• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret,"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Media Pembelajaran

Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkret, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan dengan hal-hal yang bersifat kompleks dan berada dibalik realitas.

Karena itu, media memiliki andil untuk menjelaskan hal-hal yang tersembunyi.

Ketidakjelasan atau kerumitan proses pembelajaran dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Bahkan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili kekurangan guru dalam mengkomunikasikan materi pelajaran (Fathurrohman, 2001 : 91).

Proses belajar mengajar dengan menggunakan media pengajaran sebagai alat bantu tentu mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan proses belajar mengajar tanpa menggunakan alat bantu apapun. Adapun keuntungan penggunaan media pembelajaran menurut Arsyad, (2004 : 26) adalah sebagai berikut:

1) Media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pengajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih

(2)

langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

3) Media pengajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.

Berdasarkan teori di atas Hisyam dkk (2010:143) bahwa media pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang membantu merangsang siswa dalam memahami proses dan tujuan pembelajaran. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran media dianggapenting. Lebih lanjut Mohammad (2012:93) menambahkan bahwa pemilihan media pembelajaran merupakan salah satu cara belajar yang mengandung unsur belajar yang terdapat dalam konteks pembelajaran bermakna penemuan (discovery) karena alasan tersebut media memilih media pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan belajar merupakan ciri-ciri dari pada inisiatif guru yang kreatif.

Dari beberapa penjelasan di atas mengenai media pembelajaran sama halnya dengan teori yang diemukakan Rosdiani (2012:71) menurutnya bahwa media pembelajaran merupakan segala bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah dan benar dan tidak terjadinya verbalisme.

(3)

2.1.2 Hakikat Pembelajaran

Menurut Surya, (2003:67) bahwa pembelajaran sebagai suatu proses bagaimana peniruan yang sebaik-baiknya sehingga bersesuaian dengan keadaan dan tujuannya. Lebih lanjut Sukintaka, (2004:55) mendefinisikan bahwa pembelajaran mengandung pengertian bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Dengan demikian peranan dari pada metode dalam rangkaian sistem pembelajaran sangatlah penting. Untuk itu secara epistemologi dapat di simpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara sistematis yang dapat digunakan untuk pelaksanaan strategi belajar mengajar, sehingga dalam rangka menjalankan metode mengajar yang tepat untuk digunakan, hendaknya seorang guru memvariasikan berbagai metode pembelajaran, kemudian memilih serta menetapkan salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan kepada siswa.

2.2 Hakikat Modifikasi

Menurut Kuntjoro (2002:18) bahwa modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan kepada gambaran dan pengayaan perbendaharaan gerak agar sukses dalam mengembangkan keterampilannya. Selanjutnya Cholik dan Lutan (1996) memberikan definisi bahwa modifikasi sebenarnya hanyalah istilah, modifikasi bukan model, bukan metode, tetapi mengacu pada berbagai keterampilan

(4)

yang didisain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan serta pengayaan perbendaharaan gerak, agar suskses dalam mengembangkan keterampilannya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa modifikasi sangatlah penting untuk diterapkan di sekolah dasar, dalam hal ini untuk meningkatkan perbendaharaan gerak dari siswa, serta lebih memudahkan guru khususnya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam menjalankan proses belajar mengajar. Di samping itu dengan modifikasi kejenuhan siswa dalam menerima aktivitas fisik yang diberikan oleh gurunya sedikit demi sedikit dapat terminimalisir dan tanpa diragukan lagi proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan akan berjalan sebagaimana mestinya yang diharapkan seorang guru.

2.3 Cara Memegang Lembing

Terampil atau tidak terampilnya seorang pelempar khususnya pada lempar lembing biasanya ditentukan oleh cara memegang, pengambilan awan serta cara melemparkan lembing yang dipengaruhi oleh kekuatan otot lengan, pada lempar lembing cara memegang, pengambilan awalan serta melemparkan lembing berbeda dengan teknik lemparan ataupun tolakkan yang digunakan pada lempar cakram, tolak peluru dan juga lempar/lontar martil.

Dalam nomor lempar lembing pada cabang olahraga atletik, jenis pegangan dapat dibagi atas tiga yaitu :

(1) Cara Amerika dilakukan dengan memegang lembing pada belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari

(5)

menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari lain turut melingkar di badan lembing dengan longgar.

(2) Kemudian untuk cara Finlandia adalah lembing dipegang pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar.

(3) Pegangan cara menjepit (tang) dan jari tengah menjepit lembing tepat dibelakang tempat pegangan (bulatan).

Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukakan Syarifuddin, (1992:86) bahwa cara memegang lembing yang umum digunakan ada dua macam, yaitu:

(6)

tangan dengan ujung atau mata lembingnya menunjuk ke badan, kemudian ibu jari dan telunjuk memegang pangkal lilitan tali lembing yang kuat atau erat, agar dapat mendorong leming pada waktu akan dilemparkan. Sedangkan jari-jari yang lainnya membantu memegang dan menutupi lilitan teli lembing dengan lemas.

Selanjutnya pada pegangan dengan ibujari dan jari tengah sama halnya pada cara memegang yang pertama, hanya saja perbedaannya terletak pada cara-cara tertentu seperti halnya yang mmegang pangkal tali lembing adalah ibu jari dan jari tengah, sedangkan jari-jari lainnya sama seperti di atas.

1.4 Cara Membawa Lembing

Yang dimaksud membawa lembing adalah pada sikap permulaan sampai melakukan lari. Cara membawa lembing ada tiga macam yaitu :

1. Tangan yang membawa lembing lurus ke belakang seolah ke bawah lebih dipegang di samping badan segaris dan menempel pada lengan, ujung lembing di samping dada.

Cara membawa dibawah

2. Tangan yang membawa lembing dilipat +90o. Lebih dipegang setinggi telinga dan dapat di atas bahu. Pada saat posisi ini mata lembing dapat mengarah ke bagian atas atau Seseorang bawah dapat seseorang mendatar sehingga seorang atletik dapat memegang lembing dengan sempurna.

(7)

3. Seperti cara kedua, tetapi sikap tangan yang membawa tinggi lagi, posisi lembing ada di atas kepala.

2.5 Pembelajaran Lempar Di Sekolah Dasar

Lempar merupakan salah satu komponen dalam atletik. Lempar bagi siswa sekolah dasar, menjadi bagian ketarmpilan gerak dasar yang dilakukan dengan anggota badannya, keterampilan itu biasa disebut dengan keterampilan manipulatif. Dalam upaya membina dan mengembangkan kemampuan tersebut, guru perlu merancang proses pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa agar mereka lebih giat mempelajarinya.

Rancangan proses pembelajaran yang akan lebih mudah menarik siswa dalam mempelajarinya yakni melalui penyajian tugas gerak lempar dengan cara bermain. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Saputra (2002:84) bahwa

(8)

cara bermain dalam lempar akan menciptakan prasyarat keterampilan yang menguntungkan bagi keterampilan gerak dominan.

Di samping itu dalam membelajarkan siswa tentang teknik dasar lempar, guru alangkah baiknya menggunakan alat-alat yang dimodifikasi sebagai pengganti alat yang sebenarnya, alat-alat yang dimaksudkan kiranya mudah diperoleh serta tidak membebani siswa dalam menggunakan alat tersebut.

Diantara alat-alat yang dapat digunakan pada teknik dasar lempar yaitu bola voli, bola kasti ataupun ban bekas.

Menurut Widya (2004:122) bahwa alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran lempar antara lain: (a) bola tenis bekas 20-40 buah, (b) bola plastik 20 buah ukuran sedang, (c) bola jumi/boljum 20-40 buah, (d) bola berekor/bolkor 20-40 buah, (e) bola kertas/bolket 40-60 buah, (f) bangku Swedia 4-6 buah, (g) kotak yang terbuat dari kertas tebal/kardus 10-20 kardus, (h) dua buah tiang lompat tinggi, (i) tali 4-6 meter, (j) ring.lingkaran dari plastik 10 buah (ban sepeda bekas)

Olehnya itu pada pembelajaran lempar di sekolah dasar yang perlu diperhatikan bukan jarak dari hasil lemparan, melainkan teknik dasar melempar yang sebenarnya, khususnya pada lempar lembing yaitu mulai dari cara memegang sampai dengan cara melemparkannya.

2.6 Indikator Kinerja

Yang menjadi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu: apabila keterampilan dasar melempar lembing melalui media pembelajaran yang

(9)

dimodifikasi pada siswa kelas V SDN 02 Bonepantai Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan minimal 75%.

2.7 Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu: melalui media pembelajaran yang dimodifikasi maka keterampilan dasar lempar lembing pada siswa Kelas V SDN 02 Bonepantai Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango dapat ditingkatkan.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Walaupun disudutkan secara tidak langsung oleh pihak lain, akan tetapi dengan kebesaran hati dan tidak terlepas dari rasa persatuan kebangsaan Muhammadiyah tetap

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Selain itu, untuk mengetahui kenaikan muka air laut di perairan PPP Sadeng berdasarkan data multi satelit altimetri maka menggunakan data satelit altimetri yang telah dikelompokan

Penelitian yang berkaitan dengan segmentasi pemilik hewan peliharaan dengan dimensi dari human-pet relationship sebagai variabel inti dan perilaku konsumsi yang dipengaruhi

Berdasarkan pemikiran di atas, maka pada tahun 2015 Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usian Dini, Nonformal dan Informal (BP-PAUDNI) Regional IV telah mengalokasikan anggaran

Masing-masing rencana aksi mitigasi emisi GRK akan dilaksanakan oleh masing-masing lembaga/instansi yang terkait seperti yang dijabarkan pada Bab III dan Bab V. Sementara,

Dengan demikian, motivasi berprestasi siswa perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPA mengingat pembelajaran IPA banyak melibatkan predisposisi untuk merespon