• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK FISIK TANAH HUTAN ALAM DENGAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TOMMO KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBANDINGAN KARAKTERISTIK FISIK TANAH HUTAN ALAM DENGAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TOMMO KABUPATEN MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK FISIK TANAH HUTAN ALAM DENGAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN TOMMO KABUPATEN MAMUJU

PROVINSI SULAWESI BARAT

Oleh :

AHMAD SULFIKAR M111 13 521

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

(2)

ii

(3)

iii

ABSTRAK

Ahmad Sulfikar (M111 13 521). Perbandingan Karakteristik Fisik Tanah Hutan Alam dengan Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Dibawah bimbingan Samuel A Paembonan dan Budirman Bachtiar.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat fisik tanah hutan alam dengan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dan pertimbangan mengenai konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit, serta dapat digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.

Penelitian ini menggunakan empat tahapan, tahap pertama survei lapangan, tahap kedua pengambilan sampel tanah, tahap ketiga analisis laboratorium dan tahap keempat analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan fungsi lahan dari hutan alam menjadi kebun kelapa sawit terjadi perubahan sifat fisik tanah diantaranya tesktur, struktur, permeabilitas, bulk density, porositas dan warna tanah sedangkan yang tidak terjadi perubahan adalah kemantapan agregat tanah. Tanah hutan alam memiliki tekstur lempung liat berpasir dan lempung berpasir berubah menjadi liat berdebu dan liat. Struktur tanah hutan alam memiliki struktur kubus dan kubus bersudut relatif berubah menjadi lempeng.

Permeabilitas tanah hutan alam memiliki kriteria sedang berubah menjadi lambat dan agak lambat. Bulk density hutan alam antara 0,89 g/cm3 sampai 1,00 g/cm3 berubah menjadi 1,03 g/cm3 sampai 1,24 g/cm3. Porositas tanah hutan alam memiliki porositas antara 61% sampai 72% berubah menjadi 47% sampai 58%.

Tanah hutan alam memiliki warna Coklat dan kuning kecoklatan berubah menjadi kecoklatan dan coklat zaitun.

Kata Kunci : Karakteristik Fisik Tanah, Hutan Alam, Kebun Kelapa Sawit

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWTyang telah melimpahkan anugerah, rahmat, karunia dan izin-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi inidengan judul ”Perbandingan Karakteristik Fisik Tanah Hutan Alam dengan Kebun Kelapa Sawit di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat”. Shalawat dan salam juga penulis panjatkan kepada Baginda Rasulullah SAW yang memberikan ajaran yang benar untuk ummatnya hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu selama di lokasi penelitian juga dalam prosespen yusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Samuel A Pembonan dan Ir. Budirman Bachtiar selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan perhatian dalam penyusunan skripsi ini.

2. Dr. Syamsuddin Millang, MS., Gusmiaty, SP., MP., dan Dr. Ir. Bakri, M.Sc. selaku dosen penguji atas segala masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

3. Harlina S.Si., dalam memberikan arahan dan saran positif dalam pelaksanaan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Penulis

Ahmad Sulfikar

(5)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji hanya milik Allah SWT, pada kesempatan ini penulis ingin mengucpakan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak yang sangat berperan dalam penyusunan skripsi, Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus dan ikhlas penulis haturkan terimakasih kepada:

1. Pemerintah Sulawesi Barat, terkhusus Kabupaten Mamuju.

2. Staf Fakultas Kehutanan terkhusus kepada Bapak Basri, Dominggus, Ibu Widya, dan Ibu Nanna telah banyak membantu penulis hingga menyelesaikan tugas akhir.

3. Kepada teman angkatan GEMURUH (2013) terkhusus Tarmizi, Ahmad Rifqi Makkasau, Andi Irwan Amrulah, A.Inggrid Kesuma Ramdini, A.Utami Batari Putri, Catarina Balgis Paweka, A.Ridha Yayank dan Leprina Sambolangi, terima kasih atas kebersamaan dan motivasi yang telah diberikan selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

4. Teman-teman, kakak dan adik di Laboratorium Silvikultur dan Fisiologi Pohon Fakultas Kehutanan, Asrul, Asdiron Panandu, Kak Resti Ura, Zidny, Nurul Anugrah Waty, Khaerum Nisa, Andi Irwan Amrullah, Satrawan Hendrik, Muh. Ridwan Umar, Eva Musdalifah, Cindi Gloria, Nur rismawati, Andi Hamka Ahmad, Ratih, Kak Asma, Kak Reni, Mayaslika serta teman-teman yang lain yang tidak bisa disebukan namanya satu persatu.

Terkhusus, penulis menghaturkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ayah dan Ibu tercinta Alm. Mubarak dan Suhuriah atas doa, kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan motivasi dalam mendidik dan membesarkan penulis, serta Saudara tercinta Musrifah Mubarak, Musriani Mubarak, Husni

(6)

vi Mubarak, Nur Intansari Mubarak, Nur Alam Mubarak dan Sulhiyah Mubarah atas motivasi dan bimbingannya.

Penulis

Ahmad Sulfikar

(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN HALAMAN SAMPUL ... I HALAMAN PENGESAHAN ... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

ABSTRAK ... II KATA PENGANTAR ... IV UCAPAN TERIMA KASIH ... V DAFTAR ISI ... VII DAFTAR TABEL ... X DAFTAR GAMBAR ... XI DAFTAR LAMPIRAN ... XII I.PENDAHULUAN ... XII

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Gambaran Umum Tanah ... 4

2.1.1 Tanah ... 4

2.1.2 Bahan-bahan Penyusun Tanah ... 5

2.1.3 Faktor-faktor pembentuk tanah ... 7

2.1.4 Profil tanah ... 8

2.2 Sifat-sifat Fisik Tanah ... 9

2.2.1 Tekstur Tanah ... 9

2.2.2 Warna Tanah ... 10

2.2.3 Struktur Tanah ... 10

2.2.4 Konsistensi ... 11

2.2.5 Berat Volume Tanah (BD) dan Berat Butir Tanah (PD) ... 12

2.2.6 Porositas ... 13

2.2 7 Penetapan Permeabilitas ... 13

2.3 Hutan ... 14

2.4 Kelapa Sawit ... 15

(8)

viii

III.METODE PENELITIAN ... 16

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ... 16

3.2 Alat dan Bahan ... 16

3.3 Survei Lapangan dan Pengambilan Sampel ... 17

3.4 Analisis Laboratorium ... 18

3.5 Identifikasi Tumbuhan ... 19

3.6Data Tambahan ... 19

3.7Analisis Data ... 20

3.7.1 Tekstur Tanah ... 20

3.7.2 Penetapan Permeabilitas ... 20

3.7.3BD dan PD ... 20

3.7.4Porositas ... 20

IV.KEADAAN UMUM LOKASI ... 21

4.1Kondisi Fisik Wilayah... 21

4.1.1Letak dan Luas ... 21

4.1.2Topografi ... 22

4.2Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ... 22

4.2.1Jumlah Penduduk ... 22

4.2.2Tingkat Pendidikan ... 23

4.2.3Mata Pencaharian ... 23

V.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24

5.1 Pengambilan Sampel Tanah ... 24

5.2 Tekstur Tanah ... 24

5.3 Struktur Tanah ... 27

5.4 Permeabilitas ... 29

5.5 BD (Bulk Density) / PD (Particle Density) ... 31

5.6 Porositas ... 32

5.7 Kemantapan Agregat (Stabilitas Struktur)... 34

5.8 Warna Tanah ... 35

5.9 Kondisi Vegetasi dan Jenis Tanaman ... 37

(9)

ix

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 38

6.1 Kesimpulan ... 38

6.2. Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1. Luas wilayah per Desa di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju

(Sumber: BPS 2016) ... 21

Tabel 2. Data Ketinggian Tempat di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju (Sumber: BPS 2016) ... 22

Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju (Sumber: BPS 2016) ... 23

Tabel 4. Data Hasil Analisis Tekstur Tanah (% Liat, % debu dan % pasir) ... 25

Tabel 5. Data Hasil Analisis Struktur Tanah ... 27

Tabel 6. Data Hasil Analisis Laju Permeabilitas Tanah ... 29

Tabel 7. Data Hasil Analisis BD (Bulk Density) ... 31

Tabel 8. Data Hasil Pengamatan Analisis Porositas Tanah ... 33

Tabel 9. Data Hasil Analisis Kemantapan Agregat ... 34

Tabel 10. Data Hasil Analisis Warna Tanah ... 36

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 1. Profil tanah secara umum ... 9 Gambar 2. Sketsa Plot Pembuatan Titik Profil Tanah ... 18

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1. Pembuatan Profil tanah dan Pengambilan Sampel ... 41 Lampiran 2. Prosedur Pengamatan Tekstur Tanah, Struktru Tanah, Permeabilitas,

BD (Bulk Density), Kemantapan Agregat dan Warna Tanah ... 42 Lampiran 3. Data Hasil Analisis Sifat Fisik Tanah di Laboratorium ... 47 Lampiran 4. Dokumentasi Lapangan dan Analisis Tanah di Laboratorium ... 53

(13)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat besar peranannya dalam berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, ekonomi, dan ekologi dengan keanekaragaman flora dan fauna yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Hutan juga sebagai salah satu sumberdaya yang senantiasa lekat dengan setiap tahapan perkembangan peradaban manusia.Tahapan perkembangan peradaban manusia dicerminkan dari teknologi pengelolaan sumberdaya alam serta sistem sosial dalam masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sumberdaya hutan.

Seiring dengan tahapan perkembangan peradaban manusia, perkembangan penduduk yang sangat pesat, disertai tuntutan hidup yang semakin kompleks, memaksa manusia membuka hutan alam menjadi bentuk penggunaan lahan lainnya, seperti dijadikan sebagai lahan perkebunan, pertanian, hutan tanaman dan areal transmigrasi. Hal tersebut menyebabkan pertambahan lahan kritis dan kualitas lingkungan serta kondisi tanah dapat berubah..

Tanah merupakan sumberdaya dasar untuk segala kehidupan baik untuk sekarang maupun untuk waktu yang akan datang, karena itu azas kelestarian harus menjadi perhatian. Fungsi utama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar mencari ruang untuk berpenetrasi (menelusup), baik secara horizontal maupun secara vertikal (Hanafiah, 2012). Tanah yang baik akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, semakin baik kondisi tempat tumbuh maka pertumbuhan tanaman akan semakin maksimal begitupun sebaliknya, semakin buruk kondisi tempat tumbuh maka pertumbuhan tanaman tidak akan maksimal, karena sirkulasi pertumbuhannya bergantung kepada akar untuk mencari ruang berpenetrasi (menelusup). Hal ini sejalan dengan pernyataan Sutanto (2005), bahwa kemampuan tanah sebagai habitat tanaman dan menghasilkan bahan yang dapat dipanen sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan.

Vegetasi juga sangat berperan dalam hal peubah karakteristik tanah. Hal ini disebabkan karena tumbuhan dan vegetasi membentuk suatu gabungan atau

(14)

2 asosiasi yang mempunyai hubungan yang sangat erat. Pertumbuhan suatu vegetasi atau tegakan sangat dipengaruhi oleh lingkungan keadaan tanah tempat tumbuh.

Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, akan tetapi agar kelapa sawit tersebut dapat tumbuh secara optimal memerlukan jenis tanah yang cocok serta mendapatkan sinar matahari yang cukup, yakni memerlukan lama penyinaran antara 5 – 12 jam/hari. Tanaman kelapa sawit dewasa memiliki akar yang kuat, akarnya tidak dapat dihancurkan oleh mikroorganisme tanah sampai 80 tahun kedepan selain secara fisik. Tanaman ini terkenal sebagai tanaman yang rakus akan air. Satu batang pohonnya membutuhkan 6 – 8 liter air/hari (Syakir, 2010).

Konversi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit akan menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah dan hilangnya lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan serta membawa hara penting bagi pertumbuhan tegakan. Terbukanya tajuk juga ikut menunjang habisnya lapisan atas tanah yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus simpanan hara, hal ini memberikan pengaruh yang berbeda terhadap sifat-sifat fisik tanah dan kandungan bahan organik dalam tanah.

Pembukaan lahan dan perubahan peruntukan menjadi perkebunan kelapa sawit khususnya di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat akan memberikan pengaruh berbeda terhadap sifat – sifat fisik tanah jika dibandingkan dengan hutan alam. Olehnya itu, Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan sifat fisik tanah hutan alam dengan sifat fisik tanah perkebunan kelapa sawit.

Hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan perbandingan dan informasi akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan sifat-sifat fisik tanah antara Hutan alam dengan perkebunan kelapa sawit yang ada di Kecamatan Tommo Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

(15)

3 Hasil Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting dan pertimbangan mengenai konversi hutan alam menjadi perkebunan kelapa sawit, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

(16)

4

II . TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Tanah

2.1.1 Tanah

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagian besar permukaan planet bumi yang mampu menumbuhkan tanaman dan memiliki sifat yang dipengaruhi oleh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu dalam jangka waktu tertentu pula (Darmawijaya, 1997).

Arsyad (2006), menyatakan bahawa tanah merupakan istilah tertua dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia yang mempunyai 3 makna.Makna pertama yang merupakan makna tradisional menunjukkan bahwa tanah merupakan media alami pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.Pernyataan tanah suburterkait dengan makna pertama, dimana tanah dinilai berdasarkan kualitasnya untuk mendukung pertumbuhan tumbuh -tumbuhan.Makna kedua mengandung arti bahwa tanah adalah hasil hancuran iklim berasal dari batuan atau bahan organik, dan tanah diperlakukan sebagai bahan galian atau tambang dan bahan bangunan. Dalam hal ini, tanah dinilai dalam satuan berat atau volume (pikul, ton, m3). Makna ketiga, tanah dipandang sebagai ruangan atau hamparan di permukaan bumi tempat manusia melakukan berbagai kegiatan. Dalam makna ketiga ini tanah dinilai berdasarkan luas (depa, tombak, ha, m2). Dari ketiga makna yang umum bagi masyarakat Indonesia ini, makna pertama dan kedua sesuai dengan makna tanah (soil), sedangkan makna ketiga sesuai dengan makna lahan (land) yang berlaku dalam ilmu pengetahuan tentang tanah dan lahan.

Defenisi ilmiah dari tanah (soil) adalah kumpulan dari benda-benda alam permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horison, terdiri atas campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara serta merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah dalam pertanian diartikan lebih khusus yaitu media tumbuhnya tanaman darat, tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organism (vegetasi atau hewan) yang hidup

(17)

5 diatasnya atau didalamnya, selain itu dalam tanah terdapat pula udara dan air (Hardjowigeno, 2003).

Hanafiah (2012), mengemukakan bahwa tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya perakaran, penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara. Secara kimia berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsru-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain), dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, protesi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mempu menunjang produkivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan, maupun kehutanan.

2.1.2 Bahan-bahan Penyusun Tanah

Bahan Utama penyusun tanah ada empat, yaitu bahan mineral, bahan organik, air dan udara.Bahan-nahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing- masing berbeda untuk setiap jenis tanah maupun lapisan-lapisan tanah.Bahan mineral, misalnya berasal dari pelapukan batu-batuan, oleha karena itu susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda (Hardjowigeno, 2003).

Bahan Mineral

Bahan mineral dalam tanah terdapat dalam berbagai ukuran seperti pasir berukuran 2 mm – 50 μ, debu berukuran 50 μ – 2 μ, dan liat berukuran < 2μ.

Bahan mineral yang menyusun tanah sekitar 45%.Tanah mineral tidak hanya luas arealnya dan lebih dikenal dari pada tanah organik tetapi tanah mineral lebih penting untuk tanah pertanian pada umumnya (Soegiman, 1982).

Bahan Organik

Bahan organik umumnya ditemukan dilapisan atas tanah. Jumlahnya hanya berkisar 3 – 5 %, namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar antara lain sebagai granulator, sumber unsure-unsur hara dan sumber energi

(18)

6 bagi organisme. Tanah yang banyak mengandung bahan organik adalah tanah- tanah lapisan atas atau top soil.Tanah organik yaitu tanah yang mengandung bahan organik lebih dari 20 % untuk tanah pasir dan lebih dari 30 % untuk tanah liat serta tebalnya lebih dari 40 cm (Hardjowigeno, 2003).

Air

Air merupakan komponen utama dalam tubuh tanaman, bahkan hampir 90

% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air. Dalam memproduksi biomass sangat banyak dibutuhkan air, tergantung pada jenis tanaman.oleh karena itu, apabila dalam sehektar tanah, tanaman memproduksi biomass sebanyak 10 ton (4 ton gabah + 6 ton jerami), maka selama hidupnya akan ditranspirasikan air sebanyak 500 x 10 ton = 5 juta ton air atau 5 juta m3. Air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan kadangkala merugikan.

Secara garis besar peran air tanah dalam menguntungkan meliputi, (Hanafiah, 2012) :

(1) Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari akar rhizosfer ke dalam akar kemudian ke daun.

(2) Sebagai sarana transformasi dan pendistribusian nutrisi jadi dari daun ke seluruh bagian tanaman.

(3) Sebagai komponen kunci dalam proses fotosintesis, asimilasi, sintesis maupun respirasi tanaman.

(4) Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimiawi penyediaan unsure hara tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman.

(5) Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah.

Peran yang merugikan antara lain, (Hanafiah,2012) : (1) Sebagai pemicu rusaknya tanah, misalnya melalui erosi

(2) Sebagai pemicu perubahan horizon melalui pelindian komponen- komponennya

(3) Sebagai pemicu kemiskinan tanah melalui pelindian hara

(4) Tanah yang jenuh menyebabkan terhambatnya aliran udara ke dalam tanah.

(19)

7 Udara

Udara tanah seperti halnya dengan air tanah mempunyai peranan penting, ditinjau dari asoek ekologi (respirasi perakaran tanaman dan mikroorganisme) dan pedogenesis (proses oksidasi dan reduksi). Kandungan udara dan air dalam tanah saling tergantung. Apabila tanah dijenuhi air maka kandunga udara dalam tanah nol kecuali udara yang larut dalam larutan tanah, pada kondisi tanah kering seluruh ruang pori tanah terisi dengan udara (Sutanto, 2005).

Kandungan udara pada kapasitas lapangan disebut dengan kapasitas udara, dan ini sesuai dengan bagian pori tanah yang tidak terisi air (pori > 10 μ).

Kapasitas udara bervariasi tergantung pada volume pori dan kandungan air pada kapasitas lapangan dengan nilai rerata kurang lebih 40 % untuk pasir, 20 % untuk geluh dan debu, dan 10 % untuk lempung (Sutanto, 2005).

2.1.3 Faktor-faktor pembentuk tanah

Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik secara reaksi fisik maupun kimia. Semula yang dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah batuan induk, iklim dan mahkluk hidup (Tumbuhan dan Manusia), setelah diketahui bahwa tanah berkembang secara terus menerus, maka faktornya ditambah dengan faktor waktu. Faktor- faktor pembentuk tanah adalah sebagai berikut (Sutanto, 2005) :

Batuan Induk

Batuan induk adalah bahan dasar mineral tanah.Tanah yang bvelum berkembang mempunyai karakteristik yang cukup dekat antara sifat batuan induk dan sifat tanah (tanah latosol). Sifat bahan induk tanah juga berpengaruh terhadap atas perkembangan tanah dan kecepatan faktor lain dalam mempengaruhi proses pembentukan tanah. Bahan induk berasal dari batuan atau longgokan biomass mati sebagai bahan mentah. Yang berasal dari batuan akan menghasilkan tanah mineral, sedang yang beradsal dari longgokan biomass mati akan menghasilkan tanah organic. Bahan penyusun tanah organic dirajai oleh bahan organik dengan campuran bahan mineral berupa endapan alluvial (Notohadiprawiro, 2006).

(20)

8 Iklim

Iklim secara langsung berpengaruh terhadap suhu tanah dan hubungannya dengan lengas tanah serta secara tidak langsung melalui tumbuhan.

Tumbuhan

Tumbuhan bukan faktor independen seperti batuan induk dan iklim, tetapi merupakan hasil interaksi antara batuan, iklim dan tanah.Tipe tumbuhan sangat dipengaruhi oleh iklim pada wilayah yang cukup luas.

Manusia

Manusia berpengaruh secara langsung terhadap perkembangan tanah melalui budidaya yang dilaksanakan, dan secara tiodak langsung melalui tumbuhan, iklim, timbulan dan bahan induk. Menusia memungkinkan mempercepat atau bahkan memperlambat proses pembentukan tanah.

Waktu

Dalam proses pembentukan tanah, faktor bahan induk, iklim, tumbuhan, manusia dan berinteraksi dengan waktu. Tahapan evolusi yang dicapai tanah tidak harus tergantung pada waktu selama bermacam-macam faktor beronteraksi dengan karena intensitas faktor dan interaksinya bervariasi menurut waktu.

2.1.4 Profil tanah

Secara vertikal tanah berdifferensiasi membentuk horizon-horizon (lapisan-lapisan) yang berbeda-beda baik dalam morfologis seperti ketebalan dan warnanya, maupun karakteritik fisik, kimiawi dan biologi, masing-masing sebagai konsekuensi bekerjanya faktor-faktor lingkungan hidup, bahan induk asalnya maupun bahan-bahan eksternal, berupa bahan organik sisa-sisa biota yang hidup diatasnya dan mineral non bahan induk yang berasal dari letusan gunung api (Hanafiah, 2012).

Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolith), yang biasanya terdiri dari horizon-horison O- A-E-B-C-R.Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut Solum

(21)

9 tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah bawah.Meskipun tanah terdiri dar beberapa horizon, namun bagi tetanaman, yang sangat penting adalah horizon O- A (lapisan atas) yang biasanya mempunya ketebalan dibawah 30 cm dan mempunyai tingkat kesuburan yang tinggi.Oleh karena itu, istilah kesuburan tanah biasanya mengacu kepada ketersediaan hara pada lapisan ini, yang biasanya disebut sebagai lapisan olah(Hanafiah, 2012).

Gambar 1. Profil tanah secara umum1 2.2 Sifat-sifat Fisik Tanah

2.2.1 Tekstur Tanah

Tanah terdiri atas bahan padat, bahan cair gas dan jasad hidup.Bahan padat ini terdiri atas organik dan on organik terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan berat ukurannya dibagi dalam beberapa fraksi atau golongan yaitu fraksi batu >10 mm, kerikil 2 – 10 mm, pasir 0,05 – 2 mm, debu 0,02 – 0,05 mm. Pasir, debu dan liat merupakan fraksi utama dalam tekstur tanah (Kartasapoetra, 2005).

Tekstur tanah merupakan perbandingan ralatif tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan fraksi-fraksi lempung (clay), debu (silt) dan pasir (sand). Butiran tunggal tanah diberi istilah partikel tanah dan golongan tanah diberi istilah fraksi tanah (Darmawidjaya, 1997).

(22)

10 Mustafa, dkk (2012), mengklasifikasikan jenis tekstur tanah sebagai berikut :

1) Kasar : Pasir

Pasir Berlempung 2) Agak kasar : Lempung berpasir

Lempung berpasir halus 3) Sedang : Lempung berpasir sangat halus

Lempung

Lempung berdebu Debu

4) Agak halus : Lempung liat

Lempung liat berpasir Lempung liat berdebu 5) Halus : Liat berpasir

Liat Berdebu Liat

2.2.2 Warna Tanah

Warna tanah merupakan penunjuk untuk beberapa sifat tanah oleh karena warna dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah.

Penyebab perbedaan warna tanah umumnya adalah akibat perbedaan kandungan bahan organik, semakin banyak kandungan bahan organik dalam tanah tersebut maka warnanya akan semakin gelap. Sebagian tanah disebabkan oleh warna mineral tanah itu sendiri (Mustafa dkk, 2012).

Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam Munsell Soil Color Chart. Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab dan kering, sehingga dalam menentukan warna tanah perlu dicatat apakah dalam keadaan basah, lembab ataupun kering (Mustafa dkk, 2012).

2.2.3 Struktur Tanah

Struktur tanah adalah cara tersusunnya butiran tanah, atau gumpalan kecil dari butir-butir tanah yang sering disebut dengan agregat tanah. Gumpalan ini

(23)

11 terjadi karena butir-butir pasir, debu dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain. Gumpalan- gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran dan kemantapan yang berbeda- beda (Mustafa dkk, 2012).

Struktur tanah dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, Sarief (1988) : 1) Lempeng (Platy) : Sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu horizontal,

lapisan-lapisan halus, ditemukan pada horizon A2atau pada lapisan padat liat.

2) Prismatik (Prismatic) : Sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, sisi atas rata, ditemukan dihorison B tanah daerah iklim kering.

3) Tiang (Columner) : Sumbuh vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, bagian atasnya membulat, ditemukan di horizon B tanah daerah iklim kering.

4) Gumpal bersudut (Angular Blocky) : Sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, seperti kubus dengan sudut – sudut tajam, ditemukan di horizon B tanah daerah iklim basah.

5) Gumpal membulat : Sumbu vertikal sama dengan sumbu horizontal, Seperti kubus sudut – sudut membulat, ditemukan di horizon B tanah daerah iklim basah.

6) Granular : Bulat porous, ditemukan di horizon A.

7) Remah : Bulat sangat porous, ditemukan dihorison A.

2.2.4 Konsistensi

Konsistensi menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah atau atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunujkkan oleh daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Dalam keadaan lembab, tanah dibedakan kedalam bentuk konsistensi gembur sampai teguh.Keadaan kering, tanah dibedakan kedalam konsistensi lunak sampai keras.Sedangkan dalam keadaan basah, tanah dibedakan plastisitasnya yaitu dari lastis sampai tidak plastis atau kelekatannya yaitu dari tidak lekat sampai lekat (Mustafa dkk, 2012).

Hanafiah (2012), Konsistensi merupakan ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi

(24)

12 kekuatan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. Penurunan kadar air akan menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan (stickness) dan kelenturan (plasticity), menjadi gembur (friable) dan lunak (soft) serta menjadi keras dan kaku (coherent) pada saat kering.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsistensi tanah meliputi, (Hanafiah, 2012) ; (1) tekstur, (2) Sifat dan jumlah koloid organik maupun anorganik, (3) Struktur, dan terutama (4) Kadar air tanah.

2.2.5 Berat Volume Tanah (BD) dan Berat Butir Tanah (PD)

Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah persatuan volume tertentu, dimana volume kerapatan tanah termasuk didalamnya adalah ruang pori, yang satuannya adalah g/cm3. Bulk density merupakan petunujk kepadatan suatu tanah.Makin padat suatu tanah maka nilai dari Bulk Density juga semakin tinggi, ini berarti makin sulit pula meneruskan air atau makin sulit ditembus oleh akar tanaman (Hardjowigeno, 2003).

Nilai Bulk Density dapat menggambarkan adanya lapisan padat pada tanah, pengolahan tanahnya, kandungan bahan organik dan mineral, porositas, daya menggenang air, sifat drainase dan kemudahan tanah ditembus oleh akar (Hakim, 1986). Menurut Hardjowigeno (2003), Berat volume tanah penting untuk menghitung kebutuhsn pupuk atau air untuk tiap hektar tanah yang didasarkan pada berat tanah per hektar, dengan rumus :

Berat Volume Tanah =Berat Tanah Kering (g) Volume Tanah (cc) Volume Tanah = Volume ring (πr2t)

Partikel Density didefenisikan sebagai berat kering atau satuan volume partikel (padat) tanah, jadi termasuk volume dalam pori – pori tanah, dengan rumus :

Berat Butir Tanah =Berat Tanah Kering (g) Volume Partikel (cc)

(25)

13 2.2.6 Porositas

Porositas tanah adalah persentase volume tanah yang tidak ditempati butiran padat. Susunan butiran tanah juga menentukan jumlah dan sifat pori.

Ukuran pori – pori liat kecil dan dapat menahan air, tetapi permeabilitasnya sangat lambat, sebaliknya pasir mempunyai pori-pori yang besar tetapi daya menahan airnya kurang (Pairunan dkk, 1997).

Total Porositas terdiri atas pori besar, sedang dan kecil yang berpengaruh terhadap gerakan air dan udara didalam tanah sebagai berikut, (Sutanto, 2005) :

a. Pori Besar : Rerata diameter > 10 µm memengaruhi perkolasi air, rerata diameter 10 – 15 µm memiliki pengatusan lambat, rerata diameter > 50 µm memiliki pengatusan cepat. Pori ini terisi udara apabila tidak ada lengas didalam pori.

b. Pori sedang : Rerata diameter 0,2 – 10 µm, air terikat dianatar pori sebagai air kapiler dan tersedia bagi tanaman.

c. Pori kecil : rerata diameter < 0,2 µm, air terikat diantara pori dan tidak tersedia bagi tanaman.

Ruang Pori Total (%) = 1 − Bulk Density

Particle Density x 100 %

Suatu ekosistem hutan yang tidak terganggu, pergerakan air dalam kondisi yang jenuh terjadi dalam tanah melalui pori-pori besar yang disominasi ruang pori tanah dan akibatnya aliran air dipermukaan tanah biasanya rendah, walaupun pada daerah-daerah dengan curah hujan intensif dan dengan distribusi air hujan yang tinggi. Penghilangan vegetasi penutup dari tanah biasanya mengakibatkan peningkatan kerapatan tanah dan penurunan porositas tanah serta pengurangan tingkat infiltrasi (Lahjie, 2001).

2.2 7 Penetapan Permeabilitas

Permeabilitas adalah suatu sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair melalui suatu media yang berpori dan disebut pula sebagai konduktivitas hidraulika.Dalam hal ini, cairan adalah air tanah dan media berpori adalah tanah

(26)

14 itu sendiri (Sarief, 1985).Sejalan dengan itu, Foth (1995), menyatakan bahwa permeabilitas merupakan kemudahan cairan, gas dan akar menembus tanah.

Permeabilitas menunjukkan kemampuan tanah untuk meloloskan air, struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya juga ikut ambil bagian bagian dalam menaikkan laju infiltrasi dan menurunkan laju air. Permeabilitas dapat memengaruhi kesuburan tanah. Permeabilitas berbeda dengan drainase yang lebih mengacu pada proses pengaliran air saja, sedangkan untuk permeabilitas dapat mencakup bahan organik dan mineral, udara, serta partikel-partikel lainnya yang terbawa bersama air (Rohmat, 2009).

Permeabilitas tanah menyatakan laju air melalui tenah dalam jangka waktu tertentu. Laju gerak air melalui tanah, jenuh air tanah pada tekanan hidrolistik 1 cm dapat dibedakan menjadi 7 kelas permeabilitas (Lembaga Penelitian tanah, 1979) :

1) Sangat Lambat (< 0,1 cm/jam) 2) Lambat (0,1 – 0,5 cm/jam) 3) Agak Lambat (0,5 – 2,0 cm/jam) 4) Sedang (2,0 – 6,0 cm/jam) 5) Agak cepat (6,0 – 12,5 cm/jam) 6) Cepat (12,5 – 25,5 cm/jam) 7) Sangat cepat (> 25,5 cm/jam) 2.3 Hutan

Ahli kehutanan dan para ilmuan dibidang lingkungan, istilah hutan mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks.Secara umum, hutan dapat didefenisikan sebagai suatu asosiasi masyarakat tumbuh-tumbuhan dan binatang yang didominasi oleh pepohonan atau vegetasi bekayu, yang mempunyai luasan tertentu sehingga dapat menciptakan iklim mikro (Simon, 1993). Menurut Undang-undang nomor 41 tahun 1999 tentang kehutanan menyatakan bahwa hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Departemen Kehutanan, 1992).

(27)

15 Hutan merupakan bentuk kehidupan yang terbesar dipermukaan bumi.Kita dapat menemukan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, dipulau kecil maupun di benua besar.Sesorang yang berpengetahuan awam mungkin melihat hutan lebih sebagai sekumpulan pohon kehijauan dengan beraneka jenis satwa dan tumbuhan liar.

2.4 Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel).

Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia.Untuk meningkatkan produksi kelapa sawit dilakukan kegiatan perluasan areal pertanaman, rehabilitasi kebunyang sudah ada dan intensifikasi.Pelaku usaha tani kelapa sawit di Indonesia terdiri dari perusahaanperkebunan besar swasta, perkebunan Negara dan perkebunan rakyat.

Usaha perkebunan kelapa sawit rakyat umumnya dikelola dengan model kemitraan dengan Perusahaan besar swasta dan perkebunan negara (inti – plasma) (Kiswanto dkk, 2008).

Lama penyinaran matahari yang baik untuk kelapa sawit antara 5-7 jam/hari. Tanaman ini memerlukancurah hujan tahunan 1.500-4.000 mm, temperatur optimal 24-28 ˚C. Ketinggian tempat yang ideal untuk sawit antara 1- 500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembaban optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80-90% dan kecepatan angin 5-6km/jam untuk membantu proses penyerbukan. Kelapa sawit dapat tumbuh pada jenis tanah Podzolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Alluvial atau Regosol, tanah gambut saprik, dataranpantai danmuara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0-5,5. Kelapa sawit menghendaki tanah yang gembur, subur,datar, berdrainase (beririgasi) baik dan memiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15˚(Kiswanto dkk, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

Klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi agar dihadiri oleh Pemimpin / Direktur Perusahaan atau Penerima Kuasa dari Direktur yang dibuktikan dengan Surat Kuasa bermaterai dan

▪ UU No 39 Tahun 1999 tentang hak Asasai Manusia khususnya Pasal 49 (2) yang menyatakan bahwa Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan.. pekerjaan

Character Building : Optimalisasi Peran Pendidikan Dalam Pengembangan Ilmu Karakter Bangsa.. Kamus

Setiap pilihan atas produk Obligasi yang dibeli nasabah merupakan keputusan dan tanggung jawab nasabah sepenuhnya, termasuk apabila nasabah memilih jenis produk yang

Part II contains papers on whether private schools are better than public schools, and Part III con- tains studies from actual school choice proposals or pro- grams in the U.S., or

Selain itu pengaruh kebijakan dan strategi organisasi adalah faktor – faktor lingkungan baik didalam maupun diluar organisasi mengakibatkan ketidakpastian lingkungan

Sesuai Undang-Undang Dasar 1945 presiden Republik Indonesia bertugas: (a) Menjalankan Undang- Undang Dasar 1945, (b) Menjalankan garis-garis besar haluan Negara, dan

Apakah terdapat perbedaan kualitas pelaporan keuangan meliputi ketelitian, ketepatan, dan kecepatan dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen Daerah secara