• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Menimbulkan Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor yang Menimbulkan Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya."

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

ARIESCA HESTI WIDYANINGRUM

0712010153 / FE / EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 11

2.2.2. Manajemen Pemasaran ... 12

2.2.3. Konsep Pemasaran ... 13

2.3. Kualitas Produk... 15

2.3.1. Pengertian Kualitas Produk... 15

2.3.2. Indikator Kualitas Produk ... 18

2.4. Harga ... 19

2.4.1. Pengertian Harga ... 19

(3)

2.5. Kemasan ... 22

2.8.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Beli ... 34

2.8.3. Indikator Minat Beli ... 35

2.9. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kemasan, Merek, Ketersediaan - Barang, Promosi Terhadap Minat Beli ... 35

2.9.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 35

2.9.2. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli ... 36

2.9.3. Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli ... 37

2.9.4. Pengaruh Merek Terhadap Minat Beli ... 38

2.9.5. Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli ... 38

2.10. Kerangka Berfikir ... 40

2.11. Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel ... 42

(4)

3.2. Teknik Pengukuran Sampel ... 45

3.4.1. Uji Normalitas dan Linieritas ... 49

3.4.2. Evaluasi Outliers ... 50

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity ... 51

3.4.4. Uji Validitas ... 52

3.4.5. Uji Reabilitas ... 52

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 53

2.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach ... 53

3.4.8. Evaluasi Model ... 54

3.4.9. Evaluasi Goodness of Fit ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 61

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 61

4.1.2. Structur Organisasi McDonald’s Rungkut Surabaya ... 62

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 67

4.2.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 67

4.2.2. Derkripsi Kualitas Produk ... 69

4.2.3. Deskripsi Kemasan ... 71

(5)

4.2.5. Deskripsi Merek ... 73

4.2.6. Deskripsi Promosi ... 74

4.2.7. Deskripsi Minat Beli ... 76

4.3. Hasil Penelitian ... 77

4.3.1. Uji Reliabilitas ... 77

4.3.2. Uji Validitas ... 79

4.3.3. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 79

4.3.4. Evaluasi Normalitas ... 81

4.3.5. Uji Outlier Multivariate ... 83

4.3.6. Evaluasi Model One-Step Apporoach to SEM ... 83

4.3.7. Uji Kausalitas ... 86

4.4. Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 92

5.2. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Penjualan Selama Bulan April-Desember 2010 ... 4

Tabel 3.1. Goodness of Fit Indices ... 57

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Gender ... 67

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 68

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kualitas Produk 69 Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kemasan ... 71

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Harga ... 72

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Merek ... 73

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Promosi ... 74

Tabel 4.8. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Menngenai Minat Beli .... 76

Tabel 4.9. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 78

Tabel 4.10. Standardize Factor Loading dan Construct dengan Confirmatory Faktor Analysis ... 79

Tabel 4.11. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 80

Tabel 4.12. Assesment of Normality ... 82

Tabel 4.13. Residual Statistics (a) ... 83

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 84

Tabel 4.15. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 86

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Struktur Organisasi ... 66 Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural One Step Approach ... 84 Gambar 4.3. Model Pengukuran dan Structural One Step Approach –

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berhat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : 

“Analisis Faktor Yang Menimbulkan Minat Beli Di McDonald’s Rungkut

Surabaya”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. R. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak DR. Muhadjir Anwar. MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(9)

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Segenap Pimpinan dan Staf McDonald’s Rungkut Surabaya yang telah memberikan bimbingan dan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa, semangat dan dorongan moril.

8. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu- persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, Juni 2011

(10)

Analisis Faktor yang Menimbulkan Minat Beli di

McDonald’s Rungkut Surabaya

Ariesca Hesti Widyaningrum

ABSTRAK

Memahami konsumen dan mengembangkan strategis pemasaran yang tepat harus memahami apa yang dipikirkan, dirasakan serta dilakukan oleh konsumen. Minat beli konsumen merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi oleh pemasar. Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasi pembeli-pembeli yang memiliki minat terbesar terhadap suatu produk. Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor Kualitas Produk, Kemasan, Harga, Merek, dan Promosi terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya.

Populasi yang dituju dalam penelitian ini adalah Konsumen McDonald’s Rungkut Surabaya. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Kualitas Produk, Harga, Merek, dan Promosi tidak berpengaruh dan tidak mampu menciptakan Minat Beli dikarenakan tidak dapat dirasakan oleh konsumen. Sedangkan Kemasan produk McDonald’s yang tahan lama berpengaruh dan mendukung Minat Beli pada McDonald’s Rungkut Surabaya.

Keywords : Faktor Kualitas Produk, Kemasan, Harga, Merek, Promosi,

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekenomian membawa dampak bagi kehidupan manusia terutama dunia usaha pada saat ini. Disamping itu banyaknya usaha yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar berdanpak pada persaingan yang ketat antar perusahaan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis. Oleh karena itu pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam menghadapi persaingan, pengembangan usaha dan untuk mendapatkan laba, sehingga perusahaan dapat mengembangkan produknya, menetapkan harga, dan mengadakan promosi. Dalam pengembangan suatu usaha dibutuhkan pemasaran yang jitu.

Pemasaran merupakan salah satu unsur dalam kegiatan usaha, terutama makanan siap saji, kebijakan yang diambil dalam pemasaran akan mempengaruhi maju mundurnya usaha tersebut. Karena yang dihadapi saat ini bukan hanya bagaimana pelayanan saja, tetapi yang paling penting adalah beberapa cara pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli, menurut Kotler (2000) yang mempunyai peranan yang sangat penting harga ( price ), tempat ( place ), dan promosi (promotion).

(12)

konsumen. minat beli konsumen merupakan hasil suatu hubungan yang saling mempengaruhi oleh pemasar. Namun faktor-faktor ini sangat berguna untuk mengidentifikasikan pembeli-pembeli yang memiliki minat terbesar terhadap suatu produk.

Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang, yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Atau suatu kebutuhan dapat timbul karena disebabkan rangsangan eksternal.

Untuk mengetahui stimulus yang ditimbulkan dari sebuah promosi efektif, diperlukan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi seseorang, dalam menerima, mempertimbangkan informasi dan membeli produk yang ditawarkan. Proses minat beli seseorang untuk membeli suatu produk biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mengetahui faktor mana saja yang berpengaruh dan bentuk pengaruh yang diberikan, akan sangat membantu manajemen dalam melakukan evaluasi terhadap strategi pemasaran terutama strategi promosi yang sudah dijalankan, dan kemudian dapat menyusun strategi pemasaran atau strategi promosi yang lebih efektif dari sebelumnya.

(13)

mempunyai kompetensi tanpa diskriminasi. Aktivitas tersebut berdampak pada semakin banyak wanita pekerja atau karir yang menghabiskan waktu diluar rumah, sehingga kesulitan dalam menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga termasuk menyediakan makanan bagi keluarga. Kelompok keluarga dengan ekonomi cukup, cenderung memilih makan diluar rumah dengan memilih tempat restoran atau cafe, selain cita rasanya lebih enak juga banyak sekali aneka menu yang ditawarkan, serta suasana yang menyenangkan. Surabaya sebagai kota metropolitan memiliki fasilitas untuk kondisi seperti yang disebutkan diatas. Bisnis makanan di Surabaya masih memberikan peluang bagi para pengusaha restoran.

Persaingan bisnis juga terjadi pada bidang usaha restoran siap saji (waralaba). Persaingan bisnis dalam bidang waralaba tersebut dalam beberapa tahun terakhir begitu ketat. McDonald’s Rungkut Surabaya salah satu anak cabang dari restoran siap saji juga harus dapat menarik konsumen untuk datang serta menjadi pelanggan.

(14)

terhadap kemampuan suatu restoran dalam menarik konsumennya untuk makan dan minum di suatu restoran.

Melihat dari sisi penjualan selama beberapa bulan berturut - turut pada tahun 2010,

Tabel 1.1. Penjualan Selama Bulan April-Desember 2010

Bulan Rencana Realisasi Selisih

April 600,000,000 922,598,271 28,418

Mei 1,235,170,5 1,301,800,02 43,217

Juni 1,258,645,5 1,099,455,96 37,199

Juli 1,250,584,9 981,665,526 33,364

Agustus 1,164,792,8 882,184,468 30,515

September 1,559,121,2 1,132,133,50 36,670

Oktober 1,178,126,5 892,731,452 32,972

November 1,168,040,0 906,243,000 31,763

Desember 1,385,518,2 1,053,298,28 32,622

Sumber : data McDonald’s Rungkut Surabaya

(15)

penjualan (sales) sebesar 1,053,298,28 Secara garis besar penjualan (sales) McDonald’s Rungkut Surabaya mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif. Hal ini disebabkan menurunnya konsumen karena persaingan yang semakin tinggi dengan pesaing lainnya, dalam hal harga dan kualitas produk, serta keadaan perekonomian konsumen yang semakin sulit. Oleh karena itu untuk mempertahankan minat dan kepuasan konsumen pada produk McDonald’s Rungkut Surabaya, pihak manajemen sangat memperhatikan adanya faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen terutama dalam hal kepuasan mengkonsumsi produk McDonad’s Rungkut Surabaya.

Kualitas produk akan memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi konsumen, sedangkan harga akan menjadi salah satu pilihan konsumen untuk menggunakan produk tersebut. Produk dengan harga yang lebih murah, fasilitas yang mudah didapatkan dan murah akan lebih diminati masyarakat (Husein Umar, 2002:37). Perusahaan yang mampu meluncurkan produk dengan kualitas yang baik maka akan meningkatkan minat beli konsumen. Apalagi perusahaan itu telah dikenal oleh masyarakat, dimana brand image konsumen terhadap perusahaan tersebut cukup baik. Demikian halnya dengan semakin murah produk yang diluncurkan oleh perusahaan yang telah mendapat brand image tersebut, maka minat beli konsumen juga akan mengalami peningkatan (Kotler, 2001:320).

(16)

yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Untuk pembelian beberapa produk tertentu konsumen dapat melakukan beberapa perbandingan harga antara merek yang ada dengan nilai yang diperoleh. (Astuti, 2009 : 43)

Konsumen merasa bangga membeli barang dengan pembungkus bergengsi, mereka mau membayar lebih mahal hanya untuk pembungkus yang beda dengan yang lain. Produsen merasa terangkat citranya dengan pembungkus dan yang makin populer. Tujuan pengemasan oleh perusahaan yaitu agar informasi yang ada dalam pembungkus terbaca oleh konsumen, ini sudah merupakan iklan gratis bagi perusahaan. Selanjutnya kreativitas menciptakan pembungkus dengan desain mutakhir merupakan peluang berinovasi bagi para desainer (Kotler, 2001 : 310)

(17)

Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa (Kotler 2006). Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen. Keuntungan bagi

konsumen ialah konsumen dapat mengatur pengeluarannya menjadi lebih baik,

misalnya konsumen yang membaca iklan, ia dapat membeli barang/produk yang

lebih murah. Keuntungan bagi produsen ialah promosi dapat menghindarkan

persaingan berdasarkan harga, konsumen membeli barang/produk karena tertarik

akan mereknya. Promosi menimbulkan goodwill terhadap merek. Promosi bukan

saja meningkatkan penjualan tapi juga dapat menstabilkan produksi (Buchari

2004).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka akan diteliti lebih lanjut adanya faktor-faktor yang menjadi pertimbangan minat beli dalam mengkonsumsi produk yang ada pada restoran McDonald’s Rungkut Surabaya dengan judul penelitian “Analisis Faktor yang Menimbulkan Minat Beli di McDonald’s di Rungkut Surabaya.”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tesebut di atas, maka rumusan permasalahaan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Apakah Faktor Kualitas berpengaruh terhadap Minat Beli di McDonald’s

Rungkut Surabaya?

(18)

3. Apakah Faktor Kemasan berpengaruh terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya?

4. Apakah Faktor Merek berpengaruh terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya?

5. Apakah Faktor Promosi berpengaruh terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh Faktor Kualitas terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh Faktor Harga terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh Faktor Kemasan terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya.

4. Untuk mengetahui pengaruh Faktor Merek terhadap Minat Beli di McDonald’s Rungkut Surabaya.

(19)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, yaitu antara lain ;

1. Bagi perusahaan

Dapat memberikan tambahan informasi untuk mengambil kebijakan strategi pemasaran agar pemasaran bisa bersaing dengan perusahaan sejenis.

2. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai tambahan khasanah perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.

3. Bagi Pengambangan Ilmu Pengetahuan

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dapat dipakai sebagai masukan bagi penelitian

ini adalah :

1. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ujianto Abdurahman pada tahun

2004 yang berjudul “Analisa Faktor-faktor yang Menimbulkan

Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi Perilaku

Konsumen Sarung Jawa Timur)”. Tujuan dari penelitian yang dilakukan

adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh

konsumen untuk membeli produk sarung. Metode statistik yang

digunakan adalah analisa faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung

adalah kualitas, merek, kemasan, harga, ketersediaan barang, dan acuan.

Dari keseluruhan faktor tersebut, kualitas dan acuan merupakan faktor

yang paling dominan.

2. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Lia Natalia tahun 2010 yang

berjudul “Analisis Faktor Persepsi Yang Mempengaruhi Minat

Konsumen Untuk Berbelanja Pada Giant Hypermarket Bekasi”.

(21)

kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan

dalam berbelanja dan promosi secara bersama maupun secara parsial

terhadap minat konsumen untuk berbelanja dan untuk menganalisis

variabel manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi minat

konsumen untuk berbelanja. Populasi penelitian adalah para

pengunjung Giant Hypermarkaet yang berada di Kota Bekasi Barat.

Sampel penelitian sebanyak 100 responden. Prosedur pencarian

responden dilakukan berdasarkan accidential sampling. Data penelitian

merupakan data primer, dengan kuesioner sebagai instrument

penelitian, yang kemudian diolah dengan perhitungan SPSS. Metode

analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa, secara bersama-sama variabel lokasi,

kelengkapan produk, kualitas produk, harga, pelayanan, kenyamanan

berbelanja dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen untuk

berbelanja. Secara parsial variabel lokasi, kelengkapan produk, kualitas

produk, harga dan promosi berpengaruh terhadap minat konsumen

untuk berbelanja, sedangkan variabel pelayanan dan kenyamanan tidak

berpengaruh terhadap minat konsumen untuk berbelanja. Sedangkan

variabel yang paling dominan terhadap minat konsumen untuk

(22)

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pemasaran

Adapun definisi pemasaran dikemukakan para ahli-ahli ekonomi

adalah sebagai berikut :

Menurut Kotler (2000:9), pemasaran adalah suatu proses sosial

yang didalamnya individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok

yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan

hidup untuk berkembang dan mendapatkan laba. Arti pemasaran sering

dikacaukan dengan pengertian-pengertian seperti penjualan, perdagangan,

dan distribusi. Padahal istilah-istilah tersebut hanya merupakan bagian dari

kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Kegiatan pemasaran perusahaan

harus dapat juga memberikan kepuasan kepada konsumen mempunyai

pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Sehingga sejak orang mengenal kegiatan pemasaran, telah dapat

definisi-definisi pemasaran yang dikemukakan. Definisi-definisi tersebut

mula-mula menitik beratkan pada barang, kemudian pada

(23)

2.2.2 Manajemen Pemasaran

Kotler (1997 : 13) mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai

proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi

serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

Hal diatas sangat tergantung pada penawaran organisasi dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang bertujuan

menghasilkan kepuasan-kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Titik

berat manajemen pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan keinginan

pasar tersebut serta menentukan harga, mengadakan komunikasi dan

distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani

pasar.

Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses

yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang

mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dan

dengan tujuan menghasilkan keputusan bagi pihak-pihak.

Jadi, manajemen pemasaran dirumuskan sebagai suatu proses

manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Kegiatan ini bertujuan menimbulkan pertukaran yang diinginkan, baik

yang menyangkut barang dan jasa, atau benda lain yang dapat memenuhi

(24)

ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan

kedua belah pihak.

2.2.3 Konsep Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 23), konsep pemasaran

menyatakan falsafah manajemen pemasaran mengatakan bahwa, untuk

mencapai tujuan organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan

keinginan pasar (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih

efektif dan efisien dari pada yang dilakukan pesaing.

Menurut Swastha (2001 : 18) ada tiga faktor penting yang dipakai

sebagai dasar konsep pemasaran yaitu :

1. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang benar-benar ingin mendapatkan konsumen harus :

a. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan melayani dan

dipenuhi.

b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran

penjualan.

c. Menentukan produk dan program pemasarannya.

(25)

menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku konsumen.

e. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apabila

menitik beratkan pada mutu yang tinggi harga murah atau model

yang menarik.

2. Koordinasi dan Integrasi dalam perusahaan

Untuk memberikan kepuasan konsumen secara optimal,

semua elemen-elemen pemasaran yang ada harus dikoordinasi dan

diintegerasikan. Disamping itu juga harus dihindari adanya

pertentangan didalam perusahaan maupun antara perusahaan dengan

pasarnya. Semua bagian yang ada dalam perusahaan harus menyadari

bahwa tindakan mereka sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan

dalam menciptakan dan mempertahankan langganan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa setiap orang dan setiap

bagian dalam perusahaan turut berkecimpung dalam satu usaha

terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen, sehingga tujuan

perusahaan dapat terealisir.

3. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen

Tujuan menggunakan konsep pemasaran ini adalah untuk

memperbaiki hubungan konsumen karena hubungan yang lebih baik

sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan dapat meningkatkan laba.

(26)

menggunakan kemampuan yang lebih besar dapat memberikan tingkat

kepuasan yang lebih besar pada konsumen, serta dapat memperkuat

kondisi perekonomian secara keseluruhan. Laba itu sendiri merupakan

pencerminan dari usaha-usaha perusahaan yang berhasil memberikan

kepuasan pada konsumen. Untuk memberikan kepuasan tersebut,

perusahaan dapat menyediakan atau menjual barang dan jasa yang baik

dengan harga yang layak.

2.3 Kualitas Produk

2.3.1 Pengertian Kualitas Produk

Produk di definisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke

dalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi

sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2006). Di

dalam mengembangkan sebuah produk, produsen harus menentukan mutu

yang akan mendukung posisi produk itu di pasaran. Mutu dapat

didefinisikan sebagai memberikan yang lebih besar atau lebih unggul

dalam suatu produk sebagai pembanding dengan alternatif bersaing dari

pandangan pasar.

(Sethi, 2001). Mutu juga merupakan konsep sentral dalam strategi

pemasaran karena dapat membangun kepuasan konsumen. Beberapa

beranggapan bahwa mutu merupakan faktor penting yang mempengaruhi

(27)

Budiyono & Bernard 2004). Menurut Chang dan Wildt (1996) dalam

Perlusz, Gattiker, dan Pedersen (2000), mutu merupakan konsep

multidimensi yang kompleks dan dapat berupa elemen material yang tidak

dapat secara mudah dievaluasi oleh konsumen.

Kualitas produk atau mutu produk sering diartikan sebagai

komposisi teknis dari suatu produk, Kotler (1997 : 49) mutu adalah

keseluruhan ciri serta serta sifat dari produk atau layanan yang

berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang

dinyatakan atau kebutuhan tersirat. Ada hubungan kuat antara mutu,

layanan dengan kepuasan konsumen dan profitabilitas. Semakin tinggi

tingkat mutu menyebabkan semakin tingginya kepuasan konsumen, mutu

produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari

perusahaan atau produsen mengingat suatu produk berkaitan erat dengan

masalah kepuasan konsumen yang merupakan tujuan dari kegiatan

pemasaran yang dilakukan untuk mencapai posisi produk. Mutu

menyatakan tingkat kemampuan fungsinya yang diharapkan.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, maka kualitas produk tidak

hanya ditentukan oleh spesifikasi yang tampak pada produk tersebut,

melainkan ditentukan oleh persepsi konsumen. Jadi kualitas produk tidak

hanya berdasarkan dari sudut pandang produsen saja, tetapi juga dari sudut

pandang konsumen sebab suatu produk dikatakan berkualitas menurut

konsumen apabila memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan

(28)

dan Duncan (1993 : 352) yaitu : “From producer’s perspective, the degree

to which finished product meet specifications, from customer’s

perspective, the degree to which product match needs and wants including

price”.

Dimensi dari pada kualitas produk diuraikan oleh Tjiptono

(2008:68) yaitu sebagai berikut :

1. Performance yaitu kualitas produk yang menggambarkan keadaan

yang sebenarnya atau pelayanan yang diberikan oleh suatu produk

dengan cara benar.

2. Feature yaitu kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki oleh suatu

produk.

3. Reliability and durability yaitu kehandalan suatu produk dan tahan

lama produk tersebut sehingga tidak perlu terlalu sering melakukan

perbaikan.

4. Estetika yaitu penampilan, corak, daya tarik yang menjadi aspek

penting dalam kualitas.

5. Perceived yaitu kesan konsumen terhadap suatu produk terhadap

kelebihan-kelebihan yang dimilikinya menyangkut citra dan reputasi

produk.

(29)

menentukan kualitas produk dan kepuasan konsumennya. Pada dasarnya

ada hubungan yang erat antara penentuan kualitas dan kepuasan

konsumen.

2.3.2 Indikator Kualitas Produk

Kualitas produk yang didefinisikan menurut Mowen dan Minor

(2002:91) adalah sebagai evaluasi menyuruh pelanggan atas kebaikan

kinerja barang dan jasa, dengan indikator :

a. Kinerja : Menyetujui makanan yang telah disiapkan karena sesuai

dengan standart rasa dan suhu.

b. Keandalan : Konsistensi sebagai restoran yang berkualitas tinggi

c. Daya tahan : Umur produk

d. Estetika : Suasana restoran, sajian enak dipandang mata, penampilan

fisik dari pegawai menarik.

e. Kewajaran merek : Sejauh mana merek restoran sebagai hasil

kepercayaan konsumen bahwa merek tersebut rendah/tinggi

(30)

2.4. Harga

2.4.1. Pengertian Harga

Kotler (2006) mengatakan bahwa terdapat enam usaha utama yang

dapat diraih suatu perusahaan melalui harga, yaitu : bertahan (survival),

maksimalisasi pertumbuhan penjualan, unggul dalam pangsa pasar dan

unggul dalam mutu produk. Faktor terpenting dari harga sebenarnya bukan

harga itu sendiri (objective price), akan tetapi harga subyektif, yaitu harga

yang dipersepsikan oleh konsumen. Apabila konsumen mempresentasikan

produk A harganya tinggi atau mahal, maka ini akan berpengaruh positif

terhadap “perceived quality dan perceived sacrifice”, artinya konsumen

mungkin memandang produk A adalah produk berkualitas, oleh karena itu

wajar apabila memerlukan pengorbanan uang yang lebih mahal. Perceived

price yaitu sesuatu yang di korbankan oleh konsumen untuk mendapatkan

suau produk (Zeithmal : 1988).

Menurut Kotler dan Amstrong (1997 : 340) mengemukakan harga

adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk dan jasa, jumlah

nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat, memiliki atau

menggunakan produk dan jasa.

Sedangkan menurut Boge Triatmanto (2003 : 138) harga adalah

nilai yang disebutkan dalam rupiah. Merupakan tanggapan yang diberikan

konsumen terhadap harga produk barang, potongan harga, dan perbedaan

(31)

Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk,

atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena

memiliki atau menggunakan produk tersebut. (Kotler dan Amstrong,

2001:439) Secara tidak langsung harga dapat mempengaruhi biaya, karena

kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam

kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu penetapan harga

mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan strategi

dan penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan.

(Tjiptono,1997:151). Sementara itu, dari sudut pandang konsumen, harga

sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut

dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.

Nilai (value) dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang

dirasakan terhadap harga.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat harga

tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya

akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya pada tingkat harga

tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat seiring dengan

meningkatnya manfaat yang dirasakan. Seringkali pula dalam penentuan

nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu

barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan

barang atau jasa subtitusi. (Fandi Tjiptono, 1997 : 151-152)

Jadi kesimpulan harga yaitu nilai yang diberikan pada suatu barang

(32)

telah dinominalkan dengan uang sebagai penukaran produk. Penetapan

harga harus diarahkan demi tercapainya tujuan. Sasaran penetapan harga

dibagi menjadi tiga (William J Stanton 1984:31)

1. Berorientasi pada laba untuk :

a. Mencapai target laba investasi atau laba penjualan perusahaan.

b. Memaksimalkan laba

2. Berorientasi pada penjualan untuk :

a. Meningkatkan penjualan

b. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.

2.4.2. Indikator Harga

Harga adalah nominal rupiah atau uang yang diberikan konsumen

kepada produsen atau dikeluarkan untuk membeli produk McDonald’s

Rungkut Surabaya. (Boge Triatmanto, 2003 : 138), dengan indikator :

a. Kualitas produk

b. Harga yang ditawarkan

c. Potongan harga (paket hemat)

(33)

2.5. Kemasan

2.5.1. Pengertian Kemasan

Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang tidak hanya

berfungsi sebagai pelindung produk selama dalam pengangkutan dan

penyimpanan saja (Kotler 2000). Pengemasan adalah kegiatan-kegiatan

umum dalam perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain atau

pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu barang. Berdaskan

pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengemasan adalah

kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan

penentuan desain atau pembuatan bungkus atau kemasan yang tidak hanya

berfungsi sebagai pelindung produk selama dalam pengangkutan dan

penyimpanan saja.

Disamping pembungkus mengutamakan keamanan produk bagi

konsumen, maka bagi para produsen pengemasan memiliki tujuan.

Menurut Fandy Tjiptono (1997 : 106), tujuan menggunakan kemasan

antara lain meliputi:

a. Sebagai pelindung isi (protection) misalnya dari kerusakan, kehilangan,

berkurangnya kadar/isi, dan sebagainya.

(34)

misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah

menyemprotkannya, dan lain-lain.

c. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable) misalnya untuk diisi

kembali, atau untuk wadah lain.

d. Memberikan daya tarik (promotion) yaitu aspek artistik, warna, bentuk,

maupun desainnya.

e. Sebagai identitas (image) produk, misalnya berkesan kokoh, lembut,

atau mewah.

f. Distribusi (shiping) misalnya mudah disusun, dihitung, dan ditangani.

g. Informasi (Labelling) yaitu menyangkut isi, pemakaian dan kualitas.

h. Sebagai cerminan inofasi produk, berkaitan dengan kemajuan teknologi

dan daur ulang.

Kesimpulan yang diambil dari variabel kemasan yaitu bahwa

pada zaman yang modern seperti ini, banyak muncul berbagai toko-toko

swalayan, konsumen semakin terdidik, maka pembungkus sangat berperan

sebagai alat pemasaran. Dipasar swalayan konsumen bisa membaca sendiri

segala bentuk informasi yang tertera pada pembungkus tersebut.

Konsumen merasa bangga membeli barang dengan pembungkus

(35)

yang beda dengan yang lain. Produsen merasa terangkat citrannya dengan

pembungkus dan yang makin populer. Tujuan pengemasan oleh

perusahaan yaitu agar informasi yang ada dalam pembungkus terbaca oleh

konsumen. ini sudah merupakan iklan gratis bagi perusahaan. Selanjutnya

kreativitas menciptakan pembungkus dengan desain mutakhir merupakan

merupakan peluang berinovasi bagi para desainer.

2.5.2. Indikator Kemasan

Merupakan atribut McDonald’s berupa pembungkus dari produk

utamanya, dengan indikator (Ujianto, 2004 : 40) :

a. Memilih bentuk dan desain kemasannya indah (X2.1)

b. Memilih bahan kemasan yang tahan lama (X2.2)

c. Kemasan yang dapat dimanfaatkan (X2.3)

2.6. Merek

2.6.1. Pengertian Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, syimbol/lambang, desain,

warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk

(36)

secara konsisten untuk menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan

jasa tertentu kepada pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan

jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. (Tjiptono,1997:104)

Merek yaitu istilah kombinasi nama atau rancangan kombinasi dari

hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau

jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari

produk pesaing. (Kotler, 1998 : 63) Kesimpulan yang diambil dari merek

yaitu suatu bentuk kata yang diberikan pada suatu produk yang dibuat

yang bertujuan untuk memudahkan barang tersebut dikenal dan sebagai

ciri atau pembeda yang dapat berupa gambar atau yang lainnya merek

memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup

besar antara produk dan merek, produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan

pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila

produk bisa dengan mudah ditiru pesaing maka merek selalu memiliki

keunikan yang relatif sukar dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi,

sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antara perusahaan adalah

pertarungan persepsi dan bukan hanya persaingan produk.

(Tjiptono,1997:105)

Kesimpulan dari teori-teori diatas yaitu pemberian merek

membantu pembeli dalam beberapa hal. Nama merek membantu

konsumen untuk mengidentifikasi produk yang mungkin menguntungkan

mereka. Mereka juga menyampaikan beberapa hal mengenai kualitas

(37)

merek yang sama mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan fitur,

manfaat dan kualitas yang sama setiap kalinya. Karena itu kunci sukses

suatu bisnis adalah memiliki atribut yang memiliki keunggulan bersaing

agar sulit bisa ditiru oleh pesaing, diantaranya merek, karena itu

perusahaan yang memiliki merek yang kuat dapat lebih mudah merebut

peluang bisnis yang ada dibandingkan perusahaan yang tidak memilikinya.

2.6.2. Indikator Merek

Merupakan atribut yang memberikan manfaat non materiil, yaitu

kepuasan emosional (Ujianto, 2004: 40), dengan indikator :

a. Mempertimbangkan Merek

b. Memilih Merek Tertentu

c. Memilih Merek Terkenal

2.7. Promosi

2.7.1. Pengertian Promosi

Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk

dengan daya tarik, jangkauan serta frekuensi promosi (sethi, 2001). Bauran

(38)

tersendiri pada pikiran konsumen sehingga penilaian konsumen terhadap

promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan

image terhadap suatu produk.

Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan

berbagai upaya intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba

atau membeli suatu produk atau jasa (Kotler 2006). Seluruh kegiatan promosi

bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pembelian, tetapi tujuan promosi

yang utama adalah memberitahukan, membujuk dan mengingatkan. Dalam

penelitian Kopalle dan Lehman (1995) tentang pengaruh promosi terhadap

kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa pengaruh promosi dapat menarik

minat beli konsumen.

Ada berapa teknik promosi yaitu : Personal Selling, Advertising,

Publicity and Public Relation, Word of Mouth, dan Sales Promotion

(Fridgen, 1996). Berikut ini penulis akan memberikan uraian tentang tiap-tiap

teknik promosi :

1. Personal Selling

Definisi Personal Selling menurut Fridgen (1996:267) adalah : “to buy

Personal Selling refers So face interactions designed to persuade a

customer a product or service”. Bila diterjemahkan secara bebas, maka

yang dimaksud dengan Personal Selling adalah suatu kegiatan yang lebih

banyak mangacu kepada interaksi tatap muka yang bertujuan untuk

(39)

atau jasa dengan cara yang sangat halus. Selain bertujuan untuk

mempengaruhi konsumen, Personal Selling juga bertujuan untuk menjalin

suatu hubungan antara sales person dengan konsumen. Hal ini bisa juga

disebut dengan Personal Touch, karena konsumen yang diberi personal

touch akan lebih merasa tersanjung karena mereka diperhatikan. Maka dari

itu para sales person harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik

dan juga pengetahuan yang luas, baik mengenai produk dan jasa yang akan

dijual maupun tentang pengetahuan-pengetahuan di luar hal tersebut,

sehingga pihak konsumen akan senang dan akhirnya akan antusias dalam

menanggapi para sales person.

2. Advertising

Advertising atau periklanan merupakan suatu aktivitas yang sangatlah

penting dilakukan oleh para pelaku bisnis hiburan pub & cafe untuk

mempertahankan keberadaannya. Secara mendasar kegiatan periklanan

dirumuskan sebagai pesan yang bersifat informatif yaitu memberikan

informasi tentang adanya penawaran suatu barang atau jasa kepada

masyarakat dan bersifat persuasif yaitu membujuk atau mempengaruhi

masyarakat supaya membeli barang atau jasa tersebut. Menurut teori

Keegan, Moriarty, dan Duncan (1993 : 546) yang menyatakan bahwa

“Another function of advertising is to announce the activity or offer and

intensify, excitement about it”. Hal ini berarti: “bahwa iklan mendukung

(40)

kegiatan atau memberikan tawaran dan membuat lebih hebat tentang

produk tersebut.”

3. Publicity dan Public Relation

Publicity atau publisitas adalah kegiatan menciptakan iklim pasar dan

menawarkan citra yang positif bagi konsumen sehingga tertarik untuk

membelinya (bahan kuliah Pemasaran dan Promosi Pariwisata dari R.

Indiarto Drg). Jenis-jenis kegiatan publisitas antara lain:

a. Pulisitas Langsung, misalnya melalui penyebaran brosur, mengadakan

acara khusus.

b. Publisitas Tidak Langsung, misalnya melalui pemberitaan, artikel,

wawancara dalam media pers, radio, dan televisi.

Sedangkan Public Relation atau hubungan masyarakat merupakan

seni membangkitkan dan mengelola publik lewat berita dan media

informasi. Kedua kegiatan ini sama – sama mempengaruhi opini publik

terhadapsuatu produk dengan cara :

a. Menjalin hubungan dengan pers

b. Menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan

perusahaan-perusahaan.

(41)

berkomunikasi secara verbal.

d. Memberikan informasi yang tepat, efektif, dan persuasive.

4. Word of Mouth

Definisi Word of Mouth menurut Fridgen (1996:270): “Word of Mouth

promotion describes people talking to each other about their experiences

us consumers”. Yang dimaksud dengan Word of Mouth adalah promosi

yang dilakukan melalui pembicaraan dari milut ke mulur dengan cara

menceritakan pengalaman atau keunggulan dari suatu produk. Promosi

melalui mulut ke mulut yang dilakukan oleh teman atau kerabat ini

kredibilitasnya tinggi, jadi lebih bersifat persuasif atau mempengaruhi dari

pada promosi melalui iklan. Karena jelas orang lebih mempercayai

temannya yang telah mencoba produk tersebut dari pada hanya janji-janji

yang tersirat di dalam sebuah iklan. Hal ini menjadikan Word of Mouth

Promotion sebagai salah satu kegiatan promosi yang juga sangat penting

untuk diperhatikan.

5. Sales Promotion

Definisi Sales Promotion menurut Keegan, Moriarty, dan Duncan

(1993:594) adalah: “Any consumer or trade program that adds tangible

value to the brand during a certain time period in order to stimulate trial,

increasing consumer demands, or increase product available”. Bila

diterjemahkan secara bebas memiliki arti suatu kegiatan dalam program

(42)

pembelian dan guna meningkatkan permintaan atas suatu produk dalam

jangka waktu tertentu dengan cara menambahkan suatu nilai yang berupa

suatu bentuk. Yang dimaksud dengan menambahkan suatu nilai yang

berupa suatu bentuk misalnya dengan:

a. Memberikan pengurangan harga atau kupon diskon.

b. Mengadakan undian berhadiah.

c. Memberikan bonus berupa suatu produk atau servis.

2.8.2. Tujuan Promosi

Tujuan promosi menurut Alma ( 2004 : 181 )”tujuan utama

promosi adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya

memberi pengaruh meningkatnya penjualan.

Sedangkan tujuan promosi menurut Dharmesta ( 2002 : 353 ),

dapat dibedakan menjadi empat yaitu:

1. Modifikasi Tingkah Laku.

Artinya ditinjau dari segi promosi yang berusaha merubah tingkah laku

dan pendapat seseorang dengan jalan mempengaruhi dan membujuk

(43)

2. Memberitahu.

Diarahkan untuk memberitahukan sebagai hal tentang barang atau jasa

yang ditawarkan, termasuk juga tentang perusahaan dan bauran

pemasaran.

3. Membujuk.

Dalam hal ini promosi penjualan dirahkan untuk mempengaruhi agar

konsumen tertarik untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan,

disamping itu juga diarahkan untuk dapat merubah sikap dengan

mempengaruhi tingkah laku pembeli dengan memberikan informasi

yang konveratif.

4. Mengingatkan.

Diarahkan untuk meningkatkan kembali konsumen guna

mempertahankan merek produk dihati masyarakat dan perlu dilakukan

selama tahap kedewasaan didalam siklus kehidupan produk.

2.7.3. Indikator Promosi

Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian produk

dengan daya tarik, jangkauan serta frekuensi promosi (sethi, 2001), adapun

(44)

a. Media promosi .

b. Frekuensi promosi.

2.8. Minat Beli

2.8.1. Pengertian Minat Beli

Minat adalah selera masing-masing orang yang menjadi dasar

pemilihan sesuatu, minat membeli menunjukkan pada kecenderungan

seseorang untuk lebih menyukai produk dengan merek tertentu.

Minat beli merupakan keinginan yang direncanakan sepenuhnya

oleh konsumen untuk melakukan pembelian nyata. Secara singkat dapat

diartikan sebagai rencana pembelian.

Menurut Howard (1994:41), minat beli merupakan suatu tahapan

dalam batin konsumen yang mencerminkan rencana untuk melakukan suatu

pembelian suatu jenis produk, dengan merek dan jangka waktu tertentu.

Dari definisi diatas terlihat bahwa walaupun dalam kehidupannya,

konsumen banyak menerima informasi yang berasal dari sumber lain yang

dapat mempengaruhi mereka, hal ini hanya akan bermanfaat apabila

konsumen juga berniat pada produk yang ditawarkan.

Minat beli merupakan hal yang penting dalam pemahaman

(45)

salah satu tahap dalam perilaku pembeli. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa minat beli merupakan faktor penting untuk proses perilaku

pembelian secara keputusan konsumen untuk membeli sesuatu yang

dipengaruhi banyak faktor.

Menurut Kotler (2000:174) minat beli adalah pikiran seseorang

yang mengandung niat untuk membeli produk tertentu. Sedangkan menurut

Guilford (1999:20) minat beli adalah kecenderungan tingkah laku seseorang

karena rasa tertarik oleh sekelompok aktifitas tertentu. Rasa tertarik ini

menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan mencari atau berusaha

mendapatkan objek yang sesuai dengan minatnya. Jelas bahwa daya tarik

sangat berperan dalam usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan karena

di dalam minat terkandung unsur perhatian, sehingga kemauan yang

terdapat dalam minat itu bukan kemauan yang dipaksa, akan tetapi

merupakan kemauan yang disertai perasaan senang.

Minat beli menurut Hadipranata (1999:22) diartikan sebagai

dorongan yang berasal dari dalam diri individu yang mampu membuat

individu melakukan tindakan pembelian, minat beli timbul karena adanya

kebutuhan dan keinginan pribadi, tuntutan masyarakat, pengaruh-pengaruh

dari iklan serta pikiran dan perasaan terhadap produk tersebut.

Dari pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

minat beli adalah pikiran seseorang yang merupakan dorongan yang

(46)

perhatian terhadap suatu barang atau jasa karena dia merasa bahwa barang

atau jasa tersebut mempunyai sangkut paut dengan dirinya.

Dengan kata lain, minat beli dapat timbul dari

kebutuhan-kebutuhan pribadi (individual needs) dan tuntutan masyarakat (social

demands) serta dari pikiran dan perasaan terhadap barang atau jasa yang

diinginkan (timbul dari dalam diri individu tersebut atau dapat juga berasal

dari luar dirinya).

2.8.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli

Minat beli konsumen dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat

menjadi pemicu timbulnya minat beli. Rangsangan-rangsangan

diupayakan pemasar untuk membuat produk yang menarik dengan tujuan

untuk menarik konsumen, karena itu seorang pemasar harus menyediakan

sesuatu yang khusus sebagai stimulasi yang menarik perhatian konsumen.

Menurut Setiadi (2003:161) stimuli pemasaran adalah setiap

komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi

konsumen produk dan komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik)

adalah stimuli utama (primary atau intrinsic stimulus) sedangkan stimuli

tambahan (secondary stimuli) merepresentasikan produk seperti kata-kata,

gambar dan symbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan

produk seperti harga, toko, tempat produk dijual dan pengaruh sales.

Stimuli-stimuli pemasaran tersebut yang diciptakan oleh para pemasar dari

(47)

a. Harga

Dengan mengetahui harga dari suatu produk maka konsumen dapat

memperoleh produk yang mereka butuhkan. Secara umun, harga yang

lebih tinggi kurang mempunyai kemungkinan untuk dibeli oleh

konsumen. Menurut Setiadi (2003:126) menerangkan bahwa konsumen

mungkin membeli merek tertentu karena harga murah dan ketika

harganya naik, konsumen akan beralih ke merek lain jelas bahwa harga

sangat berpengaruh pada niat beli konsumen.

b. Kualitas

Menurut Setiadi (2003:187) kualitas adalah faktor yang penting

berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan merek dan

dalam mengkonsumsi produkpun konsumen akan mempertimbangkan

benefit atau manfaat yang diperolehnya. Oleh karena itu kualitas

produk (instrument conditioning) sangat menentukan apakah konsumen

akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan

terjadi ketika konsumen merasa puas akibatnya probabilitas konsumen

melakukan pembelian ulang semakin tinggi.

2.8.3. Indikator Minat Beli

Merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli membeli

melakukan tindakan. Menurut Augusty Ferdinand (2006:242).

(48)

1. Intensitas pencarian informasi

2. Keinginan segera membeli

3. Keinginan preferensial

2.9. Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Kemasan, Merk, Ketersediaan

Barang, Dan Intensitas Promosi Terhadap Minat Beli

2.9.1. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli

Kualitas produk akan memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi

konsumen, sedangkan harga akan menjadi salah satu pilihan konsumen

untuk menggunakan produk tersebut. Produk dengan harga yang lebih

murah, fasilitas yang mudah didapatkan dan murah akan lebih diminati

masyarakat (Umar, 2002:37).

Perusahaan yang mampu meluncurkan produk dengan kualitas yang

baik maka akan meningkatkan minat beli konsumen. Apalagi perusahaan

itu telah dikenal oleh masyarakat, dimana brand image konsumen terhadap

perusahaan tersebut cukup baik. Demikian halnya dengan semakin murah

produk yang diluncurkan oleh perusahaan yang telah mendapat brand

image tersebut, maka minat beli konsumen juga akan mengalami

(49)

2.9.2. Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli

Dalam masi tentang menentukan minat beli, informasi tentang

harga sangat dibutuhkan dimana informasi ini akan diperhatikan, dipahami

dan makna yang dihasilkan dari informasi harga ini dapat mempengaruhi

perilaku konsumen. Untuk pembelian beberapa produk tertentu konsumen

dapat melakukan beberapa pertandingan harga antara merek yang ada

dengan nilai yang diperoleh. (Astuti, 2009 : 43)

Pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen

meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula sebaliknya

pada tingkat harga tertentu, nilai suatu barang atau jasa akan meningkat

seiring dengan meningkatnya manfaat yang dirasakan. Seringkali pula

dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan

kemampuan suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan

kemampuan barang atau jasa substitusi. (Tjiptono, 1997:152).

2.9.3. Pengaruh Kemasan Terhadap Minat Beli

Kemasan adalah wadah atau pembungkus yang tidak hanya

berfungsi sebagai pelindung produk selama dalam pengangkutan dan

penyimpanan saja (Kotler 2000:55). Menurut Swasta pengemasan adalah

kegiatan-kegiatan umum dalam perencanaan barang yang melibatkan

penentuan desain atau pembuatan bungkus atau kemasan bagi suatu

(50)

Konsumen merasa bangga membeli barang dengan pembungkus

bergengsi, mereka mau membayar lebih mahal hanya untuk pembungkus

yang beda dengan yang lain. Produsen merasa terangkat citranya dengan

pembungkus yang beda dengan yang lain. Produsen merasa terangkat

citranya dengan pembungkus dan yang makin populer. Tujuan

pengemasan oleh perusahaan yaitu agar informasi yang ada dalam

pembungkus terbaca oleh konsumen, ini sudah merupakan iklan gratis bagi

perusahaan. Selanjutnya kreativitas menciptakan pembungkus dengan

desain mutakhir merupakan peluang berinovasi bagi para desainer (Kotler,

2001:310).

2.9.4. Pengaruh Merek Terhadap Minat Beli

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain,

warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk

pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk

secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa

tertentu kepada pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan

tambahan berupa jaminan kualitas (Tjiptono,1997:104).

Nama merek membantu konsumen untuk mengidentifikasi produk

yang mungkin menguntungkan mereka. Mereka juga menyampaikan

(51)

selalu membeli produk dengan merek yang sama mengetahui bahwa

mereka akan mendapatkan fitur, manfaat dan kualitas yang sama setiap

kalinya. Karena itu kunci sukses suatu bisnis adalah memiliki atribut yang

memiliki keunggulan bersaing agar sulit bisa ditiru oleh pesaing,

diantaranya merek, karena itu perusahaan yang memiliki merek yang kuat

dapat lebih mudah merebut peluang bisnis yang ada dibandingkan

perusahaan yang tidak memilikinya (Kotler, 2001:322).

2.9.5. Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli

Pendapat yang disampaikan oleh Kotler (2006), bahwa aktivitas

promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan berbagai upaya

intensif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk

mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Beberapa studi

menunjukkan bahwa kontek iklan dapat mempengaruhi persepsi pemirsa

terhadap iklan, sehingga iklan menjadi efektif (Soldow dan Pricipe 1981).

Penelitian dari Koppale dan Lehman (1995), juga menunjukkan

bahwa preferensi produk dibentuk setelah percobaan awal yang didasari

oleh iklan. Penelitian dari Kopalle dan Lehman (1995), juga menunjukkan

bahwa promosi yang dilakukan terhadap suatu produk berpengaruh dalam

menimbulkan minat beli konsumen.

Aktivitas promosi merupakan usaha pemasaran yang memberikan

(52)

mencoba atau membeli suatu produk atau jasa (Kotler 2006). Seluruh

kegiatan promosi bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pembelian,

tetapi tujuan promosi yang utama adalah memberitahukan, membujuk dan

mengingatkan. Dalam penelitian Kopalle dan Lehman (1995), tentang

pengaruh promosi terhadap kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa

(53)

2.10. Kerangka Berfikir

Berdasarkan uraian tersebut berkaitan dapat disusun suatu model

alur pemikiran sebagai berikut ini :

Faktor Kualitas

Faktor Harga Faktor Kemasan

Faktor Merek

Minat Beli

(Y)

(54)

2.11. Hipotesis

Berdasarkan uraian permasalahan pada Bab I, kajian teori dan

kerangka pemikiran maka sebagai langkah pemecahan masalah, peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

a. Diduga bahwa Faktor Kualitas berpengaruh positif terhadap Minat Beli

Konsumen McDonald’s Rungkut di Surabaya

b. Diduga bahwa Faktor Kemasan berpengaruh positif terhadap Minat Beli

Konsumen McDonald’s Rungkut di Surabaya

c. Diduga bahwa Faktor Harga berpengaruh positif terhadap Minat Beli

Konsumen McDonald’s Rungkut di Surabaya

d. Diduga bahwa Faktor Merek berpengaruh positif terhadap Minat Beli

Konsumen McDonald’s Rungkut di Surabaya

e. Diduga bahwa Faktor Promosi berpengaruh positif terhadap Minat Beli

(55)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional Variabel

Untuk memberikan gambaran yang jelas tentang arti dan makna

sebenarnya variabel yang akan digunakan dalam penelitian, berikut ini

akan dibuat suatu definisi operasional masing-masing variabel antara lain

sebagai berikut :

1. Faktor Kualitas (X1)

Kualitas produk yang didefinisikan menurut Mowen dan Minor

(2002:91) adalah sebagai evaluasi menyuruh pelanggan atas kebaikan

kinerja barang dan jasa, dengan indikator :

f. Kinerja : Menyetujui makanan yang telah disiapkan karena sesuai

dengan standart rasa dan suhu (X1.1)

g. Keandalan : Konsistensi sebagai restoran yang berkualitas tinggi

(X1.2)

h. Daya tahan : Umur produk (X1.3)

i. Estetika : Suasana restoran, sajian enak dipandang mata,

(56)

j. Kewajaran merek : Sejauh mana merek restoran sebagai hasil

kepercayaan konsumen bahwa merek tersebut rendah/tinggi

kualitasnya (X1.5)

2. Faktor Kemasan (X2)

Merupakan atribut McDonald’s berupa pembungkus dari produk

utamanya, dengan indikator (Ujianto, 2004 : 40) :

a. Memilih bentuk dan desain kemasannya indah (X2.1)

b. Memilih bahan kemasan yang tahan lama (X2.2)

c. Kemasan yang dapat dimanfaatkan (X2.3)

3. Faktor Harga ( X3 )

Harga adalah nominal rupiah atau uang yang diberikan

konsumen kepada produsen atau dikeluarkan untuk membeli produk

McDonald’s Rungkut Surabaya (Boge Triatmanto, 2003 : 138), dengan

indikator :

a. Kualitas produk adalah harga yang ditawarkan sesuai dengan kualias

yang dihasilkan (X3.1)

b. Harga yang ditawarkan adalah harga yang ditetapkan terjangkau oleh

(57)

c. Potongan harga (paket hemat) adalah potongan harga akan diberikan

dilihat dari intensitas pembelian dan pada produk-produk tertentu

(X3.3)

d. Harga bersaing adalah harga yang diberikan mampu bersaing dengan

produk sejenis (X3.4)

4. Faktor Merek (X4)

Nama atau simbol yang diasosiasikan dengan produk/jasa dan

menimbulkan arti psikologis/asosiasi. Juga merupakan atribut yang

memberikan manfaat non materiil, yaitu kepuasan emosional, dengan

indikator (Ujianto, 2004 : 40) :

a. Mempertimbangkan merk (X4.1)

b. Memilih merek tertentu (X4.2)

c. Memilih merek terkenal (X4.3)

5. Promosi (X5)

Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan

berbagai insentif yang dapat diukur untuk merangsang pembelian

produk dengan daya tarik, jangkauan serta frekuensi promosi (sethi,

2001), dengan indikator :

a. Media promosi (X5.1)

(58)

Adapun variabel terikat yang yang dapat diamati dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

6. Minat Beli (Y)

Merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli membeli

melakukan tindakan. Ada beberapa indikator dari minat beli konsumen

yaitu (Ferdinand, 2006) :

a. Intensitas pencarian informasi, mencari informasi mengenai sebuah

produk yang dibeli (Y1)

b. Keinginan segera membeli, keinginan untuk segera membeli dan

memiliki dan memiliki suatu produk yang telah diinginkan

sebelumnya (Y2)

c. Keinginan preferensial, keinginan membeli dam memiliki suatu

produk rela mengabaikan produk yang lainnya walaupun sejenis

(Y3)

3.1.1. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, yaitu

skala jenjang selisih (semantic differential scale), Sugiyono (2001:112).

Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan

(59)

yang diteliti dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.

Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikut,

misalnya:

1 7

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi

skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing-masing

skala, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan

nilai tertinggi. (Sugiyono, 2001:91)

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. (Sugiyono, 2006:90). Populasi yang dituju dalam

(60)

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2006:91). Sampel dalam penelitian ini

menggunakan nonprobability sampling, yaitu teknik yang tidak memberi

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi

untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2006:91).

Dengan menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu teknik

penentu sampel dengan pertimbangan tertentu, dengan

mempertimbangkan kriteri-kriteria tertentu (Sugiyono, 2006:96).

Kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel tersebut adalah :

a. Memiliki umur 18 tahun keatas.

b. Pernah membeli dan mengkonsumsi di McDonald’s Rungkut

Surabaya.

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan

pedoman pengukuran sampel menurut Augusty (2002:48), antara lain :

1. 100-200 sampel untuk teknik Maksimum Likehood Estimation

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi, pedomannya

adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10.

(61)

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 20 indikator

dikali 6, sebesar 120 responden

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan sekunder.

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek

penelitian yaitu konsumen McDonald’s Rungkut Surabaya dengan cara

kuesioner. (Sugiyono, 2006:156)

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dengan cara wawancara

serta dokumentasi perusahaan yang berkaitan dengan masalah

penelitian. (Sugiyono, 2006:156)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner atau

(62)

3.3.3 Pengumpulan data

1). Studi Pustaka, yaitu studi pendahuluan yang diperoleh dari literatur

tentang variabel penelitian yang akan digunakan dan menentukan

teori-teori yang tepat sebagai landasan teori-teori.

2). Studi Lapangan, yaitu studi langsung pada tempat penelitian dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu mengadakan penelitian langsung dengan mengamati

masalah yang terjadi diperusahaan.

b. Interview, yaitu mengadakan wawancara pada pimpinan perusahaan

tentang masalah yang ada diperusahaan saat ini.

c. Kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan cara membagikan

lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi

data untuk uji SEM.

3.4 Teknik Analisis Dan Pengujian Hipotesis

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau

Model pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi

(63)

adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau

menjelaskan kausalitas antara faktor. (Augusty, 2002 : 34).

3.4.1 Uji Normalitas dan Linieritas

Sebaran dan harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi

normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path

diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam

analisis, penguji dapat menggunakan uji-uji statistik. Uji yang paling

mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang

digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dari

hampir semua program statistik. Nilai statistik untuk menguji normalitas

itu disebut sebagai z – value yang dihasilkan melalui rumus sebagai

berikut :

Nilai –z = Skewness dimana N adalah ukuran sampel

N6

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical ratio (Ferdinand.

2000 : 95), maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai

kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki.

Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar ± 2.58 berarti kita dapat

(64)

Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan

memilih pasangan data dan dilihat pada penyebarannya untuk menduga

ada tidaknya linieritas.

3.4.2 Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki

karakteristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang

lain dan muncul dalam bentuk ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal

maupun variabel kombinaso. (Hair. Et.al. 1998).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan 2 cara, yaitu analisis

terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers

(Hair. Et.al. 1998).

a. Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outliers univariate dapat dilakukan

dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier

dengan cara mengkoversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau

yang biasa disebut dengan z-score. yang mempunyai rata-rata nol dengan

standar deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam

format yang standar (z-score), maka perbandingan antara besaran nilai

dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar (diatas 80 observasi).

(65)

rentang 3 sampai 4 (Hair dkk, 1998 dalam Ferdinand, 2002:98). Oleh

karena itu apabila ada observasi-observasi yang memiliki z-score ≥ 3,0

akan dikategorikan sebagai outlier.

b. Outliers Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat outliers perlu dilakukan sebab

walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat

univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling

dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (The Mahalanobis Distance) untuk

tiap observasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak sebuah observasi dari

rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji

terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak

Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai χ² pada derajat kebebasan sebesar

jumlah item yang digunakan dalam penelitian. Dan apabila nilai jarak

Mahalanobis lebih besar dari χ² tabel adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat

multikolineritas (Multicollinearity) atau singularitas (Singularity) dalam

kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah determinan dari

matriks kovarians sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil atau

Gambar

Gambar 4.3. Model Pengukuran dan Structural One Step Approach –
Tabel 1.1. Penjualan Selama Bulan April-Desember 2010
gambar dan symbol atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan
Tabel 3.1 : Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama yaitu 67.5% dalam kategori cukup dan pertemuan kedua yaitu 72.5% dalam kategori baik

Ada beberapa inovasi dari transportasi air yang akan dikembangkan di dunia seperti C.A.T ( City Aquatic Transport ) dan Seabreacher X... Dewasa ini, banyak penggunaan

Menurut laporan tahunan perbankan yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2015, secara umum industri perbankan nasional menunjukkan pertumbuhan yang

Bentuk interaksi sosial menjadi kebutuhan utama dalam menjalani kehidupan bermasyarakat secara damai yaitu dalam bentuk sosial seperti kerja sama dan akomodasi

Terdapat pengaruh yang signifikan antara finger painting terhadap kemampuan motorik halus dalam kegiatan menggambar anak usia 5-6 tahun di TK Falmboyant

Meskipun kegiatan PKM ini hanya merupakan suatu langkah kecil, tapi karena dilakukan dengan kepedulian yang besar dari anggota SEMA, semoga dapat dirasakan

Dengan pembuatan aplikasi psikotes pada mobile Android dapat digunakan untuk mengetahui minat dan bakat yang dimiliki anak.. Psikotes yang dilakukan meliputi

1) Fungsi protektif : berkenaan dengan proteksi produk, perbedaan iklim, prasarana transportasi, dan saluran distribusi yang semua berimbas pada pengemasan.