• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT TUGAS. 2335/D.01/LPPM-UBSI/VIII/2020 Tentang. Seminar 25 Agustus 2020 Universitas Muhammadiyah Magelang TEMA :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SURAT TUGAS. 2335/D.01/LPPM-UBSI/VIII/2020 Tentang. Seminar 25 Agustus 2020 Universitas Muhammadiyah Magelang TEMA :"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

SURAT TUGAS

2335/D.01/LPPM-UBSI/VIII/2020 Tentang

Seminar 25 Agustus 2020

Universitas Muhammadiyah Magelang

TEMA :

High Levels Meeting Mayors and Regents and Government Accountability in Responding to Covid 19, NCDs and TOBACCO USE

Menimbang : 1. Bahwa perlu di adakan pelaksanaan Seminar dalam rangka Seminar.

2. Untuk keperluan tersebut, pada butir 1 (satu) di atas, maka perlu dibentuk Peserta Seminar.

MEMUTUSKAN

Pertama : Menugaskan kepada saudara yang tercantum sebagai Peserta Devy Sofyanty S.Psi, MM

Kedua : Mempunyai tugas sbb:

Melaksanakan Tugas yang diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapata kekeliruan akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Jakarta,18 Agustus 2020

LPPM Universitas Bina Sarana Informatika Ketua

Taufik Baidawi, M.Kom

Tembusan

- Rektor Universitas Bina Sarana Informatika - Arsip

- Ybs

(2)

Devy Sofyanty, S.Psi, M.M

(3)

KEGIATAN SEMINAR

INDONESIA MERDEKA – REFLEKSI TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PENANGANAN COVID 19 SERTA

PENGENDALIAN TEMBAKAU DALAM PENCAPAIAN TUJUAN SDGS

Disusun Oleh : DEVY SOFYANTY

0417128402

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

2020

(4)

==========================================================

LAPORAN HASIL KEGIATAN

INDONESIA MERDEKA – REFLEKSI TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DALAM PENANGANAN COVID 19 SERTA

PENGENDALIAN TEMBAKAU DALAM PENCAPAIAN TUJUAN SDGS

==========================================================

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kegiatan

Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO menyatakan bahwa penularan Covid-19 sebagai sebuah pandemi karena virus corona yang terus menyebar di seluruh dunia. Meskipun banyak hal yang belum diketahui terkait virus SARS-CoV-2 dan COVID 19 serta penyakit yang disebabkannya, sangat jelas bahwa pasien dengan penyakit tidak menular memiliki resiko yang lebih tinggi untuk tertular dan menderita hingga berujung kematian karena Covid-19. Tren penyakit tidak menular (PTM) terus meningkat, kebiasaan merokok merupakan faktor resiko terjadinya PTM, oleh karena itu faktor resiko ini perlu dicegah. Rokok adalah penyebab utama TBC, penyakit menular paling mematikan di dunia, dan bukti-bukti menunjukkan bahwa pasien TBC memiliki resiko lebih tinggi karena adanya Covid-19. Penelitian dari Cina menunjukkan bahwa perokok memiliki resiko terinfeksi SARS-CoV-2 14 kali lebih tinggi dan mengalami dampak yang lebih buruk dibandingkan mereka yang bukan perokok. Dalam penelitian lain di Cina mendokumentasikan 58% masyarakat yang tertular Covid-19 dan dalam kondisi kritis merupakan laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya perokok laki-laki dibandingkan dengan wanita di Cina. Bukti terkini menunjukkan bahwa perokok menjadi lebih rentan memiliki gejala-gejala Covid-19 yang lebih parah jika dibandingkan dengan bukan perokok. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh the New England Journal of Medicine, perokok memiliki resiko gejala sebanyak 2,4 kali lebih parah jika terkena Covid-19

(5)

dibandingkan dengan bukan perokok. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi rokok diasosiasikan dengan prognosa Covid-19 yang buruk. Perokok yang terpapar Covid-19 akan memiliki resiko penyakit lebih berat hingga perlu perawatan di ICU, penggunaan ventilator sampai resiko kematian

SARS-CoV-2 khususnya menginfeksi sistem pernafasan yang menyebabkan kerusakan ringan hingga parah pada pernafasan. Fakta bahwa kebiasaan merokok merupakan faktor resiko untuk berbagai gangguan infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Lebih lanjut terdapat hubungan erat antara kebiasaan merokok akan memperparah penyakitnya bila terpapar Covid- 19. Hubungan antara Covid-19 dan kesehatan kardiovaskular adalah hal yang penting karena konsumsi rokok dan paparan rokok bagi perokok pasif merupakan penyebab penyakit kardiovaskular secara global. Sistem kardiovaskular yang lemah pada seseorang dengan Covid- 19 yang memiliki riwayat perokok akan membuat orang tesebut lebih rentan untuk mengalami gejala yang lebih parah, dan oleh karenanya meningkatkan resiko kematian. Perokok memiliki kerentanan lebih tinggi terhadap Covid-19 karena dengan merokok berarti jari-jari (dan mungkin rokok yang telah terkontaminasi) bersentuh dengan bibir, yang meningkatkan kemungkinan adanya transmisi virus dari tangan ke mulut

1.2. Maksud dan Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah dalam rangka memotivasi dan mempercepat Pemerintah Daerah untuk menetapkan Perda Kawasan Tanpa Rokok sesuai amanah UU Nomor 36 Tahun 2009 Dalam Penanganan Covid-19 serta Pengandilan Tembakau dalam Pencapaian Tujuan Sustainable Development Goals (SDG's)".

(6)

BAB II

LAPORAN KEGIATAN

2.1. Bentuk Kegiatan

Kegiatan berupa seminar dilaksanakan secara daring pada Selasa Siang 25 Agustus 2020, pada webinar tersebut hadir sebagai pembicara Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang juga Ketua Aliansi Bupati/Walikota dalam Pengendalian tembakau dan PTM dan Rektor Unimma Dr. Suliswiyadi, M.Ag

2.2. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan seminar dilaksanakan pada : Tanggal : 25 Agustus 2020

Waktu : 13.00 WIB – 15.30 WIB

Tempat : Meeting Zoom https://us02web.zoom.us/j/6818181811 User ID : 6818181811

Passcode : 99221100

2.3. Hasil Kegiatan

Acara seminar Indonesia Merdeka – Refleksi Tanggung Jawab Pemerintah Dalam Penanganan Covid 19 Serta Pengendalian Tembakau Dalam Pencapaian Tujuan SDGs secara keseluruhan telah berjalan dengan baik dan lancar. Kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang mewakili dari pembuat kebijakan, akademisi, wartawan serta komunitas

Pada webinar tersebut hadir sebagai pembicara Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. Muhadjir mengatakan kebiasaan merokok di lingkungan keluarga, bisa berdampak pada pertumbuhan anak sedari dalam kandungan yakni

(7)

kekerdilan (stunting). Lebih lanjut ia menguatkan pernyataannya bahwa ibu yang memiliki kebiasaan menghisap tembakau berpengaruh terhadap bayi atau janin yang ada dalam kandungan begitupun suami perokok aktif, menciptakan perokok pasif bagi istri yang akan berpengaruh terhadap kandungannya. Muhadjir mengatakan, pada usia 18 tahun ke bawah, sejak dari janin ancaman rokok merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat upaya pembangunan manusia Indonesia, yakni pembangunan manusia produktif, berdaya saing tinggi, memiliki kemampuan intelektual dan kemampuan kecakapan keterampilan yang baik serta akhlak yang mulia

Selanjutnya menurut Muhadjir, para perokok yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid dapat rentan tertular Covid-19. Hal ini karena tak satupun orang yang terkena Covid- 19 yang fatal dan meninggal dunia tanpa adanya penyakit penyerta atau komorbid. Muhadjir mengatakan Covid-19 ini justru malah hanya sekedar pemicu dan memperparah penyakit komorbid yang dimiliki. Penyakit penyerta itu yang membuat penyakit ini menjadi fatal.

Muhadjir juga mengingatkan sesuai dengan pesan presiden mencanangkan kampanye besar- besaran protokol kesehatan yaitu memakai masker, cuci tangan dan menjaga jarak, yang paling prioritas adalah mengenakan masker. Alasannya, mengenakan masker berdasarkan penelitian yang dibacanya dapat mengurangi kemungkinan terpapar hingga 60 sampai 65 persen. Sehingga kalau kita bisa melakukan disiplin menggunakan masker secara baik, yang aman, yang betul- betul melindungi akan menekan laju Covid-19.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang juga Ketua Aliansi Bupati/Walikota dalam Pengendalian tembakau dan PTM didaulat menjadi narasumber, dari ruang kerjanya, Bupati Suwirta didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Klungkung Made Adi Swapatni memaparkan bagaimana Perda KTR di Kabupaten Klungkung. Di hadapan para peserta webinar Bupati Suwirta mengatakan KTR termasuk juga penyakit yang tidak menular, ada lima hal yang menentukan yakni; komitmen, regulasi, eksekusi, inovasi dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, Bupati Suwirta juga menjelaskan di Kabupaten Klungkung selain ada Perda KTR juga ada Perarem (aturan adat) yang dibuat di masing-masing Desa Adat. Inovasi ini tidak serta merta melakukan tipiring, tetapi lebih banyak melakukan edukasi terhadap masyarakat.

Pemda juga melakukan MOU dengan semua sekolah di Klungkung mulai TK hingga SMA/SMK untuk menangani masalah KTR. Juga membuat Gerakan Remaja Anti Asap Rokok (Gebrak),

(8)

Klinik Berhenti Merokok dan lain sebagainya. Selain itu, Pemkab Klungkung juga melakukan langkah-langkah dengan memberangus/eliminasi iklan rokok termasuk menutup cafe remang- remang yang merupakan tempat beredarnya rokok dan juga disinyalir sebagai tempat peredaran narkoba.

Sementara itu Rektor UNIMMA, Dr. Suliswiyadi, M.Ag mengatakan UNIMMA memiliki Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC), MTCC bersifat mengedukasi dan mendorong regulasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dapat dibentuk di daerah-daerah. Dalam kegiatan tersebut diharapkan agar para pemangku kepentingan, pemerintah daerah betul-betul berkomitmen mendukung dan memberikan regulasi terkait kesehatan, utamanya edukasi dan pencegahan bahaya tembakau, mengeliminir dengan munculnya regulasi KTR. Kegiatan ini melibatkan Walikota/Bupati dan Dinas Kesehatan di 20 Kota/Kabupaten di Jawa Tengah.

Diharapkan SKPD terkait dapat mendorong dan mempercepat tersusunnya Regulasi KTR di daerahnya masing-masing. Pihaknya menyebutkan bahwa adapun tujuan dari kegiatan ini antar lain yakni mempercepat tersusunnya regulasi Kawasan Tanpa Rokok di 18 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, khususnya sebagai bagian Gerakan antisipasi Covid-19, berbagai pengalaman daerah penanganan Covid-19 dan pengendalian tembakau dan menghimpun komitmen dan dukungan Pemerintah Daerah terhadap regulasi Kawasan Tanpa Rokok di daerahnya

(9)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Merokok merupakan penyebab prognosis buruk yang paling dapat dihindari selama masa Covid-19. Tidak hanya menghambat sistem kesehatan, Covid-19 juga dapat terus menerus berdampak pada negara yang sedang mulai mencapai berbagai tujuan dan target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs). Dengan adanya resesi ekonomi yang masih belum dapat diperkirakan, menjadi penting untuk mencegah adanya biaya keuangan yang besar untuk konsumsi rokok terhadap ekonomi global. Urgensi untuk memprioritaskan tindakan yang lebih tegas pada pengendalian rokok yang komprehensif menjadi keharusan sebagai respon untuk menangani pandemi Covid-19 dan juga untuk memastikan bahwa capaian SDGs tidak menguap 3.2 Saran

1. Melakukan kampanye di media massa melalui televisi, radio dan media sosial untuk menguatkan pesan-pesan: perokok memiliki resiko yang lebih tinggi

2. Memastikan adanya sumber-sumber yang memadai untuk mendukung program penghentian rokok termasuk quit lines, mobile messaging, dukungan internet, dll

3. Menguatkan penerapan dan pelaksanaan kebijakan pengendalian tembakau, termasuk tempat umum, lingkungan kerja dan kendaraan umum yang 100% bebas rokok.

4. Memotivasi dan mempercepat regulasi Pemerintah Daerah untuk menetapkan Perda Kawasan Tanpa Rokok sesuai amanah UU Nomor 36 Tahun 2009, khususnya sebagai bagian Gerakan antisipasi Covid-19. Diharapkan juga agar para pemangku kepentingan, pemerintah daerah betul-betul berkomitmen mendukung dan memberikan regulasi terkait kesehatan, utamanya edukasi dan pencegahan bahaya tembakau, mengeliminir dengan munculnya regulasi KTR.

Referensi

Dokumen terkait

foot valve. Jika tangki menggunakan dua pipa pengosongan, maka tangki harus dilengkapi dengan fasilitas penguncian, agar dapat mencegah penggunaan dari kedua pipa pengosongan

Dan sesungguhnya sebelum keluarnya Dajjal adalah tempo waktu tiga tahun yang sangat sulit dimana pada waktu itu manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah swt

Selain morfem terikat dan morfem utuh yang bersifat terikat morfem {ber-} juga termasuk dalam morfem tidak bermakna leksikal karena morfem {ber-} tidak memiliki

PERTAMA : Program Kerja Komisi Penelitian dan Pengembangan Keilmuan (K-IV) Senat Akademik Institut Teknologi Bandung tahun 2014 sebagaimana tersebut dalam lampiran

Berdasarkan data transmitansi optik dari sampel yang telah diketahui ketebalannya maka dapat diplot kurva koefisien atenuasi terhadap panjang gelombang seperti diperlihatkan

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti

[r]

Sehubungan dengan hal itu variabel independent yang berhubungan dengan kelompok kerja guru adalah faktor yang datang dari luar, dalam penelitian ini meliputi variabel biaya