• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. Oleh :"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Oleh :

Intan Novitasari Prataya, Nedin Badruzzaman, Saur Tampubolon Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan

ABSTRAK

Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas, dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Make a Match.

Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gunung Geulis 01 Bogor sebanyak 32 siswa dengan komposisi 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai 70 sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai 80,9, artinya terjadi peningkatan/perbaikan hasil belajar siswa. begitu pula hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada motivasi, kerjasama, keaktifan, dan perhatian siswa dengan memperoleh nilai pada siklus I yaitu 67,5%, 75%, 75%, dan 62,5%, sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai 77,5% untuk motivasi, 75% untuk kerjasama dan keaktifan serta perhatian siswa.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV di Sekolah Dasar Negeri Gunung Geulis 01 Kabupaten Bogor. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi, kerjasama, keaktifan, dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match, IPA

(2)

2 ABSTRACT

Intan Novitasari Pataya, This research approach to action research, commissioned jointly and two cycles. The main objective of this study was to determine the improvement in outcome study subjects of Natural Sciences Fourth grade students through the implementation of cooperative learning model Make a Match.

The subjects were teachers and students of class IV Elementary School Gunung Geulis 01 Bogor total of 32 students with a composition of 18 male students and 14 female students. The experiment was conducted in the second semester of academic year 2012/2013.

The results showed that the average value of learning outcomes in the first cycle while scoring 70 in the second cycle to obtain the value of 80.9, meaning that an increase/improvement of student learning outcomes. as well as the observation of the students showed an increase in motivation, cooperation, active, and caring students scored in the first cycle is 67.5%, 75%, 75%, and 62.5%, while in the second cycle to obtain the value of 77, 5% for the motivation, 75% for cooperation and activity as well as the students' attention.

This study concluded that the implementation of cooperative learning model Make a Match can improve outcomes study subjects of Natural Sciences Fourth grade students at Gunung Geulis Elementary School District 01 Bogor. In addition, the application of this learning model can improve motivation, cooperation, activity, and attention in the learning process.

Keywords: Cooperative Model Make a Match, Natural Science

PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern yang mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik berpikir logis, analitis, sistematis,

kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama.

Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang kompetitif.

Kebiasaan guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA hanya menggunakan metode ceramah yang monoton sehingga membuat pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang efektif. Guru juga biasanya tidak

menggunakan model

pembelajaran yang menarik

(3)

3 sehingga konsep IPA kurang bisa dipahami oleh siswa. Selain itu faktor guru kurang menguasai materi pelajaran IPA membuat peserta didik semakin tidak memahami konsep IPA. Masalah- masalah tersebut saling berhubungan sehingga dapat mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dalam proses pembelajaran dan hasil belajarnya rendah. Hal ini didukung dengan adanya bukti dari hasil evaluasi pembelajaran IPA tiap semester maupun ujian akhir sering di bawah standar mata pelajaran lain. Hasil tes awal dari jumlah sebanyak 32 siswa, yang mencapai KKM diatas 65 yaitu 60% sementara di bawah KKM yaitu 40%.

Hal yang menjadi tantangan guru dalam mengatasi masalah tersebut adalah bagaimana agar siswa dapat belajar dengan efektif sehingga mampu berperan

secara aktif dalam

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya untuk bisa

memahami, mengerti,

merencanakan, mengamati, melaksanakan,

mengkomunikasikan hasil dan lain sebagaianya. Hal itu perlu adanya strategi guru dalam proses belajar mengajar yaitu melalui penerapan model yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif make a match. Model ini merupakan model belajar mencari pasangan dari soal dan jawaban yang

diberikan kepada setiap siswa.

Kelebihan dari model ini yaitu suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran, kerjasama sesama siswa terwujud dengan dinamis, siswa mencari pasangan (kartu pembelajaran) sambil belajar, munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh anak didik. Model pembelajaran yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi

pembelajaran bertujuan untuk menjembatani ilmu pengetahuan

pembelajaran yang

menyenangkan.

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai Peningkatkan Hasil Belajar Dengan Menerapkan Model Pembelajaraan Kooperatif Make A Match Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SDN Gunung Geulis 01.

Beberapa ahli

mengungkapkan teori mengenai hasil belajar, di antaranya yaitu Menurut Dimyati dan Mudjiono (1990: 250-251), hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru.

Kemudian Hamalik (2006: 23)

mengemukakan bahwa hasil

belajar adalah bila seseorang

telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada

(4)

4 orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Pendapat serupa disampaikan Abdurrahman (2009: 38) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama- lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

Untuk mencapai hasil belajar yang efektif maka diperlukan penerapan model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2009: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

Kemudian Slavin dalam Isjoni (2009: 15), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen.

Anita Lie (2008: 55) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif make a match atau mencari pasangan

dikembangkan oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang

menyenangkan. Model

pembelajaran ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik. Dari uraian di atas maka dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif make a match adalah mencari pasangan antara kelompok soal dengan kelompok jawaban sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana belajar yang menyenangkan.

Mata pelajaran yang diteliti adalah ilmu pengetahuan alam.

Wahyana dalam Trianto (2010:

136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Kemudian Budi Wahyono,dkk

(2008: 59) mengemukakan

bahwa Simbiosis adalah

hubungan yang khas antara

makhluk hidup yang hidup

bersama-sama. Simbiosis

bertujuan sebagai usaha makhluk

hidup untuk bertahan hidup di

lingkungannya. Dari uraian di

atas dapat disintesiskan bahwa

Simbiosis adalah hubungan yang

khas antara makhluk hidup yang

hidup bersama-sama. Simbiosis

bertujuan sebagai usaha makhluk

(5)

5 hidup untuk bertahan hidup di lingkungannya. Adapun jenis- jenis simbiosis dibagi menjadi tiga yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis komensalisme, dan simbiosis parasitisme.

METODE PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif make a match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam tentang hubungan antar makhluk hidup dan sebagai pengembangan pembelajaran ilmu pengetahuan alam Sekolah Dasar Negeri Gunung Geulis 01 Kecamatan Sukaraja kelas IV semester I tahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gunung Geulis 01 Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor pada semester I tahun pelajaran 2012/2013, yaitu pada bulan September 2012.

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gunung Geulis 01 dengan jumlah siswa 32 orang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Desain Penelitian

Gambar 1

Bagan Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988) Refleksi Awal adalah kegiatan mengulang atau memberikan tes untuk mengetahui dan mendapatkan data awal sebelum penelitian.

Perencanaan Tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah diuji kelayakan masalah yang akan diteliti, kemudian direncanakan tindakan selanjutnya.

Pelaksanaan tindakan yaitu kegiatan melaksanakan apa yang sudah direncakanan dibantu oleh tim kolaborator sebagai observer dan penilai proses pembelajaran di kelas. Kemudian observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Refleksi adalah kegiatan mengulas dan mengulang materi yang baru saja dipelajari.

Berdasarkan hasil refleksi,

kolaborator dan guru

menyimpulkan apakah tindakan

yang dilakukan sudah dapat

mencapai keberhasilan dari

seluruh indikator yang ditentukan

atau belum.

(6)

6 TEMUAN PENELITIAN

Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.

1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal (Pra Siklus)

Tabel 1

Ketuntasan Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus)

N o

Keterang an

Frekuen si

Persenta se 1. Tuntas 4 12,5%

2. Belum

Tuntas 28 87,5%

Jumlah 32 100%

Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar ada 4 orang atau 12,5%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 28 orang atau 87,5%.

2. Deskripsi Data Siklus I Tabel 2

Ketuntasan Hasil Belajar siklus I Pertemuan Kedua

N o

Keterang an

Frekuen si

Persenta se

1. Tuntas 25 78%

2. Belum

Tuntas 7 22%

Jumlah 32 100%

Dari tabel 2 dapat diketahui dari 32 siswa terdapat 25 siswa atau 78% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 7 siswa atau sebanyak 22%.

3. Deskripsi Data Siklus II Tabel 3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II N

o

Keteran gan

Freku ensi

Persent ase 1. Tuntas 30 93,75%

2. Belum

Tuntas 2 6,25%

Jumlah 32 100%

Tabel 3 menjelaskan bahwa dari 32 siswa terdapat 30 siswa atau 93,75% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 65.

Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak siswa atau 6,25%.

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

Aspek yang diteliti

Siklus

Kate gori

Ma kna

Keter angan I II

Penilai an Pelaks anaan Pembel ajaran

80, 84

84, 65 A

Sa nga t Bai k

Menin gkat

Observ asi peruba han perilak u siswa

74, 6

78,

43 B Bai

k

Menin gkat

Tes Hasil Belajar

70 80,

9 B Bai

k

Menin gkat

Berdasarkan tabel 4, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut:

(7)

7 Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai 80,84 dengan kategori baik, observasi perilaku siswa mencapai nilai rata-rata 74,6 dengan kategori baik, nilai rata- rata tes hasil belajar 70 dan telah mencapai ketuntasan. Akan tetapi, hasil belajar siklus I secara klasikal belum tuntas mencapai indikator penelitian minimal dari jumlah siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.

Setelah dilakukan analisis dan diskusi dengan tim kolaborator, peneliti mendapatkan masukan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan terutama pada penguasaan kelas, dan pengelolaan waktu harus lebih diperhatikan. Selain itu, suara guru harus lebih keras sehingga seluruh siswa dapat mendengar perintah yang diberikan oleh guru. Setelah mendapatkan masukan ketika diskusi maka peneliti membuat rencana perbaikan pada siklus II.

Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain; peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu pada siklus I mendapat nilai 80,84 dengan kategori baik meningkat menjadi 84,65 dengan kategori sangat baik pada siklus II. Nilai rata-rata observasi perilaku siswa (keaktifan, kerjasama, dan motivasi) pada siklus I yaitu 74,6 meningkat menjadi 78,43 dengan kategori baik. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 70

menjadi 80,9. Dari persentase ketuntasan belajar siswa 78%

meningkat menjadi 93,25% dan telah tuntas mencapai indikator penelitian secara klasikal 75%.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif make a match dapat meningkatkan hasil belajar, kualitas pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan perubahan perilaku siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam tentang hubungan antar makhluk hidup, di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Gunung Geulis 01 Kabupaten Bogor pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003.

Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Dimyanti dan Mujiono. 1990.

Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Suprijono, Agus. 2009.

Cooperative Learning Teori

dan Aplikasi PAIKEM.

(8)

8 Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR.

Trianto, 2010. Model Pembelajaran Terpadu.

Jakarta : Bumi Aksara.

Wahyono, Budi. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

BIODATA PENULIS

Intan Novitasari Pataya, lahir di Bogor tanggal 01 november tahun 1990, agama islam anak pertama dari pasangan bapak Yadi Harmiadi dan ibu Fatima. Tinggal di Jalan Jembatan Hitam RT 02/10 No.22 Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja Bogor.

Pendidikan formal yang ditempuh

diantaranya RA. Uswatun

Hasanah tahun 1995-

1996,Sekolah Dasar Negeri

Cijujung 01 tahun 1996-2002,

SMP Negeri 8 Bogor tahun 2002-

2005, SMA Negeri 8 Bogor tahun

2005-2008, kemudian tahun 2008

melanjutkan S1 Pendidikan Guru

Sekolah Dasar di Universitas

Pakuan Bogor, sejak tahun 2008.

Referensi

Dokumen terkait

The xpath attribute specifies the XML element/value from the given XML Document where the ref value specifies the mapping. Summary of change:  Enhances parameterization of

1 KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Tujuan pemberian imunisasi pada anak diharapkan akan memberikan fungsi serta manfaatnya dalam hal untuk melindungi bayi yang kadar imunitas tubuhnya masih sangat rentan

1.Persepsi Seni Murid boleh menjelaskan melalui perbincangan dan menggalurkan tentang :.

KESOPANAN DAN KESUSILAAN.. Pendidikan di Malaysia adalah suatu usaha berterusan ke arah lebih memperkembangkan potensi individu secara menyeluruh dan bersepadu untuk melahirkan

Telah dilakukan penelitian tentang uji daya hambat tanaman akar kucing yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun akar kucing (Acalypha indica L

Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat adalah untuk barang yang

Adanya globalisasi ini kemudian merubah ruang lingkup dari perdagangan serta bisnis dari internasional itu sendiri dimana awalnya firma tradisional yang