• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tanaman Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Kacang Koro Pedang (Canavalia ensiformis L.)

Kacang koro pedang (Canavalia ensiformis L.) merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang berasal dari benua Asia juga Afrika lalu berkembang di sejumlah negara lain seperti, Srilanka, India, Myanmar dan kemudian masuk ke Indonesia. Tanaman koro tumbuh subur di seluruh daerah tropis di Indonesia (Sudiyono, 2010).

Taksonomi kacang koro pedang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Superdivisio : Spermatophyta Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida

Sub-kelas : Rosidae Ordo : Fabales Familia : Fabaceae Genus : Canavalia

Spesies : Canavalia ensiformis L.

(2)

2.2 Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Koro Pedang

Kacang koro pedang merupakan salah satu kelompok kacang polong (legume) yang paling popular dan gampang dijumpai di pasaran. Kacang dengan bijian berkulit agak keras ini memiliki nama latin Canavalia Ensiformis yang berasal dari Amerika Selatan, dan kini tumbuh dan berkembang dikepulauan nusantara.

a. Akar

Akar kacang koro pedang termasuk perakaran tunggang.

Gambar 1. Akar tanaman kacang koro pedang b. Batang

Batang tanaman kacang koro pedang merambat (climbing), bercabang pendek dan lebat dengan jarak percabangan pendek.

Gambar 2. Batang tanaman kacang koro pedang

(3)

c. Biji

Biji kacang koro pedang dalam polongan koro memiliki bentuk bundar atau lonjong, berwarna putih, merah kecoklatan, coklat muda bahkan hitam pekat.

Gambar 3. Biji tanaman kacang koro pedang d. Buah

Buah kacang koro pedang berupa polongan, panjang, ujungnya cenderung lebar, berisi 8-16 biji.

Gambar 4. Biji tanaman kacang koro pedang

(4)

e. Bunga

Bunga tanaman kacang koro pedang berbentuk tandan semu diketiak daun dan terkeluk balik berwarna putih.

Gambar 5. Biji tanaman kacang koro pedang

f. Daun

Tanaman kacang koro pedang memiliki bentuk daun berjari tiga, lebar daun sekitar 10 cm dengan bentuk oval, lancip, memiliki bulu halus pada kedua sisinya.

Gambar 6. Biji tanaman kacang koro pedang

(5)

g. Panjang Polong

Panjang polongan kacang koro pedang mencapai 40 cm dan lebar 5 cm.

Gambar 7. Panjang polong tanaman kacang koro pedang

h. Tangkai Daun

Tangkai daun dan pangkal batang kacang koro pedang berwarna merah muda. Tanaman koro dapat berbunga pada umur sekitar 2-3 bulan.

Gambar 8. Tangkai daun tanaman kacang koro pedang

(6)

i. Tinggi Tanaman

Tanaman kacang koro pedang dapat tumbuh tinggi kurang lebih 1 meter.

Gambar 8. Tangkai daun tanaman kacang koro pedang

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Koro Pedang

Tanaman kacang koro pedang memerlukan tanah yang tidak terlalu banyak mengandung partikel liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat cocok untuk tanaman kacang koro pedang. Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk menanam tanaman kacang koro pedang, asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik. Tanah yang dianjurkan, yaitu tanah latosol dan regosol.

Keasaman tanah (pH) yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal, yaitu antara 5,5- 6,5. Pada tanah dengan pH di bawah 5,5 perlu diberi pengapuran untuk meningkatkan pH dan menetralisir keracunan aluminium. Sedangkan untuk pH tanah di atas 6,5 tidak diperlukan perlakuan tersebut. Kacang koro pedang (Canavalia ensiformis L.) dapat dibudidayakan pada ketinggian 5- 700 m dpl. Di

(7)

daerah dengan ketinggian di atas 700 m dpl produktivitas kacang koro pedang menurun dan umur panen menjadi lebih panjang. Tanaman akan tumbuh dengan baik pada suhu optimal 25- 270° C dan tumbuh dengan baik di daerah yang relatif kering dengan kelembaban udara 50- 90% (Purwono dan Hartono, 2005: 21).

2.4 Kandungan Gizi dan Manfaat Kacang Koro

Kacang koro pedang merupakan salah satu sumber protein yang baik, kandungan protein kacang koro pedangmencapai 26,9% (Bressani dan Sosa, 1990) dan 32,2% (Rodrigues, 1990) pada saat penanaman. Biji koro mengandung karbohidrat sekitar 46-49% atau lebih, kandungan pati sekitar 35%, serat kasar 5- 9%, dan total gula terlarut sekitar 4% (Nwokolo dan Smartt, 1996).

Tabel 1. Kandungan Gizi Kacang Koro Pedang

No. Komposisi Jumlah

1. Air (g) 15 g

2. Protein Kasar (g) 24 g

3. Lemak (g) 3 g

4. Abu (g) 3 g

5. Karbohidrat (g) 55 g

6. Energi (Kkal) 332 g

Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) (2008)

(8)

Kacang koro pedang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu, sebagai campuran abon daging sapi yang membuat lezat dan gurih, makanan ringan atau cemilan dan sebagai obat kanker. Kacang koro pedang digunakan sebagai pengganti kedelai, kacang koro pedang memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan kedelai.

Kelebihan kacang koro pedang adalah sebagai berikut :

1. Mudah dibudidayakan secara tumpang sari seperti ubi kayu, jagung, sengon, kopi, kakao, pepaya dll.

2. Adaptif pada lahan kering asam.

3. Penghasil pupuk hijau sebanyak 40 sampai 50 ton/ha umur 3-6 bulan.

4. University Hospital di Taipei Medical Colage melaporkan bahwa biji kacang koro pedang dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mencegah penyakit kanker karena Con Cana Valin A yang merupakan suatu protein bertindak sebagai anti bodi yang

dapat mengaktifka sel anti kanker, dan juga mampu mengumpalkan virus dan spermatozoa serta dapat mengisolasi substansi Immonoglobulin dan Glikoprotein darah (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 2012).

2.5 Peran Rhyzobium japonicum Terhadap Tanaman

Bakteri Rhyzobium japonicum secara makroskopis berkarakteristik berwarna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks, semitranslusen, diameter 2-4 mm dalam waktu 3-5 hari pada agar khamir-manitol-garam mineral. Sel bakteri Rhyzobium secara mikroskopis berbentuk batang, aerobic, gram negatif dengan ukuran 0,5-0,9 x 1,2-3µm, bersifat motil pada media cair, umumnya memiliki satu

(9)

flagella polar atau subpolar. Pertumbuhan optimum untuk tanaman kacang koro

membutuhkan temperatur 25-30oC, pH 6-7 (kecuali galur-galur dari tanah masam).

Lebih lanjut soepardi (1989) dalam Nasikah (2007) menjelaskan bahwa suhu optimal untuk bakteri Rhyzobium japonicum 18oC - 26oC, minimal 3oC dan maksimal 45oC, sedangkan kisaran pH optimal untuk Rhyzobium adalah sekitar dibawah netral hingga agak alkali, kendati demikian pada pH 5,0 beberapa strain Rhyzobium masih dapat bertahan hidup (Surtiningsih, et. al. 2009 dalam Ramadana Sari dan Retno Pradyaningsih, 2015).

Bakteri Rhyzobium japonicum bersifat kemoorganotropik, yaitu dapat menggunakan berbagai karbohidrat dan garam-garam asam organik sebagai sumber karbonnya. Organisme ini memiliki ciri khas yaitu dapat menyerang rambut akar tanaman kacang-kacangan di daerah beriklim sedang atau beberapa daerah tropis dan mendorong memproduksi binti-bintil akar yang menjadikan bakteri sebagai simbiosis intraseluler. (Rao, 1994 dalam Rahmawati, 2005 dalam Ramdanasari dan Retno Pradyaningsih, 2015).

Bakteri pada bintil-bintil akar sebagai bentuk pleomorfik dimana secara normal termasuk dalam fiksasi nitrogen atmosfer ke dalam suatu bentuk penggabungan yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman inang. Semua galur bakteri bintil akar menunjukan aktifitas terhadap inang. Suatu pigmen merah yang disebut leghemoglobin dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya.

Jumlah leghemoglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan

(10)

jumlah Nitrogen yang difiksasi. (Rao, 1994 dalam Rahmawati, 2005 dalam Ramdanasari dan Retno Pradyaningsih, 2015).

Spesies Rhyzobium japonicum dan BradyRhyzobium japonicum bersimbiosis dengan kedelai, BradyRhyzobium spp, bersimbiosis dengan kacang tanah, kacang tunggak, dan kacang gude, sedangkan Rhyzobium phaseoli bersimbiosis dengan kacang hijau. Bakteri Rhyzobium memiliki keunikan disbanding mikrooganisme tanah lainnya dalam kemampuannya bersimbiosis dengan tanaman legume untuk menambat N2. Agar dapat melakukan simbiosis, Rhyzobium tidak hanya harus bisa hidup secara saprofit, tetapi juga harus dapat mengalahkan (berkompetisi) dengan Rhyzobium yang lain dalam memperoleh tempat infeksi pada akar tanaman legume. Rhyzobium dalam kemampuan fisiologisnya untuk bertahan dalam keadaan yang bagaimanapun merupakan syarat yang penting agar dapat beradaptasi pada lingkungan yang banyak persaingan dan lingkungan tanah yang kompleks. (Rahmawati, 2005 dalam Ramdanasari dan Retno Pradyaningsih, 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Tidak ada pengaruh substitusi tepung koro pedang pada pembuatan donat terhadap tingkat pengembangan dan daya terima donat.. Pembuatan donat koro pedang disarankan

Berdasarkan hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perbedaan kosentrasi asam salisilat berpengaruh nyata terhadap lebar helai daun tanaman kacang koro pedang selama 8

Berdasarkan hasil penelitian bahwa perlakuan lama perendaman NaCl memberikan penurunan terhadap kandungan Asam sianida (HCN) kacang koro pedang.. Hasil tersebut

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh bahwa Sulawesi Selatan memiliki potensi yang cukup besar untuk mengembangkan kacang koro pedang karena mudah dibudidayakan dan

menunjukkan bahwa substitusi tepung kacang koro pedang berpengaruh terhadap kadar protein, volume pengembangan dan karakteristik organoleptik atribut aroma, tekstur,

Perkecambahan kacang koro pedang berpengaruh sangat nyata terhadap daya serap minyak, berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar protein, kadar lemak, kadar

Penggumpalan protein pada pembuatan tahu kacang koro pedang dapat terjadi dengan menggunakan koagulan whey tahu pada pH 6,2 atau sioko pada pH 6,7 menggunakan suhu

PENGARUH GERMINASI DAN KOMBINASI GERMINASI-ELISITASI MENGGUNAKAN JAMUR TEMPE TERHADAP KANDUNGAN PROKSIMAT DAN KARAKTERISTIK ADONAN KACANG KORO.. PEDANG (Canavalia