat cukup tinggi.

d. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang diserap oleh perusahaan perkebunan di Pasaman Barat cukup tinggi dan apabila dikaitkan dengan jumlah tenaga kerja sebagai peserta KUD perkebunan maka yang terlibat langsung di bidang usaha perkebunan sangat

(18)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 14

besar. Ini belum termasuk tenaga kerja dari petani perkebunan pola swadaya yang jumlahnya cukup banyak.

e. Asosiasi Komoditi Perkebunan

Terdapat 5 (lima) asosiasi petani komoditi perkebunan yang mendorong usaha pembangunan perkebunan di Kabupaten Pasaman Barat :

1. Asosiasi Petani Kakao Indonesia (APKAI) Kabupaten Pasaman Barat.

2. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Kabupaten Pasaman Barat.

3. Asosiasi Petani Nilam Indonesia (APNINDO) Kabupaten Pasaman Barat.

4. Asosiasi Petani Karet Rakyat Indonesia (APKARINDO) Kabupaten Pasaman Barat.

5. Asosiasi Penangkar (APKAR) Bibit Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat.

III.3. Kondisi Yang Diinginkan Kedepan

Kondisi yang diharapkan dengan terselenggarnya berbagai Program dan kegiatan dinas ini adalah terpenuhinya indicator-indikator utama yang pada akhirnya akan bermuara pada “Terwujudnya agroindustri perkebunan yang produktif, dan berkelanjutan dalam Pensejahteraan masyarakat perkebunan serta pelaku usaha lainnya, Untuk meningkatkan nilai tambah dan berdaya saing di tingkat Nasional maupun Global”

Kemudian diharapkan akan Terwujud Kesejahteraan Masyarakat yang ditandai dengan terjadi pergeseran yang sginifikan pendapatan masyarakat sehingga akan menciptakan suatu masyarakat kabupaten Pasaman Barat dunia dan akhirat.

Untuk mencapaian tersebut Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat melaksanakan 6 (enam) misi sebagai penjabaran dari visi SKPD Perkebunan sebagai berikut;

1. Meningkatkan pembangunan agroindustri perkebunan yang berkelanjutan melalui penerapan Good Agriculture Practices dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif;

2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan yang memiliki kemampuan teknis dan berusaha serta mempunyai integritas moral yang bersih dan peduli;

3. Meningkatkan akses terhadap informasi, teknologi, permodalan, sarana prasarana bagi masyarakat perkebunan;

4. Meningkatkan nilai tambah dan nilai tukar petani produk perkebunan di sentra-sentra produksi.

5. Mendorong terlaksananya upaya peremajaan, intensifikasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi tanaman.

6. Meningkatkan pelayanan dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya, IPTEK dan IMTAQ serta kelembagaan untuk meningkatkan nilai tambah.

(19)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 15 III.4. Issu Strategis Berdasarkan Tupoksi

Walaupun telah dicapai beberapa kemajuan dalam pembangunan pada sektor Perkebunan tetapi masih banyak permasalahan yang dihadapi, seperti: Masih belum optimalnya peningkatan produktivitas pada masing-masing komoditi unggulan perkebunan, Masih rendahnya penerapan dan adopsi teknologi, Lemahnya akses petani ke sumber modal, Masih lemahnya lembaga petani dan lembaga pendukung sektor perkebunan, Belum terpadunya di dalam pengelolaan pengembangan kawasan perkebunan, Kapasitas SDM pelaku usaha perkebunan dan penyuluhan belum memadai, maka permasalahan dalam pembangunan perkebunan adalah:

1. Belum terlaksananya secara penuh penyuluhan dan bimbingan teknis untuk usaha perkebunan rakyat secara merata.

2. Masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha perkebunan, penyuluh dan bimbingan teknis.

3. Belum terbangunnya KSP Perkebunan,

4. Belum Terbangunnya Science/ Techno Park untuk mendukung pengembangan produk-produk inovatif.

5. Produktifitas lahan perkebunan masih rendah. 6. Produktifitas tenaga kerja perkebunan masih rendah. 7. Nilai tukar petani masih rendah.

8. Belum berkembangnya industry pengolahan berbasis produk hasil perkebunan daerah.

(20)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 16 BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI IV.1. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Strategi

a

a.. VViissii

Visi adalah suatu gambaran keadaan masa depan yang diinginkan Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat 2011 - 2015.

Mengacu pada konsep visi di atas dan mengacu pada visi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat 2011 - 2015, maka Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat adalah :

”Terwujudnya agroindustri perkebunan yang produktif, dan berkelanjutan dalam Pensejahteraan masyarakat perkebunan

serta pelaku usaha lainnya, Untuk meningkatkan nilai tambah dan berdaya saing di tingkat Nasional maupun Global”

Terwujudnya agroindustri perkebunan berarti diharapkan terjadi perubahan sginifikan dalam pengelolaan perkebunan Kabupaten Pasaman Barat dimulai dari pengolaan perkebunan sektor hulu (on farm) dan memperkuat sektor hilir (off farm) guna menciptakan peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha perkebunan di tingkat Nasional maupun Global, dengan partisipasi penuh dari masyarakat perkebunan serta penerapan organisasi modern yang berlandaskan kepada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya, Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat mengedepankan profesionalisme yang bertitik tolak pada landasan keimanan dan ketaqwaan sebagai fondasi utama serta rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b

b.. MMiissii

Misi merepresentasikan sesuatu yang diemban atau dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan dapat terlaksana dan berhasil dengan baik, adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pembangunan agroindustri perkebunan yang berkelanjutan melalui penerapan Good Agriculture Practices dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan efektif;

2. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perkebunan yang memiliki kemampuan teknis dan berusaha serta mempunyai integritas moral yang bersih dan peduli;

3. Meningkatkan akses terhadap informasi, teknologi, permodalan, sarana prasarana bagi masyarakat perkebunan;

4. Meningkatkan nilai tambah dan nilai tukar petani produk perkebunan di sentra-sentra produksi.

5. Mendorong terlaksananya upaya peremajaan, intensifikasi, rehabilitasi, ekstensifikasi dan diversifikasi tanaman.

(21)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 17

6. Meningkatkan pelayanan dengan mengoptimalkan pendayagunaan sumberdaya, IPTEK dan IMTAQ serta kelembagaan untuk meningkatkan nilai tambah.

Dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat, maka unit organisasi harus merumuskan visi dan misi tersebut kedalam bentuk yang lebih operasional dan terarah berupa pembuatan tujuan dan sasaran organisasi.

c. Tujuan dan Sasaran

Adapun tujuan dan sasaran stratejik yang akan dicapai oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dana Informatika dalam Penyelenggaraan Akuntabilitas Satuan Kerja Daerah adalah sebagai berikut :

TUJUAN SASARAN

1. Meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha perkebunan melalui berbagai upaya pengembangan agroindustri berbasis perkebunan secara optimal.

1. Meningkatkan pendapatan petani usaha perkebunan (perbaikan mutu hasil).

2. Meningkatkan efisiensi usaha melalui optimalisasi penggunaan agro-input dan iptek, pemanfaatan lahan perkebunan, serta efisiensi pengolahan dan pemasarannya.

2. Meningkatkan penyediaan bahan baku untuk industri hilir dalam negeri maupun ekspor yang diikuti dengan peningkatan mutu produk.

1. Meningkatkan mutu hasil baik produk primer maupun sekunder melalui penerapan sni, iso 9000, iso 14000. 2. Tumbuh dan berkembangnya wilayah

sentra ekonomi baru di sekitar perkebunan melalui pembangunan jalan produksi.

3. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha melalui pengembangan agroindustri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

1. Meningkatkan kemampuan untuk menyerap tenaga kerja baru perkebunan melalui kegiatan padat karya/swakelola.

2. Tumbuh dan terbinanya koperasi dan asosiasi komoditi perkebunan yang mandiri, potensial.

4. Meningkatkan pendapatan asli daerah (pad) melalui pengembangan pembangunan perkebunan.

1. Meningkatkan peranan perkebunan dalam bidang ekonomi regional. Selama periode 2011-2015 pertumbuhan pdrb perkebunan diproyeksikan sebesar 4-5 % / tahun. 2. Meningkatkan produktifitas

perkebunan sehingga mencapai 75 % dari produktifitas potensial.

(22)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 18 Tujuan 1 : Meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha perkebunan melalui berbagai upaya pengembangan agroindustri berbasis perkebunan secara optimal.

SASARAN PROGRAM

1. Meningkatkan pendapatan petani usaha perkebunan (perbaikan mutu hasil).

1.1. Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Perkebunan.

2. Meningkatkan efisiensi usaha melalui optimalisasi penggunaan agro-input dan iptek, pemanfaatan lahan perkebunan, serta efisiensi pengolahan dan pemasarannya.

1.2. Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan.

Tujuan 2 : Meningkatkan penyediaan bahan baku untuk industri hilir dalam negeri maupun ekspor yang diikuti dengan peningkatan mutu produk.

SASARAN PROGRAM

1. Meningkatkan mutu hasil baik produk primer maupun sekunder melalui penerapan sni, iso 9000, iso 14000.

2.1. Peningkatan Ketahanan Pangan Perkebunan

2. Tumbuh dan berkembangnya wilayah sentra ekonomi baru di sekitar perkebunan melalui pembangunan jalan produksi.

2.2. Peningkatan Produksi Perkebunan

Tujuan 3 : Meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha melalui pengembangan agroindustri yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

SASARAN PROGRAM

1. Meningkatkan kemampuan untuk menyerap tenaga kerja baru perkebunan melalui kegiatan padat karya/swakelola.

3.1. Peningkatan Produksi Perkebunan

2. Tumbuh dan terbinanya koperasi dan asosiasi komoditi perkebunan yang mandiri, potensial.

(23)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 19 Tujuan 4 : Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan

pembangunan perkebunan.

SASARAN PROGRAM

1. Meningkatkan peranan perkebunan dalam bidang ekonomi regional. Selama periode 2011-2015 pertumbuhan PDRB perkebunan diproyeksikan sebesar 4-5 % / tahun.

4.1. Peningkatan Kesejateraan Petani

2. Meningkatkan produktifitas

perkebunan sehingga mencapai 75 % dari produktifitas potensial.

4.2. Peningkatan Produksi Perkebunan

d. Kebijakan dan Strategi

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran perlu dibuat strategi yang dirancang secara Konsepsual, analitis realitas dan rasional yang akan dapat terwujud dalam Kebijakan Program Kerja, sebagai berikut :

KEBIJAKAN PROGRAM

1. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan.

1. Peningkatan Produksi Perkebunan

2. Pengembangan komoditas perkebunan.

2. Peningkatan Produksi Perkebunan 3. Peningkatan dukungan terhadap

sistem ketahanan pangan.

3. Peningkatan Ketahanan Pangan Perkebunan

4. Peningkatan investasi usaha perkebunan.

4. Peningkatan Pemasaran Hasil Perkebunan

5. Pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

5. Peningkatan Pemasaran Hasil Perkebunan

6. Pengembangan SDM. 6. Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan

7. Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha.

7. Peningkatan Kesejahteraan Petani 8. Pengembangan dukungan terhadap

pengelolaan SDA dan lingkungan hidup.

8. Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

(24)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 20

Faktor-faktor kunci keberhasilan berfungsi untuk lebih menfokuskan strategi Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat dalam rangka pencapaian tujuan dan misi secara efektif dan efisien. Faktor-faktor kunci tersebut antara lain berupa potensi, peluang, kekuatan, tantangan, kendala, dan kelemahan yang dihadapi termasuk Sumber Daya, dana, sarana, dan Prasarana serta peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang digunakan.

Faktor-faktor penentu keberhasilan meliputi :

Penempatan aparatur sesuai dengan bidang keahlian sehingga organisais dapat berjalan optimal;

Meningkatkan profesionalisme dan moral dari Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan Pengawasan kegiatan;

Melakukan koordinasi dan kerja sama kemitraan dengan seluruh jajaran pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) yang terkait;

Mensosialisasikan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM);

Melakukan Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan Bidang Perkebunan;

Pemanfaatan Penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan Bidang Perkebunan;

Pemanfaatan dana Pembangunan secara transparansi, sehingga dapat dilakukan evaluasi tingkat keberhasilan dan kegagalan.

(25)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 1

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) BIDANG PERKEBUNAN KABUPATEN PASAMAN BARAT 2011 - 2015

OUTPUT / KELUARAN OUTCOME / HASIL 2011 2012 2013 2014 2015

3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Pembangunan Pertanian/Perkebu nan terpadu berbasis bahan organik

1 Pengembangan ekonomi masyarakat melalui integrasi komoditi sebagai usaha tani terpadu (sinergi ternak dan pertanian/perkebunan)

Berkembangnya usaha tani terpadu gerbang emas sikepi

Terlaksananya pemabangunan pertanian terpadu gerbang emas sikepi

Paket 4 3 3 5 4 DISBUN

2 Revitalisasi Perkebuanan

1 Perluasan areal tanam komoditi perkebunan utama

Tersedianya luas lahan tanaman komoditi perkebunan yang memenuhi skala ekonomi

Tercapainya luas area komoditi ekspor perkebunan a. Kakao Ha 100 100 100 100 100 b. Nilam Ha 100 100 100 100 100 c. Karet Ha 150 200 200 100 100 d. Sawit Ha 1000 1200 1200 1200 1400 Meningkatnya jumlah produksi : Terpenuhinya kebutuhan produksi komoditi ekspor perkebunan a. Kakao Ton 0 0 40 120 200 b. Nilam Ton 0.5 10 10.2 11 12.5 c. Karet Ton 0 0 0 0 0 d. Sawit Ton 0 0 0 7000 21000

1 Intensifikasi, rehabilitasi dan premajaan perkebunan rakyat (kakao, kelapa sawit, karet dan nilam) Terpenuhinya jumlah produksi : Tercapainya stabilitas produksi perkebunan utama a. Kakao - intensifikasi Ha 700 800 900 1000 1100 - premajaan Ha 250 300 350 400 450 - rehabilitasi Ha 500 500 500 500 500 b. Nilam - intensifikasi Ha 100 100 150 150 200 c. Karet - intensifikasi Ha 164 164 164 164 164 - perluasan Ha 150 200 250 300 300 d. Sawit - intensifikasi Ha 7500 7500 7500 7500 7500 - Premajaan/replanting Ha 0 1300 3500 1000 1000 - rehabilitasi Ha 1000 4250 4250 4250 4250 INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET P R O G R A M KEGIATAN POKOK 1 2 DISBUN SKPD DISBUN DISBUN

(26)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 2

3 4 5 6 7 8 9 10 11

2 Peningkatan pengendalian organisme penggangu tanaman perkebunan yang berwawasan lingkungan. Terlaksananya pengendalian OPT 4 komoditi tanaman perkebunan utama Terlaksananya pengendalian OPT hama tanaman perkebunan utama Paket 4 4 4 4 4 DISBUN Adanya sarana pengendalian OPT 4 komoditi perkebunan utama Terpenuhi kualitas produksi yang memenuhi standar produksi Paket 12 12 12 12 12

Penurunan serangan OPT untuk 4 komoditi perkebunan utama

Terjadinya serangan OPT pada 4 komoditi perkebunan utama % tanaman yang terserang OPT a. Kakao 27 22 17 12 4 b. Nilam 8 5 4 2 1 c. Karet 20 15 10 7 5 d. Sawit 5 4 3 2 1

3 Pengembangan bibit unggul komoditi perkebunan utama

Tersedianya bibit unggul Terjaminnya kualitas bibit yang berproduksi tinggi a. Kakao batang 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000 b. Nilam batang 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 c. Karet batang 75000 100000 100000 50000 50000 d. Sawit batang 130000 156000 156000 156000 182000

4 Penanganan pasca panen komoditi perkebunan Peningkatan mutu hasil Meningkatnya nilai tambah pengolahan pasca panen

a. Kakao % 5 8 10 15 22

b. Nilam % 7 10 12 15 16

5 Pengembangan kemitraan pengolahan pasca panen komoditi perkebunan

Terbangunnya kemitraan pengolahan pasca panen komoditi perkebunan : Terbangunnya masyarakat usaha tani perkebunan a. Kakao Kelompok 8 10 10 15 b. Nilam Kelompok 5 5 5 5

6 Pembangunan jalan produksi Tersedianya jalan produksi sesuai kebutuhan Meningkatnya aksesibilitas petani dan pedagang ke kebun Km 4 15 15 15 15 DISBUN 1 2 semua kelompok DISBUN DISBUN DISBUN DISBUN

(27)
(28)

Rencana Strategis Dinas Perkebunan Kab. Pasaman Barat 2011-2015 2

Gambar

Tabel 1.    Luas  Areal dan Produksi Komoditi Perkebunan  Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010
Tabel 2. Data Luas Areal dan  Produksi Perkebunan Kelapa Sawit      Perusahaan dan Kebun Rakyat Tahun 2010
Tabel 3. Data Luas Areal dan  Produksi Perkebunan Kakao      Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010
Tabel 4.  Data Luas Areal dan  Produksi Komoditi Karet       Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2010
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, siswa kelas VIII SMPN 3 Ciparay Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung menunjukkan keragaman dalam beraktivitas sehari-hari, yakni terdapat siswa yang mencari

Pada penyelenggaraan pelayanan pembuatan Kartu Keluarga oleh Dinas.. Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Landak tidak terlepas dari kebutuhan fasilitas

Pada paket ini adalah program aplikasi yang akan kami rancang untuk perguruan tinggi saudara yang terdiri dari modul-modul standard yang sering digunakan untuk administrasi akademik

Sementara itu terdapat perbedaan yang tidak signifikan juga pada komitmen antara laki- laki dan perempuan, yakni 0.318 (p>0.05) dengan nilai t=-1.004.Sedangkan hasil

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penting untuk dilakukan kajian tentang pendayagunaan zakat, dengan tujuan untuk mengungkap

Langkah pertama yang harus kita lakukan untuk dapat menyatakan cinta kasih Allah adalah dengan menyadari, mengakui dan menyesali keadaan kita yang berdosa.. Tuhan

Database adalah susunan record data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan, yang diorganisir dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode

Penambangan yang paling sederhana dan karena itu dapat diusahakan secara perorangan atau keluarga, ialah penggalian tanah untuk bahan mentah dalam pembuatan genting, bata dan