BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam satu prasiklus dan dua siklus sebagaimana pemaparan berikut ini:
A. Prasiklus
Prasiklus terdiri dari empat tahap: 1. Perencanaan
2. Pelaksanaan 3. observasi dan
4. Refleksi serta Replanning
1. Perencanaan
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT dengan menggunakan metode yang biasa digunakan peneliti yaitu metode ceramah. b. Peneliti membuat silabus pembelajaran.
d. Peneliti menyiapkan sarana / media pembelajaran yang berkaitan dengan materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT.
e. Peneliti menyusun alat evaluasi pembelajaran.
2. Pelaksanaan
Pada saat awal prasiklus pelaksanaan tidak sesuai dengan rencana, hal ini disebabkan oleh:
a. Siswa mengalami kesulitan dalam menghafal materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. .
b. Guru memilih metode yang kurang tepat dalam proses pembelajaran sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT.
3. Observasi dan Evaluasi
Adapun hasil dari observasi dan penilaian yang telah dilakukan oleh peneliti pada prasiklus dapat kita lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1
Perolehan Nilai Siswa Terhadap Materi Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT dengan Menggunakan metode Ceramah pada Prasiklus
No Nama Siswa Perolehan Nilai Siswa
Skor
KKM Ketuntasan
1 Azka 50 70 Belum Tuntas
2 Aziza 60 70 Belum Tuntas
3 Adelta 50 70 Belum Tuntas
4 Alfian 50 70 Belum Tuntas
5 Bela 50 70 Belum Tuntas
6 Chelsi 50 70 Belum Tuntas
7 Dicky 50 70 Belum Tuntas
8 Dinda 50 70 Belum Tuntas
9 Ferdi 70 70 Tuntas
10 Jusika 40 70 Belum Tuntas
11 Rahmi 40 70 Belum Tuntas
12 Rahayu 70 70 Tuntas
13 Marsel 70 70 Tuntas
14 Sandi 50 70 Belum Tuntas
15 Sanjaya 60 70 Belum Tuntas
16 Wahyu 50 70 Belum Tuntas
17 Winanda 50 70 Belum Tuntas
18 Tatia 60 70 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 970
Melihat pada tabel di atas, maka hasil nilai terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada saat proses belajar mengajar pada prasiklus masih tergolong rendah atau kurang, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh peserta didik pada saat prasiklus, nilai tertinggi hanya mencapai 70 sedangkan nilai terendah adalah 40. Dari penilaian terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. mendapatkan nilai rata 53.88 dari skor KKM 70.
Tabel 2
Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada Prasiklus
NO Tingkat Kemampuan Jumlah Persentase Keterangan Tidak Tuntas Tuntas 1 2 3 4 5 Sangat Baik (90 - 100) Baik (70 - 89) Cukup (50 – 69) Kurang ( 30 – 49) Sangat Kurang (00 – 29) - 3 Orang 13 Orang 2 Orang - - 16,66 % 72.22 % 11.11% - Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Jumlah 18 Orang 100 % Keterangan: Sangat Baik : 81 - 100 Baik : 61 - 80 Cukup : 41 - 60 Kurang : 21 - 40 Sangat Kurang : 00 - 20
Berdasarkan pada tabel 2 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada prasiklus dalam hal kemampuan
menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. masih kurang dan sangat kurang. Dari 18 siswa, baru ada 3 siswa yang nilainya mendapat kategori baik. Adapun perolehan nilai siswa adalah 13 peserta didik atau 72.22 % mendapat kategori cukup, 2 Peserta didik atau 11.11 % mendapat kategori kurang. Bila dilihat dari segi
ketuntasan, maka pada prasiklus baru ada 3 orang siswa atau 16.66 % siswa yang mencapai ketuntasan.
Tabel. 3
Hasil Observasi Aktifitas belajar Siswa Pada Pratindakan
No Nama Siswa Aktifitas Belajar Siswa
Memperhatikan Tidak Memperhatikan
1 Azka Ö 2 Aziza Ö 3 Adelta Ö 4 Alfian Ö 5 Bela Ö 6 Chelsi Ö 7 Dicky Ö 8 Dinda Ö 9 Ferdi Ö 10 Jusika Ö 11 Rahmi Ö 12 Rahayu Ö 13 Marsel Ö 14 Sandi Ö 15 Sanjaya Ö 16 Wahyu Ö 17 Winanda Ö 18 Tatia Ö Jumlah 6 12 Persentase 33 % 67 %
Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada pratindakan masih sangat rendah hal ini terlihat pada tabel di atas dari 2 aspek penilaian, hanya 6 orang peserta didik atau 33% dari peserta didik yang aktif memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran pada prasiklus.
Tabel 4
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada saat Proses Belajar Mengajar pada Prasiklus
No Kegiatan Skor
1 Apersepsi 60
2 Penjelasan materi pelajaran 50
3 Penjelasan metode pembelajaran 50
4 Teknik persiapan proses pembelajaran 50
5 Pengelolaan kegiatan kegiatan pembelajaran 50 6 Pemberian pejelasan pada saat kegiatan
pembelajaran
50 7 Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk
bertanya dan mengutaran pendapat
60 8 Memberikan penghargaan kepada setiap individu 50
9 Kemampuan melakukan evaluasi 50
10 Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran 60
11 Menutup Pelajaran 60
Jumlah 590
Rata-rata 53,6
Adapun penskoran terhadap aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru adalah:
Skor 85-100 = Sangat Baik Skor 70-84 = Baik
Skor 61-69 = Cukup Skor < 60 = Kurang
Tabel 5
Analisis Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Mengajar Guru No Rentang Nilai Perolehan Skor Kategori 1 85 – 100
2 70 – 84 3 61 – 69
4 < 60 53,6 Kurang
Melihat pada tabel di atas, ada 11 aspek yang dari aktivitas proses pembelajaran yang diobservasi, maka hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar masih tergolong kurang, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh guru pada saat menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam 11 aspek dalam proses pembelajaran, teman sejawat hanya memberikan skor nilai rata-rata 53,6 dikarenakan dari 11 aspek yang diobservasi, 4 aspek mendapat skor 60 dan 7 aspek lainnya mendapatkan skor 50. Dengan demikian aktivtas proses belajar mengajar guru pada prasiklus ini tergolong kurang atau rendah.
4. Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun aktifitas yang dilakukan oleh guru pada saat refleksi pra siklus adalah sebagai berikut:
a. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat menganalisa penyebab kegagalan pada prasiklus
b. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan langkah-langkah yang dapat diambil untuk pelaksanaan siklus pertama
Untuk memperbaiki kelemahan prasiklus, maka guru dan teman sejawat merumuskan langkah-langkah yang akan diterapkan pada siklus pertama, adapun perencanaan langkah-langkah pada siklus pertama adalah sebagai berikut:
a. Guru menggunakan metode talking stick dalam proses pembelajaran sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. .
b. Guru memberikan penjelasan terhadap siswa mengenai langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick
c. Guru memberikan pengakuan atau penghargaan (reward) baik berupa pujian maupun acungan jempol.
B. Siklus Pertama (satu pertemuan)
Siklus pertama terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi serta Replaining, sebagai berikut: 1. Perencanaan
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa pada
materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. dengan menggunakan metode talking stick.
b. Peneliti membuat silabus pembelajaran.
c. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembalajaran.
d. Peneliti menyiapkan sarana / media pembelajaran yang berkaiitan dengan materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. dan metode talking stick.
e. Peneliti menyusun alat evaluasi pembelajaran 2. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkan yang perlu dipersiapkan guru sebelum menggunakan metode talking stick adalah:
a. Siapkanlah satu tongkat terbuat dari karton yang digulung rapi. b. Bungkuslah tongkat yang terbuat dari karton dengan kertas yang
berwarna warni sehingga terlihat lebih menarik. c. Siapkanlah karton berwarna
d. Gutinglah karton menjadi beberapa bagian dengan ukuran sama e. Tulislah pada potongan karton/ kartu dengan sifat-sifat mustahil
bagi Allah SWT.
f. Usahakan tulisan tersebut jelas dan harus menggunakan warna yang sama.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat.
b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa mempelajari materi.
c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya.
e. Guru memberikan kesimpulan f. Evaluasi
3. Observasi dan Evaluasi
Adapun hasil dari observasi dan penilaian yang telah dilakukan oleh peneliti pada siklus pertama dapat dilihat pada tabel di samping ini:
Tabel 6
Perolehan Nilai Siswa Terhadap Materi Sifat wajib bagi Allah SWT dengan Menggunakan Metode Talking stick pada Siklus Pertama
No Nama Siswa Perolehan Nilai Siswa
Skor
KKM Ketuntasan
1 Azka 60 70 Belum Tuntas
2 Aziza 70 70 Tuntas
3 Adelta 70 70 Tuntas
4 Alfian 70 70 Tuntas
5 Bela 50 70 Belum Tuntas
6 Chelsi 70 70 Tuntas
7 Dicky 50 70 Belum Tuntas
8 Dinda 80 70 Tuntas
9 Ferdi 80 70 Tuntas
10 Jusika 60 70 Tuntas
11 Rahmi 40 70 Belum Tuntas
12 Rahayu 70 70 Tuntas
13 Marsel 80 70 Belum Tuntas
14 Sandi 80 70 Tuntas
15 Sanjaya 60 70 Belum Tuntas
16 Wahyu 60 70 Belum Tuntas
17 Winanda 80 70 Tuntas
18 Tatia 60 70 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 1190
Melihat pada tabel di samping, maka hasil nilai terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada saat proses belajar mengajar pada siklus pertama sudah tergolong sedang atau cukup, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh peserta didik pada saat siklus pertama, nilai tertinggi mencapai 80 sedangkan nilai terendah adalah 40. Dari penilain terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. mendapatkan nilai rata 66,1 dari skor KKM 70.
Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada prasiklus
Tabel 7
Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada Siklus Pertama
NO Tingkat Kemampuan Jumlah Persentase Keterangan
Tidak Tuntas Tuntas 1 2 3 4 5 Sangat Baik (90 - 100) Baik (70 - 89) Cukup (50 – 69) Kurang ( 30 – 49) Sangat Kurang (00 – 29) - 10 Orang 7 Orang 1 Orang - - 56 % 39 % 5 % - - Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas - Jumlah 18 Orang 100 % Keterangan: Sangat Baik : 81 - 100 Baik : 61 - 80 Cukup : 41 - 60 Kurang : 21 - 40 Sangat Kurang : 00 - 20
Berdasarkan pada tabel 5 di samping, dapat dari 18 peserta didik, sudah ada 10 peserta didik yang nilainya mendapat kategori baik. Untuk lebih jelasnya ialah 10 peserta didik atau 56% siswa mendapat kategori baik, 7 siswa atau 39% mendapat kategori cukup dan sisanya 1 siswa mendapatkan atau 5 % mendapatkan kategori kurang. Bila dilihat dari segi ketuntasan, maka sudah ada 10 peserta didik atau 56% dari peserta didik telah mencapai ketuntasan.
Tabel. 8
Hasil Observasi Aktifitas belajar Siswa Pada Siklus Pertama No Nama Siswa Aktifitas Belajar Siswa
Memperhatikan Tidak Memperhatikan
1 Azka Ö 2 Aziza Ö 3 Adelta Ö 4 Alfian Ö 5 Bela Ö 6 Chelsi Ö 7 Dicky Ö 8 Dinda Ö 9 Ferdi Ö 10 Jusika Ö 11 Rahmi Ö 12 Rahayu Ö 13 Marsel Ö 14 Sandi Ö 15 Sanjaya Ö 16 Wahyu Ö 17 Winanda Ö 18 Tatia Ö Jumlah 13 5 Persentase 72 % 28 %
Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada siklus pertama sudah tergolong baik hal ini terlihat pada tabel di atas dari 2 aspek penilaian, sudah ada 13 orang peserta didik atau 72% dari peserta didik yang aktif memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran pada siklus kedua.
Tabel 9
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada saat Proses Belajar Mengajar pada Siklus Pertama
No Kegiatan Skor
1 Apersepsi 75
2 Penjelasan materi pelajaran 70
3 Penjelasan metode pembelajaran 70
4 Teknik persiapan proses pembelajaran 70
5 Pengelolaan kegiatan kegiatan pembelajaran 70 6 Pemberian pejelasan pada saat kegiatan
pembelajaran
70 7 Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk
bertanya dan mengutaran pendapat
80 8 Memberikan penghargaan kepada setiap individu 70
9 Kemampuan melakukan evaluasi 70
10 Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran 80
11 Menutup Pelajaran 80
Jumlah 805
Rata-rata 73,18
Adapun penskoran terhadap aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru adalah:
Skor 85-100 = Sangat Baik Skor 70-84 = Baik
Skor 61-69 = Cukup Skor < 60 = Kurang
Tabel 10
Analisis Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Mengajar Guru No Rentang Nilai Perolehan Skor Kategori
1 85-100
2 70-84 73,18 Baik
3 61-69
4 < 60
Melihat pada tabel di atas, ada 11 aspek dari aktivitas proses pembelajaran yang diobservasi, maka hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar sudah tergolong baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh guru pada saat menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam 11 aspek dalam proses pembelajaran, teman sejawat memberikan skor nilai rata-rata 73,18. Dengan demikian aktivitas proses belajar mengajar guru pada siklus pertama ini tergolong baik.
4. Refleksi dan Perencanaan Ulang
Adapun aktifitas yang dilakukan oleh guru pada saat refleksi siklus pertama adalah sebagai berikut:
a. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan analisa terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus pertama
b. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus pertama
c. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan langkah-langkah yang dapat dilakukan pada saat pelaksanaan siklus yang kedua
C. Siklus Kedua
Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi dan perencanaan ulang (replaining). 1. Perencanaan (Planning)
Planing pada siklus kedua berdasarkan replaning siklus pertama yaitu: a. Guru memberikan mitovasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi
dalam pembelajaran.
b. Guru lebih intensif membimbing siswa-siswa yang mengalami kesulitan dalam metode talking stick.
c. Guru memberikan pengakuan atau penghargaan (reward).
2. Pelaksanaan (Acting)
Adapun langkah-langkan yang perlu dipersiapkan guru sebelum menggunakan metode talking stick adalah:
b. Bungkuslah tongkat yang terbuat dari karton dengan kertas yang berwarna warni sehingga terlihat lebih menarik.
c. Siapkanlah karton berwarna
d. Gutinglah karton menjadi 20 bagian, usahakan setiap potongan karton atau kartu berukuran sama
e. Tulislah pada potongan karton/ kartu dengan sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT.
f. Usahakan tulisan tersebut jelas dan harus menggunakan warna yang sama.
Sedangkan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode talking stick adalah sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan sebuah tongkat dan menyelipkan kartu berisikan pertanyaan pada tongkat tersebut.
b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada pegangannya/ paketnya.
c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk menutup bukunya.
d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang
memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.
e. Guru memberikan kesimpulan f. Evaluasi
3. Observasi dan Evaluasi
a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11
Perolehan Nilai Siswa Terhadap Materi Sifat-sifat mustahil bagi Allah
SWT. dengan Menggunakan Metode Talking stick pada Siklus Kedua
No Nama Siswa Perolehan Nilai
Siswa Skor KKM Ketuntasan 1 Azka 100 70 Tuntas 2 Aziza 100 70 Tuntas 3 Adelta 100 70 Tuntas 4 Alfian 100 70 Tuntas 5 Bela 80 70 Tuntas 6 Chelsi 100 70 Tuntas 7 Dicky 90 70 Tuntas 8 Dinda 100 70 Tuntas 9 Ferdi 100 70 Tuntas
10 Jusika 100 70 Tuntas 11 Rahmi 100 70 Tuntas 12 Rahayu 100 70 Tuntas 13 Marsel 80 70 Tuntas 14 Sandi 100 70 Tuntas 15 Sanjaya 100 70 Tuntas 16 Wahyu 100 70 Tuntas 17 Winanda 100 70 Tuntas 18 Tatia 100 70 Tuntas Jumlah Nilai 1750 Nilai Rata-rata 97,2
Melihat pada tabel di samping, maka hasil nilai terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada saat proses belajar mengajar pada siklus kedua sudah tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh peserta didik pada saat siklus kedua, nilai tertinggi mencapai 100 sedangkan nilai terendah adalah 80. Dari penilain terhadap kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. mendapatkan nilai rata 97,2 dari skor KKM 70.
a. Hasil Penilaian Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada prasiklus
Tabel 12
Tingkat Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. pada Siklus Kedua
NO Tingkat Kemampuan Jumlah Persentase Keterangan
Tidak Tuntas Tuntas 1 2 3 4 5 Sangat Baik (90 - 100) Baik (70 - 89) Cukup (50 – 69) Kurang ( 30 – 49) Sangat Kurang (00 – 29) 16 Orang 2 Orang - - - 89 % 11 % - - Tuntas Tuntas - - - Jumlah 18 Orang 100 % Keterangan: Sangat Baik : 81 - 100 Baik : 61 - 80 Cukup : 41 - 60 Kurang : 21 - 40 Sangat Kurang : 00 - 20
Berdasarkan pada tabel. 8 di samping, dapat dilihat bahwa sudah ada 16 peserta didik atau 89% yang nilainya mendapat kategori sangat baik. Sedangkan 2 atau 11% peserta didik mendapat kategori baik. Bila dilihat dari segi ketuntasan, maka seluruh siswa yang berjumah 18 orang telah mencapai ketuntasan.
Tabel. 13
Hasil Observasi Aktifitas belajar Siswa Pada Siklus Kedua No Nama Siswa Aktifitas Belajar Siswa
Memperhatikan Tidak Memperhatikan
1 Azka Ö 2 Aziza Ö 3 Adelta Ö 4 Alfian Ö 5 Bela Ö 6 Chelsi Ö 7 Dicky Ö 8 Dinda Ö 9 Ferdi Ö 10 Jusika Ö 11 Rahmi Ö 12 Rahayu Ö 13 Marsel Ö 14 Sandi Ö 15 Sanjaya Ö 16 Wahyu Ö 17 Winanda Ö 18 Tatia Ö Jumlah 18 0 Persentase 100 % 0 %
Hasil observasi kegiatan belajar siswa pada siklus kedua sudah tergolong sangat baik hal ini terlihat pada tabel di atas dari 2 aspek penilaian, seluruh peserta didik yang berjumlah 18 orang peserta didik atau 100% dari peserta didik aktif memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran pada siklus kedua.
Tabel 14
Hasil Observasi Aktivitas Guru pada saat Proses Belajar Mengajar pada Siklus Kedua
No Kegiatan Skor
1 Apersepsi 95
2 Penjelasan materi pelajaran 85
3 Penjelasan metode pembelajaran 85
4 Teknik persiapan proses pembelajaran 80
5 Pengelolaan kegiatan kegiatan pembelajaran 80 6 Pemberian pejelasan pada saat kegiatan
pembelajaran
80 7 Pemberian kesempatan kepada siswa lain untuk
bertanya dan mengutaran pendapat
95 8 Memberikan penghargaan kepada setiap individu 80
9 Kemampuan melakukan evaluasi 90
10 Kemampuan menyimpulkan materi pelajaran 95
11 Menutup Pelajaran 95
Jumlah 960
Rata-rata 87,27
Adapun penskoran terhadap aktivitas proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru adalah:
Skor 85 -100 = Sangat Baik Skor 70 - 84 = Baik
Skor 61 - 69 = Cukup Skor < 60 = Kurang
Tabel 15
Analisis Hasil Penilaian Terhadap Aktivitas Mengajar Guru No Rentang Nilai Perolehan Skor Kategori
1 85 – 100 87,27 Sangat Baik
2 70 – 84 3 61 – 69
Melihat pada tabel di atas, ada 11 aspek yang dari aktivitas proses pembelajaran yang diobservasi, maka hasil observasi terhadap aktivitas guru pada saat proses belajar mengajar tergolong sangat baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh guru pada saat menyelenggarakan proses belajar mengajar. Dalam 11 aspek dalam proses pembelajaran, teman sejawat memberikan skor nilai rata-rata 87,27. Dengan demikian aktivtas proses belajar mengajar guru pada siklus pertama ini tergolong baik.
4. Refleksi
Adapun aktifitas yang dilakukan oleh guru pada saat refleksi siklus kedua adalah sebagai berikut:
a. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat melakukan analisa terhadap hasil yang telah dicapai pada siklus kedua
b. Guru berkolaborasi dengan teman sejawat memperbaiki kelemahan-kelemahan pada siklus kedua
c. Meningkatnya rata-rata nilai dari prasiklus 53.88 meningkat pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan dan puncaknya pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV pada materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. menggunakan metode talking stick.
d. Guru dan teman sejawat memutuskan tidak perlu merencanakan siklus ketiga karena pada siklus kedua ini, sudah berhasil dan nilai siswa telah mencapai ketuntasan atau mencapai nilai KKM.
Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada setiap siklus dapat kita perhatikan pada grafik berikut ini:
Grafik 1
Peningkatan Nilai Rata-rata dari Tiap Siklus nilai -- 100 97,2 / 97% rata-rata -- 90 per siklus -- 80 -- 70 66,1 / 66% -- 60 53,88/53% -- 50 -- 40 -- 30 -- 20 -- 10
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2 Jenis Siklus
Pada grafik di atas, dapat diketahui peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus. Rata-rata nilai dari prasiklus 53,88 meningkat pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan dan puncaknya pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2. Hal ini disebabkan karena proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas III pada materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. menggunakan metode talking stick
Grafik 2
Persentase Ketuntasan Kemampuan Siswa Menghafal Sifat-sifat Mustahil Bagi Allah SWT dari Tiap Siklus
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Prasiklus Siklus I Siklus II
Prasiklus: 16.66 %
Siklus Pertama: 55,55 %
Siklus Kedua: 100 %
Pada grafik di atas, dapat dilihat bahwa persentase ketuntasan kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT mengalami peningkatan. Pada prasiklus baru ada 3 siswa atau 16,66% siswa yang mampu menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT atau mencapai ketuntasan, tapi pada siklus I sudah ada 10 orang siswa atau 55,55 % dari siswa telah mencapai ketuntasan dan pada siklus II semua siswa yang berjumlah 18 orang semuanya telah mencapai ketuntasan atau 100% tuntas.
D. Temuan Penelitian
1. Untuk melaksanakan proses belajar mengajar di perlukan perencanaan yang matang.
2. Ketelitian pemilihan metode pembalajaran sangat menentukan keberhasilan proses pembalajaran.
3. Metode talking stick lebih tepat digunakan dalam proses pembelajaran materi pelajaran yang menuntut adanya aspek kognitif dan afektif karena dengan metode talking stick siswa akan lebih paham dan hafal dengan materi pelajaran.
4. Dengan penggunaan metode talking stick pada materi sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. terdapat peningkatan pada setiap siklus. Sebelum menggunakan metode talking stick perolehan nilai siswa rata-rata 53, 88 meningkat pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan dan puncaknya pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2 dari nilai KKM 70.
5. Maka dengan demikian terjawablah rumusan masalah bahwa penggunaan metode talking stick dalam meningkatkan hafalan
siswa terhadap sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT. di kelas III SD Negeri POM Sawit Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bab terakhir ini, penulis memberikan suatu kesimpulan yang berdasarkan hasil penelitian terhadap penggunaan matode talking stick dalam meningkatkan kemampuan siswa menghafal sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT di Kelas III SD Negeri POM Sawit Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil observasi, terlihat adanya peningkatan dari setiap siklus. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa. Walaupun pada prasiklus nilai rata-rata yang diperoleh siswa hanya 53,88 meningkat pada siklus pertama dengan nilai rata-rata 66,1 dan dan puncaknya pada siklus kedua nilai rata-rata siswa 97,2 dari nilai skor KKM 70.
2. Selain dari sisi nilai, siswa lebih aktif dan termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar.
B. Saran-saran
Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara
berkesinambungan dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam maupun mata pelajaran lain.
1. Kepada guru, hendaknya dapat menggunakan metode talking stick dalam pembelajaran PAI terutama pada materi pembelajaran yang membutuhkan adanya aspek hafalan dari siswa.
2. Kepada siswa, hendaknya dapat lebih giat dalam mengikuti proses pembelajaran dan rajin belajar terhadap mata pelajaran PAI dan mata pelajaran lainnya.
3. Kepada pihak sekolah, hendaknya dapat mendukung dan memfasilitasi guru dalam menggunakan metode yang bervariasi agar efektifitas pembelajaran dapat lebih maksimal.