• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT BELI SEPEDA MOTOR HONDA TIGER DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MINAT BELI SEPEDA MOTOR HONDA TIGER DI SURABAYA."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Oleh:

NOVA TRI CAHYONO

0912010005/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITASPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh:

NOVA TRI CAHYONO

0912010005/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITASPEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(3)

Disusun Oleh :

NOVA TRI CAHYONO

0912010005 / FE / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal : 13 Desember 2013

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing utama Ketua

Drs, Ec, Supriyono, MM Dr. Ali Maskun, MS

Sekretaris

Drs. Ec. Herri ALW, MM

Anggota

Dra. Ec. Nuruni Ika KW, MM

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

karuniahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ MINAT BELI SEPEDA MOTOR HONDA TIGER DISURABAYA ” dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhisatu syarat penyelesaian program studi pendidikan strata satu, fakultas ekonomi jurusan manajemen universitas pembangunan nasional “veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. TeguhSoedarto, MP. Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan ekonomi manajemen Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

4. Bapak Drs. Ec. Supriyono. MM, selaku Dosen Pembimbing.

5. Dan segenap Dosen Jurusan Ekonomi Manajemen UPN Surabaya atas segala bimbingan

ilmu dan bantuannya selama proses hingga selesainya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu tercinta serta kakak-kakak saya yang selalu memberikan dukungan do’a,

support, kasih sayang, dan dana pendukung yang lumayan besar bagi kelancaran kuliah

sampai mendapatkan gelar Sarjanah dalam bidang ekonomi manajemen.

7. Evana Soraya Agassti yang selalu setia membantu dan mendampingi saya serta selalu mendo’akan saya dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Teman-teman saya yang selalu memberikan dukungan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat berharap saran dan kritik yang bermanfaat bersikap membangun dari pembaca dan pihak lain. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

(5)

DAFTAR ISI ... .ii 2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Tinjauan Teori ... 11

2.2.1. Pengertian Bauran Pemasaran ... 11

2.2.1.1Produk ... 11

2.2.1.2Harga ... 13

2.2.1.3 Promosi ...16

2.2.1.4 Distribusi ...17

2.2.1.5 Minat Beli ...19

2.2.1.6 Pengaruh Produk Terhadap MinatBeli...20

2.2.1.7 Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli ...22

2.2.1.8 Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli ...23

2.2.1.9 Pengaruh Distribusi Terhadap Minat Beli...24

2.3. Kerangka Konseptual ... 25

(6)

3.1.1. Definisi Operasional ... 28

3.1.2. Pengukuran Variabel... 31

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 31

3.2.1. Populasi ... 31

3.2.2. Sampel... 32

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.3.1. Jenis Data ... 32

3.3.2. Sumber Data ... 33

3.2.1. Pengumpulan Data ... 33

3.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 33

3.4.1. Model Indikator Refleksif dan Indikator Formatif ... 35

3.4.1.1 Model Indikator Refleksif ... 35

3.4.1.2 Model Indikator Formatif ... 37

3.4.2. Kegunaan Metode Partial Least Square (PLS) ... 41

3.4.3. Pengukuran Metode Partial Least Square (PLS) ... 41

3.4.4. Langkah-Langkah PLS ... 42

3.4.5. Asumsi PLS ... 44

(7)

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ... 48

4.1.2. Logo Perusahaan ... 50

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan ... 50

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian ... 51

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 51

4.2.2.Deskripsi Variabel Produk (X1) ... 53

4.2.3.Deskripsi Variabel Harga (X2) ... 54

4.2.4.Deskripsi Variabel Promosi (X3) ... 55

4.2.5.Deskripsi Variabel Distribusi (X4) ... 57

4.2.6.Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 58

4.3. Deskr ipsi Hasil Analisis dan Uji Hipotesis ... 61

4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Konstruk ... 61

4.3.2. Uji Inner Model ... 64

4.4. Pembahasan... 67

4.4.1. Pengaruh Variabel Produk (X1) Terhadap Variabel Minat Beli ... 67

4.4.2. Pengaruh Variabel Harga (X2) Terhadap Variabel Minat Beli... 67

4.4.3. Pengaruh Variabel Promosi (X3) Terhadap Variabel Minat Beli . 68

(8)

5.2. Sar an ... 71

(9)
(10)

Tabel 1.2 : Data Penjualan Honda Tiger Tahun 20110-2012 ... 6

Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 47

Tabel 4.3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 48

Tabel 4.4 :Karakteristik Baerdasarkan Pendidikan Terakhir ... 48

Tabel 4.5 : Frekuensi jawaban Responden Mengenai Variabel Produk (X1) ... 49

Tabel 4.6 : Frekuensi jawaban Responden Mengenai Variabel Harga (X2) ... 51

Tabel 4.7 : Frekuensi jawaban Responden Mengenai Variabel Promosi (X3) .. 52

Tabel 4.8 : Frekuensi jawaban Responden Mengenai Variabel distribusi (X4) . 53 Tabel 4.9 : Frekuensi jawaban Responden Mengenai Variabel Minat Beli (Y) 55 Tabel 4.10 : Outer Loading ... 57

Tabel 4.11 : hasil Uji Average Varience Extracted (AVE) ... 58

Tabel 4.12 : Hasil Uji Composite Reliability ... 58

Tabel 4.13 : Hasil Uji Outer Weight ... 60

Tabel 4.14 : Hasil pengujian Inner Model ... 61

(11)

Lampiran 1 : Kuesioner

(12)

Nova Tri Cahyono 0912010005

ABSTRAK

Persaingan yang semakin ketat sekarang ini antar perusahaan otomotif khususnya sepeda motor menggambarkan bahwa semakin sulit untuk memprediksi. Pemasaran biasanya dihadapkan pada masalah produk, harga, promosi dan distribusi yaitu berapa dan bagaimana bauran tersebut ditetapkan, hal ini agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai oleh perusahaan dengan baik. Pada umumnya tidak seluruh variabel pemasaran akan dipetimbangkan oleh konsumen dalam memutuskan untuk membeli suatu produk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap minat beli dan manakah dari keempat variabel bauran pemasaran yang paling berpengaruh terhadap minat beli.

Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 130 responden yang sedang melihat dan berminat untuk membeli sepeda motor Honda Tiger. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan partial least square (PLS).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga promosi dan distribusi, berpengaruh terhadap minat beli.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini kebutuhan manusia tidak hanya terbatas pada kebutuhan pokok

saja. Lebih dari itu, manusia akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Hal

ini tidak terlepas dengan adanya perilaku konsumen yang berusaha untuk memenuhi

berbagai macam kebutuhan lainnya dalam mencapai tingkat kepuasan termasuk

dalam hal transportasi.

Sarana transportasi yang biasa disebut dengan kendaraan sangat dibutuhkan

manusia sebagai pelengkap kebutuhan yang terus meningkat, dikarenakan kendaraan

merupakan sarana pendukung dalam menjalankan aktivitas dan juga digunakan untuk

bekerja sehari – hari. Dikarenakan sepeda motor dapat digunakan sebagai alat

transportasi yang cepat. Kendaraan roda dua ini selain lincah dan gesit dalam

mengarungi kemacetan yang sering terjadi di daerah perkotaan, juga memiliki factor

ekonomis yang sangat tinggi, yaitu irit dalam pemakaian bahan bakar, serta

mobilitasnya yang cukup tinggi dan lebih cepat sampai ketempat tujuan dikarenakan

sepeda motor bisa menerobos kemacetan. Selain itu sepeda motor juga mudah untuk

mencari tempat parker ditempat keramaian dan jalan utama pun juga lebih mudah.

Tidak heran sepeda motor pada masa kini menjadi pilihan hamper semua

lapisan masyarakat dikarenakan sepeda motor lincah, gesit dan irit, serta bisa

(14)

masyarakat dalam memiliki kendaraan bermotor yang khususnya kendaraan roda dua

menunjukkan betapa besarnya pangsa pasar sepeda motor di pasaran.

Namun pada sekarang ini banyaknya perusahaan – perusahaan yang bergerak

di bidang transportasi akan membawa masalah tertentu bagi suatu perusahaan seperti

masalah persaingan. Dalam merebut pasar para produsen sepeda motor akan mencoba

untuk menonjolkan produknya dari produk – produk saingannya di pasar dengan

berbagai cara, apakah dengan kebijaksanaan harga, produk, distribusi, atau promosi

serta kebijaksanaan yang lainnya untuk dapat bertahan di pasar. Untuk itu perusahaan

harus menetapkan strategi pemasaran yang efektif guna untuk dapat terus bertahan

dalam menghadapi persaingan yang semakin meningkat.

Menurut Kotler dan Armstrong (1997:47) dalam Komalasari, bauran

pemasaran adalah sebagai seperangkat variabel pemasaran, yang dapat dikendalikan

dan dipadukan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan di dalam

pasar sasaran.Sedangkan menurut Mc Charty dalam Kotler (2000:15) dalam Fitri

Komalasari, mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ke dalam empat kelompok yang

dikenal dengan 4P dari pemasaran, yaitu product, price, place and promotion.

Produk merupakan titik pusat pengembangan penentuan posisi yang biasanya

berada pada saat perusahaan menggunakan pendekatan organisasional yang

menekankan manajemen produk. Menurut Tjiptono (2008 : 95) produk merupakan

segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari,

(15)

keinginan pasar yang bersangkutan. Harga merupakan salah satu faktor yang

menentukan perusahaan dan harga juga merupakan satu–satunya unsur bauran

pemasaran yang memberikan pendapatan bagi perusahaan. Sunu (1995) dalam

Komalasari menyatakan bahwa harga adalah nilai suatu barang dan jasa yang diukur

dengan sejumlah uang. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan

penentuan bagi permintaan pasar.Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan

perusahaan.

Saluran distribusi mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap konsumen

dalam pengambilan keputusan pembelian. Menurut Kotler (2000) saluran distribusi

adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses

untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.

Secaara umum konsumen mengikuti suatu proses dalam pengambilan

keputusan dalam membeli suatu produk atau barang sehingga ada minat dari

konsumen untuk membeli produk tersebut. Menurut Simamora (2001:106) dalam

mengatakan bahwa ”Minat beli (niat beli) terhadap suatu produk timbul karena

adanya dasar kepercayaan terhadap produk yang diiringi dengan kemampuan untuk

membeli produk.”

Peersaingan di dunia transportasi khususnya sepeda motor kini semakin ketat,

apalagi sekarang ini muncul produk baru Yamaha yakni Yamaha Vixion yang

mempunyai desain dan kecanggihan mampu mengambil sebagian besar pangsa pasar

(16)

penjualannya terus meningkat, Honda Tiger tidak hanya mengalami fluktuatif saja

bahkan dapat kehilangan pangsa pasarnya.Sangat jelas terlihat di dalam data di bawah

ini pada empat tahun terakhir, Honda Tiger mengalami penurunan pangsa pasar.Dan

pesaingnya yaitu Yamaha Vixion mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Berikut ini data pangsa pasar sepeda motor di Indonesia menurut Top Brand Index

(TBI) :

Tabel 1.1 Top Brand Index Sepeda Motor Sport Tahun 2009-2012

Sepeda Motor Sport Kawasaki Ninja 6.9% Kawasaki Ninja 7.1% Kawasaki Ninja 6.5% Suzuki Thunder 7.4% Yamaha Vixion 6.9% Bajaj 6.7% Suzuki Thunder 6.1% Kawasaki Ninja 4.9% Yamaha Scorpio 3.2% Suzuki Thunder 5.3% Honda CBR 2.3%

Sumber ww.google.com

Dilihat dari gambar di atas sangat terlihat jelas bahwa Yamaha Vixion

telahmengambil sebagian pangsa pasar motor. Di mana pada tahun 2009 Honda

Tigermempunyai pangsa pasar 15.7% dan Yamaha Vixion 6.9%. Sedangkan

tahun-tahun berikutnyapemimpin pasar sepeda motor Honda Tiger mengalami kenaikan

pangsa pasar menjadi 31.6% dan Yamaha Vixion mengalami peningkatan pangsa

(17)

Akan tetapi pada penjualan yang sekelas dengan Honda Tiger yaitu Yamaha

Scorpio dan Kawasaki Ninja 250, hal ini dapat dilihat bahwa Tiger masih

mengungguli para pesaing yang sekelasnya. Ditahun 2012 Honda Tiger masih

memimpin dengan 16,3% disusul Scorpio 7,5% dan Ninja 4,9%. Meskipun Honda

Tiger masih memimpin para pesaing di kelasnya, akan tetapi Ninja dan Scorpion

terus membuntuti di belakang Tiger yang akan sewaktu-waktu dapat menyalip

sehingga membuat Tiger mengkawatirkan.

Penurunan penjualan tersebut, diindikasikan maraknya motor mid sport 150cc

seperti Vixion dan CB150R membuat Tiger kehilangan banyak konsumen. Motor

mid sport sekarang ini sudah didukung dengan mesin yang canggih, yakni

menggunakan injeksi. Hal ini tidak di ikuti oleh mesin tiger yang dari tahun 2000

sampai saat ini masih memakai mesin yang sama. Dengan semakin canggihnya

teknologi, konsumen lebih cenderung memilih motor yang sudah menggunakan

mesin yang sudah memakai injeksi.(www.tajuk.co)

Belum lagi merek-merek yang lainnya yang semakin gencar melakukan

promosi, inovasi dalam produknya, dan dengan didukung harga yang terjangkau

untuk memenangkan persaingan dalam dunia usaha transportasi sepeda motor.

Misalnya Yamaha, Suzuki dan Kawazaki yang sangat gencar melakukan promosi di

berbagai macam periklanan seperti televisi, radio, majalah, dan sebagainya. Tidak

(18)

pun di lakukan.Semuanya dilakukan oleh produsen sepeda motor ternama

semata-mata hanya untuk meraih pangsa pasar agar semua konsumen memakai produknya.

Apabila dibandingkan dengan kompetitor-kompetitor sekelasanya seperti

Ninja dan Scorpio, memang Honda Tiger masih memimpin.Akan tetapi, Honda

Tiger harus berhati-hati dengan Kawasaki Ninja 250 dan Yamaha Scorpion yang

terus mengejar, bahkan sekarang ini hampir mendekati penjualan Honda Tiger.

Berikut data penjualan Honda Tiger:

Tabel 1.2 Data Penjualan Honda Tiger Tahun 2010-2012

Tahun Data Penjualan Honda Tiger

2010 54.291

2011 68.089

2012 43.35

Faktor-faktor Penurunan penjualan sepeda motor Honda Tiger di sebabkan

oleh kenaikan uang muka atau DP (down payment) yang semakin tinggi.Hal ini

mengakibatkan penjualan Honda tiger sangat menurun dari tiap tahunnya.Dan selain

DP (Down Payment) yang mengakibatkan penurunan penjualan, yaitu bodi Honda

tiger yang kurang disukai oleh kalangan muda dan mesin Honda Tiger masih

menggunakan mesin lama juga menyebabkan penurunan penjualan. Dikarenakan

pada sekarang ini para konsumen khususnya kalangan muda lebih menyukai bodi

(19)

yang ramping dan dinamis karena dengan bodi yang ramping dan dinamis kendaraan

dapat dipacu dengan cepat dan membuat gagah pengendaranya serta mesin dari para

pesaingnya juga menggunakan mesin baru yang sudah canggih.

Berdasarkan dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai “Minat Beli Konsumen Sepeda Motor Honda Tiger Di

Sur abaya”.

1.2 Per umusa n Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai

berikut :

1. Apakah produk berpengaruh terhadap minat beli sepeda motor Honda Tiger

diSurabaya ?

2. Apakah promosi berpengaruh terhadap minat beli sepeda motor Honda Tiger

diSurabaya?

3. Apakah harga berpengaruh terhadap minat beli sepeda motor Honda Tiger

diSurabaya?

4. Apakah distribusi berpengaruh terhadap minat beli sepeda motor Honda Tiger

di Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dari

(20)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk terhadap minat beli

sepeda motor Honda Tiger di Surabaya.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh promosi terhadap minat beli

sepeda motor Honda Tiger di Surabaya.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap minat beli

sepeda motor Honda Tiger di Surabaya.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tempat terhadap minat beli

sepeda motor Honda Tiger di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat

dalam penelitian ini, diantaranya yaitu :

1. memberikan bahan pertimbangan dan saran guna untuk kebijaksanaan yang

lebih lanjut dalam mengelola usaha, terutama untuk penjualan sepeda motor

Honda Tiger agar lebih meningkat.

2. Sebagai pertimbangan yang dapat digunakan oleh para pelanggan atau

konsumen untuk mengevaluasi keputusan pembelian suatu produk terutama

(21)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1Penelitian Ter dahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Komalasari (2012) dengan judul

Pengaruh Bauran PemasaranTerhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone

Nokia Eseries. Secara simultan bauran pemasaran yaitu produk, harga,

distribusi/tempar dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk

handphone Nokia Eseries. Secara parsial dari empat variabel bauran pemasaran

hanya dua variabel yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

produk handphone Nokia Eseries, yaitu harga dan distribusi/tempat. Variabel

bauran pemasaran yang paling dominan adalah harga diikuti oleh

distribusi/tempat.

Penelitian yang dilakukan oleh Kasih, Sulistyowati dan Noviasari

(2010) dengan judul Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Minat Beli Deodorant

Rexona Teens Pada Siswi SMA Negeri 10 Pekanbaru. Secara simultan

periklanan, promosi penjualan, dan publisitas berpengaruh terhadap minat beli

deodorant Rexona Teens pada siswi SMA Negeri 10 Pekanbaru. Sedangkan

secara parsial terbukti bahwa variabel promosi penjualan dan publisitas tidak

berpengaruh terhadap minat beli. Dari seluruh variabel bauran promosi

(periklanan, promosi penjualan, dan publisitas) yang didapat setelah pengujian

(22)

signifikan dalam meningkatkan minat beli deodorant Rexona Teens pada siswi

SMA Negeri 10 Pekanbaru.

Penelitian yang dilakukan oleh Oetama (2011) yang berjudul Analisis

Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian

Mmotor Honda Di Sampit. Berdasarkan uji F menunjukan bahwa bauran

pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi, dan saluran distribusi

mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan pembelian motor Honda

sebesar 66,4%. Sedangkan 33,6% dipengaruh oleh faktor lain di luar model

penelitian ini. Secara parsial produk dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan konsumen dalam melakukan pembelian motor Honda. Sedangkan

promosi dan saluran distribusi tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen

dalam melakukan pembelian motor Honda. Harga menjadi faktor penentu

keputusan konsumen dalam membeli motor Honda.

Penelitian yang dilakukan oleh margaretha (2011) Terdapat empat

variabel dari bauran pemasaran jasa yaitu Product, Price, Physical Evidence, dan

Process yang mempunyai pengaruh terhadap minat beli pada Program MM UKM.

Dan tiga variabel lainnya yaitu Place, Promotion dan People, ternyata tidak

(23)

2.2Tinjauan Teor i

2.2.1 Penger tian Baur an Pemasaran

Bauran pemasaran adalah variabel-variabel pemasaran yang dapat diatur

sedemikian rupa , sehingga dapat meningkatkan penjualan perusahaan. Menurut

Kotler (2008:48), bauran pemasaran adalah seperangkat taktik pemasaran yang

dapat dikontrol meliputi produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan

perusahaan untuk menciptakan respon dari target marketnya.

Bauran pemasaran terdiri atas segala sesuatu yang dapat dilakukan oleh

perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya.

Kegiatankegiatan yang dimaksud adalah keputusan dalam empat variabel, yaitu

produk, harga, distribusi dan promosi. Untuk mencapai pasar yang dituju dan

memenuhi atau melayani konsumen seefektif mungkin maka kegiatan-kegiatan

ini perlu dikombinasikan. Dalam hal ini perusahaan atau organisasi tidak sekedar

memiliki kombinasi yang terbaik saja, tetapi juga harus mengkoordinasikan

berbagai macam elemen bauran pemasaran tersebut untuk melaksanakan program

pemasaran secara efektif.

2.2.1.1Pr oduk

Produk adalah kombinasi benda atau jasa dari perusahaan yang

ditawarkan ke target pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Menurut

(24)

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan

ide. Jadi produk bisa berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat

memuaskan pelanggan.

Maka dari itu produk digolongkan menjadi:

1. Penggolongan menurut tujuan pemakainya

a. Barang konsumsi Barang konsumsi yaitu barang-barang yang dibeli untuk

dikonsumsikan, jadi barang ini untuk dikonsumsikan sendiri dan tidak

digunakan untuk proses produksi. Barang konsumsi dapat dibedakan menjadi:

- Barang konvenien, yaitu barang yang mudah dipakai pembeliannya dapat

disembarang tempat dan pada setiap waktu.

- Barang shopping, adalah barang yang harus dibeli dengan mencari terlebih

dahulu dan didalam pembeliannya harus dipertimbangkan secara matang.

- Barang special adalah barang yang mempynyai ciri khas dan hanya dapat

dibeli ditempat tertentu saja, untuk memperolehnya konsumen harus

mengeluarkan pengorbanan yang sangat besar

b. Barang industry adalah yang dibeli untuk menghasilkan barang lain atau

(25)

2. Penggolongan menurut tingkat konsumsi dan konkret tidaknya suatu

barang

a. Barang tahan lama adalah barang konkret yang dapat digunakan dalam

jangka waktu tertentu

b. Barang tidak tahan lama adalah barang konkret yang habis dikonsumsikan

setelah digunakan sekali atau beberapa kali

c. Jasa adalah kegiatan, kegunaan atau kepuasan yang dijual berdasarkan.

Berdasarkan uraian diatas maka produk yang dihasilkan home industri adalah

barang konsumsi.

Menurut Oetama (2011) Variabel Produk (X1) adalah produk yang

ditawarkan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan

indikator adalah: warna produk, desain produk, kualitas produk, dan aksesoris

produk. Pada penelitian ini sepeda motor Honda Tiger mempunyai warna produk

yang bervariasi, desain produk yang menarik, kualitas produk yang bagus dan

mempunyai aksesoris yang banyak.

2.2.1.2Ha rga

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk

memperoleh produk yang diinginkannya, dan sebagai imbalan bagi produsen atas

(26)

produk yang diinginkannya sesuai dengan harganya.dalam bauran pemasaran,

harga adalah elemen yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lainnya

merupakan biaya.

Menurut Tjiptono (2008 : 151) harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.

Harga yang ditawarkan kepada konsumen harus sesuai dengan pandangan

konsumen atas nilai dan manfaat yang diperoleh dari prouk tersebut. Harga

mempunya peranan penting bagi perusahaan, karena harga mempunya pengaruh

terhadap kemampuan perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya.

Menurut Joseph, etc (2009 : 176) harga adalah sesuatu yang harus

diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh

bauran pemasaran perusahaan. Jadi, harga memainkan peran langsung dalam

membentuk nilai pelanggan.

Dalam penetapan harga jual, perusahaan harus memperhatikan berbagai

pihak antara lain para konsumen akhir, para penyalur, saingan, para suplier,

bahan, dana, tenaga kerja dan para manager perusahaan yang bersangkutan.

Segala keputusan yang berhubungan dengan harga akan sangat mempengaruhi

beberapa aspek kegiatan perusahaan, baik menyangkut kegiatan penjualan

(27)

semua keputusan yang berkaitan dengan harga hendaknya harus dipertimbangkan

secara sungguh-sungguh dan mendalam serta memperhatikan aspek intern dan

ekstern perusahaan. Apabila produk dipresepsikan berkualitas tinggi dan

manfaatnya dianggap banyak, maka harga akan dinilai murah. Tetapi apabila

presepsi konsumen terhadap kualitas rendah dan manfaatnya dianggap kurang,

maka harga umumnya dianggap mahal, dengan dasar pemikiran yang demikian.

Harga bisa juga didefinisikan suatu takaran perbandingan antara pengorbanan dan

manfaat dalam pikiran (asumsi konsumen). Acuan atau dasar yang sering

dijadikan konsumen dalam menilai harga adalah:

a. Harga produk lain.

b. Perubahan waktu pembelian

c. Lingkungan pembelian

Menurut Oetama (2011) Variabel Harga (X2) adalah jumlah uang yang

harus dibayar konsumen untuk produk tersebut dan kesan konsumen tentang nilai

motor Honda sesuai dengan kepuasan yang didapat dari motor yang dibelinya

dengan indikator adalah kesesuaian harga dengan kualitas, harga merek lain,

(28)

2.2.1.3Pr omosi

Promosi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk

mengkomunikasikan produk yang ditawarkan melalui cara penginformasian

segala sesuau yang mengenai produk maupun perusahaan pada pasar sasaran

dengan tujuan untuk menciptakan suatu permintaan. Promosi itu sangat

diperlukan oleh suatu perusahaan, agar produk dapat dikenal dan diminati oleh

konsumen. Promosi sangat membantu perusahaan untuk mengadakan komunikasi

dengan konsumen, karena dengan adanya promosi dapa disampaikannya

informasi berupa pengetahuan tentang produk, kebaikan dan kelebiahan produk

dibandingkan produk saingan serta menyakinkan dan mengingatkan konsumen

akan produk tersebut juga membujuk konsumen untuk melakukan pembelian.

Menurut Tjiptono (2008 : 219) promosi adalah suatu bentuk promosi

pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan

dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Joseph, William, dan Jerome (2009 : 69) mengatakan promosi

adalah mengkomunikasikan informasi antarapenjual dan pembeli potensial atau

orang lain dalam saluran untuk memengaruhi sikap dan perilaku. Bagian promosi

(29)

bahwa produk yang tepat tersedia ditempat dan pada harga yang tepat. Promosi

juga harus sesuai dengan variabel-variabel lainnya dalam bauran pemasaran serta

menegaskan diferensiasi dan pemosisian strategi tersebut.

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah periklanan,

promosi penjualan, personal selling dan publisitas. Tujuan dari promosi itu

sendiri adalah untuk menyebarkan informasi tentang produk kepada konsumen,

mendapatkan kenaikan penjualan, mendapat pelanggan baru dan pelanggan yang

setia, menjaga kestabilan penjualan ketika pasar sedang lesu, mengunggulkan

produk sendiri serta membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan

yang diinginkan.

Menurut Oetama (2011) Variabel Promosi (X3) adalah kegiatan

mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau pihak lain dalam

saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen.

Pengukuran yang dilakukan terhadap variabel promosi meliputi: media, pameran,

dan kejelasan

2.2.1.4Distr ibusi

distribusi mencerminkan kegiatan perusahaan yang membuat produk

tersedia untuk konsumen sasaran. Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih

(30)

menangani dan mengangkat produk melalui saluran tersebut, maksudnya agar

produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya.

Setelah barang selesai dibuat dan siap untuk dipasarkan, tahap berikutnya

dalam proses pemasaran adalah menentukan metode dan rute yang akan dipakai

untuk menyalurkan barang tersebut kepasar. Hal ini menyangkut strategi

penyaluran dan termasuk didalam pemiilihan penyaluran distribusi. Distribusi

merupakan kegiatan pemasaran yang memperlancar dan distribusi merupakan

penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.

Menurut Tjiptono (2008 : 185) distribusi adalah kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian baarang dan jasa dari

produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang

diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).

Saluran distribusi merupakan hal yang sangat penting, karena dengan

adanya saluran distribusi produk dari produsen akan sampai ke konsumen. Maka,

perusahaan harus menentukan strategi dalam pemilihan jumlah dan bentuk

saluran distribusi yang tepat.

Menurut Oetama (2011) Variabel Saluran Distribusi (X4) adalah kegiatan

menyalurkan dan menyediakan produk dipasar dari produsen kepada konsumen.

Pengukuran yang dilakukan terhadap variabel saluran distribusi meliputi :

(31)

2.2.1.5Minat Beli

Minat beli konsumen merupakan kegiatan-kegiatan yang secara langsung

terlibat dalam mendapatkan serta menggunakan barang dan jasa termasuk

didalamnya proses pengambilan keputusan. Niat beli juga dapat timbul apabila

seorang konsumen merasa sangat tertarik terhadap berbagai informasi seputar

produk yang diperoleh melalui iklan, pengalaman orang yang telah

menggunakannya, dan kebutuhan yang mendesak terhadap suatu produk. Pada

dasarnya minat merupakan bentuk penerimaan akan suatu hubungan antara diri

seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau dekat hubungan

tersebut maka semakin besar minat. Berdasarkan hal tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa minat tidak dibawa dari lahir, melainkan diperoleh kemudian

sebagai akibat rangsangan adanya suatu hal yang menarik. Beberapa faktor yang

membentuk minat beli konsumen (Kotler,2005) yaitu :

1. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang

disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negative

orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen

untuk menuruti keinginan orang lain.

2. Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat

mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut

(32)

memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak. Bila manfaat yang

dirasakan lebih besar dibandingkan pengorbanan untuk mendapatkannya, maka

dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Perilaku pembelian konsumen

seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari

luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari

lingkungannya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai

dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan

pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk

memproses rangsangan tersebut sangat komplek dan salah satunya adalah

motivasi untuk membeli.

2.2.1.6Pengar uh Pr oduk Ter hadap Minat Beli

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan dipasar, dimana produk

tersebut adalah sebuah kebutuhan untuk sehari-sehari dalam transportasi oleh

konsumen, maka dari itu produk yang dijual haruslah menarik dan mempunyai

kualitas sehingga dapat mempengaruhi pembelihan dan juga dapat mempengaruhi

minat beli konsumen untuk membeli produk. Menurut Tjiptono (2008 : 95)

produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk

diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai

(33)

Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Fandy (2008:103) dimana

“atribut suatu produk merupakan unsur- unsur yang dianggap penting dan

menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam membeli sautu produk. Sedangkan

untuk kebanyakan produk, perilaku beli hanyalah kegiatan rutin artinya

kebutuhan yang terangsang cukup terpuaskan melalui pembelian ulang merek

produk yang sama. Pengalaman masa lampau langsung mempengaruhi seseorang

untuk melalukan pembelian, namun apabila terjadi perubahan produknya pembeli

mungkin akan mengulang kembali proses keputusan beli secara utuh dan

mempertimbangkan berbagai alternative produk.

Selanjutnya Lupiyoadi (2001) menjelaskan bahwa pada dasarnya terdapat

orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain yaitu persepsi

pelangga, produk dan proses. Untuk yang berwujud barang ketiga orientasi

tersebut hampir selalu dapat dibedakan dengan jelas. Tetapi untuk jasa produk

dan proses tidak dapat dibedakan dengan jelas, bahkan produknya adalah proses

itu sendiri. Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja

dan pelengkap inovatif yang tertinggi. Produk yang berkualitas mampu

memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan. Dengan adanya produk yang

berkualitas maka keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut akan

meningkat.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa produk dapat

(34)

kekonsumen akan mengakibatkan semakin tinggi minat beli konsumen pada

produk tersebut. Dan sebaliknya, jika produk yang ditawarkan kurang baik maka

minat beli konsumen juga akan berkurang.

2.2.1.7Pengar uh Har ga Ter hadap Minat Beli

Menurut Tjiptono (2008 : 151) harga merupakan satuan moneter atau

ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dengan

kata lain konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan

sebanding dengan nominal bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka

keluarkan.

Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa,

atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat

dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Gary

Amstrong, 2008 : 345).

Dengan kata lain, pada tingkat harga tertentu yang telah dikeluarkan,

konsumen dapat merasakan manfaat dari produk yang telah dibelinya. Dan

konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding

atau bahkan lebih tinggi dari nominal uang yang mereka keluarkan.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan

para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi (Tjiptono, 2001).

(35)

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang

diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga

dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan kekuatan

membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga

dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang

dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam "mendidik"

konsumen mengenai faktor produk, misalnya kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi di mana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai

faktor produk atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku

adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono,

2002)

2.2.1.8Pengar uh Pr omosi Ter hadap Minat Beli

Menurut Tjiptono (2008 : 219) promosi adalah suatu bentuk promosi

pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,

mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan

dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang

ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Setiap perusahaan yang mengeluarkan suatu produk baru, pasti akan

melakukan promosi baik promosi secara langsung maupun promosi secara tidak

langsung. Hal ini digunakan untuk mempromosikan produk baru tersebut agar

(36)

membuat konsumen akan memiliki minat untuk membeli produk baru yang

ditawarkan tersebut.

Perusahaan perlu melakukan promosi untuk memperkenalkan produknya

kepada konsumen. Dalam strategi promosi, periklanan merupakan salah satu

variabel promosi yang paling sering digunakan perusahaan untuk

mempromosikan produknya, karena sifatnya yang memasyarakat, yaitu dapat

menjangkau masyarakat dengan cepat dan luas.

Menurut Jefkins (1997 : 5), iklan merupakan pesan-pesan penjualan yang

paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial

atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.

Pendapat lain menyebutkan bahwa iklan adalah usaha mempengaruhi konsumen

dalam bentuk tulisan, gambar, suara atau kombinasi dari semuanya itu yang

diarahkan pada masyarakat secara luas dan secara tidak langsung.

2.2.1.9Pengar uh Distr ib usi Ter hadap Minat Beli

Distribusi mencerminkan kegiatan perusahaan yang membuat produk

tersedia untuk konsumen sasaran. Menurut Tjiptono (2008 : 185) distribusi

adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah

penyampaian baarang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga

penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan

(37)

akan digunakan dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan

mengangkat produk melalui saluran tersebut, maksudnya agar produk dapat

mencapai pasar yang dituju tepat pada waktunya. Apabila tempat tersebut

terjangkau maka konsumen akan berminat untuk membeli, sebab semakin baik

distribusi yang dilakukan oleh perusahaan maka akan dapat menumbuhkan

ketertariakan konsumen untuk membeli produk tersebut.

Saluran distribusi merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh

perusahaan dalam usahanya untuk selalu menyesuaikan diri dalam menghadapi

persaingan yang semakin tajam dan untuk dapat meningkatkan penjualan. Konsep

saluran distribusi itu sendiri menurut Basu Swastha dan Irawan (2005:285)

saluran distribusi adalah suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang dari

produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada konsumen.

2.3Kerangka Konseptual

Untuk keberhasilan suatu kegiatan pemasaran pada perusahaan, maka

akan diperlukan sebuah strategi pemasaran baik dari segi produk, harga, promosi, dan

distribusi. Produk merupakan subyektif dari produsen atas sesuatu yang ditawarkan

sebagai usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan harga merupakan apa

yang harus diberikan oleh konsumen kepada perusahaan untuk membeli atau

mendapatkan suatu produk. Promosi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan untuk mengkomunikasikan produk yang ditawarkan melalui cara

(38)

pasar sasaran dengan tujuan untuk menciptakan suatu permintaan. distribusi

merupakan kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia untuk konsumen

sasaran. Sebagian dari tugas distribusi adalah memilih perantara yang akan digunakan

dalam saluran distribusi yang secara fisik menangani dan mengangkat produk melalui

saluran tersebut, maksudnya agar produk dapat mencapai pasar yang dituju tepat pada

waktunya. Faktor-faktor dari produk, harga, promosi, dan distribusi yang baik akan

dapat meningkatkan dan menimbulkan minat beli konsumen, Minat beli konsumen

merupakan kegiatan-kegiatan yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan serta

menggunakan barang dan jasa termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan

pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah :

Produk

Harga

Promosi

Distribusi

(39)

2.4Hipotesis

Berdasarkan teori dan permasalahan yang didapat, maka hipotesis yang

diajukan adalah :

1. Diduga bahwa produk berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli di

Surabaya.

2. Diduga bahwa harga berpengaruh positif terhadap minat beli di Surabaya.

3. Diduga bahwa promosi berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli di

Surabaya.

4. Diduga bahwa distribusi berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli di

(40)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

3.1.1 Definisi Oper asional

1. Var iabel Bebas (X)

a. Pr oduk (X1)

Menurut Tjiptono (2008 : 95) produk merupakan segala sesuatu yang

dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,

digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau

keinginan pasar yang bersangkutan.Indikator yang digunakan adalah

menurut Oetama (2011:23) :

X1.1 Desain produk

X1.2 Warna produk

X1.3 Informasi Kualitas produk

X1.4 Aksesoris produk

b. Pr ice (X2)

Menurut Tjiptono (2008 : 151) harga merupakan satuan moneter atau

(41)

agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa. Indikator yang dugunakan adalah menurut Oetama :

X2.1. Harga suku cadang

X2.2. Harga merek lain

c. Pr omosi

Menurut Tjiptono (2008 : 219) promosi adalah suatu bentuk promosi

pemasaran, yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan

informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar

sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima,

membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang

bersangkutan. Indikator yang digunakan adalah menurut Seanewati

Oetama (2011:23) :

X3.1. Media

X3.2. Pameran

X3.3. Kejelasan informasi

d. Distr ibusi

Menurut Tjiptono (2008 : 185) distribusi adalah kegiatan pemasaran

yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian

baarang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga

(42)

tempat, dan saat dibutuhkan). Indikator yang digunakan adalah

menurut Oetama (2011:23) :

X4.1. Jumlah dealer

X4.2. Pelayanan dealer

X4.3. Lokasi dealer

2. Var iabel Ter ikat Minat Beli (Y)

Simamora (2001:106) dalam Kasih; Sulistyowati; Noviasari ,

mengatakan bahwa ”Minat beli (niat beli) terhadap suatu produk

timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap produk yang diiringi

dengan kemampuan untuk membeli produk.” Selain itu, niat beli

terhadap suatu produk juga dapat terjadi dengan adanya pengaruh dari

orang lain yang dipercaya oleh calon konsumen. Indikator yang

digunakan adalah menurut Margaretha (2010 : 4) :

1. Minat beli berdasarkan pertimbangan produk

2. Minat beli berdasarkan pertimbangan harga

3. Minat beli berdasarkan pertimbangan promosi

(43)

3.1.2 Pengukur an Var iabel

skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

interval dengan menggunakan teknik pembobotan skala (semantic differential scale).

Analisis ini dilakukan dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya

tentang serangkaian pertanyaanyang berkaitan dengan obyek yang sedang diteliti

dalam bentuk nilai yang berada dalam rentang dua sisi.Dalam penelitian ini, setiap

pertanyaan masing-masing diukur dalam skala interval 1-5. Sebagai berikut :

3.2Teknik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) dalam Kasih; Sulistyowati; Noviasari,

populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh konsumen yang berminat membeli sepeda motor Honda tiger

di Surabaya selatan.

1

Sangat tidak setuju

5

(44)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang kita ambil untuk mewakili

populasi secara keseluruhan yang akan menajdi responden dalam penelitian

ini, jadi sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi

objek sesungguhnya. (Malhotra, 2009:364) dalam Kasih; Sulistyowati;

Noviasari. Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah non probability sampling, yaitu teknik yang tidak memberikan

peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel (sugiyono,2007:60). Sedangkan teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah purposive sampling.Menurut sugiyono (2007)

purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu.Sampel dalam hal ini adalah calon konsumen yang sedang

melihat-lihat atau memburu informasi dipameran atau dealer sepeda motor Honda

dengan sampel 130 orang.

3.3Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

Untuk menganalisis data yang baik maka diperlukan data yang valid,

agar mengandung suatu kebenaran.Data yang digunakan adalah data primer,

yaitu data yang dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian, yakni dengan

(45)

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan didapat dari hasil jawaban kuesioner

responden.

3.3.3 Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan

menggunakan cara kuesioner, yaitu memberikan daftar pertanyaan kepada

responden yang kemudian diisi oleh responden untuk kemudian diberikan

nilai atau skoring.

3.4Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan metode SEM

berbasis komponen dengan menggunakan PLS dipilih sebagaialat analisis

pada penelitian ini.Teknik Partical Square (PLS) dipilih karena perangkat ini

banyak dipakai untuk analisis klausal-prediktif yang rumit dan merupakan

teknik yang sesuai untuk digunakan dalam aplikasi prediksi dan

pengembangan teori pada penelitian ini.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal

ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variable

laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai terhadap

variable laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah diperoleh,

sehingga prediksi terhadap variable laten yang dipengaruhi juga dapat dengan

(46)

SEM berbasis kovarian membutuhkan banyak asumsi parametik,

misalnya variable yang diobservasi harus memiliki multivariatenormal

distribution yang dapat terpenuhi jika ukuran sampel yang digunakan besar

(antara 200-800). Dengan ukuran sampel yang kecil akan memberikan hasil

parameter dan model statistic yang tidak baik (Ghozali,2008).

PLS tidak membutuhkan banyak asumsi.Data tidak harus berdistribusi

normal multivariate daan jumlah sampel tidak harus besar (Ghozali

merekomendasikan antara 30-100).Karena jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini kecil maka digunakan PLS sebagai alat analisisnya untuk

melakukan pengujian dengan SEM berbasis komponen atau PLS, digunakan

dengan bantuan SmartPLS. PLS mengenal dua macam komponen dalam

model kausal yaitu model pengukuran (measurement models) dan model

structural (structural model).

Melalui pendekatan ini, diasumsikan bahwa semua varian yang

dihitung merupakan varian yang berguna untuk penjelasan. Pendekatan

pendugaan variable laten dalam PLS adalah sebagai exact kombinasi linier

dari indikator, sehingga mampu menghindari masalah indeterminacy dan

menghasilkan skor komponen yang tepat. Dengan menggunakan algoritma

iterative yang terdiri dari beberapa analisis dengan metode kuadrat kecil biasa

(ordinary least square) maka persoalan identifikasi tidak menjadi masalah,

(47)

Pendekatan PLS didasarkan pada pergeseran analisis dari pengukuran

estimasi parameter model menjadi pengukuran prediktif yang

relevan.Sehungga fokus analisis bergeser dari hanya estimasi dan penafsiran

signifikan parameter menjadi validitas dan akurasi prediksi.

Didalam PLS variable laten bisa berupa hasil pencerminan

indikatornya diistilahkan dengan indicator refleksif (reflective indicator).

Disamping itu, juga bisa konstruk dibentuk (formatif) oleh indikatornya,

diistilahkan dengan indikator formatif (formative indiator).

3.4.1 Model Indika tor Refleksif dan Indikator For matif

3.4.1.1Model Indika tor Refleksif

Dikembangkan berdasarkan pada classical test teoryyang

mengasumsikan bahwa variasi skor pengukuran konstruk merupakan fungsi

dari price scoreditambah eror. Jadi konstruk laten seolah-olah mempengaruhi

variasi pengukuran dan asumsi hubungan kausalitas dari konstruk ke

indikator. Model reflektif sering juga disebut principal factor model dimana

kovarian pengukuran indicator seolah-olah dipengaruhi oleh konstruk laten

atau mencerminkan variasi dari konstruk laten.

Pada model reflesif, konstruk (unidimensional) digambarkan dengan

bentuk elips dengan beberapa anak panah dari konstruks ke indikator. Model

(48)

mempengaruhi perubahan pada indikator. Model indikator refleksif harus

memiliki internal konsistensi karena semua indikator diasumsikan mengukur

suatu konstruk, sehingga dua indikator yang sama realibilitasnya dapat saling

dipertukarkan. Walaupun realibilitas (Cronsbach Alpha) suatu konstruk akan

rendah jika hanya da sedikit indikator, tetapi validitas konstruk tidak akan

berubah jika suatu indikator dihilangkan.

Ontoh model indicator refleksif dalah konstruk yang berkaitan dengan

sikap (atitude) dan niat membeli (purchase intention). Sikap umumnya

dipandang sebagai jawaban dalam bentuk favorable (positif) atau unfortable

(negatif) terhadap suatu obyak dan biasanya diukur dengan skala multi item

dalam bentuk semantic diference seperti, good-bad, like-dislike, dan

favorable-unfavorable. Sedangkan niat membeli umumnya diukur dengan

ukuran subyektif seperti how likely-unlikely, probable-improbable, dan/atau

possible-impossible.

Gambar 3.1.

Pr incipal Factor (Refleksive) Model

X1 e1

Principal Faktor X2 e2

(49)

Cirri-ciri model indicator refleksif adalah :

• Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari konstruk ke indicator.

• Antar indicator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal

consistency Reliability).

• Menghilangkan suatu indicator dari model pengukuran tidak akan

merubah dari arti konstruk.

• Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat

indicator.

3.4.1.2Model Indika tor For matif

Konstruk dengan indicator formatif mempunyai karakteristik berupa

komposit, seperti yang digunakan dalam literature ekonomi yaitu index of

sustainable economics welfare, the human development index, dan the quality

of life index. Asal usul model formatif dapat ditelusuri kembali pada

“operational definition”, dan berdasarkan definisi operasional, maka dapat

dinyatakan tepat menggunakan model formatif atau refleksif, jika ƞ

menggambarkan suatu variable laten dan x adalah indicator, maka : ƞ = x

Oleh karena itu, pada model formatif variable komposit seolah-olah

dipengaruhi (ditentukan) oleh indikatornya. Jadi arah hubungan kausalitas

seolah-olah dari ondokator ke variable laten. Dalam model formatif,

perubahan dalam indicator dihipotesiskan mempengaruhi perubahan dalam

(50)

formatif tidak mengasumsikan bahwa indicator dipengaruhi oleh konstruk

tetapi mengasumsikan bahwa semua indicator mempengaruhi single konstruk.

Arah hubungan kausalitas seolah-olah mengalir dari indicator kekonstruk

laten dan indicator sebagai group secara bersama-sama menentukan konsep,

konstruk atau laten. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa indicator seolah-olah

mempengaruhi konstruk laten, maka ada kemungkinan antar indicator saling

berkorelasi, tetapi model formatif tidak mengasumsikan perlunya korelasi

antar indicator secara konsisten. Sebagai misal komposit konstruk yang diukur

oleh indicator yang saling mutually exclusive, adalah konstruk status sosial

ekonomi diukur dengan indicator antara lain pendidikan, pekerjaan dan

tempat tinggal.

Oleh karena diasumsikan bahwa antar indicator tidak saling

berkorelasi maka, ukuran internal konsistensi realibilitas (Alpha Cronsbach)

tidak diperlukan untuk menguji realibilitas konstruk formatif.Kausalitas

hubungan antar indicator tidak menjadi rendah nilai validitasnya hanya karena

memiliki internal konsistensi yang rendah. Untuk menilai validitas konstruk

perlu dilihat variable lain yang mempengaruhi konstruk laten. Jadi untik

menguji validitas dari konstruk laten, peneliti harus menekankan pada

nimologocal dan atau criterion-validity.

Implikasi lainnya dari model formatif adalah dengan menghilangkan

(51)

Menurut para ahli psikometri indicator formatif memerlukan semua indicator

yang membentuk konstruk. Jadi menghilangkan datu indicator akan

menghilangkan bagian yang unik dari konstruk laten dan merubah makna dari

konstruk. Komposit variable laten memasukkan error term dalam model,

hanya error term diletakkan pada konsstruk laten dan bukan pada indicator.

Model foratif memandang (secara matematis) indicator deolah-olah

sebagai variable yang mempengaruhi variable laten, dalam hal ini memang

berbeda dengan model analisis factor, jika salah satu indicator meningkat ,

tidak harus diikuti oleh peningkatan indicator lainnya dalam satu konstruk,

tapi jelas akan meningkatkan variable latennya.

Model refleksif mengasumsikan semua indicator seolah-olah

dipengaruhi oleh variable konstruk, oleh karena itu menghendaki antar

indicator saling berkorelasi satu sama lain. Dalam hal ini konstruk diperoleh

menggunakan analis factor.Sedangkan, model formatif (konstruk diperoleh

melalui analisis komponen utama) tidak mengasumsikan perlunya korelasi

antar indicator atau secara konsisten berasumsi tidak ada hubungan antar

indicator.Oleh karena itu, internal konsisten (Alpha Cronbach) kadang-kadang

(52)

Gambar 3.2

Composite Latent Var iable (for mative) Model

Sumber : Prof. Dr. Imam Ghozali, M.Com, Akt, “structural equation

modeling-metode alternative dengan partial least square, jan 2004, hal 11.”

Cirri-ciri model indicator formatif adalah :

• Arah hubungan kausalitas dari indicator ke konstruk.

• Antara indicator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji

konsistensi internal atau cronbach alpha).

• Menghilangkan satu indicator berakibat merubah makna dari konstruk.

• Kesalahan pengukuran diletakkan pada tingkat konstruk (zeta).

• Skala skor tidak menggambarkan konstruk.

Zeta Composite

Fact or

X1

X2

(53)

3.4.2 Kegunaan Metode Par tial Least Squar e (PLS)

Kegunaan PLS adalah untuk mendapatkan model structural yang

powerfull untuk tujuan prediksi. Pada PLS, penduga bobot (weight estimate)

untuk menghasilkan skor variable laten dari indikatornya dispesifikasikan

dalam outer model, sedangkan inner model adalah model structural yang

menghubungkan antar variable laten.

3.4.3 Pengukur an Metode Par tial Least Square (PLS)

Pendugaan parameter didalam PLS meliouti 3 hal, yaitu :

1. Weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor

variable laten.

2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar

variable laten dan estimasi loading antar variable laten dengan

indikatornya.

3. Means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi, intersep)

untuk indicator dan variable laten.

Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan prose

iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap

pertama menghasilkan penduga bobot (weight estimate), tahap kedua

menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga

menghasilkan estimasi means dan lokasi (konstanta). Pada dua tahap pertama

(54)

means (rata-rata). Pada tahap ketiga , estimasi bisa didasarkan pada matriks

data asli dan taua hasil penduga bobot dan koefisien jalur pada tahap kedua,

untuk menghitung means dan lokasi parameter.

3.4.4 Langkah-langkah PLS

1. Langkah pertama : merancang model structural (inner model)

Inner model atau model structural menggambarkan hubungan antar

variable laten.

Berdasarkan substantive theory perancangan model structural

hubungan antar vaariabel laten didasarkan pada rumusan masalah atau

hipotesis penelitian.

2. Langka kedua : merancang model pengukuran (outer model)

Outer model atau model pengukuran mendefinisikan bagaimana setiap

blok indicator berhubungan dengan variable latenya. Perancangan

model menentukan sifat indicator dari masing-masing variable laten,

apakah refleksi atau formatif, berdasarkan devinisi operasional

variable.

3. Langkah ketiga : mengkonstruksi diagram jalur

a. Model persamaan dasar dari linier model dapat ditulis sebagai

berikut :

(55)

= Σ + Σ +

b. Model persamaan dasar Outer Model dapat di tulis sebagai berikut:

= Λ + = Λ +

4. Langkah Keempat: Estimasi: Weight, koofesien jalur dan loading

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode

kuadrat terkecil (Least squere methods). Proses perhitungan dilakukan

dengan cara iterasi, dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai

kondisi kenvargen. Penduga parameter di dalam Pls meliputi 3 hal ,

yaitu:

• Weigth estimasi yang digunakan untuk menghitung data

variabel laten.

• Path estimasi yang menghubungkan antar variabel laten dan

estimasi loading antara variabel laten dan indicator.

• Means dan Parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep)

untuk indicator dan variabel laten.

5. Langkah keenam: Goodness of Fit

Goodness of Fit Model diukur menggunakan R2 variabel laten

dipenden dengan interpretasi yang sama dengan regresi. Q2 predictiv

relevance untuk model structural mengukur seberapa baik nilai

observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya.

(56)

Besarnya memiliki nilai dengan rentang 0 <> 2 pada analisis jalur

(Path Analisis).

6. Langkah ketujuh: Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

Pengujian hipotesis ( , , Λ) dilakukan dengan metode

resampling boostrap yang dikembangkan oleh geisser dan stone

statistik uji yang digunakan adalah statistic t atau uji t. Penerapan

metode resampling, memungkinkan berlakunya data terdistribusi

bebas (didistribution free) tidak memerlukan asumsi distribusi

normal, serta tidak memerlukan sampel yang besar (direkomendasi

sampel minimum 30). Pengujian dilakukan dengan t-test, bilamana

diperoleh p-value <>

3.4.5 Asumsi PLS

Asumsi pada PLS hanya berkait dengan pemodelan persamaan

structural, dan tidak terkait dengan pengujian hiipotesis, yaitu:

1) Hubungan antar variabel laten dalam inner model adalah linier dan

aditif.

2) Model structural bersifat rekursif.

3.4.6 Ukur an Sampel

Dasar yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada PLS adalah

resampling dengan Bootstrapping yang dikembangkan ooleh Geisser &

(57)

1. Sepuluh kali jumlah indicator formatif (mengabaikan indicator

refleksif)

2. Sepuluh kali jumlah jalur structural (structural paths) pada inner

model

3. Sampel size kesil 30-50 atau sampel besar lebih dari 200

Adapun alas an penulis memilih dan menggunakan PLS adalah sebagai

berikut:

1. Penggunaan PLS tidak mengharuskan jumlah sampel besar, karena

ada keterbatasan jumlah sampel yang akan didapatkan sebagai

responden pada penelitian maka pendekatan model PLS lebih bisa

diterapkan

2. Pada penelitian ini akan mengembangkan model untuk tujuan

prediksi

3. Pada PLS tidak mengasumsikan data berdistribusi tertentu, data

berupa nominal, ordinal, interval dan rasio.

3.4.7 Uji Validitas Dan Reliabilitas

Hasil pengumpulan data yang didapat dari kuesioner harus diujikan

validitas dan reabilitasnya.Hasil penelitian dikatakan valid, bila terdapat

kesamaaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

(58)

yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data

(mengukur) itu valid. Valid berarti instrument dapat digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur. Pada PLS evaluasi validitas model

pengukuran atau outer-model yang menggunakan indicator refleksif

dievaluasi dengan convergent dan diskriminan validasi.

Sedangkan outer model dengan formatif indicator dievaluasi

berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan

besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari ukuran weight tersebut

berdasarkan pada chin dalam (Ghozali,2008,24).

Convergent validitydari model pengukuran dengan refleksif indicator

dinilai berdasarkan korelasi antara item skore atau komponen skor dengan

constrat score yang dihitung dengan PLS, ukuran refleksif individual

dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,07 dengan konstruk yang ingin

diukur. Namun demikian menurut Chin (Ghozali,2008,24) untuk penelitian

tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0.05 sampai

0.6 dianggap cukup.

Sedangkan discriminanvalidity dinilai berdasarkan crossloading, jika

korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran

konstruk lainnya, maka hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten

(59)

juga dinilai dengan squere root of average extracted (AVE), jika nilai akar

kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk

dengan konstruk lainnya dalam model maka dikatakan memiliki nilai

discriminant validity yang baik. (Fornell dan Lacker dalam Ghozali,2008,25)

Hasil penelitian dikatakan realibel bila terdapat kesamaan data dalam

waktu yang berbeda, artinya instrument yang dimiliki realibilitas adalah

instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama juga (Sugiyono,2008,238).

Instrument yang baik tidak bersifat mengarahkan responden untuk

memilih jawaban tertentu sebagaimana yang dikehendaki oleh peneliti.Untuk

menguji apakah instrument tersebut reliable dilihat dari nilaicompesitive.

Reliability blok indicator yang mengukur suatu konstruk dan juga nilai

cronbach alpha. Jika nilai composite reliability maupun cronbach alpha

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskr ipsi Objek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Per usahaan

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor

di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama aw al PT Federal Motor,

yangsahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT

Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang

dalambentuk CKD (completely knock down).Tipe sepeda motor yang pertama

kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas

90cc. Jumlah produksi pada tahun pertamaselama satu tahun hanya 1500 unit,

namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga

saat ini. Sepeda motor terus berkembangdan menjadi salah satu moda transportasi

andalan di Indonesia.Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen

otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda

motor Hondatahun 2001 didalam negeri melalui beberapa anak perusahaan,

Diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi

komponen-komponen dasar sepeda motor Hondaseperti rangka, roda, knalpot dan

sebagainya, PT Show a Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus

Gambar

Tabel 1.1 Top Brand Index Sepeda Motor Sport Tahun 2009-2012
Tabel 1.2 Data Penjualan Honda Tiger Tahun 2010-2012
Gambar 3.1.
Gambar 3.2 Composite Latent Variable (formative) Model
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial variabel bauran pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi, dan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat) dan store atmosphere secara simultan terhadap minat beli ulang

Warung Bu Darmi menerapkan bauran pemasaran untuk menarik minat beli ulang konsumen. Bauran pemasaran yang digunakan yaitu produk, harga, tempat dan proses.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1) Pengaruh bauran pemasaran (produk, harga, promosi dan tempat) dan store atmosphere secara simultan terhadap minat beli ulang

Warung Bu Darmi menerapkan bauran pemasaran untuk menarik minat beli ulang konsumen. Bauran pemasaran yang digunakan yaitu produk, harga, tempat dan proses.

Dimmensi Stimulus Pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi berpengaruh secara langsung terhadap keputusan Pembelian. Bahwa Stimulu

Kata kunci : Bauran pemasaran, Promosi, Distribusi, produk, Harga.. katkan penjualan lebih banyak. Untuk meningkatkan penjualan dapat dilakukan dengan cara Marketing Mix

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Bauran Retail yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, presentasi dan pelayanan terhadap minat beli ulang pada Transmart