• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Senyawa Turunan Kaliksarena Dalam Menghambat Pembentukan Kerak Kalsium Karbonat (CaCO 3 )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Senyawa Turunan Kaliksarena Dalam Menghambat Pembentukan Kerak Kalsium Karbonat (CaCO 3 )"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Senyawa Turunan Kaliksarena Dalam Menghambat

Pembentukan Kerak Kalsium Karbonat (CaCO

3

)

Suharso*, Buhani, dan Liza Aprilia

Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Lampung

Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung, Indonesia *Email: suharso@unila.ac.id

Abstrak. Efek penambahan senyawa turunan kaliksarena yang larut dalam air 5,11,17,23-tetra(dimetilamino) metil-4,6,10,12,16,18,22,24-oktahidroksi-2,8,14,20-tetrametil kalik[4]arena (TDMACMKR) terhadap pembentukan endapan kerak kalsium karbonat telah diamati dengan menggunakan metode seeded experiment dan bottle roller bath. Penambahan TDMACMKR terhadap pembentukan endapan kerak kalsium karbonat menunjukkan bahwa TDMACMKR mampu berperan sebagai inhibitor pembentukan endapan kerak kalsium karbonat. Efek penambahan TDMACMKR sebagai inhibitor pada pertumbuhan kerak CaCO3 dianalisis dengan mengukur perubahan berat dari endapan CaCO3 yang terbentuk. Morfologi dan distribusi ukuran kristal yang terbentuk sebagai akibat dari penambahan senyawa TDMACMKR dianalisis dengan menggunakan Scanning

Electron Microscopy (SEM) dan particle size analyzer. Kata Kunci. Inhibitor, kaliksarena, kalsium karbonat.

PENDAHULUAN

Permasalahan serius yang dijumpai dalam beberapa proses industri seperi industri minyak dan gas, industri kimia, dan industri pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah terbentuknya kerak pada dinding-dinding pipa peralatan industri [1-6]. Pembentukan kerak ini sangat tidak diinginkan dan karena itu, perusahaan minyak negara (PERTAMINA) mengeluarkan dana US$ 6-7 juta atau setara dengan Rp 60-70 milyar untuk mengganti pipa industri panas bumi setiap 10 tahun [7]. Untuk pengendalian ini, penelitian tentang beberapa inhibitor kerak untuk menghambat pembentukan kerak telah dilakukan oleh beberapa peneliti [8-11]. Penggunaan inhibitor untuk tujuan ini dilakukan karena metode ini memiliki keunggulan dari sisi biaya yang murah dan sangat efektif dalam menghambat pembentukan kerak.

Dalam laporan ini, senyawa TDMACMKR telah disintesis dan dikarakterisasi berdasarkan metode yang

telah dilakukan oleh Sardjono[12] untuk diamati sebagai inhibitor pembentukan kerak CaCO3. TDMACMKR sebagai salah

satu turunan senyawa kalik[4]arena dari gugus fungsi amino yang dipilih sebagai

inhibitor potensial dalam menghambat

pembentukan kerak CaCO3.

Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan inhibitor TDMACMKR untuk diaplikasikan sebagai inbitor pembentukan kerak CaCO3. Senyawa ini dipilih karena

beberapa alasan seperti; memiliki kemampuan yang kuat untuk diaplikasikan sebagai ligan, pengekstrak, adsorben, dan ionofor untuk kation-kation logam [13-19]. Keunggulan kaliksarena sebagai inhibitor ini karena kaliksarena memiliki situs-situs pengikat yang memiliki peranan untuk mengadsorpsi kation logam dalam larutan. Turunan senyawa ini dengan gugus fungsi seperti ester, amino, keton, asam karboksilat, dan eter sangat efektif sebagai adsorben dan pengomplek ion logam alkali (Golongan I) dan alkali tanah (Golongan II) [17].

(2)

METODE PENELITIAN

Gambar 1. Struktur Kimia Senyawa TDMACMKR.

Sintesis dan karakterisasi senyawa turunan kaliksarena dari gugus fungsi amino yang larut dalam air (TDMACMKR) dilakukan berdasarkan metode yang telah dilakukan oleh Sardjono[12]. Struktur kimia senyawa TDMACMKR dapat dilihat dalam Gambar 1 berikut ini;

Pembuatan Bibit Kristal

Pembuatan bibit kristal CaCO3

dilakukan dengan mencampurkan 1 M larutan Na2CO3 dan 1 M larutan CaCl2

anhidrat masing-masing ke dalam 50 mL air pada temperatur 80ºC. Kemudian campuran diaduk dengan pengaduk magnet dan didinginkan dalam temperatur kamar selama 2 jam untuk menghasilkan bibit kristal. Bibit Kristal yang diperoleh dipisahkan dengan cara penyaringan menggunakan kertas saring ,45 μm

millipore filter dibersihkan menggunakan

air dan dikeringkan dalam oven pada suhu 105 ºC. Metode ini diulang beberapa kali untuk mendapatkan jumlah bibit kristal yang cukup dalam melakukan percobaan.

Percobaan Kristalisasi

Sebanyak 200 mL 0,2 M larutan CaCl2

anhidrat dan 200 mL 0,2 M larutan Na2CO3

dimasukkan ke dalam 500 mL botol

Nalgene polypropylene pada temperature 80

°C, dicampur, diaduk dengan pengaduk magnet untuk menghasilkan larutan

pertumbuhan CaCO3 dengan konsentrasi

0,1 M sampai larutan homogen. Larutan homogen yang terbentuk disaring dengan ,45 μm millipore filter. Larutan dipindahkan ke dalam 250 mL botol

Nalgene polypropylene yang telah ditempatkan di dalam bottle-roller bath dan dibagi ke dalam 6 botol masing-masing sebanyak 50 mL. Ke dalam masing-masing botol, sebanyak 200 mg bibit kristal ditambahkan dalam waktu bersamaan.

Bottle-roller bath diatur secara otomatis

pada putaran 40 putaran/menit. Setelah 1,5 jam percobaan, setiap botol diambil untuk setiap 15 menit untuk dianalisis berat kristal yang dihasilkan. Kristal yang didapat dicuci dengan air dan dikeringkan selama 1 hari dalam oven pada suhu 105 °C. Berat kristal yang didapat ditimbang dan dihitung untuk dianalisis [7]. Untuk setiap endapan yang diamati, standar yang tanpa ditambahkan inhibitor dilakukan sebagai pembanding dengan pengamatan penambahan inhibitor TDMACMKR. Untuk setiap konsentrasi larutan pertumbuhan yang berbeda 0,3 dan 0,6 M, pengamatan dilakukan dengan metode yang sama seperti pada konsentrasi larutan pertumbuhan 0,1 M.

Efek penambahan TDMACMKR

Dengan prosedur yang sama, pengaruh penambahan TDMACMKR untuk konsentrasi yang berbeda ke dalam larutan pertumbuhan CaCO3 diamati dengan

menambahkan sejumlah senyawa TDMACMKR berkisar 0, 25, 50, and 75 ppm. Berat kristal yang didapat setelah penambahan TDMACMKR sebagai

inhibitor juga dihitung dan dianalisis. Analisis Data

Dengan menggunakan MS Excel 2007, data jumlah endapan terhadap waktu pada berbagai konsentrasi penambahan senyawa TDMACMKR dan konsentrasi larutan pertumbuhan CaCO3 diplot sebagai jumlah

endapan versus waktu untuk setiap konsentrasi penambahan inhibitor (0, 25,

(3)

50, dan 75 ppm) dan setiap larutan pertumbuhan CaCO3 yang digunakan 0,1;

0,3; dan 0,6 M. Kemampuan senyawa TDMACMKR dalam menghambat laju pertumbuhan pembentukan kerak CaCO3

dapat dianalisis dari berat endapan yang didapat. Dengan menggunakan SEM (JSM 6360 LA, Buatan Jepang), morfologi kristal CaCO3 yang dihasilkan dari percobaan

diidentifikasi untuk diamati perubahan morfologinya. Pembuktian lebih lanjut kemampuan inhibitor TDMACMKR dalam menghambat pembentukan kerak CaCO3

diamati melalui distribusi ukuran kristal CaCO3 yang diperoleh dari percobaan baik

dengan penambahan inhibitor maupun tanpa penambahan inhibitor dengan menggunakan particle size analyzer

(Sedigraph III 5120-Micrometrics).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil pengamatan perubahan berat endapan CaCO3 terhadap waktu pada

konsentrasi larutan pertumbuhan CaCO3

yang berbeda dan konsentrasi senyawa TDMACMKR yang bervariasi dapat dilihat dalam Tabel 1-3. Sedangkan grafik perubahan berat endapan terhadap waktu pada berbagai konsentrasi inhibitor dan larutan pertumbuhan CaCO3 dapat dilihat

dalam Gambar 2-5. Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan pertumbuhan maka laju pertumbuhan kristal CaCO3 semakin besar. Ini juga

menunjukkan bahwa proses pengkerakan CaCO3 akan semakin tinggi seiring dengan

meningkatnya konsentrasi CaCO3 dalam

larutan berair. Pada konsentrasi media pertumbuhan 0,6 M, berat endapan bibit kristal CaCO3 dalam waktu 90 menit

mencapai 2,6 gram/liter larutan. Sedangkan pada konsentrasi media pertumbuhan 0,1 M, berat endapan bibit kristal CaCO3 dalam

waktu yang sama mencapai 2,3 gram/liter

larutan. Secara umum, laju pertumbuhan pembentukan endapan CaCO3 kristal pada

awal waktu pertumbuhan adalah cepat dan akan melambat bahkan mendekati konstan pada menit ke 60. Hasil pengamatan ini memberikan kemiripan yang sama dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Suharso, dkk.[7] pada efek penambahan ekstrak daun gambir terhadap laju pembentukan kerak CaCO3.

Pengaruh penambahan senyawa TDMACMKR pada berbagai konsentrasi dari 0-75 ppm pada pengendapan kristal CaCO3 pada variasi konsentrasi larutan

pertumbuhan 0,1; 0,3; dan 0,6 M dengan penambahan 100 mg bibit kristal dapat dilihat dalam Gambar 2-4. Dari Gambar 3-5 dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi TDMACMKR yang ditambahkan semakin besar kemampuannya dalam menghambat pembentukan kerak CaCO3. Penambahan 75 ppm senyawa

TDMACMKR dalam larutan pertumbuhan CaCO3 0,1 M secara signifikan

menghambat laju pertumbuhan endapan kristal CaCO3 (Gambar 3). Kemampuan

TDMACMKR dalam menghambat pembentukan endapan CaCO3 menurun

seiring dengan naiknya konsentrasi larutan pertumbuhan CaCO3 dari 0,1 sampai 0,6 M.

Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan temuan yang diperoleh oleh Suharso dkk.[7] pada pengendapan CaCO3 menggunakan

inhibitor gambir dan temuan dari Jones dkk. pada material anorganik dengan menggunakan aditif senyawa kalik[4]arena dari gugus fungsi asam aspartat dan glutamat[20]. Hasil temuan ini juga dapat dibandingkan dengan penambahan senyawa komplek metallosena[21], green inhibitor[7,22], kaliksarena[23], dan beberapa inhibitor yang digunakan dalam

(4)

Tabel 1. Efek Penambahan Inhibitor TDMACMKR terhadap Pembentukan Endapan CaCO3

pada Konsentrasi Larutan Pertumbuhan 0,1 M. Waktu

(menit)

Rerata Berat Endapan (g/L)

0 ppm 25 ppm 50 ppm 75 ppm 0 15 30 45 60 75 90 2,000 2,140 2,200 2,230 2,254 2,274 2,273 2,000 2,055 2,088 2,097 2,121 2,122 2,120 2,000 2,040 2,073 2,085 2,095 2,090 2,093 2,000 2,012 2,011 2,015 2,016 2,017 2,016

Tabel 2. Efek Penambahan Inhibitor TDMACMKR terhadap Pembentukan Endapan CaCO3

pada Konsentrasi Larutan Pertumbuhan 0,3 M. Waktu

(menit)

Rerata Berat Endapan (g/L)

0 ppm 25 ppm 50 ppm 75 ppm 0 15 30 45 60 75 90 2,000 2,214 2,335 2,425 2,455 2,463 2,463 2,000 2,112 2,184 2,232 2,243 2,244 2,242 2,000 2,089 2,154 2,186 2,188 2,190 2,188 2,000 2,077 2,118 2,121 2,125 2,124 2,126

Tabel 3. Efek Penambahan Inhibitor TDMACMKR terhadap Pembentukan Endapan CaCO3

pada Konsentrasi Larutan Pertumbuhan 0,6 M. Waktu

(menit)

Rerata Berat Endapan (g/L)

0 ppm 25 ppm 50 ppm 75 ppm 0 15 30 45 60 75 90 2,000 2,320 2,476 2,597 2,607 2,617 2,607 2,000 2,212 2,344 2,378 2,376 2,380 2,378 2,000 2,211 2,289 2,295 2,297 2,296 2,295 2,000 2,211 2,234 2,265 2,253 2,254 2,255

Gambar 2. Pengaruh konsentrasi larutan pertumbuhan terhadap pengendapan CaCO3 dengan

penambahan 100 mg bibit kristal CaCO3.

2.00 2.10 2.20 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 0 20 40 60 80 100 Bera t e ndapa n (g L -1) Waktu (menit) 0.1 M

(5)

Gambar 3. Pengaruh penambahan senyawa TDMACMKR terhadap pengendapan CaCO3 pada

konsentrasi larutan pertumbuhan 0,1 M.

Gambar 4. Pengaruh penambahan senyawa TDMACMKR terhadap pengendapan CaCO3 pada

konsentrasi larutan pertumbuhan 0,3 M.

Gambar 5. Pengaruh penambahan senyawa TDMACMKR terhadap pengendapan CaCO3 pada

konsentrasi larutan pertumbuhan 0,6 M. 2.00 2.05 2.10 2.15 2.20 2.25 2.30 0 20 40 60 80 100 Be ra t e nda pa n (g L -1 ) Waktu (menit) 0 ppm 25 ppm 2.00 2.10 2.20 2.30 2.40 2.50 0 20 40 60 80 100 Bera t e ndapa n (g L -1) Waktu (menit) 0 ppm 25 ppm 2.00 2.10 2.20 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 0 20 40 60 80 100 Bera t e ndapa n (g L -1 ) Waktu (menit) 0 ppm 25 ppm

(6)

Untuk membuktikan bahwa

inhibitor mampu menghambat laju pertumbuhan bibit kristal CaCO3 dalam

larutan pertumbuhan CaCO3, endapan

CaCO3 yang terbentuk baik tanpa

penambahan dan dengan kehadiran TDMACMKR pada larutan pertumbuhan 0,1 dan 0,6 M diamati dengan SEM (Scanning Electron Microscope) dan ditampilkan dalam Gambar 6-7. Hasil pengamatan dengan menggunakan SEM membuktikan bahwa penambahan TDMACMKR dalam larutan pertumbuhan CaCO3 mampu menghambat laju

pertumbuhan bibit kristal CaCO3. Ukuran

dari morfologi kristal CaCO3 dengan

penambahan senyawa TDMACMKR menunjukkan ukuran kristal lebih kecil dari tanpa penambahan senyawa TDMACMKR. Hal ini sangat jelas ditunjukkan dalam Gambar 6 dan 7. Bibit kristal tanpa penambahan inhibitor TDMACMKR (Gambar 6(a) dan 7(a)) menunjukkan diameter ukuran kristal yang tampak lebih besar dari ukuran kristal dengan penambahan inhibitor TDMACMKR (Gambar 6(b) dan 7(b)). Pada konsentrasi media pertumbuhan CaCO3 0,1 M,

penambahan inhibitor TDMACMKR secara dramatis merubah morfologi kristal CaCO3

(Gambar 6). Namun demikian penambahan senyawa TDMACMKR pada konsentrasi larutan pertumbuhan 0,6 M tidak mampu merubah morfologi kristal CaCO3.

Penambahan senyawa TDMACMKR pada konsentrasi ini hanya menurunkan ukuran kristal CaCO3.

Perubahan morfologi kristal CaCO3

dapat diakibatkan oleh adsorpsi molekul

inhibitor pada situs-situs pertumbuhan aktif

dari luas permukaan kristal CaCO3

[7,25-27]. Adanya adsorpsi dari molekul-molekul inhibitor mengakibatkan terhalangnya situs-situs aktif pertumbuhan sehingga berdampak terhadap laju pertumbuhan kristal CaCO3.

TDMACMKR sebagai molekul inhibitor memainkan peranan sebagai pengendali

pembentukan inti heterogen yang pada akhirnya akan menghambat pertumbuhan kerak CaCO3.

Pembuktian lebih lanjut terhadap kemampuan senyawa TDMACMKR sebagai inhibitor dalam menghambat laju pertumbuhan kristalisasi CaCO3, endapan

kristal CaCO3 yang diperoleh dari

percobaan baik dengan penambahan

inhibitor ataupun tanpa penambahan

inhibitor diamati distribusi ukuran kristalnya menggunakan particle size analyzer. Gambar 8 dan 9 menunjukkan

distribusi ukuran kristal CaCO3 tanpa dan

dengan penambahan 75 ppm senyawa TDMACMKR pada konsentrasi larutan pertumbuhan 0,1 dan 0,6 M. Pada konsentrasi larutan pertumbuhan 0,1 M, rata-rata distribusi ukuran partikel CaCO3

tanpa inhibitor berkisar 9,15 µm dan dengan penambahan inhibitor turun menjadi 6,12 µm. Dengan hasil serupa, rata-rata distribusi ukuran partikel CaCO3

tanpa inhibitor pada konsentrasi larutan pertumbuhan CaCO3 0,6 M berkisar 14,91

µm dan dengan penambahan inhibitor terjadi penurunan menjadi 11,74 µm. Data-data tersebut membuktikan bahwa senyawa TDMACMKR memainkan peranan sebagai

inhibitor pembentukan kerak CaCO3 pada

kondisi percobaan yang telah dilakukan dalam penelitian ini. Data rata-rata distrubusi ukuran partikel kristal CaCO3

yang diperoleh dapat dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan ekstrak gambir sebagai

inhibitor pembentukan kerak CaCO3 yang

menunjukkan kecenderungan yang sama dengan hasil penelitian ini [7].

(7)

Gambar 6. Morfologi kristal CaCO3 (a) tanpa

penambahan inhibitor (b) dengan penambahan 75 ppm TDMACMKR pada larutan pertumbuhan 0.1 M.

Gambar 7. Morfologi kristal CaCO3 (a) tanpa penambahan inhibitor (b) dengan penambahan 75 ppm TDMACMKR pada larutan pertumbuhan 0.6 M.

Gambar 8. Distribusi ukuran partikel kristal CaCO3 pada tanpa penambahan dan dengan penambahan 75 ppm TDMACMKR pada konsentrasi larutan pertumbuhan 0,1 M.

Gambar 9. Distribusi ukuran partikel kristal CaCO3 pada tanpa penambahan dan dengan

penambahan 75 ppm TDMACMKR pada konsentrasi larutan pertumbuhan 0,6 M.

KESIMPULAN

Senyawa TDMACMKR sebagai hasil sintesis dapat digunakan sebagai inhibitor untuk menghambat laju pembentukan kerak CaCO3. Penambahan TDMACMKR ke dalam larutan pertumbuhan CaCO3 0,1 M secara signifikan merubah morfologi dan ukuran kristal CaCO3. Akan tetapi penambahan TDMACMKR ke dalam larutan pertumbuhan CaCO3 0,6 M tidak merubah morfologi kristal CaCO3, penambahan pada konsentrasi ini hanya menurunkan ukuran kristal CaCO3.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ditujukan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Republik Indonesia, atas dukungan dana melalui Hibah Kompetensi dengan nomor kontrak: 133/SP2H/PL/Dit. Litabmas/III/2012, 7 Maret 2012. Makalah ini selanjutnya disempurnakan untuk dipublikasikan di jurnal internasional ―Desalination and Water Treatment‖ sebagai pertanggungjawaban peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

Y. Tang, W. Yang, X. Yin, Y. Liu, Y.P. Yin, and J. Wang. (2008). Investigation of CaCO3 scale inhibition by PAA,

(b)

(a)

(8)

ATMP, and PAPEMP. Desalination, Vol. 228, p. 55–60.

K.D. Demadis, E. Mavredaki, A. Stathoulopoulou, E. Neofotistou, and C. Mantzaridis. (2007). Industrial water systems: problem, challenges, and solution for process industries.

Desalination, Vol. 213 p. 38–46.

T. Chen, A. Neville, and M. Yuan. (2005). Calcium carbonate scale formation– assessing the initial stages of precipitation and deposition. J. Pet. Sci.

Eng., Vol. 46, p. 185.

T. Waly, M.D. Kennedy, G.J. Witkamp, G. Amy, and J.C. Schippers. (2012). The role of inorganic ions in the calcium carbonate scaling of seawater reverse osmosis systems. Desalination, Vol. 284, p. 279–287

J.Y. Gal, Y. Fovet, and N. Gatche. (2002). Mechanisms of scale formation and carbon dioxide partial pressure influence. Part I. Elaboration of an experimental method and a scaling model. Water Res., Vol. 36, p. 755. S.J. Dyer and G.M. Graham. (2003).

Thermal stability of generic barium sulphate scale inhibitor species under static and dynamic conditions. J. Pet.

Sci. Eng., Vol. 37, p. 171–181.

Suharso, Buhani, S. Bahri, and T. Endaryanto. (2011). Gambier extracts as an inhibitor of calcium carbonate (CaCO3) scale formation. Desalination,

Vol. 265, p. 102–106.

F. Manoli, J. Kanakis, P. Malkaj, and E. Dalas. (2002). The effect of aminoacids on the crystal growth of calcium carbonate. J. Cryst. Growth, Vol. 236, p. 363–370.

R. Fried, and Y. Mastai. (2012). The effect of sulfated polysaccharides on the crystallization of calcite superstructures.

J. Cryst. Growth, Vol. 338, p. 147–151.

F. Jones, A. Oliveira, A.L. Rohl, G.M. Parkinson, M.I. Ogden, and M.M. Reyhani. (2002). Investigation into the effect of phosphonate inhibitors on barium sulfate precipitation. J. Cryst.

Growth, Vol. 237, p. 424–429.

D.J. Choi, S.J. You, and J.G. Kim. (2002). Development of an environmentally safe corrosion, scale, and microorganism inhibitor for open recirculating cooling systems. Mater. Sci. Eng. A, Vol. 335, p. 228–235.

R.E. Sardjono. (2007). Sintesis dan penggunaan tetramer siklik seri kaliksresorsinarena, alkoksikaliksarena, dan alkenilkaliksarena untuk adsorpsi kation logam berat. Dissertation, University of Gadjah Mada, Yogyakarta. P. Engrand, and J.B. Regnouf-de-Vans. (2002). A bifunctional calixarene designed for immobilisation on natural polymer and for metal complexation.

Tetrahedron Lett., Vol. 43, p.

8863-8866.

P. Thuery, Z. Asfari, J. Vicens, V. Lamare, and J.F. Dozal. (2002). Synthesis and crystal structure of sodium and cesium ion complexes of unsubstituted calix[4]arene. New polymeryc chain arrangements. Polyhedron, Vol. 21, p. 2497-2503.

C.D. Gutsche. (1998). Calixarene revisited: Monograph in supramolecular chemistry. Royal Society of Chemistry, Cambridge.

V. Bohmer. (1995). Angewandte Chemie (International Edition in English), Vol. 34, p. 713-745.

D. Roundhill. (1995). Metal complexes of calixarenes: Progress in inorganic chemistry. K. Karlin, John Wily & Sons, Vol. 43, p. 533-592.

J.M. Harrowfield, M. Mocerino, B. Peachy, B.W. Skelton, and A.H. White. (1996). Rare earth solvent extraction with

(9)

calixarene phosponates, J. Chem. Soc.

Dalton Trans., p. 1687-1699.

C. Hill, J.F. Dozol, V. Lamare, H. Rouquette, S. Eymard, and B. Tounois. (1994). Nuclear waste treatment by means of supported liquid membranes containing calixcrown compounds, J.

Inc. Phen. & Mol. Rec. Chem., Vol. 19,

p. 399-408.

F. Jones, M. Mocerino, M.I. Ogden, A. Oliveira, and G.M. Parkinson. (2005). Bio-inspired calix[4]arene additives for crystal growth modification of inorganic materials. Cryst. Growth Des., Vol. 5, p. 2336–2343.

P. Malkaj and E. Dalas. (2002). Effect of metallocene dichlorides on the crystal growth of calcium carbonate. J. Cryst.

Growth, Vol. 242, p. 405.

A. Martinod, M. Euvrard, A. Foissy, and A. Neville. (2008). Progressing the understanding of chemical inhibition of mineral scale by green inhibitors,

Desalination, Vol. 220, p. 345.

Suharso, Buhani, and T. Suhartati. (2009). The role of C-methyl-4,10,16,22-tetrametoxy calix[4]arene as inhibitor of calcium carbonate (CaCO3) scale

formation. Indo. J. Chem., Vol. 9 (2), p. 206–210.

Ch. Tzotzi, T. Pahiadaki, S.G. Yiantsios, A.J. Karabelas, and N. Andritsos. (2007). A study of CaCO3 scale

formation and inhibition in RO and NF membrane processes. J. Membr. Sci., Vol. 296, p. 171–184.

P.G. Koutsoukos and G.H. Nancollas. (1987).The mineralization of collagen in vitro, Colloids Surf., Vol. 28, p. 95. E. Dalas and P.G. Koutsoukos. (1988).

Crystallization of calcite on collagen type I. Langmuir, Vol. 4, p. 907.

E. Dalas. (1991). Crystallization of sparingly soluble salts on functionalized polymers, J. Mater. Chem., Vol. 1, p. 473.

Gambar

Gambar 1. Struktur Kimia Senyawa TDMACMKR.
Tabel 1.  Efek Penambahan Inhibitor TDMACMKR terhadap Pembentukan Endapan CaCO 3
Gambar  4.  Pengaruh  penambahan  senyawa  TDMACMKR  terhadap  pengendapan  CaCO 3   pada  konsentrasi larutan pertumbuhan 0,3 M
Gambar 8.  Distribusi ukuran partikel kristal CaCO3 pada tanpa penambahan dan  dengan  penambahan  75  ppm  TDMACMKR  pada  konsentrasi  larutan  pertumbuhan 0,1 M

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat DM dalam keluarga dengan kejadian DM Gestasional pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Simpang

Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan oleh guru raport yang merupakan hasil dari beberapa bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh keputusan investasi, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan

Siswa menjawab pertanyaan pendahuluan dari guru tentang subbab yang telah dipelajari siswa di rumah yaitu tentang hidup rukun di sekolahc. Siswa mendengarkan dan memerhatikan

Gowa kami dapat melaksanakan/mengadakan suatu perlombaan atau tournamen bertempat dibakung kegiatan ini kami agendakan kegiatan remaja dalam tournamen bakung cup II,

Tamalumu (2012) mengenai Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Asset (DPPKA) Kabupaten Kepulauan Sangihe, metode

Berdasarkan alasan pemilihan tempat pelayanan imunisasi di puskesmas Sikumana didapatkan hasil sejumlah 41% responden memberikan alasan bahwa mereka tidak mengetahui

Elit pemerintah dalam penelitian ini peneliti memusatkan pada Pemerintah Kota Surabaya yang diwakilkan oleh pihak Pemerintah Kelurahan Putat Jaya, disini peran Pemerintah