• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA PEGAWAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA PEGAWAI."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA PEGAWAI

(Studi Korelasi pada Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga

Berencana Kota Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

Oleh:

M. Anas Hendrawan NIM. 0901238

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

KESIAPAN KERJA PEGAWAI

(Studi Korelasi pada Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Cirebon)

Oleh

M. Anas Hendrawan 0901238

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© M. Anas Hendrawan Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA

PEGAWAI (Studi Korelasi pada Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Cirebon)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,

(6)

"Detik, hari, pagi, siang, serta malam yang tak pernah lelah bosan berputar silih berganti. Panas yang membuat diri berlari bersembunyi dibalik bayangan, hujan

yang kadang membuat tenang sejenak, namun sang petir dan badai tiba-tiba menegur diri hingga sadar bahwa sampai dimana diri berjalan untuk mengejar

impian”

- Anas Robin -

(7)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

HENDRAWAN, M. A. (0901238). HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KESIAPAN KERJA PEGAWAI (Studi Korelasi pada Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Cirebon). Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2014).

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan kesiapan kerja pegawai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate Stratified Random Sampling. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai BPMPPKB Kota Cirebon di Bidang Keluarga Berencana. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner kecerdasan emosional yang disusun berdasarkan teori Goleman (2004) dan kesiapan kerja berdasarkan teori Brady (2009). Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, gambaran kecerdasan emosional pegawai BPMPPKB Kota Cirebon secara umum berkategori sedang sebesar 73,91%. Kedua, gambaran kesiapan kerja pegawai BPMPPKB Kota Cirebon secara umum berkategori sedang sebesar 71,73%. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kesiapan kerja dengan koefisien korelasi positif sebesar 0,758. Berdasarkan hasil penelitian diatas, diharapkan pihak kantor untuk mengadakan kunjungan ataupun kegiatan pertemuan rutin dan konseling agar dapat mengembangkan kemampuan sosial dan pandangan diri pegawai sehingga membantu pegawai untuk lebih siap bekerja.

(8)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

HENDRAWAN, M. A. (0901238). THE RELATIONSHIP BETWEEN

EMOTIONAL INTELLIGENCE AND WORK READINESS ON

EMPLOYEES (A Correlational Study on Employees of the Agency for the Empowerment of Women and Family Planning in Cirebon). S1 Thesis. Department of Psychology Faculty of Education Science Indonesia University of Education. Bandung (2014).

The research means to find out the relationship between emotional intelligence with employees work readiness. This research uses a quantitative approach by descriptive correlational method. The technique of the sample is proportionate stratified random sampling. Population research is all of the employees BPMPPKB Cirebon on the field of family planning. The number of samples taken about 100 respondents. A measuring instrument used in a questionnaire of emotional intelligence are arranged based on Goleman (2004) theoris and work readiness based on Brady (2009) theoris. The results of research: first, overview of emotional intelligence BPMPPKB Cirebon employees are intermediate categories of 73,91%. Second, overview of work readiness BPMPPKB Cirebon employees are intermediate categories of 71,73%. Third, there is a significant relation between emotional intelligence and work readiness with a correlation coefficient positive of 0,758. Based on the research results, it is expected the Office to conduct visits or regular meetings and counselling activities in order to develop social skills and self view of employees so that helps employees to be more ready to work.

(9)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HAK CIPTA

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... i

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 5

C.Tujuan Penelitian ... 7

D.Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Kecerdasan Emosi ... 10

1. Pengertian Emosi ... 10

2. Pengertian Kecerdasan Emosional ... 13

3. Peran dan Nilai Kecerdasan Emosional ... 14

4. Dimensi Kecerdasan Emosional ... 16

5. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosional ... 18

B. Kesiapan Kerja ... 19

1. Pengertian Kesiapan Kerja ... 19

2. Komponen Kesiapan Kerja ... 21

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja ... 25

C.Kerangka Berpikir ... 26

D.Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 29

1. Lokasi Penelitian ... 29

2. Subjek Penelitian ... 29

B. Desain Penelitian ... 29

(10)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Variabel Penelitian ... 30

2. Definisi Operasional Variabel ... 30

a. Definisi Operasional Kecerdasan Emosional ... 30

b. Definisi Operasional Kesiapan Kerja ... 31

D.Instrumen Penelitian ... 31

1. Instrumen Kecerdasan Emosional ... 31

2. Instrumen Kesiapan Kerja ... 37

E. Kategorisasi Skala ... 42

1. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosional ... 42

2. Kategorisasi Skala Kesiapan Kerja ... 43

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 44

1. Uji Validitas ... 44

2. Analisis Item ... 45

a. Analisis Item Instrumen Kecerdasan Emosional ... 46

b. Analisis Item Instrumen Kesiapan Kerja ... 48

3. Reliabilitas ... 50

a. Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Emosional ... 51

b. Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja ... 52

G.Teknik Pengumpulan Data ... 52

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 57

1. Tahap Persiapan ... 57

2. Tahap Pelaksanaan ... 58

3. Tahap Pelaporan ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 59

1. Gambaran Umum Kecerdasan Emosional pada Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon ... 59

a. Dimensi Kesadaran Diri ... 60

b. Dimensi Pengelolaan Diri ... 61

c. Dimensi Motivasi Diri ... 62

d. Dimensi Empati... 63

e. Dimensi Kemampuan Sosial ... 64

(11)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Komponen Tanggung Jawab ... 66

b. Komponen Fleksibilitas ... 67

c. Komponen Keterampilan ... 68

d. Komponen Komunikasi ... 69

e. Komponen Pandangan Terhadap Diri ... 70

f. Komponen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 71

3. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kesiapan Kerja Pada Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon ... 72

B. Pembahasan Penelitian ... 73

1. Gambaran Umum Kecerdasan Emosional pada Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon ... 73

2. Gambaran Umum Kesiapan Kerja pada Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon ... 78

3. Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN

(12)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1.1 Hasil Perkembangan Pencapaian Kerja Tahun 2011 - 2013 ... 3

2.1 Kerangka Pemikiran ... 28

3.1 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional... 32

3.2 Pola Penskoran Instrumen Kecerdasan Emosional... 36

3.3 Kisi-kisi Intrumen Kesiapan Kerja ... 37

3.4 Pola Penskoran Instrumen Kesiapan Kerja... 42

3.5 Rumusan Tiga Kategori Skala Kecerdasan Emosional ... 42

3.6 Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional ... 43

3.7 Kategori Skala Kecerdasan Emosional ... 43

3.8 Rumusan Tiga Kategori Skala Kesiapan Kerja ... 43

3.9 Statistik Deskriptif Kesiapan Kerja ... 44

3.10 Kategorisasi Skala Kesiapan Kerja ... 44

3.11 Hasil Analisis Item Kecerdasan Emosional ... 46

3.12 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional Setelah Uji Coba ... 46

3.13 Hasil Analisis Item Kesiapan Kerja ... 48

(13)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.15 Koefisien Reliabilitas Menurut Guilford ... 51

3.16 Reliabilitas Kecerdasan Emosional ... 51

3.17 Reliabilitas Kesiapan Kerja ... 52

3.18 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 53

3.19 Uji Kelinieran ... 54

3.20 Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 56

3.21 Kriteria Signifikasi Variabel ... 56

4.1 Gambaran Umum Kecerdasan Emosional ... 60

4.2 Statistik Deskriptif Dimensi Kesadaran Diri ... 60

4.3 Kategorisasi Dimensi Kesadaran Diri ... 61

4.4 Statistik Deskriptif Dimensi Pengelolaan Diri ... 61

4.5 Kategorisasi Dimensi Pengelolaan Diri ... 62

4.6 Statistik Deskriptif Dimensi Motivasi Diri ... 62

4.7 Kategorisasi Dimensi Motivasi Diri ... 63

4.8 Statistik Deskriptif Dimensi Empati ... 63

4.9 Kategorisasi Dimensi Empati ... 64

4.10 Statistik Deskriptif Dimensi Kemampuan Sosial ... 64

4.11 Kategorisasi Dimensi Kemampuan Sosial ... 65

4.12 Gambaran Umum Kesiapan Kerja ... 65

4.13 Statistik Deskriptif Komponen Tanggung Jawab ... 66

(14)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.15 Statistik Deskriptif Komponen Fleksibilitas ... 67

4.16 Kategorisasi Komponen Fleksibilitas ... 67

4.17 Statistik Deskriptif Komponen Keterampilan ... 68

4.18 Kategorisasi Komponen Keterampilan ... 68

4.19 Statistik Deskriptif Komponen Komunikasi ... 69

4.20 Kategorisasi Komponen Komunikasi ... 69

4.21 Statistik Deskriptif Komponen Pandangan Terhadap Diri ... 70

4.22 Kategorisasi Komponen Pandangan Terhadap Diri ... 70

4.23 Statistik Deskriptif Komponen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 71

4.24 Kategorisasi Komponen Kesehatan dan Keselamatan Kerja ... 71

(15)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Era globalisasi menuntut sebuah organisasi baik pemerintah maupun swasta untuk dapat mengambil keputusan dalam hal strategi yang tepat agar dapat terlaksananya program dari organisasi dan tercapainya tujuan dari organisasi tersebut. Untuk dapat terlaksananya program dan tercapainya tujuan organisasi, maka aset yang paling berharga adalah sumber daya manusianya. Sumber daya manusia merupakan asset terpenting sebuah organisasi karena perannya sebagai subjek pelaksana kebijakan, dan kegiatan operasional organisasi. Menurut Sudhamek (2007), faktor paling utama di dalam organisasi agar mampu mempertahankan serta meningkatkan daya saing adalah sumber daya manusianya.

Peranan dan tantangan sumber daya manusia terus berkembang dan semakin hari semakin bertambah banyak, beraneka ragam, rumit, fleksibel, dan penting seiring dengan makin besarnya suatu organisasi, makin rumitnya tugas yang harus dikerjakan, makin besarnya dampak lingkungan serta dinamikanya, makin luas, dan besar keterpaduannya dengan lingkungan dan makin besar ketidakpastian yang harus dihadapi (Salim, 2012:6). Untuk itu sebuah organisasi mengharapkan tenaga kerja dan sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas, karena hal tersebut merupakan faktor penting bagi organisasi dalam menerapkan strateginya guna mencapai tujuan.

(16)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bagaimana seorang tenaga kerja yang sebagai sumber daya manusia dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja (Nurhayati, 2000:9). Kesuksesan organisasi bisa dilihat dari kinerja yang telah dicapai oleh anggotanya, oleh sebab itu organisasi menuntut agar para anggotanya mampu menampilkan kinerja yang optimal atas kesiapan bekerjanya, karena baik buruknya kinerja yang dicapai oleh anggotanya akan berpengaruh pada organisasi secara keseluruhan (Yuniningsih, 2002:18).

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu pekerjaan dan suatu tindakan yang efektif dan efisien, seorang tenaga kerja perlu memiliki kesiapan akan segala sesuatu yang diperlukan oleh lapangan pekerjaan tersebut, baik itu kesiapan dari segi fisik, kesiapan mental, kesiapan dari aspek kognitif dan sebagainya. Menurut Mangunharja (1994:9) bahwa untuk menghadapi tuntutan dunia kerja sangat diperlukan suatu kesiapan diri. Kesiapan diri tersebut antara lain meliputi kesiapan profesional, kesiapan sikap, kesiapan kepribadian dan kesiapan berhubungan dengan orang lain. Seperti yang dikatakan Sagir, tenaga kerja yang siap pakai atau siap kerja itu adalah tenaga kerja yang professional, mereka mampu bekerja secara produktif dan memberi pelayanan yang memuaskan untuk organisasi, karena itu mereka akan memperoleh balas jasa yang wajar untuk dapat hidup layak dan lebih siap lagi atas pekerjaan untuk dirinya maupun orang lain (Wahyono, 2004).

(17)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu bidang yang ada di BPMPPKB Kota Cirebon adalah Bidang Keluarga Berencana (KB) yang memiliki tugas mengendalikan perkembangan penduduk, yaitu program Keluarga Berencana. Dalam UU Nomor 52 Tahun 2009, tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Ada empat pokok bahasan dalam UU tersebut, yaitu:

1. Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) 2. Pengaturan Kelahiran.

3. Ketahan Keluarga.

4. Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.

Bidang KB dalam pelaksanaan tugas-tugasnya mempunyai target yang harus dicapai setiap tahunnya yaitu peserta KB baru. Adapun hasil perkembangan pencapaian hasil kerja baru dari tahun 2011 – 2013 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Perkembangan Pencapaian Hasil Kerja Tahun 2011 – 2013

Kontrasepsi

2011 2012 2013 (s/d September)

Target Pencapaian % Target Pencapaian % Target Pencapaian %

MOP 25 8 32 67 3 4,4 4 1 25

MOW 453 479 100 475 589 100 462 403 87,2

IUD 1278 1034 80,9 1367 1111 81,3 930 914 98,3

IMPLANT 564 523 92,7 596 491 82,4 518 435 84

SUNTIK 720 1578 100 726 4244 100 3568 3340 93,6

PIL 537 396 73,7 763 322 42,2 425 255 60

(18)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 3893 4130 100 4362 6847 100 5956 5378 90,3

Sumber: BPMPPKB Kota Cirebon

Dari tabel di atas dapat disimpulkan pencapaian akseptor baru di Kota Cirebon secara kuantitas tiap tahunnya telah memenuhi target yang telah ditentukan, akan tetapi, jika dilihat secara kualitas disetiap komponen seperti MOP, IUD, IMPLANT, PIL, dan KONDOM ada yang masih belum mencapai target yang ditentukan.

Melihat fenomena yang ada berdasarkan hasil perkembangan pencapaian hasil kerja, terlihat belum tercapainya target yang telah ditentukan, hal ini dapat dipahami bahwa belum sepenuhnya para pegawai memaksimalkan potensi yang ada dalam menangani dan melayani masyarakat. Sebagai suatu organisasi atau instansi yang berhubungan langsung pada masyarakat, harusnya para pegawai bisa lebih siap lagi dalam melayani dan menangani masyarakatnya, apalagi organisasi atau instansi tersebut memiliki target yang harus dicapai.

Suatu tugas atau pekerjaan tanpa mendayagunakan tenaga-tenaga kerja yang memiliki kesiapan akan menyebabkan pelaksanaan kerja kurang maksimal ataupun tidak produktif (Mangkunegara, 2011:54). Dengan demikian tidak akan tercapai target yang telah ditentukan. Oleh karena hal tersebut, para pegawai tidaklah cukup dengan hanya memiliki kesediaan bekerja saja tanpa memiliki kesiapan kerja tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.

Pencapaian hasil kerja yang maksimal tidak hanya dilihat dari kesiapan kerja seorang pegawai saja, tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri serta kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kemampuan tersebut oleh Goleman (2004) disebut dengan Emotional Intelligence atau kecerdasan emosi.

(19)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada diri sendiri dan hubungannya dengan orang lain (Goleman, 2004:45). Dengan memiliki kecerdasan emosional para pegawai akan mampu memotivasi dirinya, ketika ia berhasil memotivasi dirinya, ia akan lebih siap untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Selain itu, sebagai tenaga kerja yang melayani masyarakat, diharapkan para pegawai mampu membina hubungan baik dengan masyarakatnya, karena ketika para pegawai dan masyarakat telah memiliki hubungan yang baik, pekerjaan atau tugas yang dijalankan terasa mudah dan tidak ada hambatan.

Seperti yang dikatakan Goleman (2004:48), seseorang dengan kecerdasan emosional yang berkembang dengan baik, kemungkinan besar akan berhasil dalam kehidupannya karena mampu menguasai kebiasaan berfikir yang mendorong produktivitas.

Sebagaimana hasil dari penelitian Daniel Goleman (Mangkunegara, 2011:93), menyimpulkan bahwa pencapaian kinerja ditentukan hanya 20 persen dari IQ, sedangkan 80 persen lagi ditentukan oleh EQ atau kecerdasan emosi. Begitu pula disimpulkan oleh Joan Beck bahwa IQ sudah berkembang 50 persen sebelum usia 5 tahun, 80 persen berkembangnya sebelum 8 tahun dan hanya berkembang 20 persen sampai akhir masa remaja, sedangkan kecerdasan emosi dapat dikembangkan tanpa batas waktu (Mangkunegara, 2011:93).

Temuan bahwa emosi memengaruhi kesuksesan bukan barang baru dan tidak hanya tebatas pada siapapun. Seperti yang didemonstrasikan Arthur Ashe, tantangan atas keberhasilan atau gagalnya seseorang dapat dirasakan dengan sangat jelas bagaimana peran emosi yang memengaruhi kondisi atas tindakan dan keputusan yang dilakukan (Papalia, 2008:662). Dengan demikian kecerdasan emosional merupakan faktor kunci bagi setiap individu dan organisasi dalam pencapaian produktivitas.

Uraian latar belakang masalah penelitian tersebut mendorong penulis untuk

(20)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada Pegawai (Studi Korelasi pada Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan

dan Keluarga Berencana Kota Cirebon)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Telah dirasakan dampak dari tuntutan dalam dunia kerja itu selalu menuntut kemampuan, keahlian dan keterampilan tenaga kerja sehingga, seseorang sebelum melakukan aktifitas harus diawali dengan persiapan dari dirinya sendiri. Ketika suatu pekerjaan telah menuntut target yang harus dicapai, seorang pegawai harus sudah berpikir bahwa dengan cara seperti apa agar pekerjaan tersebut dapat dicapai dengan baik.

Sebagai suatu organisasi atau instansi yang berhubungan langsung pada masyarakat, harusnya para pegawai bisa lebih siap lagi dalam melayani dan menangani masyarakatnya, apalagi organisasi atau instansi tersebut memiliki target yang harus dicapai. Bagaimana suatu pekerjaan akan dicapai dengan baik apabila seorang pegawai merasa belum memiliki kesiapan kerja, hal tersebut akan menyebabkan pegawai tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Tugas yang dilaksanakan tanpa mendayagunakan tenaga-tenaga yang terampil pun akan menyebabkan pelaksanaan kerja kurang efesien dan kurang atau tidak produktif. Dengan demikian tidak akan tercapai target yang telah ditentukan. Oleh karena hal tersebut, para pegawai tidaklah cukup dengan hanya memiliki kesediaan bekerja saja tanpa memiliki kesiapan kerja tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.

(21)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lebih maksimal dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Ketika seorang individu telah maksimal dalam pekerjaannya maka ia telah berhasil mengelola kecerdasan emosionalnya. Hal tersebut dikarenakan kecerdasan emosional merupakan salah satu yang mempengaruhi serta mendorong produktivitas yang menunjang kesuksesan hidup seseorang.

Pertanyaan peneliti yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran kecerdasan emosional pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon?

2. Bagaimana gambaran kesiapan kerja pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon? 3. Adakah hubungan kecerdasan emosional dengan kesiapan kerja pada pegawai

BPMPPKB Kota Cirebon?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh data empirik kecerdasan emosional pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon.

2. Untuk memperoleh data empirik kesiapan kerja pada pegawai BPMPPKB Kota Cirebon.

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara kecerdasan emosional dengan kesiapan kerja pegawai BPMPPKB Kota Cirebon.

D. Manfaat Penelitian

(22)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara teoritis, hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan dan pengetahuan dalam pengembangan Ilmu Psikologi, khususnya Psikologi Industri Organisasi, terutama tentang kecerdasan emosional yang berkaitan dengan kesiapan kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan masukan dan informasi untuk lebih mengenali dan memperhatikan lagi apa yang dibutuhkan oleh para pegawainya khususnya terkait dengan kecerdasan emosional serta kesiapan kerja para pegawainya. b. Memberikan pemahaman bagi masyarakat khususnya kepada para tenaga

kerja agar sebelum melaksanakan tugasnya harus diawali dengan persiapan dari dirinya dan mampu mengelola kecerdasan emosional agar lebih siap dalam melaksanakan tugasnya.

c. Memberikan pemahaman pada dunia kerja tentang pentingnya peran sumber daya manusia yang merupakan asset terpenting sebuah organisasi karena perannya sebagai subjek pelaksana kebijakan dan kegiatan operasional organisasi.

d. Diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan kecerdasan emosional dan kesiapan kerja.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini disusun sistematis dari bab I sampai V. Hal ini tentu dilakukan untuk memudahkan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan. Berikut ini diuraikan struktur organisasi skrpsi.

(23)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

praktis, terkahir dipaparkan struktur organisasi skripsi untuk mempermudah penyajiannya.

Pada Bab II dijelaskan mengenai kajian pustaka yang merupakan teori-teori yang akan dicantumkan peneliti sebagai landasan dalam melakukan penelitian. Selanjutnya, pada bab ini juga berisi kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Pada Bab III dijelaskan metode penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian yang didalamnya terdapat pendekatan penelitian, definisi operasional, instrument penelitian yang digunakan, teknik anaisis, sumber data dan hasil olah data.

Pada BabaIV dijelaskan mengenai pengolahan data penelitian, gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan juga membahas data-data penelitian yang ditinjau dari teori-teori yang digunakan.

(24)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon.

2. Subjek Penelitian

a. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2009:117). Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah pegawai bidang KB di BPMPPKB Kota Cirebon dengan jumlah 46 orang.

b. Teknik Sampling

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009:118). Menurut Arikunto (2009), apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka akan lebih efektif jika populasinya diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi. Peniliti akan

menggunakan semua populasi yang ada, sehingga tidak ada pengambilan sampel. Karena jumlah pegawai bidang KB di BPMPPKB Kota Cirebon kurang dari 100, maka sampel penelitiannya sejumlah populasi penelitian yaitu 46 orang.

B. Desain Penelitian

(25)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2009:14). Pendekatan kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian akan lebih baik apabila disertai dengan table, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain (Arikunto, 2009).

Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Besar atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi (Arikunto, 2009:247). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel kecerdasan emosional dengan variabel kesiapan kerja pada pegawai Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) Kota Cirebon.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu:

a. Variabel bebas, kecerdasan emosional pegawai BPMPPKB Kota Cirebon; dan b. Variabel terikat, kesiapan kerja pegawai BPMPPKB Kota Cirebon.

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, definisi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel (X) dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosional.

(26)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih respon yang tepat terhadap kondisi yang dihadapi dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk membimbing pikiran dan tindakan.

b. Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah kesiapan kerja.

Kesiapan kerja adalah kondisi dimana seseorang sudah memiliki kesiapan dari dalam dirinya untuk dapat menghadapi segala persoalan dan tuntutan pekerjaan, serta ditunjang dengan kemampuan serta keterampilannya dalam bekerja, sehingga seseorang tersebut dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dan mampu melewati kesulitan serta hambatan pekerjaan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2009:199).

Instrumen dibuat dengan menggunakan Skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009:134). Item-item dalam skala Likert ini diasumsikan monoton atau kontinum, yang artinya semakin favorable perilaku orang maka akan semakin tinggi skornya.

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang terdiri atas dua bagian, yaitu instrumen kecerdasan emosional dan instrumen kesiapan kerja. Dibawah ini penjelasan mengenai kedua instrumen tersebut.

1. Instrumen Kecerdasan Emosional

(27)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun kisi-kisi instrumen kecerdasan emosional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional

Dimensi Indikator Butir Pernyataan Fav/

Unfav saya pada saat melaksanakan tugas

(28)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat menerima umpan balik yang membangun

Saya mau menerima segala kritikan orang lain mengenai kinerja saya

Saya tidak suka apabila ada kritikan dari orang lain mengenai kinerja saya berpikir jernih di bawah tekanan

Saya tetap dapat berpikir jernih ketika mengalami kesulitan dalam pekerjaan

Saya dapat bersikap tenang ketika menemukan kesulitan

(29)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pegawai memiliki

Ketika suasana hati saya sedang baik, pekerjaan akan terasa ringan

Pekerjaan saya akan

terhambat ketika suasana hati saya kurang mendukung

Saya kurang bersemangat jika ada hal yang menghambat pekerjaan saya sesuatu agar lebih baik

Saya berusaha memperbaiki kinerja saya agar dapat melampaui target yang ditentukan

Saya tetap bekerja seperti biasanya tanpa mempedulikan

Saya dapat berinisiatif ketika menemukan kebutuhan pada

(30)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diperlukannya dalam pekerjaan tanpa menunggu adanya arahan

saat bekerja

Saya bekerja setelah adanya perintah dari atasan program kerja baru kepada pimpinan

Demi melampaui target yang ditentukan saya siap

Saya mengetahui apa yang dapat membuat hasil kerja saya lebih baik lagi

Agar kinerja lebih maksimal, saya segera melengkapi kekurangan yang saya miliki

Fav

Saya dapat memahami apa yang dirasakan orang lain mengenai permasalahannya

Saya dapat memahami cara berpikir orang lain dalam melihat suatu masalah

(31)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saya tidak peduli apa yang dipikirkan orang lain kepada rekan kerja ketika dia merasa bosan dalam

memandang suatu pekerjaan

Saya tidak peduli ketika ada rekan kerja yang merasa putus asa dalam bekerja

Saya mengingatkan rekan kerja tentang apa yang harus dilakukan dalam

Saya dapat bekerja secara tim

Saya lebih suka bekerja secara individu pendapat yang muncul di dalam tim kerja

Saya dapat menyatukan sudut pandang yang berbeda di dalam sebuah tim kerja

(32)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 6

Jumlah Total 32

Cara pengisian instrumen ini adalah dengan meminta kesedian responden untuk menjawab semua item-item pertanyaan yang diajukan dengan cara memilih

satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda ceklis (√)

pada pilihan jawaban di setiap item pertanyaan sesuai keadaan yang sebenarnya dari individu yang bersangkutan. Setiap item pertanyaan memiliki empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Teknik skoring pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban yang diberikan responden. Penskoran dilakukan dengan menjumlahkan jawaban yang diberikan responden sehingga diperoleh skor total untuk masing-masing responden. Terdapat dua pola penskoran item yaitu favorable dan unfavorable yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Pola Penskoran Instrumen Kecerdasan Emosional

Bentuk Item Pola Skor

SS S TS STS

Favorable 4 3 2 1

(33)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Kesiapan Kerja

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrument kesiapan kerja yang peneliti susun sendiri berdasarkan 6 komponen utama dari kesiapan kerja yang dikemukakan oleh Brady (2009).

Adapun kisi-kisi instrumen kesiapan kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja

Komponen Indikator Butir Pernyataan Fav/

Unfav

Nomor Item

Tanggung jawab

Pegawai memiliki kemauan untuk dapat disiplin dalam bekerja

Saya tetap hadir tepat pada waktunya meskipun kondisi kurang mendukung

Saya bepergian di luar kepentingan pekerjaan pada saat jam kerja

Fav

Unfav

Fav

1

(34)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Saya tetap menyelesaikan tugas apabila pimpinan sedang tidak ada di tempat

3

Saya mampu memenuhi target yang telah ditentukan

Saya mampu memenuhi standar kualitas kerja yang telah ditentukan situasi kerja yang baru

Saya dapat menyesuaikan diri dengan situasi kerja yang baru

Saya sulit untuk menyesuaikan diri ketika adanya perombakan struktur organisasi

Saya tetap dapat bekerja secara efektif dalam berbagai kondisi ataupun situasi kerja

Pekerjaan tidak akan dapat saya kerjakan secara efektif ketika kondisi kerja berubah

Fav

Unfav

8

9

(35)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterampil

Saya sangat menguasai tugas yang dibebankan pada saya

Saya masih meminta bantuan kepada rekan kerja dalam menyelesaikan tugas saya dengan tepat sesuai prosedur

Saya dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan

Saya mendukung hasil yang telah disepakati bersama dalam rapat

Saya mendukung program kerja yang telah dibuat oleh pimpinan

Fav

Fav

16

(36)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pegawai memiliki kemampuan

berkomunikasi dengan terbuka

Saya dapat dengan leluasa menceritakan pada rekan kerja mengenai hambatan kerja yang saya alami

Saya mau mendengarkan apapun yang rekan kerja keluhkan mengenai

hubungan baik dengan rekan kerja

Saya memahami bahawa diri saya siap untuk melaksanakan tugas

Saya memahami bahwa diri saya masih banyak

kekurangan dalam menyelesaikan tugas

(37)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat menghargai diri sendiri

Saya merasa bangga terhadap diri saya dengan apa yang telah saya capai

Saya merasa biasa saja

terhadap hasil yang saya capai Fav

Saya percaya bahwa diri saya sanggup melaksanakan tugas dengan baik

Saya ragu bahwa diri saya sanggup untuk melaksanakan

Saya tetap bekerja secara efektif meskipun banyak tekanan dari pekerjaan

Saya sulit berkonsentrasi apabila banyak tugas yang harus diselesaikan

Saya tetap dapat menyalurkan energi secara efektif meskipun merasa kelelahan dalam bekerja

Saya tidak memaksakan diri

Fav

Fav

30

(38)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika merasa kelelahan dalam bekerja

Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sesuai prosedur

Demi keselamatan kerja, saya mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan

Saya bekerja dengan cara saya sendiri

Fav

Unfav

32

33

Jumlah 6

Jumlah Total 33

Cara pengisian instrumen ini adalah dengan meminta kesedian responden untuk menjawab semua item-item pertanyaan yang diajukan dengan cara memilih

satu dari empat alternatif jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda ceklis (√)

pada pilihan jawaban di setiap item pertanyaan sesuai keadaan yang sebenarnya dari individu yang bersangkutan. Setiap item pertanyaan memiliki empat pilihan jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Teknik skoring pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing jawaban yang diberikan responden. Penskoran dilakukan dengan menjumlahkan jawaban yang diberikan responden sehingga diperoleh skor total untuk masing-masing responden. Terdapat dua pola penskoran item yaitu favorable dan unfavorable yang dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4

(39)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk Item Pola Skor

SS S TS STS

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

E. Kategori Skala

Kategorisasi skala ini bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasar atribut yang diukur (Azwar, 2013). Kategorisasi ini bersifat relatif. Seseorang dapat menetapkan secara subjektif luas interval yang mencakup setiap kategori yang diinginkan, selama penempatan itu berada dalam batas wajar dan dapat diterima oleh akal sehat. Pengkategorisasian tersebut dilakukan sesuai dengan hasil masing-masing responden.

1. Kategorisasi Skala Kecerdasan Emosional

Peneliti mengelompokkan sampel ke dalam 3 kategori skala untuk kecerdasan emosional dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.5

Rumuasan Tiga Kategori Skala Kecerdasan Emosional

(Ihsan, 2009:77)

Keterangan:

Kategori Rentang

Tinggi T μ + 1 σ

Sedang μ 1 σ < T μ + 1 σ

(40)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

T = Skor total subjek

μ = Rata-rata baku

σ = Deviasi standar baku

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan mean, dan simpangan baku. Maka didapatkan perhitungan data deskriptif dari instrumen kecerdasan emosional seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6

Statistik Deskriptif Kecerdasan Emosional

N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviation Kecerdasan

Emosional 46 58,00 85,00 68,2826 6,38813

Dari tabel 3.6 dapat dilihat bahwa rata-rata dan standar deviasi untuk variabel kecerdasan emosional adalah 68,2826 dan 6,28813. Selanjutnya kategori skala kecerdasan emosional dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7

Kategori Skala Kecerdasan Emosional

2. Kategorisasi Skala Kesiapan Kerja

Kategori Rentang

Tinggi T 74,5707

Sedang T 74,5707

(41)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti mengelompokkan sampel ke dalam 3 kategori skala untuk kesiapan kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Tabel 3.8

Rumuasan Tiga Kategori Skala Kesiapan Kerja

Kategori Rentang

Tinggi T μ + 1 σ

Sedang μ 1 σ T μ + 1 σ

Rendah T μ 1 σ

(Ihsan, 2009:77)

Keterangan:

T = Skor total subjek

μ = Rata-rata baku

σ = Deviasi standar baku

Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan mean, dan simpangan baku. Maka didapatkan perhitungan data deskriptif dari instrumen kesiapan kerja seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.9

Statistik Deskriptif Kesiapan Kerja

N Minimum Maksimum Mean Std.

Deviation Kesiapan Kerja 46 67,00 99,00 77,3261 7,31226

(42)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10

Kategori Skala Kesiapan Kerja

F. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukur. Suatu tes atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2011:173-174).

Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi (content validity). Uji validitas isi merupakan pengujian validitas instrumen terhadap isi instrumen yang dilakukan melalui analisis rasional atau melalui professional judgement untuk memeriksa kesesuaian masing-masing item dengan indikator perilaku yang hendak diungkap (Azwar, 2011:175). Professional judgement dalam penelitian ini yaitu oleh Gemala Nurendah, S.Pd., M.A., Ita Juwitaningrum, S.Psi., dan Helli Ihsan, S. Ag., M.Si.

2. Analisis Item

Setelah dilakukan judgement, peneliti melakukan ujicoba instrumen yang selanjutnya dilakukan analisis item. Analisis item dilakukan dengan melihat Corrected item-total correlation. Corrected item-total correlation adalah korelasi

Kategori Rentang

Tinggi T 84,6383

Sedang T 84,6383

(43)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara skor item dengan skor total, dengan tujuan mencari tahu item tersebut mengukur hal yang sama atau tidak dengan skor skala secara keseluruhan (Ihsan, 2009). Untuk menghitung korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala, digunakan formula product-moment Pearson dengan bantuan software SPSS versi 16.00. Adapun rumus product-moment Pearson, sebagai berikut:

(Azwar, 2011:48) Keterangan:

X = Angka pada variabel pertama Y = Angka pada variabel kedua N = Banyaknya subjek

Menurut Azwar (2011: 148), item-item yang mencapai koefisien korelasi rix ≥ 0,30 atau rix ≥ 0,25 dianggap sebagai item yang memiliki daya diskriminasi yang baik. Dalam penelitian ini, batas koefisien korelasi yang digunakan adalah 0,25.

a. Analisis Item Instrumen Kecerdasan Emosional

Hasil analisis item instrumen kecerdasan emosional yang telah dilakukan terhadap 100 responden yang sudah bekerja, dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11

Hasil Analisis Item Kecerdasan Emosional

Item Layak Item Tidak Layak

1, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 18, 19, 20, 2, 3, 4, 6, 12, 13, 15, 17, 26, 31

rxy =

∑ ∑ ∑

(44)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 32

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 16.0, dari 32 item diperoleh bahwa 22 item layak dengan indeks daya diskriminasi yang dianggap memuaskan. Sedangkan 10 item tidak layak sehingga dihapus dan tidak dipergunakan kembali karena tidak mampu mengukur yang seharusnya diukur. Adapun kisi-kisi instrumen kecerdasan emosional setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional Setelah Uji Coba

No. Dimensi Indikator Item Σ menerima umpan balik yang membangun bersikap tenang dan berpikir jernih di bawah tekanan

(45)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat menyesuaikan diri dalam menghadapi tuntutan pekerjaan

10, 11 0 2

c. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat mengenali bagaimana perasaan mereka

mempengaruhi kinerjanya

0 0 0

3. Motivasi diri a. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat tetap bertahan meskipun menemukan kesulitan dalam pekerjaannya

14 0 1

b. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat mencari perbaikan kinerja, terus belajar untuk

melakukan segala sesuatu agar lebih baik

16 0 1

c. Pegawai memiliki kepekaan akan kebutuhan yang diperlukannya dalam pekerjaan tanpa menunggu adanya arahan

(46)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pegawai memiliki perubahan yang lebih baik

(47)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan untuk dapat menyatukan berbagai pendapat yang muncul di dalam tim kerja

Jumlah 19 3 22

b. Analisis Item Instrumen Kesiapan Kerja

Hasil analisis item instrumen kesiapan kerja yang telah dilakukan terhadap 100 responden, dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.13

Hasil Analisis Item Kesiapan Kerja

Item Layak Item Tidak Layak

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 23, 26, 27, 28, 29, 30, 32

11, 13, 18, 22, 24, 25, 31, 33

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS 16.0, dari 33 item diperoleh bahwa 25 item layak dengan indeks daya diskriminasi yang dianggap memuaskan. Sedangkan 8 item tidak layak sehingga dihapus dan tidak dipergunakan kembali karena tidak mampu mengukur yang seharusnya diukur. Adapun kisi-kisi instrumen kesiapan kerja setelah diuji cobakan dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14

Kisi-kisi Instrumen Kesiapan Kerja Setelah Uji Coba

No. Komponen Indikator Item Σ

(48)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Tanggung jawab

a. Pegawai memiliki kemauan untuk dapat disiplin dalam bekerja

1, 3 2 3

b. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi standar kualitas kerja yang telah ditetapkan

4, 5 0 2

2. Fleksibilitas a. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat beradaptasi dengan

lingkungan dan situasi kerja yang baru

6 7 2

b. Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat bekerja secara efektif dalam berbagai kondisi ataupun situasi kerja

8 9 2

(49)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pegawai memiliki

kemampuan menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien

14, 15 0 2

4. Komunikasi a.Pegawai memiliki

kemampuan berkomunikasi

(50)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keselamatan kerja

mengendalikan stres kerja b.Pegawai memiliki

kemampuan untuk dapat mengendalikan kelelahan kerja

30 0 1

c.Pegawai memiliki kemampuan untuk dapat menjalankan tugas sesuai prosedur

32 0 1

Jumlah 20 5 25

3. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, jika aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2011:180).

Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach yang dihitung pada item-item yang telah valid dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0. Adapun rumus Alpha Cronbach yang digunakan ialah sebagai berikut:

(51)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

= Koefisien Reliabilitas Instrumen

n = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Vi = Jumlah varians butir

Vt = Varians skor total

Menurut Guilford (Sugiyono, 2007:183), kriteria untuk menafsirkan tinggi rendahnya koefisien reliabilitas instrumen dapat dikategorikan seperti pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15

Koefisien Reliabilitas menurut Guilford

Koefisien Kriteria

< 0, 20 Reliabilitas hampir tidak ada 0,21 - 0,40 Reliabilitas rendah 0,41 - 0,70 Reliabilitas sedang 0,71 – 0,90 Reliabilitas tinggi

> 0,90 Reliabilitas sangat tinggi

a. Reliabilitas Instrumen Kecerdasan Emosional

(52)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sangat tinggi, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16.

Reliabilitas Kecerdasan Emosional

Cronbach’s

Alpha N of Items

0,842 22

2. Reliabilitas Instrumen Kesiapan Kerja

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan terhadap instrumen kesiapan kerja dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 16.0 diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,868. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen kesiapan kerja pada aspek sikap memilki reliabilitas yang tinggi. Lebih rinci hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17

Reliabilitas Kesiapan Kerja

Cronbach’s

Alpha N of Items

0,868 25

(53)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono (2009:199), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.

Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada pegawai Badan Pemerdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Cirebon. Kuesioner diberikan secara langsung oleh peneliti kepada responden agar terjadi kontak langsung dan komunikasi yang baik sehingga dengan sukarela responden akan memberikan data yang objektif.

H. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Dalam menentukan teknik statistik yang digunakan untuk pengolahan data selanjutnya, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas. Jika hasil uji normalitas menunjukan bahwa data berdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik statistik parametik (Sugiyono, 2013:210). Namun jika hasil uji normalitas menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka teknik statistik yang digunakan adalah teknik nonparametik, yang artinya hasil perhitungan hanya berlaku untuk sampel penelitian saja.

(54)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nilai Asym. Sig (2-tailed) > 0,05). Sebaliknya, data dikatakan tidak berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05.

Tabel 3.18

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kecerdasan

Emosional Kesiapan Kerja

N 46 46

Normal Parameters Mean 68,2826 77,3216

Std. Deviation 6,2881 7,31226

Most Extreme Differences

Absolute 0,150 0,181

Positive 0,150 0,181

Negative -0,072 -0,084

Kolmogorov-Smirnov Z 1,019 1,225

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,250 0,099

(55)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji Linearitas

Uji linieritas dipergunakan untuk melihat pola hubungan antara variabel kecerdasan emosional dan variabel kesiapan kerja. Suatu hubungan dikatakan linier apabila adanya kesamaan variabel, baik penurunan maupun kenaikan yang terjadi pada kedua variabel tersebut. Artinya, perubahan pada suatu variabel akan cenderung diikuti oleh perubahan pada variabel lain yang membentuk garis linier. Kedua variabel memiliki hubungan yang linier jika nilai signifikansi < 0,05. Hasil perhitungan uji linieritas variabel yang dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0 ditampilkan dalam dalam tabel 3.19 berikut.

Tabel 3.19 Uji Kelinieran

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1381,351 1 1381,351 59,311 0,000

Residual 1024,758 44 23,290

Total 2406, 109 45

(56)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Korelasi

Seluruh data dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan software SPSS versi 16.0. Uji Korelasi Product Moment Pearson digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu dependen (Sugiyono, 2013:215). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Azwar, 2011:48)

Keterangan:

X = Angka pada variabel pertama Y = Angka pada variabel kedua N = Banyaknya subjek

Korelasi dinyatakan dalam angka yang disebut koefisien korelasi dan diberi symbol rxy. Koefisien korelasi mengandung dua makna, yaitu kuat-lemahnya hubungan dan arah hubungan antar variabel (Azwar, 2011:47-48). Kuat lemahnya hubungan antar dua variabel diperlihatkan oleh besarnya harga mutlak koefisien korelasi yang bergerak antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati angka 0 berarti hubungan semakin lemah dan semakin koefisien mendekati angka 1 berarti hubungan semakin kuat.

Arah hubungan diperlihatkan oleh tanda positif (+) atau negatif (-) didepan koefisien korelasi. Tanda positif berarti bahwa hubungan yang terjadi antara dua variabel merupakan hubungan searah, yaitu naiknya angka pada satu variabel diikuti oleh naiknya angka pada variabel lain dan sebaliknya. Tanda negatif berarti bahwa

rxy =

∑ ∑ ∑

(57)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hubungan yang terjadi antara dua variabel merupakan hubungan yang berlawanan arah, yaitu naiknya angka pada satu variabel diikuti oleh turunnya angka pada variabel lain dan sebaliknya.

Setelah diketahui koefisien korelasinya, maka langkah selanjutnya ialah menginterpretasikan koefisien korelasi tersebut dengan menggunakan pedoman sebagai berikut.

Tabel 3.20

Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Azwar, 2011: 50)

4. Uji Signifikansi

Uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan tersebut berlaku untuk seluruh populasi atau tidak (Sugiyono, 2013:257). Berikut ini adalah kriteria signifikansi variabel.

Tabel 3.21

Kriteria Signifikasi Variabel

Kriteria

(58)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan bantuan software SPSS versi 16.0, variabel kecerdasan emosional dan kesiapan kerja menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,000. Dapat dikatakan jika nilai signifikansi kedua variabel yaitu sebesar 0,000 < 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan kesiapan kerja.

5. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X dan Y. Adapun rumus koefisien determinasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2009:218) Keterangan:

KP = Besarnya koefisien penentu (determinan) r = Koefisien korelasi

Berdasarkan perhitungan, didapatkan angka koefisien determinasi sebesar 57,46%. Hal tersebut menunjukkan besarnya sumbangan variabel kecerdasan emosional terhadap kesiapan kerja sebesar 57,46%. Artinya, sebesar 57,46% dari variabel kesiapan kerja dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan emosional. Sedangkan sebesar 42,54% ditentukan oleh faktor lain.

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

(59)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan landasan teori serta mencari informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

b. Melaksanakan seminar proposal penelitian pada mata kuliah seminar Psikologi Industri dan Organisasi.

c. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI.

d. Membuat surat izin penelitian dan menyerahkan surat tersebut kepada kepala lembaga yang dijadikan sampel penelitian.

e. Membuat instrumen penelitian sesuai dengan teori yang digunakan.

f. Melakukan judgment expert instrumen dengan tiga orang professional judgment.

g. Melakukan uji coba instrumen terlebih dahulu untuk dianalisis item mengetahui kelayakan item dan reliabilitas instrumen yang telah peneliti buat.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada BUMN terkait serta meminta kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang akan dijaga kerahasiaannya.

b. Melakukan penyebaran angket kepada responden untuk mendapatkan data mengenai kecerdasan emosional dan kesiapan kerja.

c. Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden. d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.

(60)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(61)

M.Anas Hendrawan, 2014

Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Kesiapan Kerja Pegawai Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V menguraikan kesimpulan hipotesis penelitian berdasarkan analisis data seperti yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta diuraikan beberapa saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pegawai-pegawai BPMPPKB Kota Cirebon memiliki kecerdasan emosional yang berada pada kategori sedang. Artinya bahwa pegawai-pegawai BPMPPKB Kota Cirebon dapat mengenali diri akan kemampuan dan kekurangannya, mengelola dirinya sehingga dapat mengendalikan situasi kerja, memotivasi dirinya sendiri agar dapat lebih produktif dalam bekerja, berempati mengenai apa yang orang lain rasakan dan cukup dapat membina hubungan baik dengan sesama rekan kerja 2. Kesiapan kerja pada pegawai-pegawai BPMPPKB Kota Cirebon berada pada kategori sedang. Artinya, pegawai-pegawai BPMPPKB Kota Cirebon telah siap dalam memikul tanggung jawab pekerjaannya, mampu untuk beradaptasi dalam lingkungan pekerjaan, sadar akan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki, mampu untuk berkomunikasi dengan sesama rekan kerja dan mampu memandang dirinya sendiri dalam hidup dan situasi kerja serta memahami akan kesehatan dan keselamatan kerjanya sehingga mereka menjadi siap untuk bekerja dan siap untuk bersaing di dalam lingkungan kerja.

Gambar

Gambaran Umum Kecerdasan Emosional pada Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon ............................................
Gambaran Umum Kecerdasan Emosional pada Pegawai BPMPPKB Kota Cirebon ............................................
Tabel                                                                                                                        Hal
Gambaran Umum Kecerdasan Emosional ....................................................
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sugiyono (2005) Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV.. Penelitian Pendidikan , Bandung:

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dan syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. ©Tri Pebriati

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

[r]

Bagaimana cara pengolahan data pasang surut untuk menentukan tinggi HWS yang diperlukan sebagai referensi tinggi dalam menentukan elevasi dermaga pelabuhan.. Seberapa besar

Pengaruh usahatani gula kelapa terhadap tingkat kesejahteraan pengerajin gula kelapa di kecamatan cikalong kabupaten tasikmalaya.. Universitas Pendidikan Indonesia |

BERGUNA SEBAGAI ENERGY ALTERNATIVE DAN PUPUK ORGANIC YANG SANGAT BERGUNA UNTUK PENYUBUR

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas tutupan lahan yang ada di DAS Wampu dan untuk mengetahui perubahan tutupan lahan yang terjadi di DAS Wampu antara tahun