• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK: Penelitian pada Siswa Kelas VII di Kabupaten dan Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK: Penelitian pada Siswa Kelas VII di Kabupaten dan Kota Bandung."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ...

ABSTRACT ...

KATA PENGANTAR ...

UCAPAN TERIMA KASIH ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ...

B. Identifikasi Masalah Penelitian ...

C. Rumusan Masalah Penelitian ...

D. Tujuan Penelitian ...

E. Manfaat Penelitian ...

F. Struktur Organisasi Tesis ...

BAB II MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS

PENDEKATAN SAINTIFIK

A. Media Interaktif ...

1. Pengertian Media Interaktif ...

2. Karakteristik Media Interatif dalam Pembelajaran ...

3. Fungsi dan Manfaat Media Interaktif dalam Pembelajaran ...

4. Komponen-Komponen Media Interaktif ...

5. Pemilihan dan Pengembangan Media Interaktif ...

6. Kelebihan Penggunaan Media Interaktif dalam Pembelajaran ...

B. Pembelajaran Cerita Pendek ...

(2)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Cerita Pendek ...

3. Pembelajaran Cerita Pendek ...

4. Kriteria Pemilihan Bahan Cerita Pendek ...

C. Pendekatan Saintifik ...

1. Ihwal Pendekatan Saintifik ...

2. Tujuan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ...

3. Landasan Pembelajaran Pendekatan Saintifik ...

4. Prinsip-Prinsip Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ...

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Pendekatan Saintifik ...

D. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Cerita Pendek

...

E. Penelitian yang Relevan ...

F. Asumsi ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sumber Data Penelitian ...

B. Metode dan Desain Penelitian ...

C. Prosedur dan Paradigma Penelitian dan Pengembangan ...

D. Definisi Operasional ...

E. Instrumen Penelitian ...

F. Teknik Pengumpulan Data ...

G. Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pembelajaran Cerita Pendek Siswa Kelas VII ...

B. Rancangan dan Desain Pengembangan Media Interaktif Pembelajaran Cerita

Pendek Berbasis Pendekatan Saintifik ...

C. Pengembangan dan Penilaian Formatif serta Sumatif Media Interaktif

Pembelajaran Cerita Pendek Berbasis Pendekatan Saintifik

...

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

144

146

(3)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Media ... 15

Gambar 3.1 Model Desain Hannafin & Peck 43 Gambar 3.2 Kerangka Berpikir 45 Gambar 4.1 Diagram Alir (Flowchart) Pembuatan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek Berbasis Pendekatan Saintifik .... 96

Gambar 4.2 Tampilan 1. Halaman Utama ... 97

Gambar 4.3 Tampilan 2. Identitas Siswa ... 98

Gambar 4.4 Tampilan 3. Ilustrasi Program ... 98

Gambar 4.5 Tampilan 4. Petunjuk Penggunaan ... 99

Gambar 4.6 Tampilan 5. Menu Utama ... 99

Gambar 4.7 Tampilan 6. Menu Materi (Peta Konsep) ... 100

Gambar 4.8 Tampilan 7. Lanjutan Menu Materi ... 100

Gambar 4.9 Tampilan 8. Pelajaran 1 ... 101

Gambar 4.10 Tampilan 9. Lanjutan Pelajaran 1 (Mengamati) ... 101

Gambar 4.11 Tampilan 10. Lanjutan Pelajaran 1 (Menanya) ... 102

Gambar 4.12 Tampilan 11. Ciri-Ciri Cerita Pendek (Mencoba) ... 102

Gambar 4.13 Tampilan 12. Struktur Teks (Mencoba) ... 103

Gambar 4.13.1 Tampilan 12. Struktur Teks Orientasi (Mencoba) ... 103

Gambar 4.13.2 Tampilan 12. Struktur Teks Komplikasi (Mencoba) ... 104

Gambar 4.13.3 Tampilan 12. Struktur Teks Resolusi (Mencoba) ... 104

Gambar 4.14 Tampilan 13. Unsur-Unsur Teks Cerpen (Mencoba) ... 105

Gambar 4.15 Tampilan 14. Lanjutan Pelajaran 1 (Mencoba) ... 105

Gambar 4.16 Tampilan 15. Temukan Struktur Teks (Mencoba) ... 106

Gambar 4.16.1 Tampilan 15. Temukan Struktur Teks, Contoh Teks Cerpen (Mencoba) ... 106

Gambar 4.17 Tampilan 16. Temukan Unsur-Unsur Teks Cerpen (Mencoba) 107 Gambar 4.18 Tampilan 17. Temukan Ide-Ide Pokok Paragraf (Menalar) ... 107

Gambar 4.18.1 Tampilan 17. Teks cerpen untuk menemukan ide pokok ... 108

(4)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.20 Tampilan 19. Pelajaran 2 ... 109

Gambar 4.21 Tampilan 20. Lanjutan Pelajaran 2 (Mengamati) ... 109

Gambar 4.21.1 Tampilan 20. Lanjutan Pelajaran 2 (Mengamati) ... 110

Gambar 4.21.2 Tampilan 20. Lanjutan Pelajaran 2 (Mengamati) ... 110

Gambar 4.22 Tampilan 21. Lanjutan Pelajaran 2 (Menanya) ... 111

Gambar 4.23 Tampilan 22. Perbedaan Teks (Mengeksplorasi) ... 111

Gambar 4.24 Tampilan 23. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk (Mengeksplorasi) ... 112

Gambar 4.25 Tampilan 24. Menemukan Perbedaan Teks (Mengeksplorasi) . 112 Gambar 4.25.1 Tampilan 24. Teks cerpen menemukan Perbedaan Teks ... 113

Gambar 4.25.2 Tampilan 24. Teks dongeng menemukan Perbedaan Teks ... 113

Gambar 4.25.3 Tampilan 24. Teks kisah menemukan Perbedaan Teks ... 114

Gambar 4.26 Tampilan 25. Temukan Kalimat Tunggal dan Majemuk (Menalar) ... 114

Gambar 4.26.1 Tampilan 25. Teks cerpen menemukan Kalimat Tunggal dan Majemuk (Menalar) ... 115

Gambar 4.27 Tampilan 26. Menyusun Kalimat (Menalar) ... 115

Gambar 4.28 Tampilan 27. Menyimpulkan (Mengomunikasikan) ... 116

Gambar 4.29 Tampilan 28. Soal Latihan (Petunjuk) ... 116

Gambar 4.30 Tampilan 29. Soal Latihan 1 ... 117

Gambar 4.31 Tampilan 30. Soal Latihan 2 ... 117

Gambar 4.32 Tampilan 31. Soal Latihan 3 ... 118

Gambar 4.33 Tampilan 32. Soal Latihan 4 ... 118

Gambar 4.34 Tampilan 33. Soal Latihan 5 ... 119

Gambar 4.35 Tampilan 34. Soal Latihan 6 ... 119

Gambar 4.36 Tampilan 35. Soal Latihan 7 ... 120

Gambar 4.37 Tampilan 36. Soal Latihan 8 ... 120

Gambar 4.38 Tampilan 37. Soal Latihan 9 ... 121

Gambar 4.39 Tampilan 38. Soal Latihan 10 ... 121

Gambar 4.40 Tampilan 39. Soal Latihan 11 ... 122

Gambar 4.41 Tampilan 40. Soal Latihan 12 ... 122

Gambar 4.42 Tampilan 41. Soal Latihan 13 ... 123

(5)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.44 Tampilan 43. Soal Latihan 15 ... 124

Gambar 4.45 Tampilan 44. Soal Latihan 16 ... 124

Gambar 4.46 Tampilan 45. Soal Latihan 17 ... 125

Gambar 4.47 Tampilan 46. Soal Latihan 18 ... 125

Gambar 4.48 Tampilan 47. Soal Latihan 19 ... 126

Gambar 4.49 Tampilan 48. Soal Latihan 20 ... 126

Gambar 4.50 Tampilan 49. Lanjutan Petunjuk Soal Latihan (Nilai) ... 127

Gambar 4.51 Tampilan 50. Permainan Isian Rumpang 1 ... 127

Gambar 4.51.1 Tampilan 50. Permainan Isian Rumpang 1 ... 128

Gambar 4.52 Tampilan 51. Permainan Isian Rumpang 2 ... 128

Gambar 4.53 Tampilan 52. Permainan Mencocokkan/Menjodohkan 1 ... 129

Gambar 4.54 Tampilan 53. Permainan Mencocokkan/Menjodohkan 2 ... 139

Gambar 4.55 Tampilan 54. Daftar Pustaka ... 130

(6)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sumber Data Penelitian ... 42

Tabel 3.2 Konversi Nilai ke Data Kualitatif pada Skala 5 ... 50

Tabel 3.3 Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif pada Skala 5 ... 51

Tabel 4.1 Hasil Pengujian dan Penilaian Formatif I terhadap Aspek Media dan Materi Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek Berbasis

Pendekatan Saintifik ... 132 Tabel 4.2 Hasil Pengujian dan Penilaian Formatif II terhadap Aspek Media

dan Materi Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek Berbasis

Pendekatan Saintifik ... 134 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Sumatif terhadap Aspek Tampilan pada Media

Pengembangan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek

Berbasis Pendekatan Saintifik ... 136 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Sumatif terhadap Aspek Pemprograman pada Media

Pengembangan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek

Berbasis Pendekatan Saintifik ... 136 Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Sumatif terhadap Media

Pengembangan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek

Berbasis Pendekatan Saintifik ... 137 Tabel 4.6 Hasil Penilaian Sumatif terhadap Aspek Isi pada Materi

Pengembangan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek

Berbasis Pendekatan Saintifik ... 137 Tabel 4.7 Hasil Penilaian Sumatif terhadap Aspek Pembelajaran pada Materi

Pengembangan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek

Berbasis Pendekatan Saintifik ... 138 Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Penilaian Sumatif terhadap Materi

Pengembangan Cakram Padat Pembelajaran Cerita Pendek

Berbasis Pendekatan Saintifik ... 138 Tabel 4.9 Hasil Penilaian Sumatif Siswa terhadap Pengembangan Cakram

Padat Pembelajaran Cerita Pendek Berbasis Pendekatan Saintifik

(7)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

155

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi lapangan/ Observasi 157

Lampiran 3 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian 158

Lampiran 4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi dan Lembar Observasi 159

Lampiran 5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru dan Instrumen Pedoman Wawancara

164

Lampiran 6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Ahli Media dan Instrumen Pedoman Wawancara

167

Lampiran 7 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Ahli Materi dan Instrumen Pedoman Wawancara

169

Lampiran 8 Kisi-Kisi Pengisian Angket dan Lembar Isian Angket 171

Lampiran 9 Kisi-Kisi Penulisan Instrumen Tes, Soal Tes Tertulis dan Kunci Jawaban

173

Lampiran 10 Kisi-Kisi Penulisan Soal Latihan, Soal Latihan, dan Kunci Jawaban

183

Lampiran 11 Kisi-Kisi Permainan dan Bentuk Permainan 192

Lampiran 12 Kisi-Kisi Penilaian Ahli Media dan Lembar Penilaian Ahli Media

200

Lampiran 13 Kisi-Kisi Penilaian Ahli Materi dan Lembar Penilaian Ahli Materi

207

Lampiran 14 Kisi-Kisi Penilaian Siswa dan Lembar Penilaian Siswa 214

Lampiran 15 Hasil Penilaian Ahli Media 218

Lampiran 16 Hasil Penilaian Ahli Materi 226

Lampiran 17 Hasil Penilaian Siswa 238

Lampiran 18 Surat Keterangan Pemberian Pertimbangan Instrumen Penelitian dari para pakar

382

Lampiran 19 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 384

Lampiran 20 Dokumentasi penelitian 420

(8)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, I. (2008). Legenda tangkuban perahu. [Online]. Tersedia di: http://www.youtube.com/watch?v=Dzbj16z4BMs.

Aisyah, N.L. (2009). “Upaya meningkatkan mutu pembelajaran sastra pada

jenjang pendidikan dasar: sebuah tawaran”. Dalam Bahasa dan sastra

dalam perspektif pendidikan (Editor Dadang S. Anshori dan Sumiyadi).

Bandung: Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI.

Aksan, H. (2011). Proses kreatif menulis cerpen. Bandung: Nuansa.

Aksana, A. (2011). Kain perca ibu. Kompas, 6 Februari, hlm. 6.

Aminuddin. (2004). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Aminuddin. (2006). Manajemen penelitian. Edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Aminuddin. (2009). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arsyad, A. (2002). Media pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Arsyad, A. (2006). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Badrujaman, A. (2009). Diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan

konseling. Jakarta. Tidak diterbitkan.

Bagus, A.A.G. (2013). Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif pada

mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII semester II di SMPN 1 Ubud tahun pelajaran 2012/2013. (Skripsi). Universitas Pendidikan Ganesha.

Cahyani, I. (2012). Modul pembelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kemenag RI.

Daryanto. (2013). Media pembelajaran, perannya sangat penting dalam

(9)

151

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Delianti, V. I. (2013). Pengembangan CD mulimedia interaktif mata pelajaran

teknologi informasi dan komunikasi kelas X SMA Negeri 2 Bukit Tinggi.

(Tesis). Universitas Negeri Padang.

Djamarah, S. B. dkk. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fauziyyah, D. F. (2013). Pengembangan multimedia interaktif berbasis

kecerdasan jamak dalam pembelajaran inkuri untuk meningkatkan kemampuan menulis cerita pendek di SMA Darul Quran Bandung. (Tesis).

Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia.

Hartono, E. (2009). Berbeda tempat. Majalah Bobo, XXXXVI (51), 26 Maret.

Hasyim, N. dkk. (2001). Pedoman penyusunan bahan penyuluhan sastra. Jakarta: Pusat Bahasa Depdiknas.

Hidayatullah, M. S. (2014). Bukan hari yang menyedihkan. Kumpulan Cerpen

Karya Anak Bangsa. Jakarta: KPCI.

Jabrohim. (1994). Pengajaran sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Modul pendekatan dan strategi

pembelajaran. Jakarta: Kemdikbud.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Bahasa Indonesia wahana

pengetahuan untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Khadijah, S. (2013). Pendekatan saintifik dalam pembelajaran pendidikan agama

Islam. Tidak diterbitkan.

Koesnandar, A. (2003). Prinsip-prinsip penulisan program multimedia. Jakarta: Pusat Teknologi dan Informasi Pendidikan Depdiknas.

Kosasih, E. (2004). Kompetensi ketatabahasaan dan kesusastraan: Cermat

Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya.

(10)

152

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Meilawati, I. (2009). Peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media rekaman iklan televisi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Bandung. (Skripsi). Universitas

Pendidikan Indonesia.

Mursal, E. (1990). Kesusastraan: pengantar teori dan sejarah. Bandung: Angkasa.

Nurgiyantoro, B. (2012). Teori pengkajian fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.

Prastowo, A. (2013). Panduan kreatif membuat bahan ajar inovatif, menciptakan

metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Yogyakarta: Diva

Press.

Production, Stanser. (2014). Sandal untuk ibu. [Online]. Tersedia di: http://www.youtube.com/watch?v=znhmWZrugl4.

Radifad, A. (2014). Musuh jadi sahabat. Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa. Jakarta: KPCI.

Roestiyah. (2001). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Rusman. (2013). Belajar dan pembelajaran berbasis komputer: mengembangkan

profesionalisme abad 21. Bandung: Alfabeta.

Rusmiarsih, R. (2008). Pengembangan strategi pembelajaran kompetensi

membaca wayang dengan CD interaktif sebagai media pembelajaran mandiri untuk mata pelajaran bahasa Jawa SMP. (Tesis). Universitas

Negeri Semarang.

Sadiman, A.S. dkk. (2009). Media pendidikan: pengertian, pengembangan, dan

pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Sa’diah, Halimatus. (2013). Pisang ajaib. Kumpulan Cerpen Karya Anak Bangsa.

Jakarta: KPCI.

(11)

153

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Semi, A. (1998). Anatomi sastra. Padang: Angkasa Raya.

Stanton, R. (2007). Teori fiksi Robert Stanton. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Suartama, I.K., Suditha, I.W., Yudistiawan. I.N. (2013). Abstrak: pengembangan multimedia interaktif pelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas VIII semester genap tahun 2012/2013 di SMP Negeru 3 Sawan. Jurnal

Edutech, 1 (2), hlm. V.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardjo. (2005). Evaluasi pembelajaran. Diktat mata kuliah evaluasi pembelajaran. Prodi TP, PPS UNY. Tidak diterbitkan.

Sumardjo, J. dan Saini. (2007). Apresiasi kesusasteraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Supriatna, D. dan Mochamad, M. (2009). Konsep dasar desain pembelajaran. PPPPTK TK.

Suyanto, M. (2003). Multimedia alat untuk meningkatkan keunggulan bersaing. Yogyakarta: Andi Offset.

Tarigan, H. G. (1985). Prinsip-prinsip dasar sastra. Bandung: Angkasa.

Tim Edukatif. (2013). Mahir berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII

berdasarkan kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.

Tohari, A. (2012). Rumah yang terang. [Online]. Tersedia di: http://rifkawahyuningsih.blogspot.com/2012/12/cerpen-rumah-yang-terang karyaahmad.html.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

(12)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

(Penelitian pada Siswa Kelas VII di Kabupaten dan Kota Bandung)

Maulina Hendrik

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran cerita pendek di sekolah yang masih mengindikasikan problematik. Problematik tersebut ditemukan saat peneliti melakukan observasi awal, yaitu siswa sulit memahami dan membedakan teks cerita pendek dengan jenis teks narasi lainnya. Selain itu, peneliti juga menemukan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran. Guru masih menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional, tidak memanfaatkan media dalam pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti mengembangkan sebuah pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik yang dikemas di dalam media interaktif berupa cakram padat.

Penelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Menengah Pertama, yaitu SMP Negeri 2 Bandung, SMP Negeri 1 Lembang, dan SMP Negeri 1 Margahayu. Penelitian ini menggunakan model Hannafin & Peck. Model Hannafin & Peck terdiri atas tiga tahap atau fase, yaitu: tahap analisis kebutuhan, tahap desain, serta tahap pengembangan dan implementasi. Hasil analisis kebutuhan pada penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) masih terdapat kelemahan dan kekurangan dalam pembelajaran cerpen, yaitu: siswa sulit memahami teks cerpen baik secara lisan maupun tulisan dalam mengkaji unsur-unsur teks cerpen dan membedakan teks cerpen dengan jenis teks narasi lainnya, metode yang digunakan dalam pembelajaran masih bersifat konvensional dan tidak menggunakan media dalam pembelajaran sehingga pembelajaran terkesan monoton; 2) berdasarkan kelemahan dan kekurangan di atas, melalui tahapan kedua peneliti merancang dan mendesain media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik. Hasil rancangan dan desain tersebut digambarkan dalam bentuk Garis Besar Program Media (GBPM) dan penulisan naskah media (story board); 3) dokumen story

board dijadikan landasan dalam pembuatan diagram alir (flowchart) dan produk yang

(13)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MEDIA LEARNING SHORT STORIES BASED SCIENTIFIC APPROACH

(Research in Class VII the Country and Bandung City)

Maulina Hendrik

This research is motivated by the study of short stories in school that still indicate problematic. The problematic when researchers found the initial observation, the students difficult to understand and distinguish the short story text with other types of narrative text. In addition, researchers also found problems in learning activities. Teachers still apply conventional learning, not using media in teaching so that learning monotonous. Therefore, to solve the above problems, researchers developed a short story-based learning approach to scientific packed in interactive media such as compact discs.

(14)

1

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Potret pembelajaran sastra di berbagai sekolah (di Indonesia) selama ini

terlihat buram dan sedih. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian Alwasilah (dalam

Aisyah, 2009, hlm. 314) yang menyatakan bahwa “di sekolah-sekolah, sastra

hanya diajarkan sebanyak 23,6% saja. Dalam kapasitasnya yang hanya 23,6%

tersebut, ternyata pembelajaran sastra lebih ditekankan pada aspek pengetahuan

(kognitif), bukan aspek afektif maupun keterampilan.” Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa pembelajaran sastra di sekolah masih mengindikasikan

problematik.

Berkaitan dengan hal di atas, pembelajaran cerita pendek (cerpen) merupakan

salah satu pembelajaran sastra yang dipelajari di satuan pendidikan menengah

pertama. Sastra cerpen banyak diminati oleh siswa, namun pada kenyataannya

dalam pembelajaran masih banyak terdapat problematik. Alasan siswa saat

peneliti melakukan observasi awal di SMP Negeri 2 Bandung beraneka ragam,

sebagian siswa mengatakan tidak ada ide, sulit memulai, tidak bisa mengakhiri

tulisan, serta kesulitan dalam mengembangkan gagasan. Kendala lainnya adalah

sulit membangun konflik sehingga tulisan yang dihasilkan menjadi datar. Hal ini

tentu membuat tulisan mereka menjadi tidak menarik. Padahal, daya tarik sebuah

cerpen salah satunya terletak pada konfliknya.

Permasalahan di atas juga terlihat saat peneliti mengamati pembelajaran

cerpen di SMP Negeri 1 Lembang pada 12 Mei dan 15 Mei 2014, disimpulkan

bahwa pelaksanaan pembelajaran cerpen kurang variatif, masih cenderung bersifat

konvensional. Pembelajaran dilakukan dengan menugasi peserta didik untuk

membaca teks, kemudian menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan teks.

Selain itu, ditemukan juga bahwa guru belum menggunakan perangkat

(15)

2

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga terlihat pada proses pembelajaran siswa merasa jenuh dan terkesan

monoton. Penggunaan sumber belajar khususnya pembelajaran cerpen hanya

berasal dari buku teks dan referensi media cetak.

Tuntutan kurikulum terhadap pembelajaran sastra menginginkan siswa dapat

mengapresiasikan sastra baik secara teori maupun praktik. Meskipun telah

mengikuti pembaharuan kurikulum, tetap saja siswa diperintah untuk membaca

teks kemudian menjawab pertanyaan. Selain itu juga, media yang digunakan

sebagai penunjang pembelajaran masih bersifat sederhana, yaitu media bergambar

dan kumpulan cerita dari siswa. Padahal terlihat jelas bahwa pembelajaran

dikatakan berhasil apabila terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang

terjadi diharapkan mampu mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan dalam

rencana pembelajaran. Ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terlihat jika siswa

mampu menguasai materi yang diberikan secara tuntas baik dari segi

pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Ketercapaian tujuan pembelajaran

tercipta dari pembelajaran yang komunikatif serta didukung oleh bahan ajar dan

media pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membantu siswa

untuk mencapai ketuntasan dalam pembelajaran.

Permasalahan di atas tentunya tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus segera

diatasi karena menyebabkan proses belajar tidak maksimal dan berimplikasi pada

hasil belajar peserta didik yang rendah. Untuk memecahkan masalah tersebut,

maka harus dilakukan upaya, antara lain dengan meningkatkan keterampilan guru

dan menerapkan sebuah pendekatan dalam pembelajaran.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Lufri (2007, hlm. 64), ada sepuluh

keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru guna membantu siswa

dalam pembelajaran, antara lain:

(16)

3

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Di antara keterampilan tersebut, keterampilan mengembangkan dan

menggunakan media pembelajaran merupakan salah satu keterampilan yang

sangat penting untuk dimiliki oleh guru. Menurut Arsyad (2006, hlm. 4), “media

pembelajaran adalah suatu perantara yang membawa pesan atau informasi yang

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.”

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Sadiman, dkk. (2009, hlm. 7) yang

mengatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa

sehingga proses belajar terjadi.” Berdasarkan kedua pendapat ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu

siswa dalam memahami materi pelajaran serta dapat dijadikan sebagai alat untuk

memotivasi siswa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Penggunaan media pembelajaran yang dimaksud beraneka ragam. Secara

psikologis, peserta didik rentang 11-14 tahun cenderung menyukai hal-hal baru

yang berbau modern dan serba canggih. Karakteristik inilah yang menjadi pijakan

untuk mencari media yang tepat. Media yang sesuai dengan karakteristik peserta

didik SMP adalah media audio-vidual yang berbentuk cakram padat interaktif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Rusman (2013, hlm. 143) yang mengemukakan

bahwa

media objek dan media interaktif berbasis komputer merupakan media dan sumber terbaik yang dapat digunakan sebagai sumber media komunikasi. Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa peserta didik tidak hanya memperhatikan media atau objek, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti pembelajaran.

Prastowo (2013) juga memberikan pendapat tentang definisi CD interaktif.

(17)

4

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

interaktif dapat dimaknai sebagai media yang bersifat aktif, maksudnya ia

didesain agar dapat melakukan perintah balik kepada pengguna untuk melakukan

suatu aktivitas. Selain itu, kebutuhan akan cakram padat Interaktif semakin

mendesak mengingat kondisi perkembangan teknologi informasi (TI) semakin

berkembang pesat. Hal ini menuntut siswa mulai dari pra-sekolah, SD, SMP dan

SMU/SMK untuk mengenal TI sejak dini. Kebutuhan cakram padat Interaktif

sebagai alat untuk membantu siswa menguasai TI dan materi pelajaran umum

lainnya dengan lebih cepat, menyenangkan dan meningkatkan hasil belajar,

menjadi kebutuhan yang mendesak untuk tercapainya kualitas pembelajaran yang

diharapkan.

Penelitian yang berkaitan dengan media pembelajaran khususnya

pengembangan media interaktif telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti

terdahulu. Salah satu contoh penelitian yang relevan adalah penelitian Delianti

(2013) yang berjudul “Pengembangan CD Multimedia Interaktif Mata Pelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi Kelas X SMA Negeri 2 Bukit Tinggi.” Hasil

penelitiannya menjelaskan bahwa CD interaktif yang dikembangkan dapat

mengefektifkan pembelajaran TIK di sekolah tersebut. Siswa dapat mengakses

dan belajar secara mandiri tanpa adanya guru. Efektifitas tersebut diperoleh dari

pengujian hasil belajar siswa setelah menggunakan CD interaktif. Siswa

mula-mula diberikan tes tanpa CD interaktif kemudian diberikan pembelajaran dengan

menggunakan CD interaktif. Setelah pembelajaran selesai diberikan, peneliti

bersama guru melakukan tes akhir. Hasil tes yang diperoleh siswa mendapatkan

nilai tuntas atau mengalami peningkatan.

Selain penelitian di atas, penelitian pengembangan CD interaktif dalam

bidang bahasa Indonesia juga telah dilakukan oleh Gede Bagus (2013) dalam

skripsinya yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif

pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 2 di SMP Negeri 1

(18)

5

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitiannya adalah untuk menghasilkan media pembelajaran pada mata

pelajaran bahasa Indonesia yang relevan digunakan sesuai dengan kebutuhan dan

karakteristik siswa serta mampu memberikan daya tarik dan mempermudah siswa

belajar secara klasikal maupun individual dalam memahami materi secara efektif

dan efisien. Uji coba produk yang telah dilakukan sebanyak enam kali

memperoleh hasil dengan kualitas baik.

Penelitian tentang pengembangan media interaktif telah banyak dilakukan,

namun penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut

terlihat dari aspek tampilan cakram padat yang dikembangkan menggunakan

langkah-langkah saintifik. Selain itu, cakram padat interaktif penelitian ini hanya

dikhususnya untuk pembelajaran cerita pendek. Banyak media cerita pendek yang

telah diciptakan, namun pemanfaatannya belum interaktif, hanya sebagai tontonan

dalam komputer seperti film pada umumnya. Selain itu, tampilan media interaktif

pada umumnya masih standar.

Upaya kedua dalam memecahkan permasalahan di atas adalah dengan

menerapkan pendekatan dalam pembelajaran. Sejalan dengan perubahan

kurikulum pendidikan di Indonesia saat ini, Kurikulum 2013 yang tengah berjalan

di beberapa sekolah berorientasi pada sebuah pendekatan yang disebut pendekatan

saintifik. Dalam modul Pendekatan dan Strategi Pembelajaran (Kemdikbud, 2013,

hlm. 1) dijelaskan konsep dasar pendekatan saintifik yang merupakan pendekatan

dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Pembelajaran dengan pendekatan

saintifik dapat didefinisikan sebagai

proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan”.

Khadijah (2013) dalam makalahnya yang berjudul Pendekatan Saintifik

(19)

6

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tahapan pelaksanaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan

Agama Islam mulai dari mengamati hingga membentuk jejaring. Khadijah

menguraikan setiap tahapan pendekatan tersebut dan memberikan beberapa

contoh yang dapat diterapkan dari setiap kompetensi dasar di dalam pembelajaran.

Berdasarkan isi makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik

tidak hanya dapat diterapkan dalam displin ilmu alam, tetapi juga dalam disiplin

ilmu sosial seperti agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia, dan lain

sebagainya.

Penelitian tentang pendekatan saintifik yang digunakan dalam pembelajaran

telah banyak dilakukan, namun belum pernah ditemukan penelitian tentang

pendekatan saintifik dalam pembelajaran cerita pendek. Oleh karena itu,

berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti mengembangkan pembelajaran cerita

pendek berbasis pendekatan saintifik yang dikemas di dalam cakram padat

interaktif yang bertujuan menciptakan pembelajaran menyenangkan, inovatif dan

dapat digunakan dalam pembelajaran baik secara klasikal maupun individual.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah penelitian sebagai berikut.

1) Apresiasi pembelajaran cerpen selama ini tidak terlihat secara menyeluruh,

serta metode pengajaran masih bersifat konvensional, sehingga pembelajaran

terkesan monoton. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pembelajaran cerpen

dengan bantuan media dan pendekatan pembelajaran.

2) Penelitian dan pengembangan media interaktif pembelajaran cerita pendek

berbasis pendekatan saintifik hanya dilakukan di tiga SMP Kabupaten/Kota

Bandung, yaitu: SMP Negeri 2 Bandung, SMP Negeri 1 Lembang, dan SMP

Negeri 1 Margahayu. Penentuan lokasi penelitian berdasarkan wilayah

(20)

7

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian di atas, peneliti merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut.

1) Bagaimanakah profil pembelajaran cerita pendek siswa kelas VII di

Kabupaten/Kota Bandung?

2) Bagaimanakah rancangan dan desain pengembangan media interaktif

pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik?

3) Bagaimanakah pengembangan dan penilaian formatif serta sumatif media

interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dilakukan penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1) gambaran tentang profil pembelajaran cerita pendek siswa kelas VII di

Kabupaten/Kota Bandung.

2) rancangan dan desain pengembangan media interaktif pembelajaran cerita

pendek berbasis pendekatan saintifik.

3) pengembangan dan penilaian formatif serta sumatif media interaktif

pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain.

1) Bagi guru

Dapat membantu dalam mengajar sehingga pembelajaran menjadi lebih

variasi dan menyenangkan. Selain itu, guru dapat berperan sebagai fasilitator

(21)

8

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan secara individual. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan

sebagai salah satu inspirasi dalam melakukan inovasi pembelajaran bahasa

Indonesia lainnya.

2) Bagi siswa

Sebagai sumber belajar interaktif, diharapkan dapat mengatasi

masalah-masalah belajar, seperti kurangnya minat terhadap pembelajaran cerita

pendek. Produk ini juga dapat digunakan secara individual sehingga siswa

dapat belajar sendiri. Selain itu juga, menjadikan pembelajaran lebih menarik

dan menyenangkan sehingga termotivasi untuk aktif dalam belajar.

F. Struktur Organisasi Tesis

Untuk memberikan gambaran pembahasan yang sistematis, maka peneliti

menyusun struktur organisasi dalam beberapa bab dan sub bab. Adapun struktur

organisasi dalam tesis ini terdiri atas lima bab, yaitu: pertama, bab pendahuluan

yang memuat: latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

tesis. Bab ini dimaksudkan sebagai kerangka awal dalam menghantarkan isi

pembahasan kepada bab selanjutnya.

Kedua, membahas tentang landasan teoretis yang akan memaparkan tentang

teori-teori media interaktif yang meliputi: pengertian media interaktif,

karakteristik media interaktif dalam pembelajaran, fungsi dan manfaat media

interaktif dalam pembelajaran, komponen-komponen media interaktif, pemilihan

dan pengembangan media interaktif, dan kelebihan penggunaan media interaktif

dalam pembelajaran. Selanjutnya bab ini akan membahas mengenai pembelajaran

cerita pendek yang meliputi hakikat pembelajaran, cerita pendek, pembelajaran

cerita pendek, dan kriteria pemilihan bahan cerita pendek. Selain itu juga, dalam

bab ini diuraikan beberapa teori mengenai pendekatan saintifik yang meliputi:

(22)

9

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

landasan pembelajaran pendekatan saintifik, prinsip-prinsip pendekatan saintifik

dalam pembelajaran, dan langkah-langkah pembelajaran pendekatan saintifik.

Selanjutnya, dalam bab ini akan membahas tentang implementasi pendekatan

saintifik dan pembelajaran cerita pendek, penelitian yang relevan, dan asumsi atau

anggapan dasar.

Ketiga, membahas tentang metodologi penelitian. Dalam bab ini mencakup

lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur dan

paradigma penelitian dan pengembangan, definisi operasional, instrumen

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Keempat, membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini

menguraikan beberapa hasil pengumpulan data yang dideskripsikan berdasarkan

metode dan desain penelitian yang digunakan. Hasil penelitian dan pembahasan

tersebut, antara lain profil pembelajaran cerita pendek siswa kelas VII di

Kabupaten/Kota Bandung, rancangan dan desain pengembangan media interaktif

pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik, pengembangan dan

penilaian formatif serta sumatif media interaktif pembelajaran cerita pendek

berbasis pendekatan saintifik.

Kelima, hasil penelitian secara keseluruhan disimpulkan dalam bab penutup.

Bab ini berisikan simpulan dan saran. Selain itu, laporan penelitian ini dilengkapi

beberapa referensi yang tercantum dalam daftar pustaka dan beberapa lampiran

(23)

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian dan pengembangan ini berfokus pada pengembangan media

interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik berupa cakram

padat yang bertujuan membantu guru dalam mengefektifkan pembelajaran di

kelas dan menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa. Selain itu,

pengembangan produk ini bermanfaat bagi siswa dan pengguna lainnya karena

dapat belajar kapan dan di mana saja atau dapat belajar secara mandiri. Penelitian

ini didesain dengan menggunakan model penelitian Hannafin & Peck melalui tiga

tahapan, yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap desain, dan tahap pengembangan

dan implementasi. Berdasarkan tahapan tersebut diperoleh hasil penelitian yang

telah diuraikan dalam Bab IV. Hasil tersebut dapat disimpulkan ke dalam

beberapa hal sebagai berikut.

1) Gambaran profil pembelajaran cerita pendek kelas VII. Pemotretan profil

pembelajaran tersebut, meliputi: dokumen/perangkat pembelajaran, proses

pembelajaran, dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang

digunakan untuk memperoleh profil pembelajaran ini adalah melakukan

pengamatan atau observasi, wawancara, angket, dan tes tertulis di tiga SMP

Kabupaten/Kota Bandung, yaitu: SMP Negeri 2 Bandung, SMP Negeri 1

Lembang, dan SMP Negeri 1 Margahayu. Pemilihan lokasi ini secara acak

berdasarkan wilayah dan penggunaan kurikulum yang homogen. Hasil yang

diperoleh dari kegiatan tersebut adalah bahwa masih terdapat kekurangan atau

kelemahan dalam pembelajaran cerita pendek. RPP yang disusun belum

sepenuhnya berdasarkan silabus yang ditetapkan dan materi yang terdapat

dalam perencanaan pembelajaran mengacu kepada buku teks bahasa

Indonesia terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013

(24)

145

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengamati proses pembelajaran di kelas dan mewancarai guru bahasa

Indonesia. Hasil yang diperoleh bahwa ketiga guru dalam pelaksanaan

pembelajaran tidak menggunakan media pembelajaran, lebih menonjolkan

metode mengajarnya dalam bentuk ceramah dan diskusi, sehingga

pembelajaran terlihat monoton dan kurang menyenangkan. Hal ini disebabkan

minimnya pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengembangkan

pembelajaran yang inovatif. Setelah mengetahui kebutuhan guru dan siswa

dalam pembelajaran, kegiatan akhir yang dilakukan untuk memperoleh

gambaran profil pembelajaran cerita pendek adalah pengisian angket dan tes

tertulis bagi siswa. Indikator dalam pengisian angket dan soal tes berdasarkan

pengalaman dan pengetahuan siswa tentang pembelajaran cerita pendek.

Hasil yang diperoleh bahwa siswa sulit membedakan teks cerpen dengan jenis

teks narasi lainnya. Selain itu, siswa sulit menuangkan gagasannya dalam

menulis cerpen. Hal ini disebabkan kurangnya penguasaan kosakata dan

kebahasaan lainnya yang menunjang dalam penulisan cerpen. Namun, selain

terdapat beberapa kelemahan di tiap sekolah, penelitian ini juga menemukan

beberapa kelebihan, salah satu di antaranya adalah dalam pelaksanaan

pembelajaran guru telah mengimplementasikan pendekatan saintifik

khususnya pembelajaran cerpen. Selain itu, siswa terlihat aktif dalam diskusi

kelompok.

2) Setelah mengetahui gambaran profil pembelajaran cerita pendek sebagai

dasar dalam pengembangan penelitian ini, langkah selanjutnya adalah

merancang dan mendesain produk cakram padat pembelajaran cerita pendek

berbasis pendekatan saintifik. Untuk mendapatkan informasi tambahan

mengenai tahapan rancangan dan desain ini, peneliti melakukan wawancara

kepada ahli media dan materi. Hasil wawancara tersebut berupa

langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengembangkan produk media.

Langkah-langkah tersebut yaitu menganalisis kurikulum dan menafsirkannya

(25)

146

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program media (story board). Dengan demikian, langkah pertama yang

dilakukan peneliti adalah menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar

berdasarkan kebutuhan guru dan siswa. Kompetensi dasar pembelajaran

cerpen yang terkait dengan kebutuhan guru dan siswa untuk aspek

pengetahuan terdapat pada KI 3 KD 1 dan KI 3 KD 2 dan aspek keterampilan

pada KI 4 KD 1 dan KI 4 KD 2. Isi kompetensi dasar pada aspek pengetahuan

dalam KI 3 dan KD 1 adalah memahami teks hasil teks cerita pendek baik

melalui lisan maupun tulisan, KI 3 KD 2 adalah membedakan teks cerita

pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Sedangkan kompetensi dasar pada

aspek keterampilan KI 4 KD 1 adalah menangkap makna teks cerita pendek

baik melalui lisan maupun tulisan, dan KI 4 KD 2 adalah menyusun teks

cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan. Hasil analisis di atas,

dituangkan ke dalam Garis Besar Program Media (GBPM). GBPM berisikan

rangkaian perencanaan pengembangan produk seperti deskripsi identitas

program, deskripsi program, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar,

indikator serta tujuan pembelajaran. Setelah menyusun GBPM, langkah

berikutnya adalah membuat naskah program media atau papan cerita (stroy

board). Naskah program media adalah sebagai landasan dalam pembuatan

diagram alir dan memproduksi media. Penulisan naskah program media

menghasilkan 55 tampilan. Tampilan tersebut dimulai dari tampilan halaman

utama atau pembuka hingga tampilan profil pengembang.

3) Naskah program media dan diagram alir dijadikan landasan untuk membuat

produk. setelah menghasilkan produk, langkah berikutnya adalah melakukan

pengujian, penilaian formatif, dan penilaian sumatif. Pengujian dan penilaian

formatif bertujuan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan media.

Pengujian dan penilaian formatif dilakukan oleh para ahli media dan materi

hingga memperoleh produk yang diinginkan. Penilaian dilakukan dengan cara

berkonsultasi/mencobakannya kepada para ahli. Setelah melakukan

(26)

147

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah melakukan penilaian sumatif. Penilaian ini dilakukan setelah program

berakhir. Penilaian sumatif dilakukan oleh para ahli media, materi, dan siswa.

Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian sumatif terhadap media

pengembangan media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis

pendekatan saintifik pada tabel 4.5, maka skor rata-rata keseluruhan aspek

media adalah 5,00 dengan kategori sangat baik. Selain itu, berdasarkan hasil

penilaian pada lembar penilaian ahli media, dapat disimpulkan bahwa media

interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan saintifik layak

digunakan sebagai media pembelajaran baik secara klasikal maupun

individual. Penilaian yang sama juga dilakukan oleh para ahli materi.

Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian sumatif terhadap materi, maka skor

rata-rata keseluruhan aspek isi dan pembelajaran pada tabel 4.8 adalah 4,86

dengan kategori sangat baik. Selain itu, berdasarkan hasil penilaian pada

lembar penilaian ahli materi secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa

materi yang dikemas di dalam media interaktif pembelajaran cerita pendek

berbasis pendekatan saintifik layak digunakan sebagai media pembelajaran.

Selain penilaian dari para ahli, penilaian sumatif juga diberikan kepada siswa.

Berdasarkan hasil rekapitulasi penilaian sumatif siswa terhadap

pengembangan media interaktif ini, diperoleh skor rata-rata keseluruhan

aspek sebesar 4,30 (tabel 4.9) dengan kategori sangat baik. dapat diartikan

bahwa produk ini layak digunakan sebagai media pembelajaran.

4) Berdasarkan hasil penilaian sumatif dari ahli media, materi, dan siswa di atas,

maka media interaktif pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan

saintifik layak untuk dijadikan sebagai media pembelajaran baik secara

klasikal maupun individual. Bentuk akhir produk yang dihasilkan dalam

penelitian ini adalah berupa cakram padat yang dapat disimpan di dalam

(27)

148

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan data yang ditemukan dalam penelitian ini, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Pihak Sekolah

Pengembangan media interaktif ini memerlukan komputer atau laptop sesuai

dengan jumlah siswa atau pengguna agar kualitas pembelajaran berjalan efektif

dan mandiri. Oleh karena itu, diharapkan kepada pihak sekolah agar dapat

memfasilitasi kebutuhan siswa minimal satu komputer diakses oleh satu siswa.

2. Bagi Guru dan Peneliti Lainnya

Materi yang dikemas di dalam media ini bersifat permanen. Artinya masukan

materi sebagai bahan pembelajaran di dalam media ini tidak dapat diubah secara

langsung. Apabila terdapat perubahan teori atau perkembangan teori baru, maka

teori-teori yang terdapat di dalam media ini harus diperbaharui. Oleh karena itu,

agar pemanfaatan media ini berjalan dengan baik, diperlukan pemerhati atau

pendamping pengembangan materi dalam kemasan media ini. Selain itu juga,

diharapkan kepada para guru agar dapat menambah wawasan terhadap

perkembangan kurikulum dan materi pembelajaran, sehingga tidak terjadi

perbedaan pendapat dari berbagai pihak.

3. Bagi Peneliti Lainnya

a. Bentuk akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah menghasilkan

sebuah produk media pembelajaran cerita pendek berbasis pendekatan

saintifik berupa cakram padat dan dapat disimpan di komputer atau laptop.

Media ini dapat digunakan secara klasikal dan individual. Namun, dalam

pembelajaran secara individual, pengembangan media ini masih terdapat

(28)

149

[Type text]

Maulina Hendrik, 2014

PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBELAJARAN CERITA PENDEK BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap pertanyaan pengguna. Oleh karena itu, sangat diharapkan kepada

peneliti-peneliti lainnya untuk dapat menyempurnakan kelemahan-kelemahan

dalam pengembangan media ini.

b. Kegiatan akhir dalam penelitian ini penilaian sumatif dari para ahli media,

materi, dan siswa guna mendapatkan respons kelayakan media dalam

pembelajaran. Pengujian yang dilakukan hanya pada penilaian kelayakan

produk. Sementara itu, untuk mengetahui apakah media ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa belum dilakukan. Oleh karena itu,

diharapkan kepada para peneliti lainnya untuk dapat mengujikan keefektifan

Referensi

Dokumen terkait

Bahan yang digunakan untuk membuat rumpon adalah batang kayu, ijuk, daun kelapa, pemberat, dan tali tambang (Lampiran 1). Daun kelapa dan ijuk yang digunakan sebagai

[r]

Selama periode penelitian, porporsi (persentase) sewa lahan pada usahatani padi sawah, padi ladang, jagung, dan kedelai cenderung naik dari tahun 2011 ke tahun

Pada hari ini Rabu Tanggal Satu Bulan Mei Tahun Dua Ribu Tiga Belas , bertempat di Portal LPSE Bone Bolango Web Site : http://lpse.bonebolangokab.go.id/eproc/

aplikasi data mining dengan algoritma apriori, untuk menentukan pertumbuhan produk kerajinan tangan Cirebon pada suatu toko kerajinana.  Membantu proses menentukan produk

Dalam tinjauan epistemologi hukum Islam, terdapat kurang lebih tujuh metode yang digunakan para ulama mujtahid untuk menetapkan dan menerapkan pemikiran hukum Islam,

BAZNAS yang merupakan Badan Amil Zakat yang mempunyai kegiatan untuk menghimpun ZIS dari muzakki dan menyalurkan kepada mustahiq yang sudah diseleksi atau

Gambar tersebut menjelaskan untuk setiap aliran bahan bakar yang rendah akan terbentuk api difusi laminar dan panjang api akan semakin meningkat seiring dengan semakin