• Tidak ada hasil yang ditemukan

POTENSI SUMBER DAYA LOKAL UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN & DAYA SAING INDUSTRI BAJA NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "POTENSI SUMBER DAYA LOKAL UNTUK MEMBANGUN KEMANDIRIAN & DAYA SAING INDUSTRI BAJA NASIONAL"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

DISAMPAIKAN DALAM RANGKA KOLOKIUM-tekMIRA “PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL BERWAWASAN LINGKUNGAN SEBAGAI ANTISIPASI

KEBIJAKAN EKSPOR BAHAN WANTAH” BANDUNG, 5-6 NOVEMBER 2008

POTENSI SUMBER DAYA LOKAL UNTUK

MEMBANGUN KEMANDIRIAN & DAYA

SAING INDUSTRI BAJA NASIONAL

POTENSI SUMBER DAYA LOKAL UNTUK

MEMBANGUN KEMANDIRIAN & DAYA

SAING INDUSTRI BAJA NASIONAL

Oleh:

(2)

Kebutuhan baja nasional terus mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan sektor industri dan semakin intensnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Pada satini konsumsi baja di telah mencapai ~ 6.3 juta juta ton, sementara produksinya hanya ~ 3.8 juta ton. Kekurangan penyediaan baja sebesar 2.5 juta ton dipasok dari impor.

Untuk memproduksi baja di Indonesia diperlukan bahan baku dan bahan-bahan penunjang yang sebagian besar masih diimpor. Bahan-bahan yang 100% pengadaannya masih bergantung impor adalah bijih besi dan bahan pemadu (Alloy), sedangkan skrap sebagian bisa dipasok dari dalam negeri. Dilain pihak, Indonesia yang sesungguhnya memiliki potensi sumberdaya bahan–bahan tambang yang diperlukan industri baja seperti misalnya: bijih besi, bijih mangan, bijih chrom, bijih nikel dll, justru banyakdi ekspor ke negara lain.

Pengembangan industri baja berbasis bahan baku lokal merupakan langkah yang sangat strategis untuk membangun kemandirian dan daya saing industri baja nasional termasuk industri turunannya. Untuk bisa merealisasikan hal tersebut diperlukan kesiapan industri tambang bahan baku lokal, regulasi yang lebih berpihak pada kepentingan nasional dan pemilihan teknologi yang mampu memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal. Beberapa alaternatif teknologi yang berpotensi untuk dimanfaatkan mengolah bahan baku lokal antara lain adalah Rotary Kiln, Rotary Hearth (Fasmet, ITMK3, Comet,Inmetco dll). Teknologi-teknologi tersebut sekaligus juga dapat menjadi solusi untuk meminimasi ketergantungan kokas (Blast Furnace) dan gas alam (Hyl & Midrex) yang availabelitasnya semakin terbatas dan harganya cenderung terus meningkat.

ABSTRAK

ABSTRAK

(3)

Baja merupakan material logam yang memegang peranan sangat penting dalam peradaban/kehidupan manusia.

Hampir semua peralatan logam yang digunakan manusia, ~ 95% terbuat dari baja.

Atas perannya yang sangat penting tersebut, keberadaan industri baja menjadi sangat strategis untuk kemajuan/kemakmuran suatu negara.

Dalam percaturan bisnis perbajaan global, produksi baja Indonesia menempati peringkat 37 dengan indeks konsumsi yang tergolong relatif rendah yaitu hanya ~ 33 kg per kapita per tahun.

Untuk menjadikan industri baja nasional mampu berperan dalam memajukan dan mensejahterakan bangsa Indonesia, perlu adanya industri baja yang lebih mandiri dan kompetitif.

Pemberdayaan potensi sumber daya lokal terutama Bijih Besi dan Energi merupakan salah satu peluang strategis untuk membangun fondamental kemandirian dan daya saing industri baja nasional.

Kolokium bidang Pertambangan & Open House ini diharapkan bisa menjadi forum sinergi pertukaran informasi, pemikiran dan pengalaman secara integratif para pelaku bisnis perbajaan, pertambangan, pembuat kebijakan, peneliti dan komunitas perguruan tinggi dalam rangka membangun masa depan Indonesia.

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

(4)

BAJA

Tek.Informasi

Transportasi

Peralatan Pabrik

Pertahanan

Peralatan Rmh

Tangga

Infrastruktur

PERAN STRATEGIS BAJA

PERAN STRATEGIS BAJA

~ 95 PERALATAN

LOGAN TERBUAT DARI BAJA !!

(5)

1244 Total Dunia

Bijih besi dan kokas impor 20.2

Taiwan

Punya bijih besi dan kokas 23.3

Turkey

Punya Bijih besi kokas impor 30.9

Brazil

Bijih besi dan kokas impor 31.6

Italy

Punya kokas dan bijih besi 40.9

Ukraine

Punya bijih besi Kokas impor 44.0

India

Bijih besi dan kokas impor 47.2

Germany

Bijih besi dan kokas impor 48.5

South Korea

Punya kokas dan bijih besi 70.8

Rusia

Punya kokas dan bijih besi 98.6

USA

Bijih besi dan kokas impor 116.2

Japan

Punya kokas,

Bijih besi sebagian impor 422.7 China KETERANGAN JUTA TON NEGARA

600

700

800

900

1000

1100

1200

1300

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1995 2000 2006 JUTA T O N P E RTAH UN

Sejak tahun 1997 s/d 2006 produksi baja dunia naik hampir 60% menjadi 1,2 milyar ton, Semen-tara produksi baja nasional baru mencapai 3,8 juta ton atau sekitar 0,3% produksi baja dunia.

PRODUKSI BAJA KASAR & PRODUSEN BAJA

TERBESAR DUNIA

PRODUKSI BAJA KASAR & PRODUSEN BAJA

TERBESAR DUNIA

PRODUKSI BAJA KASAR DUNIA PRODUSEN BAJA TERBESAR 2006

(6)

China merupakan negara rodusen & pengkonsum baja

terbesar di dunia, yang setiap tahun mengalami pening-katan

secara signifikan.

1,000 800 1,200 1,400 1,600

[ World Steel Dynamic, November 2007] 2007 600

Juta

T

o

n

KONSUMSI BAJA DUNIA

(7)

1 10 100 1000 Ch in a J a pan U n it ed S tat es Ru s s ia So u th Ko re a Ge rm a n y In d ia Uk ra in e Ita ly Br a z il Tur k ey T a iwa n , Ch in a Fr a n c e S pai n M e xi co C a nada U n it ed K ingdom Belg iu m Po la n d Ir a n So u th Af ri c a A u s tr a lia Au s tr ia C z ech R e publ ic N e th er la nds Ro m a n ia Eg y p th A rgent in a S w eden M a la ysi a T h ai la nd S lov ak ia Fi nl and Ve n e z u e la K a zakh st an Sa u d i Ar a b ia Indones ia Lux em bour g Gr e e c e B y el or ussi a B u lg a ria H ungar y

Negara Produsen Baja

P ro d u k s i ( ju ta t o n / T H )

Others : 1013.2 mmt

Produksi

Baja , Juta

Ton/Thn

PRODUKSI BAJA INDONESIA

PRODUKSI BAJA INDONESIA

3.8 (Peringkat 37)

422.7 (peringkat 1)

(8)

[Braemer Seascope]

World Iron Ore Consumption 2007

Europe 18% Indian Sub-Cont 5% America-Central & South 6% America-North 4% Middle East 2% Africa 2% Oceania 1%

Far East & SE

Asia 62%

Industri baja di kawasan Timur

Jauh terutama China, Jepang dan

Korea merupakan pemakai bijih

besi terbesar dunia.

Untuk menjamin pasokan bahan

bakunya

industri

baja

“Besar”

Jepang, Korea dan China telah

melakukan

integrasi

ke

hulu

beraliansi

dengan

industri

pemasok utama bijih besi dunia

dari Amerika latin dan Australia.

Tersedotnya bijih besi di kawasan

tersebut

telah

mengancam

pasokan bijih besi industri baja

berskala kecil di Asia Tenggara

termasuk Indonesia.

PERDAGANGAN BIJIH BESI DUNIA

PERDAGANGAN & KONSUMSI BIJIH BESI DUNIA

PERDAGANGAN & KONSUMSI BIJIH BESI DUNIA

(9)

9 28,3 28,6 29,5 26,2 27,4 28,5 27,8 30,3 36 61,7 73,5 80,4 132,7 17,99 18,19 18,7 16,64 17,37 18,11 17,67 19,27 22,85 39,19 46,64 51,05 84,2 0 20 40 60 80 100 120 140 1996-9 7 1997-9 8 1998-9 9 1999-0 0 2000-0 1 2001-0 2 2002-0 3 2003-0 4 2004-0 5 2005-0 6 2006-0 7 2007-0 8 2008-0 9

Price $cent/ per unit iron

Fe 63.5 FOB $/ T

TREND HARGA BIJIH BESI INTERNASIONAL

TREND HARGA BIJIH BESI INTERNASIONAL

(10)

37 977 33 057 19 496 17 368 11 226 8.150 Total 5 821 4 489 2 046 1 400 409 306 Vietnam 13 416 9 988 3 827 5 210 2 538 1 814 Thailand 2 575 2 925 3 245 607 545 499 Singapore 3 141 3 735 2 977 558 550 884 Philiphines 6 779 7 061 4 087 5 834 4 722 1 903 Malaysia 6 245 4 859 3 314 3 759 2 462 2 699 Indonesia 2006 2002 1998 2006 2002 1998 KONSUMSI, x1000T PRODUKSI, x1000T NEGARA

Pertanyaannya,

mengapa industri baja nasional dengan jumlah

penduduk peringkat ke empat dunia, produksi bajanya baru

mencapai 3,8 juta ton atau hanya 0,3% dari produksi baja dunia ?

Sejak tahun 2002,

produksi dan konsumsi

baja Malaysia dan

Thailand melampaui

Indonesia.

Total impor ke 6 negara Asean pada th. 2006 sebesar 20 juta ton.

PRODUKSI & KONSUMSI BAJA

NEGARA ASEAN

PRODUKSI & KONSUMSI BAJA

NEGARA ASEAN

(11)

1. Tantangan utama pengembangan industri besi baja nasional adalah masalah

pengadaan bahan baku dan terbatasnya sumber energi listrik.

-Bijih besi dan scrap hampir seluruhnya masih diimpor dari negara yang secara

geografis jaraknya

sangat jauh seperti: Brazil, Peru, Bahrain, Swedia, USA,

sehingga biaya bahan baku menjadi kurang kompetitif, terlebih lagi dengan naiknya

BBM, ~60% biaya pembuatan besi baja berasal dari biaya untuk pengadaan bahan

baku.

-Ketersediaan energi listrik nasional terbatas, sehingga industri baja tidak bisa

beroperasi secara optimal yang secara langsung dapat mengakibatkan turunnya

produktivitas dan kenaikan indeks biaya produksi.

2. Indonesia mempunyai keunggulan komperatif potensi geologi bahan - bahan

tambang, seperti:

Bijih Besi, Batu Bara, Gas Alam, Bijih Mangan, Nikel, Krom,

kapur dan dolomit,

yang selama ini belum didayagunakan oleh industri baja

nasional, tetapi justru telah banyak di ekspor. Prospek kompetitif pendayagaahal

diatas

-Potensi sumberdaya Bijih besi cukup besar ~1,5 milyar ton, dan batubara sangat

besar ~ 93 milyar ton.

-Biaya transport lebih murah, karena jarak dari sumber lebih dekat.

-Biaya inventory lebih rendah, karena cycle time pengadaanya lebih pendek.

TANTANGAN & PELUANG MEMBANGUN

KEMANDIRIAN INDUSTRI BAJA NASIONAL

TANTANGAN & PELUANG MEMBANGUN

KEMANDIRIAN INDUSTRI BAJA NASIONAL

(12)

INDUSTRI

BESI BAJA

NASIONAL

REFRAKTORI

Bijih Besi, Pig Iron, Scrap BAHAN BAKU Peralatan Utama Suku Cadang TEKNOLOGI Gas, Listrik, BBM, Batu Bara ENERGI FeNi, Al Alloy FeMn,Fe-Si, SiMn, CaSi, FeCr, FeNb, FeV, FeTi, FeMo,

ELEKTRODA Batu Kapur,

Kapur Bakar B. PENUNJANG C-Riser

PRODUK

BAJA

KASAR

- Pruduk dalam negeri - Impor

- Produk dalam negeri & Impor

KEBUTUHAN MATERIAL & KEMANDIRIAN

INDUSTRI BAJA NASIONAL

KEBUTUHAN MATERIAL & KEMANDIRIAN

INDUSTRI BAJA NASIONAL

(13)

32 days ~ 72 $/T 7 days ~ 18 $/T 14 days ~ 32 $/T 7 days ~ 27$/T

WAKTU DAN BIAYA PENGAPALAN

(14)

X 1000 M T

2000

1000

0

3000

4000

5000

2003

2004

2005

2006

2007

639

114

835

2.161

4.274

EKSPOR BIJIH BESI INDONESIA

(15)

Estimated Deposite of Iron Ore in Indonesia ~ 600 Million MT ~ 1.391 Million MT ~ 320 Millon.MT Fe: 25-40% 40-56% Fe: 52-66%

Laterite Iron Sand Primary

POTENSI BIJIH BESI LOKAL

(16)

16

Sumber Daya :93.40 milyar ton

(m.t)

Sumber : Badan Geologi - 2007

0,01 m.t 0,23 m.t 53,82 m.t 36,22 m.t 0,002 m.t 0,15 m.t 13,41 m.t 5,30 m.t

Cadangan : 18,71 m.t

Sebagian besar batubara Indonesia berada pada kualitas sedang (62%) dan rendah (24%)

PETA POTENSI BATU BARA DI INDONESIA

(17)

BLAST FURNACE Sinter/ Pelet Fe>58% Al2O3 <1.9% COREX Natural Gas HYL / MIDREX ROTARY KILN ROTARY HEARTH

BIJIH

BESI

92% 8% OXYGEN BASIC OXYGEN FURNACE ELECTRIC ARC FURNACE SLAB BLOOM BILLET

IRON MAKING STEELMAKING STEEL CASTING

ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBUATAN BESI-BAJA

ALTERNATIF TEKNOLOGI PEMBUATAN BESI-BAJA

Pelet / Lump

Fe>55% Al2O3 <1.9%

Lump

Fe>53%, Al2O3 <6%

SELF RED. PELLET

Fe>53%, Al2O3 <8%

High Cal. Coal & Coke

Coke

Medium Cal.Coal

Medium Cal.Coal

High Grade Pellet

Fe>65%, SiO2< 0.7% Al2O3 <1.9%

LISTRIK

FEED & REDUCTANT/ ENERGY REQUIREMENTS

(18)

0.450MTPY Wire Rod Reformer Pelet Hyl-III, 1.5 MTPY Sponge CO, H2 EAF: 6x120T Skrap Ladle Furnace Reheating F’ce. Slab Caster Skrap CCM Billet: Caster

Wire Rod Rolling Mill 1.8 MTPY Slab 0.650MTPY N. Gas Sold EAF: 4x60T Ladle Furnace Vac Degasser 2 MTPY Hot Strip Coil

Hot Strip Mill 0.950 MTPY Cold Rolled

Coil Cold Rolling Milll

Sold Sold Sold

PEMBUATAN BAJA DI PTKS

PEMBUATAN BAJA DI PTKS

Reheating Furnace

(19)

(Tebal 1.8 –

25.0 mm,Lebar 600 –

2080 mm)

„

„

Struktur

Struktur

Pengelasan

Pengelasan

„

„

Pipa

Pipa

minyak

minyak

dan

dan

gas

gas

„

„

Bagian

Bagian

Automotif

Automotif

&

&

rangka

rangka

„

„

Tabung

Tabung

Gas

Gas

„

„

Boiler & Pressure Vessels

Boiler & Pressure Vessels

„

„

Pelat

Pelat

Kapal

Kapal

APLIKASI PRODUK BAJA (HRC) PTKS

(20)

R&D TEKNOLOGI IRONMAKING BAHAN

BAKU LOKAL

R&D TEKNOLOGI IRONMAKING BAHAN

BAKU LOKAL

RK-Skala lab. 5 TPD

(21)

PENGEMBANGAN PTKS S/D 2015

PENGEMBANGAN PTKS S/D 2015

2.4 MTPY HRC

Hot Strip Mill 0.950 MTPY CRC

Cold Rolling Milll 2.8 MTPY Slab Sold Sold Sold Slab 0.315 MTPY 1 MTPY Plate Sold Wire Rod Mill

WR 0.45 MTPY Sold Billet 0.6 MTPY Sold Plate Mill Slab 1.435MTPY Scrap BF 1.25 MTPY BF 1.25 MTPY 1 E 2 3 RK 0.315 MTPY Hyl 1.5 +0.2MTPY EAF 4x120 T EAF 4x60 T - Fasilitas Existing - Ekspansi I - Ekspansi II - Ekspansi III 1 E 2 3 BOF

(22)

Konsumsi baja nasional cenderung terus meningkat, sementara tingkat

produksinya masih selalu dibawah kebutuhan.

Dengan terus meningkatnya kebutuhan baja dan tingkat konsumsi baja

perkapita di Indonesia yang masih rendah, merupakan peluang untuk

mengembangkan industri baja di indonesia.

Pemberdayaan sumber daya lokal merupakan peluang yang sangat

strategis untuk membangun kemandirian dan daya saing industri baja

nasional

termasuk industri terkait dan turunannya

dalam

mengahadapi persaingan global.

Untuk merealisasikan hal diatas, aktivitas sinergetis dan integratif antara

pelaku bisnis perbajaan, lembaga penelitian, perguruan tinggi, pembuat

kebijakan dan para stake holder lainnya sangat diperlukan, seperti halnya

kegiatan kolokium saat ini diyakini sangat bermanfaat untuk sharing

informasi, pengalaman dan memperluas jejaring kerja.

KESIMPULAN & SARAN

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Hasil rancangan dan realisasi Pengembangan E -Modul Berbasis Model Pembelajaran Projet Based Learning pada Mata Pelajaran

Pemrograman berorientasi objek (Object Oriented Programing) adalah suatu pendekatan yang memungkinkan suatu kode yang digunakan untuk menyusun program menjadi lebih

Berdasarkan tabel tersebut dapat diperoleh informasi sebagai berikut. 1) Sebagian besar responden menyatakan bahwa kemampuan dalam berbahasa Inggris sangatlah kurang atau jelek,

Fixed Karbon Biobriket Sekam Padi Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa kadar fix karbon yang dimiliki briket arang sekam padi untuk ukuran butiran 0,21 mm lebih

penggunaan ilmu ekonomi mikro (teori &amp; metodologi) &amp; ilmu pengambilan keputusan dlm rangka mengambil keputusan tentang apa yg akan dilakukan perusahaan demi

Berdasarkan hal tersebut melalui konsep fashion retail store yang tidak hanya sekedar selling namun juga mampu memberikan “pengetahuan” di bidang fashion kepada konsumennya, toko

5.1C.3 Evaluasi Kinerja Tahun 2014 pada PDAM Tirta Gemilang Kabupaten Magelang 5.1C.4 Evaluasi Kinerja Tahun 2014 pada PDAM Tirta Perwitasari Kabupaten Purworejo 5.1C.5 Evaluasi

Disamping beberapa faktor yang telah disebutkan diatas, adanya tren peningkatan kebutuhan dunia terhadap nikel sebagai akibat dan semakin pesatnya