EVIDENCE BASED
MEDICINE
SI G I T W I D YA TM OK O FA KU LT AS K ED OK TE RA N U MSSIGIT WIDYATMOKO
FAKULTAS KEDOKTERANScienceCartoonsPlus.com
Wasiat saat
Introduction
"Without
clinical expertise
, practice
risks becoming tyrannized by external
evidence, for even excellent external
evidence may be inapplicable to or
inappropriate for an individual patient.
Without
current best external
evidence
, practice risks becoming
rapidly out of date, to the detriment of
patients."
What is evidence based medicine (EBM)?
“the conscientious, explicit and
judicious use of current best evidence
in making decisions about the care of
individual patients.”
The integration of individual clinical expertise with the
best available external clinical evidence from systematic research.
Initially proposed by Dr. David Sackett and colleagues at
McMasters University in Ontario, Canada.
Adapted from: Sackett D.L., Rosenberg M.C., Gray J.A., Haynes R.B., Richardson W.S. (1996). Evidence based medicine: what it is and what it isn't. BMJ, 312, 71-72.
Why is EBM important?
Up-to-date knowledge and clinical
performance can deteriorate with time
There is a statistically and clinically significant negative
correlation between a physician’s knowledge of up to date care and the years that have elapsed since graduation from medical school.
Ramsey PG, Carline JD, Inui TS et al: Changes over time in the knowledge base of practicing internists. JAMA 1991;266:1103-7.
Davis DA, Thompson MA, Oxman AD, Haynes RB: Changing physician performance. A systematic review of the effect of continuing medical education strategies. JAMA 1995;274:700-5.
Traditional continuing medical education
programs have not been shown to improve
clinical performance
Systematic reviews of the relevant randomized trials have
shown that traditional, instructional CME fails to modify
clinical performance and is ineffective in improving the health outcomes of patients.
Do we know the right things?
GP beliefs about prevention for a 52 yr
male
0 20 40 60 80 100
*Screen for colon cancer *Tetanus immunisation Screen for lung cancer Screen for prostate cancer *Measure cholesterol Measure glucose level *Advise heavy drinkers *Advise smokers to quit *Measure blood pressure
Really Do Should Do
EUROPREV Network Europe.Prev Med. 2005:595-601
Croatia Estonia Georgia Greece Ireland Malta Poland Slovakia Slovenia Spain Sweden
Effective Effective Effective Probable Effective Ineffective Ineffective Probable Effective
What is EBM?
“Evidenced-based medicine is the concept of formalizing the scientific approach to the practice of medicine for identification of “evidence” to support our clinical decisions. It requires an understanding of critical appraisal and the basic epidemiologic principles of study design, point estimates, relative risk, odds ratios, confidence intervals, bias, and confounding. By using this information, clinicians can categorize evidence, assess causality, and make evidence-based recommendations. Evidence-based
medicine allows analysis of complicated material so that we can make the best possible clinical decisions for the populations we serve.”
The patient’s preferences MUST be considered!
An important rule in Evidence Based Medicine…
In the practice of Evidence Based Medicine, it is the physician’s duty to find the best and
most current information and apply it judiciously for the benefit of the patient.
A BRIEF HISTORY
1980’s: McMasters University in Ontario, Canada
Dr. David Sackett and colleagues proposed Evidence
Based Medicine (EBM) as a new way of teaching, learning and practicing medicine.
Dr. Sackett defines EBM as:
“…The conscientious, explicit, and judicious use of current best evidence in making decisions about the care of individual patients.”
PATIENT PHYSICIAN INFORMATION Question or Problem THREE MAJOR COMPONENTS of EBM
PATIENT
Values, Concerns Preferences, Expectations
Life predicament
PHYSICIAN
Training & Experience Current Expertise Continued learning
Demand for proof
INFORMATION Clinically relevant Proven by research Best up-to-date evidence EBM
Kegiatan utama klinis praktis adalah
menemukan diagnosis, memperkirakan prognosis, memberikan terapi terbaik, menilai adanya efek yang merugikan, dan menyediakan layanan konsultasi Bukti-bukti eksternal dapat diperoleh
dari sumber sumber: Cochrane,
penulusuran sistemik melalui publikasi artikel asli atau metaanalisis
Para klinisi dianujurkan untuk melakukan kajian kritis terhadap artikel yang
Langkah yang dilakukan klinisi adalah:
Mendefinisikan pertanyaan klinis Akses ke sumber informasi
Mencari informasi baru
Melakukan penilaian jawaban terhadap pertanyaan
klinis
Analisis kritis makalah
Menerapkan bukti pada perawatan pasien
Tujuan: melakukan praktek klinis yang
berdasar bukti (evidence based
1. MENDEFINISIKAN PERTANYAAN
KLINIS
Klinisi memerlukan jawaban atas
pertanyaan klinis yang dihadapi
Pertanyaan harus didefinisikan
sebelum mencari jawabannya
Penelusuran hanya dapat diperoleh
dengan pertanyaan spesifik.
Contoh pertanyaan klinisi sehari-hari
Apakah hasil yang diperoleh ini sahih Apa diagnosis pasien ini?
Seringkah penyakit ini muncul
Apa patogenesis pada pasien ini?
Bagaimana perjalanan alamiah penyakit pada
pasien ini?
Apa saja faktor risiko untuk terjadinya penyakit ini Seberapa efektif obat yang diberikan
Efektifkah tindakan pencegahan untuk penyakit
The Clinical Question
The FIRST step The HARDEST step
2. AKSES KE SUMBER INFORMASI
Akses ke sumber informasi dapat
dilakukan secara elektronik dan cetak
Bentuk cetak terbatas dan seringkali
sudah ketinggalan jaman
Informasi baru sering tidak dijumpai
dalam jurnal kedokteran dan
kesehatan
Akses secara elektronik: fulltext,
review, panduan klinis (clinical
guidelines),interaksi obat, akses ke
organisasi pemerintah
LITERARY RESOURCES
• TEXTBOOKS (caution – most obsolete!)
• Traditional
• Evidence Based
• JOURNALS (may be outdated)
• REVIEW ARTICLES (summaries, abstracts)
• SYSTEMATIC REVIEWS (prepared in systematic, rigorous manner) Ex: Cochrane Collection
• META-ANALYSIS
• CLINICAL PRACTICE GUIDELINES
3. MENCARI INFORMASI BARU
Knowledge management: kegiatan klinisi
menata ilmunya
Perangkat-perangkat yang dapat
diperoleh: UpToDate, ACP Journal Club,
The Medical Letter, Evidence Based
Medicine, Evidence Based Practice
memudahkan klinisi
ELECTRONIC RESOURCES, DATABASES, INTERNET
Bibliographic Database
Example: Medline, PubMed
Medical Information Services: Medscape, HDCN Review Services Subjective Systematic Reviews Meta-analysis Examples: • Cochrane, • Best Evidence, • Up to Date
4. MELAKUKAN PENILAIAN JAWABAN TERHADAP PERTANYAAN KLINIS
Perangkat yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan klinis harus:
Akses cepat
Ditujukan pada pertanyaan spesifik Infromasi terbaik dan mutakhir
mobile
Contoh: UpToDate, ACP Journal Club,
The Cochrane Database
COCHRANE LIBRARY
Cochrane Database of Systematic Reviews -systematically compiled reviews of intervention
Cochrane Controlled Trials Register
-citations of controlled trials identified anywhere in the world Cochrane Review Methodology Database
-methodological papers relating to systematic reviews
BEST EVIDENCE
Electronic version of two publications:
• Evidence Based Medicine
• American College of Physicians Journal Club Covers broad topics of information
5. ANALISIS KRITIS MAKALAH
Lakukan analisis kritis makalah yang
diperoleh tentang validitas bukti klinis
yang ada dan kegunaan atau
aplikabilitas klinis
Elemen dasar adalah validitas internal
dan generalisasi
Validitas internal untuk menilai apakah
hasil penelitian itu benar untuk subyek
penelitian tsb
Validitas internal terganggu oleh dua
proses yaitu bias dan chance
Validitas interna: apakah asosiasi yang
diperoleh benar-benar hanya dipengaruhi oleh kedua variabel
Suatu penelitian dengan kesahihan interna tinggi mempunyai nilai bias, kesalahan acak, serta pengaruh faktor perancu nol atau minimal
Validitas eksterna menunjukkan berapa baik hasil penelitian tsb dapat diterapkan pada populasi yang lebih luas
Suatu penelitian baru dapat mempunyai kesahihan eksterna yang baik apabila ia mempunyai kesahihan interna
Bias adalah kesalahan sistematik misalnya dalam alokasi subyek penelitian pada
kelompok yang sedang diperbandingkan, pada waktu follow up, pada waktu
pengukuran luaran (outcome)
Kesalahan sistematik dapat menyebabkan kesalahan dan hasil pengamatan berbeda dengan situasi yang sebenarnya
Chance adalah kesalahan acak
Probabilitas terjadinya chance dapat diperkecil dengan pengamatan pada
subyek penelitian yang jumlahnya besar dan dinyatakan dengan nilai p
…(probabilitas hasil positif palsu), kekuatan (power) penelitian (probabilitas negatif
palsu) dan dengan nilai interval kepercayaan (confidence interval) Generalisasi adalah untuk menjawab
pertanyaan apakah hasil penelitian
tersebut dapat digunakan untuk pasien individual yang dihadapi
Subyek penelitian mungkin merupakan
pasien terseleksi akibatnya hasil penelitian dapat secara sistematik berbeda dengan
Bukti eksternal terbaik untuk terapi adalah hasil penelitian dengan rancangan uji klinis terkendali acak (RCT, randomized clinical
trial atau randomized controlled trial) Bukti klinis tidak selalu harus RCT
Untuk diagnosis penyakit tidak mungkin diperoleh dari RCT, karena uji diagnostik hanya diperoleh dari penelitian
observasional
Dalam pencarian etiologi atau kausa
penyakit secara etis tidak bisa dilakukan penelitian eksperimental, oleh karena itu dilakukan penelitian cohort
Dapat juga dilakukan case control
study pada
Kelompok yang mempunyai faktor yang dicurigai
sebagai penyebab sampai timbulnya penyakit yang diteliti memerlukan waktu yang lama
Penyakit yang diteliti jarang
Seri kasus pun dapat digunakan
seperti pada kasus sindroma toksik
syok
The “best” evidence depends
on the type of question
Level Treatment Prognosis Diagnosis I
II Randomised
trial Inception Cohort Cross sectional III
The “best” evidence depends
on the type of question
Level Treatment Prognosis Diagnosis I Systematic
Review of … Systematic Review of … Systematic Review of …
II Randomised
trial Inception Cohort Cross sectional III
PENELITIAN OBSERVASIONAL
Laporan kasus dan seri kasus Banyak yang tidak menganggap sebagai suatu peneltian
Filosofi dasar penelitian: the essence of research is comparison
Banyak laporan kasus yang membuahkan penemuan penyakit baru:
Richard Bright (1827): glomerulonefritis
William Heberden (1772): sakit dada angina pektoris
Laporan seri kasus 5 tahun pada homoseksual yang menderita Pneumocystic Carinii (1980-1981): AIDS
Penelitian cross sectional
Peneliti melakukan observasi atau variabel pada
satu saat
Tiap subyek hanya diobservasi satu kali saja Pengukuran variabel saat pemeriksaan tsb Peneliti tidak melakukan tindak lanjut
Hasil pengukuran biasanya disajikan dalam tabel
2x2, dilihat prevalensi penyakit pada kelompok dengan atau tanpa FR
Contoh:
Penelitian persentasi bayi yang mendapat ASI eksklusif Penelitian prevalensi asma pada anak sekolah
Studi kasus kontrol:
Observasi atau pengukuran variabel bebas dan
tergantung tidak dilakukan pada saat yang sama
Penelitian melakukan pengukuran variabel tergan
tung yakni efek sedang variabel bebas dicari retrospektif
Dianggap sebagai studi longitudinal
Variabel subyek tidak hanya diobservasi pada satu
saat tetapi diikuti sampai periode tertentu
Sebagai kontrol dipilih subyek yang berasal dari
populasi yang karakteristiknya sama dengan kasus
Disajikan dalam tabel 2x2, dinyatakan sebagai rasio
odds
THE TIME FACTOR
When was the study done?
In what time direction is it headed? What was its duration?
Penelitian kohort
Yang diidentifikasi dulu adalah kausanya,
kemudian subyek diikuti secara prospektif selama periode tertentu untuk mencari ada tidaknya efek
Subyek yang terpajan menjadi kelompok yang
diteliti sedangkan subyek yang tidak terpajan menjadi kontrol
Disajikan dalam tabel 2x2, dihitung risiko relatif,
yakni perbandingan antara insidensi efek pad kelompok FR dengan tanpa FR
RR= 1, bukan FR
UJI KLINIS
Uji klinis merupakan penelitian eksperimental terencana yang dilakukan pada manusia
Peneliti memberikan perlakuan atau intervensi pada subyek penelitian
kemudian efek tsb diukur dan dianalisis
Sering dilaksanakan untuk membandingkan satu jenis pengobatan dengan pengobatan yang lain
Standar optimal uji klinis: RCT.
Dalam istilah tsb termasuk aspek kesamaran atau pembutaan (masking, blinding) hal yang amat penting disamping randomisasi
Hulley dan Cumming lebih menyukai
istilah: RBT
randomized blinded
trial
Bervariasi mulai dari uji efektivitas
obat yang sederhana, yang hanya
melibatkan beberapa puluh kasus dan
dapat dikerjakan oleh 1 orang peneliti
sd uji klinis multisenter
“Was there a similar comparison group?”
Experimental Intervention
No comparison group
All subjects receive Experimental Intervention
Experimental Intervention
NO EVENT
OUTCOME EVENT
“Trial and Error?”
or “Before & After?”
UNCONTROLLED STUDIES
SMALLPOX VACCINATION
SMALLPOX VACCINE
1. 1796: Edward Jenner inoculates 8yr-old James Phipps with cowpox virus from a milkmaid’s hands.
Child develops illness, recovers.
2. Two weeks later, inoculates same child with smallpox virus. Child survives, no illness.
(Centuries later, smallpox eradicated!)
n=1
GOOD! Resistant to Cowpox and Smallpox (NO DISEASE OUTCOME) James Phipps, age 8 yearsExample#1
Drinks culture of H.pylori
HELICOBACTER PYLORI - GASTRIC ULCERS
1982: Australian microbiologist Barry J. Marshall presents evidence showing a possible infectious cause for gastric ulcers. Suggests they may be treatable with antibiotics.
Findings are met with disinterest and disbelief by medical community. Lacks support for further study.
5 years later: Prepares a broth of live organisms isolated from a gastric ulcer patient and drinks it. Becomes violently ill, develops severe acute gastritis. 1990’s Antibiotics are used routinely to cure some gastric ulcers!
Example #2
NOOUTCOME
SEVERE GASTRITIS
n=1
UNCONTROLLED TRIALS:
“TRIAL AND ERROR”
Dr. Marshall Microbiologist
Experimental Intervention
Control Group
STRONGLY PREFERRED! Reduces BIAS. Provides stronger results.
CONTROLLED STUDY
1944 TUBERCULOSIS TREATMENT: Streptomycin vs Bedrest
Streptomycin
(n=50)
Bedrest
(n=50)
THE FIRST RANDOMIZED CONTROLLED TRIAL
By Sir Austin Bradford HillExperimental Intervention
Control Group
OPEN vs BLINDED STUDIES
BLINDED TRIAL
BLINDED TRIAL
BLINDED
JENIS UJI KLINIS
Dibagi dalam 2 tahapan, yaitu: Tahapan 1: dilakukan penelitian
laboratorium yang disebut juga uji
preklinik dikerjakan in vitro dengan hewan coba
Tahapan 2: digunakan manusia sebagai subyek penelitian. Berdasar tujuannya dapat dibagi menjadi:
Fase 1: bertujuan meneliti keamanan serta toleransi
pengobatan dengan mengikutsertakan 20-100 subyek
Fase 2: untuk menilai sistem atau dosis pengobatan yang
paling efektif, biasanya dilaksanakan dengan mengikutsertakan sebanyak 100-200 subyek
Fase 3: bertujuan mengevaluasi obat atau cara
pengobatan baru dibandingkan dengan pengobatan yang telah ada. Uji klinis yang banyak dilakukan
termasuk dalam fase ini. Baku emas : uji klinik acak terkontrol
Fase 4: untuk mengevaluasi obat baru yang telah
dipakai di masyarakat dalam jangka waktu yang relatif lama (5 tahun atau lebih). Fase ini penting karena terdapat kemungkinan efek samping obat timbul setelah lebih banyak pemakai (post marketing)
Rapid Critical Appraisal
PERTANYAAN UNTUK MENILAI KESAHIHAN (VALID) PENELITIAN
Apakah penempatan pasien pada kelompok terapi dilakukan dengan randomisasi dan apakah
daftar randomisasi disembunyikan
Apakah pasien yang diikutsertakan dalam
penelitian tsb diperhitungkan semuanya dalam kesimpulan dan masing-masing kelompok
dianalisis sesuai dengan kelompok alokasi random
Apakah pasien dan dokter yang memberikan terapi tidak tahu (blind) terapi obat yang diberikan
Selain dari obat yang sedang diuji
apakah kedua kelompok perlakuan
mendapat terapi lain yang sama
Apakah kedua kelompok mempunyai
ciri-ciri yang mirip pada awal
6. MENERAPKAN BUKTI PADA PERAWATAN PASIEN
Langkah berikutnya mengaplikasikan bukti-bukti yang diperoleh pada perawatan pasien Perawatan pasien sering tidak sesuai dengan
rekomendasi pakar
Halangan: menerapkan pada pasien
individual, tidak memahami benar tentang bukti itu sendiri, tidak tahu adanya hasil
penelitian, dan problem dalam pelaksanaan perawatan
CONTOH DIABETOLOGI BERDASAR BUKTI
Tujuan Terapi Cara
Timbulnya dan progresi neuropati diabetik
Prevensi mikroangiopati diabetik dengan penurunan HbA1c
Penghambatan perburukan
komplikasi nefropati dan retinopati pada DM2
Penurunan insidensi hipoglikemia berat
Prevensi kebutaan akibat retinopati diabetik
Perbaikan prognosis nefropati diabetik
Penurunan komplikasi
kardiovaskular pada diabetes prevensi primer & sekunder
Normalisasi luaran kehamilan pada wanita diabetik pragestasi
Terapi insulin intensif Terapi insulin intensif
Pengendalian ketat kadar glukosa darah
Program edukasi terapi dan terapi terstruktur
Terapi laser
Normalisasi tekanan darah Terapi antihipertensi dengan tiazide, statin, aspirin
CONTOH DIABETOLOGI TIDAK BERDASAR BUKTI
Tujuan Terapi
Cara
Perbaikan kontrol metabolik pada Diabetes Tipe 2
Prevensi komplikasi
makrovaskular pada DM 2 dengan terapi hipoglikemik Normalisasi luaran kehamilan pada DM gestasi
Prevensi retinopati, nefropati Prevensi nefropati diabetik pada DM2
Monitoring glukosa darah sendiri OHO, insulin, penurunan kadar insulin dalam sirkulasi
Skrining populasi dan terapi
intoleransi glukosa pada kehamilan Obat vasoaktif, asam alfa lipoat Skrining mikroalbuminuria