21 BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada AHASS Sengkaling yang berada di Jalan Raya Jetis No.19, Jetis, Mulyoagung, Kec. Dau, Malang, Jawa Timur. AHASS merupakan usaha yang bergerak di bidang otomotif.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Menurut Emzir (2012) penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).
C. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan elemen yang dijadikan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kuantitas dan kualitas karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2019). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen AHASS Sengkaling yang ingin adanya pengembangan jasa berupa penyediaan sparepart motor tua dan pengecatan body motor.
2. Teknik Penentuan Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakeristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2019). Menurut Gay (2011), penelitian eksperimen diperlukan sampel 30 responden untuk setiap kelompok yang akan digunakan.
Pengumpulan sampel menggunakan teknik non-probability sampling.
Teknik non-probability sampling dengan metode purposive sampling adalah suatu metode penentuan sampel yang dilakukan kepada siapa saja dengan pertimbangan kriteria tertentu (Sugiyono, 2019). Kriteria sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan servis di AHASS Sengkaling.
D. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2014) definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik. Berikut definisi operasional variable pada penelitian ini:
1. Masalah
Masalah merupakan suatu kondisi atau keadaan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan.
2. Gagasan atau Ide
Masalah yang didapat dari AHASS Sengkaling, penelitian dilanjutkan dengan pemunculan ide jasa yang ingin dikembangkan sesuai dengan masalah yang terjadi. Ide ini diberikan oleh konsumen kemudian disampaikan kepada manajer AHASS Sengkaling.
3. Analisa Gagasan
Mencari solusi dari masalah yang ada di AHASS dengan melakukan wawancara kepada konsumen agar dapat mengatasi permasalahan yang ada.
4. Kategori Gagasan
Jika ide atau gagasan sudah ditemukan, tahap selanjutnya adalah mengelompokkan ide tersebut sesuai dengan kategorinya.
5. Penyaringan Gagasan
Setelah gagasan sudah dikategorikan kemudian ide tersebut disaring agar dapat menemukan ide yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen.
6. Kelebihan Gagasan
Melakukan Analisa kelebihan pada setiap gagasan yang sudah didapatkan. Melakukan eliminasi terhadap konsep yang dirasa kurang efektif maupun kurang memiliki dampak terhadap perusahaan.
7. Kekurangan Gagasan
Merupakan identifikasi gagasan yang buruk dan melakukan analisa kekurangan setiap gagasan yang sudah didapatkan.
8. Peringkat Atas Gagasan
Perusahaan menilai dan membuat peringkat terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing gagasan yang sudah didapatkan.
9. Desain Jasa
Penentuan desain yang akan dibuat untuk melakukan pengembangan jasa, pada tahap ini melihat beberapa trend atau pesaing yang sejenis.
10. Trend Jasa
Pencarian refrensi refrensi berupa trend jasa. Trend jasa dapat dicari dari pesaing yang mempunyai jasa serupa.
11. Uji Coba Konsep
Pada tahap ini penelitian dilanjutkan dengan menguji konsep apakah jasa dapat berhasil atau tidak. Uji coba dianggap sebagai alat prediksi yang cukup tepat bagi keberhasilan suatu perusahaan.
12. Sampel Jasa
Pada tahap ini membuat sampel jasa yang sesuai dengan konsep yang sudah ditentukan.
13. Uji Coba Jasa
Melakukan uji sampel dengan menentukan penetapan harga jasa dan reliabilitas.
14. Harga
Penentuan harga tetap jasa untuk dapat mengetahui apakah jasa sesuai dengan harga yang diharapkan oleh konsumen.
15. TFC
Menghitung biaya tetap baik jasa atau barang yang ditanggung oleh perusahaan yang akan digunakan selama proses produkis.
16. TVC
Setelah menhitung TVC dan sudah didapat hasilnya. Langkah selanjutnya menghitung Total Variable Cost atau jumlah biaya variabel total dalam satu periode.
17. TP
Melakukan perhitungan Total Price atau jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan setelah sudah mendapatkan TFC dan TVC.
18. N
Kemudaian menghitung N atau produk yang diproduksi oleh perusahaan dalam waktu yang sama.
19. Komunikasi Konsep
Melakukan komunikasi konsep yang sudah dibuat kepada perusahaan AHASS Sengkaling.
20. Interpretasi Sampel
Penelitian dilakukan dengan membuat interprestasi dan prototipe pengembangan jasa agar pihak AHASS Sengkaling dapat memahami konsep secara keseluruhan mengenai pengembangan jasa yang dilakukan.
21. Refleksi Hasil
Selanjutnya membuat refleksi hasil dari prototipe yang sudah dibuat.
Pada tahap ini perusahaan menerima ususlan pengembangan jasa dari penelitian ini.
E. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer
Menurut Uma Sekaran (2011) data primer merupakan data yang mengacu pada informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Sumber data primer adalah responden individu, kelompok fokus, internet juga dapat menjadi sumber data primer jika kuisioner disebarkan melalui internet.
Data primer dari penelitian dari wawancara dengan sejumlah pelanggan potensial yang informasinya didapat dari AHASS Sengkaling
kemudian melakukan observasi untuk melihat kondisi lingkungan perusahaan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya (Uma Sekaran, 2011).
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur-literatur terhadap banyak buku yang berhubungan dengan penelitian. Serta dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan dan yang sesuai dengan penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Menurut Sugiyono (2016) wawancara dibagi menjadi 2 yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur serta dapat dilakukan dengan cara tatap muka maupun menggunakan telepon. Didalam penelitian ini teknik wawancara yang diterapkan adalah wawancara tidak terstruktur dimana teknik ini bersifat bebas tidak membutuhkan pedoman wawancara yang sudah tersusun sistematis. Menurut Sugiyono (2016) penelitian dengan teknik wawancara tidak terstruktur mencakup pertanyaan secara garis besar atas permasalahan yang terjadi sehingga dapat ditentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus diteliti. Maka, dengan wawancara tidak terstruktur akan ada pertanyaan yang menjurus kearah yang lebih sempit
diakarenakan data spesifik tidak akan diperoleh dari cerita luas yang diutarakan oleh responden.
Data wawancara yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan oleh dua pihak yakni pewawancara dan sumber informasi. Proses wawancara dilakukan untuk mendapatkan data terkait permasalahan yang terjadi pada AHASS Sengkaling, serta data mengenai perusahaan dilakukan kepada manajer AHASS Sengkaling. Serta wawancara yang dilakukan kepada 30 pelanggan potensial untuk mendapatkan data terkait keinginan pelanggan terhadap jasa baru. Data yang didapatkan dari wawancara dengan pemilik perusahaan yakni 10 keputusan operasional dan data yang didapatkan dari pelanggan potensial yaitu mengenai jasa yang akan dikembangkan.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (2016) observasi digunakan jika penelitian berkenaan dengan kegiatan atau prilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan jika ressponden yang digunakan tidak terlalu besar. Data observasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung subjek mengenai keadaan perusahaan yaitu pada AHASS Sengkaling.
G. Teknik Analisis Data
Untuk melakukan pengolahan data yang diperoleh dari setiap data primer dan sekunder diperlukan beberapa analisa untuk membandingkan permasalahan yang akan dihadapi dengan teori-teori yang digunakan untuk pembahasan.
Dalam penelitian ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan alat analisis tahapan pengembangan jasa, terdapat beberapa fase yang digunakan dalam sebuah penelitian terkait dengan pengembangan jasa (Malau H, 2017).
Berikut merupakan langkah-langkah dalam pengembangan jasa:
1. Gagasan atau Ide
Pencarian gagasan merupakan proses awal pengembangan jasa dimana dalam tahap ini dilakukan pencarian sistematis terhadap ide-ide jasa baru baik yang sudah ada maupun belum ada dipasaran. Pencarian gagasan didapat dari melakukan wawancara dengan konsumen. Berikut langkah- langkah dalam menentukan gagasan ide pengembangan jasa:
a. Analisa gagasan
Melakukan wawancara dengan konsumen AHASS Sengkaling mengenai permasalahan yang dialami sehingga dapat menemukan ide atau gagasan yang cocok untuk mengatasi permasalahan yang ada pada perusahaan.
Setelah itu didapatkan dua ide yaitu penyediaan sparepart motor tua dan pengecatan body motor.
b. Kategori gagasan
Beberapa ide atau gagasan yang sudah ditemukan dikelompokkan sesuai dengan kategori. Kedua ide yang didapat masuk dalam kategori yang sama yaitu pengembangan jasa baru.
2. Penyaringan Gagasan
Merupakan wadah dimana peneliti menyaring ide yang telah ditemukan dengan mengevaluasi setiap ide yang ada dan dieleminasi hingga
menemukan ide yang benar-benar akan diterapkan. Di dalam penyaringan ide, peneliti akan melihat kelebihan dan kekuatan dari masing-masing ide yaitu penyediaan sparepart motor tua dan pengecatan body motor kemudian memilih satu diantaranya yang layak untuk dikembangkan.
Menurut Adelia (2015) penyaringan ide memiliki tujuan sebagai penolakan atas ide-ide buruk sedini mungkin agar perusahaan tidak mengalami kerugian atas peluncuran produk baru tersebut. Setelah mendapatkan data dari proses wawancara dengan pihak AHASS, maka peneliti menggunakan scoring matrix untuk menyaring ide yang telah ada, langkah dari metode ini adalah sebagai berikut:
a. Dilakukan analisa kekurangan dan kelebihan pada gagasan atau ide penyediaan sparepart motor tua dan pengecatan body motor yang sudah didapatkan. Pada tahap ini dilakukan observasi dari beberapa sumber untuk melihat kekurangan dan kelebihan tersebut.
b. Perusahaan menilai dan membuat peringkat atas gagasan penyediaan sparepart motor tua dan pengecatan body motor terkait dengan kelebihan
dan kekurangan yang kemungkinan akan terjadi ketika jasa diuji. Dan mendapatkan pengecatan body motor lebih dipilih oleh konsumen.
3. Desain Jasa
Penentuan desain yang akan dibuat untuk pengembangan jasa pengecatan body motor yang akan dilakukan dengan melihat beberapa trend pada jasa sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan pesaing atau trend yang
sedang ramai di kalangan masyarakat. Langkah-langkah dalam membuat desain jasa sebagai berikut:
a. Trend Jasa
Melakukan pencarian refrensi desain jasa terkait pengecatan body motor.
Pada tahap ini, pencarian refrensi dilakukan dengan cara mencari jasa yang serupa dan melihat trend di pasaran
4. Uji Coba Konsep
Konsep pengujian meliputi ketentuan apakah jasa pengecatan body motor dapat berhasil atau tidak. Berikut langkah-langkah pada uji coba konsep yaitu:
a. Sampel Jasa
Membuat sampel jasa pengecatan body motor yang sesuai konsep.
b. Uji Coba Jasa
Pengujian sampel dengan menentukan penetapan harga jasa pengecatan body motor di tiap jenis cat warna yang akan dipakai dan reliabilitasnya.
5. Analisa Bisnis
Ditujukan agar perusahaan mendapatkan gambaran mengenai tahap financial yang dapat diluncurkan oleh jasa pengecatan body motor yang akan
dikembangkan, sehingga jika perusahaan akan menjual jasa pengecatan body motor tesebut, perusahaan sudah dapat membuat target pasar dan harga yang ingin digunakan. Selain itu, analisis bisnis disini digunakan untuk menentukan harga jual jasa pengecatan body motor sehingga konsumen
mampu mempertimbangkan harga untuk mengambil keputusan menggunakan jasa tersebut.
Analisis bisnis untuk menentukan harga jual pengecatan body motor menggunakan Metode Penetapan Harga-Plus (Cost Plus Pricing Methode).
Dimana metode ini melakukan perhitungan dengan caramenjumlahkan keseluruhan dari biaya perunit dan ditambahkan dengan laba yang diinginkan.
Rumus dari Cost Plus Pricing Methode ini adalah:
Keterangan:
TFC : biaya tetap yang ditanggung oleh perusahaan TVC : jumlah biaya variabel total dalam satu periode
N : jasa atau produk yang diproduksi dalam waktu yang sama TP : jumlah laba yang diinginkan oleh perusahaan
6. Pengujian Jasa
Tahapan melakukan uji jasa pengecatan body motor secara teknis, konsep yang hanya sebagai ide diterapkan dan diwujudkan menjadi jasa yang dikembangkan. Tahap ini juga memberikan usulan kepada AHASS Sengkaling dan mengkomunikasikan hasil dari pengembangan jasa pengecatan body motor yang telah ditemukan dengan menjelaskan secara detail desain jasa tersebut. Langkah-langkah pada tahap ini yaitu:
a. Mengkomunikasikan konsep pengecatan body motor yang telah dibuat kepada perusahaan AHASS Sengkaling.
N TP TVC a TFC
Harg = + +
b. Perusahaan menginterprestasikan sampel yang sudah dipilih dengan cara menjelaskan secara detail proses pengecatan body motor.
c. Membuat refleksi hasil dari protipe yang sudah dibuat. Pada langkah ini perusahaan menerima usulan pengembangan jasa dari penelitian ini.