• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pendekatan Penelitian. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

93 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penedekatan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2004: 4). Karakteristik penelitian kualitatif yaitu peneliti berperan sebagai instrumen penelitian, berlatar alamiah, bersifat deskriptif, menganalisa secara induktif, membatasi penelitian dengan fokus dan sebagainya. Hal ini tersebut seperti yang dikemukakan oleh Moleong, bahwa penelitian kualitatif memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

“Berlatar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat peneliti, memanfaatkan metode kualitatif, menganalisis secara induktif, mengarahkan sasaran sebagai usaha untuk menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki kriteria untuk menguji keabsahan data, rancangan penelitian bersifat sementara dan hasil penelitian disepakati bersama antara pihak peneliti dengan subjek yang diteliti”. (Moleong, 2004: 37).

Sesuai dengan karakteristik metode penelitian kualitatif, Abdullah Ali (2007) menjelaskan tentang tugas dan aktifitas peneliti sesuai dengan konsep naturalistik sebagai penelitian alamiah, antara lain:

“Peneliti berperan sebagai instrumen penelitian, peneliti datang di lokasi berada di tengah masyarakat yang akan diteliti, mencatat gejala-gejala peristiwa yang disaksikan, dialami dan dirasakan selama berada di lokasi,

(2)

94

sambil menyaksikan perilaku orang-orang yang terlibat dalam aktifitas sosial, dakwah dan pendidikan, sekaligus mengambil foto dokumentasi untuk mendukung bukti-bukti visual”.

Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki sesuatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan melakukan studi pada situasi yang alami (Creswell, 1998: 15). Bogdan dan Taylor dalam (Moleong, 2007: 3), mengatakan bahwa metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi strategi, dan multi tekhnik dalam mengumpulkan data-data, sebagaimana yang dijelaskan oleh Sukmadinata, (2006: 95) bahwa penelitian kualitatif adalah:

Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung, observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, tekhnik-tekhnik pelengkap seperti foto, rekaman dan lain-lain. Hal itu merupakan tekhnik-tekhnik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitia di lapangan”.

Dalam penelitian ini tidak ada pengontrolan aspek, maupun perlakuan manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis, untuk mencari data-data diantara dari variabel-variabel yang diteliti.

Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis teori tertentu, melainkan suatu upaya ke arah menemukan pemahaman baru

(3)

95

mengenai penerapan nilai-nilai habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini didasarkan pada pendekatanpenelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (natural setting) yang bertujuan menggambarkan secara tepat proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum. Oleh karena itu, prosedur ini dapat menghasilkan data kualitatif yang berupa ungkapan atau catatan tentang aktivitas yang dilakukan oleh komponen sekolah (kepala sekolah, guru, staf tata usaha, pesuruh dan siswa termasuk di dalamnya adalah komite sekolah). Dengan digunakannya metode ini, peneliti perlu turun ke lapangan untuk mengadakan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan yang dimaksud. Ketajaman penelitian dalam menangkap dan menafsirkan kata-kata dan tindakan yang menjadi sumber data, menjadi kunci keberhasilan penelitian ini.

Metodologi penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistic memiliki karakteristik seperti yang dikemukakan oleh Bogdan and Biklen (1982: 28) “Qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products” yaitu penekanan dalam penelitian kualitatif itu pada proses secara khusus memberi keuntungan dalam penelitian peranan

(4)

96

sosialisasi pemilu dan pengembangan demokrasi dan dapat dilihat dalam aktivitas keseharian.

Tujuan digunakannya metodologi penelitian kualitatif adalah untuk 1) Memperoleh gambaran yang mendalam dan holistik tentang bagaimana proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum. 2) Mengetahui bagaimana visibilitas (kejelasan) proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum. 3) Untuk mengetahui bagaimana proses dan strategi penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum. 4) Mengetahui dukungan stakeholders, guru mata pelajaran lain dan komponen sekolah lainnya dalam menunjang program penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.

Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dalam penelitian ini peneliti berusaha mengamati lebih mendalam proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum dalam lingkungan SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka, berinteraksi dengan seluruh komponen sekolah dan berusaha memahami bahasa, tafsiran, dan realita yang terjadi dalam lingkungan SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten majalengka. Metode kualitatif juga dapat memberikan deskripsi secara luas serta memuat penjelasan tentang proses atau aktivitas yang dilakukan, dalam hal ini Miles dan Huberman (1982: 1) mengemukakan bahwa dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa

(5)

97

secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkungan pikiran orang-orang setempat dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat.

Hal senada dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985: 37) bahwa dalam penelitian kualitatif, paradigma yang digunakan adalah paradigma naturalistic yang kenyataannya dapat dipandang sebagai sesuatu yang kompleks. Studi naturalistik memiliki mekanisme kerja tersendiri, yang membedakan dengan studi lainnya. Adapun karakteristik yang membedakan terletak pada asumsi-asumsi terhadap realitas (paradigma), peran-peran peneliti dan mekanisme kerja yang bersifat fenomenologi dan holistik.

Dengan demikian penggunaan metodologi penelitian kualitatif, peneliti memungkinkan mendapatkan keleluasaan dan kelapangan “ruang gerak” dalam menelusuri dan merambah pelbagai aspek proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum dalam lingkungan SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka.

Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002: 136). Metodologi penelitian diperlukan untuk memberikan jawaban atas permasalahan yang disoroti. Oleh karena itu, pada bab ini akan dikemukakan tentang: Metode; Karakteristik dan sumber data penelitian; Teknik pengumpulan data; Teknik analisis data; dan Tahap-tahap penelitian.

Dalam metodologi penelitian hukum terdapat metodologi penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris atau sosiologis (Soekanto, 1982:128). Metodologi penelitian senantiasa harus disesuaikan dengan ilmu

(6)

98

pengetahuan yang menjadi induknya, maka metodologi penelitian hukum normatif berbeda dengan penelitian hukum empiris atau sosiologis. Perbedaannya akan dapat diidentifikasi pada kriteriumnya yaitu objek studi masing-masing ilmu pengetahuan, walaupun ilmu hukum empiris merupakan pendukung atau penunjang bagi ilmu hukum normatif.

Masing-masing tipe utama tadi dapat diperinci lebih lanjut ke dalam bentuk-bentuk yang lebih khusus lagi yaitu:

1. Penelitian terhadap hukum yang tertulis:

a. Penelitian terhadap sistematika dan konsistensi daripada kaedah-kaedah hukum yang merupakan suatu kerangka.

b. Penelitian terhadap azas-azas yang menjadi dasar dari kaedah-kaedah hukum.

c. Penelitian terhadap proses terbentuknya kaedah-kaedah hukum. d. Perbandingan sistem kaedah-kaedah hukum.

e. Penelitian terhadap efektivikasi kaedah-kaedah hukum. f. Penelitian terhadap efektifitas kaedah-kaedah hukum. g. Ppenelitian terhadap kesadaran hukum.

2. Penelitian terhadap hukum tidak tertulis. a. Identifikasi hukum

b. Ppenelitian terhadap proses terbentuknya hukum tidak tertulis. c. Pperbandingan hukum tidak tertulis.

d. Penelitian terhadap hubungan antara hukum tidak tertulis dengan gejala-gejala sosial lainnya.

(7)

99

Tipe-tipe penelitian hukum tersebut di atas dapat dilakukan sebagai penelitian kepustakaan dan penelitian di lapangan. Patokan yang sederhana adalah bahwa penelitian harus dilakukan juga di lapangan apabila hukum dihubungkan dengan perikelakuan. Dengan demikian, maka penelitian terhadap kesadaran hukun merupakan penelitian kepustakaan dan penelitian di lapangan, termasuk proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.

B. Teknik Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif atau penelitian naturalistik. Karakteristik penelitian kualulitatif yang dimaksud sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Bikken (1982:28) adalah “Qualitative researchers are concerned with process rather than simply with outcomes or products” yaitu penekanan dalam penelitian kualitatif itu pada proses secara khusus memberi keuntungan dalam penelitian proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.

Lincoln dan Guba (1985: 14) dalam bukunya Naturalistik Inquary menyatakan bahwa penelitian yang menelusuri secara alamiah dalam melakukan penelitiannya harus secara general (menyeluruh) artinya seluruh masalah dari segi objek penelitian tidak luput dari proses pengamatan.

Tujuan digunakannya metodologi penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam dan holistik

(8)

100

tentang bagaimana penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa.

Penelitian kualitatif adalah proses penelitian untuk memahami berdasarkan tradisi metodologi penelitian tertentu dengan cara menyelidiki masalah sosial atau manusia. Peneliti membuat gambaran kompleks bersifat holistik, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan-pandangan para informan secara rinci, dan melakukan penelitian dalam situasi alamiah.

C. Karakteristik dan Sumber Data 1. Karakteristik Data

Dalam studi data diartikan sebagai informasi verbal, atribut-atribut dan geajala-gejala (fisik non fisik) yang dapat memberi pemahaman tentang indikator yang dicari oleh tujuan penelitian. Keseluruhan data disebut dengan “system data” yang berupa pendapat (persepsi), sikap dan motif-motif serta tindakan (perilaku) manusia (responden) maupun non manusia seperti seperangkat peraturan, Undang-Undang dan norma-norma pada satuan pendidikan yang berhubungan dengan pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

Data yang dipakai dalam penelitian ini ialah data yang ada dalam satuan pendidikan SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka dalam penerapan nilai-nilai habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum dengan melakukan klasifikasi data yang sesuai dengan masalah penelitian yang dijabarkan dalam Bab I di muka.

(9)

101

Bahwa sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati, dalam penelitian naturalistik, populasi dan sample yang relevan digunakan sample purposif yang bertujuan untuk memperhatikan detil-detil yang spesifik untuk memberikan citra yang khas dan konteks yang unik kepada studi ini, bukan untuk mencari persamaan-persamaan yang diarahkan untuk mengembangkan generalisasi.

Oleh karena karakteristik data yang diharapkan oleh peneliti karaketeristik data yang dapat memberikan jawaban atas pertanyaan yang tercantum dalam pertanyaan penelitian, maka langkah yang dilakukan dengan memisahkan data dan mengklasifikasikan data yang dikatagorikan bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

2. Sumber Data

Sesuai dengan karakteristik yang disebutkan di atas, sumber data dapat dipilih menjadi dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari atau melalui informasi (responden). Sedangkan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang berada di SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka (kepala sekolah, guru, staf tata usaha, siswa, pesuruh).

Alasan dipilihnya komponen sekolah (kepala sekolah, guru, staf tata usaha, siswa, pesuruh) karena sebagai sumber data primer yang terlibat langsung. Alasan selanjutnya adalah komponen sekolah (kepala sekolah, guru, staf tata usaha, siswa, pesuruh) karena merupakan komponen dasar yang

(10)

102

berada dalam SMPN 1 Rajagaluh yang mengetahui seluruh rangkaian Kegiatan Belajar Mengajar di tempat yang dimaksud. Sedangkan data sekunder yang dijaring melalui data dokumentasi yakni, data yang diperoleh dari dokumen dalam pelbagai bentuk Kegiatan Belajar Mengajar di SMPN 1 Rajagaluh.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu konsep yang mengandung empat aspek substantial di dalamnya yaitu mencakup isi, kesatuan atau unit ruang dan waktu. Agar dapat diperoleh subjek penelitian yang tepat dan valid serta sesuai dengan tujuan penelitian, maka diperlukan suatu tekhnik pemilihan dan penetapan dari subjek penelitian. Teknik penetapan subjek penelitaian yang dipilih dan ditetapkan dalam penelitian ini adalah tekhnik purposive, yaitu suatu tekhnik pemilihan dan penetapan subjek yang dilaksanakan secara cermat agar sesuai dengan tujuan penelitian.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran kewarganegaraan, dan siswa SMPN 1 Rajagaluh Kabupaten Majalengka, serta proses interaktif yang terjadi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa selama berlangsungnya program tindakan ini.

Adapun alasan dijadikannya pihak-pihak di atas sebagai subjek penelitian ini ialah karena mereka berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti. Dengan demikian maka, dijadikannya pihak-pihak tersebut di atas sebagai subjek penelitian besar harapan peneliti bisa

(11)

103

menggali secara mendalam dan luas atas proses penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa SMPN 1 Rajagaluh.

Beberapa alasan pokok penggunaan teknik purposive dalam menetapkan subjek penelitian ini adalah: (1) relevan dengan tuntutan metodologi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini Lincolin dan Guba (1985: 40); (2) dapat menjamin adanya unsur tertentu yang relevan dengan rancangan dan tujuan dari penelitian yang dilakukan (Nasution, 1990: 99); (3) praktis, hemat waktu, biaya dan tenaga (Nasution, 1996: 99).

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian naturalistik, instrumen utama penelitian adalah peneliti sendiri (human instrument) yang turun ke lapangan (sekolah) untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Menurut Sugiyono (2005: 59) “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat peneliti adalah peneliti itu sendiri”.

Selanjutnya, dalam Sugiyono (2005: 60), Nasution menyatakan: “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya”.

Di samping peneliti sendiri sebagai instrumen utama, penelitian ini juga akan menggunakan instrumen bantu berupa catatan lapangan (field notes),

(12)

104

lembar panduan observasi, pedoman wawancara, dokumen sekolah, foto, dan alat perekam.

F. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sifatnya yang fenomenologis kualitatif, maka tentu saja segala data dan informasi yang dijaring dengan berbagai instrument dalam studi ini akan berupa tumpukan-tumpukan data mentah. Tidak semua data mentah itu dipindahkan ke dalam laporan penelitian, melainkan perlu dipilih, direduksi dan dianalisis berdasarkan tujuan penelitian. Jadi laporan lapangan sebagai bahan mentah, disingkatkan, direduksi, disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok yang penting, diberi susunan yang lebih sistematis sehingga lebih mudah dikendalikan.

Teknik pengumpulan data mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh data. Menurut Creswell (1998: 121) “Prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari empat tipe dasar yaitu: Observasi, wawancara, dokumentasi, dan audio visual”. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Karena keseluruhan teknik ini diharapkan dapat melengkapi dalam memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi

Observasi adalah semua kegiatan yang diajukan untuk mengamati, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang

(13)

105

dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan yang terencana maupun akibat sampingan (Kasbolah, 1998/ 1999: 91). Selanjutnya Marshall dalam Sugiyono (2005: 64) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Tujuan utama dari observasi adalah untuk memantau proses, hasil, dan dampak perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang direncanakan.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan terhadap keseluruhan rangkaian penerapan nilai habituasi untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa melalui pendidikan kewarganegaraan, untuk melihat proses, keadaan dan hasilnya, apakah terjadi perkembangan pembelajaran peserta didik. Dalam kegiatan observasi ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipasi aktif (Aktive Partisipation): means that the researcher generally does what others in the setting do. Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap (Sugiyono, 2005: 66). Disamping itu juga peneliti menggunakan obdervasi terbuka, yaitu menggunakan kertas kosong sebagai alat untuk mencatat kegiatan pembelajaran, setiap langkah yang dilakuakan oleh guru dan siswanya. (Wardani, et al, 2000: 3.24; Kasbolah, 1998/1999: 95).

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang akurat maka kegiatan observasi ini dilakukan berulangkali sampai dengan diperoleh semua data yang diperlukan. Langkah-langkah observasi terdiri dari tiga tahap yaitu: pertemeuan pendahuluan, pelaksanaan observasi, dan pertemuan balikan.

(14)

106

Pertemuan pendahuluan sering disebut sebagai pertemuan perencanaan dilakuka sebelum observasi berlangsung dengan tujuan menyepakati hal-hal yang akan diamati dengan mitra peneliti. Pelaksanaan observasi dilakukan setelah adanya kesepakatan dengan guru mitra sebelumnya terhadap proses dan hasil tindakan perbaikan yang terfokus perolaku mengajar guru, perilaku belajar siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Diskusi atau pertemuan balikan dilakukan setelah tindakan perbaikan yang diamati berakhir.

Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan: 3.1. Langkah-langkah Observasi Sumber: Wardani, et al (2002: 2.20)

2. Wawancara

Menurut Arikunto (2002: 132) wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Nasution (1996: 69) mengatakan “observasi saja tidak memadai dalam melakukan penelitian, sebabnya observasi harus dilengkapi oleh wawancara. Dengan melakukan wawancara peneliti dapat memasuki dunia pikiran dan perasaan responden”.

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan wawancara dengan berbagai pihak diantaranya dengan kepala sekolah, guru mitra dan peserta didik. Wawancara dengan kepala sekolah dilakukan untuk memperoleh

Pertemuan Perencanaan

(15)

107

gambaran tentang penerapan nilai-nilai habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan dan informasi awal tentang pembelajran pendidikan kewarganegaraan di sekolah yang dipimpinnya. Wawancara dilakukan dengan guru mitra pendidikan kewarganegaraan sebagai mitra peneliti dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang pelakasanaan nilai-nilai habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa dikelasnya. Di samping itu wawancara dialogis dengan guru mitra dalam bentuk diskusi akan dilakukan untuk mengetahui dan mencari alternatif pemecahan masalah yang mungkin saja ditemukan ketika pelaksanaan tindakan berlangsung. Sedang wawancara dengan siswa akan dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan nilai-nilai habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum siswa. Wawancara dengan siswa dilakukan dengan acak yang kira-kira dapat mewakili kelasnya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi sebagai tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumen-dokumen resmi yang dimiliki sekolah dan dari guru mitra peneliti. Dokumen-dokumen resmi yang dimiliki sekolah antara lain: sejarah berdirinya sekolah, kepala-kepala sekolah yang pernah memimpin sekolah, data jumlah guru staf tata usaha dan siswa, peraturan dan tata tertib sekolah. Sedangkan dokumen guru mitra peneliti antara lain Rencana Pelaksanaan

(16)

108

Pembelajaran (RPP), buku teks yang digunakan, buku penunjang yang digunakan, daftar absensi dan daftar nilai siswa dan lain-lain.

4. Studi Literatur

Studi literatur adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian (Endang Danial AR).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan (Nasution, 1996: 126). Selanjutnya, ia menjelaskan menyusun data berarti menggolongkannya dalam pola, tema atau kategori. Menurut Sugiyono (2005: 89) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membaut kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Dalam penelitian ini menggunakan cara yang dipakai oleh Miles dan Huberman (1992: 16-18) terdiri atas tiga jalur kegiatan secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasi. Selanjutnya, Miles dan Huberman (1992:20) menatakan bahwa “analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang dan terus menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan merupakan rangkaian kegiatan

(17)

109

analisis yang saling susul menyusul”. Dengan demikian analisis yang dimaksud merupakan kegiatan lanjutan dari langkah pengumpulan data.

Langakah-langkah analisis data tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Bagan: 3.2. Komponen-komponen Analisa Data Diadopsi dari Miles dan Huberman (1992: 20)

Bagan di atas dapat dijelaskan bahwa tiga jenis kegiatan utama pengumpulan data (reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasi) merupakan proses siklus dan interaktif. Peneliti harus siap bergerak di antara empat sumbu kumparan itu selama pengumpula data, selanjutnya bergerak bolak balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi.

Pengumpulan Data

Kesimpulan/Verifikasi Reduksi Data

(18)

110 1. Reduksi Data (Data Reduction)

Menurut Miles dan Huberman (1992: 16) reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data, ini berguna untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang diperoleh. Sugiyono (2005: 92) menyatakan, mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting. Reduksi data akan berlangsung secara terus menerus selama penelitian berlangsung.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah melakukan reduksi terhadap data yang dikumpulkan maka, peneliti menyajikan data dalam bentuk deskripsi yang berdasarkan aspek-aspek yang diteliti dan disusun berturut-turut mengenai pembelajaran yang dilakukan oleh guru dari tahap persiapan atau perencanaan sampai pada pelaksanaannya. Data yang akan dianalisis dan dideskripsikan, sebelumnya dikatagorisasikan terlebih dahulu berdasarkan masalah penelitian. Dalam hal ini pembelajaran penerapan habituasi melalui pendidikan kewarganegaraan untuk menumbuhkan kesadaran hukum.

3. Pengambilan kesimpulan/ Verifikasi (conclusion/ verification)

Berdasarkan kegiatan tersebut di atas langkah terakhir yang dilakukan oleh peneliti adalah mengambil kesimpulan/ verifikasi. Kesimpulan merupakan

(19)

111

pemaknaan terhadap data yang telah dikumpulkan di mana kesimpulan tersebut diarahkan pada pokok permasalahan yang diteliti.

Dalam hal ini kesimpulan dilakukan secara bertahap, pertama berupa kesimpulan sementara, namun dengan bertambahnya data maka perlu dilakukan verifikasi data yaitu dengan mempelajari kembali data-data yang ada (yang direduksi maupun disajikan). Di samping itu, dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dengan pihak-pihak yang berkenaan dengan penelitian ini, yaitu kepada pihak sekolah dan pihak guru. Setelah hal itu dilakukan, maka peneliti baru dapat mengambil keputusan akhir.

H. Validasi Data

Validasi data adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan keabsahan data. Validasi data dilakukan untuk mendapatkan data yang benar-benar mendukung dan sesuai dengan karakteristik permasalahan maupun tujuan penelitian. Tekhnik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Triangulasi (Hopkins, 1993: 152-153) menyatakan triangulasi adalah pengecekan kebenaran data atau informasi tentang pelaksanaan tindakan dengan cara mengkonfirmasi kebenaran data, yaitu upaya mendapatkan informasi dari sumber-sumber lain mengenai kebenaran data penelitian. Sumber-sumber lain yang dapat digunakan untuk konfirmasi penelitian adalah guru mitra peneliti yang terlibat langsung dalam penelitian ini, siswa, maupun guru-guru lain. Dalam hali ini peneliti membandingkan data hasil

(20)

112

wawancara dengan guru dan kepala sekolah dengan data hasil observasi, serta mencocokkan dengan guru melalui cara reflektif-kolaboratif.

2. Member-chek (Nasution, 1996: 117-118), yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan penelitian dengan cara mengkonfirmasikannya dengan sumber data atau kepada pemberi data agar informasi yang diperoleh dan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh informan. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti datanya valid, sehingga semakin dipercaya. Dalam proses ini data atau informasi yang diperoleh dikonfirmasikan dengan guru mata pelajaran melalui diskusi pada setiap akhir pelaksanaan tindakan, dan pada akhir keseluruhan pelaksanaan tindakan yang direncanakan sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Expert Opinion (Wiriaatmadja, 2005: 171), yaitu kegiatan untuk menkonsultasikan hasil temuan atau meminta nasehat kepada para ahli. Dalam penelitian ini peneliti mengkonsultasikan hasil temuan-temuan kepada pembimbing untuk memperoleh arahan dan masukan terhadap masalah-masalah penelitian. Perbaikan, modifikasi atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pembimbing akan meningkatkan derajat kepercayaan sehingga validasi penemuan penelitian dapat dipertanggungjawabkan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengambilan keputusan: PT Alam Permata Riau telah “MEMENUHI” standar verifikasi legalitas kayu untuk seluruh norma penilaian setiap verifier dan dinyatakan “LULUS”

Menurut Yulifah dan Johan (2009), tugas kader meliput persiapan dan hari buka posyandu dan di luar posyandu Menurut Iswarawanti (2010), secara teknis, tugas

Berdasarkan hasil kuesioner didapat bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga yang kurang baik ternyata pada dukungan instrumental yaitu lebih banyak yang

Metode yang digunakan adalah eksperimental, dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat menghasilkan alkohol (etanol) melalui proses

Dengan memanjatkan puji syukur Alkhamdulilah atas kehadirat Allah SWT yang mana telah melimpahkan segala rahmat,hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

2) Menganalisis distribusi jenis kelamin pada pasien karsinoma hepatoseluler di RSUP Dr. 3) Menganalisis distribusi usia pada pasien karsinoma hepatoseluler di RSUP

Maka, bila kita ingin mencapai komunikasi antar pribadi yang otentik, berarti kita harus menempatkan orang lain bukan sebagai objek, melainkan subjek dalam komunikasi

Pembelajaran berbasis masalah juga memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan percobaan yang berkaitan dengan masalah tersebut, kegiatan ini mendorong siswa