• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 5 Padang tentang perbedaan hasil belajar peserta didik menggunakan metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz dibandingkan dengan metode konvensional pada mata pelajaran PAI, yang terdiri dari hasil penelitian dan pembahasan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kelas X di SMAN 5 Padang pada dua kelas sampel yaitu kelas X IPA 2 dengan jumalh peserta didik sebanyak 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X IPA 4 dengan jumlah peserta didik sebanyak 30 orang sebagai kelas kontrol. Data hasil belajar PAI peserta didik diperoleh setelah diberikan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal tes yang sama.

1. Gambaran pre test hasil belajar metode Tim Kuiz pada mata pelajaran PAI di kelas X SMAN 5 Padang.

Pre test kelas eksperimen dilakukan di kelas X IPA 2 pada tanggal 4 April 2017, yang mana soal yang diberikan terkait dengan sub pembahasan materi tentang substansi dakwah Rasulullah SAW di kota Madinah. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan berbentuk objektif sebanyak 40 item pertanyaan, yang mana materi tersebut belum diajarkan oleh Guru.

51

(2)

Untuk mendapatkan gambaran pre test pada kelas eksperimen yaitu kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang, dilakukan dengan tes. Agar dapat mengklasifikasikan hasil belajar di SMAN 5 Padang, terlebih dahulu dicari nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh pada pre test tersebut.

Kemudian untuk menetapkan skala interval dilakukan dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah. Hasil pengurangan ditambah satu. Selanjutnya hasil yang diperoleh dibagi empat yaitu sebanyak jalur skala yang dibutuhkan.1

Nilai tertinggi – Nilai terendah + 1 = 85 – 50 + 1 = 36 = 9 4 4 4

Berdasarkan teknik tersebut diperoleh skala interval sebagai berikut:

77-85 : Sangat Tinggi 68-76 : Tinggi

59-67 : Rendah

<58 : Sangat Rendah

Untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil pre test kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.1. sedangkan untuk mendapatkan jumlah presentase dilakukan dengan cara membagi frekuensi yang sedang dicari frekuensinya dengan jumlah frekuensi atau banyaknya individu dan dikali seratus.

1 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: ALFABETA, 2010), h. 36-37

(3)

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pre Test Kelas Eksperimen

Klasifikasi Interval Frekuensi

Persentase

Sangat Tinggi 77-85 9 30%

Tinggi 68-76 10 33.34%

Rendah 59-67 7 23.33%

Sangat Rendah <58 4 13.33%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.1 diatas diperoleh subjek yang terdiri atas kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Jumlah peserta didik yang memiliki kategori hasil pre test sangat tinggi, dan tinggi masing-masing berjumlah 9 orang dan 10 orang atau sebesar (30%) dan (33,34%). Sementara itu, peserta didik yang memiliki kategori hasil pre test rendah berjumlah 7 (23,33%). Kemudian peserta didik yang memiliki hasil pre test sangat rendah berjumlah 4 orang (13,33%). Bila dilakukan penjumlahan nilai, diperoleh mean sebesar 70,083.

Hasil ini jika diklasifikasi dengan hasil pre test kelas eksperimen, dapat dikatakan bahwa gambaran hasil pre test kelas X IPA 2 pada mata

(4)

pelajaran PAI SMAN 5 Padang, rata-rata tinggi yaitu berkisar pada interval 68-76. .

Dengan demikian dapat disimpulkan, rata-rata gambaran pre test hasil belajar kelas eksperimen mata pelajaran PAI di kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang berada pada ketegori tinggi. Untuk lebih mudah membandingkan distribusi tersebut, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Tabel 4.2

Histogram Pre Test Hasil Belajar Kelas Eksperimen Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang

2. Gambaran pre test hasil belajar kelas kontrol pada mata pelajaran PAI di kelas X IPA 4 SMAN 5 Padang.

Pre test kelas kontrol dilakukan di kelas X IPA 4 pada tanggal 4 April 2017, yang mana soal yang diberikan terkait dengan sub pembahasan materi tentang substansi dakwah Rasulullah SAW di kota

0 2 4 6 8 10 12

<58 59-67 68-76 77-85

Column1 persentase frekuensi

(5)

Madinah. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan berbentuk objektif sebanyak 40 item pertanyaan, yang mana materi tersebut belum diajarkan oleh Guru.

Untuk mendapatkan gambaran pre test pada kelas kontrol yaitu kelas X IPA 4 di SMAN 5 Padang, dilakukan dengan tes. Agar dapat mengklasifikasikan hasil belajar di SMAN 5 Padang, terlebih dahulu dicari nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh pada pre test tersebut.

Kemudian untuk menetapkan skala interval dilakukan dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah. Hasil pengurangan ditambah satu. Selanjutnya hasil yang diperoleh dibagi empat yaitu sebanyak jalur skala yang dibutuhkan.

Nilai tertinggi – Nilai terendah + 1 = 85 – 50 + 1 = 36 = 9 4 4 4 Berdasarkan teknik tersebut diperoleh skala interval sebagai berikut:

77-85 : Sangat Tinggi 68-76 : Tinggi

59-67 : Rendah

<58 : Sangat Rendah

Untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil pre test kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.3. Sedangkan untuk mendapatkan jumlah presentasi dilakukan dengan cara membagi frekuensi yang sedang

(6)

dicari frekuensinya dengan jumlah frekuensi atau banyaknya individu dan dikali seratus.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Pre Test Kelas Kontrol Klasifikasi Interval Frekuensi

Persentase

Sangat Tinggi 77-85 6 20%

Tinggi 68-76 9 30%

Rendah 59-67 8 26,70%

Sangat Rendah <58 7 23,30%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3 diatas diperoleh subjek yang terdiri atas kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Jumlah peserta didik yang memiliki kategori hasil pre test sangat tinggi, dan tinggi masing-masing berjumlah 6 orang dan 9 orang atau sebesar 20%) dan (30%). Sementara itu, peserta didik yang memiliki kategori hasil pre test rendah berjumlah 8 (26,70%). Kemudian peserta didik yang memiliki hasil pre test sangat rendah berjumlah 7 orang (23,30%). Bila dilakukan penjumlahan nilai, diperoleh mean sebesar 67,833.

(7)

Hasil ini jika diklasifikasi dengan hasil pre test kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa gambaran hasil pre test kelas X IPA 4 pada mata pelajaran PAI di SMAN 5 Padang, rata-rata rendah yaitu berkisar pada interval 59-67.

Dengan demikian dapat disimpulkan, rata-rata gambaran pre test hasil belajar metode konvensional pada mata pelajaran PAI di kelas X IPA 4 SMAN 5 Padang berada pada ketegori rendah. Untuk lebih mudah membandingkan distribusi tersebut, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Tabel 4.4

Histogram Pre Test Hasil Belajar Metode Konvensional Pada Mata Pelajaran PAI di Kelas X IPA 4 SMAN 5 Padang

3. Gambaran post test hasil belajar metode Eksperimen pada mata pelajaran PAI di kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

<58 59-67 68-76 77-85

Column1 frekuensi

(8)

Post test di kelas eksperimen dilakukan pada tanggal 2 Mei 2017 di kelas X IPA 2, yang mana post test diberikan setelah berlangsungnya proses pembelajaran terkait materi tentang substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah. Penulis memberikan lembaran soal yang berbentuk objektif sebanyak 40 item pertanyaan. Soal yang diberikan sama dengan soal yang telah diberikan sebelum diadakannya pembelajaran.

Untuk mendapatkan gambaran post test dengan metode eksperimen kelas X di SMAN 5 Padang, dilakukan dengan tes akhir. Agar dapat mengklasifikasikan hasil belajar di SMAN 5 Padang, terlebih dahulu dicari nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh pada post test tersebut.

Kemudian untuk menetapkan skala interval dilakukan dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah. Hasil pengurangan ditambah satu. Selanjutnya hasil yang diperoleh dibagi empat yaitu sebanyak jalur skala yang dibutuhkan.

Nilai tertinggi – Nilai terendah + 1 = 95 – 60 + 1 = 36 = 9 4 4 4 Berdasarkan teknik tersebut diperoleh skala interval sebagai berikut:

87-95 : Sangat Tinggi

78-86 : Tinggi

69-77 : Rendah

(9)

<68: Sangat Rendah

Untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil post test kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5. Sedangkan untuk mendapatkan jumlah presentase dilakukan dengan cara membagi frekuensi yang sedang dicari frekuensinya dengan jumlah frekuensi atau banyaknya individu dan dikali seratus.

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Post Test Kelas Eksperimen Klasifikasi Interval Frekuensi

Persentase

Sangat Tinggi 87-95 12 40%

Tinggi 78-86 11 36.70%

Rendah 69-77 4 13.30%

Sangat Rendah <68 3 10%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.5 diatas diperoleh subjek yang terdiri atas kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Jumlah peserta didik yang memiliki kategori hasil post test sangat tinggi, dan tinggi masing-masing berjumlah 12 orang dan 11 orang atau sebesar (40%) dan (36,70%). Sementara itu, peserta didik

(10)

yang memiliki kategori hasil post test rendah berjumlah 4 (13,30%).

Kemudian peserta didik yang memiliki hasil post test sangat rendah berjumlah 3 orang (10%). Bila dilakukan penjumlahan nilai, diperoleh mean sebesar 83,083.

Hasil ini jika diklasifikasi dengan hasil pos test kelas eksperimen, dapat dikatakan bahwa gambaran hasil post test kelas X IPA 2 pada mata pelajaran PAI di SMAN 5 Padang, rata-rata tinggi yaitu berkisar pada interval 87-95.

Dengan demikian dapat disimpulkan, rata-rata gambaran post test hasil belajar metode Tim Kuiz pada mata pelajaran PAI di kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang berada pada ketegori 87-95. Untuk lebih mudah membandingkan distribusi tersebut, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

(11)

Tabel 4.6

Histogram Post Test Hasil Belajar Metode Tim Kuiz Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang

4. Gambaran post test hasil belajar metode Konvensional pada mata pelajaran PAI di kelas X IPA 4 SMAN 5 Padang

Post test di kelas kontrol dilakukan pada tanggal 2 Mei 2017 di kelas X IPA 4, yang mana post test diberikan setelah berlangsungnya proses pembelajaran terkait materi tentang substansi dakwah Rasulullah SAW di Madinah. Penulis memberikan lembaran soal yang berbentuk objektif sebanyak 40 item pertanyaan. Soal yang diberikan sama dengan soal yang telah diberikan sebelum diadakannya pembelajaran.

Untuk mendapatkan gambaran post test dengan metode Konvensional kelas X di SMAN 5 Padang, dilakukan dengan tes akhir.

Agar dapat mengklasifikasikan hasil belajar di SMAN 5 Padang, terlebih dahulu dicari nilai tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh pada post test tersebut.

0 2 4 6 8 10 12 14

<68 69-77 78-86 87-95

Column1 persentase frekuensi

(12)

Kemudian untuk menetapkan skala interval dilakukan dengan mengurangi nilai tertinggi dan nilai terendah. Hasil pengurangan ditambah satu. Selanjutnya hasil yang diperoleh dibagi empat yaitu sebanyak jalur skala yang dibutuhkan.

Nilai tertinggi – Nilai terendah + 1 = 90 – 55 + 1 = 36 = 9 4 4 4

Berdasarkan teknik tersebut diperoleh skala interval sebagai berikut:

82-90 : Sangat Tinggi

73-81 : Tinggi

64-72 : Rendah

< 63 : Sangat Rendah

Untuk mengetahui distribusi frekuensi hasil post test kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.7 sedangkan untuk mendapatkan jumlah presentase dilakukan dengan cara membagi frekuensi yang sedang dicari frekuensinya dengan jumlah frekuensi atau banyaknya individu dan dikali seratus.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Post Test Kelas Kontrol Klasifikasi Interval Frekuensi

(13)

Persentase

Sangat Tinggi 82-90 8 26,70%

Tinggi 73-81 9 30%,

Rendah 64-72 5 16,60%

Sangat Rendah < 63 8 26,70%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.7 diatas diperoleh subjek yang terdiri atas kategori sangat tinggi, tinggi, rendah, sangat rendah. Jumlah peserta didik yang memiliki kategori hasil post test sangat tinggi, dan tinggi masing-masing berjumlah 8 orang dan 9 orang atau sebesar (26,70%) dan (30%). Sementara itu, peserta didik yang memiliki kategori hasil post test rendah berjumlah 5 (16,60%). Kemudian peserta didik yang memiliki hasil post test sangat rendah berjumlah 8 orang (26,70%). Bila dilakukan penjumlahan nilai, diperoleh mean sebesar 72,33.

Hasil ini jika diklasifikasi dengan hasil post test kelas kontrol, dapat dikatakan bahwa gambaran hasil post test kelas X IPA 4 pada mata pelajaran PAI di SMAN 5 Padang, rata-rata rendah yaitu berkisar pada interval 64-72.

(14)

Dengan demikian dapat disimpulkan, rata-rata gambaran post test hasil belajar metode konvensional pada mata pelajaran PAI di kelas X IPA 4 SMAN 5 Padang berada pada ketegori rendah. Untuk lebih mudah membandingkan distribusi tersebut, dapat digambarkan dalam histogram berikut ini:

Tabel 4.8

Histogram Post Test Hasil Belajar Metode Konvensional Pada Mata Pelajaran PAI Di Kelas X IPA 4 SMAN 5 Padang

5. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik mengunakan metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz dengan hasil belajar dengan metode Konvensional pada mata pelajaran PAI dikelas X SMAN 5 Padang

Berdasarkan uji hipotesis atau hasil analisis diperoleh 𝛼 = 0,05 dalam uji dua sisi maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar metode Tim Kuiz dengan metode Konvensional.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

< 63 64-72 73-81 82-90

Column1 persentase frekuensi

(15)

Untuk melihat kesimpulan tentang data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik pada kedua kelas sampel, dilakukan analisis statistik. Sebelum dilakukan analisis data perlu dilakukan uji asumsi data, yaitu:

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini bertujuan untuk melihat apakah kedua kelompok data berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas ini menggunakan SPSS versi 16 dengan cara one sample kolmogorov smirnov test.

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, maka didapatkan:

Tabel 4.9 Test of Normality

Kelas

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Hasil Belaj ar

kelas eksperimen

.178 30 .016 .914 30 .019

kelas kontrol .160 30 .050 .919 30 .026

a. Lilliefors Significance Correction

Dari data diatas dapat diketahui bahwa data kelas sampel tersebut berdistribusi normal karena signifikan 𝛼 lebih besar dari ( >) dari 0.05 yaitu 0,016 > 0,05 artinya dalam uji dua sisi berarti data normal.

(16)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dilakukan untuk melihat apakah kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.

Tabel 4.10

Test of Homogeneity of Variance

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1,686 1 58 ,199

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kedua kelompok kelas tersebut memiliki varians yang homogen yaitu dengan nilai signifikan 0,199 > 0,05. Dalam uji dua sisi berarti data homogen. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa data posttest kelas Eksperimen dan Kontrol memiliki data yang homogen.

3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan analisis data dengan SPSS maka dapat dideskripsikan melalui tabel berikut:

Tabel 4.11

Group Statistics

Kelas N Mean

Std.

Deviation

Std. Error Mean

Hasil Belajar

Kelas Eksperimen

30 83.0833 9.73093 1.77662

Kelas Kontrol 30 72.3333 11.35124 2.07244

(17)

Berdasarkan tabel diatas, Perolehan rata-rata pada kelas eksperimen adalah 83,083. Nilai maksimum hasil tes yang diperoleh oleh kelas eksperimen adalah 95 dan nilai minimum 60. Sedangkan Perolehan rata- rata pada kelas kontrol adalah 72,33. Nilai maksimum hasil tes yang diperoleh oleh kelas kontrol adalah 90 dan nilai minimum 55. Berarti rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Setelah itu dilakukan analisis perbedaan dengan uji anova melalui bantuan SPSS versi 16, sebagaimana hasil yang terdapat pada tabel berikut:

Tabel 4.12

Hasil Analisis Kelas Kontrol dan Eksperimen Anova

Hasil_Belajar

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1728.067 1 1728.067 15.471 .000

Within Groups 6478.533 58 111.699

Total 8206.600 59

Berdasarkan uji anova dengan SPSS atau hasil analisis diperoleh 𝑠𝑖𝑔 𝛼 yaitu 0,00 lebih kecil dari 0,025 dalam uji 2 sisi maka dapat diambil kesimpulan bahwa ( 0,00< 0,05). Hal ini berarti 𝐻0 yang berbunyi tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz dengan metode konvensional ditolak dan 𝐻𝑎 diterima.

Artinya terdapat perbedaan hasil belajar antara metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz dengan metode konvensional.

(18)

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PAI peserta didik dengan Penerapan Metode pembelajaran aktif tipe tim kuiz lebih baik dari pada hasil belajar PAI peserta didik yang menggunakan metode konvensional.

Hal ini dapat di lihat berdasarkan histogram berikut ini:

Tabel 4.13

Histogram Hasil Analisis

Pre Test Kontrol dan Eksperimen serta Post Test Kontrol dan Eksperimen

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data diperoleh bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Perbedaan ini disebabkan karena perlakuan yang diberikan berbeda. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran menggunakan metode tim kuiz Sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan menggunakan Metode konvensional.

Pembelajaran melalui metode tim kuiz merupakan salah satu cara membelajarkan peserta didik supaya aktif dan ikut berpartisipatif dalam proses

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Column1 Column2 mean

(19)

belajar karena pembelajaran tidak hanya terpaku kepada pendidik saja, pendidik hanya sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa juga dilatih untuk aktif dalam hal bertanya dan menjawab pertanyaan pada saat kuis kelompok. Cara ini merupakan salah satu cara yang cukup efektif dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode tim kuiz tersebut, peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok/ tim dan setiap tim secara bergiliran menjadi pemandu kuis. Tim pemandu kuis bertugas mengajukan setiap pertanyaan yang mereka persiapkan sebelumnya kepada tim yang lain ( tim peserta kuis). Pertanyaan kuis berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi yang baru saja dipelajari. Tim yang lain menjawab soal yang diajukan oleh tim pemandu kuis dengan batas waktu yang telah ditentukan. Masing- masing siswa dalam tim diharapkan saling membantu dan bekerjasama untuk memperjuangkan timnya. Pembelajaran aktif tipe kuis tim ini diharapkan dapat membantu siswa agar lebih menguasai pelajaran yang baru dipelajari, membantu siswa lebih bersemangat dan menyenangi pembelajaran PAI.

Dalam hal ini, siswa dapat belajar dengan memfungsikan pendengaran dan pemikiran untuk berkosentrasi, cermat dan cepat menangkap pertanyaan dari kelompok penanya, supaya dapat mengumpulkan point yang tinggi dan memenangkan kuiz tersebut.

Melalui metode tim kuiz akan lebih berkesan dan menarik bagi siswa dan diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar PAI nantinya. Kelas yang diterapkan pembelajaran metode tim kuiz lebih baik dari kelas yang

(20)

menerapkan metode konvensional, hal ini disebabkan karena pada saat menerapkan metode tim kuiz dalam pembelajaran PAI mampu menjadikan peserta didik bekerja sama dalam memperjuangkan tim nya supaya memperoleh point tertinggi, karena peserta didik ditugaskan untuk berpartisipasi aktif dalam kelompoknya sehingga mereka tidak merasa bosan dalam belajar.

Apabila ditinjau dari tes akhir, diperoleh bahwa hasil belajar PAI peserta didik kelas eksperimen dengan menerapkan Metode Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuiz lebih baik dari pada hasil belajar PAI peserta didik yang menerapkan pembelajaran melalui metode Konvensional. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Rata-rata pada kelas eksperimen adalah 83,083 sedangkan kelas kontrol 72,33 dan nilai tertinggi kelas eksperimen adalah 95 sedangkan pada kelas kontrol 90, serta nilai terendah kelas eksperimen adalah 60 dan nilai terendah pada kelas kontrol 55.

Pada kelas eksperimen jumlah peserta didik yang mencapai KKM mata pelajaran PAI sebanyak 25 peserta didik dengan persentase ketuntasan 83%.

Sedangkan pada kelas kontrol sebanyak 17 peserta didik dengan persentase ketuntasan 57%. Sehingga dapat terlihat bahwa hasil belajar PAI peserta didik kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar PAI peserta didik kelas kontrol.

Hasil penelitian yang dilakukan di kelas X IPA 2 SMAN 5 Padang, terlihat bahwa penerapan Metode Pembelajaran Akti Tipe Tim Kuiz mampu

(21)

meningkatkan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil penilaian pada aspek kognitif, terlihat bahwa hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen ada peningkatan.

Berbeda halnya dengan kelas kontrol, penulis menerangkan materi pelajaran dengan berceramah, melakukan tanya jawab terhadap materi terkait, terkadang meminta siswa untuk membaca materi tersebut yang ada dalam buku, kemudian meminta peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran, namun tidak beberapa peserta didik yang bisa menyimpulkan pembelajaran tersebut.

Berdasarkan penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan Metode pembelajaran aktif tipe Tim Kuiz memberikan pengaruh terhadap hasil belajar peserta didik kelas X di SMAN 5 Padang.

Referensi

Dokumen terkait

(20) Diisi nomor urut dari Buku Rekening Barang Kena Cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol dalam angka.. (21) Diisi kantor yang mengawasi pengusaha pabrik minuman yang

Namun perbedaan antara kedua suku bangsa pernah menimbulkan konflik besar, dan setelah konflik itu selesai sampai saat ini antara suku bangsa Nias dan suku bangsa Minangkabau

Hal ini didasarkan pada proposisi bahwa transformasi hunian dilakukan untuk menyesuaikan kondisi hunian terhadap kebutuhan keluarga yang bersifat dinamis (senantiasa

Dari hasil pre tes yang diperoleh dalam siklus III ini, hanya ada beberapa siswa yang belum tuntas dalam kata lain nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan Caregiver Self-efficacy dengan

Perbedaan dari ketiga video profile tersebut dengan Perancangan Video Profil sebagai Media Informasi Pada Lorin Solo Hotel adalah dilihat dari konsep video dengan

Lelang Pengadaan Alat Peraga, Buku Pengayaan/Referensi dan Sarana Multi Media di Dinas Pendidikan Kota Madiun Tahun Anggaran 2007 mengindikasikan adanya kerjasama antara PT

Sehingga berdasarkan syarat kestabilan sistem permainan maka titik ekuilibrium Nash dapat diperoleh dari titik potong kedua hiperbola pada daerah yang memenuhi