• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEYNOTE SPEECH. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEYNOTE SPEECH. Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SEMINAR “INDONESIAN ECONOMIC POLICY IN A CHALLENGING GLOBAL ECONOMY”

KEYNOTE SPEECH

DR. DARMIN NASUTION, GUBERNUR BANK INDONESIA JAKARTA, 23 FEBRUARI 2012

Yang kami hormati

Para pimpinan FEUI dan pimpinan lembaga di lingkungan FEUI, Para guru besar, dosen serta civitas akademika FEUI,

Para economist, peneliti, panelis, undangan, serta mahasiswa, Hadirin sekalian yang berbahagia,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Di pagi hari ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mengizinkan kita pada hari ini untuk berkumpul bersama. Pada kesempatan ini kita akan bertukar pikiran dan gagasan, mengenai kebijakan ekonomi Indonesia, yang didasarkan atas hasil riset, baik oleh peneliti di lingkungan FEUI, maupun hasil kerjasama FEUI

dengan lembaga riset lain di dalam maupun di luar negeri.

Hadirin yang berbahagia,

• Perekonomian Indonesia sedang memasuki masa-masa yang cerah sekaligus menantang. Walaupun lingkungan global masih diwarnai stagnasi dan volatilitas yang merisaukan, perekonomian kita

(2)

dipandang banyak kalangan telah membuahkan sejumlah prestasi. Pertumbuhan di 2011 tercatat sebesar 6,5% dengan inflasi 3,79%. Di bulan Januari 2012 inflasi bahkan turun menjadi 3,65%

(yoy).

• Naiknya peringkat hutang Indonesia menjadi Investment Grade semakin meningkatkan kepercayaan investor mengenai

perekonomian kita, yang berimbas pada semakin besarnya minat berinvestasi ke Indonesia, baik investasi portofolio di sektor keuangan maupun investasi langsung di sektor riil.

• Dengan rasio External Debt to GDP akhir 2011 sebesar 26,5%, dan defisit anggaran 1,2%, tidak berlebihan bila seorang pejabat teras IMF Asia Pacific baru-baru ini mengatakan kepada saya, bahwa prestasi Indonesia ini seharusnya muncul sebagai headline di semua surat kabar Eropa sebagai contoh.

• Namun pada kesempatan ini saya tidak hendak membicarakan lebih lanjut cerita baik tersebut. Sebaliknya, saya akan coba membahas aspek-aspek di perekonomian Indonesia yang seyogyanya memperoleh perhatian kita semua, baik kalangan pengambil

kebijakan maupun kelompok akademisi. Hemat saya, saat ini masih terdapat sejumlah tantangan yang kita hadapi bersama.

Hadirin yang berbahagia,

• Sejumlah tantangan tersebut kurang lebih adalah sebagai berikut.

Pertama, seiring dengan tingginya aktivitas ekonomi domestik yang

(3)

menghadapi prospek terjadinya defisit transaksi berjalan dalam neraca pembayaran. Di periode yang lalu, kondisi defisit transaksi berjalan ini juga biasanya muncul saat pertumbuhan

sedang tinggi. Untuk kali ini, diprediksi akan terjadi pula kondisi yang lebih khusus, yaitu defisit transaksi berjalan tersebut akan juga

terjadi di sektor migas.

• Namun demikian, secara konseptual, selama FDI bisa menutup defisit transaksi berjalan, maka neraca pembayaran kita masih akan aman.

Terdapat indikasi bahwa berulangnya fenomena tersebut ada kaitannya dengan karakteristik sektor manufaktur domestik yang masih belum mampu menyediakan kebutuhan-kebutuhan bahan modal untuk produksi, termasuk untuk pembangunan

infrastruktur seperti pelabuhan, jalan dan listrik. Kebutuhan ini mau tidak mau memang harus ditutupi dengan impor.

• Kedua, kita mengamati bagaimana sektor pertanian, khususnya pangan, tampak semakin berkurang

kontribusinya dalam output perekonomian. Bila diamati lebih lanjut, situasi ini mungkin berhubungan dengan proporsi pendapatan petani yang tetap atau mengecil dalam value chain produk pangan.

Kita tentunya menyadari bahwa peran pertanian tanaman pangan masih tetap vital bagi perekonomian Indonesia. Di satu sisi,

penduduk Indonesia yang sangat besar memiliki kebutuhan pangan yang besar pula.

(4)

• Di sisi lain, berdasarkan data historis, inflasi kita sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga pangan, yaitu pada komponen volatile food. Karakteristik inflasi kita cenderung supply side bias, yang artinya sensitif terhadap perkembangan di sisi supply, misalnya situasi panen, tantangan geografis, hambatan transportasi dan kondisi cuaca.

• Ketiga, peran sektor keuangan dalam menggerakkan perekonomian lebih dominan melalui pihak-pihak yang memiliki dana atau bisnis.

Sementara kelompok menengah bawah yang memiliki akses ke lembaga-lembaga keuangan masih terbatas. Sejumlah inisiatif dalam kerangka financial inclusion, agaknya diperlukan agar lebih banyak masyarakat miskin yang mampu memanfaatkan fasilitas keuangan, terutama kredit, secara luas dan murah. Dengan demikian diharapkan kemajuan dari proses pengentasan kemiskinan, yang juga merupakan agenda pemerintah, semakin terakselerasi.

• Berdasarkan observasi, peran agunan dalam memperoleh kredit ternyata signifikan. Di banyak situasi lahan atau rumah yang dimiliki masyarakat bawah belum memiliki sertifikat, sehingga tidak bisa digunakan untuk memperoleh fasilitas pembiayaan, sementara

sebidang tanah tersebutlah satu-satunya aset yang dapat diagunkan.

Perlu dicari jalan untuk meningkatkan itu termasuk mempermudah sertifikasi tanah.

(5)

• Keempat, saat ini kita sedang berusaha menggiring suku bunga ke arah yang lebih rendah. Sejumlah tanda-tanda peningkatan investasi telah terlihat. Namun di lain pihak, tingginya minat investasi dalam dan luar negeri ini tampaknya belum diimbangi

ketersediaan instrumen yang sepadan. Untuk memitigasi risiko asset price bubble, upaya mendorong pendalaman pasar keuangan, terutama IPO dan emisi obligasi baru, perlu semakin diperkuat.

• Salah satu cara untuk mendorong perusahaan-perusahaan kita go public adalah dengan memperkecil jarak antara perusahaan terbuka dan non-terbuka. Cara yang paling siap untuk

mewujudkan ini adalah dengan lebih mengefektifkan undang-undang wajib lapor perusahaan. Pemerintah pusat dan daerah juga dapat mempertimbangkan melakukan pembiayaan proyek infrastruktur misalnya melalui emisi obligasi khusus.

• Kelima, menarik untuk melihat keterkaitan antara ekonomi makro dan ekonomi mikro. Saat ini kita sudah banyak memiliki ahli ekonomi makro, misalnya dalam bidang fiskal, moneter, perdagangan maupun keuangan. Untuk ekonomi mikro bangsa ini juga banyak memiliki CEO berprestasi, pebisnis yang sukses, maupun pemimpin group usaha. Namun tampaknya kita masih memerlukan tenaga ahli untuk melakukan penelitian maupun pengambilan kebijakan di area

organisasi industri dan struktur pasar, yang merupakan suatu area penghubung area ekonomi makro dan ekonomi makro.

(6)

• Organisasi industri dan struktur pasar yang masih kurang ideal tercermin dari sejumlah indikasi, seperti rigiditas bunga perbankan, rendahnya share pendapatan petani, merebaknya jaringan swalayan skala besar, serta rendahnya inefisiensi di sejumlah industri. Isu struktural industrial lain yang mengemuka misalnya terkait persaingan usaha, pasar tenaga kerja, maupunvalue chain industri dari hulu ke hilir. Bila sejumlah isu tersebut kurang tertangani dengan baik, maka terdapat risiko produktivitas perekonomian sulit meningkat, yang mungkin dapat disertai terwujudnya kesejahteraan yang dirasa kurang seimbang.

• Keenam, perekonomian kita tampaknya masih dihadapkan pada inefisiensi di sektor keuangan. Di kawasan ASEAN, industri perbankan kita memiliki rasio biaya operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) yang tergolong tertinggi. Ini agak kontradiksi dengan margin bunga bersih (NIM) perbankan kita yang ternyata juga menempati posisi tertinggi. Ada baiknya kalangan perbankan mereview dan menyempurnakan komposisi asset dan funding masing-masing.

• Selain itu terdapat indikasi bahwa strategi ekspansi bisnis perbankan, seperti pembukaan cabang dan ATM baru, cenderung difasilitasi oleh tingginya spread lending rate dan deposit rate, bukan oleh laba

ditahan yang secara khusus selanjutnya digunakan untuk ekspansi.

Kita sedang berusaha agar industri perbankan semakin efisien,

(7)

Dalam kaitan ini sejumlah aspek juga akan terus dikaji dan disempurnakan, misalnya terkait deposan besar, imbal hasil non- bunga, obligasi rekapitalisasi, serta suku bunga penjaminan.

Hadirin yang berbahagia,

• Ketujuh, tak terasa tiga tahun dari sekarang, yaitu di tahun 2015, ASEAN Economic Community (AEC) akan resmi berdiri. Saat itu kita akan menghadapi situasi dimana lalu lintas barang, jasa, modal, dan tenaga kerja terampil jauh lebih bebas. Dari sisi ukuran perekonomian, Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN. Potensi pasar dari perekonomian kita akan menjadi daya tarik negara lain.

Hemat saya, untuk menghadapi AEC ini tidak ada pilihan lain bagi kita selain meningkatkan daya saing setinggi mungkin.

• Sejumlah persiapan telah dan akan terus dilakukan, bahkan seyogyanya ditingkatkan. Ini seyogyanya tidak terbatas di pemerintah pusat. Pemerintah daerah yang menempati posisi

terdepan juga harus bergiat. Demikian juga dengan bank sentral dan lembaga-lembaga negara lain. Perusahaan skala menengah dan besar harus memiliki langkah-langkah strategis. Yang juga tidak kalah penting adalah kalangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), agar tidak kalah dari usaha sejenis negara tetangga.

Kesemua persiapan tersebut sebaiknya dilakukan secara sinergis, sehingga dimulainya AEC pada 2015 dapat digunakan sebagai momentu berdirinya Indonesia Incorporated, dimana semua komponen bangsa bahu membahu menciptakan daya saing.

(8)

• Kedelapan, dalam jangka panjang, saya percaya bahwa daya saing perekonomian kita ditentukan oleh kualitas human capital. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa human capital merupakan penentu prestasi perekonomian suatu negara dalam jangka panjang. Ke depan, daya saing suatu negara semakin ditentukan oleh penguasaan teknologi dan tingkat produktivitas, bukan lagi oleh kuantitas tenaga kerja atau modal yang dimiliki.

• Eratnya hubungan antara pendidikan dan daya saing perekonomian menuntut lembaga pendidikan untuk memperbaiki diri agar dapat lebih proaktif, modern dan fleksibel. Menurut hemat saya, investasi yang terpenting bagi suatu perekonomian adalah

pendidikan.

Hadirin yang berbahagia,

• Disamping sejumlah tantangan tadi, perekonomian Indonesia kadang dipandang masih berada pada keseimbangan yang kurang optimal. Sejumlah indikasi tampaknya menunjukkan bahwa sumber daya terlalu memusat di sektor keuangan dan kurang mengalir ke sektor riil. Ini bisa jadi karena masih terlalu tingginya imbal hasil di sektor keuangan bila dibandingkan dengan di sektor riil, setelah mempertimbangkan risiko, walaupun penelitian lebih lanjut memang diperlukan.

• Oleh karena itu, BI memandang suku bunga berperan penting

(9)

insentif perekonomian. Dalam penentuan kebijakan, BI selalu memilih untuk tidak mengambil langkah ekstrem yang berbentuk corner solution, tapi berusaha melihat dan menimbang semua aspek, terutama tentu saja proyeksi dan sasaran inflasi, hingga dapat

dirancang suatu interior solution.

• Sejumlah langkah penurunan suku bunga kebijakan (BI Rate) dan/atau suku bunga operasional (FasBI) yang dilakukan BI, disamping untuk merespon arah perekonomian global yang melambat, memang juga kurang lebih ditujukan sebagai koreksi agar tercipta keseimbangan yang lebih baik antara sektor riil dan sektor keuangan.

• Dalam 6 bulan terakhir kita mengamati bahwa kurva imbal hasil (yield curve) SBN yang merupakan benchmark di pasar

keuangan, terus bergerak turun secara paralel. Yield SUN 5, 10 dan 20 tahun telah turun dari 6,3%, 7,0% dan 7,8% pada

September 2011 menjadi 4,5%, 5,2% dan 6,1% per 21 Februari 2012. Ini merupakan indikasi bahwa cost of doing business di tataran mikro dan biaya perekonomian di level makro, secara umum

cenderung menurun, sehingga perekonomian diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi.

Tampak bahwa kontribusi profesional kita sebagai economist, baik di akademia maupun di pengambilan kebijakan, masih diperlukan secara substansial. Kita tidak perlu berkecil hati melihat tantangan tantangan tersebut. Bahkan sebaliknya, melihat prestasi perekonomian Indonesia saat ini, kita punya banyak alasan untuk optimis.

(10)

John Maynard Keynes, seorang economist terkenal sekaligus salah satu pendiri World Bank dan IMF, pernah berujar, bahwa economist adalah

“the guardians, not of civilisation, but of the possibilities of civilization.”

Sekian dan terima kasih.

Dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim, Seminar

“Indonesian Economic Policy in a Challanging Global Economy” ini secara resmi dibuka.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari waktu terjadinya kompos antara penambahan larutan MOL nasi basi dengan kontrol,

Segala dokumen yang berkaitan dengan perjanjian reksa dana sertifikat dan aset harus disimpan oleh bank kustodion agar aman.Bank kustodion hanya berkewajiban mengawasi

Berdasarkan hasil pengujian dan analisa yang telah dilakukan pada perangkat modulator BPSK yang telah dirancang maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa perangkat

Soetomo yang sedang menjalani rawat jalan untuk mengetahui faktor yang memengaruhi kadar GDP pasien dengan mengkategorikan kadar GDP menjadi 2 kategori, yaitu GDP

(2) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 1 dan angka 2 dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar

Takva ehli ile hidayete ermemiş insan arasında nasıl nispet olabilir?Takvalı adam, kendini kötü işlere sürüklememesi için yaramaz yoldaştan sakınır.. Sonra pek az

apabila pasien berasal dari ruang perawatan rawat inap, maka koordinator ruang perawatan akan melaporkan pasien kepada dokter CST atau konselor Tim Penanggulangan HIV/AIDS

Di samping itu, melakukan analisis gap persyaratan standar dan regulasi Indonesia terhadap FDA untuk mengembangkan strategi perumusan kebijakan keamanan produk