ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERGANTIAN MANAJEMEN PADA PT. ABATTOIR SURYA JAYA
DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan oleh :
0813015020/FE/AK Firlia Rachmania
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERGANTIAN MANAJEMEN PADA PT. ABATTOIR SURYA JAYA
DI SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Diajukan oleh :
0813015020/FE/AK Firlia Rachmania
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SKRIPSI
ANALISA KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERGANTIAN MANAJEMEN PADA PT. ABATTOIR SURYA JAYA DI
SURABAYA
Disusun Oleh :
0813015020/FE/AK Firlia Rachmania
telah dipertahankan dihadapan
dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 30 Maret 2012
Pembimbing Utama Tim Penguji :
Ketua
Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
NIP. 030 194 442 Sekretaris
Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi
Anggota
Drs. Ec. R. Sjarif Hidajat, MSi
Mengetahui
Dra. Ec. Erry Andhaniwati, MAks
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur Dekan Fakultas Ekonomi
SKRIPSI
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PERGANTIAN MANAJEMEN PADA PT. ABATTOIR SURYA JAYA
DI SURABAYA
yang diajukan
0813015020/FE/AK Firlia Rachmania
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi NIP. 030 194 442
Tanggal :
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penulisan Skripsi ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga dapat
menyelesaikan tugas-tugas sebagai mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku
Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama
penyusunan penulisan ini.
4. Bapak Sjafii, Drs. MM, Ak., selaku Dosen Wali yang telah mendidik dan
memberikan pengarahan kepada penulis selama menjadi mahasiswi.
5. Ibu Dra. Ec. Sri Hastuti, MSi., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis selama menyusun
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswi.
7. Bapak, Ibu, Adikku, dan semua Kittyku Tercinta yang telah memberi semangat
dan doa serta kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
8. Seluruh Staf di PT. Abattoir Surya Jaya yang telah mengijinkan penulis
melakukan penelitian dan telah memberikan data-data perusahaan yang
dibutuhkan penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
9. Yunda, Rino, Kakak Anggi, Adek Siska, Papa Yen, Ari, Yuyun, Meita, Khozzan,
Dwi, Mas Maru, Enda beserta seluruh teman baik penulis di Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah menemani
dan membantu penulis selama menjadi mahasiswa dan menyusun skripsi.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas kebaikan dengan
limpahan Rahmat-Nya yang berlipat ganda, Amin.
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
karena itu saran dan kritik sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
skripsi ini, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi akademika UPN “Veteran”
umumnya, serta bagi mahasiswa Program Studi Akuntansi khususnya.
Surabaya, 22 Februari 2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ………..iii
DAFTAR TABEL ………..vi
DAFTAR GAMBAR ………....vii
ABSTRAKSI ………viii
BAB I PENDAHULUAN………..1
1.1. Latar Belakang ………...1
1.2. Perumusan Masalah….………10
1.3. Tujuan Penelitian ………...………..…...10
1.4. Manfaat Penelitian ………...……...11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….12
2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ………...………..…....12
2.2. Landasan Teori ………..………...…………..…….……….13
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan ……..………...13
2.2.1.1. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ……...15
2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ……….19
2.2.1.3. Sifat dan Kegunaan Laporan Keuangan ……….21
2.2.1.4. Jenis-jenis Laporan Keuangan ………...21
2.2.1.5. Keterbatasan Laporan Keuangan ………...22
2.2.1.6. Laporan Keuangan Yang Dapat Dipercaya ………22
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan ………..…...23
2.2.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ……….23
2.2.2.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ………...24
2.2.2.4. Beberapa Hal Penting Dalam Analisis Laporan
Keuangan ...………26
2.2.3. Pergantian Manajemen …..………..27
2.2.4. Pengertian Kinerja Keuangan………..………...……….28
2.2.4.1. Penilaian Kinerja Keuangan ………...……...28
2.2.5. Analisis Rasio Keuangan …..………...….…...29
2.2.5.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ……….29
2.2.5.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ………….………..31
2.2.5.3. Keunggulan Analisis Laporan Keuangan ………...31
2.2.5.4. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan ……….32
2.2.5.5. Jenis-jenis Analisis Laporan Keuangan ……...………..33
2.2.6. Teori Yang Berhubungan dengan Analisis Laporan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Suatu Perusahaan ...36
2.3. Diagram Kerangka Pikir .………...………..…….38
2.4. Hipotesis ………..……….39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………….………..40
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel….………..40
3.2.Teknik Penentuan Sampel ……..….…..………42
3.3. Teknik Pengumpulan Data ………….………..43
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ………43
3.4.1. Uji Normalitas ………43
3.4.2. Teknik Analisis Data……….………..44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………46
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ……….……….46
4.1.1. Sejarah PT. Abattoir Surya Jaya ………....46
4.1.2. Struktur Organisasi ………...48
4.1.4. Visi dan Misi Perusahaan.………...52
4.1.4.1. Visi ….………...52
4.1.4.2. Misi ………...52
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian …...…..………53
4.2.1. Kinerja Keuangan pada PT. Abattoir Surya Jaya Sebelum Pergantian Manajemen ………...54
4.2.2. Kinerja Keuangan pada PT. Abattoir Surya Jaya Sesudah Pergantian Manajemen ………...56
4.2.3. Rata-rata Kinerja Keuangan pada PT. Abattoir Surya Jaya Sebelum dan Sesudah Pergantian Manajemen ...58
4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis …...………..59
4.3.1. Uji Normalitas ………....59
4.3.2. Paired Sample t-test (Uji Beda Rata-rata Untuk Dua Sampel Berpasangan ………..60
4.3.3. Pengujian Hipotesis ………64
4.4. Pembahasan dan Implikasi Penelitian ..………66
4.4.1. Pembahasan ………66
4.4.2. Implikasi ………...70
4.5. Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian Terdahulu ……….……...71
4.6. Keterbatasan Penelitian ……….………...72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...………73
5.1. Kesimpulan ……….………..73
5.2. Saran .………...….………74
DAFTAR TABEL
Tabel. 4.1. Data PT. Abattoir Surya Jaya dari Tahun 2006 Sampai Dengan
Tahun 2008 (Sebelum Pergantian Manajemen) ……...………...54
Tabel. 4.2. Data PT. Abattoir Surya Jaya dari Tahun 2009 Sampai Dengan
Tahun 2011 (Sesudah Pergantian Manajemen) ……...………....56
Tabel. 4.3. Nilai Rata-rata Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah pergantian
Manajemen ………...58
Tabel. 4.4. Hasil Uji Normalitas ……….60
Tabel. 4.5. Nilai thitung
Sample t- test ……….65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3. Diagram Kerangka Pikir ………....38
ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH
PERGANTIAN MANAJEMEN PADA PT. ABATTOIR SURYA JAYA
DI SURABAYA
Oleh:
Firlia Rachmania
ABSTRAK
Pendirian BUMD yaitu selain mengutamakan kemanfaatan umum, maka sewajarnya dapat pula menambah penghasilan daerah. Dalam hal ini yang dimaksud penghasilan adalah laba dari perusahaan itu sendiri. PT. Abattoir Surya Jaya merupakan BUMD milik Pemkot Surabaya yang bergerak di bidang usaha pemotongan sapi dan cold storage. Pemegang saham membutuhkan analisis laporan keuangan perusahaan agar dapat menilai keberhasilan manajemen dalam memimpin perusahaannya. Jika tidak memuaskan, maka para pemilik dapat menentukan sikap. Salah satunya yaitu dengan pergantian manajemen. Dalam penelitian ini, yang menjadi bahan penelitian adalah pergantian manajemen terbaru yaitu pada tahun 2009. Oleh karena itu, peneliti ingin membuktikan secara empiris, ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pergantian manajemen dengan menggunakan analisis laporan keuangan pada PT. Abattoir Surya Jaya di Surabaya.
Populasi yang digunakan adalah laporan keuangan PT. Abattoir Surya Jaya sebelum dan sesudah pergantian manajemen dalam kurun waktu antara tahun 2006-2008 sebagai populasi sebelum pergantian manajemen dan 2009-2011 sebagai populasi setelah pergantian manajemen. Metode analisis yang digunakan adalah
paired samplet-test sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis penelitian. Dari uji t dalam penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan sesudah pergantian manajemen ditinjau dari Return On Assets. Namun, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan sesudah pergantian manajemen bila ditinjau dari
Current Ratio, Sales Turn Over, dan Debt Ratio.
THE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE OF COMPANIES
BEFORE AND AFTER THE CHANGE OF MANAGEMENT OF
PT. ABATTOIR SURYA JAYA IN SURABAYA
Oleh:
Firlia Rachmania
ABSTRACK
The establishment of The Regional-Owned Enterprises besides to prioritizing the public benefit, then can also increase the income of the area naturally. In this case, which the meaning of income is the profit of the company itself. PT. Abattoir Surya Jaya was a Regional-Owned Enterprises that owned by The Surabaya City Government which moves in the business of cattle slaughtering and cold storage. The company`s shareholders requires the analysis of financial statements`s company in order to evaluate the success of management in leading the company. If it`s not satisfied, then the owner can determine the attitude. One of them is a change of management in 2009. Therefore, the researcher want to prove empirically, there are the signicant of differences between the financial performance of companies before and after the change of management using the analysis of financial statement at the PT. Abattoir Surya Jaya in Surabaya.
The population was used is the financial statement of PT. Abattoir Surya Jaya before and after the change of management in the period between the years of 2006-2009 as the population before the change of management and 2006-2009-2011 as the population after the change of the management. Analytical methods was used paired saple t-test acccording to the formulation of research problems and hypotheses.
From the t-test in this study concluded that there is a significant difference in financial performance before and after the change of management in terms of Return on Assets. But, there are not significant of differences in financial performance before and after the change of management in terms of the Current Ratio, Sales Turn Over, and the Debt Ratio.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan
untuk memperoleh pendapatan / penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa
tertentu.
membuat Indonesia menjadi lokasi yang strategis untuk jalur perdagangan
internasional. Peristiwa ini juga membuat perdagangan jalur laut Indonesia
semakin padat. Keadaan ini ditandai dengan semakin padatnya perdagangan
ekspor impor via laut di Indonesia dan membuat tingkat persaingan bisnis
sangat tinggi dan kompleks. (Kadharman, 2011). Hal ini tidak terlepas dari
pola konsumsi daging dan ikan di dalam masyarakat yang semakin
meningkat. Menurut data yang dihimpun dari Badan Pusat Statistik per tahun
2010, pola konsumsi ikan mendapat peringkat ketiga yaitu sebesar 7,63%.
Begitu pula dengan pola konsumsi daging yang mendapat peringkat keempat
yaitu sebesar 2,55%.
2012.
Hal ini membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat
perusahaan. Tantangan terberat dalam perusahaan di masa ini adalah
bagaimana agar perusahaan dapat terus bertahan (going concern) di dalam
persaingan yang sangat ketat ini. Sehingga, perusahaan dituntut untuk mampu
mengeksplorasi sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien.
(Dharmawan, 2011 : 1).
Menurut tujuan pendiriannya, ada dua jenis perusahaan, yaitu
perusahaan yang bersifat Profit Motive dan Non Profit Motive. Pendirian
perusahaan Profit Motive bertujuan untuk mendapatkan keuntungan,
sedangkan pendirian perusahaan Non Profit Motive tidak hanya mencari
keuntungan semata namun lebih menekankan pada hal yang bersifat sosial
atau pelayanan masyarakat. Salah satu contoh perusahaan yang bersifat Non
Profit Motive adalah BUMD. Berdasarkan UU No. 5 tahun 1962 tentang
maksud dan tujuan dari pendirian BUMD yaitu adalah untuk melaksanakan
pembangunana daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat,
penyelenggaraan kemanfaatan umum dan peningkatan penghasilan
pemerintahan daerah. (Kamaluddin, 2000 : 1). Dalam hal ini yang dimaksud
penghasilan adalah laba dari perusahaan itu sendiri.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan menyajikan
informasi mengenai entitas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam
catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam
memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dna
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan). Laporan keuangan yang
diterbitkan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi mengenai
kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan sangat berguna
untuk pengambilan keputusan yang tepat. (Meriewaty dan Yuli, 2005 : 105).
Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan keuangan perusahaan seperti
neraca, laporan laba rugi, arus kas dan perubahan laba (Prastowo, 1995)
dalam (Tulasi, 2006 : 366).
Salah satu analisis laporan keuangan digunakan untuk membuat
perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan
analisis rasio keuangan. Rasio keuangan meruapakan salah satu bentuk
informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan,
sehingga dengan rasio keuangan tersebut dapat mengungkapkan kondisi
keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan
untuk suatu periode tertentu. (Puspita, 2010: 3).
Laporan keuangan merupakan media yang digunakan untuk
mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan. Sehingga untuk dapat
mengetahui dan memahami informasi yang terkandung didalamnya,
diperlukan suatu analisis laporan keuangan. Analisis rasio keuangan dapat
digunakan oleh pihak intern perusahaan namun juga bagi pihak eksternal dan
dalam hal ini adalah investor atau kreditur yang akan menanamkan dananya
begitu juga dengan para banker dan pemerintah. Bagi pemilik perusahaan,
perusahaan. Bagi para investor, laporan keuangan berguna sebagai alat
prediksi prospek keuntungan dan perkembangannya di masa mendatang guna
memperkirakan besarnya deviden sehingga dapat memutuskan untuk
berinvestasi. Bagi para banker, laporan keuangan berguna sebagai alat
pertimbangan pemberian kredit yang akan diajukan oleh perusahaan.
Sedangkan bagi pemerintah, laporan keuangan dapat berguna sebagai penentu
besarnya pajak yang akan dibebankan oleh perusahaan. (Meriewaty dan Yuli,
2005 : 105).
Pengukuran keberhasilan seorang manajer dapat pula dilakukan
dengan mengetahui kinerja perusahaan yang selama ini dicapai. Kinerja
merupakan prospek, pertumbuhan serta potensi dibanding dengan waktu dan
perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama. Kinerja juga merupakan
suatu alat ukur kemajuan usaha (Munawir : 37).
Dari laporan dan perkembangan keuangan perusahaan tersebut dapat
dilihat dari kinerja perusahaan seperti likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,
dan stabilitas usaha, apakah ada perubahan atau peningkatannya (Munawir,
2000 : 13). Namun, hanya dengan melihat laporan keuangan saja tidak cukup
untuk mengevaluasi kinerja perusahaan maka perlu dilakukan analisa akan
laporan keuangan dengan memakai metode dan teknik tertentu. Peran yang
lebih besar dalam melakukan hal ini terdapat dalam divisi keuangan sehingga
pihak manajer dapat terbantu untuk menghasilkan keputusan yang paling
PT. Abattoir Surya Jaya Surabaya merupakan perusahaan pemerintah
daerah yang bergerak di bidang usaha pemotongan sapi dan cold storage.
Awalnya perusahaan memiliki permintaan pasokan terbesar daging sapi dari
daerah Jakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu itu pemerintah daerah
Jakarta melarang adanya usaha pemotongan sapi di Jakarta. Adanya peluang
pasar yang sangat besar dan peraturan daerah tersebut menjadi latar belakang
didirikannya perusahaan ini di Surabaya. Perusahaan inipun diprakarsai oleh
pemerintah daerah Surabaya. Selain Jakarta, pasar terbesar keduanya yakni
melingkupi kota-kota besar seluruh Jawa Timur. Namun, pada tahun 1990
pemerintah daerah Jakarta mencabut larangan pendirian usaha pemotongan
sapi di Jakarta. Hal ini menimbulkan beberapa kerugian dan menjadi pukulan
berat bagi perusahaan yaitu antara lain penghentian permintaan pasokan
daging sapi ke Jakarta dan mendirikan usaha jasa sejenis di Jakarta sehingga
perusahaan kehilangan pasar terbesarnya. (Kadharman, 2011 : 1-2).
Kemudian kesulitanpun semakin bertambah dengan adanya impor
daging sapi dari Australia yang ternyata harga jualnya lebih murah dari sapi
lokal yang membuat perusahaan tidak dapat bersaing dengan produk impor
tersebut. (Kadharman, 2011 : 2).
Permasalahan yang beruntun itu menyebabkan kemunduran yang
sangat drastis dan sempat mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak
tujuh kali yang menyebabkan perusahaan tidak fokus dalam menentukan
Akibatnya pada tahun 2005, usaha pemotongan sapi di perusahaan
dihentikan dan hanya bergerak pada bidang cold storage saja. Hal ini
menimbulkan adanya pemutusan hubungan kerja bagi sebagian karyawan.
Awalnya perusahaan memiliki karyawan sebanyak 70 orang. Namun,
kemudian pada tahun 2007, perusahaan merumahkan sebanyak 22 orang
karyawan dan mempensiunkan sebanyak 16 orang. Peristiwa ini disebabkan
oleh karena perusahaan tidak mampu membayar gaji karyawan mulai dari
tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Selain itu, perusahaan juga mengalami
kerugian per tahun kurang lebih sebesar Rp. 1.000.000.000,-. ( Kadharman,
2011 : 2). Namun, pada pertengahan bulan Mei 2011, usaha pemotongan sapi
diadakan lagi karena perusahaan mendapatkan banyak pesanan pemotongan
sapi di Surabaya.
Adanya penilaian yang buruk dari sisi laporan keuangan dapat
menimbulkan beberapa masalah. Hal-hal yang tidak diinginkan tersebut
seperti kurangnya rasa percaya publik atau bahkan para investor dan kreditor
pada kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Seperti yang dilansir oleh
media online, suarasurabaya.net pada 12 Februari 2010, PT. Abattoir Surya
Jaya pada tahun 2008 telah mengalami kerugian sebesar Rp 1.458.613.400,
dan tahun 2009 mengalami sebesar Rp 271.182.519.
diunduh pada tanggal 06 Februari 2012.
Oktober 2010, menyebutkan bahwa Pemkot Surabaya yang memiliki saham
terkecil di perusahaan tersebut berkeinginan untuk mundur dari manajemen
perusahaan. Hal ini terjadi setelah Pemkot Surabaya merasa angkat tangan
dengan masalah kerugian usaha dan utang yang kerap membelit perusahaan
tersebut. Bahkan Pemkot ingin menempuh jalur hukum ke pengadilan untuk
menyatakan bahwa perusahaan telah mengalami pailit agar perusahaan dapat
menjual hartanya untuk membayar berbagai kewajiban serta gaji
karyawannya. Namun, pejabat sementara (pjs) Direktur Utama PT Abbatoir
Surya Jaya mengungkapkan, tidak semudah itu pemkot melakukan pemailitan.
Sebab, untuk memailitkan perusahaan minimal mendapat persetujuan 70
persen pemegang saham sesuai dengan UU 40 tentang Perseroan Terbatas.
Pada saat dipegang manajemen lama, perusahaan memiliki utang Rp 1,4
miliar. Namun, ketika pejabat sementara (pjs) Direktur Utama PT Abbatoir
Surya Jaya tersebut memimpin, utang berkurang jadi Rp 260 juta-an. Dari
sekian banyak masalah yang menerpa masih ada berita baik yaitu tentang
pengucuran dana oleh PD Damar Jaya (DKI Jakarta) dan Inkud (Jakarta)
sebesar Rp 2 miliar untuk menghidupkan PT. Abattoir Surya Jaya.
diunduh pada tanggal 06 Februari 2012.
Akhirnya perusahaan juga mendapat status disclamer dari akuntan
pemegang saham kalang kabut dan berusaha melakukan pembenahan diri agar
tidak terjadi likuidasi oleh pemerintah daerah. (Kadharman, 2011 : 3).
Pemilik perusahaan / pemegang saham sangat berkepentingan terhadap
laporan keuangan perusahaan. Dari analisisnya, pemilik dapat menilai berhasil
tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaannya. Oleh karena
hasil-hasil, stabilitasnya, serta kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada cara
kerja atau efisiensi manajemennya, maka jika hasil-hasil yang dicapai oleh
manajemennya tidak memuaskan, maka para pemilik dapat menentukan sikap,
misalnya mengganti manajemennya atau menjual saham-sahamnya.
(Djarwanto, 2004 : 3). Dalam penelitian ini, perusahaan telah melakukan
pergantian manajemen beberapa kali. Namun, yang menjadi bahan penelitian
adalah pergantian manajemen pada tahun 2009.
(a)
Bila ditinjau dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
untuk kemudian telah diaudit oleh auditor independen, laporan keuangan ini
membuktikan bahwa perusahaan telah mengalami beberapa peningkatan
sehingga auditor tidak lagi meragukan kelangsungan hidup (going concern)
perusahaannya dengan rincian sebagai berikut:
Kerugian perusahaan berkurang sebesar Rp 1.190.160.881 yaitu dari Rp
1.458.613.400 pada tahun 2008 menjadi Rp 268.452.519 pada tahun
(b)
(c)
Omzet penjualan meningkat tajam sebesar Rp 717.519.938 atau 102%
yaitu dari Rp 705.216.653 pada tahun 2008 menjadi Rp 1.422.736.591
pada tahun 2009.
(d)
Optimalisasi efisiensi yang bertambah yaitu beban usaha berkurang
sebesar Rp 1.711.239.616 yaitu dari Rp 2.163.673.792 pada tahun 2008
menjadi Rp 452.434.176 pada tahun 2009.
a.
Penambahan investasi di saat perusahaan memiliki kerugian yang cukup
besar yaitu penambahan aktiva tidak lancar sebesar Rp 421.929.600
dengan rincian sebagai berikut:
b.
Mesin dan Peralatan Kantor sebesar Rp 419.128.000 yaitu dari Rp
2.047.498.800 pada tahun 2008 menjadi Rp 2.466.626.800 pada
tahun 2009.
(e)
Inventaris Kantor sebesar Rp 2.801.600 yaitu dari Rp 94.975.000
pada tahun 2008 menjadi Rp 97.776.600 pada tahun 2009.
Penambahan hutang kepada pihak ketiga sebesar Rp 398.100.001 yaitu
dari Rp 3.823.882.385 pada tahun 2008 menjadi Rp 4.221.982.386 pada
tahun 2009.
PT. Abattoir Surya Jaya merupakan salah satu diantara BUMD milik
Pemkot Surabaya yang bergerak di bidang usaha pemotongan sapi dan cold
storage, dan mempunyai prospek yang kurang baik di masa lalu namun pihak
semakin baik setelah periode masa pergantian manajemen pada tahun 2009.
Hal ini tak luput dari prestasi yang diukir oleh perusahaan. Untuk mengetahui
hal ini lebih jauh, maka penulis ingin memilih judul : ”Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Pergantian Manajemen pada PT. Abbatoir Surya Jaya Surabaya”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka permasalahanyang akan diajukan dalam penelitian yaitu:
”Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
pergantian manajemen pada PT.Abbatoir Surya Jaya di Surabaya ?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Setelah rumusan masalah dikemukakan seperti di atas, maka tujuan
dari penelitiannya adalah untuk menguji secara empiris terdapat perbedaan
signifikan antara kinerja keuangan sebelum dan sesudah pergantian
manajemen dengan menggunakan analisis laporan keuangan pada PT.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang dapat dikemukakan antara lain adalah:
a. Bagi penulis
Penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi penulis dalam
menerapkan teori ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah
dan untuk mengetahui praktek yang sebenarnya dihadapi perusahaan.
b. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian dapat memberi masukan dan menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan serta menentukan kebijakan
perusahaan untuk mengembangkan dan memajukan perusahaannya.
c. Bagi pihak lain
Menjadi bahan referensi yang dapat dipergunakan sebagai dasar penelitian
lebih lanjut terutama bagi para mahasiswa Universitas Pembangunan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
a. Winarini, Widya. 2005.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go
Public Pada PT. Astra Otoparts, Tbk. di Bursa Efek Surabaya Judul :
Apakah kinerja keuangan perusahaan pada PT. Astra Otoparts, Tbk.
sesudah go public akan berbeda dengan sebelum go public. Permasalahan :
H
Hipotesis :
0
dan sesudah go public.
: Tidak terdapat adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum
H1
sesudah go public.
: Terdapat adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
Hasil penelitiannya menunjukkan hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public adalah tidak
b. Kurniawan, Iwan Wiria. 2001.
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Go
Public pada PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. di Bursa Efek Indonesia. Judul :
Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go
public pada PT. Perusahaan Gas Negara, Tbk. di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan :
H
Hipotesis :
0
dan sesudah go public.
: Tidak terdapat adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum
H1
sesudah go public.
: Terdapat adanya perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
Hasil penelitiannya menunjukkan hipotesis yang menyatakan ada
perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah go public adalah tidak
terdapat perbedaan. Kesimpulan :
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi
keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam bentuk keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. (SAK, 2009 : 5).
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil refleksi dari sekian
banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa yang bersifat finansiil dicatat, digolong-golongkan, dan
diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian
diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan. Berbagai tindakan tersebut tidak
lain adalah merupakan proses akuntansi yang pada hakikatnya merupakan
“seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi-transaksi dan
peristiwa-peristiwa, yang setidak-tidaknya sebagian bersifat finansial, dalam
cara yang tepat dan dalam bentuk rupiah, dan penafsiran akan hasil-hasilnya.
(Djarwanto, 2004 : 5).
Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan
data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan
untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian
atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. (Djarwanto,
2004 : 5).
Laporan keuangan merupakan sarana pengomunikasian informasi
keuangan utama kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan ini
Laporan keuangan (financial statements) yang sering disajikan adalah neraca,
laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan laporan ekuitas pemilik atau
pemegang saham. Selain itu, catatan atas laporan keuangan atau
pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan.
(Kieso, Donald, 2007 : 2).
Menurut Munawir (2000 : 31), laporan keuangan merupakan alat yang
sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan
melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar didalamnya
aktivitas perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan merupakan hasil dari
suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi
dan juga digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.
2.2.1.1.Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Menurut “Standar Akuntansi
Keuangan” yang disusun Ikatan Akuntan Indonesia, kaarkteristik kualitatif
tersebut adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan
adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk
tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk
mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki
kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini
atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu seringkali
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja
masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai.
3. Materialitas
Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai
sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat.
4. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal. Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
5. Penyajian Jujur
Agar dapat diandalkan, informasi hatus menggambarkan dengan jujur
tranksaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan. Jadi, misalnya, neraca
harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
dalam bentuk aktiva, kewaijban, dan ekuitas perusahaan pada tanggal
pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
6. Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya. Misanya, suatu perusahaan mungkin
menjual suatu aktiva kepada pihak lain dengan cara sedemikian rupa
sehingga dokumentasi dimaksudkan untuk memindahkan kepemilikan
menurut hukum ke pihak tersebut. Namun demikian, mungkin terdapat
persetujuan yang memastikan bahwa perusahaan dapat terus menikmati
manfaat ekonomi di masa depan yang diwujudkan dalam bentuk aktiva.
Dalam keadaan seperti itu, pelaporan penjualan tidak menyajikan dengan
7. Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada
usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak,
sementara hal tersebut merugikan pihak lain yang mempunyai
kepentingan yang berlawanan.
8. Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan adakalanya menghadapi ketidakpastian
peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, prakiraan masa manfaat pabrik serta peralatan dan tuntutan atas
jaminan garansi yang mungkin timbul. Ketidakpastian semacam itu diakui
dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan
menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan keuangan.
Pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan
prakiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aktiva atau penghasilan
tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan
terlalu rendah.
9. Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporna keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak
menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna
ditinjau dari segi relevansi.
10.Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antarperiode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dan transaksi dan peristiwa
lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan
tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang
berbeda.
(Djarwanto, 2004 : 14-16)
2.2.1.2.Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan dikelompokkan menjadi tujuan khusus
dan umum serta tujuan kualitatif. Tujuan tersebut dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan
sesuai dengan prinsip akuntans yang berlaku umum, posisi keuangan,
2. Tujuan umum laporan keuangan adalah :
a. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban suatu perusahaan supaya dapat
menilai kekuatan dan kelemahannya, menunjukkan pembelanjaan dan
investasinya, menilai kemampuannya, memenuhi tanggung jawabnya
dan menunjukkan dasar pertumbuhannya.
b. Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat menaksir
penghasilan yang potensial dari perusahaan.
c. Menyedakan lain-lain informasi yang diperlukan mengenai perubahan
sumber-sumber ekonomi serta perubahan kewajiban.
d. Mengungkapkan informasi lain yang relevan bagi kebutuhan para
pemakai laporan keuangan.
3. Tujuan kualitatif laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Relevan,
b. Dapat dimengerti,
c. Dapat dituju,
d. Netral,
e. Tepat waktu,
f. Dapat diperbandingkan,
g. Kelengkapan.
2.2.1.3.Sifat dan Kegunaan Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan memiliki karakteristik, yaitu :
1. Fokus laporan adalah laba rugi, neraca, arus kas yang merupakan
akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab terjadinya dalam
suatu perusahaan.
2. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlaku
terhadap orang, dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan
di masa yang akan datang.
3. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip
tersendiri sehingga hasil analisis sangat bergantung pada kualitas laporan.
(Harahap, 2002 : 194).
2.2.1.4.Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut PSAK 2009 dalam PASK No. 1 butir 8, Laporan Keuangan
yang lengkap terdiri dari komponen sebagai berikut:
a. Neraca,
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Arus Kas
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
f. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif
2.2.1.5.Keterbatasan Laporan Keuangan
Empat keterbatasan laporan keuangan antara lain:
1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim
report), bukan merupakan laporan final, karena laba-rugi riil (laba-rugi
final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidir.
2. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang nampaknya
pasti. Sebenarnya jumlah rupiah ini dapat saja berbeda bila dipergunakan
standar lain (karena adanya lebih dari satu standar yang diperkenankan).
3. Neraca dan laporan laba-rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan
dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu itu mungkin nilai rupiah sudah
menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat harga
barang).
4. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai
keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua faktor
yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena tidak semua
faktor dapat diukur dalam satuan uang.
(Djarwanto, 2004 : 12-14).
2.2.1.6.Laporan Keuangan Yang Dapat Dipercaya
Untuk dapat membuat penafsiran terhadap suatu laporan keuangan,
sebelumnya hendaknya dapat diyakini bahwa laporan keuangan tersebut
dapat memastikan bahwa laporan keuangan itu merupakan suatu daftar yang
autentik, objektif, dan dapat dipercaya.
(Djarwanto, 2004 : 16).
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan
2.2.2.1.Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Munawir. Analisis
laporan keuangan adalah sebagai berikut, “analisis laporan keuangan terdiri
dari penelaahan atau mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend
Pengertian Analisis Laporan Keuangan Menurut Harahap (1999: 190).
Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan lain baik
antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi
serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan”.
Menurut Bernstein (1983:3) dalam Harahap (1999:190). Analisis
laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas
ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan
keputusan. Analisis laporan keuangan merupakan perhitungan rasio-rasio
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini dan
kemungkinannya di masa depan. (Syamsuddin, 1995 : 37).
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses menghitung rasio-rasio
keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas
(keuntungan) dan tingkat risiko (tingkat kesehatan) suatu perusahaan. (Hanafi,
1996 : 5).
2.2.2.2.Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Hanafi (2005 : 3), tujuan analisis laporan keuangan adalah
menentukan arah, batasan-batasan dalam analisis, dan hasil yang diharapkan.
Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Investasi pada saham
2. Pemberian kredit
3. Kesehatan pemasok
4. Kesehatan pelanggan
5. Kesehatan perusahaan
6. Pemerintah
7. Analisis Internal
8. Analisis Pesaing
2.2.2.3.Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa macam metode dan teknik analisis laporan keuangan
yang dapat dibuat. Metode dan teknik analisis laporan keuangan tersebut
antara lain seperti disebutkan di bawah ini:
1. Analisis perbandingan neraca, laporan laba-rugi, dan laporan laba yang
ditahan dengan menunjukkan:
a. Data absolut (jumlah dalam rupiah);
b. Kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah;
c. Kenaikan dan penurunan dalam persen;
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio;
e. Presentase dari total.
2. Analisis perubahan modal kerja.
3. Analisis trend dari rasio unsur-unsur neraca dan data operasi yang ada
kaitannya.
4. Analisis presentase per komponen dari neraca dan laporan laba rugi.
5. Analisis rasio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca,
laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut.
6. Analisis perbandingan dengan rasio industri.
7. Analisis perubahan pendapatan neto atau analisis perubahan laba bruto.
8. Analisis titik impas atau analisis break-even point.
2.2.2.4.Beberapa Hal Penting Dalam Analisis Laporan Keuangan
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan
yaitu:
(1) Dalam analisis, analisis juga harus mengidentifikasi adanya trend-trend
tertentu dalam laporan keuangan. Untuk itu laporan keuangan lima atau
enam tahun barangkali bisa digunakan untuk melihat munculnya trend
tertentu.
(2) Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu
diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya
angka yang dicapai oleh perusahaan. Rata-rata industri bisa dan biasa
dipakai sebagai pembanding. Meskipun angka rata-rata industri ini
barangkali bukan merupakan pembanding yang paling tepat karena
beberapa hal. Tetapi rata-rata industri tetap bisa dipakai untuk
perbandingan. Alternatif lain apabila rata-rata industri tidak ada adalah
dengan membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.
Perusahaan yang menjadi pembanding bisa jadi perusahaan yang menjadi
leader dalam industri.
(3) Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan
dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang
melengkapi laporan keuangan merupakan bagian integral yang harus
(4) Analisis barangkali akan memerlukan informasi lain. Kadangkala semua
informasi yang diperlukan bisa diperoleh melalui analisis mendalam
laporan keuangan. Kadangkala informasi tambahan di luar laporan
keuangan diperlukan. Informasi tambahan ini bisa memberi analisis yang
lebih tajam lagi. (Hanafi, 2005 : 72).
2.2.3. Pergantian Manajemen
Pengukuran keberhasilan seorang manajer dapat pula dilakukan
dengan mengetahui kinerja perusahaan yang selama ini dicapai. Kinerja
merupakan prospek, pertumbuhan serta potensi dibanding dengan waktu dan
perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama. Kinerja juga merupakan
suatu alat ukur kemajuan usaha (Munawir : 37).
Pemilik perusahaan / pemegang saham (untuk perusahaan di mana
pimpinan diserahkan pada orang lain) sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan. Dari analisisnya, pemilik dapat menilai berhasil
tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaannya. Oleh karena
hasil-hasil yang dicapai oleh manajemennya tidak memuaskan, maka para pemilik
dapat menentukan sikap. Salah satu sikap yang dapat dilakukan adalah dengan
2.2.4. Pengertian Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja keuangan menurut Djarwanto (1996 : 15),
mengatakan bahwa kinerja adalah tingkat prestasi (kerja) nyata yang dicapai
yang kadang-kadang digunakan untuk tercapainya suatu hasil positif atau
hasil dari banyak keputusan yang dibuat secara terus menerus oleh
manajemen untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.
2.2.4.1.Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan
Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya
terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
diunduh pada tanggal 06 Februari 2011.
Manfaat penilaian kinerja keuangan adalah :
1. Memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan kekayaan
perusahaan secara keseluruhan.
2. Mengidentifikasikan lebih awal masalah keuangan yang timbul sebelum
terlambat.
3. Mengidentifikasikan masalah keuangan yang ada yang mungkin tidak
4. Memberikan gambaran nyata, mengenai kelebihan dan kekurangan
keadaan keuangan perusahaan.
Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi
kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang
ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen,
merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas
pemanfaatan modal dan efisien dari kegiatan perusahaan yang menyangkut
nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.
Jadi dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu
ukuran atau tolok ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan adalah rasio
atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis
perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk. Salah
satunya yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun masa yang
akan datang untuk perusahaan yang sama. (dwiermayanti.wordpress.com)
diunduh tanggal 26/12/2011.
2.2.5. Analisis Rasio Keuangan
2.2.5.1.Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Perencanaan adalah kunci kesuksesan bagi manajer keuangan.
suatu rencana yang baik harus dihubungkan dengan keadaan dan kelemahan
perusahaan. Oleh karena itu, rencana itu harus dimulai dari analisis keuangan
pada perusahaan. Rasio keuangan mengambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan
dengan menggunakan alat analisa berupa rasio yang akan dapat menjelaskan
atau memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio
tersebut dibandingkan dengan rasio perbandingan yang digunakan sebagai
standar. (Munawir : 64). Pimpinan perusahaan atau manajemen sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan yang telah dianalisis, karena hasil
tersebut dapat dijadikan sebagai alat dalam pengambilan keputusan lebih
lanjut untuk masa yang akan datang. Dengan menggunakan analisis rasio,
berdasarkan data dari laporan keuangan, akan dapat diketahui hasil-hasil
financial yang telah dicapai di masa lalu, dapat diketahui
kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan, serta hasil-hasil yang dianggap cukup
baik. (Wangi, 2010 : 29).
Rasio keuangan merupakan alat utama dalam analisis keuangan,
karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan
tentang keadaan keuangan perusahaan. (Muslich, 2003 : 44). Rasio keuangan
dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam
laporan laba atau rugi saja, atau pada neraca dan laba atau rugi. Setiap analisis
aspek tertentu. (Husnan, 1998 : 560). Rasio keuangan digunakan untuk
mengurangi banyaknya informasi relevan pada serangkaian indikator
keuangan yang terbatas dan untuk meniadakan pengaruh ukuran besarnya
(Size Company) sehingga perbandingan antar perusahaan pada skala yang
berbeda dapat dilakukan. (Rees, 1995). Barnes (1987) mengidentifikasikan
aplikasi rasio keuangan menjadi dua yaitu rasio keuangan normative dan rasio
keuangan positif.
Penganalisis keuangan dalam mengadakan analisis keuangan pada
dasarnya dapat dilakukan dengan cara perbandingan, menurut Munawir (2002
: 83), yaitu :
1. Analisis Time Series
2. Analisis Cross Section
2.2.5.2.Tujuan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Riyanto (1997 : 25), rasio keuangan ditujukan guna
meningkatkan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan stabilitas usaha dari
suatu perusahaan.
2.2.5.3.Keunggulan Analisa Rasio Keuangan
Analisis keuangan, yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis
kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan sangat membantu dalam
menilai prestasi manajemen dimasa lalu dan prospeknya dimasa mendatang.
Dengan analisis keuangan ini dapat diketahui kekuatan serta kelemahan yang
indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi
kewajiban finansialnya, besarnya piutang yang cukup rasional, efisiensi
manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik, dan
struktur modal yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham dapat tercapai. Dengan menganalisis prestasi keuangan,
seorang analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat
merencanakan dan mengimplementasikan kedalam setiap tindakan secara
konsisten dengan tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
Disamping itu analisis semacam ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain
seperti bank, untuk menilai apakah cukup beralasan(layak) untuk memberikan
tambahan dana atau kredit baru, calon investor untuk memproyeksikan
prospek perusahaan dimasa datang. (Sartono, 1994 : 119 – 120).
2.2.5.4. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Disamping kelebihan, analisis rasio keuangan ini juga memiliki
keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya. Keterbatasan
analisis rasio keuangan menurut Harahap (2002 : 298-299), yaitu :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat digunakan untuk kepentingan
pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki laporan keuangan juga menjadi keterbatsan
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau
subyektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari rasio adalah nilai
perolehan (cost) dan bukan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
dterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
4. Jika data yang tersedia tidak sinkron maka akan kesulitan dalam
menghitung rasio.
5. Jika dua atau lebih perusahaan dibandingkan teknik dan metode yang
digunakan berbeda maka perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.
2.2.5.5.Jenis-jenis Analisis Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Adalah rasio yang mengukur bagaimana perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. (Sartono, Agus. 2001 : 116). Rasio-rasionya antara
lain, yaitu:
a. Current Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva lancer dengan hutang
berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek. Pengukuran ini menggunakan
skala rasio.
b. Cash Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan kas yang tersedia dan
disimpan di Bank.
2. Rasio Leverage
Adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. (Sartono, Agus. 2001 : 121).
Rasionya antara lain yaitu :
a. Debt Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan total
aktiva, yang mengukur prosentase penggunaan dana yang berasal dari
kreditur. Pengukuran ini menggunakan skala rasio.
b. Debt Equity Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal
sendiri yang mengukur prosentase penggunaan dana yang berasal dari
3. Rasio Profitabilitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan
mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut. (Mamduh, 2005 : 86). Yang termasuk rasio
ini adalah :
a. Gross Profit Margin
Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah
penjualan.
b. Net Profit Margin
Rasio ini menggambarkan laba bersih yang dapat dicapa dari jumlah
penjualan.
c. Return On Equity
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan.
4. Rasio Aktivitas
Adalah rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan asset
perusahaan dengan melihat tingkat aktivitas asset.
a. Fixed Asset Turn Over Ratio
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan memanfaatkan aktiva
penjualan dengan aktiva tetap. Pengukuran ini menggunakan sakal
rasio.
b. Total Asset Turn Over Ratio
Rasio ini menunjukkan bagaimana efektivitas perusahaan
menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan
mendapatkan laba. Pengukuran ini menggunakan skala rasio.
2.2.6. Teori yang Berhubungan dengan Analisis Laporan Keuangan Terhadap Kinerja Keuangan Suatu perusahaan
1. Teori Akuntansi Dana
Teori akuntansi dana dari Vatter (1947) dirancang menjadi sebuah
ekspresi dari cara seseorang memahami perusahaan walaupun sebagian
besar menganggap teori dana sebagai pengembangan dari teori entitas
yang dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang
merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut pandang
statistic guna menangani masalah akuntansi. Akuntansi dana melaporkan
penggunaan dari dana ini dan cara memandang dana tersebut ketika aliran
dana masuknya meningkat setelah dikurangi dengan pembelanjaan. Hal ini
konsisten dengan cara di mana konsep entitas dipahami dalam perusahaan.
Meskipun demikian, Vatter memandang teori dana yang dicetuskannya
sebagai impersonal dan netral. Untuk mencapai tujuannya, ia akan
pembaca dapat menghitung angka keuntungan yang memenuhi kebutuhan
atau keinginan pribadi mereka sendiri. (Lubis, 2010 : 41).
2. Teori Disonansi Kognitif
Teori ini dikemukakan oleh Leon Festinger (1950-anak). Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika
manajemen menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka
individu yang dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan). Ketika
memilih sekelompok standar kinerja tertentu, mereka mengalami keraguan
(disonansi) mengenai kebijaksanaan dari pilihan mereka. Keraguan
(disonansi) mereka hanya akan dapat dikurangi atau dihilangkan ketika
mereka menerima umpan balik mengenai hasil kinerja. Jika hasilnya baik,
maka keraguan (disonansi) mereka akan hilang dan komitmen yang
meningkat akan terjadi. Meskipun bahkan dalam situasi penetapan tujuan
yang non partisipatif sekalipun. (Lubis, 2010 : 262).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan analisa rasio keuangan dimungkinkan untuk dapat menentukan
tingkat kinerja keuangan, baik sebelum maupun setelah pergantian
manajemen suatu perusahaan dengan menggunakan perhitungan rasio
likuiditas, solvabilitas, serta rentabilitas. Perhitungan rasio tersebut untuk
jelas tentang baik atau tidaknya operasional suatu perusahaan, yang dilihat
dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba-rugi.
2.3. Kerangka Pikir
Diagram kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Diagram Kerangka Pikir
Kinerja Keuangan Sebelum
Pergantian Manajemen Sebelum Pergantian
Manajemen (1) Periode 2006-2008
• ROA (X1.1) • CR (X2.1) • STO (X3.1) • DR (X4.1)
Paired Sample
t-test
Tidak Terdapat Perbedaan Terdapat Perbedaan
Sebelum Pergantian Manajemen (2) Periode 2009-2011
• ROA (X1.2) • CR (X2.2) • STO (X3.2) • DR (X4.2)
Kinerja Keuangan Setelah
2.4. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0
H
: Bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan
sesudah pergantian manajemen pada PT. Abattoir Surya Jaya.
1 : Bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Yang dimaksud dengan definisi operasional adalah pernyataan tentang
definisi dan pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional
berdasarkan teori yang ada dan pengalaman empiris. Operasional variabel
adalah segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam penelitian,
dalam hal ini variabel yang diukur adalah membandingkan rasio keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah pergantian manajemen pada PT. Abattoir
Surya Jaya.
Kinerja keuangan tersebut dapat dilihat melalui rasio keuangan
perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a. Rasio Profitabilitas (X1
Return on Assets yaitu kemampuan dari modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto.
b. Rasio Likuiditas (X2
Mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan jangka
pendek rasio likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan rumus : )
x 100 Satria (1994 : 51)
c. Rasio Aktivitas (X3
Mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya.
)
x 100 Satria (1994 : 51)
d. Rasio Leverage (X4
Mengukur sampai seberapa jauh komponen hutang mendukung operasi
perusahaan.
)
x 100 Satria (1994 : 51)
Data diperoleh dari laporan keuangan perusahaan tiap periode 1 (satu)
tahun. Skala yang digunakan adalah skala rasio dengan menggunakan
3.2. Teknik Penentuan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah “keseluruhan sumber data yang menjadi perhatian dalam
penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT.
Abattoir Surya Jaya sebelum dan sesudah pergantian manajemen antara
tahun 2006-2011.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah tentang ringkasan laporan keuangan
perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan berupa laporan keuangan
yaitu neraca dan laporan laba rugi. Dalam penelitian ini teknik sampel
yang digunakan adalah purposive sampling/judgemental sampling yaitu
populais yang akan dijadikan sampel penelitian ini adalah memenuhi
kriteria sampel tertentu sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, dan
kemudian dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan
tujuan penelitian tertentu. Pertimbangan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Mengeluarkan laporan keuangan setiap tahun pengamatan.
2. Laporan keuangan yang digunakan adalah yang dibuat per tanggal 31
Desember selama 2006-2011.
Berdasarkan kriteria tersebut maka sampel selama periode
penelitian, yaitu tahun laporan keuangan dari PT.Abattoir Surya Jaya
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang dpergunakan dalam penelitian ini adalah data
primer (Primary Data), yaitu data yang secara langsung dikumpulkan atau
diperoleh dari obyek penelitian yaitu telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen tertulis yang telah dimiliki oleh perusahaan. (Safirin, 2002 : 55).
Selanjutnya teknik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a. Observasi
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati langsung pada
obyek penelitian antara lain dengan melakukan kegiatan observasi ke
perusahaan dan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian
untuk memperoleh data-data yang diperlukan.
b. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data melalui dokumen-dokumen
keterangan-keterangan yang berhubungan dengan masalah penelitian ini.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Pedomandalam mengambil
keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah:
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka
distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka
distribusi adalah normal. (Gozhali, 2011 : 160).
3.4.2. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu
dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan dengan cara menghitung,
menganalisis, membandingkan, serta mengklasifikasikan data berupa angka
yang dibuat sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk membandingkan
kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah pergantian manajemen
digunakan dengan cara :
• Analisis Paired Sample t-test (Uji Beda Rata-rata untuk dua sampel yang berpasangan)
Teknik analisis dan uji hipotesis ini yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik uji beda rata-rata untuk dua sampel berpasangan (Paired
Sample t-test). Uji t untuk dua sampel berpsangan adalah sebuah sampel
dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau
Pengukuran berbeda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui perbedaan
rasio keuangan antara kinerja sebelum dan sesudah pergantian
Keterangan : Sd = Simpangan baku n = jumlah tahun
= Rata-rata selisih =
d = Selisih
• Uji t-test
Keterangan : to = t-hitung
S = Standar Deviasi
Rumusan Hipotesis
H0: μ1 = μ2
H
artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kinerja sebelum dan sesudah pergantian manajemen.
1: μ1 μ2
Keterangan : μ
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara
kinerja sebelum dan sesudah pergantian manajemen.
1
μ
= kinerja sebelum pergantian manajemen.
2
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan kriteria
keputusan sebagai berikut:
= kinerja sesudah pergantian manajemen.
a. Jika tingkat signifikan > 0,05, maka H0 diterima dan H1
b. Jika tingkat signifikan < 0,05, maka H
ditolak yang
berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja
sebelum dan sesudah pergantian manajemen.
0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja sebelum
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah PT. Abattoir Surya Jaya
Kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang kesehatan dalam
rangka peningkatan gizi masyarakat tidak dapat dipisahkan dengan
keberadaan PT. Abattoir Surya Jaya. Hal ini kemudian menjadi suatu
dukungan yang kemudian direalisasikan dalam bentuk pinjaman asing dari
pemerintah Belgia, melalui perjanjian yang ditandatangani oleh pemerintah
Republik Indonesia dengan pemerintah Belgia pada tanggal 5 April 1971.
Selanjutnya pinjaman tersebut dipergunakan oleh PT. Abattoir Surya Jaya
untuk membangun sarana kegiatan di Surabaya dan Pulogadung, Jakarta.
Saham-saham PT. Abattoir Surya Jaya di awal pendiriannya di miliki
oleh dua pemerintah daerah yaitu pemerintah daerah khusus ibukota Jakarta
dan pemerintah daerah tingkat II Kotamadaya Surabaya serta dua perusahaan
swasta dalam hal ini PT. Bhirawa Incorp dan PT. Wirontono. Namun, sejak
tahun 1985 di ambil alih seluruhnya oleh Induk Koperasi Unit Desa
(INKUD). Pengambilalihan ini merupakan tindak lanjut dari rekomendasi tim
penyehatan perusahaan yang di bentuk secara khusus oleh pemerintah dalam
Sesuai dengan keputusan rapat umum luar biasa para pemegang saham
pada tanggal 19 Desember 1998, modal dasar perusahaan terdiri dari 30.000
lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp. 100.000,00. Seluruh modal
dasar tersebut telah di tempatkan dan di setor secara penuh oleh para
pemegang saham sebagai berikut:
1. Induk Koperasi Unit Desa (INKUD), sebanyak 15.000 lembar saham atau
sebesar Rp. 1.500.000.000,00.
2. Pemerintah Daerah Tingkat II Kota Surabaya, sebanyak 9.000 lembar
saham atau sebesar Rp. 900.000.000,00.
3. Badan Pengelola Investasi dan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta, sebanyak 6.000 lembar saham biasa atau sebesar
Rp. 600.000.000,00.
Sejak tahun 2003, saham perusahaan yang dikuasai oleh pemerintah
Propinsi DKI Jakarta telah dialihkan kepada perusahaan daerah (PD) Dharma
Jaya, Jakarta.
Sebagai badan usaha yang bergerak di bidang industry dan
perdagangan, PT. Abattoir Surya Jaya telah memiliki kelengkapan baik yang
menyangkut legalitas usaha maupun sertifikasi. Beberapa dokumen yang
menyangkut legalitas usaha maupun sertifikasi. Beberapa dokumen yang
1. Ijin industri : No. 535/041/436.4.12/2005
2. SIUP : No. 192/13/SIUP-B/IX/2000
3. NPWP : No. 01.122.205.6-615.000
4. TDP : No. 13.01.1.51.10374
5. Sertifikasi nomor Kantor
Verteiner : No. B-357815-46
6. Sertifikasi Halal : No. 07020000220505
7. Jenis Industri : − Pengolahan dan Pengawetan
Daging
− Pembekuan Ikan dan Perairan
Lainnya
8. Luas Lahan : 1,3 hektar
9. Alamat Perusahaan : Jl. Raya Banjarsugihan No.74
Tandes, Surabaya
4.1.2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi ini diperlukan untuk memberi uraian dan
penjelasan tentang garis dan pedoman kerja untuk semua perusahaan mulai
pimpinan sampai dengan karyawan biasa. Tujuan struktur organisasi
perusahaan yaitu untuk membantu menyusun dan mengatur pembagian kerja
yang sesuai dengan keahlian dari masing-