• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN RUANG LAUT

MEMORANDUM

Nomor : M /DJPRL.3/III/2021

Yth : Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Dari : Sub Koordinator Tata Usaha Direktorat P4K

Hal : Masukan Manual IKU Level 2 Tahun 2021 Lampiran : 1 (satu) berkas

Tanggal : Maret 2021

Sehubungan telah disahkan Manual IKU level 2 Dit. P4K dan hasil pembahasan bersama tim monev P4K, bersama ini kami sampaikan kepada Bapak beberapa masukan manual IKU level 2 guna penyempurnaan sebagai berikut:

1. IKU 03 Masyarakat Hukum Adat di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Terfasilitasi dalam Rangka Perlindungan dan Penguatan (Komunitas), dilakukan pengisian target tahun 2022: 15 komunitas, tahun 2023: 20 komunitas dan tahun 2024: 25 komunitas.

2. IKU 04 Masyarakat Tradisional dan Lokal di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Terfasilitasi dalam Rangka Perlindungan (Komunitas), dilakukan pengisian target tahun 2022: 3 komunitas, tahun 2023: 4 komunitas dan tahun 2024: 5 komunitas.

3. IKU 06 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Direhabilitasi (kawasan), dilakukan pengisian target tahun 2022:10 kawasan, target tahun 2023: 10 kawasan dan target tahun 2024:10 kawasan.

4. IKU 08 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Dilakukan Penanggulangan Pencemaran, diusulkan penambahan deskripsinya yaitu fasilitas penanggulangan pencemaran dapat berupa penyediaan kapal pengangkut sampah, dan jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS)/Pusat Daur yang dibangun di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dll.

5. IKU 08 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Dilakukan Penanggulangan Pencemaran, dilakukan pengisian target tahun 2023 : 6 kawasan dan target tahun 2024: 6 kawasan.

(2)

6. IKU 09 Tingkat Kemandirian SKPT Kabubaten Pulau Morotai satuan pengukur semula berupa level diubah menjadi Tingkat Kemandirian menyesuaikan dengan Renja Direktorat P4K.

Demikian disampaikan, mohon arahan Bapak lebih lanjut, dan atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

Any Setyawati

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Manual Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021.

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 68/PERMEN-KP/2017 Tentang Pedoman Pengelolaan Kinerja Organisasi di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan bahwa Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (SAKIP) merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan penetapan, pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah untuk pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah, dan dilaksanakan oleh entitas Kementerian/Lembaga secara berjenjang, mulai dari tingkat satuan kerja, unit organisasi hingga tingkat Kementerian/Lembaga. Siklus Pengelolaan Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan terdiri dari 5 aspek pengelolaan SAKIP, yaitu: (1) Perencanaan Kinerja; (2) Pengukuran Kinerja; (3) Pelaporan Kinerja; (4) Evaluasi Kinerja; dan (5) Capaian Kinerja.

Dalam aspek Pengukuran Kinerja dilaksanakan setiap bulan/triwulan/semester/tahun sesuai tipe Indikator Kinerja Utama (IKU). Setiap Indikator Kinerja Utama (IKU) memiliki cara dan periode pengukuran yang berbeda, yang dituangkan dalam Manual Indikator Kinerja Utama (IKU). Manual IKU berisi informasi karakteristik Indikator Kinerja Utama (IKU), definisi dan cara pengukuran, agar tidak terjadi perbedaan pendapat dalam merencanakan, mengukur, mengevaluasi dan menganalisa Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaiannya.

Harapan kami, Manual Indikator Kinerja Utama (IKU) ini dapat menjadi acuan mengevaluasi sejauh mana keberhasilan terhadap kinerja yang telah dilakukan dalam upaya pencapaian sasaran outcome sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dan terlibat dalam proses penyusunan Manual IKU Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2021.

Jakarta, Februari 2021 Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Muhammad Yusuf

(4)

DAFTAR ISI

IKU 01. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil/Terluar yang dibangun Sarana Prasarananya (Pulau) ... 5

IKU 02. Pulau-Pulau Kecil/Terluar Yang Memiliki Sertifikat Hak Atas Tanah (HAT) Dan / Atau difasilitasi Pemanfaatannya (Pulau) ... 6

IKU 03. Masyarakat Hukum Adat di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Terfasilitasi Dalam Rangka Perlindungan dan Penguatan (Komunitas) ... 8

IKU 04. Masyarakat Tradisional Dan Lokal di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang Terfasilitasi Dalam Rangka Perlindungan (Komunitas) ... 9

IKU 05. Kawasan Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil yang Meningkat Ketangguhannya Terhadap Bencana dan Dampak Perubahan Iklim (Kawasan) ... 10

IKU 06. Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang direhabilitasi (Kawasan) ... 12

IKU 07. Kawasan Mangrove di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang direhabilitasi Seluas 400 Hektar (Kawasan) ... 13

IKU 08. Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang dilakukan Penanggulangan Pencemaran (Kawasan) . 14 IKU 09. Tingkat Kemandirian SKPT Kab. Kepulauan Morotai... 15

IK 10. Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Pemerintah Direktorat PPPPK ... 17

IK 11. Indeks Profesionalitas ASN Direktorat PPPPK (Indeks) ... 19

IK 12. Nilai Rekonsiliasi Kinerja Direktorat PPPPK (%) ... 21

IK 13. Persentase Unit Kerja Direktorat PPPPK Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) ... 22

IK 14. Persentase Rekomendasi Hasil Pengawasan Lingkup Direktorat PPPPK Yang Dokumen Tindak Lanjutnya Telah dilengkapi dan Disampaikan ... 25

IKU 15. Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA) Direktorat PPPPK (Nilai) ... 26

IKU 16. Nilai Kinerja Anggaran Dit. PPPPK (Nilai) ... 29

IK 17. Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK Dit. PPPPK (%)... 30

(5)

MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA LEVEL II

DIREKTUR PENDAYAGUNAAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN 2021

IKU 01. PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL/TERLUAR YANG DIBANGUN SARANA PRASARANANYA (PULAU)

Sasaran Kegiatan : Terbangunnya Infrastruktur Kelautan dan Perikanan di Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil / Terluar

Nama IKU : Pesisir dan pulau - pulau kecil / terluar yang dibangun sarana prasarananya (Pulau)

Deskripsi : Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang dibangun sarana prasarananya adalah wilayah pesisir dan PPK/PPKT (khususnya PPKT berpenduduk) dimana dilakukan upaya penyediaan sarana prasarana dasar berupa Dermaga Apung.

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan Pesisir dan Pulau-pulau kecil yang dibangun sarana prasarana di wilayah Pesisir dan PPK berupa pembangunan dermaga apung

Satuan Pengukuran

: Pulau Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lead Process Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Pulau-Pulau Kecil dan Terluar Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022

Target 2023

Target 2024

1 5 7 7 7

(6)

IKU 02. PULAU-PULAU KECIL/TERLUAR YANG MEMILIKI SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH (HAT) DAN / ATAU DIFASILITASI PEMANFAATANNYA (PULAU)

Sasaran Kegiatan : Terkelolanya Pulau - pulau kecil dan pulau - pulau kecil terluar

Nama IKU : Pulau - pulau kecil/terluar yang memiliki Sertifikat Hak Atas Tanah (HAT) dan/atau difasilitasi pemanfaatannya (Pulau) Deskripsi : Pulau-pulau kecil / terluar yang dimanfaatkan

 Pulau-pulau kecil/terluar yang dimanfaatkan adalah pulau- pulau kecil/terluar yang dilakukan fasilitasi pemanfaatannya melalui kegiatan penyusunan dokumen pra-sertipikat hak atas tanah, penyusunan rencana pemanfaatan/blue rint, dan fasilitasi periizinan pemanfaatannya.

 Hak Atas Tanah adalah hak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 16 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- pokok Agraria, yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain serta badan-badan hukum meliputi hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak memungut hasil hutan, hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara.

 Kriteria Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) yang akan disertipikatkan:

1. PPK Terluar yang bukan Kawasan Hutan (Hutan Lindung, Hutan Produksi, Hutan Konservasi-CA/CAL, SMG, TN/TNL, Suaka Alam, TB, KPA)

2. PPK Terluar yang belum ada pemanfaatan, penguasaan, atau Sertipikat Hak Atas Tanahnya

3. PPK Terluar Tidak Berpenduduk

4. PPK Terluar yang dikuasai Masyarakat Adat dan sebagian tanahnya dihibahkan kepada KKP untuk disertipikatkan atas nama Pemerintah RI c.q Kementerian Kelautan dan Perikanan.

5. PPK Terluar yang berbatasan/berhadapan langsung dengan negara lain (misal PPKT di Selat Malaka, Laut Natuna, atau Selat Philip/Singapura)

6. PPKT yang potensial untuk menjadi atau mendukung pengelolaan kawasan konservasi

7. PPKT dan perairan di sekitarnya yang mempunyai nilai ekonomi dan strategis.

 Mekanisme kerja penyusunan dokumen pra sertipikat:

1. Berkoordinasi dengan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota-Kementerian ATR/BPN

(7)

2. Berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

3. Memetakan pulau-pulau kecil yang masuk Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, dan pulau kecil yang sudah ada Hak Atas Tanahnya

4. Menentukan PPKT prioritas yang akan disertipikatkan lahannya.

 Fasilitasi perizinan adalah kegiatan fasilitasi pemberian persetujuan izin/rekomendasi atau pemenuhan komitmen izin/rekomendasi dari Menteri Kelautan dan Perikanan kepada pelaku usaha yang memohon izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dalam rangka Penanaman Modal Asing atau rekomendasi pemanfaatan pulau-pulau kecil dengan luas dibawah 100 km2 (Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 53/PERMEN-KP/2020 tentang perubahan atas Permen KP Nomor 8/PERMEN-KP/2019 Penatauasahaan Izin Pemanfaatan Pulau-pulau Kecl dan Perairan di Sekitarnya).

 Fasilitasi perizinan pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dan Perairan diberikan kepada pelaku usaha perseorangan, badan hukum koperasi dan korporasi baik dalam bentuk penanaman modal dalam negeri maupun Penanaman Modal Asing (PMA).

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan:

1. Pulau Kecil/Terluar yang memiliki dokumen prasertipikat HAT/Sertipikat HAT, atau tersusun rencana pemanfaatannya

2. Pulau Kecil/Terluar yang terfasilitasi perizinan pemanfaatannya

Satuan Pengukuran

: Pulau Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lag Output Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Pulau-pulau Kecil dan Terluar Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan

(8)

Tabel Data : Capaian 2020

Target 2021

Target 2022

Target 2023

Target 2024

10 10 10 10 8

IKU 03. MASYARAKAT HUKUM ADAT DI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL YANG TERFASILITASI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN DAN

PENGUATAN (KOMUNITAS)

Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Komunitas Masyarakat Hukum Adat,

Tradisional dan Lokal di Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil yang Terfasilitasi Dalam Rangka Perlindungan dan Penguatan Nama IKU : Masyarakat hukum adat di pesisir dan pulau-pulau kecil

yang terfasilitasi dalam rangka perlindungan dan penguatan (komunitas)

Deskripsi : Masyarakat Hukum Adat di pesisir dan pulau-pulau kecil yang terfasilitasi dalam rangka perlindungan dan penguatan (komunitas) adalah MHA yang telah melalui tahapan sebagai berikut:

a. Fasilitasi perlindungan MHA di WP3K dilakukan dalam bentuk fasilitasi penetapan masyarakat hukum adat melalui SK/Peraturan Bupati/Walikota dengan tahapan pengumpulan data sekunder, identifikasi awal, identifikasi dan pemetaan, diseminasi hasil, sampai dengan pendampingan penyusunan draft SK/Peraturan Bupati/Walikota dan pemberian bantuan stimulan bagi masyarakat hukum adat di wilayah pesisir dan pulau- pulau kecil.

b. Fasilitasi penguatan MHA dilakukan melalui beberapa kegiatan yaitu bantuan sarana dan prasarana dan/atau Peningkatan kapasitas SDM masyarakat hukum adat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan Masyarakat Hukum Adat (MHA) yang telah melalui tahapan fasilitasi perlindungan dan/atau MHA yang telah melalui tahapan fasilitasi Penguatan pada Tahun 2020 dan 2021

Satuan Pengukuran

: Komunitas Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lag Output Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(9)

Sumber Data : Koordinator Masyarakat Hukum Adat Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai posisi akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Semesteran Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021 Target 2022

Target 2023 Target 2024

3 6 15 20 25

IKU 04. MASYARAKAT TRADISIONAL DAN LOKAL DI PESISIR DAN PULAU- PULAU KECIL YANG TERFASILITASI DALAM RANGKA PERLINDUNGAN (KOMUNITAS)

Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Komunitas Masyarakat Hukum Adat, Tradisional dan Lokal di Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil yang Terfasilitasi Dalam Rangka Perlindungan dan Penguatan Nama IKU : Masyarakat tradisional dan lokal di pesisir dan pulau-pulau

kecil yang terfasilitasi dalam rangka perlindungan (kumulatif) (komunitas)

Deskripsi :  Masyarakat tradisional adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih diakui hak tradisionalnya dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan atau kegiatan lainnya yang sah di daerah tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut internasional.

 Masyarakat lokal adalah kelompok masyarakat yang menjalankan tata kehidupan sehari-hari berdasarkan kebiasaan yang sudah diterima sebagai nilai yang berlaku umum, tetapi tidak sepenuhnya bergantung pada sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil tertentu.

 Masyarakat tradisional dan lokal di pesisir dan pulau-pulau kecil yang terfasilitasi dalam rangka penguatan adalah masyarakat tradisional dan lokal yang telah difasilitasi izin lokasi dan izin pengelolaan perairannya melalui tahapan fasilitasi penetapan masyarakat lokal (SK Bupati/Walikota) dan penyelesaian kelengkapan dokumen perizinannya kepada Gubernur atau Menteri.

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan masyarakat lokal atau tradisional di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil yang telah

(10)

melalui tahapan fasilitasi perizinan pada Tahun 2020 dan 2021

Satuan Pengukuran

: Komunitas Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lag Output Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Masyarakat Hukum Adat Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai posisi akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022

Target 2023

Target 2024

1 2 3 4 5

IKU 5 KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL YANG MENINGKAT

KETANGGUHANNYA TERHADAP BENCANA DAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM (KAWASAN)

Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Kawasan pesisir dan pulau - pulau kecil yang meningkat ketangguhannya terhadap bencana dan dampak perubahan iklim

Nama IKU : Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang meningkat ketangguhannya terhadap bencana dan dampak perubahan iklim (kawasan)

Deskripsi :  Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang meningkat ketangguhannya adalah Kabupaten/Kota yang wilayahnya telah dilakukan upaya untuk pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim, baik secara struktur atau fisik melalui pembangunan fisik alami dan atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik (seperti kegiatan penyadaran, sekolah pantai, dll) melalui peningkatan kemampuan mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil sehingga

(11)

memenuhi ketentuan ketangguhan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.

 Tangguh berarti kuat, kokoh. Ketangguhan terhadap bencana dan dampak perubahan iklim berarti adanya kemampuan untuk mengantisipasi, mengatasi, dan melakukan pemulihan sehingga menjadi keadaan yang normal dan baik kembali dari ancaman terjadinya bencana dan dampak perubahan iklim.

 Kriteria Kawasan Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh (PKPT): lokasi rawan bencana dan perubahan iklim, mempunyai potensi ekonomi local unggulan, masyarakat pesisir miskin namun potensial aktif dan memiliki motivasi untuk memperbaiki kehidupannya, kondisi lingkungan permukiman kumuh, terjadi degradasi lingkungan pesisir dan tingkat pelayanan dasar rendah.

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan Kawasan yang telah dilakukan upaya:

1. Pengembangan Kawasan Pesisir Tangguh/PKPT;

2. Penanaman vegetasi pantai;

3. Sekolah Pantai Indonesia; atau

4. Penyadartahuan Mitigasi Bencana dan Perubahan Iklim.

Satuan Pengukuran

: Kawasan Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lead Process Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Mitigasi Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Semesteran Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022

Target 2023

Target 2024

3 8 12 12 12

(12)

IKU 06. KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL YANG DIREHABILITASI (KAWASAN)

Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Kawasan di pesisir dan pulau-pulau kecil yang direhabilitasi

Nama IKU : Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang direhabilitasi (kawasan)

Deskripsi :  Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah proses pemulihan dan perbaikan kondisi ekosistem atau populasi yang telah rusak walaupun hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula.

 Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil adalah Kabupaten/Kota yang dilakukan upaya rehabilitasi kawasannya melalui pembangunan Pusat Restorasi dan Pengembangan Ekosistem Pesisir/PRPEP

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan Kawasan yang telah dilakukan upaya pembangunan Pusat Restorasi dan Pengembangan Ekosistem Pesisir/PRPEP

Satuan Pengukuran

: Kawasan Jenis Aspek Target : Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

: Lead Proses Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Restorasi Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022 Target 2023 Target 2024

2 4 10 10 10

(13)

IKU 07. KAWASAN MANGROVE DI PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL YANG DIREHABILITASI SELUAS 400 HEKTAR (KAWASAN)

Sasaran Kegiatan : Terwujudnya Kawasan di pesisir dan pulau-pulau kecil yang direhabilitasi

Nama IKU : Kawasan mangrove di pesisir dan pulau-pulau kecil yang direhabilitasi seluas 400 Hektar (Kawasan)

Deskripsi :  Kawasan mangrove di pesisir dan pulau-pulau kecil yang direhabilitasi seluas 400 Hektar adalah desa atau sebutan sejenisnya dimana Kawasan mangrovenya yang dilakukan upaya rehabilitasi atau pemulihan dan perbaikan kondisi ekosistem atau populasi yang telah rusak walaupun hasilnya dapat berbeda dari kondisi semula melalui penanaman mangrove.

 Mangrove adalah vegetasi pantai yang memiliki morfologi khas dengan sistem perakaran yang mampu beradaptasi pada daerah pasang surut dengan substrat lumpur atau lumpur berpasir.

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan Kawasan dan luasnya yang telah dilakukan upaya rehabilitasi melalui kegiatan Penanaman Mangrove

Satuan Pengukuran

: Kawasan Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lead Proses Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Restorasi Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022 Target 2023 Target 2024 12 22 16 Kawasan

(400 Hektar)

16 Kawasan (400 Hektar)

16 Kawasan (400 Hektar)

(14)

IKU 08. KAWASAN PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL YANG DILAKUKAN PENANGGULANGAN PENCEMARAN (KAWASAN)

Sasaran Strategis : Terwujudnya Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang direstorasi dalam rangka penanggulangan pencemaran

Nama IKU : Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang dilakukan penanggulangan pencemaran

Deskripsi :  Kawasan Pesisir Pulau-pulau Kecil yang dilakukan penanggulangan pencemaran adalah Kabupaten/Kota yang bagian wilayahnya dilakukan upaya pemulihan untuk menjadikan lingkungan hidup di Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil atau bagian-bagiannya berfungsi kembali sebagaimana semula melalui kegiatan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) dan/atau pemberian bantuan sarana/prasarana tempat pengolahan sampah atau pusat daur ulang.

 Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) merupakan upaya penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan di pesisir dan pulau-pulau kecil berupa kegiatan dalam mengatasi dan mengendalikan sampah secara umum dan sampah pelastik yang masuk kelaut secara khusus melalui sosialisasi dan edukasi, aksi bersih pantai dan laut dan pendampingan kegiatan.

 Fasilitas penanggulangan pencemaran dapat berupa penyediaan kapal pengangkut sampah, dan jumlah Tempat Penampungan Sementara (TPS)/Pusat Daur yang dibangun di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil dll.

Teknik Menghitung : Menginventarisasi dan menjumlahkan lokasi yang telah dilakukan upaya kegiatan Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) dan/atau pemberian bantuan sarana/prasarana tempat pengolahan sampah atau pusat daur ulang di wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Satuan Pengukuran

: Kawasan Jenis Aspek Target Kuantitas Tingkat Validitas

IKU

Lead Proses Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator Restorasi

(15)

Status Data : Raw Data Jenis Perhitungan

Data

: Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Semesteran Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022

Target 2023

Target 2024

2 6 6 6 6

IKU 09. TINGKAT KEMANDIRIAN SKPT KAB. KEPULAUAN MOROTAI

Sasaran Strategis

: Terkelolanya Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Kab.

Morotai yang mandiri

Nama IKU : Tingkat Kemandirian SKPT Kab. Kepulauan Morotai

Deskripsi :  Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu di Pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan, yang selanjutnya disebut SKPT, merupakan pusat bisnis kelautan dan perikanan terpadu mulai dari hulu sampai ke hilir berbasis kawasan.

 Tujuan dari SKPT adalah membangun dan mengintegrasikan proses bisnis KP berbasis masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan sumberdaya KP di pulau-pulau kecil dan/atau kawasan perbatasan secara berkelanjutan.

 Lokasi SKPT dan penanggungjawab ditetapkan melalui PermenKP nomor NOMOR 4/KEPMEN-KP/2019 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Nomor 77/Kepmen-kp/2018 Tentang Tim Pengelola Bantuan Hibah Pemerintah Jepang Untuk Pembangunan Pelabuhan Perikanan Dan Pasar Ikan Di 6 Lokasi Sentra Kelautan Dan Perikanan Terpadu (Biak, Moa, Morotai, Natuna, Sabang, Dan Saumlaki).

 Tingkat kemandirian SKPT adalah tingkat pengelolaan SKPT yang diukur atau dihitung berdasarkan aspek yaitu yaitu fisik (sarana dan prasarana), produksi dan ekonomi, kelembagaan, sosial dan lingkungan dari masing-masing SKPT.

Teknik Menghitung

: Nilai diperoleh dari hasil pengukuran terhadap 4 aspek, yaitu fisik (sarana dan prasarana), produksi dan ekonomi, kelembagaan, sosial dan lingkungan dari masing-masing SKPT.

Data diolah dengan rumus

Capaian Tingkat Kemandirian (TKM) Pulau:

TKM Pulau = Konversi Nilai Kemandirian (NKM) ke Tingkat Kemandirian berdasarkan kisaran yang telah ditetapkan, yaitu:

(16)

Tingkat

Kemandirian Nilai Kategori Pra Mandiri 1 0.25 Pra Persiapan Pra Mandiri 2 > 0.25 dan <

0.5

Persiapan

Pra Mandiri 3 ≥ 0.5 dan <

0.75

Terbangun

Pra Mandiri 4 ≥ 0.75 dan < 1 Terkelola

Mandiri (5) 1 Terkelola Efektif

Contoh:

Capaian TKM SKPT Morotai Tahun 2020 = 0,91, tingkat kemandirian SKPT Moa adalah Tingkat/Level 4 (Terbangun).

Satuan Pengukuran

: Tingkat Kemandirian Jenis Aspek

Target

: Kualitas Tingkat

Validitas IKU

: Lag Outcome

Unit/Pihak Penanggung Jawab IKU

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data

: Koordinator Pulau-Pulau Kecil dan Terluar Status Data : Hasil perhitungan Raw Data

Jenis

Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir

Metode Cascading

: Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan

: Tahunan Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021 Target 2022 Target 2023 Target 2024

4 4 4 4 4

(17)

IK 10. TINGKAT EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN BANTUAN PEMERINTAH DIREKTORAT PPPPK

Sasaran Kegiatan : Tata kelola pemerintahan yang baik lingkup Direktorat PPPPK Nama IK : Tingkat Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Bantuan

Pemerintah Direktorat PPPPK (%)

Deskripsi :  Suatu ukuran atas kesesuaian antara rencana (kebutuhan) dan realisasi kegiatan prioritas/strategis dalam bentuk bantuan dari KKP kepada masyarakat kelautan dan perikanan dan/atau kegiatan yang bersifat strategis berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria kegiatan prioritas/strategis antara lain:

a. memiliki dampak langsung dan besar kepada masyarakat;

b. memiliki anggaran besar;

c. mendukung secara langsung pencapaian agenda pembangunan nasional;

d. mendukung pencapaian prioritas nasional;

e. merupakan arahan direktif presiden; dan/atau f. pertimbangan lainnya.

 Evaluasi tingkat efektivitas pelaksanaan kegiatan prioritas/strategis terhadap pelaksanaan kegiatan prioritas/strategis yang dilaksanakan pada satu tahun sebelum periode pengukuran (T-1).

 Ruang lingkup evaluasi adalah kegiatan prioritas atau bantuan pemerintah yang dilaksanakan pada tahun 2020 dengan focus pengukuran pemanfataannya, yaitu:

Penanaman Mangrove dan Nursery Mangrove.

 Metode Evaluasi yang dilaksanakan adalah:

1. Desk Evaluation, yaitu penelaahan dokumen yang terdiri dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan persiapan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasi kelemahan sistem pengendalian intern yang dilaksanakan oleh pengelola program/kegiatan.

2. Field Evaluation dan Physical Check (pemeriksaan fisik dan uji substansi), yaitu melakukan pengecekan lapangan terhadap kriteria kesesuaian bantuan pemerintah. Pengambilan uji petik pegecekan lapangan harus mempertimbangkan:

a. Keterwakilan setiap jenis bantuan pemerintah yang ada di lokasi provinsi/kabupaten/kota.

b. Jumlah sampel memperhatikan keragaman karakter kelompok.

c. Melakukan penghitungan dengan rumus yang sudah ditentukan.

(18)

3. Inquiring (permintaan keterangan) kepada pihak yang relevan dengan kegiatan untuk meyakinkan bukti-bukti evaluasi yang telah diperoleh.

4. Penilaian efektivitas.

Teknik

Menghitung : Efektivitas = 80% PT + 10% IG + 10% AT Keterangan:

PT = Pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kesesuaian waktu dan kesesuaian tujuan pelaksanaan kegiatan berupa pemanfaatannya atau beroperasinya bantuan pemerintah sesuai target

IG = Integrasi yang diukur berdasarkan adanya kegiatan sosialisasi atau pelatihan bagi penerima/objek kegiatan atau penerima memahami hak dan kewajibannya setelah menerima bantuan pemerintah

AT = Adaptasi yang diukur berdasarkan kesesuaian output kegiatan dengan kebutuhan objek kegiatan dan ketersediaan sarana/prasarana pendukung kegiatan atau kemampuan penerima bantuan pemerintah untuk mengembangkan usahanya atau kegiatan kelautan dan perikanan

Satuan

Pengukuran : Persen (%) Jenis Aspek Target : Kuantitas Tingkat Validitas

IK : Lag Output

Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : 1. Itjen KKP

2. Sekretariat DJPRL 3. Koordinator Restorasi Status Data : Hasil Perhitungan Raw Data Jenis Perhitungan

Data : Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak Diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian

2020 Target

2021 Target

2022 Target

2023 Target 2024

- 72,5 75 77,5 80

(19)

IK 11. INDEKS PROFESIONALITAS ASN DIREKTORAT PPPPK (INDEKS)

Sasaran Strategis : Tatakelola pemerintahan yang baik lingkup Direktorat P4K Nama IK : Indeks Profesionalitas ASN Direktorat P4K

Deskripsi :  Suatu instrumen yang digunakan untuk mengukur secara kuantitatif tingkat profesionalitas pegawai ASN yang hasilnya digunakan untuk penilaian dan evaluasi guna kepentingan pengembagan profesionalitas profesi ASN.

 Standar profesionalitas ASN: Kualifikasi, Kompetensi, Disiplin, dan Kinerja.

 Kualifikasi: Dimensi yang menggambarkan tingkat atau jenjang pendidikan yang dicapai seseorang untuk memperoleh suatu pengetahuan dan atau/keahlian khusus (body of expert knowledge and skills atau mastery of theoretical knowledge), sehingga seseorang mengetahui, memahami dan dapat menjalankan pekerjaan tertentu sesuai bidang profesi atau tugas jabatannya.

 Kompetensi: Dimensi yang menggambarkan kemampuan seseorang yang merupakan kombinasi antara pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) serta didukung dengan program pengembangan kompetensi berkesinambungan (continuiting competence) yang tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang dapat diamati, diukur dan dievaluasi.

 Kinerja: Dimensi yang menggambarkan pencapaian sasaran kerja pegawai yang didasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikan target, capaian, hasil dan manfaat yang dicapai serta perilaku PNS.

 Disiplin: Dimensi yang menggambarkan kesanggupan seorang pegawai untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan apabila tidak ditaati atau dilanggar, dijatuhi hukuman disiplin langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas jabatan.

Teknik

Menghitung :

IP ASN

(20)

Keterangan:

IP = Indeks Profesionalitas ASN IP2 = Indeks Profesionalitas ke-i

IP1 = Indeks Profesionalitas Dimensi Kualifikasi (Bobot 25%)

IPi = Indeks Profesionalitas Dimensi Kompetensi (Bobot 40%)

IP3 = Indeks Profesionalitas Dimensi Kinerja (Bobot 30%)

IP4 = Indeks Profesionalitas Dimensi Disiplin (Bobot 5%)

W1j = Bobot Indikator Kualifikasi ke-j * Rating Jawaban Indikator Kualifikasi ke-j

W2k = Bobot Indikator Kompetensi ke-k * Rating Jawaban Indikator Kompetensi ke-k

W3l = Bobot Indikator Kinerja ke-l * Rating Jawaban Indikator Kinerja ke-l

W4m = Bobot Indikator Disiplin ke-m * Rating Jawaban Indikator Disiplin ke-m

Kategori:

1. Sangat Tinggi (sangat professional) nilai 91-100 2. Tinggi (cenderung professional) nilai 81-90 3. Sedang (rentan tidak professional) nilai 71-80 4. Rendah (cenderung tidak professional) nilai 61-70 5. Sangat Rendah (sangat tidak professional) nilai <60 Satuan

Pengukuran : Indeks Jenis Aspek Target : Kualitas Tingkat Validitas

IK : Lag Output

Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Subkoordinator Tata Usaha Status Data : Hasil Perhitungan Raw Data Jenis Perhitungan

Data : Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak diturunkan

(21)

Polarisasi : Maximize Periode Pelaporan : Semesteran Tabel Data : Capaian

2020 Target

2021 Target

2022 Target

2023 Target 2024

71,43 73 74 75 76

IK 12. NILAI REKONSILIASI KINERJA DIREKTORAT PPPPK (%)

Sasaran Kegiatan : Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkup Direktorat P4K Nama IK : Nilai Rekonsiliasi Kinerja Direktorat P4K

Deskripsi :  Tujuan Rekonsiliasi:

1. Meningkatkan aspek pelaporan kinerja pada SAKIP 2. Meningkatkan konsistensi penerapan sistem

manajemen kinerja pada SAKIP

3. Memberikan umpan balik pada perbaikan proses perencanaan kinerja

 Output Rekonsiliasi:

1. Nilai aspek kepatuhan, kesesuaian, dan ketercapaian masing-masing unit kerja

2. Kertas kerja hasil rekonsiliasi oleh pembahas dan unit yang direkon

3. Rekomendasi dari hasil rekon yang akan disampaikan kepada unit kerja untuk ditindaklanjuti

 Dokumen yang disiapkan:

1. Perjanjian Kinerja (PK) (Level II) 2. Manual IKU (Level II)

3. Rincian Target IKU (Level II) 4. Rencana Aksi (Renaksi) (Level II)

5. Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2021 Triwulan I, II, dan III, dan LKJ IV Tahun 2020

6. Dokumen Data Dukung Tahun 2021 Triwulan I, II, dan III, dan LKJ IV Tahun 2020

Teknik

Menghitung : Penilaian dilakukan oleh Tim Sekretariat Ditjen PRL dengan menjumlahkan nilai dari setiap aspek penilaian:

1. Aspek kepatuhan, dinilai dari kepatuhan penyiapan dan penyampaian dokumen oleh unit kerja (bobot 30%)

2. Aspek kesesuaian, dinilai dari kesesuaian dengan kriteria yang telah ditetapkan (bobot 30%)

3. Aspek ketercapaian, dinilai dari pencapaian kinerja unit kerja (Nilai Pencapaaian Sasaran Strategis/NPSS pada aplikasi kinerjaku) (bobot 40%)

Keterangan:

Kategori Hasil nilai rekonsiliasi kinerja :

(22)

1. Skala 0 – 50 = buruk 2. Skala >50 – 75 = kurang 3. Skala >75 – 85 = cukup 4. Skala >85 – 90 = baik

5. Skala >90 – 100 = sangat baik

Satuan

Pengukuran : Nilai

Jenis Aspek Target : Kualitas Tingkat Validitas

IK : Lag Output

Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Koordinator lingkup Direktorat P4K Status Data : Hasil Perhitungan Raw Data

Jenis Perhitungan

Data : Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian

2020

Target 2021

Target 2022

Target 2023

Target 2024

94,65 91 92 93 94

IK 13. PERSENTASE UNIT KERJA DIREKTORAT PPPPK YANG MENERAPKAN SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN YANG TERSTANDAR (%)

Sasaran

Kegiatan : Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkup Direktorat P4K

Nama IK : Persentase unit kerja Direktorat PPPPK yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

(23)

Deskripsi :  Sistem Manajemen Pengetahuan (MP) adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.

 IKU Manajemen Pengetahuan yang Terstandar menggunakan aplikasi melalui laman kinerjakkp.bitrix24.com.

 Komponen dan bobot yang menjadi dasar penilaian berdasarkan 3 (tiga) tolak ukur, diantaranya:

1. Dokumen, (bobot 20%) 2. Keikutsertaan (bobot 10%) 3. Keaktifan (bobot 70%) Teknik

Menghitung :

Cara pengukuran dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

1) Pemenuhan Dokumen: Jumlah Dokumen yang Diupload x 20%

Jumlah Target Dokumen

2) Keikutsertaan: Jumlah Pejabat yang ikutserta/bergabung x 10%

Jumlah Target Pejabat yang ikutserta/bergabung

3) Keaktifan: Jumlah Pejabat yang Aktif x 70%

Jumlah target perjabat yang aktif

4) Nilai MP:

Keterangan:

 Dokumen sebagai berikut:

TW I TW II TW III TW IV

1. Perjanjian Kinerja 2021

2. Manual IKU 2021

3. Rencana Aksi 2021 4. Laporan

Kinerja Triwulan IV/tahunan 2020

1. Perjanjian Kinerja 2021

2. Manual

IKU 2021

3. Rencana

Aksi 2021

4. Laporan

Kinerja

Triwulan I 2021

1. Perjanjian Kinerja 2021 2. Manual

IKU 2021 3. Rencana

Aksi 2021 4. Laporan

Kinerja Triwulan II 2021

1. Perjanjian Kinerja 2021 2. Manual

IKU 2021 3. Rencana

Aksi 2021 4. Laporan

Kinerja Triwulan III 2021

 Keikutsertaaan:

Nilai MP = Nilai Pemenuhan Dokumen + Nilai Keikutsertaan + Nilai Keaktifan

(24)

1. pejabat Eselon II, Fungsional Tertentu yang diberikan tugas tambahan sebagai Koordinator dan Subkoordinator;

2. Pelaksana (minimal 2 orang dibawah Subkoordinator).

 Keaktifan:

1. Pejabat Eselon II dan Pejabat Fungsional Tertentu (yang diberikan tugas tambahan sebagai Koordinator dan Subkoordinator) diharuskan melakukan posting keaktifan sebanyak 3 kali pada setiap triwulan;

2. Upload dokumentasi kegiatan/informasi dilengkapi dengan foto atau video atau notulensi hasil rapat yang bersifat boleh dipublikasikan atau bahan paparan rapat terkait, dengan kriteria informasi narasi yang memenuhi unsur Apa, Dimana, Kapan, Siapa, Kenapa dan Bagaimana. (5W1H = What, Where, When, Who, Why dan How);

3. Share informasi juga dapat berupa jurnal, infografis, hasil penelitian dan campaign terkait Kelautan dan Perikanan.

Satuan

Pengukuran : Persen (%) Jenis Aspek

Target

: Kuantitas Tingkat

Validitas IK : Lag Output Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber

Data : Setditjen PRL

Status Data : Hasil Perhitungan Raw Data Jenis

Perhitungan Data

: Rata-rata

Metode

Cascading : Tidak diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode

Pelaporan : Triwulanan Tabel Data : Capaian

2020 Target 2021 Target

2022 Target 2023 Target 2024

92,69 84 86 88 90

(25)

IK 14. PERSENTASE REKOMENDASI HASIL PENGAWASAN LINGKUP

DIREKTORAT PPPPK YANG DOKUMEN TINDAK LANJUTNYA TELAH DILENGKAPI DAN DISAMPAIKAN

Sasaran Strategis : Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkup Direktorat P4K Nama IK : Persentase Rekomendasi hasil pengawasan lingkup Direktorat

PPPPK yang dokumen tindak lanjutnya telah dilengkapi dan disampaikan (%)

Deskripsi : Rekomendasi hasil pengawasan Inspektorat Jenderal kepada Direktorat P4K berdasarkan LHP (terbatas pada LHP Audit, Reviu dan Evaluasi) yang telah ditindaklanjuti (berstatus proses dan/atau tuntas) oleh Direktorat P4K yang menjadi objek pengawasan.

Teknik

Menghitung :

∑ 𝑁𝑡

∑ 𝑁 x 100%

Dimana:

Σ Nt: Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang telah ditindaklanjuti oleh Direktorat P4K

Σ N: Jumlah rekomendasi dari LHP Inspektorat Jenderal KKP yang diberikan kepada Direktorat P4K

Satuan

Pengukuran : Persen (%) Jenis Aspek Target : Kuantitas Tingkat Validitas

IK : Lag Output

Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : 1. Inspektorat Jenderal KKP 2. Setditjen PRL

Status Data : Hasil Perhitungan Raw Data

(26)

Jenis Perhitungan Data

: Rata-rata

Metode Cascading : Tidak diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Triwulan Tabel Data : Capaian

2020 Target

2021 Target

2022 Target

2023 Target 2024

93,33 65 70 75 80

IKU 15. NILAI INDIKATOR KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN (IKPA) DIREKTORAT PPPPK (NILAI)

Sasaran Strategis : Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkup Direktorat P4K Nama IKU : Nilai Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA)

Direktorat P4K

Deskripsi : Nilai kinerja pelaksanaan anggaran adalah proses evaluasi dan spending review terhadap optimalisasi peran belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka ketahanan 26ystem dan ekonomi dengan berdasarkan 13 (tiga belas) Indikator Pelaksanaan Anggaran yaitu:

1. Revisi DIPA (Semakin rendah angka persentase revisi DIPA yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran pada K/L tersebut)

𝐼𝐾1 = (∑ 𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖 𝐷𝐼𝑃𝐴

∑ 𝑅𝑒𝑣𝑖𝑠𝑖𝐷𝐼𝑃𝐴 )

2. Deviasi RPD (Semakin rendah persentase deviasi (angka absolut) yang diperoleh, maka semakin baik kualitas rencana penarikan halaman III DIPA dan kinerja realisasi anggaran K/L)

𝐼𝐾2 = (𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛𝑎 − 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙 𝐼𝐼𝐼 𝐷𝐼𝑃𝐴 𝑃𝑒𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐻𝑎𝑙 𝐼𝐼𝐼 𝐷𝐼𝑃𝐴 ) 3. Pengelolaan UP (Semakin tinggi % ketepatan waktu,

maka semakin baik kinerja pengelolaan UP) 𝐼𝐾3 = (∑ 𝑆𝑃𝑀 𝐺𝑈𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

∑ 𝑆𝑃𝑀 𝐺𝑈𝑃 ) 𝑥 100

4. LPj Bendahara (Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian LPJ Bendahara)

(27)

𝐼𝐾4

= (∑ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝐿𝑃𝑗 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

∑ 𝐿𝑃𝑗 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝐾𝑃𝑃𝑁 ) 𝑥 100 5. Data Kontrak (Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka

semakin baik kinerja penyampaian data kontrak) 𝐼𝐾5 = (∑ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

∑ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝐾𝑃𝑃𝑁 ) 𝑥 100 6. Penyelesaian Tagihan (Semakin tinggi % ketepatan

waktu, maka semakin baik kinerja penyelesaian tagihannya)

𝐼𝐾6 = (∑ 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑎𝑔𝑖ℎ𝑎𝑛 ) 𝑥 100 7. Penyerapan Anggaran (Penyerapan anggaran yang

dapat mencapai target, maka nilainya semakin baik) 𝐼𝐾7 = (∑ 𝑅𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑛

∑ 𝑃𝑎𝑔𝑢 ) 𝑥 100

8. Retur SP2D (Semakin rendah persentase retur SP2D yang diperoleh, maka semakin baik kualitas SPM yang diajukan ke KPPN)

𝐼𝐾8 = (∑ 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟 𝑆𝑃2𝐷

∑ 𝑆𝑃2𝐷 𝑇𝑒𝑟𝑏𝑖𝑡 ) 𝑥 100

9. Perencanaan Kas (Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja kesesuaian pengajuan SPM dengan Renkas/RPD harian)

𝐼𝐾9 = (∑ 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

∑ 𝑅𝑒𝑛𝑘𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝐾𝑃𝑃𝑁 ) 𝑥 100 10. Pengembalian SPM (Semakin rendah %

kesalahan, maka semakin baik kualitas SPM yang disampaikan ke KPPN)

𝐼𝐾10 = ( ∑ 𝑆𝑃𝑀 𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

∑ 𝐿𝑃𝑗 𝐵𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝐾𝑃𝑃𝑁) 𝑥 100

11. Dispensasi SPM (Semakin rendah % pengajuan dispensasi SPM, maka semakin baik kinerja indikator dispensasi pengajuan SPM)

𝐼𝐾11 = ( ∑ 𝐷𝑖𝑠𝑝𝑒𝑛𝑠𝑎𝑠𝑖 𝑆𝑃𝑀

∑ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑃𝑀 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝐾𝑃𝑃𝑁) 𝑥 100 12. Pagu Minus (Semakin rendah angka persentase

pagu minus yang diperoleh, maka semakin baik kinerja

(28)

perencanaan anggaran Belanja Pegawai pada K/L tersebut)

𝐼𝐾12 = (∑ 𝑃𝑎𝑔𝑢 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑠

∑ 𝑃𝑎𝑔𝑢 ) 𝑥 100

13. Konfirmasi Capaian Output

 Konfirmasi capaian Output (KCO) Dihitung berdasarkan rasio antara jumlah output yang terkonfirmasi terhadap seluruh output yang dikelola Satker

 Rasio Konfirmasi capaian Output (RKCO) dihitung setiap Bulan, dengan Nilai IKPAtiap bulannya merupakan rata-rata nilai RKCO sampai dengan bulan berkenaan

 Data KCO merupakan data yang dihasilkan dari proses input Capaian Output pada aplikasi SAS atau Sakti yang telah terkonfirmasi dalam mekanisme 28ystem informasi yang disediakan oleh Ditjen Perbendaharaan

Keterangan:

Nilai IKPA masing-masing Unit Kerja mengacu pada hasil penilaian IKPA 1 DIPA

Teknik

Menghitung : Dihitung berdasarkan 13 (tiga belas) Indikator Pelaksanaan Anggaran yaitu Revisi DIPA, Halaman III DIPA, Pengelolaan UP, Rekon LPj Bendahara, Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, Penyerapan Anggaran, Retur SP2D, Perencanaan Kas, Pengembalian SPM, Dispensasi Penyampaian SPM, Pagu Minus, dan Konfirmasi Capaian Output

Catatan:

1. Perhitungan manual IKU pada triwulan I sampai dengan Triwulan 3 untuk 11 indikator (Dispensasi SPM dan Pagu Minus tidak termasuk)

2. Perhitungan manual IKU pada triwulan IV untuk 13 indikator

Satuan

Pengukuran : Nilai

Jenis Aspek Target : Kualitas/Mutu Tingkat Validitas

IKU : Lag Output

Unit/Pihak

Penanggung Jawab IKU

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

(29)

Sumber Data : Aplikasi Monev PA Omspan Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan

Status Data : Raw Data Jenis Perhitungan

Data : Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Semesteran Tabel Data : Capaian

2020 Target

2021 Target

2022 Target

2023 Target 2024 89,88 Baik (89) Baik (89) Sangat

Baik (>90)

Sangat Baik (>90)

IKU 16. NILAI KINERJA ANGGARAN DIT. PPPPK (NILAI)

Sasaran Strategis : Tatakelola Pemerintahan yang Baik Lingkup Direktorat P4K Nama IK : Nilai Kinerja Anggaran Direktorat P4K

Deskripsi : • Dasar Hukum: Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011

• Pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian Negara/Lembaga atas pelaksanaan RKA-KL melalui aplikasi SMART DJA. Cakupan evaluasi kinerja meliputi Aspek Implementasi, Aspek Manfaat, dan Aspek Konteks.

• Nilai Kinerja Anggaran (NKA) adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yang dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya

• Indikator perhitungan NKA adalah Capaian Keluaran Kegiatan, Efisiensi, Konsistensi Penyerapan Anggaran terhadap Perencanaan, dan Penyerapan Anggaran

Keterangan:

Nilai NKA masing-masing Unit Kerja mengacu pada hasil penilaian NKA 1 DIPA

Teknik Menghitung : Nilai diperoleh dari data input dan output yang dimasukkan Satuan Kerja kedalam aplikasi SMART Kemenkeu (monev.anggaran.kemenkeu.go.id)

Satuan Pengukuran

: Nilai

Jenis Aspek Target : Kualitas/output

(30)

Tingkat Validitas IK

: Lag Output

Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Aplikasi SMART Kemenkeu (monev.anggaran.kemenkeu.go.id) Status Data : Raw Data

Jenis Perhitungan

Data : Nilai Posisi Akhir Metode Cascading : Tidak diturunkan Polarisasi : Maximize

Periode Pelaporan : Tahunan Tabel Data : Capaian 2020

95,63 Target

2021 Target

2022 Target

2023 Target 2024 Baik (86) Baik (87) Baik (88) Baik (89)

IK 17. PERSENTASE PENYELESAIAN TEMUAN LHP BPK DIT. PPPPK (%) Sasaran

Strategis : Tatakelola Pemerintahan yang baik lingkup Direktorat P4K Nama IK : Persentase Penyelesaian Temuan LHP BPK Direktorat P4K

Deskripsi : Temuan LHP BPK Direktorat P4K yang diselesaikan adalah temuan yang ditampilkan dalam laporan hasil pemeriksaan BPK atas LK Direktorat P4K Tahun 2019.

Teknik

Menghitung :

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑻𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝑳𝑯𝑷 𝑩𝑷𝑲 𝐃𝐢𝐭 𝐏𝟒𝐊 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧

𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝑳𝑯𝑷 𝑩𝑷𝑲 𝑫𝒊𝒕 𝑷𝟒𝑲 𝒙 𝟏𝟎𝟎%

Keterangan:

Jika tidak ada pemeriksaan BPK, maka perhitungan persentase dihitung tercapai 100%

Satuan

Pengukuran : Persen (%) Jenis Aspek

Target

: Kuantitas Tingkat

Validitas IK : Lag Output

(31)

Jakarta, Februari 2021

Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Muhammad Yusuf Unit/Pihak

Penanggung Jawab IK

: Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Sumber Data : Sekretariat Ditjen PRL

Status Data : Hasil Perhitungan Raw Data Jenis

Perhitungan Data

: Nilai Posisi Akhir

Metode Cascading

: Tidak diturunkan

Polarisasi : Maximize Periode

Pelaporan

: Tahunan Tabel Data : Capaian

2020 Target 2021 Target 2022 Target 2023 Target 2024

100 100 100 100 100

Referensi

Dokumen terkait

Pada operasi lain, dokter cenderung tidak melakukan marking pra bedah dikarenakan lesi dapat dilihat kasat mata, contohnya tindakan ortopedi seperti ORIF tidak

Hari Rabu, Tanggal 5 Juli 2006, Pukul 09.00 WIB, Komisi IV mengadakan Rapat Kerja dengan Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit Daerah Provinsi Sumatera Barat, dalam

8ada sebagian besar kasus, plasenta terlepas seara spontan dari tempat implantasinya dalam waktu beberapa menit setelah janin lahir. 8enyebab pasti

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan Kabupaten Ciamis Menurut data diatas penyebab kecelakaan kerja tersebut tidak lepas dari perusahaannya itu sendiri

Penelitian tugas akhir ini bertujuan untuk menganalisis penurunan tanah dan respons tegangan tanah yang terjadi pada pondasi rakit dengan menggunakan perhitungan

Membangun Karakter Siswa (Studi Multisitus di MI Nuruzh Zholam Krandegan Gandusari dan MI Himmatul Ulum Sukorejo Gandusari Trenggalek)” yang ditulis oleh Syafi‟i

Hasil penelitian menunjukkan: sampai minggu ke-8 dan ke-12, sapi Bali nyata lebih cepat (P&lt;0,05) mengalami kebuntingan dibandingkan dengan sapi PO, dimana level protein

Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa kandungan tanah lempung Karawang didominasi oleh mineral smectite, pengaruh waktu kontak terhadap Sorpsi Sr oleh tanah