• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berb

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendahuluan Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berb"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

CONTROL ANALYSIS OF WHEAT FLOUR WITH RAW

MATERIALS ECONOMIC METHOD ORDER QUANTITY (EOQ) IN BUSINESS MAKING BREAD JOKO.

Pungky Suharjo

Undergraduate Program, Economy Faculty, 2010 Gunadarma University

http://www.gunadarma.ac.id

Keywords: Control Analysis, Wheat, Bread

ABSTRACT

Every company, especially industrial companies, need different kinds of goods for industrial

purposes. In general, the company experienced dilemmas and problems in the procurement

of supplies in his company. Companies must be able to minimize production costs without

compromising quality possible with products to maintain viability of the company. The

purpose of the analysis of raw material control is to know how big a company to allocate

funds for supplies and using the calculations which enable companies to reduce operational

costs, so that the known method which can reduce the cost incurred by the company whether

the company or with the method of calculation results from control analysis of raw materials

which can be concluded that the calculation method Economical Order Quantity (EOQ) is

much more efficient than the calculation from the business of making bread Joko. This is

because the total cost paid by firms when using the EOQ method is smaller than by using the

calculation of the company.

(2)

Pendahuluan

Setiap perusahaan, apalagi perusahaan industri, memerlukan berbagai

jenis barang untuk keperluan industrinya. Barang-barang ini dapat berbentuk bahan baku, bahan penolong, atau barang-barang lain yang digunakan untuk memelihara peralatan dan fasilitas, maupun yang digunakan untuk

pelaksanaan operasinya. Pada umumnya, perusahaan mengalami dilema dan masalah dalam pengadaan persediaan di perusahaannya. Permasalahan utama yang dihadapi oleh perusahaan dalam mengendalikan persediaan adalah seberapa besar perusahaan mengalokasikan dananya untuk

persediaan. Jumlah persediaan yang cukup besar dalam suatu perusahaan akan menghindarkan perusahaan dari resiko kekurangan bahan atau barang, sehingga proses produksi dalam perusahaan tidak akan terhambat. Tetapi di lain pihak pengadaan persediaan dalam jumlah besar memerlukan biaya

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma yang cukup besar pula. Perusahaan harus mampu menekan biaya produksi

seminimal mungkin dengan tanpa mengurangi kualitas produk agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian persediaan agar persediaan yang ada menjadi optimal.Salah satu cara menekan biaya produksi dengan menekan total biaya persediaan bahan baku menjadi seminimum mungkin, baik dalam biaya pesanan, penyimpanan, kehilangan, maupun kerusakan bahan baku.

Usaha pembuatan roti Joko adalah salah satu usaha yang yang

bergerak dalam bidang industri pembuatan roti yang bahan baku utamanya adalah tepung terigu. Sifat produksi dari usaha ini adalah manufacturing.

Permasalahan yang dihadapi oleh usaha ini adalah bagaimana melakukan perencanaan produksi dan pengendalian persediaan bahan baku agar proses

produksi berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kemacetan produksi.

Metode Penelitian

1. Metode EOQ ( Ekonomical Order Quantity)

Pengertian Economical Order Quantity (EOQ) menurut Kamus

Ekonomi, Uang, dan Bank adalah ukuran yang meminimalisasi jumlah biaya pesan (ordering costs) dan biaya simpan (carrying costs).

Berikut ini adalah pengertian/ definisi Economical Order Quantity (EOQ) :

1. EOQ merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian.

2. Economical Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang

yang diperoleh dengan biaya yang minimal, atau sering dikatakan

sebagai jumlah pembelian yang optimal.

(3)

Dari pengertian dapat dijelaskan secara lebih luas bahwa

Economical Order Quantity (EOQ) adalah jumlah kuantitas barang yang diperoleh dengan biaya yang minimal untuk mendapatkan pembelian yang paling ekonomis pada setiap kali pesan.

Besarnya EOQ dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

EOQ = √2 xRxS P x I

Dimana :

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma R = Requirement of raw material, atau jumlah bahan baku yang

dibutuhkan selama satu periode.

S = Set up cost, atau biaya pesanan setiap kali pemesanan P = Price, atau harga bahan baku per satuan

I = Inventory, atau biaya penyampanan yang umumnya dinyatakan dalam persentase dari nilai rata-rata persediaan.

14

2. Safety Stock (SS)

Ketidakpastian dalam pemakaian bahan baku akan dapat

mengakibatkan kekurangan persediaan (out of stock). Dari keadaan tersebut perlu menetapkan adanya persediaan bersih (safety stock) untuk menjamin kelancaran proses produksi akibat adanya out of stock

tersebut. Pengertian Safety Stock (SS) atau persediaan pengaman menurut Kamus Ekonomi,Uang dan Bank adalah persediaanpersediaan tambahan yang bisa ditarik, apabila masa yang paling aktual

(actual lead times) dan/tingkat penggunaannya lebih besar dari yang diharapkan.

Besarnya Safety Stock (SS) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

SS = Pemakaian bahan baku dalam 1 hari X Frekuensi pembelian 1 th 3. Re Order Point (ROP)

Pengertian Re Order Point (ROP) menurut Kamus Ekonomi, Uang dan Bank adalah suatu titik dimana pemesanan kembali pemesanan melengkapi/mengisi persediaan.

Sedangkan Re Order Point (ROP) menurut Prof.Dr.Bambang

Riyanto ”Dasar-dasar pembelanjaan perusahaan”,2003 adalah saat atau

titik dimana harus diadakan pesanan lagi sedemikian rupa sehingga

kedatangan atau penerimaan material yang dipesan itu adalah tepat pada

waktu dimana persediaan diatas safety stock sama dengan nol. Dengan

(4)

demikian diharapkan datangnya material yang dipesan itu tidak akan melewati waktu sehingga akan melanggar safety stock.

Besarnya Re Order Point (ROP) dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ROP = d x L + SS

Dimana : d = tingkat kebutuhan / unit waktu L = waktu tenggang (lead time)

SS = safety stock

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

Pembahasan

Data perusahaan selama tahun 2009 adalah sebagai berikut : 1. Pemakaian bahan baku dalam sehari adalah 150 kg / hari 2. Harga bahan baku tepung terigu per kg adalah Rp 6000 / kg

3. Biaya pesan yang terdiri dari biaya pengiriman sebesar Rp 60.000 dan upah tukang angkut sebesar Rp 20.000 setiap kali pesan

4. Biaya listrik pabrik sebasar 4.000 watt adalah Rp 2.000.000/bulan 5. Perusahaan bekerja selama 346 hari

6. Perusahaan melakukan pemesanan 20 hari sekali sebanyak 3.000 kg

Perhitungan menurut perusahaan :

Pembelian bahan baku tepung terigu yang digunakan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :

Perusahaan membeli bahan baku tepung terigu 20 hari sekali sebanyak 3000 kg dengan perhitungannya adalah 60 karung x 50 kg = 3000 kg Jadi perhitungan menurut perusahaan untuk sekali pemesanan adalah:

Inventory rata-rata = 3000 kg x Rp 6000 = Rp 18.000.000 Total Biaya :

Biaya pesan setahun pemesanan ( Rp 80.000 x 17) = Rp 1.360.000 Biaya penyimpanan setahun = Rp 900.000 *

Rp 2.260.000

*Rp 300 x 3000 kg = Rp 900.000

A. Metode EOQ

1) Pemakaian bahan baku tepung terigu selama tahun 2009 (D) adalah : Pemakaian bahan baku tepung terigu sebesar 150 kg/hari dan usaha pembuatan roti Joko bekerja selama 346 hari.

Jadi, pemakaian bahan baku selama 1 tahun adalah :

150 kg x 346 hari = 51.900 kg / tahun.

(5)

2) Biaya pesan setiap kali pesan (S) adalah sebagai berikut : - Biaya pengiriman = Rp 60.000

- Upah = Rp 20.000 Rp 80.000

3) Perhitungan nilai inventory untuk perhitungan EOQ adalah : Pemakaian bahan baku 1 tahun x Harga bahan baku / kg = 51900 x Rp 6000 = Rp 311.400.000

4) Nilai Rata-rata Inventory : Rp 311.400.000 = 155.700.000

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma 5) Biaya penyimpanan per unit/tahun (H) adalah sebagai berikut :

Diketahui % biaya simpan per unit adalah 5 % per tahun (h) dan harga tepung terigu Rp 6.000/kg (c).

Jadi, biaya penyimpanan per unit per tahun (H) adalah H = h x c

= 5% x Rp 6.000

= Rp 300/kg/tahun 18

Dari data-data tersebut, perhitungan terhadap bahan baku tepung terigu untuk tahun 2009 dapat dilihat seperti dibawah ini :

EOQ = _ 2 x SxD H

= _ 2 x 80.000 x 51.900 300

= 5261,17 kg

Dimana : D = Kebutuhan / tahun S = Biaya pesan / pesanan H = Biaya simpan/ unit/ tahun h = % biaya simpan

c = harga barang/ unit

Jadi untuk pemesanan bahan baku tepung terigu setiap kali pesan sebanyak 5261,17 kg.

B. Perhitungan Frekuensi Pembelian dalam 1 tahun

Pembelian yang paling ekonomis untuk tahun 2009 adalah pembelian bahan baku tepung terigu sebanyak 5261,17 kg setiap kali pesan. Yang berarti bahwa pemakaian bahan baku tepung terigu selama tahun 2009 sebanyak 51.900 kg akan dipenuhi dengan 10x pesanan yaitu

5216,17kg. Pada jumlah inilah tercapai biaya pembelian yang paling minimal. Perhitungannya sebagai berikut :

51.900 kg = 9,86 dibulatkan menjadi 10x

5261,17 kg

(6)

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

C. Perhitungan Safety Stock dan Lead Time (L)

SS = Pemakaian bahan baku 1 hari x frek. Pembelian 1 th

= 150 kg x 10

= 1500 kg

Jadi, Safety Stock adalah 1500 kg maka perusahaan memesan kembali ketika bahan baku tepung terigu yang ada sebanyak 1500 kg.

D. Perhitungan ROP

Untuk mengetahui efisiensinya terhadap berapa kali pemesanan yang dilakukan dalam 1 tahun sehingga dapat mengendalikan biaya

pemesanan dan biaya simpan yang dikeluarkan maka terlebih dahulu ditentukan kapan perusahaan melakukan pemesanan kembali atau reorder point.

Diketahui dalam 1 tahun terdapat 346 hari kerja dan melakukan pemesanan diperlukan waktu 5 hari.

Diketahui pula besarnya EOQ adalah 5261,17 kg dengan pemakaian

bahan baku tepung terigu/tahun sebesar 52.900 kg dan melakukan

pemesanan sebanyak:

(7)

51900 = 9,86 dibulatkan menjadi 10 x pemesanan dalam 1 tahun.

5261,17

Dan 346 = 34,6 hari, dibulatkan menjadi 35 hari.

10

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma Ini berarti persediaan sebesar 5261,17 kg akan habis diproses selama

35 hari. Dengan demikian perusahaan harus melakukan pemesanan saat persediaan yang ada cukup beroperasi selama waktu menunggu hingga pemesanan yang baru tiba / lead time sebesar :

ROP = d x L + SS

= 150 kg x 5 hari + 1500 kg

= 2.250 kg / hari

Dari hasil perhitungan diatas dapat dianalisis bahwa pembelian bahan baku tepung

terigu untuk sekali pemesanan yang digunakan oleh usaha pembuatan roti joko

sebanyak 3.000 kg dengan biaya Rp 2.260.000 dan dalam setahun perusahaan

melakukan pemesanan selama 17x. Sedangkan apabila menggunakan metode

EOQ untuk sekali pemesanan sebesar 5261,17 kg hanya mengeluarkan biaya

sebesar Rp1.578.500 dengan frekuensi pembelian yaitu sebanyak 10x dalam satu

(8)

tahun.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

Kesimpulan

Hasil penelitian dapat membuktikan bahwa Intellectual Capital mempengaruhi Financial Performance perusahaan-perusahaan asuransi di Bursa Efek Jakarta. Pembahasan metode yang digunakan untuk menghitung Intellectual Capital diperlukan pengembangan penelitian lain dengan menggunakan metode yang berbeda. Konsep Intellectual Capital relatif baru, tidak hanya di Indonesia, tetapi dalam lingkungan bisnis global. Oleh karena itu negara maju telah menerapkan konsep bisnis tersebut. Masyarakat bisnis menghadapi masalah pengukuran Intellectual Capital yang sesuai sehingga hal itu membuat tantangan tersendiri bagi masyarakat ilmu pengetahuan. Dalam penekanan pola pikir tradisional, ilmu ekonomi hanya menitik beratkan dan membahas physical capital. Human Capital sebagai sumber utama dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mendukung produktivitas dan kegiatan ekonomi sering ditinggalakn.

Daftar Pustaka

Albert Sahrani dan Diana Wijaya,2003, Kamus Ekonomi, Uang ,dan Bank, Restu Agung, Jakarta.

Bambang Riyanto, 2003, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE UGM, Yogyakarta.

Darsono P dan Ari Purwanti, 2008, Penganggaran Perusahaan, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Hendra Kusuma, 2004, Manajemen Produksi, Edisi III, Andi, Yogyakarta.

Indriyo Gotosudarmo, 1999, Manajemen Operasi, BPFE UGM, Yogyakarta.

Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djoko Pranoto, 2003, Manajemen Persediaan, PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

www.pengundan .blogspot.com

www.praptapa.unsoed.net

www.staffsita.gunadarma.ac.id/arisbudi

(9)

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Gunadarma

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut melalui Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 62/Permenhut‐II/2007 ditetapkan bahwa kawasan taman nasional sekurang‐kurangnya terdiri dari zona inti, zona rimba

Laju infeksi yang tinggi pada kultivar Biru yang ditanam di lahan sawah Nganjuk pada musim hujan memperlihatkan bahwa perkembangan epidemi penyakit moler pada kultivar Biru

Berdasarkan potensi, peluang dan tantangan terkait konservasi jenis ramin, telah dilakukan penelitian konservasi ramin melalui penyediaan bibit stek ramin pada

Implikasi dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergantian CEO non-rutin seperti yang diungkapkan Wells (2002), menjelaskan CEO yang baru menjabat memiliki

Kerja sama dengan ormas.

Perbedaan antara pola aliran annular dan mist adalah adanya cairan yang mengalir sepanjang dinding pipa pada pola aliran annular. Pola aliran mist adalah pola aliran yang

Pengendalian biaya bahan baku adalah suatu cara untuk mengukur pelaksanaan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menghindari terjadinya pemborosan biaya bahan

Karyawan yang memiliki hubungan yang kurang baik dengan pemimpinnya akan menunjukkan kinerja yang rendah dan cenderung berkeinginan keluar dari pekerjaannya ( turnover