PENGELOLAAN PEM BELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF
EFEKTIF DAN M ENYENANGKAN DALAM IM PLEM ENTASI
M ANAJEM EN BERBASIS SEKOLAH
DI SM P NEGERI 1 KARANGPANDAN
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Studi M anajemen Pendidikan
Program Pascasarjana Universitas M uham madiyah Surakart a unt uk M emenuhi Salah Sat u Syarat Guna M em peroleh
Gelar M agister dalam Ilmu M anajemen Pendidikan
Oleh :
TOHARINI
Q 100 110 186
PROGRAM STUDI M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
HALAM AN PERSETUJUAN
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN M ENYENANGKAN DALAM IM PLEM ENTASI
M ANAJEM EN BERBASIS SEKOLAH DI SM P NEGERI 1 KARANGPANDAN
Disusun oleh:
TOHARINI
NIM : Q. 100 110 186
Telah dit erima dan diset ujui untuk diajukan sebagai Naskah Publikasi M agist er
M anajemen Pendidikan.
Pem bim bing I
Prof. Dr. Yetty Sarjono
Surakart a, ...
Pembimbing II
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN M ENYENANGKAN DALAM IM PLEM ENTASI
M ANAJEM EN BERBASIS SEKOLAH
The t hesis of t his st udy t o det ermine and describe t he innovat ive Act ive Learning M anagem ent Creat ive Effect ive and Fun (PAIKAM ) at SM P Negeri 1 Karangpandan. Subfokus, PAIKEM planning and implement ation, evaluat ion m odel of learning. Qualit at ive research m ethods, et hnographic research design, research conduct ed in SM P Negeri 1 Karangpandan, dat a collect ion by, int erviews, observat ion, docum ent analysis, dat a analysis t hrough, dat a reduct ion, dat a display, and conclusion. The result s of t he research t hat m anage schools, which set t he whole pot ent ial of the school in order t o achieve educat ional goals. PAIKEM , fun learning child-cent ered m eans, a child must be act ive, innovat ive, creat ive and effect ive. Communit y part icipat ion, is a major com ponent implem ent ation process of educat ion, for it needs t o be optimized as em pow erm ent in realizing t he vision and mission of the school with t he new educat ion Dikma. W hich is current ly in t he im plement at ion of Curriculum 2013, t he refinement of t he SBC with scient ific learning needs t o be applied. Being in t he m odel is t he assessm ent process eveluasi learning, form at ive and summat ive, t his is almost the sam e as curriculum assessm ent in 2013, because KI KI 1 and 2, t he assessm ent conduct ed w it h authent ic assessm ent (process). Besides held im provem ent and enrichment aft er sum mat ive, assessm ent result s as a document for schools and st udent s.
Keywords: planning, implement at ion and evaluat ion of learning.
ABSTRAK
dat a, sajian dat a, dan penarikan kesim pulan. Hasil penelit ian bahw a m engelola sekolah, yaitu m engat ur seluruh pot ensi sekolah agar t ercapai tujuan pendidikan. PAIKEM , pem belajaran m enyenangkan yang berpusat pada anak art inya, anak harus akt if, inovat if, kreat if dan efekt if. Peran sert a masyarakat , m erupakan kom ponen utam a t erselenggaranya proses pendidikan, untuk it u perlu diopt imalkan sebagai upaya pem berdayaan dalam m ew ujudkan visi dan misi sekolah dengan para dikm a pendidikan yang baru. Yang saat ini dalam m engim plem ent asikan Kurikulum 2013, penyem purnaan dari KTSP dengan pembelajaran saintifik perlu dit erapkan. Sedang dalam model eveluasi pembelajaran adalah penilaian proses, form at if dan sumat if, hal ini hampir sam a dengan penilaian kurikulum 2013, karena KI 1 dan KI 2 penilaian sikap yang dilakukan dengan penilaian ot ent ik (proses). Disam ping itu diadakan perbaikan dan pengayaan set elah sum at if, hasil penilaian sebagai dokum en untuk sekolah dan siswa.
Kat a kunci : Perencanaan, pelaksanaan Pem belajaran dan evaluasi
Pendahuluan
1. Latar Belakang M asalah
Fakt or yang m enyebabkan kualit as pendidikan tidak meningkat dengan
rat a, diant aranya akibat dari kesulit an belajar. Beberapa kesulit an belajar, ant ara
lain : 1) guru yang hanya m enggunakan sat u cara dalam m engajar, yaitu visual, 2)
guru m engajar dengan papan tulis dan buku (visual), 3) murid belajar dengan
cara mencat at , m engerjakan t ugas dan m engerjakan t es secara t ert ulis / lesan.
Belajar bila hanya dengan m engandalkan salah sat u akan gagal, misalnya : aku
m endengar, aku lupa ; aku menulis, aku ingat ; aku m elakukan, aku m engert i.
Ket iga ini akan t erkafer dalam pembelajaran m odel PAIKEM . Karena it u ket iganya
t elah m em enuhi, yait u ada diskusi kelompok, ada present asi dan ada
present asinya. Apalagi dalam pem belajaran dengan set rat egi saintifik akan lebih
Di samping it u dalam penyelenggaraan pendidikan nasional sangat
t ergant ung pada keputusan birokrasi pusat, yang m ana kadang-kadang kebijakan
t idak sesuai dengan kondisi lingkungan. Sehingga sekolah tidak m andiri, m ot ivasi,
keluw esan, inisiatif dan kreat ivit as dalam m engembangkan dan mem ajukan
prest asi di sekolahnya. Kurang adanya part isipasi w arga sekolah dan w arga
m asyarakat (w ali murid) dalam penyelenggaraan pendidikan (hanya t erbat as
pada dukungan dana). Sedang dukungan m oral, pemikiran barang dan jasa,
akunt abilit as sekolah t erhadap m asyarakat sebagai st akeholder kurang
m endapat perhat ian, t erut ama dalam m empert anggungjaw abkan pelaksanaan
pendidikan.
Oleh karena itu M BS lah yang akan berperan m emberi peluang bagi
seluruh warga sekolah untuk m elakukan inovasi dan improvisasi sekolah yang
hubungannya dengan m asalah kurikulum, pembelajaran, manajemen yang
t umbuh dari profesionalism e yang dim iliki.
2. Tujuan
Secara garis besar dalam berbagai kegiat an, PAIKEM dapat
m engembangkan pem aham an dan kem am puan dasar.
M aka t ujuan pelaksanaan PAIKEM m engut am akan aspek keakt ifkan,
kreat ifit as dan inovat if, sehingga m em buat pembelajaran m enjadi efekt if dan
m enyenangkan, m enuntut guru untuk menguasai berbagai m et ode m engajar
sert a ket eram pilan dasar mengajar. Penguasaan berbagai m et ode m engajar
t ersebut akan mem beri keleluasaan untuk m em ilih m et ode yang sesuai dengan
m et ode yang sesuai dengan t ujuan, mat eri, pesert a didik dan aspek-aspek
lainnya, sehingga prinsip-prinsip PAIKEM dapat diterapkan secara opt imal.
Sedang M BS merupakan peran sert a m asyarakat sangat diperlukan dalam
m anajemen sekolah karena m erupakan kom ponen ut am a t erselenggaranya
proses pendidikan. Kont ribusi masyarakat di lingkungan sekolah perlu
diopt imalkan sebagai upaya pem berdayaan unt uk mew ujudkan visi dan m isi
sekolah dengan paradigm a pendidikan yang baru. M asyarakat dapat m em berikan
sum bangsihnya kepada sekolah dengan mem beri kan m asukan-m asukan
t erut am a dalam penyusunan program-program sekolah. Dem ikian juga dalam
pelaksanaan program , dukungan masyarakat perlu dioptimalkan. Rencana
pengem bangan Sekolah dibuat bersam a-sam a oleh sekolah dan m asyarakat .,
disampaikan secara t erbuka, diperbaharui set iap tahun, dan dilaksanakan. Dalam
perjalanan program , t entu perlu control dengan tujuan sebagai upaya untuk
M etode Penelitian
Jenis penelitian kualit atif kualit atif M oleong (2012: 26) mengat akan
bahw a penelit ian kualit at if sebagai m etode unt uk m engumpulkan dat a kualit at if.
Ide pent ingnya adalah bahw a peneliti berangkat ke lapangan unt uk m engadakan
pengam at an t ent ang sesuat u fenomena dalam suatu keadaan alamiah at au “ in
sit u” , jadi pendekat an ini t erkait erat dengan pengam at an berperansert a. Penelit i
lapangan biasanya membuat cat at an lapangan secara ekt ensif yang kemudian
dibuat kan kodenya dan dianalisis dalam berbagai cara. Desain penelit ian
et nografi, et nografi m erupakan salah satu st rat egi penelitian kualit at if yang di
dalamnya peneliti m enyelidiki suatu kelom pok kebudayaan di lingkungan yang
alam iah dalam pereode w akt u yang cukup lam a dalam pengumpulan data ut am a,
dat a observasi, dan dat a w awancara (Cresw ell, 2010: 20). Subjek penelit ian ini
adalah kepala sekolah, w akil kepala sekolah bidang kurikulum, bapak ibu guru
t erkait , w ali murid dan siswa siswi SM P Negeri 1 Karangpandan.
Analisis dat a adalah proses pengujian secara sist em at is untuk
m endapat kan dat a secara langsung dat a alami, sehingga bersifat diskriptif
naturalis. M iles and Huberm an dalam Sugiyono (2012: 91-92) mengem ukakan,
bahw a dalam proses analisis dat a t erdapat t iga kegiat an ut am a yaitu : reduksi
dat a, penyajian dat a dan penarikan kesimpulan at au verifikasi. Reduksi dat a :
unt uk menajamkan, m enggolongkan, m engarahkan, sehingga kesimpulan dapat
dit arik dan diverifikasi. Penyajian dat a merupakan bagian dari analisis agar dat a
at au inform asi yang t elah t erkum pul dapat t ersusun dalam bentuk padu, yang
bentuknya sepet i m at rik, grafik, jaringan dan bagan. Dengan bagan yang padu,
akan lebih memungkinkan bagi peneliti untuk menarik kesim pulan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil observasi, analisis dokum en dan w aw ancara dengan kepala
sekolah, w akil kepala bidang kurikulum, w ali kelas, guru dan sisw a di SM P Negeri
im plem ent asi M anajem en Berbekolah m elalui kegiat an : Pem belajaran di SM P
Negeri 1 Karangpandan dit unjukkan pada hasil penelit ian. Guru m enyiapkan
perangkat pem belajaran, Alokasi w akt u untuk ; appersepsi, penyajian m at eri,
evaluasi dan tindak lanjut, M enerapkan pendekat an CTL, M em anfaat kan m edia
berupa LCD, dan alat peraga berupa gambar-gambar. M engimplement asikan
aspek kem am puan penget ahuan dan penerapan penget ahuan dalam kehidupan
sehari-hari.
Perangkat pem belajaran yang dipersiapkan, Daft ar hadir siswa sebagai
alat kont rol kehadiran sisw a, silabus dan RPP sebagai panduan kegiat an, buku
t eks sebagai acuan dalam penyajian mat eri pembelajaran.
Tahapan-t ahapan dalam kegiat an kelas, t ahap aw al sebagai pembuka
kom unikasi ant ara guru dengan siswa, guru mengarahkan perhat ian sisw a pada
proses pem belajaran. Pada t ahap ini guru sudah m ulai m enerapkan pendekat an
dan st rat egi CTL, yang di kandung m aksud agar proses pem belajaran berada pada
suasana yang kom unikat if, edukat if dan harmonis.
Kunandar (2011:301) m enyat akan bahw a di Amerika dengan ist ilah
Cont t ext ual Teaching and Learning (CTL) guru mengait kan mat eri yang diajarkan
dengan dunia nyat a anak didik yang int inya m em bantu guru untuk mengait kan
m at eri pelajaran dengan kehidupan nyat a dan mem ot ivasi pesert a didik untuk
m engait kan penget ahuan yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari
m ereka.
Jadi pem belajaran kont ekt ual t erjadi ket ika sisw a m enerapkan dan
m engalam i apa yang diajarkan dengan m engacu pada m asalah-m asalah riil yang
berasosiat i dengan peranan dan t anggung jaw ab mereka sebagai anggot a
keluarga, m asyarakat , sisw a dan selaku pekerj a. Tahap inst ruksional, tahap
penyajian m at eri pem belajaran, pada t ahap ini guru m enggunakan media,
m encerna m ateri pem belajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih
bermakna. M arlow , Christ opher (2012) dengan judul ”M aking game and
inverom ent al. Design : Reveling landscape” , bahwa di Eropa kurikulum desain
lingkungan mem iliki pot ensi besar untuk merangsang pedagogis t radisional,
m endorong belajar sisw a dan m em buat proses b elajar mengajar lebih
m enyenangkan berm akna dan m engesankan.
Polard & Carol (2012) dengan judul ”Lesson learned from Client Project s in
an Undergraduat e Project M anagement Course” , bahw a pem belajaran
m anajemen proyek unt uk m endapat pengalaman dunia nyat a dalam m engelola
proyek. Analisis dat a yang dihadapi sisw a sebagai manajer proyek, dimungkinkan
oleh lingkungan belajar yang inovat if, t erm asuk perbedaan ant ara pem belajaran
konsept ual dan pengalaman belajar.
Dari hasil penelit ian dan pembahasan bahwa dalam pem belajaran dengan
m et ode CTL, anak setelah m enerima mat eri pem belajaran langsung
m engkonst ruksikan, sehingga akan mendapat pengalam an ket ika m enerapkan
m engalam i apa yang diajarkan dengan m engacu pada m asalah-m asalah riil yang
berasosiasi dengan peranan dan t anggung jawab mereka sebagai anggot a
keluarga, masyarakat , siswa dan selaku pekerja, sehingga proses pem belajaran
ini m enjadi lebih berm akna.
Dalam kegiat an pem belajaran kelas menerapkan pendekat an CTL, alat
peraga berupa gambar, media pem belajaran LCD at au menggunakan
Teknologi INFORM ASI dan KOM UNIKASI (TIK) untuk m endorong INFORM ASI dan
penget ahuan. Lissa Ilom aki (2008) dan Efraim Okoro (2012), menyat akan bahw a
m enggunakan perangkat el ekt ronik sebagai media pem belajaran untuk
m em ot ivasi peningkat an kualit as dan peningkat an penget ahuan dan ket rampilan.
Keunggulan penggunaan perangkat elekt ronik dalam media pem belajaran
adalah m em udahkan bagi guru untuk mendesain ulang, mempresent asikan,
m engevaluasi dan m engakses sum ber-sumber belajar sebagai bahan acuan
elekt ronik bagi guru yang kurang mampu m engoperasikan alat t ersebut
berdampak negat if, baik bagi guru maupun bagi siswa. Bagi guru kurang
berw aw asan luas, sedang bagi sisw a kurang lengkap dalam m enerima mat eri
pembelajaran. Efraim Okoro, menyat akan Jaringan sosial dan saluran komunikasi
elekt ronik adalah alat yang efekt if dalam proses belajar mengajar dan sem akin
m eningkat kan kualit as hasil belajar sisw a. Proses ini m endorong siswa untuk
t erlibat akt if dalam kolaborasi dan part isipasi kegiat an kelas dan kerja kelom pok
sert a m emberikan aliran penyebaran inform asi dengan m et ode canggih yang
m enghasilkan hasil yang t erukur.
Keit h S. Taber (2010), menyatakan M empersiapkan Guru untuk penelitian
berbasis profesi. Art inya di m asa depan akan diharapkan bahw a guru harus
mem enuhi syarat untuk set idaknya t ingkat gel ar M ast er. Progam pendidikan
aw al universit as besar Inggris sekarang cenderung dit awarkan di tingkat pasca
sarjana, t erlihat sebagai bagian pert ama dari gelar m ast er (sert a m em berikan
pelat ihan dan pengalaman yang diperlukan untuk mem enuhi st andar Nasional
unt uk st atus guru yang berkualit as). Ini berart i m ereka m em asuki pendidikan
guru diharapkan untuk t erlibat dengan penelitian ke dalam pengajaran dan
pembelajaran selam a pelat ihan aw al m ereka. Ini adalah dianggap penting,
sehingga dari awal karir m ereka, guru baru m elihat diri mereka sebagai bukt i
praktisi berbasis dan bagian dari penelit i profesi inform asi.
M anajemen Berbasis Sekolah (M BS) di SM P Negeri 1 Karangpandan
dit unjukkan pada hasil penelitian, (1) Sosialisasi (2) M enjalin hubungan /
m em perbanyak m hit ra kerja di ant ara lem baga / unsur-unsur t erkait unt uk
m enjalin kerja sama yang dibutuhkan sekolah. (3) Opt imalisasi peran/ hubungan
ant ar unsur/ komponen yang mendukung sekolah. (4) Penerapan t at a kelola,
fungsi dan aspek M BS. (5) M eningkat kan kapasitas sekolah dalam rangka untuk
m eningkat kan prestasi / m ut u sekolah t erutam a m utu pem belajaran di SM P N 1
Sosialisasi diaw ali dengan sosialisasi guru, t enaga pendidik, sisw a, kom it e
sekolah, orang tua, dinas/ inst ansi t erkait dan masyarakat secara um um . fungsi
dan asfek M BS untuk meningkat kan kapasit as sekolah dalam rangka untuk
m eningkat kan prest asi dan m ut u/ mutu sekolah, t erut ama mutu pem belajaran.
NP. Prabhakar and KV. Rao (2011) t ent ang School Based M anagement : An
Analysis of t he Planning Fram w ork and Com munit y, m enunjukkan bahw a orang
t ua at au masyarakat sangat kecil dalam memberi kan kont ribusi dalam
pelaksanaan pembangunan sekolah sw ast a, sehingga t idak t erlibat dalam
pengam bilan keputusan sert a t idak begit u m empunyai rasa t anggung jawab
dalam pelaksanaan kegiat an di sekolah. Sedang Ahm ad, Nath, Edcil dan Gario
m enegaskan, m asyarakat selalu m em berikan dukungan dalam pem bangunan
gedung sekolah dan segala kegiat annya, karena partisipasi m asyarakat dalam
m em berikan kont ribusi unt uk meningkat kan kualit as dan akses pendidikan,
sehingga desent ralisasi bisa membaw a sekolah dekat dengan masyarakat .
Prabhakar dan Rao, m engeksplorasi sit uasi kerangka perencanaan
m anajemen sekolah dan part isipai m asyarakat , bahw a orang t ua/ masyarakat
sangat kecil dalam m emberikan kont ribusi dalam pelaksanaan pem bangunan
sekolah umum yang dikelola secara pribadi oleh sekolah sw ast a, sehingga orang
t ua/ masyarakat t idak t erlibat dalam mengam bil keputusan M aka tidak begit u
m em punyai rasa t anggung jaw ab dalam m em perkuat perencanaan pelaksanaan
kegiat an di sekolah. Sedang Ahm ad, Nath, Edcil (1999) dan Gario (2002)
m enegaskan masyarakat selalu m em berikan dukungan dalam pem bangunan
gedung dan kegiat an sekolah, karena part isipasi m asyarakat dalam pendidikan
m em ang dapat mem berikan kont ribusi untuk meningkat kan kualit as dan akses
pendidikan, namun dampaknya bervariasi sesuai dengan bentuk part isipsi murni
dari lem baga m asyarakat dengan rasa m em iliki, sehingga desent ralisasi ini berart i
m em bawa sekolah dekat dengan m asyarakat .
Erik Lim berg, Cs, m enyat akan M BS memperluas ruang Kepala Sekolah
sem est er bersangkut an. Bagi sisw a yang nilainya di baw ah KKM diberi
kesem pat an sekali unt uk mengulang, bagi sisw a yang nilai sudah sam a at au
m elebihi KKM diberikan pengayaan. Nilai dari sumat if dicat at t erpisah dari
nilai form atif. Dengan m enggunakan rum us yang t elah dit ent ukan, nilai form at if
dan nilai sumat if diolah menjadi nilai akhir yang dicat at pada buku raport anak
sebagai dokumen bagi sisw a dan dicat at pula di buku leger nilai sebagai dokumen
sekolah.
Prosedur evaluasi m enurut Suzana Vlasic, Smiljana Vale, Danijela Krizman
Puhar (2012), Komponen ut am a dari evaluasi adalah metodologis. Pendekat an
pada penerapan met ode dan prosedur pengum pulan dat a yang baik. Syarat
yang mendasar bagi peningkat an mutu adalah pem bentukan sist em evaluasi
int ernal dan evaluasi ekst ernal yang akt if. Evaluasi int ernal m enyirat kan peran
dari penilaian sisw a sebagai pesert a akt if dalam proses belajar. Const ant Leung
and Cat riona Scot t (2009) Penilaian bersifat m enyeluruh t erhadap proses belajar
m engajar, dengan t ujuan : untuk m endukung proses b elajar mengajar,
prinsipnya m emberi informasi pengajaran yang akan dat ang feedback bagi sisw a,
unt uk orang t ua dan guru yang lain. 2. m engindent ifikasi penggunaan penilaian
secara luas dan dapat dipert anggungjaw abkan.
Simpulan
Pem belajaran PAIKEM dirancang untuk m engakt ifkan anak,
m engembangkan kreat if sehingga efekt if, nam un t et ap menyenangkan. Sedang
guru hendaknya m elibat kan proses akt if dalam pem belajaran yang
m em ungkinkan pesert a didik mengkonst ruksikan penget ahuannya.
Anak pada dasarnya m empunyai sifat ingin t ahu dan berim ajinasi, yang
m ana kedua sifat itu modal dasar bagi berkem bangnya sikap berfikir krit is dan
kreat if. Krit is untuk menganalisis m asalah dan kreatif untuk m elahirkan alt ernat if
pemecahan masalah. Oleh karena itu ada ket erkait an ant ara KTSP dalam model
yang menuntut pendidik pesert a didik akt if dan kreat if (dapat m encipt akan
sesuat u yang baru). Sedang Kurikulum 2013 anak didik at au pesert a didik dengan
m em punyai 2 sifat ini mendukung sekali dalam pem belajaran menggunakan
pendekat an Scientifik, karena dengan sifat ingin tahu dan berimajinasi anak akan
krit is untuk m enganalisis m asalah. Sedang kreat if unt uk melahirkan alt ernat if
pemecahan m asalah, sehingga akan m enghasilkan suat u produk. M aka kalau
dilihat dari kedua m asalah t ersebut anak cocok sekali dalam penerapan
pembelajaran dengan pendekat an Scientifik.
M BS merupakan t at a kelola / st rat egi di m ana ket ika sekolah bisa
berkem bang, m aju baik akadem is m aupun non akademis. Untuk itu dalam
kegiat an pembelajaran di sekolah perlu melibat kan sem ua komponen-komponen
t erkait baik di dalam sekolah m aupun di luar sekolah. Dalam kait annya M BS
dengan PAIKEM , Kepala Sekolah perlu m enghim pun dan m em ot ivasi secara
ef ekt if untuk m engakt ifkan kegiat an M GM P dan lesson st udy baik int ern maupun
ekst ern ant ar bidang st udi dalam rangka m eningkat kan kualit as dan profesional
guru dalam m engajar.
Evaluasi secara ot ent ik (m enyeluruh) m ulai elaborasi, eksplorasi dan
konfirmasi yang m eliput i aspek afektif, kognet if dan psikomot or. Sem ua ini
dilakukan sebagai pert imbangan UAS dan UKK. Disam ping ada penilaian form at if
dan sumat if. Kegiat an evaluasi pent ing dalam pem belajaran, karena untuk
m enget ahui t ingkat keberhasilan siswa dan untuk menget ahui st rat egi,
keefekt ifan dari pendekat an dalam proses bel ajar, media dan m et ode yang
dit erapkan guru. Unt uk it u penilaian harus dilakukan m elalui prosedur yang
dapat dipert anggungjaw abkan. Agar keberhasilan belajar t ercapai m aka penilaian
DAFTAR PUSTAKA
Asm ani M a’mur, 2013 “ 7 Tips Aplikasi PAKEM ” . Bangunt apan Jogyakart a : DIVA Press.
Asm ani M a’mur, 2013 “ 7 Tips Aplikasi PAKEM ” . Bangunt apan Jogyakart a : DIVA Press.
Ephraim Okoro and How ard, 2012, Int egrat ing Social M edia Tecnologies In Higher Education : Cost - Benefit s Analysis, Universit y USA, Ht t p:/ / w ww . Clut einst it ut e.com / 255.
Erik Lindberg & Vladim ir Vanyushyn, 2013, School-Based M anagem ent wit h or w ithout inst ruct ional Leadership : Experience from Sweden, USBE, Umea Universit y, Umea, Sw eden, E-m ail:Erik.Lindberg@usbe. Umu.se.
John W. Cressw ell. 2010. Research Design Pendekat an Kualit atif, Kuant it at if & M ixed. Yogyakart a : Pust aka Pelajar.
Keit h S Taber, 2010, Preparing Theachers for a Research-Based Profession, Facult y of Educat ion, Universit y of Cambidge, UK
Kunandar, 2011 “ Guru Profesional Implement asi KTSP dan Sukses dalam Sert ifikasi Guru” . Jakart a Ut ara : PT Rajagrafindo Persada.
Leung, Const ant and Scot t, Cat riona, 2009, FORM ATIVE A ASSESSM ENT IN LANGUAGE EDUCATION POLICIES: EM ERGING LESSONS FROM WALES AND SCOTLAND,
Lisa Ilomaki, 2008, The effect s of on school : Teachers and students perspect ives, Universit y of Turku Finland.
M aleong. 2012. M et odologi Penelitian Kualit at if. Bandung : PT Rem aja Rosdakarya.
Pollar, Carol E, 2012, Lesson Learned Client Project s in an Undergraduat e Project M anagement Course,ht tp:/ / searchProquest .com / docview/ 131592159 9/ account ed = 34598.
Prabhakar N.P and Rao K.V, 2011, “ School Based M anagement : Analysis of t he Planning Fram ew ork and Com munit y part icipat ion, Universit y An dhra Pradesh, India (ww w . Researchersw orld.com ).
Vlasic, Suzana1, Vale, Smiljana2, Puhar, Danijela Krizm an3, 2012, QUALITY M ANAGEM ENT IN IDUCATION, 2smiljanavale@net ,hr, 3Financial M anager,
M aist ra d.d., Croat ia, danijela.krizman.puhar@maist ra.hr.