KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH
PERKEBUNAN DI PADANG HALABAN
(1991-2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
RISKA DEWI POHAN NIM. 309321042
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
i
ABSTRAK
Riska Dewi Pohan. NIM 309321042. Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Perkebunan Di Padang Halaban Kabupaten Labura (1991-2013). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kehidupan sosial ekonomi buruh perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura (1991-2013). Kemudian dijelaskan tentang sejarah dibukanya perkebunan PT. Smart Tbk Padang Halaban, perkebunan kelapa sawit, dan menjelaskan kehidupan sosial ekonomi buruh tetap dan buruh tidak tetap dan bagaimana sistem perekrut buruh perkebunan di Padang Halaban.Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dengan teknik pengumpulan data dan menggunakan, observasi secara langsung di daerah perkebunan PT. Smart Tbk Padang Halaban kabupaten Labura dan wawancara kepada karyawan buruh tetap dan tidak tetap. Untuk menganalisis data maka dilakukan beberapa tahapan yaitu dengan menemukan informasi yang relevan dengan kehidupan sosial ekonomi buruh tetap dan tidak tetap (1991-2013). Selanjutnya verifikasi atau keritik sumber dan melakukan interpretasi (menyusun hasil-hasil penelitian berdasarkan fakta) sebagai tahapan terakhir adalah menganalisis dan menyajikan (rekonstruksi) kembali.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga berupa kesehatan
serta kemampuan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul:“
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI BURUH PERKEBUNAN DI PADANG
HALABAN KABUPATEN LABURA (1991-2013)”. Tidak lupa penulis
sampaikan sholawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang
telah membawa umatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam yang terang
benderang seperti yang kita rasakan sekarang ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini masih
terdapat banyak sekali kekurangan, baik dari segi isi maupun dalam hal penyajian,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis sendiri. Oleh sebab
itu, dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan sumbangan saran
yang sifatnya membangun demi kesenpurnaan skripsi ini.
Dalam penyelesaian penulis skripsi ini penulis tentu tidak sendiri. Penulis
mandapat . banyak bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril maupun
materil. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. H. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan
iii
4. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah
membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini
5. Ibu Dra. Syarifah, M.Pd selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis selama berjalannya perkuliahan serta
selaku Dosen penguji skripsi
6. Ibu Dra. Hafnita Lubis, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah
7. Bapak Yushar Tanjung, M.Si selaku Dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran bagi penulis
8. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari Selaku Dosen penguji yang telah memberikan
masukan dan saran bagi penulis
9. Seluruh Bapak/ Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED yang telah
membuka cakrawala pengetahuan sekaligus mendedikasi melalui proses
belajar mengajar selama beberapa tahu saya ucapkan terima kasih atas
bimbingannya.
10. Terspesial dan terutama ucapan terima kasih sebasar-besarnya kepada kedua
orang tua tercinta. Ayahanda Parlindungan Pohan dan Ibunda Sulasmi yang
telah memberikan moral maupun materil dan telah mencurahkan kasih sayang
yang tiada pernah kering dan takkan pernah terbalas. Semoga selalu dalam
lindungan Allah SWT dan semoga karya ini bisa menjadi sebuah hadiah kecil
kepada ayah dan ibu yang telah memberikan kepercayaan dan segala upaya
iv
11. Kepada Abang dan Adik-adik yang saya sayangi Satria Pohan, Sumira,
Agustina Pohan, Nurhayati Lindung Pohan yang telah memberikan semangat
dan dukungan kepada penulis.
12. Kepada Terkasih Prananda Ryanza yang telah memberikan dukungan dan doa
serta semangat setiap saat dan telah menemani saya selama waktu yang telah
butuhkan.
13. Kepada Bapak Drs. Darma Kamal yang telah memberikan informasi yang
saya perlukan dan kepada Karyawan perkebunan Padang Halaban
14. Kepada sahabat seperjuangan Sri Rahma Dhaniati Tanjung, Zubaidah yang
telah membantu dan memberi dukungan terhadap penulis
15. Kepada sahabat-sahabatku tersayang Hari Hikmah, Fitria Kartika, sri
Wulansari, Wilda Ramdhani, Nawi Naposo, Muslimah dan seluruh
teman-teman A’B Ekstensi ’09 dan Reguler ’09 yang telah banyak membantu dan
juga memberi semangat. Terima kasih telah menemani selama perkuliahan.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan jika ada pihak yang terlewatkan mendapatkan ucapan terima
kasih, penulis meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi bahan masukan bagi yang
membutuhkan.
Medan, Juli 2013 Penulis
i
BAB III. METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 24 A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 27
ii
2. Aspek Geografis Desa Perkebunan Padang Halaban ... 29
3. Aspek Sosial Desa Perkebunan Padang Halaban ... 29
4. Aspek Demografi Desa Perkebunan Padang Halaban ... 30
5. Aspek Pendidikan Dan Agama ... 32
B.Sejarah Dibukannya Perkebunan Kelapa Sawit Di Padang Halaban ... 34
C.Perkebunan Kelapa Sawit Padang Halaban ... 35
D.Kondisi Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Tetap Dan Tidak Tetap ... 36
1.1 Gaji / Upah Pekerja Tetap (Karyawan)... 36
1.2 Gaji/ Upah Pekerja Lepas ... 40
1.3 Tingkat Pendapatan ... 50
1.4 Prasarana dan Transportasi ... 52
E.Perumahan ... 52
1.1 Perumahan bagi Buruh Tetap ... 52
1.2 Perumahan Bagi Butuh Tidak Tetap ... 53
F. Rumah Sakit ... 54
1.1.Sarana Kesehatan ... 55
1.2.Sarana Transportasi ... 55
G. Pendidikan ... 55
H. Perekrut ... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 60
B.Saran ... 61
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sejarah Kepala Desa Padang Halaban ... 28
Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 31
Tabel 3. Sarana Pendidikan Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 32
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 33
Tabel 5. Sarana Ibadah ... 34
Tabel 6. Daftar Gaji Akhir Bulan dan Pinjaman Karyawan Tetap Sesuai Dengan Golongan ... 38
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. Smart Tbk Padang Halaban Mill mulai dibangun pada tahun 1926,
dengan nama PT. Maskapai perkebunan Sumcama Padang Halaban. Pada
tahun 1970 seluruh saham perusahaan dijual dengan pihak Asing dan
status perusahaan berubah menjadi PMA (Penanaman Modal Asing).
Perusahaan perkebunan ini memberi fasilitas kepada karyawan,
disamping gaji dan catu beras setiap 2 minggu sekali, juga memberi
fasilitas rumah, air, listrik PLN (yang disubsidi perusahaan), juga
pengobatan, pendidikan dan sarana olahraga bagi keluarga karyawan
2. Sistem perekrutan buruh perkebunan di Padang Halaban mengumpulkan
sejumlah pelamar yang berkualifikasi bagus untuk pekerjaan didalam
organisasi atau perusahaan. Penarikan (recruitment) adalah proses
pencarian dan pemikatan para colon karyawan (pelamar) yang mampu
untuk melamar sebagai karyawan. Rekrutmen merupakan langka pertama
dalam rangka menerima seseorang dalam peroses pengupahan buruh.
3. Dalam kehidupan sehari-hari dengan gaji yang cukup besar untuk
menghadapi kebutuhan hidup. Sebagian dari buruh tetap mempunyai
kerja sampingan seperti membuka usaha jualan minyak dan memelihara
lembu. Bagi buruh tidak tetap yang bertugas dilapangan yang bekerja
2
diterima dalam sehari. Namun, dengan gaji yang sedikit terkadang buruh
tidak tetap ini mengajak istri nya untuk ikut bantu mengerjakan
menyiram dan mengutupi berondolan. Meski dalam 1 hari upah yang di
dapat tidak seberapa tapi sedikit membantu dalam kehidupan sehari-hari
karena istri dan keluarga ikut bekerja.
B. SARAN
1. Sebagian dari buruh tetap dan buruh tidak tetap bermayoritas orang jawa
dan beragama muslim, dan tempat tinggal buruh tetap dan buruh tidak
tetap tidak jauh dari perkebunan Padang Halaban.
2. Masyarakat perkebunan Padang Halaban tetap menjaga hubungan
silaturahmi yang baik sesama tetangga.
3. Meski gaji yang diperoleh tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari tetapi
buruh tidak tetap selalu berusaha untuk mencari tambahan uang dengan
mencari sapu dan memelihara lembu dan ada juga yang mencari jamur
yang dikerjakan setelah pulang bekerja.
4. Bagi buruh tetap dan buruh tidak tetap sebagian tidak menempati rumah
perkebunan karena mereka mempunyai rumah sendiri.
5. Dengan adanya penulisan tentang kehidupan sosial ekonomi buruh
Perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura (1991-2013) semoga
pembaca bisa mengetahui tentang buruh perkebunan yang gajinya
hanya pas-pasan didapat dan harus mencari tambahan lagi untuk
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kabupaten Labuhanbatu Utara pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu.
Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah daerah Agraris, lebih 70% penduduknya
bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan,
perikanan maaupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor
lain juga berbasis pertanian seperti pariwisata dan industri kecil dan agro industri.
Perkebunan Padang Halaban termasuk dalam wilayah kecamatan Aek Kuo
Kabupaten Labuhanbatu Utara Provinsi Sumatera Utara. Perkebunan Padang
Halaban merupakan wilayah bentukan Belanda pada masa Kolonial Belanda di
Indonesia. Perkebunan Padang Halaban dibuka Belanda sekitar tahun 1990-an dan
merupakan perkebunan khusus Kelapa Sawit.
PT. Smart Tbk Padang Halaban Mill mulai dibangun pada tahun 1926,
dengan nama PT. Maskapai perkebunan Sumcama Padang Halaban. Pada tahun
1970 seluruh saham perusahaan dijual dengan pihak Asing dan status perusahaan
berubah menjadi PMA (Penanaman Modal Asing). Sesuai dengan suratdari
BKPM No. 06/V1/1985. Pada tanggal 28 Maret 1985 status perusahaan berubah
menjadi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Pada tahun 1991 perusahaan
berubah nama menjadi PT. Sinar Mas Agro Resourches dan Teknology
Corporation (PT. Smart Corporation). Dan pada tahun 1999 Go Public dengan
PT. Smart Tbk Padang Halaban mempunyai luas areal 7.370 Ha sesuai
dengan HGU No. 95/HGU/BPN/1997 Tanggal 6 Agustus 1997. PT. Smart Tbk
Padang Halaban Mill saat ini mempekerjakan sumber daya manusia yang terdiri
dari 12 orang Staff dan yang terdaftar dalam SKU terdiri dari 123 Karyawan
bulanan dan 36 orang karyawan harian.
Perusahaan perkebunan ini memberi fasilitas kepada karyawan, disamping
gaji dan catu beras setiap 2 minggu sekali, juga memberi fasilitas rumah, air,
listrik PLN (yang disubsidi perusahaan), juga pengobatan, pendidikan dan sarana
olahraga bagi keluarga karyawan. Desa Perkebunan Padang Halaban memiliki
kondisi ekologi yang sesuai untuk Perkebunan Kelapa Sawit yaitu wilayah tropis
dengan curah hujan yang tinggi. Di samping itu tanahnya gembur dan subur.
Menurut Pahan (2012:42):
“Perkebunan Indonesia telah melewati perjalanan sejarah yang
panjang. Lebih dari lima abad yang lalu, lautan nusantara telah ramai oleh lalu lintas perdagangan komoditi utama produk perkebunan, seperti lada, pala, cengkeh, dan rempah-rempah yang kemudian berkembang dengan komoditi tambahan, seperti kakao, kopi, karet dan kelapa sawit yang tetap menjadi produk utama
dalam prekonomian nasional”.
Pada awalnya, perkebunan merupakan sistem perekonomian pertanian
komersial yang bercorak kolonial. Sistem perkebunan ini dibawa oleh perusahaan
kapitalis asing yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa (European
plantation). Sistem perkebunan Eropa sangat berbeda dengan perkebunan rakyat
(Garden system). Yang bersifat tradisional dan di usahakan dalam skala kecil
Perkebunan yang dimiliki oleh pemerintah ( dulunya milik Belanda yang
sekarang telah dinasionalisasi) yang berbeda dalam aturan pada tahun 1968
mencapai 28 unit manajemen. Manajemen tersebut juga di persempit secara
umum menurut kelompok-kelompok dan lokasi secara geografis. Setiap unit, atau
PNP (perusahaan Negara Perkebunan), memiliki markas di Medan, atau disalah
satu perkebunan yang terletak di daerah bagian tengah dan mencakup sekitar
13.000 dan 44.000 hektar perkebunan. Setiap unit dikepalai oleh seorang Direktur
yang menentukan dan bertanggung jawab atas urusan pertanian.
Dalam hirarki perusahaan, terdapat kelompok yang berada dibawah
mereka, yaitu manajer perkebunan, lingkaran kecil dari asisten dalam bidang
administrasi. Mereka adalah kelompok representasi dari otoritas negara dan/ atau
perusahaan yang paling langsung berhubungan dengan masyarakat perkebunan.
Walaupun anggaran dan garis-garis besar perkebunan ditentukan oleh kementrian
pertanian serta direksi PNP, manajer perkebunan diberikan kebebasan relatif
dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan pemekerjaan dan pemecatan
personel, penggunaan buruh-buruh lepas dan negosiasi dengan
kontraktor-kontraktor buruh.
Pada masa lampau, perkebunan berfungsi sebagai sumber produksi yang
menghasilkan berjuta-juta kepada pemerintah Kolonial, namun dari dana yang
diperoleh itu sedikit sekali yang digunakan untuk membanguan daerah ajjahan.
Dengan demikian terjadi keadaan yang sangat berbeda antara perkebunan dan
Hal ini juga dikarenakan golongan Eropa mulai terarah ke kota untuk mencari
hiburan atau rekreasi. Kota-kota Bandung, Malang, Medan berkembang pesat
karena menjadi pusat pemukiman dan pelayanan bagi kaum perkebunan.
Untuk keperluan pegawai pabrik, disediakan berbagai fasilitas seperti sekolah,
rumah sakit, tempat rekreasi yang juga terbuka bagi masyarakat di
sekitarnya.Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah kolonial telah
mengintegrasikan rakyat pedesaan dengan masyarakat pabrik bukan malah
mengisolasinya.
Menurut Pahan (2012:45)
‘Nasionalisasi perusahaan perkebunan milik swasta Belanda dipicu
oleh tuntunan pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Belanda tentang kedaulatan Irian Barat (sekarang Papua). Sejak gagalnya pemerintah Indonesia memperoleh dukungan untuk kedaulatan Indonesia di Irian Barat pada pemungutan suara di PBB pada tanggal 29 November 1957, timbul pemogokan buruh yang bekerja di perusahaan perkebunan Belanda. Pemogokan ini segera disusul dengan tindakan pengambilalihan perusahaan dan
perkebunan-perkebunan Belanda oleh para buruh”.
Dari uraian diatas, produksi Perkebunan Padang Halaban merupakan pilar
utama dalam pengembangan sektor industri pengolahan kelapa sawit. Dan juga
diarahkan dalam rangka menciptakan keselamatan kerja, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil Devisa Negara.
Penerimaan upah buruh pada masa Orde Baru juga tidak membaik
dibandingkan dengan masa sebelumnya, malah justru menurun dibandingkan
dengan masa ordonansi kuli.
Pada tahun 1985 pada saat itu boleh dikatakan situasi perekonomian
pengupahan buruh di Perusahaan Perkebunan pada intinya didasarkan atas kontrak
kerja. Kontrak kerja tersebut bisa atas dasar borongan dan harian.
Berdasarkan uraian diatas, saya sebagai peneliti ingin mengangkat latar
belakang sejarah Perkebunan Padang Halaban, dengan judul penelitian
“Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Perkebunandi Padang Halaban
kabupaten Labura (1991-2013)”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sejarah perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura 1991-2013.
2. Kehidupan sosial ekonomi buruh perkebunan di Padang Halaban
Kabupaten Labura 1991-2013.
3. Sistem perekrut buruh perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura
1991-2013.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah pada : “Kehidupan
Sosial Ekonomi Buruh Perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura
1991-2013”.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura
1991-2013.
2. Bagaimana sistem perekrut buruh perkebunan di Padang Halaban
Kabupaten Labura 1991-2013.
3. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi buruh perkebunan di Padang
Halaban Kabupaten Labura 1991-2013.
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejarah perkebunan di Padang Halaban Kabupaten
Labura 1991-2013.
2. Untuk mengetahui sistem perekrutan buruh perkebunan di Padang Halaban
Kabupaten Labura 1991-2013.
3. Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi buruh perkebunan di Padang
Halaban Kabupaten Labura 1991-2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk menambah wawasan peneliti tentang kehidupan sosial ekonomi
buruh perkebunan di Padang Halaban Kabupaten Labura.
2. Memberikan pengetahuan bagi peneliti tentang kondisi kehidupan sosial
buruh perkebunan di Padang Halaban.
3. Untuk menambah wawasan peneliti tentang kekerasan yang dialami oleh
4. Memberi informasi dan pemahaman kepada masyakat kota Medan bahwa
perkebunan di Padang Halaban berperan dalam kehidupan sosial ekonomi.
5. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk referensi bahan
perbandingan terhadap hasil penelitian yang telah ada maupun digunakan
bagi peneliti lain sebagai bahan rujukan.
6. Sebagai bahan masukan bagi Lembaga Pendidikan umumnya dan
62
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Rhineka Cipta. Jakarta
Breman, Jan. 1997. Menjinakkan Sang Kuli. Jakarta: Pustaka Umum
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
Kartodirdjo, Sartono. 1991. Sejarah Perkebunan Di Indonesia. Aditya Media. Yogyakarta
Kuntowijoyo. 2003. Metodologi Sejarah. PT Tiara Wacana. Yogyakarta
Nurhasim, Moch. 2002. Konflik Dan Dinamika Politik Lokal Kelas Pemodal Negara Versus Masyarakat. Ombak. Jakarta
Pahan, Iyung. 2012. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Penebar Swadaya. Jakarta
Ricklefs , M.C. 2008. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Serambi. Jakarta
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Ombak. Yogyakarta
Scott, James C. 1993. Perlawanan Kaum Tani. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta
Soepomo, Imam. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Penerbitan Djambatan. Jakarta