• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIKSI (PILIHAN KATA) Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Annijat Maimunah, M. Pd.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIKSI (PILIHAN KATA) Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Annijat Maimunah, M. Pd."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Ditulis u

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Annijat Maimunah, M. Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

DIKSI (PILIHAN KATA)

Makalah Ditulis untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Annijat Maimunah, M. Pd.

Disusun oleh :

Ahmad Haris Nafi’an (16110131)

Istitoatur Rohmah (16110133)

Melisa Nadhiffatul Annisa’ (16110140)

Febbi Yusron F. (16110143)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2016/2017

ntuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pembimbing : Dra. Hj. Annijat Maimunah, M. Pd.

(16110131) (16110133) (16110140) (16110143)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... Daftar Isi ... 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 3 B. Rumusan Masalah ... 4 C. Tujuan Masalah ... 4 BAB II PEMBAHASAN A. Landasan Teori ... 5 B. Pengertian Diksi ... 6

C. Persyaratan dan Ketepatan Diksi ... 7

D. Fungsi Diksi ... 10

E. Makna Kata ... 11

F. Macam-Macam Makna ... 11

G. Pembedaan Kata Umum dan Kata Khusus ... 14

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 17

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, yakni sebagai alat komunikasi. Agar tercipta suatu komunikasi yang efektif dan efisien, menguasai bahasa indonesia dengan baik dan benar untuk menghindari kesalah pahaman saat berkomunikasi sangatlah dianjurkan. Pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.

Dalam kehidupan bermasyarakat sering dijumpai seseorang berkomunikasi dengan pihak lain tetapi pihak lawan bicara kesulitan menangkap informasi dikarenakan pemilihan kata yang kurang tepat ataupun karena salah paham. Pilihan kata atau diksi bukan hanya soal pilih-memilih kata, melainkan lebih mencakup bagaimana efek kata tersebut terhadap makna dan informasi yang ingin disampaikan.

Tidak semua orang dapat mengungkapkan perasaan atau gagasan dengan bahasa yang tepat atau baik. Ada begitu banyak kata dalam bahasa indonesia, beberapa kata memiliki makna yang sama seperti aku, sama, gue, dan lain sebagainya. Kata-kata tersebut memiliki makna yang sama namun kesan yang dimiliki sangat berbeda-beda. Tentu pemilihan kata ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi dimana ia berbicara atau sedang berbicara kepada siapa.

Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Mudah dipahami. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antar lawan bicara, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah.

Dalam makalah ini, penulis berusaha menjelaskan mengenai diksi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang terjadi saat berkomunikasi.

(4)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan diksi ?

2. Bagaimana diksi yang tepat dan tidak tepat ? 3. Apa perbedaan makna denotatif dan konotatif ? 4. Apa perbedaan kata umum dan kata khusus ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui maksud diksi

2. Untuk memahami bagaimana diksi yang tepat dan tidak tepat 3. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Landasan Teori

Pilihan kata atau diksi merupakan seleksi kata-kata untuk mengekspresikan ide atau gagasan dan perasaan. (Achmadi 1990 : 136) istilah ini bukan hanya dipergunakan untuk menyampaikan ide, pendapat, ataupun gagasan yang biasa dan selalu mengandung ketepatan makna, kesesuaian situasi serta nilai rasa yang ada pada pembaca atau pendengar. Ini diperjelas dengan pendapat lain yang mengungkapkan bahwa diksi adalah kemampuan seseorang membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikannya, dan kemampuan tersebut hendaknya disesuaikan dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan pendengar atau pembaca. (Widyamartaya (1990: 45)

Penyampaian gagasan atau ide, tentunya memerlukan kosakata yang luas dan tidak asal memasukan kosa kata. Keraf (2010:24) mengungkapkan 3 kesimpulan utama mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.

1. Pemilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang akan dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam situasi.

2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. 3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh

penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata atau kosa kata

(6)

suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa.1

Dari uraian diatas, diksi atau pilihan kata dapat disimpulkan sebagai kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis.

B. Pengertian Diksi

Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsur paling penting, baik dalam dunia karang-mengarang atau dalam dunia tutur setiap hari.

Kata yang tepat akan membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Disamping itu, pemilihan kata itu harus pula sesuai dengan situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu.2

Terdapat beberapa pengertian mengenai diksi atau pilihan kata : 1. Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat

untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.

2. Diksi berarti "pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan)”

3. Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan.

1

Gorys Keraf, “Diksi dan Gaya Bahasa”,

https://books.google.co.id/books?id=2zm9pAbUHP8C&printsec=frontcover&source=gbs_ge_sum mary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false, diakses tanggal 10 September 2016

2

Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta : CV Akademika Pressindo, 2010), hlm. 28

(7)

4. Diksi atau pilihan kata adalah upaya pemilihan kata yang benar untuk mencapai suatu makna yang tepat.3

C. Persyaratan dan Ketepatan Diksi

Dalam menyusun kalimat, pemilihan kata perlu dilakukan agar gagasan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh orang lain. Terdapat tiga syarat yang harus diperhatikan dalam pemilihan kata, yakni : 1. Ketepatan

Ketepatan pemilihan kata berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam memilih kata-kata untuk keperluan penyusunan kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan yang hendak disampaikan. Penggunaan kata secara tepat dapat menimbukan pemahaman yang sama antara pembicara (penulis) dengan pendengar (pembaca). Penggunaan kata yang tidak tepat, dapat menimbulkan kerancuan atau kekaburan makna.4

Ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam pemilihan kata untuk mencapai ketepatan pilihan kata :

a. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi. Dari kedua kata yang mempunyai makna yang mirip satu sama lain ia harus menetapkan mana yang akan dipergunakannya untuk mencapai magsudnya. Kalau hanya pengertian dasar yang diinginkannnya, ia harus memilih kata yang denotatif, kalau ia menghendaki reaksi emosional tertentu, ia harus memilih kata konotatif sesuai dengan sasaran yang akan dicapainya itu. b. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir

bersinonim. Kata-kata bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling melengkapi. Sebab itu, penulis atau pembicara harus hati-hati memilih kata dari sekian sinonim

3

Evimas Yulianti, Makalah Diksi dan Gaya Bahasa”, http://tugaskuliahtry.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-diksi-bahasa-indonesia.html, diakses pada tanggal 10 September 2016

4

M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia Keilmuwan, (Malang : UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI), 2011), hlm. 46

(8)

yang ada, untuk menyampaikan apa yang diinginkannya, sehingga tidak timbul interpretasi yang berlainan.

c. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, maka akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Kata-kata yang mirip dalam tulisannya itu misalnya : bahwa-bawah-bawa, proposisi-preposisi, korparasi-koperasi, dan sebagainya.

d. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri. Bahasa selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat. Perkembangan bahasa pertama-tama tampak dari pertambahan jumlah kata baru. Namun hal itu tidak berarti bahwa setiap orang boleh menciptakan kata baru seenaknya. Kata baru biasanya muncul untuk pertama kali karna dipakai oleh orang-orang terkenal atau pengarang terkenal. Bila anggota masyarakat lainnya menerima kata itu, maka lama-kelamaan kata itu akan menjadi milik masyarakat. Neologisme atau kata baru atau penggunaan sebuah kata lama dengan makna dan fungsi yang baru termasuk dalam kelompok ini.

e. Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut. Perhatikan penggunaan : idiom-idiomatic, progres-progresif, kultur-kultural, dan sebagainya.

f. Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.

Pasangan yang tepat Pasangan yang tidak tepat antara...dengan... antara....dan....

tidak...melainkan... tidak...tetapi.... baik...ataupun... baik....maupun... bukan...tetapi... bukan....melainkan....

(9)

g. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis : ingat akan bukan ingat terhadap; berharap, berharap akan, mengharapkan bukan mengharap akan; berbahaya, berbahaya bagi, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi sesuatu; takut akan, menakuti sesuatu (lokatif).

h. Untuk menjamin ketepatan diksi, penulis atau pembicara harus membedakan kata umum dan kata khusus. Kata umum digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau ide yang umum, sedangkan kata khusus digunakan untuk seluk beluknya atau perinciannya. Kata khusus lebih tepat menggambarkan sesuatu dari pada kata umum.

i. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.

j. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.5 Contoh :

1) Saya pergi sama teman-teman.(tidak tepat) 2) Saya pergi bersama teman-teman.(tepat) 3) Saya pergi dengan teman-teman.(tepat)

2. Kecermatan

Kecermatan dalam pemilihan kata berhubungan dengan kemampuan seseorang memilih kata-kata yang memang benar-benar diperlukan untuk kepentingan pengungkapan gagasan, pikiran, dan perasaan tertentu.

Contoh :

a. Makan adalah merupakan kebutuhan utama setiap manusia. (tidak tepat)

b. Makan merupakan kebutuhan utama setiap manusia. (tepat)

5

Evimas Yulianti, Makalah Diksi dan Gaya Bahasa”, http://tugaskuliahtry.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-diksi-bahasa-indonesia.html, diakses pada tanggal 10 September 2016

(10)

c. Makan adalah kebutuhan utama setiap manusia. (tepat)

3. Keserasian

Keserasian dalam pemilihan kata berhubungan dengan kemampuan seseorang menggunakan kata yang sesuai dengan konteks (sesuai) pemakaiannya, yakni kesesuaiannya dengan kebiasaan penggunaan kelompok kata tertentu. Adapaun maksud situasi disini adalah kelaziman penggunaan kata tertentu yang sesuai dengan sistem nilai masyarakat yang berlaku.6

Contoh penggunaan kata besar, akbar, dan raya : a. Dia bertubuh besar.

b. Hari ini adapengajian akbar di kampus UIN Malang. c. Rumah saya tepat di pinggir jalan raya.

D. Fungsi Diksi

Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :

1. Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal 2. Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat

3. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar 4. Mencegah perbedaan penafsiran

5. Mencagah salah pemahaman

6. Mengefektifkan pencapaian target komunikasi7

6

M. Zubad Nurul Yaqin, Bahasa Indonesia Keilmuwan, (Malang : UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI), 2011), hlm. 47

7

Evimas Yulianti, Makalah Diksi dan Gaya Bahasa”, http://tugaskuliahtry.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-diksi-bahasa-indonesia.html, diakses pada tanggal 10 September 2016

(11)

E. Makna Kata

Kata sebagai bentuk dari perbendaharaan kata sebuah bahasa mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi makna.

Bentuk atau ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan pancaindra, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat. Sebaliknya, segi makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena ransangan aspek bentuk.

Contoh :

Ketika ada orang berteriak “maling !” timbul reaksi dalam pikiran kita bahwa “ada seseorang yang berusaha mencuri barang orang lain”. Jadi bentuk dan ekspresinya adalah kata maling yang diucapkan orang tadi, sedangkan makna atau isi adalah “reaksi yang timbul pada orang yang mendengar”.

F. Macam-Macam Makna

Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna denotatif, makna konotatif, makna lektikal dan makna gramatikal.

1. Makna Denotatif

Kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan (makna yang sesuai dengan apa adanya) disebut dengan makna denotatif. Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti : makna denotasional, makna kongnitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial atau makna proposisional. Disebut makna denotasial, referensial, konseptual dan ideasional, karna makna itu menunjuk (danote) kepada suatu referen. Disebut makna kongnitif, karna makna itu bertalian dengan kesadaran atau pengetahuan; stimulus (dari pihak pembicara) dan respon (dari pihak pendengar) menyangkut hal-hal yang dapat dicerap pancaindra (kesadaran) dan rasio manusia. Dan makna ini disebut juga makna proposional karna ia bertalian dengan informasi-informasi atau

(12)

pernyataan-pernyataan yang bersifat faktual. Makna ini, yang diacu dengan bermacam-macam nama, adalah makna yang paling dasar pada suatu kata. Makna denotatif ini bersifat umum.

Contoh :

a. Tangan kanan ikhsan terkilir.

b. Rudi menjual kambing hitam miliknya.

c. Ia naik tangga untuk memperbaiki genteng rumah yang bocor.

2. Makna Konotatif

Makna kata yang mengandung arti tambahan , perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang umum dinamakan makna konotatif atau konotasi. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar di pihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama. Makna konotatif ini bersifat pribadi dan khusus.

Contoh:

a. Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan perang. (gugur : meninggal dunia)

b. Ia tak pantang menyerah meski banyak aral melintang. (aral melintang : rintangan, hambatan)

c. Mempunyai harta berlimpah tak membuat Heru besar kepala. (besar kepala : sombong)

d. Kenaikan harga bahan pokok membuat usaha Reza gulung tikar. (gulung tikar : bangkrut)

e. Para TNI turun tangan dalam percarian korban tragedi kecelakaan pesawat. (turun tangan : ikut membantu)

(13)

Makna Denotatif Makna Konotatif Makna yang sesuai dengan makna asli. Maknanya kiasan. tidak menimbulkan penafsiran ganda

bagi pembaca.

sering kali membingungkan para pembaca dalam menemukan makna. seringkali dijumpai dalam penulisan

karya ilmiah.

sangat sering dijumpai dalam karya sastra, misalnya puisi, cerpen, dan lain sebagainya.

Table Perbandingan Makna Konotatif dan Denotatif

3. Makna Leksikal

Makna Leksikal adalah makna yang bersifat leksikon. Adalah makna kata yang terdapat dalam leksikal (kamus). Makna leksikal bersifat umum atau lugas artinya makna kata yang tidak dipengaruhi oleh bentuk lain. Makna leksikal merupakan gambaran nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan kata tersebut. Sebuah kata yang memiliki makna leksikal sudah jelas bahwa tanpa konteks pun memiliki referen atau makna langsung (Chaer, 2013: 59). 8

Contoh :

a. Jatuh : Nina jatuh dari sepeda.

b. Bahasa : Hari ini kami belajar Bahasa Indonesia.

4. Makna Gramatikal

Makna gramatikal ialah makna yang timbul akibat peristiwa tata bahasa, yaitu proses melekatnya bentuk kata (morfem) yang satu dengan bentuk yang lain atau makna yang hadir sebagai akibat dari proses gramatika seperti afiksasi, reduplikasi, dan komposisi. Bentuk (morfem) / ber / , / me-l / secara lepas atau berdiri sendiri belum memiliki makna.

8

Ilmu bahasa, “Makna Leksikal dan Makna Gramatikal,

(14)

Morfem tersebut memiliki makna setelah bergabung dengan bentuk lain, peristiwa ini disebut proses morfologi.9

Contoh :

a. Rumah sakit : rumah yang digunakan untuk mengobati orang sakit. b. Kata Sapu (alat pembersih ruangan) menjadi sapu-sapu (banyak sapu)

G. Pembedaan Kata Umum dan Kata Khusus

Untuk mencapai ketepatan pengertian yang lebih baik memilih kata khusus daripada kata umum harus dibedakan dari kata denotatif dan konotatif. Kata konotatif dibedakan dari kata berdasarkan maknanya, yaitu apakah ada makna tambahan atau nilai rasa yang ada pada sebuah kata. Kata umum dan kata khusus dibedakan berdasarkan luas dan tidaknya cakupan makna yang dikandungnya. Bila sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya maka kata itu disebut kata umum. Bila ia mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret maka kata-kata itu disebut kata khusus.

Dengan demikian semakin khusus sebuah kata atau istilah, semakin dekat titik persamaan atau pertemuan yang dapat dicapai antara penulis dan pembaca, sebaliknya semakin umum sebuah istilah, semakin jauh pula titik pertemuan antara penulis dan pembaca. Sebuah istilah atau kata yang umum dapat mencakup sejumlah istilah yang khusus. Dalam ilmu semantik, kata umum yang mencakup sejumlah istilah khusus ini disebut superordinal, sedangkan istilah-istilah khusus yang dicakupnya disebut hiponim.

1. Kata umum adalah kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat umum dan luas. Bidang dan obyek yang dicakup oleh kata umum itu luas dan tidak secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang atau obyek tertentu. Jenis kata umum tidak memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya.Sebagai akibatnya, kata umum kurang memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca masih samar.

9

(15)

2. Kata Khusus adalah kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat spesifik dan sempit dan yang merujuk kepada pengertian kongkret dan tertentu. Bidang, ruang lingkup, dan obyek yang dicakup oleh kata khusus itu sempit dan dia secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang, ruang lingkup, atau obyek yang sempit, di samping juga hanya meliputi aspek tertentu saja.Jenis kata khusus memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata khusus memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca tidak samar.

Hubungan antara kata umum kata khusus itu bersifat relatif. Maksudnya, suatu kata tertentu bisa merupakan kata khusus dari kata lain yang lebih umum; dan kata yang lebih umum itu bisa menjadi kata khusus untuk kata lainnya lagi. Relativitas kata umum dan kata khusus ini menciptakan gradasi kata.10

Sangat Umum Kurang Umum Lebih Khusus Sangat Khusus

Tumbuh-tumbuhan Pohon Pohon asam Pohon asam dibelakang rumah

Penjahat Pencuri Pencopet Orang yang mencopet

dompet saya

Kendaraan Mobil Sedan Mobil sedan milik Pak Ali

Olahragawan Pemain bola Gelandang Ali

Binatang Anjing Herder Nero

Contoh Kata Umum dan Kata Khusus

10

Evimas Yulianti, Makalah Diksi dan Gaya Bahasa”, http://tugaskuliahtry.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-diksi-bahasa-indonesia.html, diakses pada tanggal 10 September 2016

(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Diksi atau pilihan kata adalah kemampuan seseorang dalam memilih kata untuk mencapai penyampaian yang tepat dalam berbicara atau menulis, sehingga tidak menimbulkan makna yang tidak dikehendaki pembicara atau penulis. Pemahaman diksi dengan baik dan benar dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman saat berkomunikasi, karena pemilihan kata yang tepat merupakan sarana pendukung dan penentu keberhasilan dalam berkomunikasi.

2. Dalam pemilihan kata terdapat berbagai syarat yang harus dicapai agar diksi menjadi baik dan tepat, diantaranya yaitu :

a. Ketepatan meliputi :

1) Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.

2) Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.

3) Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya. 4) Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.

5) Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.

6) Membedakan pemakaian kata penghubung yang berpasangan secara tepat.

7) Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis.

8) Membedakan kata umum dan kata khusus. 9) Memperhatikan perubahan makna yang terjadi. 10) Memperhatikan kelangsungan pilihan kata. b. Kecermatan

c. Keserasian

3. Makna Denotatif adalah kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan (makna yang sesuai dengan apa adanya). Makna ini disebut juga dengan makna denotasional, makna kognitif,

(17)

makna konseptual, dan makna ideasional. Sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar.

4. Kata umum adalah kata-kata yang pemakaian serta maknanya bersifat umum dan luas. Sedangkan kata khusus adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya bersifat sempit serta merujuk pada pengertian kongkret dan tertentu.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal., Tasai, S. Amran (2010). Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta : CV Akademika Pressindo

Evimas Yulianti, Makalah Diksi dan Gaya Bahasa”, http://tugaskuliahtry.blogspot.co.id/2015/05/contoh-makalah-diksi-bahasa-indonesia.html

Gorys Keraf, “Diksi dan Gaya Bahasa”,

https://books.google.co.id/books?id=2zm9pAbUHP8C&printsec=frontcover &source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepage&q&f=false

Ilmu bahasa, “Makna Leksikal dan Makna Gramatikal,

”http://www.ilmubahasa.net/2015/01/makna-leksikal-dan-makna-gramatikal.html#ixzz4KYm09qUv

Nurul Yaqin, M. Zubad. 2011. Bahasa Indonesia Keilmuwan. Malang : UIN-MALIKI PRESS (Anggota IKAPI)

Gambar

Table Perbandingan Makna Konotatif dan Denotatif

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan smartphone terhadap aktivitas belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 3 Palu, maka dalam

Total debit air yang masuk ke sumuran 2 sebesar 79.673,6 m 3 /hari dengan penambahan 1 pompa yang sama dan peningkatan operating speed yaitu 1800 rpm maka debit yang

• Provide an understanding of CMOS technology sufficient to enhance circuit design. • Characterize passive components compatible with

Permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang pada bab pertama menjadi landasan dilakukannya penelitian ini. Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL ELEKTRONIK INTERAKTIF TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA PELATIHAN DI BLTKLN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan tabel pengukuran kinerja kegiatan, menurut Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Pasuruan dapat diketahui bahwa kinerja badan lingkungan hidup kabupaten

pada media hanya 10% yang mampu hidup sehingga informasi dasar mengenai sebaran, struktur komunitas dan kekerabatan antar bakteri masih sangat kurang dapat

Resin adalah salah satu bahan dasar yang digunakan dalam industri pembuatan kapal konstruksi Fibre Reinforced Plastic (FRP). Katalis adalah material yang memiliki fungsi yang