UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK
KELOMPOK B DI TK PERTIWI BENTAK SIDOHARJO SRAGEN
TAHUN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
OLEH SRI SUPAMI NIM. A53H111021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
1
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP
BILANGAN MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK
KELOMPOK B DI TK PERTIWI BENTAK
SIDOHARJO SRAGEN
TAHUN 2013/2014
Sri Supami, A53H111021, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014,
110 halaman
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak melalui kegiatan bemain balok di TK Pertiwi Bentak Sidoharjo, Sragen. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, subyek penelitian adalah anak kelompok B. sebagai penerima tindakan, peneliti sebagai pemberi tindakan, sedangkan guru kelas bertindak sebagai kolaborator. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak dan kegiatan pembelajaran guru, wawancara untuk mendiskusikan perencanaan yang akan dilakukan, dan catatan lapangan untuk mencatat hal-hal yang penting dalam proses pembelajaran. Analisis data melalui data interaktif yang digunakan untuk menganalisis data kegiatan menggambar bebas dan data komparatif digunakan untuk menganalisis data kreativitas anak, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan anak secara berarti dalam proses pembelajaran melalui kegiatan bermain balok.. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan prosentase kemampuan mengenal konsep bilangan anak, yakni sebelum tindakan dengan prosentase 39%, peningkatan siklus I dengan prosentase 64%, peningkatan pada siklus II dengan prosentase menjadi 70%. Peningkatan pada siklus III dengan prosentase 83%. Dengan demikian kesimpulan peneliti bahwa dengan kegiatan bermain balok dapat meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan anak TK Pertiwi Bentak Sidoharjo Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci: Permainan Balok, Konsep Bilangan
PENDAHULUAN
Masa kanak-kanak merupakan suatu periode pada saat individu
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak ahli menyebut periode
ini sebagai golden age (masa emas) dalam kehidupan seseorang. Pada masa
ini,semua aspek kecerdasan anak dapat dikembangkan dengan baik dan dapat
dengan mudah menerima apa yang disampaikan orang lain. Pada masa
ini pula terjadi perkembangan fisik yang sangat pesat. Mengingat betapa
pentingnya periode kanak-kanak bagi seseorang inilah, stimulasi yang tepat
sangat diperlukan. Stimulasi yang tepat ini akan membantu anak-anak ini
tumbuh, berkembang dan belajar secara maksimal.
Fungsi Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Raudhatul Athfal
adalah untuk mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak,
mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap perilaku yang baik,
mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak,
serta menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar yang dalam
pembelajarannya dengan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain.
Disebutkan dalam UU.No 20 Tahun 2003 pasal 28 tentang Sisdiknas bahwa
Tujuan pendidikan anak usia dini untuk mengembangkan seluruh potensi anak
usia dini secara optimal agar terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
1
Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan yang
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak di luar
lingkungan keluarga sebelum memasuki pendidikan dasar. Disebutkan dalam
UU.No 20 Tahun 2003 pasal 28 tentang Sisdiknas bahwa Tujuan pendidikan anak
usia dini untuk mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal
agar terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Alat-alat permainan hendaknya memenuhi syarat untuk mengembangkan
berbagai keterampilan anak sesuai dengan tingkat usia dan memperhatikan
3
menggunakan alat permainan yang berasal dari lingkungan sekitar dan
memanfaatkan barang-barang bekas ataupun media-media yang sudah ada atau
tersedia.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka semakin
mendorong upaya-upaya pembahasan dalam pemanfaatan hasil-
hasil teknologi dalam proses belajar. Sehingga alat permainan edukatif (APE)
yang sederhana cenderung tersingkir dan hampir sirnah. Untuk itu peran
guru agar mampu membangkitkan lagi dan menggunakan yang dapat
disediakan oleh sekolah maupun di buat sendiri.Bermain tidak harus mahal
unsur mendidiklah yang harus diutamakan.
Dalam pedoman pembelajaran bidang pengembangan kognitif di Taman
Kanak-Kanak (Depdiknas 2007:3) disebutkan bahwa pengembangan kognitif
adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai
dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan
untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam
suatu kebudayaan. Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif ini
adalah pengembangan pembelajaran matematika. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Sriningsih (2008:1) bahwa praktek-praktek pembelajaran
matematika untuk anak usia dini di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini
baik jalur formal maupun non formal sudah sering dilaksanakan. Istilah-istilah
yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga
yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika-matematika.
Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini
dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan
matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada
abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah.
Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga
dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk
mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007 :1).
permainan matematika merupakan salah satu kegiatan belajar yang mampu
mengembangkan kemampuan dasar matematika anak seperti kemampuan melihat,
membedakan, meramalkan, memisahkan dan mengenal konsep angka, selain itu
juga mampu meningkatkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah.
Apabila diberikan sejak usia dini maka akan mampu merangsang serta
meningkatkan kemampuan anak dalam memahami fenomena alam atau perubahan
lingkungan sekitarnya. ( Rasiman Wijarnako,2005: 20 dalam Vitri Purwanti
2013).
Dalam pengamatan peneliti dalam hal pengenalan konsep bilangan pada
anak di TK Pertiwi Bentak Sidoharjo masih sangat rendah hal ini dikarenakan
kurangnya alat peraga yang dimiliki dalam proses pembelajaran. Dari
permasalahan ini sehingga penulis ingin berupaya meningkatkan kemampuan
anak-anak dalam mengenal dan memahami konsep bilangan melalui penelitian
yang akan dilaksanakan menggunakan permainan balok. Dari uraian di atas maka
penulis mengangkat judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI PERMAINAN BALOK PADA
ANAK KELOMPOK B TK PERTIWI BENTAK SIDOHARJO SRAGEN
TAHUN 2013/2014.
METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di TK Pertiwi Bentak Sidoharjo, kabupaten
Sragen. karena lokasi tempat penelitian yang strategis dan mudah
dijangkau oleh peneliti.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas B semester 1 tahun
pelajaran 2013/2014. Adapun perincian waktu penelitian yang akan
5 2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak-anak kelas B di TK Pertiwi
Bentak Sidoharjo Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen dan sumber data
berasal dari guru wali kelas. Alasan peneliti memilih kelas B karena penulis
mengajar di kelas B dan jumlah anak yang sedikit dibanding kelas yang lain.
Anak-anak kelas B berjumlah 20 anak.
3. Pengumpulan Data 1. Metode Observasi
Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas pada subyek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara
langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Observasi yang dilakukan
meliputi peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak .
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti
(Sanjaya, 2009:86).
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong
(2009:209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif. Catatan lapangan digunakan
untuk mencatat temuan selama pembelajaran yang diperoleh peneliti yang
tidak teramati dalam lembar observasi, Catatan lapangan digunakan untuk
mencatat kegiatan pembelajaran dengan bermain balok untuk
meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah instrumen untuk mengumpulkan data tentang
peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah didokumentasikan
(Mulyasa, 2009: 69). Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh atau
yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan
nama siswa kelompok B di TK Pertiwi Bentak, Sidoharjo, Kabupaten
Sragen.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah (Arikunto, 1996:150) .
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:
1. Lembar observasi peningkatan kemampuan mengenal konsep bilangan
1) Menjabarkan indikator kedalam butir amatan yang menunjukkan
pencapaian indikator yang dapat dilakukan anak ketika melakukan
kegiatan, yang dijadikan kisi-kisi dalam melakukan observasi. Adapun
butir amatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2) Menentukan deskriptor butir amatan dengan memberikan centang
sesuai dengan kemampuan yang telah dicapai. Adapun keterangan
deskriptor tersebut sebagai berikut:
3) Menuliskan ke dalam format instrumen pedoman observasi yang berisi
nama anak, tema/sub tema, kelompok, semester, butir amatan, skor/
jumlah deskriptor amatan, dan tanggal pengamatan. Melakukan
pencatatan hasil observasi dengan memberi tanda centang (√) pada
kolom.
4) Lembar Observasi peningkatan kemandirian anak
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat untuk mencatat segala peristiwa
yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Guru dapat
mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam pembelajaran, seperti
partisipasi siswa yang dianggap istimewa, reaksi guru yang menimbulkan
7 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Siklus I
Pada siklus I terdapat 18 anak yang mengalami peningkatan yaitu
sebesar 64% dan 2 anak mengalami peningkatan kemandirian sebesar 67%.
Hal ini dikarenakan anak tersebut kurang memperhatikan penjelasan
peneliti, kurang aktif dalam proses pembelajaran, dan tidak mau menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti serta kurang percaya diri.
2. Siklus II
Pada siklus II ini terdapat 1 anak yang mengalami peningkatan
sebesar 75 %, 5 anak mengalami peningkatan sebesar 72% , 8 anak
mengalami peningkatan 69 % dan 6 anak mengalami peningkatan 67%.
Pada siklus II ini peningkatan kemampuan anak merata hal ini didukung
oleh metode pembelajaran yang diberikan oleh peneliti lebih menarik
sehingga dapat mencapai peningkatan yang merata.
3. Siklus III
Pada Siklus III ini peningkatan kemandirian anak sesuai dengan
pencapaian yang diinginkan. Terlihat pada target pencapaian anak sudah
mencapai target yang diinginkan yaitu rata-rata 83 %. Dalam siklus III ini
terdapat satu anak mengalami peningkatan sebesar 92%, karena anak
tersebut di dalam kelas sangat aktif mengikuti kegiatan, kritis dalam
pembelajaran, rasa keingintahuannya tinggi, tertarik pada tugas yang
diberikan, mampu mengerjakan tugas sendiri. Ada 1 anak mengalami
peningkatan sebesar 89 % dan 5 anak mengalami peningkatan 81%. Dan
13 anak mengalami peningkatan 83%.
Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti kemampun mengenal
konsep bilangan dipengaruhi oleh pembelajaran yang menyenangkan bagi
anak terutama dalam kegiatan bermain balok, dimana anak dapat
menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah permainan yang diperankannya
tanpa adanya paksaaan dari pihak manapun termasuk guru dan peneliti.
Pemberian motivasi dan reward yang diberikan oleh peneliti dan guru kelas
pengertian tentang konsekuensi dari setiap pelaku yang dilakukan anak,
baik positif atau negatif.
Tabel 4.6 Peningkatan kemandirian anak melalui kegiatan bermain peran pada
kelompok B di TK Pertiwi Bentak Sidoharjo
9
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mengenal konsep bilangan anak disetiap siklusnya mengalami peningkatan
dengan adanya kegiatan bermain balok yang disertai dengan kegiatan cerita,
tanya jawab, motivasi, dan reward yang diberikan pada anak. Ada anak
yang mengalami peningkatan rendah, karena anak tersebut pada saat
kegiatan berlangsung sering tidak memperhatikan, anak tersebut tidak dapat
memahami apa yang dijelaskan oleh peneliti selain itu anak tersebut suka
bermain semaunya sendiri.
Berdasarkan hasil siklus I maupun siklus II dan III hipotesis yang
berbunyi Metode Bermain b alokdapat meningkatkan kemampuan mengenal
konsep bilangan anak telah terbukti kebenarannya.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan, yaitu:
Kemampuan mengenal konsep bilangan anak dapat meningkat melalui
pembelajaran menggunakan metode bermain balok. Hal ini ditandai dengan
adanya peningkatan prosentase pada setiap siklus, yang dimulai dari sebelum
tindakan sampai dengan tindakan siklus III, yakni sebelum tindakan sebesar 39
% peningkatan pada siklus I menjadi 64 % dan peningkatan pada siklus II sebesar
70%, dan peningkatan pada siklus III sebesar 83%. Oleh karena itu, kegiatan
pembelajaran dengan metode bermain balok dapat meningkatkan kemampuan
mengenal konsep bilangan anak. Disamping itu, pemberian motivasi dan reward,
dapat meningkatkan rasa berani dan percaya diri anak untuk berinteraksi dengan
teman, guru, dan peneliti. Penyajian metode yang menarik disertai cerita dapat
membuat anak fokus terhadap materi yang disampaikan, sehingga anak dapat
tentang konsekuensi dari setiap perilaku yang dilakukan anak dapat membuat
11
11 DAFTAR PUSTAKA
Undang –undang Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003.
Depdiknas, 2007. Permainan Berhitung di Taman Kanak-kanak . Jakarta: Depdiknas.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakata; Depdiknas.
Vitri Purwanti, 2013. Peningkatkan kemampuan berhitung melalui permainan balok angka pada anak kelompok b di tk universal ananda kecamatan patebon Kendal. Skripsi.
Moleong, Lexy.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pusat Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia.
Sanjaya, Wina.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Premada Media Group.