• Tidak ada hasil yang ditemukan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut lndonesia dan Selat Sunda - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut lndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "- Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut lndonesia dan Selat Sunda - Sebelah Barat berbatasan dengan Laut lndonesia"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi

Kabupaten Larnpung Barat dengan lbukota Liwa adalah satu dari 14 kabupatenlkota di wilayah Provinsi Larnpung. Kabupaten Larnpung Barat dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Wilayah Kabupaten Lamping Barat rnemiliki luas 4.950,40 km2 (495.040 hektar) atau 13,99% dari luas wilayah Provinsi Lampung. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Republik lndonesia Nomor: 256lKPTS- 1112000, tanggal 23 Agustus 2000, bahwa luas hutan Kabupaten Larnpung Barat adalah 380.092,37 heMar atau 76,78% dari luas wilayah Larnpung Barat sedangkan sisanya sebesar 114.948 heMar atau 23,22% merupakan kawasan yang dapat dibudidayakan. Batas wilayah administratif Kabupaten Lampung Barat adalah:

-

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Ogan Kornering Ulu Surnatera Selatan

-

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Larnpung Utara,Kabupaten Larnpung Tengah dan Kabupaten Larnpung Selatan

-

Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut lndonesia dan Selat Sunda

-

Sebelah Barat berbatasan dengan Laut lndonesia

Secara administratif, Kabupaten Larnpung Barat terbagi atas 17 kecamatan, 6 kelurahan dan 205 desa. Jumlah penduduk Kabupaten Larnpung Barat adalah 410.723 jiwa. Kecarnatan yang paling luas adalah Kecarnatan Pesisir Selatan dengan luas 69952 kmz Sedangkan kecarnatan dengan luas paling kecil adalah Kecarnatan Gedung Surian yaitu 6134 krn2. Sementara kecarnatan dengan penduduk terpadat adalah Kecarnatan Suoh dengan jurnlah penduduk 44.113 jiwa, sedangkan kecarnatan dengan jumlah penduduk paling kecil adalah Kecarnatan Bengkunat dengan jumlah penduduk 8.049 jiwa.

Secara Topografi Kabupaten Lampung Barat dibagi rnenjadi 3 (tiga) unit topograf yaitu daerah dataran rendah dengan ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut. Daerah berbuki dengan ketinggian 600 sarnpai 1.000 meter dari permukaan laut kemudian daerah pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari pernlukaan laut.

(2)

4.2 Kondisi Fisik Wilayah

Letak Kabupaten Lampung Barat Pada koordinat: 4'47'16"

-

5'56'42" Lintang Selatan dan 103'35'08"

-

104°33'51" Bujur Timur. Secara Topografi Kabupaten Larnpung Barat dibagi menjadi 3 unit topografi yakni: 1) Daerah dataran rendah (ketinggian 0 sampai 600 meter dari permukaan laut) 2) Daerah berbukit (ketinggian 600 sampai 1.000 meter dari permukaan laut) dan 3) Daerah pegunungan (daerah ketinggian 1.000 sampai dengan 2.000 meter dari permukaan laut).

Keadaan wilayah sepanjang Pantai Pesisir Barat umumnya datar sampai berombak dengan kerniringan berkisar 3% sampai 5%, di bagian Barat Laut Kebupaten Lampung Barat terdapat gunung-gunung dan bukit, yaitu: Gunung Pugung (1.808 m), Bukit Palalawan (1.753 m) dan Bukit Tababajan (1.413rn) sedangkan di bagian selatan terdapat gunung dan bukit yaitu: Bukit Penetoh (1.166 rn), Bukit Bawanggutung (1.313 m), Bukit Sepulang (1.315 m). Di sebelah Timur dan Utara terdapat pula Gunung Pesagi (2.127 m), Gunung Subhanallah (1.623 m), Gunung Ulumajus (1.789 m), Gunung Sigukuk (1.779 m) dan Buki Penataan (1.688 m).

Menurut Oldeman, lrsal L. Darwis (1979), akibat pengaruh dari rantai pegunungan Bukit Barisan, maka Lampung Barat memiliki 2 zona iklim, yaitu:

-

Zona A (Jurnlah bulan basah

+

9 Bulan) terdapat di bagian barat Tarnan Buki

Barisan Selatan terrnasuk Krui dan Bintuhan;

-

Zona B (Jurnlah bulan basah 7

-

9 bulan) terdapat di bagian timur Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

Berdasarkan curah hujan dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika, curah hujan Lampung Barat berkisar antara 2.500

-

3.000 milimeter setahun.

Berdasarkan peta geologi Provinsi Lampung skala 1: 250.000 yang disusun oleh S. Gafoer, TC Arnin, Andi Mangga (1989), Lampung Barat terdiri dari batuan vulkan tua (old quarternary young), Fomasi Simpang Aur. Formasi Ranau, Formasi Bal dan Batuan Intrusive. Mengingat geologi wilayah Lampung Barat cukup kompleks sehingga menyebabkan keanekaragaman endapan mineravbahan galian sebagai potensi alam yang sangat bermanfaat bagi pernbangunan. Sebaran bahan galian golongan A (strategis) yang diperkirakan ada yaitu batubara dan radioaktif, tetapi masih perlu dilakukan penyelidikan dan penelitian lebih lanjut. 'Bahan galian golongan B yang ada yaitu Ernas. Perak, Tirnbal, Tembaga, Seng, Belerang, Pasir Besi, Mangan dan sebagainya masih

(3)

perlu penyelidikan secara rnendetil. Bahan galian golongan C rneliputi Batu Apung, Tufa, Perlit, Tras, Batuan Beku, Batu Garnping, Marrner, Pasir, Karakas, Diatornae, Kaolin, tanah liat dan sebagainya.

Daerah Larnpung Barat cukup kaya akan berbagai surnber daya energi seperti gas burnilpanas burni, tenaga air (air terjun, air deras dan gelornbang laut, tenaga angin dan sebagainya).

Di bagian barat Wilayah Larnpung Barat rnernpunyai sungai-sungai yang rnengalir pendek-pendek dengan pola aliran dentritik yang rnenyebabkan daerah ini ditandai dengan jarangnya banjir sebab saat rnusirn hujan datang bersarnaan air tidak terkonsentrasi dan timing lag-nya rnenjadi larnbat. Delta Marine ditandai dengan agregat kasar hasil endapan aluvial vulkanik, ha1 ini rnenyebabkan bila air besar rnuara sungai sering berpindah (meander). Sungai-sungai yang berukuran pendek dan rnengalir di lereng terjal sepeiti ini sukar dikernbangkan untuk irigasi, kecuali yang sudah rnengalir di daerah delta pantai, urnurnnya rnudah dikernbangkan walaupun rnasih terkena pengaruh pasang surut laut. Pada bagian tirnur wilayah Larnpung Barat rnerupakan daerah tangkapan air (catchment area). Sungai-sungai besar yang rnengalir ke arah tirnur antara lain: Way Besai, Way Sernangka, Way Seputih dan sebagainya. Proses erosi yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut (sediment load) rnenyebabkan rnakin cepatnya daerah ini mengalami kerniskinan unsur hara tanah.

Dengan berkurangnya flora penutup tanah dan sifat drainase tanah yang baik (terdiri dari lernpung pasiran bergeluh) praktis daya sirnpan air daerah ini sangat kecil, ini rnenyebabkan fluktuasi aliran permukaan (run-off) rnakin besar, sungai-sungai yang rnengalir ke sebelah tirnur rnenjadi terganggu kestabilannya. Urnurnnya sungai-sungai yang rnengalir ke sebelah barat rnasih stabil karena didukung oleh banyaknya flora penutup tanah dan belurn terganggunya air tanah dangkal sebagai surnber rnata air. Vegetasi Utarna yang rnenyusun Buki Barisan, terdiri atas: hutan dataran rendah yang terdiri dari: formasi Hutan Pantai (littoral forest), formasi dataran rendah (lowland plants), formasi hutan hujan bawah, hutan hujan tengah (lower mountain rain forest)

Jenis-jenis fauna yang ada di Tarnan Nasional Bukit Barisan Selatan rneliputi jenis rnamalia, herbivora besar, binatang buas, prirnata yang terdapat adalah gajah, badak surnatera, tarsius, siamang, kera, rnacan berekor panjang, rnonyet pernakan daun dan sebagainya, juga dijurnpai adanya kerbau liar. kelelawar buah, selain itu dijurnpai pula adanya biawak, ular phyton, kobra seita

(4)

4 (empat) spesies penyu (penyu hijau, penyu belimbing, penyu lekang dan penyu sisik).

4.3 Struktur Ekonomi Lampung Barat

Secara struktur perekonomiannya, perekonomian berbasis pertanian masih dominan di Kabupaten Larnpung Barat, ini terlihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan daerah (PDRB) maupun dalam penyerapan tenaga keja. Perekonomian Lampung Barat selain terbentuk dari sektor pertanian tidak kalah penting adalah peranan sektor perdagangan dalam mendukung lajunya perekonomian yang ada. Sektor ini merupakan sektor kedua terbesar yang mendukung perekenomian. SeMor ini juga marnpu terus bergerak naik hingga 132% sejak tahun 2000, mempakan sektor ketiga yang rnemiliki perkernbangan terbesar diantara sembilan sektor lainnya.

u i b t i

(

Lirnil; Gar &.Air =anzan.Hoal.tR Ye',.d.. G I * O , ) I Y 1-0, 2 O b 3.6 a hotelhResro~.jlu 3.6

Sumber: BPS Lampung Barat.2007

Gambar 4. Kontribusi 9 Sektor dalam pembentukan PDRB (Persentase) Tahun 2006

Gambar di atas menunjukkan betapa besar sektor pertanian dan perdagangan membentuk perekonomian lampung barat dibanding sektor lainnya. yang hanya berkisar 2% hingga 8% saja. Tentunya ha1 ini menjadi tantangan tersendiri bagi Kabupaten Lampung Barat sehingga dengan cepat dan tanggap

(5)

harus dapat mengolah sumber daya alam yang ada sedemikian rupa sehingga semua kebutuhan pokok daerah dapat terpenuhi. Dan rnenyusun strategi pernbangunan berbasis sektor pertanian dalam rangka meningkatkan hasil-hasil pertanian maupun dalam rangka rnendorong ekspor hasil pertanian perlu pengernbangan agrc-industri dengan rnelibatkan langsung para petani sehingga mereka dapat langsung rnempunyai tambahan penghasilan dan hasil pertanian akan lebih mudah untuk keluar dari wilayah merupakan langkah kedua yang harus segera dilakukan. Selain itu rnendorong pengembangan industri rurnah tangga dan kerajinan tangan sebagai lahan menciptakan lapangan kerja dan penambahan penghasilan tambahan bagi para tenaga kerja yang tidak dapat terserap disektor pertanian sebagai akibat pertarnbahan penduduk yang berarti pertambahan jumlah angkatan keja telah tidak sesuai dengan lahan yang dimiliki oleh para petani.

Sementara itu, perturnbuhan ekonorni Kabupaten Larnpung Barat rnasih relatif lebih lambat dibanding pertumbuhan ekonorni nasional, dan bahkan menurun menjadi 2,5% pada tahun 2006. Namun demikian jika dilihat secara

rata-rata dalam lima tahun terakhir, rnaka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Larnpung Barat mencapai 3,84%. Selanjutnya pendapatan per kapita rnasyarakat mengalami peningkatan dari tahun ke tahun atau tejadi kenaikan

~ e b e ~ r

3,87% per tahun sebagairnana disajikan pada Tabel 4 dibawah ini.

Tabel 8. Perkembangan PDRB, pendapatan perkapita dan perturnbuhan ekonomi Kabupaten Larnpung Barat Tahun 2002

-

2006 (harga konstan) No Uraian l ahun 2002 2003 2004 2005 2006 1 PDRB 1,203,905.67 1,039,184.65 1,066,213.16 1,123,285.93 1.174.761.95 (Ribuan Rupiah) 2 Pendaoatan Perkapita 3,686.254.16 2,958,619.26 3,107,108.30 3.274.492.43 3,465,298.62 3 Pertumbuhan 4,1% 2,6% 5.4% 4,6% 2.5% Ekonomi (%)

(6)

Berdasarkan kontribusi dari masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB maka struktur ekonomi Kabupaten Lampung Barat saat ini masih didominasi oleh sektor pertanian dirnana sektor ini menyumbang sebesar 62,0990 terhadap pembentukan PDRB, selanjutnya sektor perdagangan dan hotel menunjukkan kontribusi sebesar 20,02%.

Pada sektor pertanian dibagi menjadi 5 subsektor yaitu sub sektor tanaman bahan makanan (tabama), perkebunan, perikanan, kehutanan dan peternakan. Gambar dibawah ini menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto ADHB 5 subsektor pertanian pada tahun 2005 dan tahun 2006. dari k e 5 sub sektor pertanian tersebut 3 subsektor mengalami penurunan ntb yaitu perkebunan sebesar 5.37% yaitu, dari 331.496,21 (juta rupiah) menjadi 313.691,55(juta rupiah). Tanaman bahan makanan 1,97% yaitu 298.771 -71 (juta rupiah) menjadi 292.900,Ol (juta rupiah) dan sub sektor peterrlakan turun 1,96% dari 33.09500 (juta rupiah) menjadi 32.445,09 (juta rupiah). Dan dua sub sektor lainnya mengalarni kenaikan 9,66% pada sektor perikanan dan 16,02% pada sektor kehutanan.

Sumber : BPS Larnpung Barat2007

Gambar 5. PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku 2005- 2006 Dilihat dari pertumbuhan dalam kurun waktu yang lebih lama yaitu dari tahun 2001 hingga tahun 2006 seperti ditunjukkan oleh Gambar 5 hanya sub

(7)

sektor kehutanan yang tidak pernah dibawah nol, dan merupakan sub sektor yang mernpunyai pertumbuhan tertinggi setiap tahunnya dibanding empat sub sector pertanian lainnya. Pertumbuhan tertinggi yang mampu dicapai oleh sub sektor ini adalah 22,76% ditahun 2004 dan terendah 458% pada tahun 2005. Subsektor perkebunan selama 3 tahun mengalami pertumbuhan dibawah no1 yaitu di tahun 2001, 2002 dan 2006, selebihnya yaitu di tahun 2003, 2004 dan 2005 pertumbuhannya adalah positif dengan pertumbuhan tertinggi dapat dicapai pada tahun 2004. sedangkan pertumbuhan pada subsektor peternakan cukup rendah dan perlahan turun hingga negatif di tahun 2006.

Kontribusi 5 subsektor pertanian dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) 2006 sektor pertanian masing-masing subsektor ternyata sediki berbeda, karena memang faktor harga sangat menentukan selain jumlah produksi dari masing-masing sub sektor. Diperoleh hasil sebagai berikut yaitu tanarnan bahan makanan menjadi sub sektor terbesar yang memberikan sumbangan ntb pada pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku sektor pertanian, sebesar 40,40% diikuti sub sector perkebunan sebesar 39,36%. perikanan 9,42%, kehutanan 6,60% dan sumbangan nilai tambah bruto (NTB) terkecil pada sektor pertanian ini adalah sub sektor peternakan dan hasil- hasilnya.

Sementara itu, produksi 5 komoditas dari sektor pertanian yang paling banyak memberikan kontribusinya bagi pembentukan PDRB wilayah Lampung Barat yakni Kopi merupakan komoditas utama terbesar yang menyumbang NTB. Pada urutan kedua komoditas yang memberikan sumbangan tidak sedikit pada pembentukan NTB pertanian adalah tanaman padi (sub sektor tanaman bahan makanan), ketiga ikan laut (sub sektor perikanan), diikuti komoditas lada (sub sektor perkebunan) dan damar mata kucing (sub sektor kehutanan). Seperti ditunjukan pada Tabel 9.

(8)

Tabel

9.

Lima komoditas sektor pertanian penyumbang NTB terbesar dalam pembentukan PDRB Lampung Barat

Jenis Tanaman NTB Produksi (ton)

Kopi

369.594,03

38.41 9

Padi

275.287,25

146.791

lkan

77.576,17

8.817,lO

Damar mata kucing

76.576.17

6.250,OO

Lada

70.788.97

3.726

Sumber: BPS, PDRB Lampung Barat ,2006

4.4 Potensi unggulan daerah

Kabupaten Lampung Barat memiliki wilayah cukup luas untuk pengembangan komoditas agribisnis seluas

178.172

hektar dengan luas lahan terolah untuk pengembangan pertanian tanaman pangan sebesar

16.291

hektar. Kondisi agroklimat dan kesuburan tanah Lampung Barat berpotensi untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian. Lampung Barat merupakan salah satu daerah utama hortikukura di Provinsi Lampung yaitu sayuran dan buah- buahan. Melihat potensi sumber daya yang ada maka diversifikasi jenis tanaman budidaya hortikultura yang menghasilkan produk olahan seperti pengembangan industri kedelai beku, asinan sawi, buncis perancis beku dan terong jepang akan lebih menguntungkan bagi petani dalam peningkatan kesejahteraan. Untuk produksi padi seperti ditunjukkan Tabel

10.

(9)

Tabel 10. Luas panen dan produksi tanarnan padi sawah dan padi ladang per kecarnatan 2007

Kecarnatan Padi sawah Padi ladang

Luas Produksi Luas Produksi

Area Production Area Production

(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)

Wilayah Pesisir Pesisir Selatan 4.678 21.285 310 837 Bengkunat 4.853 21.838 1.069 2.630 Bengkunat

-

-

-

Belirnbing Ngarnbur

-

-

Pesisir Tengah 2.204 9.808 20 60 Karya Penggawa 1.283 5.838 0 0 Pesisir Utara 960 4.205 3 8 Lernong 877 3.771 195 293 Jumlah 16138 66745 1597 3828 Wilavah Pesununqan Balik Bukit 703 2.953 17 20 Sukau 3.913 17.804 68 204 Belalau 482 1.880 37 101 Sekincau 324 1.426 0 0 Suoh 7.427 31.936 112 279 Batu Brak 730 2.190 0 0 Surnberjaya 2.344 10.079 0 0 Way Tenong 1.850 7.955 0 0 Gedung Surian 700 3.009 0 0 Jurnlah 18473 79232 234 604 JumlahITotal 33.328 145.977 1.831 4.432

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Lampung Barat, 2008

Larnpung Barat rnerupakan daerah penghasil komoditas perkebunan yang pada umumnya dikelola oleh rakyat antara lain komoditas: kopi, lada, kayu rnanis, cengkeh, kelapa, kakao, pinang, kerniri, nilam, kunyit dan kencur. Kopi (kopi robusta) merupakan tanaman unggulan dengan luas panen 60.483,85 ha hektar rnenghasilkan produksi 38.419,30 ton, kelapa sawit dengan luas panen 6320 hektar berproduksi sebesar 26.739,70 ton, cengkeh dengan luas panen 388,4 hektar berproduksi sebesar

42,3

ton dan luas panen kayu rnanis 331,5

(10)

hektar rnenghasilkan 203.9 ton, lada dengan luas panen 9.1243 hektar berproduksi sebesar 3.403,4 ton, kelapa dalarn dengan luas panen 3.707,9 hektar berproduksi sebesar 2.450,9 ton (Larnpung Barat Dalam Angka, 20071, lebih rinci pada Tabel 11 dan Tabel 12

Tabel 11. Luas tanarnan perkebunan Larnpung Barat per kecarnatan. 2007 Luas I Area (Ha)

Kecamatan Kakao Kopi mbusta Kopi arabika Lada Wiiayah Pesisir

Pesisir Selatan 169,OO 644,65 0 181,36

Bengkunat

Bengkunat Belimbing 337,OO 2.743.00 0 2.410,50

Ngambur

Pesisir Tengah 94,OO 88,OO 0 55,lO

Karya Penggawa 32.00 482,OO 0 104,OO

Pesisir Utara 48,OO 1.196,OO 0 130,OO

Lemong 36.00 2.104,50 0 1.701,OO

Jumiah 71 6 7258.15 0 4581.96

Wiiayah Pegunungan

Balik Bukit 80,06 1.420,OO 0 49,OO

Sukau 76,OO 5.419.00 4,50 72.00

Belalau 88.00 9.332,50 0 2.286,OO

Sekincau 52,OO 14.011,OO 0 1.883,OO

Suoh 224,71 3.296,OO 0 521,90

Batu Brak 112,OO 2.543,20 0 187,50

Sumbejaya 111.50 4,663,510 0 175,OO

Way Tenong 64,OO 9.643,50 0 3.354,OO

Gedunq

-

Surian 44,OO 2.897,OO 0 165,013

Jumiah 852.27 53225.7 4 , s 8693.4

JumlahlTotal

- 1.568,27 60.483,85 4,50 13.275,36 -

(11)

Tabel 12. Produksi tanarnan perkebunan rakyat rnenurut jenis tanarnan per kecarnatan 2007

Pmduksi (Ton) Kecamatan

Kakao Kopi mbusta Kopi arabika Lada Wilavah Pesisir Pesisir Selafan 30.00 338.90 54.00 Bengkunat Bengkunat Belimbing Ngambur Pesisir Tengah Karya Penggawa Pesisir Utara Lemng Jumlah Wilavah Peoununqan Balik Bukit Sukau Belalau Sekincau Suoh Batu Brak Sumberjaya Way Tenong Gedung Surian Jumlah 129.5 34546.7 3,30 2098.1 JumlahlTotal 245,40 38,419,30 3,30 3.725,80

Sumber : BPS dan Bapeda Lampung Barat(Lampung Barat dalam Angka, 2007)

Sektor perikanan dan kelautan cukup potensial untuk dikernbangkan rnengingat kabupaten ini merniliki garis pantai sepanjang 210 km yang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Potensi lestari perikanan tangkap (maximum sustainable yield) sebesar 90.000 ton per tahun. Selain itu pantai Larnpung Barat juga rnerupakan jalur rnigrasi berbagai jenis ikan tuna. Ketersediaan air tawar, payau dan wilayah laut yang dernikian luas rnembuka peluang untuk budidaya udang, ikan laut serta ikan air tawar (rnina padi, kolam, kerarnba jaring apung dan kerarnba tancap).

Jenis-jenis ikan laut yang bernilai ekonorni tinggi dan terdapat di Kabupaten Larnpung Barat antara lain lobster, situhuk (blue marlin), tongkol. cakalang, tuna, kakap dan kerapu. Sedangkan untuk jenis ikan air tawar antara lain ikan mas, rnujahir, gurarne, patin, lele dan nila. Pada tahun 2006 rnulai dikernbangkan budidaya udang vannarnei. Produksi perikanan pada tahun 2006

(12)

yang rneliputi kegiatan penangkapan di laut sebesar

7.608,7

ton, penangkapan di perairan urnurn sebesar

434.2

ton, budidaya di perairan urnurn sebesar

137

ton, budidaya di kolarn sebesar

350,7

ton dan rnina padi sebesar

228,l

ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Larnpung Barat,

2007).

Hingga tahun

2007,

jurnlah koperasi di Kabupaten Larnpung Barat rnencapai

746

koperasi, dengan jurnlah anggota sebanyak

25.010

orang. Perturnbuhan koperasi sebesar

3,47%,

diikuti dengan perturnbuhan volume usaha

3,43%

dan peningkatan Sisa Hasil Usaha sebesar

1,253

Milyar Rupiah (meningkat

84,18

%).

Potensi pertarnbangan wilayah Larnpung Barat terkait dengan faktor dan proses geologi yang terjadi di daerah tersebut. Daerah Way Tenong, Sekincau, Belalau, Sukau, Batu Brak dan Balik Bukit rnerniliki batu pasir neogen, yang juga menutupi Kecarnatan Lernong, Pesisir Utara, Karya Penggawa, Pesisir Tengah, Pesisir Selatan dan Bengkunat. Batuan asarn granit, batu garnping, batuan malihanlrnetarnorf tuf lernpung dan aluviurn ada di lernbah Way Sernangka. Berdasarkan analisis lokasi didapatkan bahwa di daerah Pesisir Selatan terdapat Batubara, ernas di Pesisir Selatan, Pesisir Tengah dan Lernong. Tanah diatorne ada di Sumber Jaya dan Bengkunat, trass di Kecarnatan Sumber Jaya, Belalau. Balik Bukit dan Pesisir Utara. Perlit di Kecarnatan Surnber Jaya dan Belalau. Batu hitarn, batu kapur, andesit, basalt, granit, brelexi vulkanik, obsidian dan posfat juga terdapat di daerah Larnpung Barat.

Potensi energi rneliputi potensi panas burni yang cukup besar di Sekincau-Suoh. Berdasarkan hasil peneljtian merniliki daya terduga

+

430

MWe dengan luas WKP

5

109.200

hektar. Sifat potensi panas burni tersebut yang tidak dapat di ekspor, apabila dirnanfaatkan tentunya akan berdarnpak positif pada pengernbangan ekonorni. Selain itu terdapat juga surnber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik rnaupun pernanfaatan langsung dalarn industri pertanian dan pariwisata yaitu surnber daya listrik tenaga air (PLTA) di Kecarnatan Surnber Jaya sebesar 2

x

45

MW.

Potensi wisata rneliputi wisata alarn, wisata budaya dan wisata bahari. Wisata Alarn terdapat antara lain di kawasan hutan Tarnan Nasional Bukit Barisan Selatan yang kaya keanekaragarnan hayati, flora dan fauna serta plasma nuffah, hutan tropis pegunungan dan dataran tinggi serta ternpat peristirahatan, sentra buah dan pusat diversifikasi kornoditas sayuran dan buah-buahan yang dapat dikernbangkan sebagai wisata agro.

(13)

Situs budaya prasejarah seperti situs rnegalitik yang terdapat di Pekon Purawiwitan Kecamatan Surnber Jaya, Batu Kepang, Gong Ernas dan Kayu Pepadun di Pekon Kenali Kecamatan Belalau serta rnakam Syekh Arninullah Alatas di Pekon Rata Agung Kecamatan Lemong. Kabupaten Lampung Barat juga memiliki danau-danau yang indah seperti kawasan Lumbok Danau Ranau, Danau Suoh, Gunung Seminung dan wisata air terjun, pernandangan gua, wisata arung jeram, wisata bahari, kesenian dengan sebaran lokasi yang sangat berdekatan tidak lebih dari 2 km sampai 25 km.

4.5 Sumber Daya Manusia

Sebagian besar penduduk Lampung Barat (71,55%) hidup dan tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Banyaknya penduduk yang berada pada golongan angkatan kerja menggarnbarkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dimana TPAK tahun 2005 secara keselumhan sebesar 75,79%. Jika dibedakan jenis kelamin, TPAK laki-laki mencapai 74,82% dan TPAK perempuan 55,24%. Tenaga kerja yang terserap oleh sektor pertanian mencapai 91,62% dari total mereka yang bekerja. Pada tahun 2005 penduduk Lampung Barat tergolong struktur penduduk sedang karena proporsi penduduk dibawah 15 tahun masih cukup tinggi yakni mencapai 32% (Susenas,2005).

lndikator pengetahuan m e ~ p a k a n kombinasi antara indikator angka melek huruf pada penduduk dewasa dan indikator rata-rata lama sekolah. Angka rnelek huruf penduduk dewasa di Kabupaten Larnpung Barat sebesar 94,1% menunjukkan bahwa 94 orang dari 100 penduduk berumur 15 tahun keatas yang dapat mernbaca dan menulis. Sedangkan rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten Lampung Barat tahun 2005 sebesar 7 tahun sedikit lebih tinggi bila dibandingkan rata-rata lama sekolah tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,9 tahun. Persentase jumlah penduduk dapat dilihat pada Tabel 13.

(14)

Tabei

13.

Persentase penduduk rnenurut kelornpok urnur, jenis kelarnin

Kabupaten Larnpung Barat

2007

--- -

Kdompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 0 - 4 4,29 4,72 4,49 5 - 9 10.19 11,22 10,67 1 0 - 14 10,17 10,84 10,48 60

-

64 2,14 1.88 2,02 65

-

69 1,51 1,27 1,40 2 70 1,97 1,82 1,90 Tidak terjawab 0,2 1 0,13 0,17

Gambar

Gambar 4.  Kontribusi 9 Sektor dalam pembentukan PDRB (Persentase) Tahun  2006
Gambar  dibawah  ini  menunjukkan  Produk  Domestik  Regional  Bruto ADHB  5  subsektor  pertanian  pada  tahun  2005  dan  tahun  2006
Tabel  9.  Lima komoditas sektor pertanian penyumbang NTB terbesar dalam  pembentukan  PDRB Lampung Barat
Tabel  10.  Luas panen dan produksi tanarnan padi sawah dan padi ladang per  kecarnatan  2007
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang dan membangun suatu sistem informasi geografis mengenai peta kampus Undip beserta informasi berbasis web agar dapat

Mengatasi semua itu tidak mungkin terjadi jika kita tengah mengalami krisis kemanusiaan. Salah satu penyebab krisis kemanusiaan adalah tidak dimilikinya rasa memiliki dan

3 Bahasa Indonesia * 2 Eko Prasetiyo, M.Pd Perencaaan Pembelajaran AUD 2 Kandita Kurniasari Ayu A, M.Pd 1 Pendidikan Anak Dalam Keluarga 2 Dewi Susilo Reni, M.Pd.I Bahasa Arab AUD

(3) Sub Seksi Kesehatan Anak mempunyai tugas mengumpulkan bahan penyelenggaraan usaha pemeriksaan dan pembinaan Kesehatan anak melalui Rumah Sakit, Puskesmas

Orang bergantung pada n menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan

Adanya kesulitan pada para pemilik usaha penjualan pakaian(Butik) dalam menentukan lokasi yang tepat untuk mendirikan Butik yang sesuan dengan keinginan pemilik usaha dalam

Setelah diketahui hubungan kedekatan antar fasilitas, selanjutnya dilakukan perancangan tata letak fasilitas menggunakan metode BLOCPLAN yang menghasilkan lima usulan alternatif

Beberapa parameter uji yang diteliti pada analisis limbah cair industri rumah tangga perikanan dan penentuan bobot adsorben optimum adalah parameter warna secara