• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok B Pada SPS Paud Melati Desa Cikampek Barat Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh :

IMAS HERLINA

1009756

S-1 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

DEPARTEMEN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014

(2)

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok B Pada SPS Paud Melati Desa Cikampek Barat Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

Oleh Imas Herlina

Sebuh Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

@ Imas Herlina2014

Universitas Pendidikan Indonesia Nopember 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok B Pada SPS Paud Melati Desa Cikampek Barat Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

IMAS HERLINA

1009756

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Dosen Pembimbing I

Rita Mariyana, M.Pd

NIP :197680308 200112 2 001

Dosen Pembimbing II

Leli Kurniawati, S.Pd, M.Mus

NIP :132 252 248

Mengetahui

Ketua Program Studi PAUD

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

(4)

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG

Imas Herlina

1009756

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok B Pada SPS Paud Melati Desa Cikampek Barat Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I

Heni Djohaeny, S.Pd, M.Si

NIP. 19700724 199802 2 001

Penguji II

Asep Deni Gustiana, M.Pd

NIP. 19840918 201212 1 001

Penguji III

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

NIP. 196007071986012001

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd

(5)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI

KEGIATAN MERONCE BAHAN ALAM

(Penelitian Tindakan Kelas Anak Kelompok B Pada SPS Paud Melati Desa Cikampek Barat Kecamatan Cikampek Kabupaten Karawang)

Imas Herlina

1009756

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan meronce dari bahan alam, hal ini terlihat dari kurang aktifnya anak saat kegiatan belajar. Selain itu metode dan media yang digunakan kurang bervariasi dan proses pembelajaran di kelas masih konvensional sehingga dalam pelaksanaannya kurang memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan keinginan dan gagasannya dalam kegiatan meronce. Berdasarkan pada permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui 1)kondisi objektif kemampuan motorik halus anak sebelum diberikan kegiatan meronce dari bahan alam; 2) kemampuan motorik halus anak setelah diberikan kegiatan meronce dari bahan alam; dan 3) peningkatan yang terjadi pada anak saat sebelum dan sesudah diberikan kegiatan meronce dari bahan alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus dimana pada setiap siklusnya dilakukan dua tindakan.Subjek penelitian ini adalah kelompok B tahun semester II SPS Paud Melati Cikampek Barat Karawang yang berjumlah 12 anak.Adapun data yang diperoleh merupakan hasil observasi, catatan lapangan dan hasil dokumentasi.Hasil penelitian dengan penerapan kegiatan meronce bahan alam untuk meningkatkan kemampuan motorik halus menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran, terlihat anak senang dalam kegiatan pembelajaran. Demikian pula perolehan nilai kemampuan motorik halus dalam pembelajaran pada siklus pertama kriteria berkembang sesuai harapan menunjukkan nilai mecapai 32,64% namun, pada siklus kedua mengalami peningkatan sebesar 66,67%. Simpulannya adalah penerapan kegiatan meronce bahan alam dapat meningkat kemampuan morotik halus anak. Rekomendasi yang peneliti ajukan adalah penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengangkat kembali permasalahan yang ada tetapi dengan metode dan media yang berbeda agar dapat memberi temuan baru khususnya dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak yag lebih optimal.

(6)

IMPROVING THE FINE MOTOR THROUGH CHILDREN MERONCE ACTIVITY OF NATURAL MATERIALS

(Children Class Action Research Group B nearly childhood SPS Paud Melati Village West Cikampek District Cikampek Karawang)

Imas Herlina

1009756

Abstract

This study in the back ground backs by low fine motor skills of children in activities meronce of natural materials, it can be seen from the less active children while learning. Methods and media used less varied and learning process in the classroom is still conventional, less implementation provides opportunities for children express wishes and ideas in meronce activities. The purpose of this study to determine 1) the objective conditions of the fine motor skills before the child is given meronce activity of natural materials; 2) fine motor skills after the child is given meronce activity of natural materials; and 3) an increase that occurred in children after given meronce activity of natural materials. The method used is a class action research as much as two cycles of each cycle performed two acts. Research subjects were 12 children in group B of the SPS Paud West Bed cikampek Falkirk. The data obtained by observation, field notes and document ation of results. The results showed an in crease in child happy in the learning activities. Acquisition value of the first cycle of developing criteria as expected (BSH) reached 32.64% and 66.67% second cycle. The conclusions in the application of natural materials meronce activities can increase the ability of both fine children. Recommendations research is expected to reappoint the existing problems, but with different methods and media in order to provide new findings, especially in improving fine motor skills more optimal child.

(7)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS ... i

LEMBAR HAK CIPTA PENULIS ... ii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PTK ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG ... iv

(8)

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... B. Deskriptif Hasil Penelitian ... C. Pembahasan Hasil Penelitian ...

30 36 63 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...

A. Simpulan ... B. Rekomendasi ...

67 67 67

(9)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL Tema dan Sub Tema di SPS Paud Melati ……… Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan ……… Data Kelompok Belajar SPS Paud Melati ……… Data Anak Kelompok B SPS Paud Melati ………... Sarana dan Prasarana di SPS Paud Melati ……… Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) ………... Hasil Observasi Siklus I Tindakan I ………. Hasil Observasi Siklus I Tindakan II ………... Hasil Observasi Siklus II Tindakan I ………... Hasil Observasi Siklus II Tindakan II ………..

(10)

DAFTAR GRAFIK/GAMBAR

Grafik Uraian Halaman

3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6

Gambar Spiral Kemmis & Mc Taggart (Wiriatmaja, 2005) …… Hasil Observasi Awal (Pra Siklus) ………... Hasil Observasi Siklus I Tindakan I ………. Hasil Observasi Siklus I Tindakan II ………... Hasil Observasi Siklus II Tindakan I ………... Hasil Observasi Siklus II Tindakan II ……….. Perbandingan Setiap Siklus ………..

(11)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Grafik Uraian Halaman

1. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pra Siklus, Siklus I dan II ... 2. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Tindakan I ... 3. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I Tindakan II ... 4. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Tindakan I ... 5. Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II Tindakan II ... 6. Photo Kegiatan Meronce Bahan Alam Anak Kelompok B ... 7. Riwayat Hidup Penulis ...

8. Surat Ket Penelitian ... 70 73 76 79 82 85 93

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas).

Anak Usia Dini merupakan usia yang memiliki rentang waktu sejak anak lahir hingga usia enam tahun, dimana dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membangun pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa masa usia dini merupakan masa emas, (golden age) dimana pertumbuhan otak anak usia dini sangat pesat. karena terciptanya bermiliar-miliar sel otak manusia yang begitu luar biasa, bagaikan spons yang siap menyerap apapun yang dirangsang oleh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, diperlukan beraga stimulus atau rangsangan entah suara (lagu/nada), gambar bentuk dan warna (Diana Mutiah, 2010).

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 adalah kelompok manusia yang berusia 0 sampai dengan 6 tahun. Namun ada beberapa ahli yang mengelompokkan usia hingga 8 tahun (Essa, 2003). Anak Usia Dini

(13)

2

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan taraf perkembangannya karena apabika terjadi salah didik akan menyebabkan kerugian besar bagi anak itu sendiri maupun orang tua.

Praktik pendidikan saat ini, khususnya untuk anak pra sekolah masih sering kurang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini disebabkan karena kekurangtahuan orang tua dan pendidik pada umumnya tentang pendidkan anak usia dini. Hal ini sering terjadi adalah salah perlakuan dari orang tua yang

cenderung hanya memberikan perhatian pada segi kesehatan dan nutrisi saja. Disamping itu, pendidik lebih banyak memberikan stimulus bagi perkembangan daya pikir (kognisi) anak dan kurang memberikan stimulus pada dua ranah yang lain (afektif dan psikomotorik). Masih banyak ditemui pendidik yang terlalu berambisi dan memaksakan anak untuk mempunyai kemampuan yang lebih dalam membaca, menulis dan berhitung sedini mungkin.

Menurut Dewa Jani (2002:1) Pendidikan Anak Prasekolah yang terlalu memfokuskan ranah kognitif dan mengesampingkan ranah afektif dan psikomotoriknya, konsekuensi yang berkembang adalah defisiensi emosi dan aktifitas fisik maupun sosial. Dampak dari salah didik ini baru terlihat secara nyata pada saat mereka beranjak remaja atau dewasa.

Kemampuan dalam motorik halus anak dapat menstimulus tumbuh kembang anak, stimulus dapat berfungsi sebagai penguat pendorong bagi perkembangan anak secara optimal. Terdapat stimulus taktil merupakan pemberian rangsangan melalui 1) sentuhan; 2) rabaan terhadap benda-benda yang halus kasar; 3) biji-bijia; 4) kapas; dan 5) sifat zat cair, padat, dan lainnya.

Perkembangan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan dan menguasai gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi,

ketangkasan dan kecekatan dalam menggunakan tangan dan jari jemasi (Beaty, 1998:143) Guru dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan

motorik halusnya dengan memanfaatkan media.

(14)

3

disekitarnya memanfaatkan instrumen tersebut untuk sesuatu kegiatan. Kemampuan juga motorik halus juga menjadi jembatan untuk mengembangkan aspek kecerdasan jamak terkait dengan karakteristik tubuh. (Moleong, 2004:84).

Secara aspek sosial tentunya kematangan motorik halus anak membantu menanamkan citra diri positif dalam bentuk kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain dan lingkungannya (Ditjen Olahraga Depdiknas, 2007:78).

Upaya meningkatkan motorik halus melalui kegiatan meronce adalah paling tepat digunakan dalam perkembangan anak, karena anak terlibat langsung melakukan kegiatan meronce, melalui kegiatan meronce diharapkan agar anak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan kegiatan meronce menjadikan kegiatan yang menyenangkan dan memberi kesenangan.

Dengan demikian kegiatan meronce dapat mendorong anak untuk mengembangkan daya cipta yang ada di dalam dirinya. Kemampuan dalam motorik halus anak dapat mengembangkan otot-otot jari tangan. Dengan meronce anak akan melatih otot-otot dan melatih keterampilan gerakan. Anak juga dapat melatih gerakan motorik halus dengan meronce bahan alam wortel, pelepah pepaya. Oleh karena itu anak seharunya diberi kesempatan untuk meronce sehingga gerakannya dapat diperhalus melalui pengulangan dan latihan.

Berdasarkan observasi di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang, anak-anak kurang terampil dalam mengembangkan motorik halus dalam kegiatan meronce. Namun guru perlu mendorong untuk meningkatkan motorik halus dan melakukan aktivitas serta melatih keberanian. Mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai idea tau gagasan dengan menggunakan media bahan alam menjadi suatu karya seni yang bertujuan untuk

meningkatkan motorik halusseni anak melalui kegiatan meronce dari bahan alam. Dengan kegiatan ini anak dapat menyalurkan perasaan dan menicptakan

keindahan. Kegiatan akan dilaksanakan kegiatan apa yang akan dilakukan bersama anak-anak di kelas.

(15)

4

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anak Melalui Kegiatan Meronce Bahan Alam (Penelitian Tindakan Kelas Pada

Anak Kelompok B SPS Paud Melati Cikampek Barat Kabupaten Karawang)“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, secara umum rumusan

masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana kegiatan meronce bahan alam dapat

meningkatkan motorik halus anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan

Cikampek Barat Kabupaten Karawang”?. Secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi objektif dalam motorik halus pada anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang sebelum diterapkannya kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam ? 2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam

dalam upaya peningkatan motorik halus anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang ?

3. Bagaimana peningkatan motorik halus pada anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang setelah diterapkannya kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam ?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitan ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motorik halus anak Kelompok B dalam kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang. Adapun tujuan umum dijelaskan menjadi beberapa tujuan khusus yaitu :

1. Mengetahui kondisi objektif motorik halus pada anak Kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang sebelum diterapkan kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam.

(16)

5

3. Mengetahui peningkatan motorik halus pada anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang setelah diterapkannya kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis terhadap motorik halus anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang melalui kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam.

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberi masukan yang positif sebagai pengetahuan atau literatur ilmiah yang dapat dijadikan bahan kajian bagi para pembaca yang sedang mempelajari ilmu pendidikan anak, khususnya mengenai peningkatan motorik halus anak kelompok B di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang melalui kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi anak didik, guru, sekolah dan orang tua. Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini dengan rincian sebagai berikut :

a. Bagi Anak didik, diharapkan dapat memberikan pengalaman pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar, khususnya peningkatan kemampuan anak dalam kegiatan meronce dari bahan alam

b. Bagi Guru, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

tentang peningkatan motorik halus anak dalam kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam.

(17)

6

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Bagi Orang Tua, membantu meningkatkan pemahaman motorik halus anak tentang pentingnya pembelajaran sejak usia dini melalui kegiatan meronce dari bahan alam

E. Struktur Organisasi Penulisan

BAB I PENDAHULUAN :

A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Maslah

C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Penulisan.

Bab II MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MERONCE BAHAN ALAM A. Karakteristik Anak Usia Dini

B. Konsep Dasar Perkembangan Motorik Halus C. Kegiatan Meronce Bahan Alam

Bab III METODOLOGI PENELITIAN : A. Metode dan Desain Penelitian B. Lokasi dan Subjek Penelitian C. Prosedur Penelitian

D. Langkah Siklus Pembelajaran E. Instrumen Penelitian

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian B. Deskriptif Hasil Penelitian

C. Pembahasan Hasil Penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

7

(19)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian, peneliti menentukan langkah-langkah sebagai berikut : a) Metode dan desain penelitian; b) lokasi dan subjek penelitian; c) prosedur penelitian; d) langkah siklus pembelajaran; e) instrumen penelitian; f) teknik pengumpulan dan analisis data

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motorik halus anak di SPS Paud Melati. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Metode penelitian tindakan kelas adalah metode penelitian yang memfokuskan pada masalah-masalah dalam penyelenggaraan praktek pembelajaran secara spesifik untuk dilakukan perbaikan ke arah yang lebih baik. Kemmis dalam Wiriatmaja (2007:12) mengungkapkan bahwa :

“Penelitian Tindakan Kelas merupakan sebuah bentuk inkuiri yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari kegiatan praktek pemahaman mereka mengenai kegiatan praktek pendidikan, situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan itu”.

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif antara peneliti dengan guru, dimana penelitiannya dilakukan dengan keterlibatan peneliti sebagai pengumpul data, penafsir data, pemakna data dan pelapor temuan serta

(20)

17

a. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu metode dan proses untuk menjembatani antara teori dan praktek atau dengan kata lain adanya kontribusi peneliti terhadap permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan teori yang dimilikinya.

b. Penelitian tindakan kelas dapat mengkaji permasalahan secara praktis, bersifat situasional dan kontektual serta bertujuan untuk menentukan

tindakan tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Secara umum metode ini lebih mengarah kepada pemecahan masalah dan perbaikan

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Wiriatmaja (2007:66) yang dilaksanakan dalam beberapa tahapan yaitu : perencanaan (plant), pelaksanaan (act), observasi (observe) dan refleksi (reflect).

Perencanaan tindakan merupakan rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap sebagai solusi. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini yaitu kegiatan yang dilakukan guru dalam upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan perilaku anak di SPS Paud Melati menjadi individu kreatif dalam kegiatan meronce. Observasi merupakan pengamatan dilakukan peneliti atas hasil atau dampak tindakan yang dilaksanakan terhadap anak. Refleksi merupakan proses mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah diterapkan.

Berdasarkan hasil refleksi, peneliti melakukan perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran awal dan menyusun kembali rencana pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan berikutnya. Siklus dilakukan berkesinambungan sampai peneliti mendapatkan solusi untuk memecahkan permasalahan secara

(21)

18

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Identifikasi Masalah

Refleksi

Perencanaan I Observasi

Pelaksanaan

Refleksi

Perencanaan II Observasi

Pelaksanaan

Gambar 3.1

Model spiral kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmaja, 2005:66) Hasil Refleksi

dst

Siklus I

(22)

19

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SPS Paud Melati yang berada di Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang, sekolah ini dipilih penulis sebagai lokasi penelitian dengan alasan bahwa :

a. Peneliti bertindak sebagai guru di SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang, sekaligus sebagai peneliti dalam penelitian tindakan kelas di sekolah tersebut.

b. Peneliti telah mengenal sifat, karakteristik dan kebiasaan anak sehingga memudahkan penulis dalam mengindentifikasi anak yang bemasalah dan proses memantau, merevisi dan mengolah data yang diperlukan.

c. Berkolaborasi dengan teman sejawat sebagai observer dalam pelaksanaan penelitian ini.

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada jam waktu aktip belajar (JWAB) pada bulan Juni Tahun 2014. Siklus 1 Tindakan I dilaksanakan pada minggu pertama bulan Juni dan siklus 1 Tindakan II dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juni 2014. Sedangkan siklus 2 Tindakan I dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Juni dan siklus 2 Tindakan II dilaksanakan pada minggu ke-empat di bulan Juni 2014. Jadwal pelaksanaan penelitian terdapat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Siklus Fokus Penelitian Juni Minggu ke …

1 2 3 4

(23)

20

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

II

Peningkatan motorik halus melalui kegiatan meronce bahan alam dari tumbuhan pelepah pepaya

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini subyek yang diteliti adalah seluruh anak Kelompok B SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang pada tahun pelajaran 2013-2014 dengan jumlah 12 anak terdiri dari 6 anak laki-laki dan 6 anak perempuan dengan usia antara lima sampai dengan enam tahun. Peneliti memilih anak Kelompok B sebagai subjek penelitian dikarenakan rendahnya kemampuan motorik halus melalui kegiatan meronce bahan alam.

C. Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian dilaksanakan secara prosedural dipilih model spiral Kemmis dan Mc Taggart (1998) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan dilakukan menyusun rencana tindakan termasuk revisi perubahan rencana dan mengidentifikasikan masalah sebelumnya dan menetapkan alternatif

pemecahan. Adapun kegiatan perencanaan yang dilakukan, diantaranya :

a. Membuat skenario pembelajaran dengan perencanaan tertulis untuk kegiatan pembelajaran yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) sesuai dengan tema

b. Membuat dan menyediakan alat bantu atau media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran

c. Mempersiapkan instrumen perekam data proses dan setelah tindakan d. Melakukan simulasi terkait tindakan yang akan dilakukan, yaitu

meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam

2. Pelaksanaan Tindakan

(24)

21

saat yang bersamaan, kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi. Pelaksanaannya meliputi :

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran meronce bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak.

b. Peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung

3. Observasi

Observsi dilakukan secara terus-menerus, mulai dari siklus satu sampai siklus berikutnya yang dapat menghasilkan perubahan yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauhmana keberhasilan dan hambatan yang dialami selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil penelitian tersebut akan mempengaruhi tindakan selanjutnya. Catatan peneliti akan memberikan masukan guna memperbaiki kegiatan selanjutnya.

4. Refleksi

Refleksi merupakan tahapan memproses data yang diperoleh saat melakukan observasi dengan mendiskusikan kegiatan selama proses dan hasil pengamatan kegiatan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus untuk memahami, memaknai proses dan hasil perubahan terhadap tindakan. Tujuan dari refleksi adalah memperoleh data yang menunjukkan ada atau tidaknya keharusan untuk melakukan perbaikan atau mengubah perencanaan pada siklus berikutnya.

D. Langkah-langkah Siklus Pembelajaran

1. Siklus I Tindakan I

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah yang timbul dengan guru; 2) Merencanakan tindakan yang dilakukan dengan guru;

3) Merumuskan rancangan kegiatan dengan guru sesuai tema melalui kegiatan meronce bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak. b. Pelaksanaan dan observasi

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan pencatatan lapangan dan perekaman kegaitan

(25)

22

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menganalisis dan merefleksikan hasil pembelajaran siklus I tindakan I data yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran didiskusikan kembali dengan guru untuk mengetahui kekurangan dan untuk memperbaiki kegaitan selanjutnya di siklus I tindakan II.

2. Siklus I Tindakan II

a. Perencanaan

1) Merancang kembali kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus I tindakan I.

2) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru, melalui kegiatan meronce bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak b. Pelaksanaan dan observasi

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan pencatatan lapangan dan perekaman kegaitan

c. Refleksi

Merefleksi pelaksanaan siklus I tindakan II hasil tindakan. Pelaksanaan analisis terhadap pembelajaran dilakukan setelah kegiatan pembelajaran terlaksana, untuk memperoleh gambaran dari proses tindakan dan observasi, kemudian dijadikan perencanaan tindakan siklus selanjutnya.

3. Siklus II Tindakan I

a. Perencanaan

1) Merumuskan masalah yang timbul dengan guru; 2) Merencanakan tindakan yang dilakukan dengan guru;

3) Merumuskan rancangan kegiatan dengan guru sesuai tema melalui

kegiatan meronce bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak. b. Pelaksanaan dan observasi

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan pencatatan lapangan dan perekaman kegaitan

(26)

23

Menganalisis merefleksikan hasil siklus I. data diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran didiskusikan kembali dengan guru untuk mengetahui kekurangan dan untuk memperbaiki kegaitan selanjutnya di siklus II.

4. Siklus II Tindakan II

a. Perencanaan

1) Merancang kembali kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan hasil refleksi terhadap siklus I tindakan II.

2) Merumuskan rancangan kegiatan pembelajaran dengan guru, melalui kegiatan meronce bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak b. Pelaksanaan dan observasi

Melakukan observasi berdasarkan pedoman observasi, melakukan pencatatan lapangan dan perekaman kegaitan

c. Refleksi

Menganalisis refleksi pelaksanaan siklus II tindakan II hasil tindakan. Pelaksanaan analisis terhadap pembelajaran setelah kegiatan pembelajaran terlaksana, untuk memperoleh gambaran proses tindakan dan observasi.

E. Instrumen Penelitian

(27)

24

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Angket Observasi Penelitian

Meningkatkan Motorik Halus Melalui Kegiatan Meronce

Nama : ………

Kelompok : ………

No Pernyataan Penilaian

BB MB BHS BSB 1 Anak dapat memegang tali ronce secara rileks

dengan pergelangan tangan kiri

2 Anak dapat memegang tali ronce secara rileks dengan pergelangan tangan kanan

3 Anak dapat memegang tali ronce rileks dengan pergelangan kedua tangan

4 Anak bisa memegang tali ronce dengan posisi yang benar

5 Anak dapat memegang tali ronce dengan penjarian yang benar

6 Anak dapat memegang tali ronce dengan penjarian yang lentur

7 Anak dapat memasukkan tali ke dalam lubang ronce

8 Anak dapat mengeluarkan tali melalui lubang ronce dengan tangan kanan

9 Anak dapat memasang ronce dengan dengan kedua tangan

10 Anak dapat memasang ronce sesuai warna

11 Anak dapat meronce sesuai bentuk ukuran

(28)

25

Keterangan:

BB = Belum Berkembang MB = Mulai Berkembang

BSH = Berkembang Sesuai Harapan BSB = Berkembang Sangat Baik

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Guru

Responden : ……….

No Hal yang dipertanyakan Jawaban

1 Bagaimana proses pembutan rancangan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah ibu ? 2 Metode apa saja yang ibu

gunakan dalam kegiatan belajar mengajar ?

3 Media apa saja yang ibu gunakan dalam proses belajar mengajar ? 4 Apa pendapat ibu mengenai

motorik halus anak ?

5 Apa saja yang dapat mendukung dalam meningkatkan motorik halus anak ?

6 Hal apa saja yang dapat

menghambat motorik halus anak ? 7 Hal apa saja yang dilakukan ibu

untuk memfasilitasi anak dalam mengembangkan motorik halus ? 8 Upaya apa saja yang dilakukan

ibu terhadap anak mengalami hambatan dalam motorik halus ? 9 Bagaimana motorik halus anak

(29)

26

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meronce bahan alam ?

10 Bagaimana antusias anak terhadap kegiatan meronce bahan alam ? 11 Bagaimana tanggapan ibu

mengenai unjuk keja anak ? 12 Bagaimana cara ibu mengetahui

motorik halus anak ?

Tabel 3.3

Penilaian Kemampuan Guru Dalam Kegiatan Meronce Bahan Alam

Hari/tanggal : ………. c. Menyiapkan tempat belajar 2 Tahap Pembukaan

a. Menginformasikan tema b. Mengajak anak lakukan

kegiatan

c. Mendiskusikan kegiatan yang akan dilakukan

d. Menerangkan alat dan bahan yang akan digunakan

e. Menjelaskan tata tertib atau disiplin, terutama dalam menjaga alat dan bahan yang akan digunakan

f. Anak dikelompokkan menjadi 2 kelompok kecil 3 Tahap Inti

a. Anak mengerjakan kegiatan b. Guru berikan penjelasan

(30)

27

untuk melakukan kegiatan d. Mengawasi dan memberi

dorongan kepada anak 4 Tahap Penutup

a. Mendorong anak membuat kesimpulan

b. Memberikan kesempatan anak mencerikan kembali kegiatan yang dilakukan c. Melihat hasil kegiatan anak d. Membereskan alat dan

bahan yang telah digunakan

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa macam pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1) observasi; 2) dokumentasi; 3) catatan lapangan; dan 4) wawancara. Karl dalam Wiriatmadja (2005:104) menungkapkan bahwa observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori. Kegiatan observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dan gambaran pembelajaran di SPS Paud Melati melalui kegiatan meronce bahan alam. Alat pengumpulan data yang digunakan pada saat observasi adalah lembar instrumen observasi yang berisi pernyataan yang menggambarkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokuentasi. Arikunto (2006:132) dokumentasi merupakan sumber data atau alat

pencatatan untuk menggambarkan segala sesuatu yang sedang terjadi, baik tentang suasana kelas, maupun tentang peristiwa penting yang terjadi. Penelitian akan menggunakan dokumentasi gambar, berupa foto kegiatan anak ketika melakukan kegiatan.

(31)

28

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian. Arikunto (2006:155) menyatakan wawancara dalam penelitian adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewanwancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancara. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada responden seperti guru untuk mengetahui kondisi guru, situasi sekolah, latar belakang anak,

kendala dan upaya yang dihadapi guru dalam meningkatkan motorik halus anak.

2. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan usaha (proses), memilih, membuang, dan menggolongkan data. Arikunto (2008) analisis data merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, menggolongkan serta menyusun ke dalam kategori dengan mengklasifikasikan data untuk menjawab pertanyaan pokok : 1) tema apa yang dapat ditemakan pada data; dam 2) seberapa jauh data dapat mendukung tema arah atau tujuan penelitian.

Sugiono (2009:19), langkah-langkah dalam melakukan analisis data adalah : 1) orientasi/deskripsi, yaitu peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan; 2) reduksi, yaitu peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada langkah pertama; 3) selection, yaitu peneliti menguraikan focus yang telah diterapkan menjadi rinci.

Setelah data diperoleh dari hasil pengamatan, catatan lapangan dan dokumentasi yang berupa gambar dan wawancara mengenai kegiatan meronce bahan alam untuk meningkatkan motorik halus anak SPS Paud Melati Kecamatan Cikampek Barat Kabupaten Karawang, kemudian data dianalisis kwalitatif

memalui beberapa tahapan analisis sebelum ditarik sebuah kesimpulan penelitian. Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian adalah

(32)

29

Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, kostruksi atau analisis dari

peneliti melalui data yang telah dikumpulkan ketika tindakan berlangsung. Audit trial yaitu memeriksa kesalahan metode atau prosedur yang digunakan peneliti serta di dalam pengambilan kesimpulan juga dapat memeriksa catatan yang ditulis peneliti pada saat tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti meminta pendapat dan bertukar pikiran dengan teman sejawat mengenai kekurangan maupun kendala

(33)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tentang peningkatan motorik halus melalui kegiatan meronce bahan alam pada anak kelompok B SPS Paud Melati dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi objektif motorik halus anak kelompok B di SPS Paud Melati sebelum diberikan tindakan secara umum motorik anak masih kurang disebabkan oleh penggunaan metode pembelajaran yang kurang tepat dan kurang pemanfaatan media yang tidak tepat pula

2. Pelaksanaan pembelajaran kegiatan meronce bahan alam untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B di SPS Paud Melati dilaksanakan sebanyak dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua tindakan. Di dalam pelaksanaan siklus I dan II dari setiap tindakan telah ada peningkatan.

3. Kemampuan motorik halus anak kelompok B SPS Paud Melati setelah diterapkannya kegiatan meronce bahan alam mengalami peningkatan.

B. Rekomendasi

Peneliti merekomendasikan hasil penelitain ini khususnya bagi anak didik, guru, sekolah dan orang tua adalah sebagai berikut :

1. Bagi Anak Didik

Diharapkan dapat mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh dan antusias dalam meningkatkan hasil belajar anak dalam kegiatan meronce dari bahan alam

2. Bagi Guru

(34)

68

3. Bagi Sekolah,

Dapat menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan peningkatan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan pembelajaran meronce dari bahan alam.

2. Bagi Orang Tua,

(35)

Imas Herlina, 2014

Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan meronce bahan alam Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.

http://ninisetyaningsih.blogspot.com2013upayameningkatkanmotivasi

Maria (2005). Pengembangan Disiplin dan Bentuk Moral Pada Anak Usia Dini. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Meleong (2004). Teori Aplikasi Kecerdasan Jamak Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Seminar Lokakarya Nasional Pendidikan Anak Usia Dini di Jakarta.

Meleong (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mutiah D (2012). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Ngalimun dkk (2013). Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Dini. Ngaglik-Sleman Yogyakarta : Aswaja Pressindo.

Rachmawati Y & Kurniati E (2012). Strategi Pengembangan Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Rayon 110 (2012). Bahan Ajar Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung : Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Universitas Pendidikan Indonesia

Rustiyah (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rieneka Cipta

Sugiyono (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sumanto (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta : Depdiknas Direktorat Pembinaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Sumantri (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan

Gambar

Grafik
Gambar 3.1  Model spiral kemmis dan Mc. Taggart (Wiriatmaja, 2005:66)
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.1 Angket Observasi Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan Classroom Action Research (CAR) atau Penelitian Tindakan Kelas (PTK), sedangkan subjek

Setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasilnya pada kemampuan motorik halus melalui kegiatan meronce mengalami peningkatan yang dapat diilihat yaitu untuk kriteria sangat

Sebelum tindakan sampai dengan siklus III yaitu sebelum tindakan 38,1%, siklus I 52,6%, siklus II 66,8%, dan siklus III 84,3%.kesimpulan penelitian ini adalah melalui

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan `kelas ( classroom actionresearch ) yang menggunakan modifikasi model Kemmis dan Mc Taggart, subjek dalam penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Adapun teknik penelitian ini adalah observasi dengan analisis data kualitatif dan subjek dalam penelitian

Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas selama dua siklus terhadap anak TK Pertiwi Jagoan Sambi selanjutnya dapat disimpulkan, bahwa ketuntasan pra siklus dalam

Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilaksanakan dua kali siklus dan dua kali pertemuan setiap siklusnya. Subjek penelitian tindakan kelas

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan `kelas (classroom actionresearch) yang menggunakan modifikasi model Kemmis dan Mc Taggart, subjek dalam penelitian adalah