• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Kertas Krep di TK Pertiwi Losari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Kertas Krep di TK Pertiwi Losari"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Kertas Krep di TK Pertiwi Losari

Sartini1, NurhikmahH.2

1TK Pertiwi Losari Cirebon, 2Universitas Negeri Makassar Teknologi Pendidikan

Email: busartini84@gmail.com

Abstrak

Untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik halus pada anak usia dini, guru perlu merancang kegiatan yang menarik dan dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak. Kegiatan kolase ini menggunakan kertas krep yang dilakukan terhadap anak kelompok A TK Pertiwi Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Kegiatan kolase ini merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan fisik motorik halus anak, yaitu dengan cara anak merobek kertas krep terlebih dahulu, setelah dirobek kemudian kertas krep dibulat-bulatkan dengan menggunakan jari. Setelah itu bulatan kertas krep ditempel pada pola gambar yang sudah disediakan oleh guru dengan memberinya lem terlebih dahulu. Kertas krep ini memiliki lebih dari satu warna sehingga dapat menarik perhatian anak untuk antusias melakukan kegiatan kolase ini. Setelah menerapkan kegiatan kolase dengan kertas krep, anak-anak terliahat senang dengan hasil kerja mereka karena perpaduan warna kertas krep yang nampak mencolok dan terlihat indah. Dari 5 peserta didik yang mengikuti kegiatan ini semua anak dapat mengikutinya tanpa rasa bosan.

Kata Kunci: Kemampuan Motorik Halus, Kolase Kertas krep 1. PENDAHULUAN

Undang-undang tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatau upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak. Usia dini merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia ini disebut sebagai usia

emas (golden age). Oleh karena itu sebagai guru TK maka harus menguasai penuh kompetensi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 yaitu menguasai karakteristik peserta didik pada aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Tuntutan kompetensi ini mengharuskan guru untuk mempelajari, memahami, dan mampu mengimplementasikan dasar-dasar pendidikan anak usia dini. Kajian terhadap dasar-dasar pendidikan anak usia dini, khususnya anak usia 4-6 tahun menjadi sangat penting dan strategis bagi guru Taman Kanak-kanak (TK) maupun Pendidikan Anak Usian Dini (PAUD) secara keseluruhan.

Penulis melaksanakan kegiatan ini dilatarbelakangi oleh sedikitnya kegiatan fisik motorik halus anak yang sekaligus mengembangkan aspek estetik anak. Untuk meningkatkan kemampuan fisik motorik

(2)

halus pada anak usia dini, guru perlu merancang kegiatan yang menarik dan dapat meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak. Dengan harapan dapat memberikan alternatif atau solusi untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan kemampuan fisik motorik halus anak untuk itu penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Kolase Kertas Krep di TK Pertiwi Losari”.

Dalam keterampilan motorik halus,

yang dipergunakan ialah sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari, tangan,

lengan, dan sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan.

Keterampilan ini mencakup pemanfaatan alat-alat untuk bekerja, objek yang kecil atau pengontrolan mesin. Tugas-tugas seperti mengetik, menjahit, menulis, mengemudikan pesawat dan lain-lain. Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil serta memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya antara lain memainkan atau memanipulasi adonan, memasukan benda pada benang/meronce, memotong, kesiapan menulis, mewarnai, mengambar, dan melipat.

Tujuan pengembangan motorik halus adalah:

1) Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.

2) Mampu memperkenalkan gerakan jari seperti; menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan jari- jemari sehingga anak menjadi terampil dan matang.

3) Mampu mengkoordinasikan

kecepatan/kecekatan tangan dengan gerakan mata.

Motorik halus merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikembangkan pada anak usia dini. Motorik halus merupakan kemampuan anak dalam mengembangkan gerakan-gerakan otot halus pada tangan dengan koordinasi mata untuk mencapai tujuan dalam berkreativitas.

Kegiatan motorik halus seringkali dilakukan dengan kegiatan, menulis, meremas, menggunting, mencocok, melipat maupun kegiatan lain yang menggunakan gerakan- gerakan yang memerlukan koordinasi mata dan tangan. Kegiatan motorik halus berfungsi untuk melatih otot-otot tangan agar dapat berfungsi dengan baik dan melatih kordinasi mata dan tangan sesuai dengan perkembangannya. Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus yaitu melalui kegiatan kolase dengan kertas krep.

Pengertian kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru. Secara umum, pengertian kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu komposisi yang serasi sehingga menjadi satu kesatuan karya.

Sementara secara istilah, pengertian kolase adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu. Sehingga dalam pembuatannya, kolase memerlukan kesabaran yang tinggi dan keterampilan dalam memadukan, menyusun dan menempel bahan yang ada sehingga menjadi sebuah karya seni yang indah. Bagi seniman, membuat kolase menjadi sebuah tantangan yang terbilang sulit dibanding pembuatan karya seni rupa yang lainnya. Pasalnya membuat kolase dibutuhkan kreativitas, idem dan kesabaran untuk mencari, dan menemukan bahan yang khusus dan cocok untuk membuat kolase, kemudian bagaimana cara memadukan antara bahan yang satu dengan bahan yang lainnya.

Pengertian Kolase Menurut Para Ahli Kata kolase, berasal dari bahasa Inggris disebut “collage” yang berasal dari kata “coller” dalam bahasa Prancis, yang berarti “merekat”. Selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, dan sebagainya, atau dikombinasikan dengan

(3)

penggunaan cat atau teknik lainnya. Namun, ada perbedaan pendapat dari para ahli mengenai pengertian kolase, yaitu: Menurut Robins, pengertian kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar belakang.

Menurut, Sumanto pengertian kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis (lukis tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu. Sedangkan menurut Nicholson, pengertian kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel.

Jenis-Jenis Kolase

Karya kolase dapat dibedakan menjadi beberapa segi, yaitu segi fungsi, matra, corak dan material. Berikut penjelasannya;

a. Jenis Kolase Menurut Fungsi

Dari segi fungsi, kolase dikelompokkan menjadi dua, yaitu seni murni (fine art) dan seni pakai (applied art).

Seni murni adalah suatu karya seni yang dibuat semata-mata untuk memenuhi kebutuhan artistik. Orang menciptakan karya seni murni, umumnya, untuk mengekspresikan cita rasa estetis. kebebasan berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Sedangkan, seni terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis. Aplikasi seni terapan umumnya lebih menampilkan komposisi dengan kualitas artistic yang bersifat dekoratif.

b. Jenis Kolase Menurut Matra

Berdasarkan matra, jenis kolase dapat dibagi dua, yaitu kolase pada permukaan bidang dua dimensi (dwimatra) dan kolase pada permukaan bidang tiga dimensi (trimatra).

c. Jenis Kolase Menurut Corak

Menurut coraknya, wujud kolase dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu

representative dan non-representatif.

Representative artinya menggambarkan wujud nyata yang bentuknya masih dikenali.

Sedangkan non-representatif artinya dibuat tanpa menampilkan bentuk yang nyata, bersifat abstrak, dan hanya menampilkan komposisi unsur visual yang indah.

d. Jenis Kolase Menurut Material

Dimanfaatkan dalam pembuatan kolase asalkan ditata menjadi komposisi yang Material (bahan) apapun dapat menarik atau unik. Berbagai material kolase tersebut akan direkatkan pada beragam jenis permukaan, seperti kayu, plastic, kertas, kaca, keramik, gerabah, karton, dan sebagainya asalkan relative rata atau memungkinkan untuk ditempeli.

Secara umum, bahan baku kolase dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

bahan-bahan alam (daun, ranting, bunga kering, kerang, biji-bijian, kulit, batu-batuan dan lain-lain), dan bahan-bahan bekas sintesis (plastic, seraat sintesis, logam, kertas bekas, tutup botol, bungkus permen atau cokelat, kain perca dan lain-lain).

Unsur-Unsur Kolase

Unsur-unsur seni rupa yang terdapat pada kolase antara lain adalah :

a. Titik dan Bintik

Titik ialah unit unsur rupa yang terkecil yang tidak memiliki ukuran panjang dan lebar, sedang bintik adalah titik yang sedikit lebih besar. Unsur titik pada kolase bisa di wujudkan dari butir-butir pasir laut.

Sedang bintik bisa di wujudkan dari lada atau biji-bijian yang berukuran kecil dan sejenisnya.

b. Garis

Garis ialah perpanjangan dari titik yang mempunyai ukuran panjang namun relatif tidak mempunyai lebar. Ditinjau dari jenisnya garis dibedakan menjadi garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada kolase bisa di wujudkan dari potongan kawat, lidi, batang korek, benang dan sebagainya.

(4)

c. Bidang

Bidang ialah unsur rupa yang terjadi sebab pertemuan beberapa garis. bidang dibedakan menjadi bidang horizontal, vertikal, dan melintang. Aplikasi unsur bidang pada kolase dapat berupa bidang datar (2D) dan bidang bervolume (3D).

d. Warna

Warna ialah unsur rupa yang penting dan salah satu wujud keindahan yang bisa di serap oleh indera penglihatan manusia, dan warna secara nyata bisa di bedakan menjadi warna primer, sekunder serta tersier. Unsur warna pada kolase bisa diwujudkan dari unsur cat, pita atau renda, kertas warna, kain warna-warni dan sebagainya.

Peralatan dan Teknik Membuat Kolase yang Benar

Secara umum peralatan utama yang dibutuhkan dalam pembuatan kolase adalah;

1) Alat potong: pisu, gunting, cutter, gergaji, tang dan sebagainya.

2) Bahan perekat: lem kertas, perekat vinyl, lem putih/PVC, lem plastic, jarum dan benang jahit, serta jenis perekat lainnya (disesuaikan dengan jenis bahan).

Dalam hal teknik, pada umumnya, karya kolase dapat dibuat dengan teknik bervariasi, seperti: teknik sobek, teknik gunting, teknik potong, teknik rakit, teknik rekat, teknik jahit, teknik ikat, dan sebagainya. Dua atau lebih teknikpun dapat dikombinasikan untuk membuat sebuah karya kolase. Berbagai metode yang digunakan untuk membuat kolase antara lain;

1) Tumpang tindih atau saling tutup (overlapping).

2) Penataan ruang (spatial arrangement).

3) Repetisi atau pengulangan (repetition).

4) Komposisi atau kombinasi beragam jenis tekstur dari berbagai material.

2. METODE

Kegiatan kolase ini menggunakan kertas krep yang dilakukan terhadap anak kelompok A TK Pertiwi Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon dengan jumlah peserta

didik 5 anak yang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 2 anak perempuan. Kegiatan kolase ini merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan fisik motorik halus anak, yaitu dengan cara anak merobek kertas krep terlebih dahulu, dalam merobek kertas tidak semua anak dapat melakukannya dengan baik terkadang masih ada anak yang merasa kesulitan oleh karena itu dari kegiatan ini supaya anak dapat merobek kertas tanpa bantuan guru, setelah dirobek kemudian kertas krep dibulat-bulatkan dengan menggunakan jari. Setelah itu bulatan kertas krep ditempel pada pola gambar yang sudah disediakan oleh guru dengan memberinya lem terlebih dahulu. Kertas krep ini memiliki lebih dari satu warna sehingga dapat menarik perhatian anak untuk antusias melakukan kegiatan kolase ini.

Bahan-bahan yang digunakan antara lain:

1) Pola gambar 2) Kertas krep 3) Lem

Instrumen yang digunakan pada kegiatan kolase kertas krep ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Contoh Penilaian Hasil Karya Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan Kolase kertas

krep pada pola gambar gelas Analisis Ketercapaian Kompetensi Dasar

Membuat karya seni sesuai kreativitas

(5)

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 2 Hasil Penilaian Hasil Karya

Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan Mengisi pola gambar

dengan kertas krep

Arkan dapat

mengerjakan tugasnya dengan baik tanpa bantuan guru walaupun sebelumnya Arkan merasa tidak nyaman dengan lem yang sudah mongering di jarinya tapi kemudian Arkan melanjutkan tugasnya sampai selesai dengan cara merobek kertas krep lalu dibulat- bulatkan dan

menempelkannya pada pola gambar. Arkan menempelkan gambar gelas sirup dengan kertas krep warna merah yang Ia bayangkan dengan sirup rasa strawberi.

Adil memilih kertas krep warna kuning lalu Ia bulat-bulatkan dan ditempelkan pada pola gambar gelas sirup, Ia mengatakan sirupnya itu rasa lemon. Kemudian Adil melanjutkan pada pola gambar gelas teh dengan warna cokelat, ketika kertas krep yang digunakan sudah habis, Adil tidak mau menggunakan kertas krep yang ada disampingnya karena kertas krep itu punya temannya lalu Guru memberi kertas krep lagi hingga pekerjaan Adil selesai.

Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan

Khayra dapat

megerjakan tugas nya dengan baik tanpa bantuan dari Guru, ia menempel bulatan kertas krep warna merah pada pola gambar gelas sirup karena Ia suka sirup rasa strawberi setelah itu Ia menempel bulatan kertas krep warna cokelat pada pola gambar gelas teh.

Khayra dapat

menyelesaikan tugasnya lebih awal daripada teman-temannya.

Nisrin menempelkan bulatan kertas krep warna ungu pada pola gambar gelas sirup.

Nisrin memilih warna ungu karena Ia suka sirup anggur, setelah selesai dilanjutkan dengan menempel kertas krep warna cokelat pada pola gambar gelas teh. Nisrin mengerjakan tugasnya dengan riang bahkan Ia membantu

mengambilkan kertas krep punya temannya yang jatuh.

Ainun memulai mengerjakan tugasnya dengan menempel kertas krep pada pola gambar gelas teh dahulu setelah selesai ia lanjutkan dengan menempel pada pola gambar gelas sirup.

Ainun menggunakan kertas krep warna hijau yang Ia bayangakan sebagai sirup rasa alpukat. Ainun melakukan tugasnya dengan baik tanpa bantuan dari Guru.

(6)

Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan Analisis Ketercapaian

Kompetensi Dasar Melakukan berbagai karya dan aktivitas seni

4. KESIMPULAN

Setelah menerapkan kegiatan kolase dengan kertas krep, anak-anak terliahat senang dengan hasil kerja mereka karena perpaduan warna kertas krep yang nampak mencolok dan terlihat indah. Dari 5 peserta didik yang mengikuti kegiatan ini semua anak dapat mengikutinya tanpa rasa bosan.

Dengan demikian hipotesis kegiatan kolase kertas krep dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok A TK Pertiwi Losari diterima.

5. UCAPAN TERIMA KASIH

Mulai dari pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan artikel ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1) Bapak dan Ibu Dosen Universitas Negeri Makassar yang telah menyampaikan ilmu yang menunjang dalam penyelesaian artikel dan bekal bagi penulis dalam menghadapi dunia kerja

2) Kepala TK Pertiwi Losari yang telah memberi kesempatan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian

3) Guru-guru TK Pertiwi Losari yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan dan pengumpulan data penelitian

4) Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa PPG Dalam Jabatan Angkatan I Bidang Studi PGPAUD Program Studi Pendidikan Profesi Guru Universitas Negeri Makassar

5) Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas segala

bantuan dan dorongan dalam upaya penyelesaian artikel ini

Semoga segala amal baik semua pihak yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis berharap semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua. Terakhir, hanya kepada Allah SWT jualah segala urusan kita serahkan. Semoga Allah SWT meridloi segala aktivitas penulis yang telah dilakukan.

Amin.

REFERENSI

Nurdiana, J., & Sunarsih, C. (2016). Modul Guru Pembelajar Taman Kanak- kanak Kelompok Kompetensi C.

Bandung: PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG.

Sarahaswati, L. H., & Kusumahwati, S.

(2016). Modul Guru Pembelajar Taman Kanak-kanak Kelompok Kompetensi D. Bandung: PPPPTK DAN PLB BANDUNG.

PLPG Sertifikasi Guru. (2011). Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini.

Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Permainan untuk Meningkatkan Motorik Halus Anak. (2019, September 19).

https://anggunpaud.kemdikbud.go.id/

berita/index/20190912225817 (diakses tanggal 28 Desember 2021) Pengertian Kolase, Jenis-jenis, Unsur,

Teknik membuatnya, dan Contohnya.

(2021, November 5) https://hot.liputan6.com/read/4703407

/pengertian-kolase-jenis-jenis-unsur- teknik-membuatnya-dan-contohnya (diakses tanggal 28 Desember 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ke-10 juga belum terlihat pengaruh perlakuan dengan periode pada P0 dengan P2, diduga disebabkan karena infusa daun labu siam dengan konsentrasi 50% tidak

Dari hasil percobaan uji biuret larutan pepton 2 % mengalami perubahan warna dari kuning menjadi merah muda, larutan pepton 0,02 % mengalami perubahan warna dari bening menjadi

Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu proses isolasi α -selulosa dari serbuk tandan kosong kelapa sawit, dan proses sintesis selulosa dengan penambahan

Dengan teks “Membeli Kacang Hijau”, siswa dapat menceritakan bentuk permintaan maaf tentang sikap hidup rukun dalam teman berdasarkan teks yang dibaca secara mandiri dengan

Tim Seleksi Pengadaan Jasa Pos Bantuan Hukum Pengadilan Agama Tangerang Kelas IB Tahun Anggaran 2017 akan melaksanakan SELEKSI SEDERHANA untuk Paket Pekerjaan Pengadaan jasa

 Menunjukkan dengan benar konsep dan teknik dokumentasi keperawatan pada pasien dengan gangguan kesehatan jiwa.  Mengaplikasikan secara habitual konsep dan teknik

Mochamad Fuad Hasan, 08210045, 2012, Penerapan Metode Penemuan Hukum (Rechtsvinding) oleh Hakim Pengadilan Agama Blitar dalam Perkara Dispensasi Nikah, Skripsi, Jurusan

[r]