• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 14 TAHUN 1987 (14/1987) TENTANG USAHA PENGINAPAN REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY) NOMOR : 14 TAHUN 1987 (14/1987) TENTANG USAHA PENGINAPAN REMAJA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR : 2 TAHUN 1988 SERI : B ═════════════════════════════════════════════════════════════════

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERDA DIY)

NOMOR : 14 TAHUN 1987 (14/1987)

TENTANG USAHA PENGINAPAN REMAJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian Usaha Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I, disebutkan urusan Penginapan Remaja merupakan salah satu urusan yang diserahkan kepada Daerah Tingkat I;

b. bahwa sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 telah ditetapkan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.75/PW.304/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Penginapan Remaja;

c. bahwa Penginapan Remaja sebagai salah satu sarana pembinaan remaja agar dapat berjalan dengan tertib dan teratur perlu pengaturan dan pembinaan;

d. bahwa atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Usaha Penginapan Remaja. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang

Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah;

2. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta jo Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun 1959;

3. Undang-undang Nomor 12 Drt Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah jo Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 1969 tentang Penertiban pungutan-pungutan Daerah;

4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagaian Urusan Pemerintahan dalam bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I jo Surat Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan Menteri Dalam Negeri Nomor : KM,.292/HK.205/Phb-79, 208 Tahun 1979 tentang

(2)

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan sebagian urusan Pemerintahan dalam bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I;

5. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.75/PW.304/MPPT-85 tentang Peraturan Usaha Penginapan Remaja;

6. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta .

Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA TENTANG USAHA PENGINAPAN REMAJA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:

a. Gubernur adalah Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta; b. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta;

c. Dinas Pariwisata adalah Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

d. Penginapan Remaja adalah suatu usaha yang tidak bertujuan komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu bangunan yang khusus disediakan untuk memperoleh pelayanan penginapan dan pelayanan-pelayanan lain;

e. Pengusaha Penginapan Remaja adalah orang atau badan hukum yang memiliki usaha Penginapan Remaja;

f. Pimpinan Penginapan Remaja adalah Pengusaha Penginapan Remaja atau orang lain yang ditunjuk yang memimpin sehari-hari dan bertanggung jawab atas pengelolaan Penginapan Remaja;

g. Tamu Penginapan Remaja adalah setiap remaja, pelajar dan mahasiswa yang menginap di Penginapan Remaja dengan membayar; h. Remaja adalah mereka yang berusia antara 10 - 15 tahun baik

yang masih dalam pendidikan maupun tidak;

i. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan sementara yang diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah kepada Badan Usaha atau badan perorangan untuk dapat membangun Penginapan Remaja;

j. Izin Usaha adalah izin yang diberikan oleh Gubernur untuk mengusahakan Penginapan Remaja;

k. Izin Mendirikan Bangunan adalah izin yang diberikan oleh Kepala Daerah Tingkat II untuk mendirikan bangunan.

(3)

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dan tujuan dikeluarkannya Peraturan Daerah ini adalah untuk :

a. Membina, mengatur, mengawasi dan mengendalikan usaha Penginapan Remaja di Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

b. Meningkatkan lapangan usaha Penginapan Remaja dalam rangka pelayanan umum.

BAB III

BENTUK USAHA DAN PERMODALAN

Pasal 3

(1) Usaha Penginapan Remaja dapat berbentuk badan hukum/badan usaha atau usaha perorangan.

(2) Modal usaha Penginapan Remaja dimiliki oleh warga negara Indonesia.

BAB IV

PERSYARATAN PENGUSAHAAN

Pasal 4

(1) Pengusaha Penginapan Remaja pada pokoknya menyediakan fasilitas penginapan bagi remaja, pelajar dan mahasiswa.

(2) Pengusahaan Penginapan Remaja lebih diarahkan kepada pengembangan wisata remaja dalam rangka pembinaan remaja dan tidak bertujuan komersial atau mementingkan laba.

(3) Pengusahaan Penginapan Remaja harus memenuhi persyaratan-persyaratan seperti tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.

Pasal 5

Pengusaha/Pimpinan Penginapan Remaja berkewajiban untuk :

a. Memberi perlindungan dan menjaga keamanan kepada tamu Penginapan Remaja;

b. Mengadakan Tata Buku Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Mencegah penggunaan Penginapan Remaja dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban umum serta yang melanggar kesusilaan;

d. Mentaati ketentuan ketenagakerjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Melakukan upaya secara terus-menerus untuk meningkatkan mutu tenaga kerja;

f. Memelihara hygiene dan sanitasi di dalam Penginapan Remaja dan lingkungan pekarangannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(4)

yang diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh para tamu;

h. Memberikan laporan statistik setiap bulan kepada Gubernur; i. Menempatkan Surat Izin Usaha di tempat yang mudah dilihat dan

dibaca oleh para tamu.

BAB V

PERIZINAN

Pasal 6

(1) Untuk membangun dan menambah kamar Penginapan Remaja, pemohon harus memiliki persetujuan prinsip.

(2) Untuk mengusahakan Penginapan Remaja, pemohon harus memiliki izin usaha.

(3) Untuk mendapatkan persetujuan prinsip dan izin usaha, pengusaha Penginapan Remaja mengajukan permohonan kepada Gubernur.

(4) Persetujuan prinsip dan Izin Usaha tidak dapat dipindahtangankan.

(5) Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha hanya dapat diberikan kepada warganegara Indonesia dan Badan Hukum atau Badan Usaha Indonesia.

Pasal 7

(1) Persetujuan Prinsip membangun dan menambah kamar Penginapan Remaja harus digunakan dalam masa 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan dan batal karena hukum bilamana pembangunan belum dimulai dalam waktu tersebut.

(2) Pemberian Persetujuan Prinsip berpedoman kepada rencana kebutuhan kamar Penginapan Remaja dalam rangka pelayanan kepariwisataan di daerah.

(3) Persetujuan atau penolakan Persetujuan Prinsip diselesaikan dalam waktu 1 ((satu) bulan setelah permohonan diajukan.

Pasal 8

(1) Izin Usaha berlaku untuk waktu yang tidak terbatas;

(2) Persetujaun atau penolakan Permohonan Izin Usaha diselesaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah permohonan diajukan.

(3) Izin Usaha tersebut ayat (1) Pasal ini setiap tanggal 3 (tiga) tahun sekali diadakan pendaftaran ulang.

Pasal 9

Persetujuan Prinsip dan Izin Usaha dapat dicabut apabila :

a. Memperoleh persetujuan Prinsip dan Izin Usaha secara tidak sah;

b. Tidak memenuhi ketentuan-ketentuan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini.

(5)

(1) Untuk mendapatkan persetujuan prinsip, Pengusaha Penginapan Remaja mengajukan permohonan kepada Gubernur dengan disertai: a. Surat keterangan atau identitas dari pemohon.

b. Rekomendasi dari Kepala Daerah Tingkat II yang bersangkutan.

c. Gambar rencana.

d. Nomor pokok wajib pajak pemohon.

e. Salinan Akte Notaris Pendirian Badan Usaha, kecuali untuk perorangan.

(2) Untuk mendapatkan izin usaha dengan melampirkan keterangan tentang :

a. Izin Mendirikan Bangunan. b. Izin Undang-undang Gangguan. c. Nomor Pokok Wajib Pajak. d. Keterangan/Status Tanah.

e. Persetujaun Prinsip membangun Penginapan Remaja.

BAB VI

RETRIBUSI

Pasal 11

(1) Untuk memperoleh :

a. Persetujuan Prinsip membangun atau menambah kamar; b. Izin Usaha.

(2) Untuk mengajukan permohonan daftar ulang Izin Usaha dikenakan Retribusi.

Pasal 12

(1) Misalnya Retribusi Persetujuan Prinsip Membangun Penginapan Remaja Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah)

(2) Besarnya Retribusi Persetujuan Prinsip menambah kamar Penginapan Remaja Rp. 2500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) tiap kamar.

(3) Besarnya Retribusi Daftar Ualang Rp. 1.500,00 (seribu lima ratus rupiah) tiap kamar.

Pasal 13

Hasil pungutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 Peraturan Daerah di setor ke Kas Daerah melalui Bendaharawan khusus menerima selambat-lambatnya pada saat Izin Usaha diterimakan kepada pengusaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VII

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 14

(1) Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian terhadap usaha Penginapan Remaja ditugaskan kepada Dinas Pariwisata dan

(6)

Instansi lain yang terikat secara koordinasi.

(2) Kepala Dinas Pariwisata atas nama Gubernur dapat meminta laporan dalam hal-hal yang dianggap perlu kepada Pengusaha/Pimpinan Penginapan Remaja.

(3) Kepala Dinas Pariwisata atas nama Gubernur melakukan penelitian secara berkala terhadap persyaratan yang dimiliki Penginapan Remaja.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 15

(1) Barang siapa melanggar ketentuan tersebut Pasal 4 ayat (3), Pasal 5, Pasal 6 Peraturan Daerah ini dapat diancam pidana kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

(2) Bagi pengusana Penginapan Remaja yang telah mempunyai persetujuan Prinsip dan Izin Usaha akan tetapi melanggar ketentuan Pasal 5 dan 6 Peraturan Daerah ini disamping ancaman pidana tersebut ayat (1) Pasal ini, maka Persetujuan Prinsip dan Izin Usahanya dapat dicabut.

(3) Tindak Pidana tersebut ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran.

BAB IX

KETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 16

Selain oleh Pejabat Penyidik Umum, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 Peraturan Daerah ini dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17

Dalam melaksanakan tugas penyidikan para penyelidik sebagaimana dimaksud Pasal 16 Peraturtan Daerah ini berwenang:

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana.

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian serta melakukan pemeriksaan.

c. Menyuruh berhenti seseorang dan tanda pengenal diri tersangka.

d. Melakukan penyitaan benda atau surat.

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang.

f. Memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi.

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara.

h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyelidik umum memberitahukan hal tersebut kepada

(7)

penuntut umum, tersangka atau keluarganya.

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 18

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur oleh Gubernur.

Pasal 19

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua peraturan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 20

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Yogyakarta, 27 Oktober 1987 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Wakil Gubernur

Propinsi Daerah Istimewa Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta,

Ketua,

ttd. ttd.

PARWOTO PAKU ALAM VIII.

Diundangkan dalam Lembaran Disahkan oleh Menteri Dalam Daerah Propinsi Daerah Istimewa Negeri Dengan Surat Keputusan Yogyakarta Nomor : 556.234 - 436

Seri : B Tanggal : 25 Mei 1988 Nomor : 2

Tanggal : 5 Agustus 1988.

Sekretaris Wilayan/Daerah

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta , ttd.

DRS. SUPRASTOWO

---

NIP. 490008854

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR : 14 TAHUN 1987

(8)

USAHA PENGINAPAN REMAJA I. PENJELASAN UMUM :

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I, salah satu urusan yang diserahkan antara lain urusan Penginapan Remaja.

Sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1979 tersebut telah dikeluarkan Pedoman Pembinaan di Daerah demi tercapainya kesatuan tatacara pengaturan dan pembinaan urusan usaha Penginapan Remaja dengan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi Nomor KM.75/PW.304/MPPT-85 tentang Usaha Penginapan Remaja.

Pada saat ini di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dijumpai usaha-usaha Penginapan Remaja yang memiliki fasilitas pelayanan bermacam-macam yang belum memenuhi persyaratan minimal sebagaimana diatur di dalam Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tersebut, yang merupakan tolok ukur/standard persyaratan minimal fasilitas pelayanan yang harus dipenuhi oleh setiap pengusaha Penginapan Remaja.

Untuk menyelenggarakan urusan bidang Kepariwisataan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah dibentuk Dinas Pariwisata dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tatakerja Dinas Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Agar Penginapan Remaja sebagai salah satu sarana pembinaan remaja, dapat berjalan tertib dan teratur maka perlu diadakan usaha pembinaan dan pengaturan agar bisa sesuai dengan standard yang ditentukan oleh Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tersebut.

Atas dasar hal-hal tersebut diatas, perlu segera menetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tentang Usaha Penginapan Remaja.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL:

Pasal 1 huruf a s/d c : Cukup jelas.

huruf d : Tidak bertujuan Komersial adalah suatu usaha yang tidak mementingkan laba, tetapi lebih diarahkan terciptanya sarana pembinaan remaja.

huruf e s/d f : Cukup jelas.

huruf g : Bagi Tamu Penginapan Remaja yang sudah tidak mengikuti pendidikan harus ada Rekomendasi dari Dinas Pariwisata.

huruf h s/d k : Cukup jelas.

Pasal 2 huruf a : Dalam rangka membina usaha Penginapan Remaja termasuk mencegah terjadinya persaingan

(9)

tidak sehat antar Pengusaha Penginapan Remaja.

huruf b : Cukup jelas. Pasal 3 ayat (1) : Cukup jelas.

ayat (2) : Usaha Penginapan Remaja tidak dibenarkan untuk menggunakan modal asing baik sepenuhnya

Pasal 4 : Cukup jelas

Pasal 5 huruf a : perlindungan kepada tamu Penginapan Remaja ini bukan berarti melindungi tamu Penginapan Remaja

huruf b s/d g : Cukup jelas

huruf h : Yang dimaksud laporan statistik bulanan meliputi:

- lama tinggal tamu

/tingkat penghunian kamar;

- jumlah tamu;

- Propinsi asal tamu; - Kebangsaan tamu;

Pasal 6 ayat (1) s/d (3) : Cukup jelas.

ayat (4) : Apabila pemegang persetujuan prinsip dan izin usaha meninggal dunia atas kesepakatan ahli waris dapat diteruskan oleh seseorang yang ditunjuk untuk jangka waktu 1 (satu)tahun dengan persetujuan dinas pariwisata.

ayat (5) : Cukup jelas. Pasal 7 ayat (1) : Cukup jelas.

ayat (2) : di dalam pemberian persetujuan prinsip tembusannya dikirim kepada Direktur Jenderal Pariwisata.

ayat (3) : Yang dimaksud waktu 1 (satu) bulan setelah permohonan diajukan adalah setelah permohonan Izin Usaha ditertima oleh Dinas Pariwisata.

Pasal 8 ayat (1) : Yang dimaksud dengan waktu yang tidak terbatas adalah selama pemegang Izin Usaha

tetap dan tidak dipindahtangankan.

ayat (2) : Cukup jelas.

ayat (3) : Pendaftaran ulang Izin Usaha setiap 3 (tiga) tahun sekali dimaksudkan untuk pembinaan, pengawasan dan pengendalian Usaha Penginapan Remaja.

Pasal 9 s/d 12 : Cukup jelas.

(10)

diterima oleh Bendaharawan Khusus Penerima Dinas Pariwisata dan disetor ke Kas Daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 14 ayat (1) : Yang dimaksud dengan Instansi lain yang terkait antara lain:

- Kantor Wilayah Departemen P dan K;

- Kepolisian setempat;

- Kepala Wilayah Kecamatan. ayat (2) : Yang dimaksud dengan laporan

dalam Pasal ini adalah laporan selain yang diatur dalam Pasal 5 huruf h.

ayat (3) : Cukup jelas. Pasal 15 ayat (1) : Cukup jelas.

ayat (2) : Untuk menghindari sanksi pencabutan Persetujuan Prinsip dari Izin Usaha dilaksanakan, Dinas Pariwisata perlu memberikan

peringatan-peringatan dan tegoran. ayat (3) : Cukup jelas.

Pasal 16 s/d 20 : Cukup jelas.

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR : 14 TAHUN 1987

TENTANG USAHA PENGINAPAN REMAJA

Pengusahaan Penginapan Remaja harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

I. UMUM

1. Lokasi : a. Bebas dari kebisingan, bau tidak enak, debu, binatang pengerat, dan serangga.

b. Mudah dicapai oleh kendaraan bermotor roda empat (bus).

2. Bangunan : Konstruksi bangunan bersifat permanen dan memenuhi persyaratan tata bangunan.

3. Pertamanan : Mempunyai taman diluar gedung yang terpelihara dengan baik.

4. Parkir : Tersedia tempat parkir untuk kendaraan bermotor beroda empat (bus) minimal empat kendaraan.

II. RUANGAN-RUANGAN DAN PERALATAN/PERLENGKAPAN.

1. Kantor Depan : Kantor Depan dilengkapi dengan: (Front Office) a. Meja penerima tanu (counter).

(11)

b Rak tempat kunci.

c. Tempat penitipan barang berharga.

d. Tempat pembayaran (Kasir).

e. Rak arsip.

f. Tempat duduk di loby (ruang tamu).

g. Toilet umum pria dan wanita yang terpisah.

h. Peralatan/perlengkapan: 1) mesin hitung.

2) mesin ketik.

3) papan tempat menempelkan peta atau brosur dan pengumuman.

4) sistem tata suara di lobby.

5) radio televisi di lobby. 6) tersedia kios tempat

penjualan barang kebutuhan tamu

sehari-hari.

2. Ruang Serbaguna : a. Luas untuk tiap 1 (satu) orang minimal 4,0 m2.

b. Ruang pertemuan, ruang baca, ruang rekreasi.

c. Toilet pria dan wanita yang terpisah.

3. Kamar Tidur : a. Luas Kamar Tidur minimal 2,7 m2 per orang.

b. Jumlah tempat tidur susun minimal 30 buah.

c. Tiap kamar tidur minimal 6 (enam) tempat tidur susunan.

d. Ukuran tempat tidur susun minimal : 2.00 - 1,70 m

e. Kelompok kamar tidur pria dan wanita terpisah.

f. Tinggi langit-langit kamar tidur minimal 3,0 m

g. Peralatan/Perlengkapan:

1) Tempat tidur susun

lengkap dengan kasur dan bantal.

2) sprei, sarung bantal dan selimut untuk setiap tempat tidur.

3) lemari kecil dengan kunci untuk setiap tempat tidur.

4) Alat penggantung

pakaian/kapstok minimal 2 (dua) buah untuk setiap tempat tidur.

(12)

5) tempat menaruh ransel/kopor.

6) memiliki sistim

penerangan lampu/cahaya minimal 4 watt per m2.

7) keranjang tempat sampah. 8) Lampu darurat atau lilin

dan tempatnya.

9) Peralatan/pelengkap pembersih kamar tidur. 4. Kamar mandi/WC : a. Kamar mandi/WC pria dan wanita

terpisah.

b. Kamar mandi/WC masing-masing pria dan wanita minimal :

1) 1 (satu) kamar mandi untuk 4-8 orang.

2) 1 (satu) WC untuk 4-8 orang.

3) 1 (satu) urinoir untuk 6/10 orang.

c. Memiliki tata udara yang baik. d. peralatan/perlengkapan:

1) bak air mandi atau shower.

2) gayung.

3) WC duduk atau jongkok. 4) wastapel dan kaca rias.

5) alat penggantung

pakaian/handuk atau kapstok.

6) keranjang tempat sampah.

7) keset.

8) peralatan/perlengkapan pembersih kamar mandi/WC.

e. Dinding kamar mandi dilapisi bahan kedap air setinggi 2,0 m.

5. Ruang Makan : a. ruas ruang makan minimal 1,2 m2 per orang.

b. tinggi ruang makan minimal 3,0 m.

c. ruang saji (pantry). d. peralatan/perlengkapan:

1) meja kasir.

2) meja makan dan kursinya. 3) piring makan, sendok

makan dan garpu.

4) gelas, cangkir dan sendok teh/kopi.

5) poci air teh/kopi, thermos air.

6) tempat nasi, tempat sayur dan lauk pauk.

(13)

8) tempat saos dan sambal.

9) tusuk gigi.

10) alat pembuka botol. 11) peralatan/perlangkapan

pembersih ruang makan. 6. Ruang makan/Dapur: a. luas ruang dapur minimal

50% dari luas ruang makan

b. Tinggi dapur minimal 3,5 m.

c. Dinding dapur dilapisi bahan kedap air dengan tinggi minimal 50% dari tinggi dapur.

d. Cerobong asap dan tata udara yang baik.

e. Ruang pencucian

peralatan/perlengkapan dapur.

f. lantai dapur mudah

dibersihkan dan tidak licin

g. Dilengkapi dengansaluran pembuangan air dan saringan.

h. peralatan / perlengkapan:

1) kompor.

2) alat penggoreng

/wajan

3) berbagai jenis panci

4) Nampan 5) telenan. 6) pisau dapur. 7) pengocok telur. 8) kulkas. 9) lemari tempat menyimpan bahan makanan yang mudah rusak.

10) lemari tempat

menyimpan bahan makanan yang tahan lama. 11) lemari peralatan/perlengkap an makanan dan minuman. 12) rak untuk mengeringkan peralatan/perlengkap an makanan dan minuman.. 13) tempat pembuangan sampah.

(14)

14)

peralatan/perle

ngkapan pembersih ruang masak/dapur.

7. Binatu (cuci

setrika) : a. Luas ruang binatu minimal 0,5 m2 per orang.

b. Peralatan/perlengkapan: 1) alat pencuci dengan

tangan atau mesin cuci.

2) alat setrika dan

mejanya.

c. Jemuran pakaian.

8. Gudang : a. gudang umum untuk peralatan /perlengkapan.

b. gudang makan dan minuman. c. daftar investaris gudang.

9. Ruang karyawan : a. tempat ganti pakaian b. Kamar mandi/WC. c. Ruang makan.

10. Ruang Ibadat : Tersedia tempat ibadat yang bersih.

11. Instalasi dan

Sumber Energi : a. Sumber daya listrik dari PLN atau generator.

b. Sumber air bersih/air minum dari PAM atau sumber lain yang memenuhi persyaratan hygiene dan sanitasi.

c. Bahan bakar untuk keperluan masak dari minyak tanah atau gas.

d. Sistim sirkulasi udara yang baik.

e. Mempunyai sistim

pencegahan dan pemadam kebakaran yang baik.

f. Tersedia tabung pemadam kebakaran di kamar tidur,dapur,ruang

makan,gudang,ruang kantor

dan tempat-tempat penting.

g. Sistim pembuang limbah yang tidak mengganggu hygiene dan sanitasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Pemasangan instalasi listrik dan air harus memenuhi

(15)

persyaratan/peraturan

instansi pemarintah yang berlaku.

i. Ruang pemeliharaan teknik atau ruang panel mekanik/elektrikal.

12. Ruang kantor : a. Ruang kantor terdiri dari: 1) ruang pimpinan.

2) ruang staf administrasi, keuangan dan pelaksana.

3) staf pelaksana.

b. Toilet.

III. PENGELOLAAN DAN ADMINISTRASI:

1. Pengelolaan : a. Tenaga kerja terdiri dari:

1) pimpinan.

2) ruang staf administrasi dan keuangan.

3) staf pelaksana.

b. Memilih bagan organisasi pengelolaan.

c. Memiliki uraian tugas secara tertulis.

2. Administrasi : Administrasi pengelolaan:

1) Sistim pengelolaan

keuangan yang baik.

2) peralatan/perlengkapan kantor.

Yogyakarta, 27 Oktober 1987 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Wakil Gubernur

Propinsi Daerah Istimewa Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta,

Ketua,

ttd. ttd.

Referensi

Dokumen terkait

Seleksi Daerah (SELEKDA) adalah suatu proses pemilihan calon kompetitor yang akan mengikuti seleksi nasional melalui kompetisi keterampilan di tingkat provinsi

Bahwa orang-orang yang hanya menuruti jejak langkah orang lain, baik nenek moyangnya karena kebiasaan adat- istiadat dan tradisi yang diterima atau orang lain

Menurut Andriati (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Terkhusus kepada suami tercinta yang selalu memberikan perhatian, semangat serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana IAIN Raden Intan

The writer has found some phenomena that should be discussed and investigated dealing with identifying the kinds of the subject of simple and complex sentences

Hal ini tidak mendukung dari penelitian Esti Rusdiana Kurniawan, Rina Arifati dan Rita Andini (2016) yang menyatakan firm size memiliki hubungan terhadap deviden payout

Data microarray pasien leukemia dapat diolah dengan menggunakan Dekomposisi Nilai Singular sedemikian sehingga sampel yang memiliki sifat yang sama dikelompokkan dalam satu

Para ketua jurusan diberikan arahan oleh wakil kepala sekolah bagian kurikulum mengenai pelaksanaan evaluasi pembelajaran untuk menetapkan