• Tidak ada hasil yang ditemukan

perusahaan produksi proses sistem kebijaksanaan perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakaukan :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "perusahaan produksi proses sistem kebijaksanaan perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakaukan :"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

4 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Produksi

Pengendalian proses produksiadalah macam – macam metode yang

digunakan setiap pelaku manajemen‘ ‘perusahaan untuk mengelolah, menjadwalkan, koordinir , dan mengarahkan proses produksi (alat, material bahan,mesin, dan sumber daya manusia ) untuk dijadikan sebuah flow yang menghasilkan waktu se efektif mungkin dan menimbulkan biaya produksi yang minimal. Setiap perusahaan memiliki pengendalian produksi yang ber-beda hal ini tergantung pada sistem

kebijaksanaan‘perusahaanyang digunakan. Pengendalianproduksi

dapatdilakaukan:

OrderControl: Kegiatan produksi perusahaan berdasarkan pesanan yang datang sehing kegiatana operasionalnyajuga tergantung padapesanan

tersebut.

 Follow Control : Kegiatan produksi perusahaan yang sudah memiliki standar sehingga dapat memungkinkan semua produk memiliki persediaan dalam jumlah yang lumayan besar.

Dalam pelaksanaan pengendalian pada 2 kebijakan diatas memiliki tujuan yang sama sebagaimana waktu arus produksi atau material sudah sesuai dengan perencanaannya dan demikian dengan tranportasi dari pabri ke proses produksi hingga kepada gudang jadi nantinya. (Assauri, 2004)

2.1.1 Fungsi Pengendalian Produksi

Berikut beberapa fungsi Pengendalian produksi sebagai berikut:

a. Melakukan peramalan permintaan produk dinyatakan dengan jumlah sebagai suatu fungsi dari waktu.

b. Memantau permintaan nyata, dan membandingkan dengan ramalan permintaan serta memperbaiki ramalan tersebut.

c. Membuat jumlah ekonomis untuk pembelian dan pembuatan produk yang dihasilkan.

d. Membuat system pengendalian secara ekonomis.

e. Membuat keperluan produksi dan tingkat pcngcndalian pada hatas waktu

(2)

f. tertentu.

g. Memantau tingkat pengendalian dan membandingkannya dengan rencana pengendalian serta memperbaiki rencana produksi.

h. Membuat rincian dari jadwal produksi, penugasan kerja, beban mesin.

i. Melakukan perencanaan proyek.

2.1.2 Jenis - jenis sistem Produksi

Menurut Assauri,(1980)‘menyatakan sistem proses produksi merupakan kombinasi yang dilakukan dari beberapa bahan dan beberapa peralatan untuk diolah sedemekian rupa menjadi barang atau jasa dalam kepentingan memenuhi kebutuha pelanggan dan mendapatkan keuntungan. Jenis – jenis sitem produksi dibagi menjadi beberapa maca sebagai berikut:

a) Sistem produksi Batch

Sistem produksi Batch merupakan sistem produksi dimana sejumlah besar variasi produk dengan bahan – bahan yang terbatas. Proses ini menghasilkan jumlah besar atau kecil dengan baik namun batch sizes production yang umumnya merupakan proses yang sulit untuk melakukan perencanaan namun dalam hal ini penggunaan bahan hari dilakukan perencanaan seefektif.

b) Sistem Proses

Sistem proses atay Process Sistem merupakan sistem produksi dimana proses produksi dibuat secara kontinyu atau terus menerus dalam keadaan pola tertentu. Contoh industri dengan menerapkan sistem proses merupakan penyulingan minyak, industri semen dan lain sebagainya. Kebanyakan sistem produksi ini merupakan pengolahan bahan baku atau spare part untuk dijadikan perantara pihak ketiga untk industri lainnya.

c) Sistem Produksi Mass

Mass Production atau produksi massal adalah pembuatan produk standar dalam jumlah besar. Pengertian mass production ini dapat dipahami dengan memahami jalur perakitan atau teknologi otomasi yang digunakan untuk menghasilkan produknya. Umumnya banyak diterapkan pada industri yang sangat komplit, Hal ini disebabkan dengan aliran komponen bahan – bahan yang sangat

(3)

komplek dan menghasilkan sejumlah besar bagian membutuhkan perakitan lebih lanjut untuk mencapai produk jadi. Salah satu contoh produksi massal seperti prodksi manufaktur HP, Produksi Motor dan Manufaktur mobil.

d) Sistem Proses Kontruksi

Construction Process atau proses kontruksi merupakan proses sistem skala besar dengan menggunak peralatan dan bahan – bahan yang digunakan dalam pembangunan tempat dalam skala besar. Contoh sistem proses kontruksi pembuatan pesawat, kapal, dan rumah.

2.1.3 Sistem Produksi Batch Sizes

Sistem Produksi Batch Sizes merupakan proses produksi berbagai jenis produk menggunakan mesin atau peralatan – peralatan yang sama untuk semua proses produksi. Dalam sistem produksi batch size, produk sering dibuat dalam ukuran lot tertentu. Oleh karena itu, penentuan perencanaan batch sangat dibutuhkan untuk mengatur siklus produksi antar jenis produk dikarenakan penggunaan peralatan yang sama diperlukan jadwal (schedule) produksi yang ter koordinasi untuk penentuan lot optimum dalam setiap proses produksi dibutuhkan agar menghasilkan alokasi kapasitas produksi optimum serta menekan tingkat persediaan.

2.2 ManajemenPersediaan

Dalam prosesnya, manajemen persediaan adalah sistem untuk mengelola item atau barang, bagaimana barang persediaan diklasifkasikan secara akurat.

Menurut Krajewski et al. (2007) manajemen persediaan adalah perencanaan dan pengendalian inventori untuk memenuhi prioritas standarisasi perusahaan, Manajemen persediaan yang baik sangatlah penting. Dalam hal mengurangi biaya dengan mengurangi persediaan berlebih atau persediaan tidak tersedia mengakibatkan produksi terhenti, pelanggan tidak puas bahkan lost sale. Tujuan manajemen persediaan adalah memutuskan dan memastikan keseimbangan antara persediaan yang ada dengan pelayanan pelanggan, tidak akan pernah mencapai rencana biaya terendah tanpa manajemen persediaan yang baik (Heizer & Render, 2014).

(4)

2.2.1 Persediaan

Menurut Russel dan Taylor (2009) Persediaan adalah stok barang yang disimpan oleh sebuah perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan baik internal maupun eksternal, kebanyakan pemikiran tentang konsep persediaan sebagai produk akhir namun, persediaan mengambil bentuk selain produk akhir termasuk bahan baku, persediaan work in process produk dan barang yang diangkut peralatan dan perlengkapan termasuk persediaan.

Menurut Arman (2003) menyatakan bahwa persediaan adalah sumber daya menganggur yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud proses lebih lanjut adalah berupa aktivitas produksi tahapan berikutnya pada sistem manufaktur, semisal persediaan bahan baku digunakan untuk proses produksi, persediaan barang jadi digunakan untuk kegiatan pemasaran.

Permasalahan persediaan sering kali terjadi pada perusahaan manufaktur disebabkan tidak akuratnya penentuan jumlah persediaan atau salah perhitungan sehingga terjadi persediaan yang berlebih atau kurangnya persediaan terjadi (Russell

& Taylor, 2009). Tujuan semua perusahaan termasuk menyimpan persediaan karena alasan berikut:

1. Untuk menjaga operasi yang independen.

Dalam lini produksi dibutuhkan stasiun kerja yang independen sehingga waktu siklus yang dibutuhkan dalam melakukan operasi yang serupa akan berbeda – beda pada suatu item ke item lainnya. Oleh karena itu, produktivitas kerja lebih maksimal dan menghasil output rata – rata menjadi lebih stabil.

2. Untukmencukupi variasipermintaan

Apabila permintaan produk diketahui secara tepat, produksi dapat dilakukan sesuai dengan jumlah perminttaa yang akan dipenuhi. Namun, dala sistem nyata stok pengaman harus tetap ada untuk mencegah kekurangan persediaan atau pemesanan kembali.

3. Untuk melakukan fleksibilitas penjadwalan proses produksi.

Dengan adanya stok pengaman mampu meringankan beban terhadap siste proses produksi. Hal ini mengakibatkan lead time yang lebih lama, kemungkinan perencanaan laju produksi lebih rendah dengan lot produksi yang

(5)

membengkak. Hal ini dapat disesuaikan deng kondisi biaya set –up jika tinggi maka, produksi dalam satu kali set-up dengan lot produksi yang banyak akan lebih efektif.

4. Meyediakan safety stock untuk pemesanan atau pengiriman yang bervariasi pada bahan baku.

Pada saat pemesanan bahan baku dilakukan, pengunduran atau pembatalan atau berbagai macam alasan lainnya, misalnya waktu pengiriman yang berbeda – beda, terbatasnya material bahan menyebabkan keterlambatan (delay), Kehilangan penjualan (lost orde) atau pengiriman bahan baku tidak sesuai standar.

5. Untukmemanfaatkanukuranpesananpembelian.

Dalan memenuhi pesanan yang datang diperlukan biaya, Oleh karena itu, jumlah pemesanan yang datang mempengaruhi biaya pemesanan. Hal ini juga menyebabkan biya pengiriman semakin kecil per masing – masing unitnya jika, pemesanan dilakukan langsung dalam jumlah besar.

6. Banyak pertimbangan spesifik lainberdasarkan kondisi tertentu.

Berdasarkan kondisinya, persediaan‘mungkin di butuhkan. Contohnya adalah persediaan digunakan untuk mengantisipasi terhadap perubahan harga seperti spare part komputer atau bahan bakat helikopter atau pesawat.

2.2.2 Jenis – Jenis Persediaan

Untuk memenuhi fungsi-fungsi persediaan. Menurut (Heizer & Render, 2014) perusahaan harusmempunyai empat jenis persediaan di bawah ini :

a) Persediaan bahan baku (Raw Material Stock)

Bahan-bahan yang dibeli untuk kebutuhan produksi, tetapi belum memasuki proses manufaktur. Persediaan terpisah dari pemasok (supplier) ke proses

produksi.

b) Persediaanbarangsetengahjadi (WIP Inventory -Work In Process)

Bahan baku atau raw materaial yang telah diolah dari beberapa komponen dan sudah melalui proses perubahan namun belum selesai.

c) Persediaanpasokan operasi/ perbaikan/ pemeliharaan (MRO)

Persediaan pemeliharaan, perawatan (maintenance), perbaikan, aktivitas –

(6)

aktivitas yang dibutuhkan untuk menjaga agar alat produksi berfungsi dengan baik.

d) Finished good stock atau persediaan barang jadi

Produk yang sudah siap jual dan dipasarkan namun, masih dalam bentuk pembukuan aset dalam perusahaan.

2.2.3 FungsiPersediaan

Enam fungsi yang terdapat dalam proses memenuhi kebutuhan persediaan dalam perudahaan (Eddy, 1997):

a. Mencegah kehilangan atau keterlambatan bahan baku atau material yang dibutuhkan perusahaan.

b. Mencegah resiko jika bahan baku yang dipesan tidak sesuai standar maka bisa dilakukan pengembalian.

c. Mencegah inflasi atau kenaikan barang.

d. Untuk membuat stok pengaman material bahan baku secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulita jika material langka atau habis.

e. Mendapaatkan potongan kuantitas dari keuntungan pembelian.

f. Memenuhi kebutuhan pelanggan dengan selalu adanya persediaan setiap waktu.

2.3 Biaya’1Persediaan

Dalam’ mengadakan persediaan, ada biaya persediaan yang ditimbulkan oleh penyimpanan persediaan (invetory) pada perusahaan. Biaya persediaan dibagi menjadi dua tipe, yaitu perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur.Untuk perusahaan dagang, biaya persediaan hanya mencakup biaya pembelian.Istilah “biaya pembelian” didefinisikan dalam PSAK No 14 Tahun 2009 “meliputi harga pembelian, bea impor, dan pajak lainnya (selain dari pajak yang kemudian dapat dipulihkan kembali dari dinas pajak), biaya transportasi, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang dapat didistribusikan secara langsung pada pembelian dikurangi diskonto, rabat, dan subsidi”. Dan untuk perusahaan manufaktur, biaya persediaan tidak hanya mencakup biaya pembelian, tetapi juga “biaya konversi”. Biaya konversi

(7)

pada umumnya mencakup biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan unit yang diproduksi, seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung serta biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis.

2.3.1 Biaya’ Produksi’

Biaya produksi atau cost production merupakan akumulasi biaya yang

dikeluarkan perusahaan mulai dari proses pengelolaan bahan baku hingga menjadi produk jadi. Menurut Murdifin & Mahfud (2014), pada perusahaan manufaktur terdapat 3 biaya pada produksi, bagian – bagian ini mencakupi proses dari awal yaitu material bahan baku hinggn produk siap jual. Berikut biaya – biaya persediaan, Yaitu:

1. Biaya Bahan baku

Biaya ini merupakan hal yang wajib ada dalam biaya produksi dikarenakan biaya ini digunakan untuk memperoleh pengolahan produksi selanjutnya. Proses dari pembelian bahan baku pun berbeda- beda mulai dari pembelian ataupu pengolahan material dari awal. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam biaya bahan baku.

Kelompok komponen pertama adalah biaya yang digunakan untuk membeli bahan baku, perusahaan dapat membeli secara langsung, kredit, supplir, debit atau mengimpor sesuai kesepakan dengan pihak ketiga. Komponen yang kedua merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pergudangan mulai dari bahan baku yang telah dibeli diatur dengan sebaik mungkin untuk disalurkan ke gudang dan manakah yang akan diproduksi terlebih dahulu akan menimbulkan biaya persediaan tambahan.

Selain dua komponen diatas yang dapat menimbulkan biaya bahan baku seperti pengiriman barang ke lantai produksi, pembongkaran, pemesanan ulang jika terjadi.

Dan unsr biaya yang pasti diperhitungkan dalam memperoleh bahan baku antara lain adalah harga beli, biaya pengiriman, administrasi gudang dari awal hinggan masuk lantai produksi

2. Biaya TenagaKerjaLangsung

Dalam biaya produksi terdapat biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperkerjakan sumber daya manusia pada bagian produksi. Tenaga kerja langsung berkaitan dengan karyawan yang berada di prosuksi. Anggaran gaji karyawan ini diperhitung mulai dari setiap elemen yaitu

(8)

pengolahan bahan baku sampai proses siap jual. Salah satu contoh biya tenaga kerja langsung atau TKL yaitu operator mesin.

3. OverheadPabrik

Terakhir dari komponen biaya produksi merupakan overhead pabrik , pengeluaran ini seringkali timbil bila terjadi biaya yang harus dikeluarkan atau tambahan pengeluaran lain tapi tetap memiliki kaitan dengan prose produksi seperti proses pengawasan, dan pajak. Biaya ini nantinya akan dicantumkan dalam laporan laba rugi ketika periode atau siklus produksi berakhir. Biaya overhead memiliki peranan penting dalam memaksimalkan aktivitas produksi yang terjadi seperti kerja lembur dimana upah tenaga kerja terkait produksi yang tidak bisa dibebankan kepada biaya produksi melainkan masuk kepada pengeluaran biaya overhead maka dri itu peranan biaya ovehead mampu memaksimalkan produktivitas produksi biaya ini meliputi biaya maintenace peralatan produksi serta sewa pabrik jika perusahaan dalma kondisi masih menyewa.

Pada Economic Production Quantity Multi item. Total biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi dalam satuan tertentu (𝑄) lalu dikali dengan Total permintaan (𝑅𝑖).(Yamit, 2003):

𝑇𝑃𝐶 = ∑𝑛𝑖=1(𝑃𝑖. 𝑅𝑖) ... (1) Dimana :

𝑇𝑃𝐶 : Total biaya produksi 𝑃𝑖 : Biaya produksi per item i 𝑅𝑖 : Total unit permintaan item i 2.3.2 Biaya Set-up

Biaya Set up atau set up cost biaya yang dikeluarkan saat melakukan persiapan proses produksi. Biaya set-up mesin, biaya set-up bahan baku dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebelum melakukan proses produksi berlangsung. Biaya set-up merupakan frekuensi set up (1 kali set up) dalam satu siklus kali proses produksi dikalikan dengan biaya set up per produksi produk.

Pada Economic Production Quantity Multi item. Berikut rumus yang digunaka untuk mencari total biaya set up adalah : .(Yamit, 2003)

𝑇𝑆𝐶 = 𝑚 ∑𝑛𝑖=1𝐶𝑖 ... (2) Dimana :

(9)

𝑇𝑆𝐶 : Total biaya set-up

‘𝑚‘ : Jumlah‘ ‘siklusproduksipertahun 𝐶𝑖 : Biayaset-upperproduksi item i 2.3.3 Biaya Simpan

Biaya simpan atau holding cost dapar menggunakan suku bunga bank. Karena barang yang disimpan diibaratkan uang. Biaya simpan per tahun dapat diperoleh dari mengalihkan Fraksi suku bunga per tahun dengan harga jual produk. (Imani, A., 2019).

Pada Economic Production Quantity Multi item. Berikut rumus yang digunaka untuk mencari Total biaya simpan sebagai berikut.(Yamit, 2003) :

𝑇𝐼𝐶 = 1

2𝑚 ∑ 𝐻𝑖𝑅𝑖(𝑝𝑖−𝑟𝑖)

𝑝𝑖

𝑛𝑖=1 ... (3) Dimana :

𝑇I𝐶 : Total biaya simpan

𝐻𝑖 : Biaya simpan tiap unit per tahun 𝑅𝑖 : Total unit permintaan item 𝑝𝑖 : Rata – rata produksi item i 𝑟𝑖 : Rata – rata permintaan item i 𝑁 : Banyaknya jenis produk

Biaya – biaya persediaan diatas diakumulasikan menjadi total biaya persediaan, Yaitu: Biaya produksi (Production cost), Biaya Set-up (Set-up cost), dan Biaya simpan (Holding cost).

2.4 Pengendalian Persediaan

Pengendalian persediaan (inventory) merupakan pengumpulan atau penyimpanankomoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu, bentuk persediaan itu bisa berupa bahan mentah, komponen, barang setengah jadi,spare part, dan lain-lain. Pengendalian persediaan berupa fungsi manajerial yang sangat penting karena persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam persediaan aktiva lancar. (Handoko, 2000)

2.4.1 Persediaan Produk Jadi

Suatu aset yang berjalan dari perusahaan yang dimaksudkan untuk dipasarkan atau dijual dalam kurun waktu tertentu atau stok produk yang masih dalam proses

(10)

pengerjaan atau juga stok material bahan atau bahan baku yang dalam proses menunggu produksi untuk memenuhi kebutuhan customer atau pelanggan setiap waktu. (Assauri, 2004). Persediaan produk jadi di dalam perusahaan sebagai stok pengaman untuk menghindari lost sale dan keterlambatan pengiriman.

2.5 Persediaan Economic Production Quantity (EPQ)

Metode Economic Production Quantity merupakan perluasan model persediaan dari Economic Order Quantity (EOQ). Pada tahun 1918 pengembangan model EOQ dilakukan oleh E.W. Taft, dimana melihat barang diproduksi dalam ukuran lot tertentu yang dipakai untuk sub komponen – komponen antara produk.

Model EOQ mengasumsikan permintaan yang datang dalam persediaan dalam waktu yang sama, namun sering dijumpai permintaan yang datang secara berangsur- angsur daripada sekaligus. Sedangkan model EPQ mengasumsikan produksi perusahaan jumlah persediaan selama periode produksi bertambah dan berkurang secara bertahap sebanding dengan jumlah permintaan (Yamit, 2003). Model sistem persediaan Economic Production Quantity atau EPQ menggunakan asumsi awal metode Economic Order Quantity atau EOQ dengan sebuah asumsi laju produksi (𝑝 > 0) bersifat konstan dan lebih besar dari laju permintaan (𝑝 > 𝐷). Model ini juga meggunakan asumsinya bahwa permintaab terus menerus atau disebut dengan kontinyu. Berikut penjelasan EPQ pada gambar 2.1:

Gambar 2.1 Grafik EPQ

(11)

Pada Gambar 2.1 grafik EPQ (Economic Production Quantity). Jika tidak ada permintaan dari waktu nol sampai tp maka 𝑃, jika ada permintaan persediaan turun menjadi 𝑝 − 𝑟, dimana 𝑝 ≥ 𝑟, tingkat persediaan maximun (𝐼𝑚𝑎𝑥) terjadi saat waktu produksi berakhir 𝑡𝑝. 𝑡𝑝 =𝑄

𝑝. Rata – rata produksi adalah setengah dari maksimum persediaan.

Keterangan:

𝑄 = Jumlah produksi dalam satu putaran produksi 𝐷 = Rata-rata penyaluran per satuan waktu

𝑃 = Rata-rata produksi per satuan waktu 𝐼𝑚𝑎𝑥 = Tingkat persediaan maksimal 𝑅 = Persediaan hampir habis

𝐿 = Waktu yang diperlukan untuk memproduksi kembali 𝑡𝑝 = Waktu dimana dilakukan produksi

𝑡i = Waktu dimana proses produksi berhenti 𝑡 = Waktu satu putaran produksi

(12)

2.5.1 EconomicProductionQuantityMultiItem

Dalam EPQ multi item merupakan pengendalian produksi yang pada umunya memproduksi berbagai jenis produk dengan si setiap prosesnya menggunakan alat dan mesn yang sama berdasarkan jadwal produksi atay perputaran produksi jenis secara bergantian. Oleh‘ ‘karena itu , Alur penggunaan peralatan dan mesub dijadwalkan dalam sistem produksi multi item harus diatur dengan baik agar memenuhi permintaan dari semua jenis produk yang ada. Hal ini diperlukan untuk menentukan jumlah siklus (m) yang diperlukan dan berkaitan langsung untu meminimasi total seluruh biaya jenis produk yang akan diproduksi nantinya.

Model EPQ single item mengalami pengembangan oleh (R.J. Tersine, 1994)

untukproduksimultiitemdenganpersamaan matematis seperti persamaan berikut:

𝑇𝐶(𝑚) = ∑ 𝑃𝑖𝑅𝑖 + 𝑚 ∑𝑛𝑖=1𝐶𝑖+1

2𝑚 ∑ 𝐻𝑖𝑅𝑖(𝑝𝑖−𝑟𝑖)

𝑝𝑖 𝑛𝑖=1

𝑛𝑖=1 ... (4)

Dimana :

𝑇𝐶(𝑚) : Total biaya persediaan 𝑃𝑖 : Biaya produksi per unit i 𝑅𝑖 : Total unit permintaan item i 𝑚 : jumlah siklus produksi per tahun 𝐶𝑖 : ‘‘Biayaset-upperproduksi item i 𝐻𝑖 : Biayasimpantiapunitpertahun

‘𝑝𝑖‘ : Lajuproduksi item i

‘𝑟𝑖‘ : Rata – rata permintaan item i 𝑁 : Banyaknya jenis produk

Selanjutnya, untuk menentukan jumlah optimum siklus produksi (𝑚) yang diperoleh dari turunan pertama total biaya dengan jumlah produksi sama dengan nol

dengan rumus (

𝑚

= √

𝐻𝑖𝑅𝑖(𝑝𝑖−𝑟𝑖) 𝑝𝑖 𝑛𝑖=1

2 ∑𝑛𝑖=1𝐶𝑖 ). Dengan mengetahui jumlah optimun siklus (𝑚) penentuan jumlah produksi untuk setiap produk (𝑄𝑖) dapat ditentukan dengan rumus berikut (

𝑄𝑖 =

𝑚𝑅𝑖

)

.

Formula dari total biaya persediaan minimun juga dapat ditentukan dengan cara

(13)

menentukan biaya minimum setiap produksinya, diperoleh dari turunan pertama total biaya dengan jumlah produksi sama dengan nol, sebagai berikut:

𝑑𝑇𝐶(𝑚)

𝑑𝑚 = ∑ 𝐶𝑖 − 1/2𝑚2𝐻𝑖𝑅𝑖(𝑝𝑖−𝑟𝑖)

𝑝𝑖 = 0

𝑛𝑖=1

𝑛𝑖=1 ... (5)

Dengan mengganti 𝑚 dalam formula total biaya dengan 𝑚, Formula total biaya persediaan minimum dapat ditentukan sebagai berikut:

(𝑇𝐶(𝑚

) = ∑

𝑛𝑖=1

𝑃

𝑖

𝑅

𝑖

+ 2𝑚

𝑛𝑖=1

𝐶

𝑖

)

. Formula tersebut tepat jika jumlah hari operasi sama dengan total waktu permintaan: 𝑁 ≥ ∑ 𝑅𝑖

𝑃𝑖

𝑛𝑖=1 . (Yamit, 2003).

(14)

17 Tabel 2.4 penelitian terdahulu

Penulis

Metode

Overstock

Parameter Decision Variable

EOQ EPQ Biaya

Volume Perminta

an

Volume

Produksi Siklus

Volume Optimum

Produksi

Minimasi Biaya

Boer et.al (2017) v _ V V V _ - - V

Verawaty, (2015) v _ V V _ _ - - V

Putra et. al (2014) _ V V V _ V - _ V

Yumna, (2021) _ V V V V V V V V

Wijaya & Puspasari (2020) _ V V V V V V V V

Butar, (2018) _ V V V V V V V V

Rimawan, E (2007) _ V V V V V V V V

Penelitian ini _ V V V V V V V V

(15)

Pada tabel 2.4 penelitian dilakukan oleh Boer et.al (2017) tentang pengendalian persediaan produk alat berat dengan EOQ untuk klasifikasi I menghasilkan penghematan sebesar 51,491% dari kondisi perusahaan dengan metode continous review policy (s,S). Dan untuk klasifikasi II dengan periodic review menghasilkan penghemata sebesar 69, 454%. Selanjutnya, Verawaty, (2015) melakukan penelitian persediaan pada produk obat menggunakan continous revie (s,S) menghasikan totak biaya persediaan Rp. 226.160.240,- dan mengalami penghematan sebesar Rp.

164.400.215,- atau sebsar 42,09% dari kondisi akrtual.

Penelitian yang dilakukan Putra, et al (2014) di perusahaan memproduksi karet seperti ban konveyor, Seal O- ring, Tutup LPG dapat memacu peningkatan produktivitas produk perusahaan memaksimalkan produksi belt conveyor sehingga terjadi penumpukan produk. Penyelesaian menggunakan metodo EPQ multi item mampu meminimasi biaya sebesar Rp. 26.274.435 sebesar 15% dan menghasilkann siklus produksi sebanyak 48 kali pada kondisi rill menjadi 60 kali siklus produksi optimun.

Penelitian tentang persediaan Work in process di sebuah perusahaan memproduksi besi dengan mengalami permasalahan overstock dan stockout dikarenakan permintaan yang bersifat fluktuatif pada persediaan item- item tertentu.

Pengklasifikasian digunakan dengan metode FSN- ABC Hasiluntuk mendapatkan permintaan untuk masing-masing produk. Berdasarkan data permintaan tiap produk, dilakukan perhitungan menggunakan EPQ Multi Item terhadap siklus produksi, kuantitas produksi dan total biaya persediaan. Selain itu juga ditentukan interval waktu produksi, safety stock dan tingkat persediaan maksimum. (Yumna, 2021)

Penelitian dengan permasalahan overstock produk di sebeuah perusahaan ban tubeless, dimana terdapat permasalahan di work in process green tyre dan menybabkan kecacatan produk. Peggunaan klasifikasi ABC terhadap 175 code size (jenis item).

Selanjutnya penyelesaian dengan metode EPQ multi item menghemat biaya penyimpanan sebesar 40% dan meningkatkan total biaya penyimpanan sebesar 34% . Penggunaan metode EPQ biaya set up untuk 175 code zize memberikan biaya lebih

(16)

tinggi, namun memberikan total efisiensi biaya pengadaan sebesar Rp.

30.399.717(Wijaya & Puspasari, 2020)

Penelitian tentang persediaan produk berikutnya minuman, Total biaya minimum yang dihasilkan sebesar Rp. 2.724.367.080,- . dengan jumlah produksi optimal sebanyak 4.930.114 botol setiap periode produksi (Butar-butar, 2018) . Selanjutnya, penelitian oleh Rimawan, E (2007) tentang persediaan produk pada perusahaan garmen menghasilkan minimasi biaya persediaan sebanyak Rp.

12.077.852, atau sebesar5% dari kondisi perusahaan . Awalnya siklus produksi sebanyak 156 siklus produksi dalam satu periode, setelah dilakukan perhitungan EPQ multi item menghasilkan 16 siklus produksi optimal, dengan lot produksi optimal produk kemeja 188.563 Pcs dan Celana 222.500 pcs. Dari penelitian – penelitian diatas metode EPQ multi item mampu meminimasi biaya persediaan dan menghitung jumlah lot produksi pada tingkat produksi produk. Sehingga, penelitian kali ini menggunakan EPQ multi item untuk menyelesaikan permasalahan persediaan perusahaan produk cat dan menghasilkan jumlah lot produksi yang optimal serta mampu meminimasi total biaya yang dikeluarkan perusahaan pada persediaan produk cat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian tentang analisis paparan radiasi skyshinerooftop Unit Radioterapi dengan sudut gantry Linear Accelerator 180° dan energi 10 MV di Rumah

Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan bersama dengan Divisi SCC dan Divisi PPTI Stikom Surabaya maka aplikasi promosi alumni dapat membantu alumni untuk mempromosikan

(DER) dapat menunjukkan tingkat resiko suatu perusahaan dimana semakin tinggi rasio Debt to Equity Ratio (DER), maka perusahaan semakin tinggi resikonya karena pendanaan dari

Pada kawasan yang lebih rendah yang terus dibasahi oleh air laut saat pasang adalah zona intertidal yang lebih “nyaman” bagi beberapa hewan kecil yang bergerak lincah.. Kawasan

Pada penelitian ini akan mengkaji tentang kemanfaatan paramater-parameter yang menentukan tingkat rawan kebakaran pada suatu daerah terbangun dengan menggunakan citra

Nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta bulan Mei 2008 mencapai 855,76 juta dollar Amerika, meningkat sebesar 10,29 persen dari bulan April 2008 yang mencapai 775,91 juta

Bila penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an dilakukan oleh Nabi dengan membawa kepribadian yang berlaku di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya, maka sudah tentu bahwa

kemudian al-Ghazāli memberikan komentar mengenai pendapat tersebut, yaitu, Islam mewajibkan wanita yang sedang menjalankan ibadah haji agar membuka wajahnya. Demikian pula